SPESIFIKASI TEKNIS
TAHUN ANGGARAN
2023
BAB I
JENIS PEKERJAAN
Adapun paket yang akan dilaksanakan adalah Pekerjaan “Pembangunan Visibilitas Geopark”
yang berlokasi di Kabupaten Bangli.
1. PENDAHULUAN
Kabupaten Bangli adalah sebuah kabupaten di Provinsi Bali, Indonesia. Kondisi Daerah
Kabupaten Bangli, Luas Wilayah 520.810.000 M² (52.081 Ha), sebelah Utara berbatasan
dengan Kabupaten Buleleng, sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Karangasem,
sebelah Selatan berbatasan Kabupaten Klungkung dan sebelah Barat berbatasan dengan
Kabupaten Gianyar dan Kabupaten Badung, memiliki sejumlah 68 Desa dan 4 Kelurahan
yang terbagi kedalam 4 Kecamatan : Kecamatan Bangli, Kecamatan Susut, Kecamatan
Kintamani dan Kecamatan Tembuku. Topografi wilayah berada pada ketinggian antara 100
s/d 2152 meter dengan puncak tertinggi terletak pada puncak penulisan kintamani. Adapun
batas administrasi Kabupaten Bangli adalah sebagai berikut :
• Bagian Utara : Kabupaten Buleleng
• Bagian Timur : Kabupaten Karangasem
• Bagian Selatan : Kabupaten Klungkung
• Bagian Barat : Kabupaten Gianyar dan Kabupaten Badung.
Di Kab. Bangli terdapat icon pariwisata yang dikenal dengan Geopark atau taman Bumi Batur.
Geopark atau taman Bumi Batur tersebut tidak hanya berhubungan dengan geologi saja tetapi
juga punya keterkaitan dengan arkeologi, ekologi, sejarah dan budaya. Batur Global Geopark
melengkapi pariwisata Banngli sebagai yang menarik untuk destinasi pariwisata. Semua unsur
tersebut terasa lengkap di kawasan Batur ini sehingga memang layak ditetapkan sebagai
kawasan Geopark dunia. Batur Global Geopark menjadi situs warisan geologi dan ditetapkan
menjadi kawasan perlindungan..
Kawasan yang diajukan sebagai geopark dunia, sebelumnya harus menjadi geopark nasional
terlebih dahulu, di Indonesia sendiri sementara ini memiliki dua buah geopark global, setelah
gunung Batur yang ditetapkan pada 20 September 2012, berikutnya adalah gunung Sewu yang
terletak di 3 wilayah yaitu Yogyakarta Jawa Tengah dan Jawa Timur ditetapkan dalam jajaran
Global Geopark Network pada tanggal 19 September 2015.
Batur Global Geopark memang sebuah taman bumi yang sudah dikenal banyak orang di Bali
dan juga wisatawan sebelum kawasan ini masuk dalam jajaran Global Geopark Network,
kawasan yang masuk wilayah Kecamatan Kintamani di Kabupaten Bangli ini, sangat populer
karena alam indah yang disuguhkan.
Pemandangan indah danau bulan sabit serta gunung Batur yang terletak di tengah-tengah
kendara, menjadi tujuan utama wisatawan untuk datang menyaksikan keindahannya, termasuk
juga lava hitam di kawasan ini. Wisatawan bisa menikmati pemandangan tersebut dengan lebih
maksimal dari tepi kaldera di desa Penelokan Kintamani.
Gunung Batur memiliki ketinggian 1.717 meter di atas permukaan laut, kaldera yang sangat
luas dan danau bulan sabitnya menyuguhkan pemandangan alam spektakuler. Kaldera dari
gunung Batur ini terbentuk karena letusan dahsyat sekitar puluhan ribu tahun yang lalu.
Gunung Batur masuk dalam rangkaian dari ‘Ring of Fire‘ Pasifik (Cincin Api Pasifik) karena
merupakan salah satu gunung berapi paling aktif sampai sekarang ini, gunung ini sampai tahun
2017 ini tercatat sudah 26 kali meletus.
Penetapan Kawasan Gunung Batur termasuk danaunya yang indah menjadi taman bumi dunia
atau Global Geopark Network, tentunya sejumlah manfaat bisa didapatkan oleh tempat tersebut
seperti promosi yang dilakukan oleh badan dunia UNESCO tanpa perlu mengeluarkan biaya.
Dengan begitu diharapkan kunjungan wisatawan ke kawasan objek wisata Kintamani ini
semakin meningkat karena akan lebih dikenal lagi oleh masyarakat internasional, tempat
tersebut bisa menjadi tempat penelitian, pendidikan dan juga konservasi.
Penetapan Batur sebagai Global Geopark, diharapkan juga bisa memberikan dampak positif
kepada alam agar dijaga kelestariannya termasuk juga dampak yang baik kepada perekonomian
penduduk sekitarnya.
Untuk menjaga kesinambungan dan juga evaluasi kawasan geopark, maka Kab. Bangli akan
membangun / merestorasi sarana prasarana penunjang pariwisata, salah satunya adalah
Pembangunan Visibilitas Geopark.
Di Kab. Bangli sendiri, Pembangunan Visibilitas Geopark merupakan salah satu cara untuk
mengubah wajah dan citra Kab. Bangli yang merupakan salah satu icon pariwisata di Provisinsi
Bali. Sehingga dengan pembangunan ini maka diharapkan akan menaikan citra pariwisata Kab.
Bangli, hal ini tentu sesuai dengan misi ke 6 Kab. Bangli yaitu “Mengembangkan pariwisata dan
ekonomi kreatif yang berkualitas, berdaya saing dan berkelanjutan berbasis budaya.”
Sehubungan dengan hal diatas maka Pemerintah Kabupaten Bangli akan melaksanakan
Pekerjaan Pembangunan Visibilitas Geopark dengan pagu dana Rp. 1.250.000.000,00 (Satu
Milyar Dua Ratus Lima Puluh Lima Juta Rupiah) yang bersumber dari Dana DAK Fisik –
Bidang Pariwisata – Penugasan untuk Pembangunan Visibilitas Geopark yang dituangkan
ke dalam Dana APBD Kabupaten Bangli Tahun Anggaran 2023, Kode Rekening :
3.26.02.2.03.04.5.2.03.04.01.0001 dengan nilai total HPS sebesar : Rp.
1.249.995.000,00 (Satu Milyar Dua Ratus Empat Puluh Sembilan Juta Sembilan Ratus
Sembilan Puluh Lima Ribu Rupiah).
Pekerjaan Pembangunan Visibilitas Geopark harus memperhatikan aspek kemampuan
keuangan daerah membutuhkan penyedia jasa yang berbadan usaha. Peserta yang berbadan
usaha harus memiliki perizinan berusaha di bidang Jasa Konstruksi, berupa :
a. Memiliki Nomor lnduk Berusaha (NlB) KBLI 41019 dan Sertifikat Standar
terverifikasi untuk Badan Usaha yang memiliki SBU KBLI 2020);
b. Dalam hal Sertifikat Standar belum terverifikasi, peserta menyampaikan NlB,
Sertifikat Standar belum terverifikasi dan tangkapan layar laman OSS yang
mencantumkan bahwa Sertifikat Standar sedang menunggu verifikasi;
c. Memiliki Nomor lnduk Berusaha (NlB) KBLI 41019 dan SBU yang masih berlaku
(untuk Badan Usaha yang memiliki SBU KBLI 2015/2017); atau
d. Memiliki IUJK/IUJK OSS yang masih berlaku (untuk Badan Usaha yang memiliki
SBU KBLI 2015/2017).
Memiliki Sertifikat Badan Usaha (SBU) dengan Kualifikasi Usaha Kecil, serta disyaratkan Sub
Bidang Klasifikasi/Layanan BG009 Jasa Pelaksana Konstruksi Bangunan Gedung Lainnya
sesuai KBLI 2015/2017 atau BG009 Konstruksi Gedung Lainnya sesuai KBLI 2020.
Tingkat resiko Keselamatan Konstruksi pada pekerjaan ini adalah Tingkat Resiko Kecil. Setiap
pekerja dan pelaksanaan Pekerjaan harus selalu menggunakan metode kerja dan menggunakan
Keselamatan Konstruksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku dalam spesifikasi teknis sehingga
diharapkan sepanjang pelaksanaan pekerjaan tidak terjadi kecelakaan kerja. Dalam melakukan
pekerjaan Rekonstruksi/Peningkatan Jalan harus memenuhi Kriteria Dasar Perencanaan Teknis
berikut ini :
a. Kekuatan Unsur Struktural dan Stabilitas Keseluruhan
Setiap unsur harus mempunyai kekuatan memadai untuk menahan beban batas ultimate
dan struktur sebagai kesatuan dari setiap unsur harus stabil pada pembebanan tersebut.
b. Kelayanan Struktur
Struktur harus berada dalam keadaaan layanan pada beban batasan kelayanan. Hal ini
berarti bahwa struktur tidak boleh mengalami retakan, lendutan atau getaran sedikitpun
rupa sehingga masyarakat menjadi khawatir atau menjadi tidak layak untuk digunakan.
c. Kesesuaian
Tipe struktur yang dipilih harus sesuai dengan lingkungan, kondisi alam dan lokasi
kegiatan.
d. Kemudahan Pelaksanaan
Konstruksi harus mudah dilaksanakan sesuai dengan metode konstruksi yang tersedia,
sehingga metode yang sulit dilaksanakan dapat menyebabkan keterlambatan dan
peningkatan biaya.
e. Ekonomis
Rencana termurah yang sesuai dengan pendanaan dan faktor – faktor utama lainnya
adalah yang umumnya terpilih. Penekanan harus diberikan pada biaya umur total
struktur yang mencakup biaya, pemeliharaan dan pembangunan.
f. Bentuk Estetika
Tampilan bangunan harus menyatu dengan alam sekitarnya dan menyenangkan untuk
dilihat. Biasanya semakin tinggi nilai estetika semakin tinggi biaya yang akan
dipergunakan.
g. Dalam pembahasan ini yang akan dikembangkan adalah Pekerjaan Pembangunan
Visibilitas Geopark.
Bangli merupakan salah satu Kabupaten yang berada di Provinsi Bali yang tidak berbatasan
dengan area pantai karena berada tepat ditengah tengah pulau Bali. Namun Kabupaten Bangli
memiliki keindahan alam yang tidak kalah dengan kabupaten lainnya, keindahan gunung,
danau, dan desa wisata menjadi destinasi wisata yang menarik di Kabupaten Bangli. Kintamani
merupakan salah satu ikon Kabupaten Bangli, memiliki keindahan gunung, dan juga danau
yang memanjakan mata para pengunjungnya.
Peraturan Daerah Propinsi Bali Nomor 16 Tahun 2009, tentang rencana tata ruang wilayah
Propinsi Bali tahun 2009 – 2029, yang menetapkan daerah tersebut sebagai kawasan strategis
Daerah Tujuan Wisata Khusus (DTWK). Hal ini juga berdampak terhadap jumlah kunjungan
wisatawan yang selalu mengalami peningkatan. Namun semenjak wabah Covid-19 melanda,
penurunan dan krisis pariwisata tidak hanya menimpa bali namun Kabupaten Bangli secara
spesifik. Sehingga dengan kebangkitan pariwisata pasca covid-19 ini, perlu dilakukan strategi
khusus untuk meningkatkan kunjungan wisata yang nantinya berdampak terhadap pendapatan
daerah. Salah satu strateginya adalah peningkatan prasarana pariwisata.
Selain dilakukan restorasi beberapa sarana dan prasarana pariwisata, Pemerintah Kabupaten
Bangli yang juga memiliki potensi hiking/mendaki karena keberadaan Gunung Batur dan
Gunung Abang yang berada di Kawasan Kintamani, yang harapannya selain dapat menjadi
wadah informasi dan manajemen bisnis yang baik untuk destinasi hiking namun juga dapat
menjadi destinasi wisata baru yang dapat menarik pengunjung. Sehubungan dengan hal
tersebut diatas, maka Pemerintah Kabupaten Bangli telah mengalokasikan dana untuk pekerjaan
Pembangunan Visibilitas Geopark.
Dalam melakukan pekerjaan Penataan Pedestrian harus memenuhi Kriteria Dasar Perencanaan
Teknis berikut ini :
a. Kekuatan Unsur Struktural dan Stabilitas Keseluruhan
Setiap unsur harus mempunyai kekuatan memadai untuk menahan beban batas ultimate
dan struktur sebagai kesatuan dari setiap unsur harus stabil pada pembebanan tersebut.
b. Kelayanan Struktur
Struktur harus berada dalam keadaaan layanan pada beban batasan kelayanan. Hal ini
berarti bahwa struktur tidak boleh mengalami retakan, lendutan atau getaran sedikitpun
rupa sehingga masyarakat menjadi khawatir atau menjadi tidak layak untuk digunakan.
c. Kesesuaian
Tipe struktur yang dipilih harus sesuai dengan lingkungan, kondisi alam dan lokasi
kegiatan.
d. Kemudahan Pelaksanaan
Konstruksi harus mudah dilaksanakan sesuai dengan metode konstruksi yang tersedia,
sehingga metode yang sulit dilaksanakan dapat menyebabkan keterlambatan dan
peningkatan biaya.
e. Ekonomis
Rencana termurah yang sesuai dengan pendanaan dan faktor – faktor utama lainnya
adalah yang umumnya terpilih. Penekanan harus diberikan pada biaya umur total struktur
yang mencakup biaya, pemeliharaan dan pembangunan.
f. Bentuk Estetika
Pedestrian harus menyatu dengan alam sekitarnya dan menyenangkan untuk dilihat.
Biasanya semakin tinggi nilai estetika semakin tinggi biaya yang akan dipergunakan
2. PERATURAN-PERATURAN TEKNIS
Dalam pelaksanaan pekerjaan, bila tidak ditentukan dalam Spesifikasi Teknis ini, maka akan
berlaku dan mengikat peraturan- peraturan di bawah ini, termasuk segala perubahan dan
tambahannya, yaitu:
1. Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 tahun 2022
Tentang Cipta Kerja;
2. Undang-Undang Nomor 3 tahun 2014 tentang Perindustrian
3. Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 14 Tahun 2021 tentang Perubahan atas Peraturan
Pemerintah Nomor 22 Tahun 2020 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang
Nomor 2 Tahun 2017 Tentang Jasa Konstruksi;
4. Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 16 Tahun 2021 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-
Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung;
5. Peraturan Pemerintah (PP) No. 5 Tahun 2021 Tentang Penyelenggaraan Perizinan Berusaha
Berbasis Risiko;
6. Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 28 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Bidang
Perindustrian;
7. Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang /
Jasa Pemerintah sebagaimana telah diubah pada peraturan presiden republic indnesia
nomor 12 tahun 2021 tentang perubahan atas Peraturan Presiden Republik Indonesia No.
16 Tahun 2018.
8. Instruksi Presiden (INPRES) Nomor 2 Tahun 2022 tentang Percepatan Peningkatan
Penggunaan Produk Dalam Negeri dan Produk Usaha Mikro, Usaha Kecil, dan Koperasi
Dalam Rangka Menyukseskan Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia pada
Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
9. Peraturan Lembaga Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Republik Indonesia Nomor 12
Tahun 2021 Tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Melalui
Penyedia;
10. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 524/KPTS/M/2022
tentang Besaran Remunerasi Minimal Tenaga Kerja Konstruksi Pada Jenjang Jabatan Ahli
Untuk Layanan Jasa Konsultansi Konstruksi;
11. Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2017 Tentang Jasa Konstruksi;
Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 14 Tahun 2021 tentang Perubahan atas Peraturan
Pemerintah Nomor 22 Tahun 2020 tentang
12. Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 16 Tahun 2021 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-
Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung;
13. Peraturan Pemerintah (PP) No. 5 Tahun 2021 Tentang Penyelenggaraan Perizinan Berusaha
Berbasis Risiko;
14. Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 28 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Bidang
Perindustrian;
15. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat Nomor 14 Tahun 2020
tentang Standar dan Pedoman Pengadaan Jasa Konstruksi Melalui Penyedia;
16. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 2 Tahun 2020
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat tentang Perubahan Kedua atas
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 05/PRT/M/2016
tentang Izin Mendirikan Bangunan Gedung;
17. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia Nomor 3
Tahun 2020 Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat Nomor 27/PRT/M/2018 tentang Sertifikat Laik Fungsi Bangunan Gedung;
18. Instruksi Menteri PUPR Nomor: 02/IN/M/2020 tentang Protokol Pencegahan Penyebaran
Corona Virus Disease 2019 (COVID-2019) dalam Penyelenggaraan Jasa Konstruksi;
19. Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 12 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah;
20. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No. 22/PRT/M/2018 tanggal
14 September 2018 tentang Pembangunan Bangunan Gedung Negara;
21. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No. 14/PRT/M/2017 tentang
Persyaratan Kemudahan Bangunan Gedung;
22. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 29/PRT/M/2006 tentang Pedoman Persyaratan
Teknis Bangunan Gedung;
23. Peraturan Gubernur Bali Nomor 22 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Kebijakan Jasa
Konstruksi di Bali;
24. Keputusan Gubernur Bali No. 790/03-M/HK/2022, Tentang Upah Minimum
Kabupaten/Kota Tahun 2022;
25. Perda Kabupaten Bangli Nomor 7 tahun 2015 tentang Bangunan Gedung;
26. Standar Nasional Indonesia tentang Bangunan Gedung serta standar teknis yang terkait;
27. Peraturan umum Pemeriksaan Bahan-bahan Bangunan (PUPB NI-3/56);
28. Standar Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Bangunan Gedung SNI 1726-2019;
29. Tata Cara Perencanaan Struktur Baja untuk Bangunan Gedung SNI 03-1729-2020;
30. Pedoman Perencanaan Pembebanan untuk Rumah dan Gedung SKBI-1.3.53.1987;
31. Persyaratan Beton Struktural untuk bangunan Gedung (SNI 2847:2019) SNI-SNI tentang
Bangunan Gedung serta standar teknis terkait;
32. SNI Pasar Rakyat Nomor 8152:2021
33. Persyaratan Beton Struktural untuk bangunan Gedung (SNI2847:2013) SNI-SNI tentang
Bangunan Gedung serta standar teknis terkait.
5. SASARAN
Sasaran umum Pekerjaan Pembangunan Pembangunan Visibilitas Geopark ini adalah untuk :
1. Melaksanakan pekerjaan Belanja Jasa Kerjasama Pihak Ketiga/Jasa Pembangunan Visibilitas
Geopark sedemikian rupa sehingga tercapai terwujudnya desain yang optimal.
2. Tersedianya gambar teknis yang memenuhi syarat kelengkapan pelaksanaan pekerjaan
3. Tersedianya dokumen spesifikasi teknis sebagai pendukung spesifikasi konstruksi yang
dibutuhkan pada pelaksanaan pekerjaan
4. Tercapainya penyelesaian penanganan masalah dan koordinasi dengan pihak – pihak yang
terkait
5. Tersedianya perhitungan anggaran biaya yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan
peningkatan ruas jalan yang telah ditetapkan.
7. DOKUMEN KONTRAK
1) Dokumen Kontrak yang harus dipatuhi oleh Penyedia Jasa terdiri atas :
a. Surat Perjanjian Pekerjaan
b. Surat Penawaran Harga dan Perincian Penawaran
c. Gambar Kerja
d. Spesifikasi Teknis
e. Addenda yang disampaikan oleh Pengawas Lapangan selama masa pelaksanaan
2) Penyedia Jasa wajib untuk meneliti gambar-gambar, spesifikasi teknis dan dokumen
kontrak lainnya yang berhubungan. Apabila terdapat perbedaan/ketidak-sesuaian antara
spesifikasi teknis dan gambar-gambar pelaksanaan, atau antara gambar satu dengan
lainnya, Penyedia Jasa wajib untuk memberitahukan/melaporkannya kepada Pengawas
Lapangan.
Persyaratan teknik pada gambar dan spesifikasi teknis yang harus diikuti adalah :
a. Bila terdapat perbedaan antara gambar rencana dengan gambar detail, maka gambar
detail yang diikuti.
b. Bila skala gambar tidak sesuai dengan angka ukuran, maka ukuran dengan angka yang
diikuti, kecuali bila terjadi kesalahan penulisan angka tersebut yang jelas akan
menyebabkan ketidaksempurnaan/ketidaksesuaian konstruksi, harus mendapatkan
keputusan Konsultan Pengawas lebih dahulu.
c. Bila tedapat perbedaan antara spesifikasi teknis dan gambar, maka spesifikasi teknis
yang diikuti kecuali bila hal tersebut terjadi karena kesalahan penulisan, yang jelas
mengakibatkan kerusakan/kelemahan konstruksi, harus mendapatkan keputusan
Konsultan Pengawas.
d. spesifikasi teknis dan gambar saling melengkapi bila di dalam gambar menyebutkan
lengkap sedang spesifikasi teknis tidak, maka gambar yang harus diikuti demikian juga
sebaliknya.
e. Yang dimaksud dengan spesifikasi teknis dan gambar di atas adalah spesifikasi teknis
dan gambar setelah mendapatkan perubahan/penyempurnaan di dalam berita acara
penjelasan pekerjaan.
Bila akibat kekurangtelitian Penyedia Jasa Pelaksana dalam melakukan pelaksanan
pekerjaan, terjadi ketidaksempurnaan konstruksi atau kegagalan struktur bangunan,
maka Penyedia Jasa Pelaksana harus melaksanakan pembongkaran terhadap konstruksi
yang sudah dilaksanakan tersebut dan memperbaiki/melaksanakannya kembali setelah
memperoleh keputusan Konsultan Pengawas tanpa ganti rugi apapun dari pihak-pihak
lain.
BAB II
PENJELASAN UMUM
1. URAIAN UMUM
1.1. PEKERJAAN
1) Pekerjaan Pembangunan Visibilitas Geopark
2) Istilah “Pekerjaan” mencakup penyediaan semua tenaga kerja (tenaga ahli, tukang,
buruh dan lainnya), bahan bangunan dan peralatan/perlengkapan yang diperlukan
dalam pelaksanaan pekerjaan termaksud.
3) Pekerjaan harus diselesaikan seperti yang dimaksud dalam Spesifikasi Teknis,
Gambar – gambar Rencana, Berita Acara Rapat Penjelasan Pekerjaan serta
Addendum yang disampaikan selama pelaksanaan.
2. LINGKUP PEKERJAAN
2.1. KETERANGAN UMUM
1) Pekerjaan ini adalah Pembangunan Visibilitas Geopark tersebut secara umum meliputi
pekerjaan standar maupun non standar.
2) Secara teknis, pekerjaan ini mencakup keseluruhan proses pembangunan dari
persiapan sampai dengan pembersihan/pemberesan halaman, dan dilanjutkan
dengan masa pemeliharaan.
•
3. PEKERJAAN PERSIAPAN
3.1. SITUASI/LOKASI
1) Lokasi proyek adalah di Kawasan Global Geopark Batur Kec. Kintamani, Kab. Bangli.
Lokasi proyek akan diserahkan kepada Kontraktor sebagaimana keadaannya waktu
Rapat Penjelasan. Kontraktor hendaknya mengadakan penelitian dengan seksama
mengenai kondisi dari lokasi proyek tersebut.
2) Kekurang-telitian atau kelalaian dalam mengevaluasi keadaan lapangan, sepenuhnya
menjadi tanggung jawab Kontraktor dan tidak dapat dijadikan alasan untuk mengajukan
klaim/tuntutan.
1. PEKERJAAN TANAH
1.1. PEMBERSIHAN HALAMAN
1) Semua penghalang di dalam batas tanah yang menghalangi jalannya pekerjaan
seperti adanya pepohonan, batu-batuan atau puing-puing bekas bangunan harus
dibongkar dan dibersihkan serta dipindahkan dari lokasi bangunan kecuali barang-
barang yang ditentukan harus dilindungi agar tetap utuh.
2) Pelaksanaan pembongkaran harus dilakukan dengan sebaik-baiknya untuk
menghindarkan bangunan yang berdekatan dari kerusakan. Bahan-bahan bekas
bongkaran tidak diperkenankan untuk dipergunakan kembali dan harus diangkut
keluar dari halaman proyek.
3) Segala kerusakan akibat pembongkaran atau pembersihan halaman menjadi
tanggung jawab dari penyedia jasa untuk mengembalikan kondisi kerusakan seperti
semula.
2. PEKERJAAN BETON
1.1. KETERANGAN
Pekerjaan ini termasuk pengadaan, pembuatan, dan pengadaan tenaga ahli, baik testing
maupun kualitas harus sesuai dengan ketentuan spesifikasi teknis. Pekerjaan ini terkait
Pondasi Bored Pile Dia. 30 cm, f’c 26,4Mpa Pekerjaan beton dalam pelaksanaan harus
memenuhi persyaratan yang termuat dalam PBI NI.2. Baik mengenai material koral, pasir,
semen dan baja maupun pelaksanaannya.
b) BAHAN-BAHAN
Sedapat mungkin, semua bahan dan ketenagaan harus disesuaikan dengan peraturan-
peraturan Indonesia.
1) Semen
a) Mutu semen
- Semen Gresik
- Di dalam syarat pelaksanaan pekerjaan beton harus dicantumkan
dengan jelas jenis semen yang boleh dipakai dan jenis semen ini harus
sesuai dengan jenis semen yang digunakan dalam ketentuan persyaratan
mutu, semen yang digunakan adalah semen gersik.
b) Penyimpanan Semen
- Penyimpanan semen harus dilaksanakan dalam tempat penyimpanan
dan dijaga agar semen tidak lembab, dengan lantai terangkat bebas dari
tanah dan ditumpuk sesuai dengan syarat penumpukan semen dan
menurut urutan pengiriman. Semen yang telah rusak karena terlalu
lama disimpan sehingga mengeras ataupun tercampur bahan lain, tidak
boleh dipergunakan dan harus disingkirkan dari tempat pekerjaan.
Semen harus dalam zak-zak yang utuh dan terlindung baik terhadap
pengaruh cuaca, dengan ventilasi secukupnya dan dipergunakan sesuai
dengan urutan pengiriman. Semen yang telah disimpan lebih 60 hari
tidak boleh digunakan untuk pekerjaan.
- Curah semen harus disimpan di dalam konstruksi silo secara tepat untuk
melindungi terhadap penggumpalan semen dalam penyimpanan.
- Semua semen harus baru, bila dikirim setiap pengiriman harus disertai
dengan sertifikat test dari pabrik.
- Semen harus diukur terhadap berat untuk kesalahan tidak lebih dari 2,5
%.
- "Kontraktor" harus hanya memakai satu merek dari semen yang telah
disetujui untuk seluruh pekerjaan. "Kontraktor" tidak boleh mengganti
merk semen selama pelaksanaan dari pekerjaan, kecuali dengan
persetujuan tertulis dari Direksi Lapangan.
2) Agregat
Agregat untuk beton harus memenuhi ketentuan dan persyaratan dari SII 0052-80
"Mutu dan Cara Uji Agregat Beton" dan bila tidak tercakup dalam SII 0052-80, maka
harus memenuhi spesifikasi agregat untuk beton.
a) Agregat halus (Pasir)
- Mutu pasir untuk pekerjaan beton harus terdiri dari : butir-butir tajam,
keras, bersih, dan tidak mengandung lumpur dan bahan-bahan organis.
- Agregat halus harus terdiri dari distribusi ukuran partikel-partikel
seperti yang ditentukan di pasal 3.5. dari NI-2. PBI '71.
- Agregat halus tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5 %
(ditentukan terhadap berat kering). Yang diartikan dengan lumpur
adalah bagian-bagian yang dapat melalui ayakan 0.063 mm. Apabila
kadar lumpur melampaui 5 %, maka agregat halus harus dicuci. Sesuai
PBI'71 bab 3.3. atau SII 0051-82.
- Ukuran butir-butir agregat halus, sisa di atas ayakan 4 mm harus
minimum 2 % berat; sisa di atas ayakan 2 mm harus minimum 10 %
berat; sisa di atas ayakan 0,25 mm harus berkisar antara 80 % dan 90 %
berat.
- Pasir laut tidak boleh dipakai sebagai agregat halus untuk semua mutu
beton.
- Penyimpanan pasir harus sedemikian rupa sehingga terlindung dari
pengotoran oleh bahan-bahan lain.
b) Agregat Kasar (Kerikil dan Batu Pecah)
- Yang dimaksud dengan agregat kasar yaitu kerikil hasil desintegrasi
alami dari batu-batuan atau batu pecah yang diperoleh dari pemecahan
batu, dengan besar butir lebih dari 5 mm sesuai PBI 71 bab 3.4.
- Mutu koral : butir-butir keras, bersih dan tidak berpori, batu pecah
jumlah butir-butir pipih maksimum 20 % bersih, tidak mengandug zat-
zat alkali, bersifat kekal, tidak pecah atau hancur oleh pengaruh cuaca.
- Tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1 % (terhadap berat kering)
yang diartikan lumpur adalah bagian-bagian yang melalui ayakan 0.063
mm apabila kadar lumpur melalui 1 % maka agregat kasar harus dicuci.
- Tidak boleh mengandung zat-zat yang reaktif alkali yang dapat merusak
beton.
- Ukuran butir : sisa di atas ayakan 31,5 mm, harus 0 % berat; sisa di atas
ayakan 4 mm, harus berkisar antara 90 % dan 98 %, selisih antara sisa-
sisa kumulatif di atas dua ayakan yang berurutan, adalah maksimum 60
% dan minimum 10 % berat.
Kekerasan butir-butir agregat kasar diperiksa dengan bejana penguji dari
Rudeloff dengan beban penguji 20 t, harus memenuhi syarat-syarat sebagai
berikut :
- tidak terjadi pembubukan sampai fraksi 9.5 - 19 mm lebih dari 24 %
berat
- tidak terjadi pembubukan sampai fraksi 19-30 mm lebih dari 22 % atau
dengan mesin pengaus Los Angeles, tidak boleh terjadi kehilangan berat
lebih dari 50 % sesuai SII 0087-75, atau PBI-71
Penyimpanan kerikil atau batu pecah harus sedemikian rupa agar terlindung
dari pengotoran bahan-bahan lain.
c) Air
Air untuk pembuatan dan perawatan beton harus bersih, tidak boleh
mengandung minyak, asam alkali, garam-garam, bahan organis atau bahan-
bahan lain yang dapat merusak beton serta baja tulangan atau jaringan kawat
baja. Untuk mendapatkan kepastian kelayakan air yang akan dipergunakan,
maka air harus diteliti pada laboratorium yang disetujui oleh Direksi
Lapangan.
d) Bahan Campuran Tambahan (Admixture)
Admixture harus disimpan dan dilindungi untuk menjaga kerusakan dari
container. Admixture harus sesuai dengan ACI 212.2R-71 dan ACI 212 2R-
64. Segala macam admixture yang akan digunakan dalam pekerjaan harus
disetujui oleh Direksi Lapangan. Admixture yang mengandung chloride atau
nitrat tidak boleh dipakai.
e) Mutu dan Konsistensi dari Beton
Kekuatan ultimate tekan beton silinder 150 mm X 300 mm umur 28 hari,
kecuali ditentukan lain, harus seperti berikut :
Semua pelat, balok, pile-cap : 26,4 Mpa
Semua kolom dan dinding beton : 26,4 Mpa
Untuk semua beton non-struktural seperti lantai kerja dan sebagainya : Beton
Klas – Bo
Apabila terdapat beton dilatasi maka perlu adanya bahan tambahan sebagai
material yang dibutuhkan diantaranya :
- Pek. Pas. Plat Besi T = 12 mm
- Pek. Pas. Chemical Bold 3Ø16mm - 150
- Pek. Cat Meni Besi
f) Penghentian pengecoran plat pada daerah yang langsung bersentuhan dengan
permukaan tanah atau yang langsung bersentuhan dengan air harus
menggunakan waterbar PVC Fleksibel Sika Type 020
1.2.4. Peralatan
Concrete mixer
1.2.5. Personil
Pelaksana, petugas K3
a. PROSEDUR UMUM
1) Mock- Ups dan Contoh Bahan.
Sebelum pengadaan bahan, Kontraktor harus menyerahkan contoh bahan lengkap
kepada Pengawas Lapangan untuk diperiksa dan disetujui.
Kontraktor harus membuat mock – up beserta bahan – bahan lain yang berkaitan
untuk diperiksa dan disetujui oleh Pengawas Lapangan.
Biaya pengadaan contoh menjadi tanggung jawab Kontraktor sepenuhnya.
2) Gambar Detail Pelaksanaan.
Kontraktor harus membuat dan menyerahkan Gambar Detail Pelaksanaan kepada
Pengawas Lapangan, untuk diperiksa dan disetujui. Gambar Detail Pelaksanaan
harus mencakup dimensi, tata letak, tipe, cara pemasangan dan detail lain yang
diperlukan.
3) Pengiriman dan Penyimpanan.
Batu harus dijaga terhadap cuaca, suhu, kelembaban dan kerusakan fisik serta
disimpan dalam gudang. Bahan-bahan yang didatangkan harus dalam keadaan baik,
bebas dari segala cacat, dan dilengkapi dengan label dan data teknis.
b. BAHAN – BAHAN
1) Batu Candi Hitam
Kualitas fisik batu yang disarankan adalah sesuai standar nasional yang berlaku.
Ukuran batu hitam menyesuaikan dengan gambar kerja. Kualitas fisik batu yang
disarankan adalah sesuai standar nasional yang berlaku dan merupakan produk di
daerah setempat.
2) Adukan, Pasir dan Grouting.
Adukan
Adukan terdiri dari campuran semen, pasir dan air yang diberi bahan tambahan
penguat dalam jumlah penggunaan sesuai petunjuk dari pabrik pembuat. Bahan-
bahan adukan dan bahan-bahan tambahan harus memenuhi ketentuan Spesifikasi
Teknis. Adukan perekat khusus untuk memasang Batu andesit, jika ditunjukkan
dalam Gambar Kerja atau sesuai petunjuk pengawas lapangan, harus memenuhi
ketentuan AS 2356, ANSI 118.1, 118.4 dan BS 5385, seperti Lemkra FK 101 dan
Lemkra FK 103 (khusus daerah basah), AM 30 Mortarflex, ASA Fixall.
Pasir
Sesuai dengan standar ASTM C144 atau standar nasional yang berlaku.
Mortar dan Grouting
Non staining sesuai dengan standar ASTM C270 atau Spesifikasi Teknis.
c. PELAKSANAAN PEKERJAAN
1) Persiapan.
Batu alam harus benar – benar bersih sebelum dipasang dengan dicuci
menggunakan sikat plastik serta air bersih.
Pekerjaan atau instalasi lain yang terkait dalam pekerjaan pemasangan batu alam ini
harus dipelajari terlebih dahulu serta di-marking sesuai dengan gambar
pelaksanaan
2) Pemasangan.
Batu alam harus dipasang oleh tukang yang ahli serta apabila diperlukan batu alam
dapat dipotong di lapangan dengan menggunakan mesin pemotong.
Toleransi pemasangan antar batu alam pada dinding tidak lebih dari 9 mm untuk
setiap 6 m tinggi pasangan.
Alat yang dibutuhkan dalam pekerjaan ini adalah cangkul, ember, sekop, cetok,
roskam, waterpas, untung unting, grinda.
d. Peralatan
Concrete mixer
e. Personil
Pelaksana, petugas K3
5. PEKERJAAN COATING
5.1.1. LINGKUP PEKERJAAN
Lingkup pekerjaan ini mencakup pengangkutan dan pengadaan semua peralatan, tenaga
kerja dan bahan-bahan yang berhubungan dengan pekerjaan coating batu alam, sesuai
dengan Gambar Kerja dan Spesifikasi Teknis ini.
Kecuali ditentukan lain, semua permukaan batu harus dicoating dengan standar minimal
1 (satu) kali lapisan dasar dan 1 (dua) kali lapisan akhir.
6. PEKERJAAN PAVING
6.1.1. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan ini melingkupi penyediaan bahan sesuai dengan spesifikasi teknis yang di
syaratkan, penyediaan pekerja yang berpengalaman serta peralatan standart yang
digunakan untuk melakukan pekerjaan pemasangan paving. Lingkup area pekerjaan
Pekerjaan pedestrian dan pembentuk taman adalah sesuai dengan gambar rencana.
A. PROSEDUR UMUM
1. Kontraktor wajib melampirkan hasil pemindaian surat pernyataan kesediaan sebagai
sub kontraktor dari kontraktor yang ditunjuk.
2. Memiliki/Melampirkan hasil pemindaian: SBU : SP015
3. Kontraktor harus mempelajari gambar rencana terlebih dahuliu sebelum melakukan
persiapan pekerjaan pemasangan paving
4. Pekerjaan pasangan paving dilakukan apabila pekerjaan tanah (Grading) yang
membentuk kemiringan site sudah benar sesuai dengan gambar rencana serta
terpadatkan dengan merata.
5. Kontraktor wajib menyediakan bahan bahan yang sesuai dengan persyaratkan
spesifikasi teknis, tidak diperkenankan memasang paving yang rusak, cacat ataupun
pecah.
6. Kontraktor wajib melakukan pengujian terhadap material yang digunakan.
7. Kontraktor wajib menyediakan tenaga kerja yang terampil serta berpengalaman
dalam melaksanakan pekerjaan pemasangan paving.
8. Kontraktor wajib menyediakan peralatan yang berkaitan langsung dengan pekerjaan
pemasangan paving. Peralatan yang dimaksudkan merupakan peralatan standart
yang harus digunakan dalam pekerjaan pemasangan paving
9. Bahan bahan seperti semen disimpan di dalam gudang bahan. bahan seperti paving
dapat diletakan di area terbuka yang tidak mengganggu sirkulasi kendaraan ataupun
aktivitas di lapangan. Penyimpanan dilakukan dengan meletakan balok kayu sebagai
alas kemudian di tumpuk sampai dengan ketinggian maksimal 1,5 meter maksimal.
Atau ditumpuk dengan jumlah kelipatan agar mudah untuk menghitung jumlah
paving yang tersisa.
B. BAHAN-BAHAN
1. Penutup Paving Block Pek. Pas. Paving 20 x 20 cm, t=8 cm dengan beton pengunci di
setiap sisi luarnya.
• Pekerjaan jalan dengan menggunakan aspal sebagai material perkerasan mengacu
pada Spesifikasi teknis Binamarga Divisi perkerasan aspal dengan menggunakan
lapisan material sebagai berikut :
• Pek. Lap. Agregat A (Agregat 5-10, 10-20 & 20-30) T = 20 cm
• Pek. Lap. Agregat B (Agregat 5-10, 10-20 & 20-30) T = 10 cm
• Pek. Rabatan Beton Lantai Kerja, T=5cm ; f'c 7,4 Mpa
• Pek. Aspal Cair Untuk Precoated
• Pek. Laston Lapis Pengikat (AC-BC) T = 6 cm
• Pek. Laston Lapis Aus (AC-WC) T = 4 cm
2. Urugan Pasir, T = 5 cm
Pasir yang digunakan adalah pasir pasang lokal kualitas terbaik. Ukuran butiran pasir
harus halus serta tidak ada kandungan lumpur didalam butiran pasir.
3. Semen Gresik
Semen Gresik yang digunakan adalah Semen Gresik yang sudah memiliki sertifikat
SNI seperti produksi Gersik.
4. Air
Air sebagai bahan pencampur adukan haruslah dari air bersih, tidak berwarna serta
tidak berbau. Air yang diperbolehkan untuk campuran adonan spesi dapat berasal
dari PDAM atau Air Hujan yang sudah ditampung.
7.6. PERSONIL
Pelaksana, Petugas K3
4. PROSEDUR UMUM
1) Contoh Bahan
Contoh bahan – bahan yang mencakup sifat mekanik, data teknis bahan metal
bersangkutan, harus diserahkan kepada Pengawas Lapangan untuk disetujui
terlebih dahulu sebelum pengadaan bahan ke lokasi proyek.
2) Gambar Detail Pelaksanaan.
Sebulan sebelum memulai pekerjaan, Kontraktor harus membuat dan menyerahkan
Gambar Detail Pelaksanaan dan daftar bahan untuk disetujui Pengawas Lapangan.
Daftar berikut harus tercakup dalam Gambar Detail Pelaksanaan :
a) Spesifikasi teknis bahan
b) Dimensi bahan
c) Detail fabrikasi
d) Detail penyambungan dan pengelasan
e) Detail pemasangan
f) Data jumlah setiap bahan
3) Pengiriman dan Penyimpanan.
Semua bahan yang didatangkan harus dilengkapi dengan sertifikat pabrik yang
menyatakan bahwa bahan tersebut sesuai dengan standar yang ditetapkan. Semua
bahan harus disimpan di tempat yang terlindung dan aman sehingga terhindar dari
segala jenis kerusakan, baik sebelum dan selama pelaksanaan.
4) Ketidaksesuaian.
a) Kontraktor wajib memeriksa Gambar Kerja yang ada terhadap kemungkinan
kesalahan / ketidaksesuaian, baik dari segi dimensi, jumlah maupun
pemasangan dan lainnya.
b) Pengawas Lapangan berhak menolak bahan maupun pekerjaan fabrikasi yang
tidak sesuai dengan Spesifikasi Teknis maupun Gambar Kerja.
c) Kontraktor wajib menggantinya dengan yang sesuai dan beban yang
diakibatkan sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor, tanpa adanya
tambahan biaya dan waktu.
5) BAHAN – BAHAN
1) pengerjaan huruf nama bangunan atau penanda pada bagian depan menggunakan
bahan metal dan rangka hollow produk lokal. Semua kelengkapan yang perlu demi
kesempurnaan pemasangan harus diadakan, walaupun tidak secara khusus
diperlihatkan dalam gambar atau Spesifikasi Teknis ini.
2) Pekerjaan pemasangan Grill Rangka Metal Hollow 35x35x1.2 mm Kombinasi
Jilumesh FF 3035; Finishing Cat Galvanis
6) PELAKSANAAN PEKERJAAN
1) Contoh bahan-bahan yang akan dipakai harus diperlihatkan kepada Pengawas
Lapangan untuk disetujui. Contoh itu harus memperlihatkan kualitas pengelasan
dan penghalusan untuk standar dalam pekerjaan ini.
2) Pengerjaan harus yang sebaik-baiknya. Semua pengerjaan harus diselesaikan bebas
dari puntiran, tekukan dan hubungan terbuka.
3) Pengerjaan di bengkel ataupun di lapangan harus mendapat persetujuan Pengawas
Lapangan. Semua pengelasan, kecuali ditunjukkan lain, harus memakai las listrik.
Tenaga kerja yang melakukan hal ini harus benar-benar ahli dan berpengalaman.
4) Semua bagian yang dilas harus diratakan dan di finish sehingga sama dengan
permukaan sekitarnya. Bila memakai pengikat-pengikat lain seperti clip keling dan
lain-lain yang tampak harus sama dalam finish dan warna dengan bahan yang
diikatnya.
5) Penyambungan dengan baut harus dilakukan dengan cara terbaik yang sesuai
dengan maksudnya termasuk perlengkapannya. Lubang-lubang untuk baut harus
dibor dan di-punch.
6) Pemasangan (penyambungan dan pemasangan accesorise) harus dilakukan oleh
tukang yang ahli dan berpengalaman.
7) Semua untuk pekerjaan ini harus mengacu pada gambar rencana, kecuali
ditentukan lain.
8) Kontraktor bertanggung jawab memperbaiki segala kesalahan dalam
penggambaran, tata letak dan fabrikasi atas biaya Kontraktor.
10) Jenis Huruf yang di pakai adalah jenis huruf “ Futura Md BT ”, ukuran, tinggi dan tebal
disesuaikan dengan gambar.
3.1. PERALATAN
Peralatan yang digunakan adalah pick up, Total Station, patok, tali, palu dan peralatan
lainnya.
3.2. PERSONIL
Pelaksana, petugas K3
TKDN
NO URAIAN PEKERJAAN
SATUAN VOLUME %
1 2 3 4 5
I BIAYA PENERAPAN SMKK
1 BIAYA PENERAPAN SMKK ls 76,95%
1,00
II PEKERJAAN PERSIAPAN
1 Pek. Pas. Papan Nama Proyek (Bahan Flexi) unit 87,59%
11,00
2 Pek. Pengukuran Dan Pemasangan Bowplank m1 99,75%
41,00
3 Pembersihan Lahan m2 100,00%
41,00
V PEKERJAAN PASANGAN
1 Pasangan Pondasi Batu Kali m3 95,93%
22,68
2 Pasangan Batako M2 96,03%
185,80
3 Pek. Batu Candi Hitam M2 99,28%
16,80
4 Pemasangan 1m2 Stil bali dengan batu hitam M2 99,94%
155,00
5 Pek. Relief Bata M2 99,94%
120,00
6 Pek. Coating M2 65,57%
275,00
VI PEKERJAAN PENDESTRIAN
Pek. Paving
1 m2 96,58%
Tebal 8 120,00
Pek.
2 m1 93,65%
Kanstin 20,00
Total 92,00%
BAB VII
PENUTUP
1. Uraian pekerjaan yang belum termuat dalam ketentuan dan syarat-syarat ini tetapi di
dalam pelaksanaannya harus ada, maka pekerjaan tersebut dapat dilaksanakan setelah ada
perintah tertulis dari Pemimpin Proyek dan akan diperhitungkan dalam pekerjaan
tambahan.
2. Apabila terdapat jenis pekerjaan yang semula diestimasi oleh Konsultan Perencana perlu
dikerjakan dan sudah termuat dalam Daftar Rencana Anggaran Biaya, tetapi menurut
pertimbangan Pemberi Tugas yang dapat dipertanggungjawabkan tidak perlu lagi
dilaksanakan, maka atas perintah tertulis dari Pemberi Tugas pekerjaan tersebut tidak
dilaksanakan dan akan diperhitungkan sebagai pekerjaan kurangan.
3. Apabila terdapat perbedaan antara gambar, Spesifikasi Teknis, dan Rencana Anggaran
Biaya, maka sebelum pekerjaan tersebut dilaksanakan harus diadakan rapat terlebih dahulu
untuk mendapatkan kepastian.