Anda di halaman 1dari 12

Babul Ilmi_Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan

https://jurnal.stikes-aisyiyah-palembang.ac.id/index.php/Kep/article/view/126
Vol. 14, No. 1, Juni 2022, Hal. 76-87
e-ISSN 2622-6200 | p-ISSN 2087-8362
TERAPI BEKAM TERHADAP SKALA NYERI PASIEN MIGRAIN
DI RUMAH SEHAT

Apriani1*, M. Ramadhani F2, Abdul Syafei3, Dedi Pahrul4

Program Studi Ilmu Keperawatan, STIK Siti Khadijah Palembang1,2,3,4


apriani@stik-sitikhadijah.ac.id1*
ramadhani2687@gmail.com2
abdulsyafei86@gmail.com3

ABSTRAK
Latar Belakang: Migrain adalah salah satu bentuk dari gangguan nyeri kepala primer. Gejala migrain
biasanya ditandai dengan serangan sakit kepala hebat yang periodik dan berulang. Harga obat yang
tergolong mahal dan tingginya angka kejadian efek samping obat, menjadikan terapi non farmakologis
sebagai alternatif pengobatan migrain. Salah satu terapi tersebut adalah terapi bekam. Tujuan: Untuk
mengetahui pengaruh terapi bekam terhadap skala nyeri pasien migrain di Rumah Sehat Ibnu Sina
Palembang. Metode: Penelitian ini menggunakan metode pre-eksperimen dengan pendekatan one
group pretest-posttest design. Sampel dalam penelitian ini adalah pasien yang dilakukan terapi bekam
di Rumah Sehat Ibnu Sina Palembang yang berjumlah 30 orang dengan menggunakan teknik
purposive sampling. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 6-25 September 2021. Hasil: Rata-rata
skala nyeri sebelum terapi bekam adalah 4,53, setelah terapi bekam rata-rata skala nyeri adalah 3,43.
Hasil uji statistik dengan menggunakan wilcoxon test didapatkan p-value = 0,000 yang berarti ada
pengaruh terapi bekam terhadap skala nyeri pasien migrain di Rumah Sehat Ibnu Sina Palembang.
Saran: Diharapkan untuk dapat diberikan penyuluhan kesehatan terlebih dahulu kepada pasien yang
akan melakukan terapi bekam agar pasien lebih memahami tentang manfaat dari terapi bekam.

Kata Kunci: Terapi Bekam, Skala Nyeri, Migrain

ABSTRACT
Background: Migraine is a form of primary headache disorder. Migraine symptoms are usually
characterized by periodic and recurring attacks of severe headaches. The price of drugs that are
classified as expensive and the high incidence of drug side effects make non-pharmacological therapy
as an alternative treatment for migraines. One such therapy is cupping therapy. Aim: To determine the
effect of cupping therapy on the pain scale of migraine patients at the Ibnu Sina Health House in
Palembang. Method: The design of this study used a pre-experimental method with a one group
pretest-posttest design approach. The sample in this study were patients who received cupping therapy
at the Ibnu Sina Health House in Palembang with a total sample of 22 people, using purposive
sampling technique. This study was carried out on September 6 - 25, 2021. Results: the average pain
scale before cupping therapy was 4,53, after cupping therapy the average pain scale is 3,43. The results
of statistical tests using the Wilcoxon test obtained p-value = 0.000 which means that there is an effect
of cupping therapy on the pain scale of migraine patients at the Ibnu Sina Health House in Palembang.
Suggestion: It is hoped that health education can be given first to patients who will do cupping
therapy so that patients better understand the various benefits of cupping therapy.

Keywords: Cupping Therapy, Pain Scale, Migraine

| 76
Babul Ilmi_Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan
https://jurnal.stikes-aisyiyah-palembang.ac.id/index.php/Kep/article/view/126
Vol. 14, No. 1, Juni 2022, Hal. 76-87
e-ISSN 2622-6200 | p-ISSN 2087-8362
PENDAHULUAN migrain biasanya ditandai dengan serangan
Menurut International Association sakit kepala hebat yang periodik dan
for the Study of Pain dalam Satyanegara berulang. Penyebab utama migrain hingga
(2014), menyatakan bahwa nyeri saat ini belum diketahui secara pasti,
merupakan perasaan sensorik dan seringkali disebabkan oleh faktor seperti
emosional yang timbul akibat terjadinya hormon, nutrisi, cuaca, stres, tekanan,
kerusakan jaringan, baik itu secara aktual emosional, tidur berlebihan, masalah
maupun potensial ataupun keadaan yang sensori (asap rokok, parfum, dan lain-lain),
menggambarkan kerusakan tersebut. Nyeri kurang tidur, kelelahan, dan aktivitas fisik
kepala merupakan salah satu bentuk dari (Fernandez, 2012).
berbagai macam nyeri yang terjadi pada Global Burden of Disease Survey
tubuh manusia. Menurut Aulina (2016), menyatakan bahwa migrain merupakan
nyeri kepala merupakan rasa tidak nyaman salah satu gangguan paling umum keenam,
yang timbul pada daerah kepala dari bagian dengan prevalensi global mendekati 12%
batas bawah dagu sampai ke belakang dan berada dalam peringkat 25 teratas
kepala (oksipital dan sebagian daerah sebagai penyebab disability-adjusted life
tengkuk). Nyeri kepala sendiri terbagi years (DALYs) (ICHD, 2013; Steiner, et
menjadi dua yaitu nyeri kepala primer dan al., 2015). Berdasarkan hasil dari
nyeri kepala sekunder hal ini dinyatakan penelitian multisenter berbasis rumah sakit
oleh International Headache Society yang dilakukan pada lima rumah sakit
(IHS). Nyeri kepala primer merupakan besar di Indonesia (Medan, Bandung,
nyeri kepala yang timbul tanpa disertai Makasar, Denpasar) didapatkan hasil
adanya penyebab struktural organik prevalensi pasien migrain dengan aura
sedangkan nyeri kepala sekunder sebanyak 1,8%, sedangkan dengan migrain
merupakan nyeri kepala yang disertai tanpa aura didapatkan prevalensi sebanyak
penyebab struktural organik (Satyanegara, 10% (Fahmi, 2019). Secara statistik,
2014). migrain tiga kali lebih sering mengenai
Migrain adalah salah satu bentuk perempuan dibandingkan dengan laki-laki
dari gangguan nyeri kepala primer, World serta lebih banyak diderita orang dewasa
Health Organization (2016) menyatakan pada usia 20 hingga 50 tahun (Prada,
bahwa migrain bisa terjadi pada setiap 2012).
orang, serta dapat mengakibatkan Terdapat beberapa macam terapi
penurunan kualitas hidup penderita. Gejala farmakologi yang diberikan kepada pasien

| 77
Babul Ilmi_Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan
https://jurnal.stikes-aisyiyah-palembang.ac.id/index.php/Kep/article/view/126
Vol. 14, No. 1, Juni 2022, Hal. 76-87
e-ISSN 2622-6200 | p-ISSN 2087-8362
migrain, pada umum nya pasien migrain mengeluarkan darah, cairan limfa, dan
dengan skala ringan sampai sedang akan cairan lain melalui subkutan. Mekanisme
diberikan obat kombinasi dari aspirin, bekam akan menciptakan ruang hampa
asetaminophen, dan kafein. Penggunaan dikulit yang kemudian mengakibatkan
obat Non Steoridal Anti Inflammatory kapiler pecah. Lalu kulit daerah lokal
Drug (NSAID) yang berfungsi sebagai memerah. Efek terapi bekam dalam
anti-inflamasi mempunyai khasiat sedang menurunkan rasa nyeri dilaporkan setara
dalam menurunkan tingkat keparahan dengan efek analgesik (Ramadhian, 2017).
namun harus digunakan dengan sangat Menurut tim Diklat dan Litbang
hati-hati terlebih pada pasien dengan Pusat Perkumpulan Bekam Indonesia
hipersensitivitas, penyakit ginjal serta (2018) terapi bekam pada pasien migrain
pasien dengan ulkus peptikum (Kharisma dapat dilakukan dibagian ummu mughits
(2017). (pucuk kepala), yaitu pertemuan garis lurus
Selain terapi farmakologis, terapi penghubung antara dahun telinga kanan
non farmakologis juga dapat dijadikan dan kiri, dengan garis yang ditarik ke atas
alternatif dalam hal pengobatan. Harga dari hidung. Secara inferior sejajar dengan
obat yang tergolong mahal dan tingginya foramen magnum. Lokasi titik bekam pada
angka kejadian efek samping obat, pasien migrain juga bisa disesuaikan
menjadikan terapi non farmakologis dengan penyebab migrain itu sendiri, jika
menjadi salah satu pilihan yang tepat. terdapat komplikasi lain maka titik bekam
Salah satu terapi non farmakologis tersebut dapat berbeda setiap orangnya.
adalah terapi bekam (Hidayati, 2019). Hasil penelitian yang dilakukan
Menurut Febri (2015) menyatakan oleh Febri (2015) menunjukkan bahwa
bahwa sebagai salah satu bentuk terapi non setelah dilakukan terapi bekam pada
farmakologis bekam memiliki cara kerja dewasa muda di Desa Sukorejo Kecamatan
untuk mengeluarkan darah (blood letting) Bangorejo Kabupaten Banyuwangi
pada titik tertentu di daerah punggung, terdapat penurunan skala nyeri dengan p
bekam berfungsi sebagai antioksidan value= 0,000. Berdasarkan penelitian Lubis
terbukti pada saat penatalaksanaannya (2015) menunjukkan bahwa setelah
bekam dapat menurunkan kadar radikal dilakukan terapi bekam terdapat penurunan
bebas di dalam tubuh manusia. Bekam intensitas nyeri dengan p value= 0,000.
adalah prosedur membuat insisi pada kulit Berdasarkan hasil observasi yang
dan menggunakan gelas kaca khusus untuk dilakukan di tiga klinik terapi bekam yaitu

| 78
Babul Ilmi_Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan
https://jurnal.stikes-aisyiyah-palembang.ac.id/index.php/Kep/article/view/126
Vol. 14, No. 1, Juni 2022, Hal. 76-87
e-ISSN 2622-6200 | p-ISSN 2087-8362
Griya Sehat Qaniah, Klinik Asy Syafi METODE PENELITIAN
Holistic, dan Rumah Sehat Ibnu Sina Penelitian ini menggunakan metode
didapatkan hasil bahwa Rumah Sehat Ibnu pre eksperimental dengan rancangan
Sina Kota Palembang memiliki populasi penelitian one group pretest-postest
terbanyak dalam pengobatan dengan terapi design. Populasi dalam penelitian ini
bekam. Rumah Sehat Ibnu Sina merupakan adalah seluruh pasien yang menjalani
tempat pengobatan yang menyediakan terapi bekam di Rumah Sehat Ibnu Sina
berbagai terapi non farmakologis salah satu Palembang. Tehnik pengambilan sampel
nya terapi bekam, terdiri dari para terapis dengan menggunakan purposive sampling,
bekam yang sudah tersertifikasi oleh sehingga didapatkan jumlah sampel
Perkumpulan Bekam Indonesia, dan sebanyak 30 responden. Penelitian ini
penatalaksanaan pada terapi bekam dilakukan di Rumah Sehat Ibnu Sina
menggunakan standar operasional prosedur Palembang pada tanggal 6-25 September
baku, yang bersumber dari Perkumpulan 2021.
Bekam Indonesia. Pada penelitian ini instrumen yang
Hasil studi pendahuluan yang digunakan adalah lembar observasi yang
dilakukan di Rumah Sehat Ibnu Sina berisi skala nyeri beserta petunjuk
Palembang, jumlah pasien bekam dalam 1 pengisian untuk mengukur intensitas nyeri
tahun terakhir (tahun 2020) sebanyak 2.164 menggunakan Numeric Rating Scale
orang, dan dalam 4 bulan terakhir (NRS). Prinsip etik yang digunakan yaitu
berjumlah 926 orang. Menurut hasil dengan menjelaskan maksud, tujuan dan
observasi dan wawancara yang penulis manfaat penelitian yang tercantum dalam
lakukan didapatkan data bahwa pasien lembar informed consent, bila responden
yang akan menjalani terapi bekam bersedia, maka responden memberikan
berjumlah 10 orang, 3 diantaranya tanda tangan pada lembar yang telah
mengalami migrain dengan nyeri kepala disediakan, kemudian anominity dimana
skala sedang (4-6). Berdasarkan uraian di peneliti tidak mencantumkan nama
atas, penulis tertarik untuk meneliti responden pada lembar alat ukur, tetapi
“Pengaruh terapi bekam terhadap skala hanya menuliskan kode atau inisial serta
nyeri pasien migrain di Rumah Sehat Ibnu menjaga kerahasiaan informasi dari
Sina Kota Palembang”. responden.
Pengolahan data dilakukan dengan
tahapan pengumpulan data yaitu editing

| 79
Babul Ilmi_Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan
https://jurnal.stikes-aisyiyah-palembang.ac.id/index.php/Kep/article/view/126
Vol. 14, No. 1, Juni 2022, Hal. 76-87
e-ISSN 2622-6200 | p-ISSN 2087-8362
(memeriksa dan mengoreksi), coding Selain itu, dilakukan analisis bivariat
(pengkodean), entry data (memasukan dengan menggunakan uji statistik paired t
data), dan cleaning (pembersihan data). test dengan tingkat kemaknaan p = 0,05.
Terapi bekam diberikan sebanyak 1 kali.
Sebelum diberikan terapi bekam, terlebih HASIL PENELITIAN
dahulu diukur skala nyeri pasien dengan Analisa Univariat
menggunakan lembar observasi Numeric Karakteristik Subjek Penelitian
Rating Scale (NRS). Selanjutnya setelah Penelitian dilakukan pada 30
diberikan terapi bekam, skala nyeri pasien responden. Analisa data yang dilakukan
diukur kembali dengan menggunakan terhadap karakteristik subjek penelitian
lembar observasi yang sama. Setelah meliputi distribusi frekuensi, jenis kelamin,
didapatkan data skala nyeri pasien maka dan usia.
selanjutnya diolah dan dianalisis univariat

Tabel 1.
Karakteristik Subjek Penelitian
No Variabel n %
1 Jenis kelamin
 Laki-laki 11 36,7
 Perempuan 19 63,3
2 Usia
 21 – 30 tahun 5 16,7
 31 – 40 tahun 8 26,7
 41 – 50 tahun 7 23,3
 51 – 55 tahun 10 33,3
Total 30 100,0

Berdasarkan tabel 6.1 menunjukkan berada di kelompok usia 51-55 tahun yaitu
bahwa dari 30 responden yang sebanyak 10 responden (33,3 %).
mendapatkan terapi bekam sebagian besar Rerata Skala Nyeri Pasien Migrain
berjenis kelamin perempuan yaitu Sebelum Dilakukan Terapi Bekam
Hasil penelitian ini menunjukkan
sebanyak 19 responden (63,3%).
bahwa rerata skala nyeri pasien migrain
Kemudian pasien migrain yang
sebelum dilakukan terapi bekam adalah
mendapatkan terapi bekam sebagian besar
sebagai berikut.

| 80
Babul Ilmi_Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan
https://jurnal.stikes-aisyiyah-palembang.ac.id/index.php/Kep/article/view/126
Vol. 14, No. 1, Juni 2022, Hal. 76-87
e-ISSN 2622-6200 | p-ISSN 2087-8362
Tabel 2.
Rerata Skala Nyeri Pasien Migrain Sebelum dilakukan Terapi Bekam
Variabel Mean Std Dev Min-Max 95% CI
Skala nyeri sebelum
4,53 1,45 2-7 3,99 – 5,08
dilakukan terapi bekam

Berdasarkan tabel 2 diperoleh dilakukan terapi bekam diantara 3,99


rerata skala nyeri pasien migrain sebelum sampai dengan 5,08.
dilakukan terapi bekam yaitu 4,53 dengan Rerata Skala Nyeri Pasien Migrain
standar deviasi 1,45 (95% CI: 3,99-5,08) Sesudah Dilakukan Terapi Bekam
Hasil penelitian ini menunjukan
dengan nilai minimum adalah 2 dan nilai
bahwa rerata skala nyeri pasien migrain
maximum adalah 7. Dari estimasi diyakini
sesudah dilakukan terapi bekam adalah
bahwa rata-rata skala nyeri sebelum
sebagai berikut.

Tabel 3.
Rerata Skala Nyeri Pasien Migrain Sesudah Diberikan Terapi Bekam
Variabel Mean Std Dev Min-Max 95% CI
Skala nyeri sesudah
3,43 1,50 1-7 2,87 – 3,99
dilakukan terapi bekam

Berdasarkan tabel 3 diperoleh Analisa Bivariat


rerata skala nyeri pasien migrain sesudah Berdasarkan hasil uji normalitas
dilakukan terapi bekam yaitu 3,43 dengan data menunjukkan p value > α (0,05) maka
standar deviasi 1,50 (95% CI: 2,87-3,99) data terdistribusi normal, sehingga uji
dengan nilai minimum adalah 1 dan nilai statistik yang digunakan adalah paired t
maximum adalah 7. Dari estimasi diyakini test.
bahwa rata-rata skala nyeri sebelum Pengaruh Terapi Bekam terhadap Skala
dilakukan terapi bekam diantara 2,87 Nyeri Pasien Migrain

sampai dengan 3,99.

Tabel 4.
Pengaruh Terapi Bekam terhadap Skala Nyeri Pasien Migrain
Variabel Mean SD p value
Nilai rata-rata skala nyeri sebelum 4,53 1,45 0,000
dilakukan terapi bekam
Nilai rata-rata skala nyeri setelah 3,43 1,50
dilakukan terapi bekam

| 81
Babul Ilmi_Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan
https://jurnal.stikes-aisyiyah-palembang.ac.id/index.php/Kep/article/view/126
Vol. 14, No. 1, Juni 2022, Hal. 76-87
e-ISSN 2622-6200 | p-ISSN 2087-8362
Hasil analisis tabel 4 menunjukkan bekam adalah 6,44 dengan nilai minimum 4
rerata skala nyeri sebelum dilakukan terapi dan maximum 9. Hasil penelitian yang
bekam pada pasien migrain yaitu 4,53 dilakukan oleh Mayangsari (2019)
dengan standar deviasi 1,45, sedangkan mengenai pengaruh terapi bekam basah
rerata skala nyeri sesudah dilakukan terapi terhadap perubahan skala nyeri pasien
bekam pada pasien migrain yaitu 3,43 migrain mendapatkan hasil bahwa nyeri
dengan standar deviasi 1,50. Hasil uji yang dirasakan pada pasie migrain dari
statistik dengan Paired t test pada taraf total 73 responden semua berada pada
signifikan 5% menghasilkan p value = skala nyeri level sedang.
0.000 ≤ α (0,05) maka dapat disimpulkan Menurut Ikawati (2014) migrain
bahwa Ha diterima yang artinya terdapat merupakan salah satu gangguan nyeri
pengaruh terapi bekam terhadap skala nyeri kepala primer yang bersifat ringan hingga
pasien migrain di Rumah Sehat Ibnu Sina berat dan kambuhan (recurrent) tergantung
Kota Palembang. pada individu yang mengalaminya, migrain
terjadi akibat refleks vasopasmen dari
PEMBAHASAN berbagai kepala termasuk pensuplai darah
Analisa Univariat ke otak. Migrain dapat dipicu oleh
Rerata Skala Nyeri Pasien Migrain berbagai faktor diantaranya berasal dari
Sebelum Dilakukan Terapi Bekam makanan seperti kafein, coklat, makan
Berdasarkan hasil penelitian yang
fermentasi, dan lainnya. Kemudian faktor
telah dilakukan oleh peneliti terhadap 22
pencetus migrain jika dapat berasal dari
responden diperoleh rerata skala nyeri
lingkungan seperti suara yang terlalu
pasien migrain sebelum dilakukan terapi
bising, perubahan cuaca, bau yang cukup
bekam yaitu 4,53 dengan standar deviasi
tajam dan menusuk sehingga terasa sangat
1,45 (95% CI: 3,99-5,08) dengan nilai
menganggu.
minimum adalah 2 dan nilai maximum
Secara statistik, migrain tiga kali
adalah 7. Dari estimasi diyakini bahwa
lebih sering mengenai perempuan
rata-rata skala nyeri sebelum dilakukan
dibandingkan dengan laki-laki serta lebih
terapi bekam diantara 3,99 sampai dengan
banyak diderita orang dewasa pada usia 20
5,08. Hasil penelitian ini sejalan dengan
hingga 50 tahun (Prada, 2012). Sering
penelitian yang dilakukan oleh Febri
terjadi pada masa pubertas, dan insidenya
(2015), yang mendapatkan nilai rata-rata
dijumpai pada 18% wanita dan 6% pria
skala nyeri sebelum dilakukan terapi
(Brunner & Suddarth, 2014). Hormon

| 82
Babul Ilmi_Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan
https://jurnal.stikes-aisyiyah-palembang.ac.id/index.php/Kep/article/view/126
Vol. 14, No. 1, Juni 2022, Hal. 76-87
e-ISSN 2622-6200 | p-ISSN 2087-8362
estrogen yang fluaktif diduga sebagai Rerata Skala Nyeri Pasien Migrain
pemicu migrain pada wanita. Migrain Sesudah Dilakukan Terapi Bekam
Hasil penelitian dengan 30
biasanya dimulai setelah menarche, wanita
responden diperoleh data bahwa rerata
dengan riwayat migrain diketahui terkena
skala nyeri pasien migrain sesudah
serangan migrain pada saat sebelum
dilakukan terapi bekam yaitu 3,43 dengan
periode menstruasi atau pada saat periode
standar deviasi 1,50 (95% CI : 2,87 – 3,99)
menstruasi. Jika terjadi pada saat sebelum
dengan nilai minimum adalah 1 dan nilai
periode menstruasi biasanya diikuti gejala
maximum adalah 7. Dari estimasi diyakini
premenstrual lainnya seperti perubahan
bahwa rata-rata skala nyeri sebelum
mood, nyeri pungung, mual, dan payudara
dilakukan terapi bekam diantara 2,87
nyeri serta membengkak. Biasanya terjadi
sampai dengan 3,99.
bersamaan dengan dismenore (Sacco,
Hasil penelitian ini sejalan dengan
2012).
penelitian yang dilakukan oleh Lubis
Menurut teori yang di kemukakan
(2015) yang mendapatkan rata-rata skor
oleh Brunner & Suddarth (2014) yang
intensitas nyeri setelah dilakukan terapi
menyatakan bahwa dalam 4 proses nyeri
bekam adalah 2,00 dengan standar deviasi
terdapat fase persepsi yang artinya pada
1,28. Berdasarkan hasil penelitian yang
fase ini merupakan proses terakhir saat
dilakukan oleh Purwanto (2018) dengan
stimulasi nyeri tersebut sudah mencapai
judul pengaruh terapi bekam basah
korteks sehingga mencapai tingkat
terhadap perubahan nyeri punggung pada
kesadaran, selanjutnya akan diterjemahkan
pekerja berat (petani) dengan hasil uji
dan ditindaklanjuti berupa tanggapan yang
analisa bivariat di dapatkan p-value 0,006
berbeda dari setiap individu terhadap nyeri
berdasarkan dari hasil penelitian yang
tersebut.
dilakukan tingkat keberhasilan dari bekam
Berdasarkan penelitian terkait dan
basah dalam menurunkan intensitas nyeri
uraian di atas, peneliti berasumsi bahwa
cukup tinggi sehingga peneliti berpendapat
skala nyeri yang dirasakan dan
bahwa bekam basah dapat menjadi
digambarkan setiap orang itu berbeda,
alternatif yang cukup baik dalam
tergantung pada toleransi rasa sakit yang
mengatasi nyeri.
dimiliki.
Bekam adalah prosedur membuat
insisi pada kulit dan menggunakan gelas
kaca khusus untuk mengeluarkan darah,

| 83
Babul Ilmi_Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan
https://jurnal.stikes-aisyiyah-palembang.ac.id/index.php/Kep/article/view/126
Vol. 14, No. 1, Juni 2022, Hal. 76-87
e-ISSN 2622-6200 | p-ISSN 2087-8362
cairan limfa, dan cairan lain melalui alami, meningkatkan jumlah makrofag,
subkutan. Mekanisme bekam akan meningkatkan jumlah sel natural killer
menciptakan ruang hampa dikulit yang dan limfosit T serta menurunkan jumlah
kemudian mengakibatkan kapiler pecah. radikal bebas.
Lalu kulit daerah lokal memerah. Efek Berdasarkan penelitian terkait dan
terapi bekam dalam menurunkan rasa nyeri uraian diatas, peneliti berasumsi bahwa
dilaporkan setara dengan efek analgesik sifat bekam yang dapat memberikan efek
(Ramadhian, 2017). relaksasi dan dapat melancarkan peredaran
Terapi bekam merupakan suatu darah pada saat pelaksanaan nya dapat
upaya penyembuhan dalam bentuk dijadikan sebagai alternatif pengobatan
tradisional dimana bekam termasuk dalam dalam menurunkan rasa nyeri.
terapi nonfarmakologis atau terapi Pengaruh Terapi Bekam Terhadap
alternatif dalam pengobatan nyeri yang Skala Nyeri Pasien Migrain
Berdasarkan hasil analisis terhadap
sudah mendunia, beberapa negara yang
30 responden didapatkan data bahwa rerata
sudah meyakini akan khasiat dari terapi
skala nyeri sebelum dilakukan terapi
bekam diantara nya Mesir, Korea, Italia,
bekam pada pasien migrain yaitu 4,53
Jepang, Amerika, China dan sebagainya.
dengan standar deviasi 1,45, sedangkan
Bahkan Terapi bekam sendiri sudah
rerata skala nyeri sesudah dilakukan terapi
banyak di terapkan di rumah sakir besar
bekam pada pasien migrain yaitu 3,43
Korea (Hidayati, 2019).
dengan standar deviasi 1,50. Hasil uji
Tim Diklat dan Litbang
statistik dengan Paired t test pada taraf
Perkumpulan Bekam Indonesia (2018)
signifikan 5% menghasilkan p value =
yang mengatakan bahwa bekam memiliki
0.000 ≤ α (0,05) maka dapat disimpulkan
beberapa manfaat, antara lain
bahwa Ha diterima yang artinya ada
meningkatkan efektifitas penyimpanan zat
pengaruh terapi bekam terhadap skala
makanan dan oksigen karena terbentuknya
nyeri pasien migrain di Rumah Sehat Ibnu
sel darah merah yang baru, mengurangi
Sina Kota Palembang.
beban kerja limpa, merangsang kerja
Hasil penelitian ini sejalan dengan
sistem imun, mencegah timbulnya penyakit
penelitian yang dilakukan oleh Mayangsari
kanker dan infeksi, meningkatkan
(2019), dengan hasil penelitian
elastisitas dinding pembuluh darah,
menggunakan uji statistik Wilcoxon
menurunkan resistensi darah,
didapatkan p-value = 0,00 < α = 0,005
meningkatkan terbentuknya antioksidan

| 84
Babul Ilmi_Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan
https://jurnal.stikes-aisyiyah-palembang.ac.id/index.php/Kep/article/view/126
Vol. 14, No. 1, Juni 2022, Hal. 76-87
e-ISSN 2622-6200 | p-ISSN 2087-8362
yang berarti Ho ditolak. Dengan demikian kelenjar pituary untuk meningkatkan
dapat disimpulkan bahwa terdapat produksi proopioid melanocortin sehingga
pengaruh terapi bekam basah terhadap produksi enkephalin oleh medulla adrenal
perubahan skala nyeri pada pasien migrain. juga meningkat, sehingga mengurangi
Menurut Umar (2019) bekam penghantaran stimulus atau substansi P
berpengaruh terhadap pengurangan rasa keluar dari medulla spinalis menjadikan
sakit atau nyeri karena perubahan tidak adanya persepsi nyeri dan sensasi
biomekanik kulit, hal ini juga dijelaskan nyeri berkurang.
melalui teori PGT (Pain Gate Theory) Berdasarkan hasil penelitian dan
yang menjelaskan bagaimana nyeri dapat teori terkait serta penelitian sebelumnya
ditransmisikan dari titik awal ke otak. maka peneliti berasumsi bahwa terdapat
Proses bekam mempengaruhi nyeri dengan pengaruh yang signifikan antara skala
mengubah pemrosesan sinyal pada tingkat nyeri sebelum dilakukan terapi bekam dan
nosiseptor baik pada susmsum tulang setelah dilakukan terapi bekam.
belakang dan otak.
Menurut Aldjoefri (2013) dalam KESIMPULAN DAN SARAN
Ramananda (2014) mengatakan bahwa Kesimpulan
terapi bekam menyebabkan terjadinya 1. Rerata skala nyeri pasien migrain
dilatasi kapiler pada daerah yang dibekam sebelum dilakukan terapi bekam yaitu
sehingga dapat memunculkan respon 4,53.
relaksasi dan ketika terjadi insisi berulang 2. Rerata skala nyeri pasien migrain
pada daerah bekam yang menembus sesudah dilakukan terapi bekam yaitu
jaringan epidermis kerusakan jaringan ini 3,43.
akan merangsag nosiseptor pada daerah 3. Ada pengaruh terapi bekam terhadap
tersebut sehingga nantinya diteruskan skala nyeri pasien migrain di Rumah
menjadi lokalisasi nyeri. Pada saat tubuh Sehat Ibnu Sina Kota Palembang
sudah merasakan relaksasi yang didapatkan dengan p value = 0.000.
dari proses pembekaman lalu diteruskan
menuju hypothalamus sehingga Saran
dilepaskannya Corticotropin Realising Berdasarkan hasil penelitian, maka
Factor (CRF) serta releasing faktor lainnya diharapkan kepada pihak Rumah Sehat
oleh adenohipofise di hipotalamus. CRF ini Ibnu Sina Palembang untuk dapat
kemudian memberi rangsangan kepada memberikan penyuluhan kesehatan

| 85
Babul Ilmi_Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan
https://jurnal.stikes-aisyiyah-palembang.ac.id/index.php/Kep/article/view/126
Vol. 14, No. 1, Juni 2022, Hal. 76-87
e-ISSN 2622-6200 | p-ISSN 2087-8362
mengenai terapi bekam terlebih dahulu bekam agar pasien lebih memahami
kepada pasien yang akan melakukan terapi mengenai manfaat dari terapi bekam.

DAFTAR PUSTAKA
Aulina , S., Bintang , A. K., Jumraini, & Idrus, H. F. (2016). Modul Problem Based Learning
Nyeri Kepala. Makassar: Fakultas Kedokteran Universitas Hassanudin

Brunner & Suddarth. (2014). Buku Ajar Keperawatan Medika Bedah. Jakarta: EGC

Fahmi, M., Sugiharto, H., & Azhar, M. B. (2019). Pravelensi dan Faktor Risiko Nyeri Kepala
Primer pada Residen di RSUP dr. Mohammad Hosein Palembang. Sriwijaya Journal
of Medicine, 128-135

Febri, M. A. (2015). Pengaruh Terapi Bekam Terhadap Nyeri Kepala Tipe Tegang pada
Dewasa Muda di Desa Sukorejo Kecamatan Bangorejo Kabupaten Banyuwangi. 1-10

Fernandez-de-las-Peas. C., Chaitow.L & Schoenen.J. (2012). Mulyidiciplinary Management


Of Migrain. Jones & Bartlett Learning: Burlington

Hidayati, H. B. (2019). Bekam sebagai Terapi Alternatif Untuk Nyeri. 148-156

Ikawati, A. (2014). Tata Laksana Terapi Penyakit Sistem Syaraf Pusat. Yogyakarta: Bursa
Ilmu .

Kharisma, Y. (2017). Tinjauan Umum Penyakit Nyeri Kepala.

Lubis, M. A. (2015). Pengaruh Terapi Bekam Terhadap Intensitas Nyeri pada Pasien Nyeri
Kepala Primer di Klinik Cempala Banda Aceh.

Mayangsari, H. (2019). Pengaruh Terapi Bekam Basah Terhadap Perubahan Skala Nyeri
pada Pasien Migrain. 54-60

Notoadmojo, S. (2012). Metodologi Penelitian Kesehatan (red av). Jakarta: Rineka Cipta

Nursalam. (2014). Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan Pendekatan Praktis. Edisi 3.


Jakarta: Salemba Medika

PBI. (2018). Panduang Pengajaran Bekam Indonesia (PBI). Jakarta

Purwanto, E. D., Udaya, M., & HR, I. M. (2018). Pengaruh Terapi Bekam Basah Terhadap
Perubahan Nyeri Punggung Pada Pekerja Berat (Petani). Nurshing Journal of STIKES
Insan Cendekia Medika Jombang, 26-32

Ramananda, G. A., I, M. W., & I, P. A. (2014). Pengaruh Terapi Bekam Kering Terhadap
Intensitas Nyeri Pasien dengan Low Back Pain di Praktik Perawat Latu Usadha
Abiansemal Bandung

| 86
Babul Ilmi_Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan
https://jurnal.stikes-aisyiyah-palembang.ac.id/index.php/Kep/article/view/126
Vol. 14, No. 1, Juni 2022, Hal. 76-87
e-ISSN 2622-6200 | p-ISSN 2087-8362
Sacco, S., Ricci, S., Degan, D., & Carolie, A. (2012). Migraine in Women: The Role of
Hormones and Their Impact. Journal Headache Pain, 177-189

Sari, F. R., Salim, M. A., Ekayanti, F., & Subchi, I. (2018). Bekam sebagai Kedokteran
Profetik dalam Tinjauan Hadis, Sejarah dan Kedokteran Berbasis Bukti. Depok: PT.
Raja Grafindo Persada

Satyanegara. (2014). Ilmu Bedah Syaraf. Edisi V. Jakarta: Gramedia

Steiner, T. J. (2015). Headache Disorders Are Third Cause Of Disabililty Worlwide. The
Journal of Headache and Pain, 2-3

Sugiyono. (2014). Metode Penelitoan Kuantitatif Kualitatif R&B. Bandung: Alfabeta

Umar, W. A. (2019). Bekam Medik Hijamah Dalah Perspektif Kedokteran Modern Prosedur
Bekam Sayat Sesuai Standar Tindakan Medis. Sukoharjo: Thibbia

| 87

Anda mungkin juga menyukai