Anda di halaman 1dari 3

Tugas Kewarganegaraan

Yonathan Joel Marcelo Sihombing 235050101111117


Zico Akbar Az Zahra 235050101111135
Yudha Ivan Firmansyah 235050101111069
Tri Prastyo Yuwono 235050101111086
Zareva Alya Putri 235050101111104
Titah Dewi Inggillia 235050101111083
Vika Puspita Maharani 235050101111054
Zalsa Amelia Putri Kusuma 235050101111076
Wahyuda Rizki Agung Pratama 235050101111146
1. Jelaskan kasus pelanggaran Konstitusi di Indonesia? Apa bentuk sanksi dari pelanggaran
konstitusi di Indonesia?
Kasus pelanggaran konstitusi di Indonesia:
Beberapa contoh kasus pelanggaran konstitusi di Indonesia sebelum pengetahuan saya terakhir
pada September 2021 meliputi:
1. *Penghapusan KPK*: Kontroversi muncul ketika pemerintah berupaya mengubah
Undang-Undang tentang Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang dianggap melemahkan
independensi lembaga ini, sehingga dinilai melanggar prinsip konstitusi.
2. *Pembatasan Kebebasan Berekspresi*: Kasus-kasus yang melibatkan penahanan
aktivis atau jurnalis yang mengkritik pemerintah sering kali memicu debat tentang pelanggaran
konstitusi, terutama terkait dengan hak kebebasan berbicara dan berekspresi.
3. *Kasus Ahok*: Mantan Gubernur Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), dijatuhi
hukuman penjara dalam kasus penistaan agama. Ini menggugat pertanyaan tentang
perlindungan hak minoritas dan prinsip negara hukum.
4. *Penggunaan TNI (Tentara Nasional Indonesia) dalam Urusan Sipil*: Penggunaan TNI
dalam beberapa urusan sipil seperti penanganan bencana alam telah memunculkan pertanyaan
tentang pemisahan fungsi antara militer dan sipil, yang diatur dalam konstitusi.
5. *Pemilihan dan Politik*: Kasus-kasus terkait dengan pemilihan umum, pemilu, dan
politik seringkali melibatkan isu-isu pelanggaran konstitusi, termasuk penipuan pemilu atau
penggunaan dana kampanye yang tidak sesuai dengan aturan.
Bentuk sanksi:
Sanksi untuk pelanggaran kasus konstitusi dapat beragam tergantung pada tingkat pelanggaran
dan konteksnya. Di Indonesia, sanksi atas pelanggaran konstitusi dapat mencakup:
1. Pembatalan Undang-Undang atau Peraturan Pemerintah: Mahkamah Konstitusi
Indonesia memiliki kewenangan untuk membatalkan undang-undang atau peraturan
pemerintah yang dianggap melanggar konstitusi.
2. Sanksi Hukum: Individu atau entitas yang terlibat dalam pelanggaran konstitusi dapat
dihadapkan pada tindakan hukum seperti penyelidikan, penuntutan, dan penjara jika ditemukan
bersalah.
3. Impeachment: Bagi pejabat negara seperti presiden atau anggota parlemen,
pelanggaran konstitusi serius dapat mengakibatkan proses impeachment atau pemakzulan.
4. Gugatan Perdata: Pihak yang merasa hak-haknya dilanggar oleh pelanggaran konstitusi
dapat mengajukan gugatan perdata untuk mendapatkan ganti rugi atau restitusi.
5. Sanksi Politik: Pelanggaran konstitusi juga dapat memiliki konsekuensi politik, seperti
hilangnya dukungan publik, pemecatan dari jabatan politik, atau reputasi yang rusak.

2. Jika konstitusi UUD 1945 dianggap tidak sesuai dengan konteks perkembangan jaman,
apakah memungkinkan jika konstitusi untuk diganti?
Indonesia, memungkinkan untuk mengganti konstitusi UUD 45 jika dianggap tidak sesuai
dengan perkembangan zaman. Proses perubahan konstitusi diatur dalam UUD 45 itu sendiri.
Terdapat beberapa cara untuk mengganti konstitusi, termasuk melalui amendemen yang diatur
dalam Pasal 37 UUD 45.Namun, perubahan konstitusi adalah proses yang kompleks dan harus
melalui tahapan yang ditentukan dalam hukum. Penting untuk diingat bahwa perubahan
konstitusi harus mencerminkan kehendak rakyat dan prinsip-prinsip demokrasi

Anda mungkin juga menyukai