Anda di halaman 1dari 1

tata cara shalat gerhana -sama seperti shalat biasa dan bacaannya pun sama-,

urutannya sebagai berikut.


[1] Berniat di dalam hati dan tidak dilafadzkan karena melafadzkan niat termasuk
perkara yang tidak ada tuntunannya dari Nabi kita shallallahu ’alaihi wa sallam dan
beliau shallallahu ’alaihi wa sallam juga tidak pernah mengajarkannya lafadz niat
pada shalat tertentu kepada para sahabatnya.
[2] Takbiratul ihram yaitu bertakbir sebagaimana shalat biasa.
[3] Membaca do’a istiftah dan berta’awudz, kemudian membaca surat Al Fatihah
dan membaca surat yang panjang (seperti surat Al Baqarah) sambil dijaherkan
(dikeraskan suaranya, bukan lirih) sebagaimana terdapat dalam hadits Aisyah:
‫َج َهَر الَّنِبُّى – صلى هللا عليه وسلم – ِفى َص َالِة اْلُخ ُسوِف ِبِقَر اَء ِتِه‬
”Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam menjaherkan bacaannya ketika shalat gerhana.”
(HR. Bukhari no. 1065 dan Muslim no. 901)
[4] Kemudian ruku’ sambil memanjangkannya.
[5] Kemudian bangkit dari ruku’ (i’tidal) sambil mengucapkan ’SAMI’ALLAHU
LIMAN HAMIDAH, RABBANA WA LAKAL HAMD’
[6] Setelah i’tidal ini tidak langsung sujud, namun dilanjutkan dengan membaca
surat Al Fatihah dan surat yang panjang. Berdiri yang kedua ini lebih singkat dari
yang pertama.
[7] Kemudian ruku’ kembali (ruku’ kedua) yang panjangnya lebih pendek dari
ruku’ sebelumnya.
[8] Kemudian bangkit dari ruku’ (i’tidal).
[9] Kemudian sujud yang panjangnya sebagaimana ruku’, lalu duduk di antara dua
sujud kemudian sujud kembali.
[10] Kemudian bangkit dari sujud lalu mengerjakan raka’at kedua sebagaimana
raka’at pertama hanya saja bacaan dan gerakan-gerakannya lebih singkat dari
sebelumnya.
[11] Tasyahud.
[12] Salam.

Anda mungkin juga menyukai