LANDASAN TEORI
A. Manajemen Pembelajaran
diperlukan manajemen, karena hal ini dapat membantu proses kegiatan yang
akan dilakukan oleh pendidik, dan jika dibayangkan seandainya tidak ada
manajemen pasti segala urusan akan kacau dan tidak sesuai dengan yang
atau organisasi.
1
U. Saefullah, Manajemen Pendidikan Islam (Bandung: Pustaka Setia, 2012), 1.
2
Hikmat, Manajemen Pendidikan (Bandung: Pustaka Setia, 2009), 11.
11
12
tertentu.”4
Menurut Terry, sebagaimana yang dikutip oleh Syafaruddin dan
dikutip oleh Imron fauzi, mengatakan bahwa: “manajemen adalah ilmu dan
sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan
tertentu.”6
manajemen adalah cara orang untuk mengaatur atau mengelola, dan dapat
ketika hal tersebut muncul dalam organisasi, guna menciptakan masa depan
Agar proses pembelajaran bisa berjalan dengan baik, perlu juga diketahui
a. Planning (Perencanaan)
3
Endin Nasrudin, Psikologi Manajemen (Bandung: Pustaka Setia, 2010), 21.
4
Ibid., 21.
5
Syafaruddin, Irwan Nasution, Manajemen Pembelajaran., 70.
6
Imron Fauzi, Manajemen Pendidikan Ala Rasulullah (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2012), 36.
13
yang terdapat interaksi atau hubungan timbal balik antara guru dengan siswa
pada saat pembelajaran berlangsung. Dan dalam hal ini guru bukan hanya
sebagai penyampai pelajaran saja, namun lebih dari itu. Karena dalam
7
Ibid., 126-131.
8
Tim Pengembang MKDP, Kurikulum dan Pembelajaran (Jakarta: Rajawali Pers, 2011), 128.
9
E. Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004), 100.
14
yaitu, “adanya tujuan, bahan atau meteri pengajaran, metode dan alat
sehingga satu sama lain saling berhubungan dan saling berpengaruh dan
10
Mu’awanah, Strategi Pembelajaran (Kediri: STAIN Kediri Press, 2011), 8.
11
Syafaruddin, Irwan Nasution, Manajemen Pembelajaran., 77.
12
Ibid., 76.
15
a. Memotivasi pelajar
penghargaan
pribadi.14
memperhatikan:
13
Ibid., 76.
14
Ibid., 79.
16
komponen yang ada untuk menunjang proses belajar siswa secara efektif.
2. Macam-macam Manajemen
15
Edwar Salis, Total Quality Management In Education (Jogjakarta: IRCiSoD, 2006), 76-83.
17
target yang ditetapkan menurut urutan dan ukuran waktu dan biaya.
f. Manajemen Lingkungan
b. Manajemen Produksi
d. Manajemen Pemasaran
16
Hikmat, Manajemen Pendidikan, 30-38.
17
Ibid., 39-40.
19
c. Manajemen kesiswaan.
memudahkan pekerjaan itu maka semua harus saling mendukung satu sama
18
E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004), 40-52.
20
kerja.
kependidikan.
d. Tercapainya tujuan pendidikan secara efektif dan efisien.
administrasi pendidikan.
19
U. Saefullah, Manajemen Pendidikan Islam, 8-9.
20
Didin Kurniawan, Imam Machali, Manajemen Pendidikan, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2013),
125.
21
dan Nabi Muhammad utusan Tuhan. Maka dari itu orang Islam harus
21
Abdul Majid, Belajar dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, 11.
22
Maka dari itu pendidikan agama Islam memiliki tugas yang berat,
karena bukan hanya mencetak peserta didik pada satu bidang saja, tapi
agama islam.
22
Ahmad Munjin Nasih, Lilik Nur Kholidah, Metode dan Teknik Pembelajaran Pendidikan Agama
Islam (Bandung: Refika Aditama, 2009), 6.
23
Nazarudin, Manajemen Pembelajaran., 12-13.
23
Munjin Nasih:
keluarga.
24
Ibid., 16.
25
Ahmad Munjin Nasih, Lilik Nur Kholidah, Metode dan Teknik Pembelajaran Pendidikan Agama
Islam, 7.
24
lain.
26
Ibid., 17-19.
25
mengajar.”27
T = Tunjukkan Teladan
A = Arahkan
D = Dorongan
berbuat)
I = Ingatkan
R = Repetition (pengulangn)
A = Aplikasikan
b. Model Istiqomah
Model istiqomah juga luas, mempunyai arti dari setiap huruf. Dan
application, hati.
27
Abdul Majid, Belajar dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, 127.
26
murid murid sendirilah yang harus mengartikan apa yang telah dipelajari
rencana yang dijadwalkan bisa tercapai dengan maksimal. Jadi guru bukan
hanya asal berdiri di depan siswa saja, nemun juga harus mempunyai
Metode berasal dari kata method yang berarti suatu cara kerja yang
tujuan.29
28
Abdul Majid, Belajar dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, 135-204.
29
Ahmad Munjin Nasih, Lilik Nur Kholidah, Metode dan Teknik Pembelajaran Pendidikan Agama
Islam, 29.
27
agar guru dan siswa terlibat dalam proses pembelajaran. Terdapat beberapa
sebagainya.30
d) Metode keteladanan
e) Metode pembiasaan
30
Abdul Majid, Belajar dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, 132.
Mu’awanah, Strategi Pembelajaran, 26.
31
28
berbagai sumber daya agar hasil yang dicapai sesuai dengan yang
diharapkan.
rencana. Namun yang lebih utama adalah perencanaan yang dibuat harus
masa depan.
32
Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005),
135.
33
Mukhtar, Desain Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (Jakarta: Mikasa Galiza, 2003), 133.
29
akan digunakan.
sasaran yang hendak dicapai dan menetapkan jalan dan sumber yang
melalui perencanaan agar sampai pada tujuan yang efektif dan efisien.
34
Nanang Fatah, Landasan Manajemen Pendidikan (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004), 49.
35
Syafaruddin, Irwan Nasution, Manajemen Pembelajaran., 91.
36
Martiyono, Perencanaan Pembelajaran (Yogyakarta: Aswaja Pressindo, 2012), 23.
30
belajar.”38
salah satunya adalah model perencanaan KTSP, dalam KTSP ini meliputi
Untuk itu perlu juga diketahui apa saja pengertian dari perangkat
Pembelajaran. Diantaranya:40
37
U. Saefullah, Manajemen Pendidikan Islam, 220-221.
38
Abdul Majid, Belajar dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, 117.
39
Martiyono, Perencanaan Pembelajaran (Yogyakarta: Aswaja Pressindo, 2012), 33.
40
Ibid.,59-229.
31
atau pokok-pokok isi atau materi pelajaran yang sifatnya masih umum.
b. Tujuan pembelajaran
c. Materi pembelajaran
standar kompetensi lulusan dan standar isi yang harus dipelajari oleh
efektif dan efisien. Sedangkan metode adalah cara yang berisi prosedur
g. Penilaian pembelajaran
penilaian diri.
pengajaran.
kedalam berbagai tugas yang harus dilakukan guru dan peserta didik dalam
pembelajaran.
utama, yaitu pembukaan, pelaksanaan, dan penutup. Atau bisa disebut juga
diantaranya:
41
Suryosubroto, Proses Belajar Mengajar di Sekolah (Jakarta: Rineka Cipta, 1997), 36.
34
a. Kegiatan pendahuluan
b. Kegiatan inti
percobaan.
kompetensi.
c. Kegiatan penutup
yang diarahkan untuk mengubah tingkah laku siswa sesuai dengab prinsip-
prinsip agama Islam. Menurut Ahmad Munjin Nasih dan Lilik Nur
Kholidah, hasil belajar yang berupa bentuk perubahan tingkah laku tersebut
42
Abdul Majid, Belajar dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, 122-125.
43
Ahmad Munjin Nasih, Lilik Nur Kholidah, Metode dan Teknik Pembelajaran Pendidikan Agama
Islam, 157.
36
Islam yaitu:
a. Penilaian formatif
b. Penilaian sumatif
c. Penilaian penempatan
d. Penilaian diagnostik
Sedangkan cara dan teknik penilaian untuk siswa dilihat dari aspek
44
Ibid., 168.
37
yang tergolong cacat atau yang menyandang ketunaan, dan juga anak
diartikan sebagai anak yang lambat atau mengalami gangguan yang tidak
pendidikan khusus.
45
Abdul Majid, Belajar dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, 323-361.
46
Mohammad Takdir Ilahi, Pendidikan Inklusif, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2013), 137.
47
E. Kokasih, Cara Bijak Memahami Anak Berkebutuhan Khusus (Bandung: Yrama Widia, 2012),
1.
38
karakteristik sosial.
a) Kelainan Fisik
b) Kelainan Mental
dapat menyebar kedua arah, yaitu kelainan mental dalam arti lebih
48
Mohammad Efendi, Pengantar Psikopedagogik Anak Berkelainan., 4-10.
39
belajar. Yaitu: tuna rungu (B), tuna grahita ringan (C), dan tuna grahita
sedang (C1).
a. Tuna Rungu
1) Pengertian
2) Klasifikasi
49
Ibid., 11.
50
Bandi Delphie, Pembelajaran Anak Berkebutuhan Khusus (Bandung: Refika Aditama, 2006),
102.
40
bantu dengar.
a) Identifikasi.
b) Pembedaan bunyi.
51
Mohammad Efendi, Pengantar Psikopedagogik Anak Berkelainan, 59-61.
41
c) Pemaknaan.
d) Penerapan.52
b. Tuna Grahita
1) Pengertian
2) Klasifikasi
maksimal.
52
E. Kokasih, Cara Bijak Memahami Anak Berkebutuhan Khusus, 179-180.
53
Ibid., 139.
54
Mohammad Efendi, Pengantar Psikopedagogik Anak Berkelainan, 90.
42
a) Terapi permainan.
c) Pelayanan pendidikan.
d) Pendidikan inklusif.
e) Panti rehabilitasi.55
55
E. Kokasih, Cara Bijak Memahami Anak Berkebutuhan Khusus, 149-156.
43
kegiatan selanjutnya.56
secara khusus, yang dapat dijadikan dasar dalam upaya mendidik anak
berkelainan, yaitu:
c. Prinsip kesiapan.
d. Prinsip keperagaan.
e. Prinsip motivasi.
g. Prinsip keterampilan.
56
Mohammad Takdir Ilahi, Pendidikan Inklusif (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2013), 172-177.
57
Mohammad Efendi, Pengantar Psikopedagogik Anak Berkelainan., 21.
58
Ibid., 25-26.
44
diskriminisasi.
59
Bandi Delphie, Pembelajaran Anak Berkebutuhan Khusus, 11.