Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

KAJIAN PRAGMATIK

Disusun Oleh :

Nama : Andreas Nainggolan (20222112055)


Kelas : IIIB
Semester : Tiga (3)
Mata Kuliah : Pragmatik
Dosen Pengampuh : Dr. Achmad Wahidy, M.Pd.
Program Studi : Pend. Bahasa dan Sastra Indonesia

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA PALEMBANG
TAHUN AJARAN 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-
Nya, penulis bisa menyelesaikan makalah yang berjudul “Kajia Pragmatik”
Adapun penulisan ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas perkuliahan, namun kami
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kami memohon
maaf jika ada hal-hal yang kurang berkenan dan kami sangat mengharapkan kritik dan saran
yang membangun untuk menjadikan makalah ini lebih sempurna.
Selain itu kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penulisan makalah ini. Kami juga berharap dengan adanya makalah ini dapat menjadi
salah satu sumber literature atau sumber informasi pengetahuan bagi pembaca.
Untuk itu, perlu kiranya disajikan sebuah makalah yang berjudul ”Kajian Pragmatik” agar
dapat mengetahui lebih jelas tentang materi pragmatik secara maksimal.

Palembang, September 2023

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ……………………………………………………… i

DAFTAR ISI …………………………………………………………………. ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ……………………………………………………………. 1

1.2 Tujuan Penulisan………………………………………………………….. 1

1.3 Batasan masalah ………………………………………………………….. 1

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Semantik dalam arti luas dan sempit………………………………...2
2.2 Makna…............................................................................................. 3
2.3 Pragmatik secara umum ………………………………………………...... 4
2.4 Semantik dan Pragmatik………………………………………………….. 5

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan ………………………………………………………………. 7
3.2 Saran ……………………………………………………………………… 7

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………. …. 8


BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pragmatik adalah suatu ilmu bahasa yang dapat menganalisis suatu bahasa yang
dituturkan dan dapat menghasilkan makna dari setiap kalimat yang diucapkan ( Subyanto,
1992: 1). Perkembangan pragmatik berkembang karena adanya tingkat kesadaran para
ilmu bahasa untuk mengkaji pragmatik lebih dalam. Di dalam ilmu pragmatik, tidak
terlepas dari bahasa dan harus sesuai dengan konteks bahasa yang di maksud. Ketika
seseorang berkomunikasi ia juga harus melihat situasi saat berbicara dan serta unsur-
unsur yang terdapat dalam situasi tutur yang di lakukan saat berkomunikasi.

1.2 Tujuan Pembuatan Makalah

Dalam pembuatan makalah ini adapun tujuan yang akan kami capai adalah sebagai
berikut :
a. Memahami Semantik dalam arti luas dan sempit
b. Mengetahui Makna
c. Mengetahui Pragmatik secara umum
d. Memahami Semantik dan Pragmatik

1.3 Batasan Makalah

Dalam pembuatan makalah kami perlu untuk membatasi agar makalah yang kami
buat tidak terlalu luas maka kami membataskan makalah sebagai berikut :
a. Bagaimana Semantik dalam arti luas dan sempit?
b. Apa yang dimaksud Makna?
c. Bagaimana Pragmatik secara umum?
d. Apa perbedaan Semantik dan Pragmatik?
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Semantik dalam arti luas dan sempit


George (1964: 1) mengatakan bahwa semantik adalah telaah mengenai makna.
Semantik dapat dilihat dalam pengertian luas dan pengertian sempit.

Semantik dalam Arti Luas


Semantik dalam pengertian luas terbagi manjadi tiga pokok bahasan, yaitu:

1. Sintaksis, menelaah hubungan formal antara tanda-tanda satu sama lain.

2. Semantik, menelaah hubungan tanda-tanda dengan obyek yang merupakan wadah penerapan
tanda tersebut.

3. Pragmatik, menelaah hubungan tanda-tanda dengan para penafsir atau interperator.

Rudolf Carnap membagi lagi semantik pada dua bagian:

1. Semantik Deskriptif, merupakan penelitian empiris terhadap bahasa alamiah.

2. Semantik Murni, merupakaan telaah analisis terhadap bahasa buatan (artifical languages).

Semantik dalam Arti Sempit

Dalam pengertian sempit, semantik terdiri dari dua pokok bahasan:

1. Teori Referensi (Denotasi, Ekstensi)

2. Teori Makna (Konotasi, Intensi)

Semantik adalah telaah makna, yang menelaah lambang atau tanda yang menyatakan makna,
hubungan makna yang satu dengan yang lain dan pengaruhnya terhadap masyarakat. Kata
semantik berasal dari bahasa Yunani, yaitu semantickos ‘penting;berarti’ yang diturunkan
dari semainein ‘memperlihatkan; menyatakan’ yang berasal dari sema ‘tanda’ seperti pada
kata semaphore yang berarti ‘tiang sinyal yang digunakan sebagai tanda pada kereta api’.

2.2 Makna

Batasan atau arti kata makna

Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, makna yaitu; arti atau maksud. (Poerwadarminta,
1976: 624). Ogden dan Richards, dalam bukunya The Meaning of Meaning, menjelaskan
makna dengan panjang lebar.

1. Suatu sifat intrinsik.

2. Suatu hubungan khas yang tidak teranalisis dengan hal atau benda lain.

3. Suatu esensi, intisari, pokok.

Ragam Makna

Charles Carpenter Fries membagai makna atau meaning atas dua bagian, yaitu makna
linguistik dan makna sosial (kultural). Kemudian membagi makna linguistik itu menjadi dua
bagian, yakni makna leksikal dan makna struktural (Fries, 1959: 295).

Makna dapat dibedakan pula atas:

1. Makna referensial; suatu kata mengacu kepada suatu objek dalam alam semesta eksternal.

2. Makna presendensial (disebut juga makna umum atau makna tradisional); asosiasi kolektif
memungkinkan serta mengizinkan kebanyakan pembicara bercakap-cakap sepanjang waktu.

Heatherington membagi makna kedalam dua:

1. Makna leksikal, yang kemudian dibagi menjadi makna denotatif dan makna konotatif.

2. Makna leksikostruktural
Pengertian Sinonim

Kata sinonim berasal dari sin ‘sama’ atau ‘serupa’ dan kata onim ‘nama’ atau yang
bermakna. Sinonim adalah kata yang mengandung makna pusat yang sama tetapi berbeda
dalam nilai rasa. Atau sinonim adalah kata yang mempunyai denotasi yang sama tetapi
memiliki konotasi yang berbeda. Sinonim tidak hanya membantu menyampaikan gagasan
umum tetapi juga membantu melihat perbedaan yang jelas antara makna kata itu digunakan.
Sinonim memberikan kesempatan untuk mengekspresikan gagasan yang sama dalam
berbagai cara, walaupun konteks, latar, suasana hati, nada, secara keseluruhan dapat
mengendalikan pemilihan sinonim.

Pengertian Homonim

Homonim berasal Yunani, homos ‘sejenis’ atau ‘sama’ dan kata onoma ‘kata yang sama
bunyi tapi mengandung arti dan pengertian yang berbeda.

2.3 Pragmatik secara umum

Pragmatik merupakan salah satu cabang ilmu bahasa yang muncul dari pandangan
Charles Morris (1938) berkenaan dengan semiotika, yaitu ilmu yang mempelajari sistem
tanda atau lambang. Morris membagi semiotika ke dalam tiga bagian, yaitu sintaksis,
semantik, dan pragmatik. Sintaksis mempelajari hubungan antara lambang dengan lambang
lainnya. Semantik mempelajari hubungan antara lambang dengan objeknya. Sementara
pragmatik mengkaji hubungan lambang dengan penafsirannya (Darma, 2014: 73; Zamzani,
2007: 15--16). Pragmatik muncul sebagai usaha mengatasi kebuntuan semantik dalam
menginterpretasi makna kalimat.

Pragmatik berasal dari kata pragma dalam bahasa Yunani yang berarti ‘tindakan’
(action) (Seung, 1982: 38). Kajian pragmatik terkait langsung dengan fungsi utama bahasa,
yaitu sebagai alat komunikasi. Geoffrey Leech menyatakan bahwa kajian pemakaian bahasa
yang digunakan dalam berkomunikasi secara umum disebut pragmatik umum (1993: 15).

Apa yang dikemukan oleh Leech sejalan dengan pandangan Stephen C. Levinson
(dalam Zamzani, 2007: 16--19) yang menyatakan bahwa pragmatik merupakan kajian tentang
pemakaian bahasa. Levinson juga memberikan lima sudut pandang mengenai pragmatik
sebagai berikut.
Pertama, pragmatik dipandang sebagai kajian tentang hubungan bahasa dengan
konteks yang digramatikalisasikan atau yang dikodekan dalam struktur bahasa. Pandangan
tersebut menunjukkan adanya keterkaitan yang erat antara sintaksis dan pragmatik.

Kedua, pragmatik merupakan kajian aspek makna yang tidak tercakup atau
dimasukkan dalam teori semantik. Pragmatik dipandang memiliki hubungan dengan
semantik. Baik pragmatik maupun semantik kedua-duanya mengkaji tentang makna atau arti.

Ketiga, pragmatik merupakan kajian tentang hubungan antara bahasa dengan konteks
yang mendasari penjelasan pengertian atau pemahaman bahasa. Pandangan tersebut
menunjukkan adanya tiga aspek penting dalam kajian pragmatik, yaitu bahasa, konteks, dan
pemahaman. Pemahaman terkait dengan masalah makna pula.

Keempat, pragmatik merupakan kajian tentang kemampuan pemakai bahasa


mengaitkan dengan kalimat-kalimat dengan konteks yang sesuai atau cocok dengan kalimat
itu.

Kelima, pragmatik sebagai bidang ilmu mandiri. Pragmatik memiliki lima cabang
kajian, yaitu deiksis, implikatur, praanggapan, tindak tutur atau tidak bahasa, dan struktur
wacana

2.4 Semantik dan Pragmatik

Konsep semantik diperkenalkan pertama kali oleh seorang filolog Perancis bernama
Michel Breal pada tahun 1883. Menurut Chaer (2014: 2) Semantik (dari bahasa
Yunani: semantikos, memberikan tanda, penting, dari kata sema, tanda) adalah cabang
linguistik yang mempelajari arti/makna yang terkandung pada suatu bahasa, kode, atau jenis
representasi lain. Dengan kata lain, semantik adalah pembelajaran tentang makna. Semantik
biasanya dikaitkan dengan dua aspek lain: sintaksis, pembentukan simbol kompleks dari
simbol yang lebih sederhana, serta pragmatik, penggunaan praktis simbol oleh komunikasi
pada konteks tertentu. Salah satunya kaitan yang akan penulis paparkan adalah kaitan sematik
dan pragmatik.

Semantik pragmatik dua bidang yang berbeda namun saling melengkapi dan saling
behubungan satu sama lain. Menurut Wijana & Rohmadi (2010: 11) Semantik mengkaji
makna yang terikat dengan kaidah dan pragmatik terikat pada prinsip. Sematik
memperlakukan makna sebagai suatu hubungan yang melibatkan dua segi yaitu bentuk dan
makna, serta pragmatik memperlakukan makna sebagai suatu hubungan yang melibatkan tiga
segi yaitu bentuk, makna, dan konteks. Menurut Leech (dalam Susiati, 2020: 8) didalam
semantik makna didefinisikan hanya sebagai ungkapan-ungkapan dalam bahasa tertentu,
terpisah dari situasi, penutur dan penuturnya. Sedangkan dalam pragmatik makna memiliki
hubungan erat dengan situasi, penutur, dan unsur lain.

Sematik menelaah makna-makna satuan lingual dan mempelajari makna secara


internal atau makna yang bebas konteks. Sedangkan pragmatik mempelajari makna secara
eksternal yaitu makna yang terikat konteks. Contoh kata ‘bagus’ secara internal bermakna
(baik atau tidak buruk) seperti pada kalimat berikut: “prestasi kuliahnya yang sangat bagus
membuat ia mendapatkan beasiswa.” Namun secara eksternal jika ditinjau dari
penggunaannya, kata ‘bagus’ tidak selalu bermakna (baik atau tidak buruk). Seperti pada
contoh berikut:

Syahroni : “Bagimana ujian statistikmu?”

Annisa : “Wah, saya sedih pak, hanya dapat nilai 50 .”

Syahroni : “Bagus, besok jangan belajar, nonton drakor saja terus!”

Kata ‘bagus’ di atas tidak bermakna sebagaimana mestinya (baik atau tidak buruk).
Sehubungan dengan konteks dalam contoh di atas, kata ‘bagus’ digunakan untuk
(menyindir).

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa semantik dan pragmatik keduanya
menelaah makna. Meskipun demikian telaah makna yang ada pada ranah semantik berbeda
dengan telaah makna pada ranah pragmatik. Semantik merupakan displin ilmu bahasa yang
mengkaji makna satuan lingual, baik makna leksikal, dan gramatikal. Sedangkan pragmatik
merupakan cabang ilmu bahasa yang mempelajari struktur bahasa secara eksternal, yakni
bagaimana satuan kebahasaan digunakan dalam komunikasi.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Perkembangan pragmatik berkembang karena adanya tingkat kesadaran para ilmu


bahasa untuk men gkaji pragmatik lebih dalam. Di dalam ilmu pragmatik, tidak terlepas dari
bahasa dan harus sesuai dengan konteks bahasa yang di maksud. Ketika seseorang
berkomunikasi ia juga harus melihat situasi saat berbicara dan serta unsur-unsur yang
terdapat dalam situasi tutur yang di lakukan saat berkomunikasi. Pragmatik juga merupakan
ilmu bahasa yang mempelajari pemakaian bahasa yang dikaitkan dengan konteks
pemakaiannya. Makna bahasa tersebut dapat dimengerti bila diketahui konteksnya. Batasan
pragmatik adalah aturan-aturan pemakaian bahasa mengenai bentuk dan makna yang
dikaitkan dengan maksud pembicara, konteks, dan keadaan.

3.2 Saran

Saran yang bisa penulis berikan perlu adanya metode penelitian lebih lanjut
akan penjelasan kajian pragmatik. Peningkatan diskusi terhadap peneliti sebagai salah
satu cara memaksimalkan sistematika penulisan berkembang dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.literature.my.id/2018/11/memahami-semantik-secara-ringkas.html
https://badanbahasa.kemdikbud.go.id/artikel-detail/883/pragmatik-dalam-interpretasi-
sastra#:~:text=Ketiga%2C%20pragmatik%20merupakan%20kajian%20tentang,bahasa%2C
%20konteks%2C%20dan%20pemahaman.
https://mijil.id/t/hubungan-dan-perbandingan-semantik-pragmatik/4422

Anda mungkin juga menyukai