3. Lembaga Ombudsman
Ombudsman dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 37 Tahun
2008. Ombudsman merupakan lembaga negara yang bersifat mandiri dan
tidak memiliki hubungan organik dengan lembaga negara dan instansi
pemerintahan lainnya, serta dalam menjalankan tugas dan wewenangnya
bebas dari campur tangan kekuasaan lainnya ( Pasal 2). Ombudsman
berfungsi mengawasi penyelenggaraan pelayanan publik yang
diselenggarakan oleh Penyelenggara Negara dan pemerintahan baik di pusat
maupun di daerah termasuk yang diselenggarakan oleh Badan Usaha Milik
Negara, Badan Usaha Milik Daerah,
dan Badan Hukum Milik Negara serta badan swasta atau perseorangan yang
diberi tugas menyelenggarakan pelayanan publik tertentu ( Pasal 6).
Tugas Ombudsman Republik Indonesia adalah:
a. Menerima Laporan atas dugaan Maladministrasi dalam penyelenggaraan
pelayanan publik. Melakukan pemeriksaan substansi atas Laporan.
Menindaklanjuti Laporan yang tercakup dalam ruang lingkup
kewenangannya.
b. Melakukan investigasi atas prakarsa sendiri terhadap dugaan
Maladministrasi dalam penyelenggaraan pelayanan publik.
c. Melakukan koordinasi dan kerja sama dengan lembaga negara atau
lembaga pemerintahan lainnya serta lembaga kemasyarakatan dan
perseorangan.
d. Membangun jaringan kerja.
e. Melakukan upaya pencegahan Maladministrasi dalam penyelenggaraan
pelayanan publik.
f. Melakukan tugas lain yang diberikan oleh undang-undang.
4. Maladministrasi
Maladministrasi adalah perilaku atau perbuatan melawan hukum, melampaui
wewenang, menggunakan wewenang untuk tujuan lain dari yang menjadi
tujuan wewenang tersebut, termasuk kelalaian atau pengabaian kewajiban
hukum dalam penyelenggaraan pelayanan publik yang dilakukan oleh
Penyelenggara Negara dan pemerintahan yang menimbulkan kerugian
materiil dan/atau immateriil bagi masyarakat dan orang perseorangan.
Pada dasarnya maladministrasi merupakan bagian dari Korupsi, Kolusi, dan
Nepotisme, tetapi Ombudsman memiliki kriteria tersendiri tentang bentuk-
bentuk mall administrasi Terdapat sepuluh bentuk maladministrasi menurut
Ombudsman RI berdasarkan Peraturan Ombudsman RI Nomor 48 Tahun
2020 tentang Perubahan Atas Peraturan Ombudsman Nomor 26 tahun 2017
tentang Tata Cara Penerimaan Pemeriksaaan dan Penyelesaian Laporan, dan
perlu menjadi pemahaman kita bersama yakni :
a. Penundaan berlarut . Ciri-cirinya adalah pelaksana layanan memberikan
pelayanan dengan mengulur-ulur waktu penyelesaian administrasi atau
masalah tanpa adanya suatu keterangan yang jelas.
b. Tidak memberikan pelayanan, ciri-cirinya pelaksana layanan tidak
mengerjakan permohonan atau permintaan layanan padahal masyarakat
sudah melengkapi semua persyaratan yang diperlukan. Sudah semestinya
kewajiban petugas pelayanan publik memberikan pelayanan terbaik
kepada masyarakat.
c. Tidak kompeten, ciri-cirinya adalah pelaksana layanan publik memiliki
kualifikasi yang tidak sesuai dengan tugas dan fungsi pelayanan publik
atau menugaskan petugas yang tidak sesuai kompetensi untuk
melaksanakan tugas atas perintah atasan secara langsung.