Anda di halaman 1dari 12

PENERAPAN MODEL BIMBINGAN KLASIKAL SCIARRA

PADA KOMPETENSI MEMPEROLEH PENGETAHUAN


UNTUK MENCAPAI TUJUAN KARIR SISWA KELAS X
DI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 INDRALAYA

Erni, Yosef, Harlina


Program Studi Bimbingan dan Konseling, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Sriwijaya

ABSTRACT

This study aims to determine the application of classical models Sciarra guidance on
competence gained knowledge to achieve career goals of students and to determine the
effectiveness of the application of classical models Sciarra guidance on competence
gained knowledge to achieve career goals of students. Subjects were students of class X
Senior High School No. 1 Indralaya with a sample of 33 students of class XNatural
Science 4 randomly selected. The study design used is one group pretest posttest design.
The results showed differences in pretest and posttest results were higher after the
students followed the classical model of counseling services Sciarra. From the results of
hypothesis testing can be concluded that the model of classical Sciarra guidance
effectively applied as a classical method of service delivery.

Key Word : Sciarra Classical Guidance Model, Career Purpose

Pendahuluan the courseof a person’s lifetime. Karir


Setiap orang pada umumnya diartikan sebagai suatu rangkaian
memerlukan lapangan kerja untuk bekerja pekerjaan-pekerjaan, jabatan-jabatan dan
serta berhasil dengan pekerjaan yang kedudukan, yang dipegang oleh orang atau
dijabatnya. Di dalam masyarakat secara seseorang seumur hidupnya.
luas terdapat berbagai jenis pekerjaan, Karir seseorang bukanlah hanya
tetapi pekerjaan- pekerjaan yang telah sekedar pekerjaan apa yang telah
dijabatnya tidak semuanya dijabatnya, melainkan suatu pekerjaan atau
memperolehhasil serta membahagiakan jabatan yang benar-benar sesuai dan cocok
sebagaimana yang menjadi tujuan dengan potensi-potensi diri dari orang-
hidupnya. Dalam buku yang berjudul: orang yang menjabatnya, sehingga setiap
Career Planning: Freedom to Choose, orang yang memegang pekerjaan yang
yang disusun oleh Bruce Shertzer 1977 dijabatnya itu akan merasa senang untuk
(Sukardi, 1984 : 17) mengemukakan menjabatnya, dan kemudian mereka akan
bahwa: Career is the sequence of berusaha semaksimal mungkin untuk
occupations, jobs, and positions heldduring

30
meningkatkanprestasinya dan potensinya. berdagang, dan lain-lain sering dipandang
mengembangkan potensi dirinya, sebagai bukan bekerja.
Sebagian besar orang menganggap Dari uraian diatas, dapat
bekerja dan memiliki karir adalah hal yang disimpulkan bahwa pemahaman atau
penting dan merupakan kebutuhan yang pengetahuan tentang karir sangat penting
harus dilakukan.Bagi sebagian orang yang untuk diberikan kepada anak agar anak
lain, bekerja dan berkarir tidak hanya dapat merasakan kebahagiaan dan
bermakna agar ia dapat mempertahankan kesuksesan baik secara finansial maupun
hidupnya secara fisik, namun juga kebutuhan psikologisnya. Oleh karena itu,
merupakan suatu aktifitas yang membawa peneliti merasa siswa harus memahami
dampak positif bagi masyarakat dan hubungan antara kualitas personal,
bangsa. Lebih jauh lagi, bekerja dan pendidikan, pelatihan dan tempat kerja
berkarir memberi kepuasan pribadi dan menggunakan kompetensi memperoleh
makna bagi dirinya sebagai suatu identitas. pengetahuan untuk mencapai tujuan karir.
Hal ini seperti dikemukakan Fuhrmann Sekolah sebagai lembaga
(Sukardi, 1990:426) bahwa “Kita pendidikan formal diharapkan mampu
(Orang Amerika) adalah bangsa para memberikan bimbingan dan pelatihan guna
pekerja yang memperkenalkan diri pada menyiapkan anak didiknya untuk dapat
orang lain sesuai dengan pekerjaan yang menjadi anggota masyarakat yang mampu
kita lakukan. dan bertanggung jawab, di samping
Banyaknya jenis pekerjaan dengan menjadi anggota yang aktif dan tenaga
variasi jenis dan tahap keahlian, yang kerja yang tangguh. Dalam usaha
menuntut penguasaan pengetahuan, menyiapkan siswa agar dapat mempunyai
kemampuan-kecakapan, keterampilan dan keterampilan tenaga kerja, sekolah
sikap-sikap tertentu yang juga terus mengusahakan suatu usaha yang nyata
berkembang atau berubah dengan cepat, untuk memberikan layanan bimbingan.
sering kali menimbulkan kebingungan dan Menurut Smith 1959 (Prayitno dan Erman,
masalah pada remaja. Remaja sering kali 2008:94),
berpandangan bahwa bekerja itu adalah “Bimbingan sebagai proses layanan
bekerja pada pemerintah, pada lembaga yang diberikan kepada individu-individu
atau perusahaan negara atau swasta, atau guna membantu mereka memperoleh
bekerja pada orang lain dan mendapat gaji pengetahuan dan keterampilan-
atau upah. Sedangkan memproduksi suatu keterampilan yang diperlukan dalam
barang, memberikan jasa atau pelayanan, membuat pilihan-pilihan, rencana-rencana

31
dan interpretasi-interpretasi yang kesempatan bagi guru mengenal bakat-
diperlukan untuk menyesuaikan diri yang bakat khusus siswa.
baik” Penelitian ini pernah dilakukan oleh
Melalui bimbingan di sekolah, Komang Seniawati, Ni ketut Suarni, Dewi
peserta didik dapat memperoleh layanan Arum Widhiyanti, Metra Putri, dengan
informasi yang lebih terencana, sistematis, model pembelajaran karier Holland pada
dan terfokus. Dengan demikian peserta tahun 2013. Hasil yang didapat dalam
didik dapat dipersiapkan dan dibantu untuk jurnal menunjukkan bahwa terdapat
merencanakan hari depannya dan lebih perbedaan efektivitas teori karier Holland
termotivasi dalam belajar demi mencapai melalui layanan informasi untuk
cita-citanya. meningkatkan pemahaman diri terhadap
Salah satu bidang pelayanan kesiapan kerja siswa. Dari hasil penelitian
bimbingan dan konseling yang berupaya tersebut timbul keinginan peneliti untuk
mewujudkan tujuan pendidikan nasional mengetahui efektivitas layanan bimbingan
adalah bidang pengembangan karir atau klasikal jika menggunakan model Sciarra
disebut juga bimbingan karir. Program dalam kompetensi memperoleh
bimbingan dan konseling dalam pengetahuan untuk mencapai tujuan karir.
kompetensi pengembangan karir siswa Oleh sebab itu, timbul keinginan peneliti
dapat dilaksanakan melalui pemberian untuk menggunakan model bimbingan
bidang bimbingan karir menggunakan klasikal Sciarra Peneliti ingin mengetahui
berbagai layanan, salah satunya adalah model bimbingan klasikal mana yang lebih
layanan bimbingan klasikal. efektif jika diterapkan disekolah, dan salah
Alasan mengapa peneliti satunya adalah model bimbingan klasikal
menggunakan layanan klasikal adalah Sciarra. Rumusan masalah dalam penelitian
informasi yang disampaikan dapat ini ialah :
menjangkau satu kelas sehingga dapat
meminimalkan pemahaman yang keliru, Bagaimana penerapan bimbingan klasikal

bimbingan klasikal memungkinkan siswa model Sciarra pada kompetensi

untuk mau terbuka dan saling memperoleh pengetahuan untuk mencapai

mengomentari, bimbingan klasikal tujuan karir siswa kelas X di SMA Negeri 1

mendorong konselor menggunakan metode- Indralaya?

metode pembelajaran yang bervariasi, 1. Bagaimana efektifitas penerapan

menarik, menyenangkan, dapat dinikmati bimbingan klasikal model Sciarra

oleh siswa bersama-sama, dan memberikan terhadap peningkatan kompetensi

32
memperoleh pengetahuan untuk  Mengajak siswa mengungkapkan
mencapai tujuan karir siswa kelas X di emosional dalam diri terhadap
SMA Negeri 1 Indralaya? materi bimbingan yang disampaikan
(komponen afektif)
METODOLOGI PENELITIAN  Mengajak siswa mengungkapkan
pengalaman pribadi yang mungkin
Pendekatan Penelitian
mereka miliki sehubungan dengan
materi bimbingan yang disampaikan
Dalam melaksanakan penelitian,
(komponen eksperiensial)
peneliti menggunakan prosedur pra
 Mengajak siswa menyimpulkan dan
eksperimen. Jenis rancangan penelitian pra
merencanakan perilaku positif
eksperimen yang digunakan adalah one
kedepan setelah menerima materi
group pretest-posttest design. One group
bimbingan yang disampaikan
pretest-posttest design adalah rancangan
2. Memperoleh pengetahuan untuk
penelitian dengan hanya melibatkan satu
mencapai tujuan karir (Variabel
kelompok sampel.
terikat (Y))

Definisi Operasional Variabel Kompetensi pengetahuan yang

1. Model bimbingan klasikal Sciarra harus dikuasai siswa mencakup :

(Variabel bebas (X))  Menjelaskan bagaimana


bekerja dapat membantu
Model bimbingan klasikal Sciarra ialah mencapai keberhasilan pribadi
kegiatan bimbingan yang ditujukan kepada dan kepuasan pribadi
siswa agar mencapai kompetensi  Mendeskripsikan pengaruh
bimbingan yang diinginkan, melalui pekerjaan terhadap gaya hidup
aktivitas :  Memahami kaitan antara
prestasi pendidikan dan
 Presentasi materi bimbingan keberhasilan karir
menggunakan media seperti video,
cerita, simulasi, study tour, dsb Populasi dan Sampel
 Mengajak siswa mengungkapkan Populasi dalam penelitian ini adalah
apa yang paling mereka ingat dari keseluruhan siswa kelas X SMA Negeri
materi bimbingan yang disampaikan Indralaya tahun ajaran 2014/2015 yang
(komponen kognitif) terdiri dari empat kelas IPA dan dua
kelas IPS. Peneliti akan mengambil satu

33
kelas IPA sebagai sampel berdasarkan Data yang bersifat kuantitatif,
teknik Purposive Sampling. Purposive teknik analisis data yang digunakan adalah
Sampling adalah teknik penentuan statistik parametris yang kebanyakan
sampel dengan pertimbangan tertentu digunakan untuk menganalisis data interval
(Sugiyono, 2013:124). Pertimbangan atau rasio. Dalam hal ini tahapan penelitian
menentukan jumlah sampel ini adalah data kuantitaf adalah sebagai berikut:
berdasarkan perspektif bimbingan 1. Mengambil data pre-test.
kelompok besar/kelas dengan jumlah 2. Menerapkan tahapan bimbingan
ideal satu kelas siswa atau peserta didik klasikal model Sciarra kepada siswa
yang mengikuti bimbingan adalah 30-40 dengan memberikan tiga indikator
orang. Maka peneliti memilih siswa secara bertahap oleh peneliti.
kelas X IPA 4 sebagai sampel penelitian 3. Mengambil data posttest
dengan jumlah siswa 33 siswa. Membandingkan hasil data pre-test
dan post-test setelah diberi
Teknik Pengumpulan Data perlakuan.
Untuk mendapatkan data atau 4. Membandingkan hasil data pre-test
informasi yang dibutuhkan dalam dan post-test setelah diberi
penelitian ini peneliti menggunakan teknik perlakuan.
observasi. Marshall, 1995 (Sugiyono,
2013:310) menyatakan bahwa: “through HASIL DAN PEMBAHASAN
observation, the researcher learn about Deskripsi Data
behavior and the meaning attached to those 1. Deskripsi Proses Penerapan
behavior”. Yang artinya melalui observasi, Penelitian
peneliti belajar tentang perilaku, dan makna a. Pertemuan I
dari perilaku tersebut. Peneliti Hari pertama pemberian perlakuan
menggunakan teknik pengumpulan data (treatment) dilakukan pada hari/tanggal
observasi partisivasif menurut Spradley. Sabtu, 31 Maret 2015 pukul 12.45 WIB
Dalam observasi ini, peneliti terlibat – 13.30 WIB dengan jumlah kehadiran
dengan subjek yang sedang diamati atau 33 siswa. Sebelum melaksanakan
yang digunakan sebagai sumber data bimbingan klasikal, terlebih dahulu
penelitian. peneliti memperkenalkan diri,
menjelaskan tujuan penelitian dan
Teknik Analisis Data menyebarkan angket pretest kepada

34
siswa pada pukul 11.30 WIB – 12.45 bimbingan dan tujuan pembelajaran dari
WIB topik materi pertama.

Tempat pelaksanaan bimbingan 3. Deskripsi Data Hasil Angket


dilakukan di ruang kelas X IPA Hari Adapun hasil angket siswa sebelum dan
pertama penelitian, peneliti diijinkan ke setelah pemberian perlakuan model
kelas pada pertemuan ke-7 dan ke-8. bimbingan klasikal Sciarra yaitu sebagai
Setelah siswa mengisi angket pretest, berikut:
peneliti memulai layanan bimbingan
Tabel Hasil Pretest dan Postest
klasikal Model Sciarra dengan topik
No Nama Siswa Skor Skor
“Keberhasilan pribadi dan kepuasan Pretest Posttest
Aldi
pribadi” dan dengan indikator 1. Ramadhan 63 84
2. Ayu Anggraini 65 91
“Menjelaskan bagaimana bekerja dapat 3. Deviyana 67 85
membantu mencapai keberhasilan pribadi 4. Dhea Alfatihah 61 90
5. Putri 64 89
dan kepuasan pribadi”. 6. Dwi Fitriani 68 82
7. Ega Maharani 64 86
8. Hartika 60 90
9. Sridika Sari 68 84
Peneliti memulai layanan Jamaluddin
bimbingan dengan melakukan tahap 10. Ibnu Sumaja 67 82
11. Junita Sari 66 86
pembukaan yang terdiri dari salam, Khevin
12. Damora 67 91
menanyakan kabar siswa, memeriksa 13. Kiki Apriyanti 64 93
M. Aldhi
jumlah kehadiran siswa, dan bertanya 14. Pratama 58 85
tentang materi BK sebelumnya yang M. Abiyyu
15. Azhar 64 89
diberikan oleh Guru BK. Megi
16 Irmansyah 68 73
Tahap selanjutnya adalah tahap inti. Pada Melda
17. Tetrayuni 62 84
tahap inti, peneliti mempresentasikan Melly
materi dengan tayangan video yang 18. Saraswati 61 89
19. Mia Tirta Sari 62 85
mengkonsumsi dari situs youtube.com M. Reza
20. Fahlevi 64 86
sesuai dengan topik Nur Iman
21. Bayu Putra 60 81
Prayogi
“Keberhasilan pribadi dan kepuasan 22. Notonegoro 66 85
Rara Aulia
pribadi”. Video yang berjudul “Bimbingan 23. Firnanda 60 92
Rika Ayu
bidang karir” Tahap inti dimulai dengan 24. Shelviana
menjelaskan kepada siswa tentang rencana 64 76
25. Ronaldo 62 88
26. Riyan Hata

35
58 82 1. Membuat Ha dan Ho dalam bentuk
27. Sidik Prasetyo
69 80 kalimat.
28. Sissy Lestari
66 84
Thalia dwi Ha : Penerapan model bimbingan klasikal
29. Ananda
70 90 Sciarra dalam kompetensi
30. Waldino
memperoleh pengetahuan untuk
62 79
Lisa Laila mencapai tujuan karir siswa efektif
31. Septa
64 86 diterapkan di kelas X SMA Negeri 1
Lise Laila
32. Septi Indralaya.
66 91
Ho : Penerapan model bimbingan klasikal
33. Tesya Monica 54 84
Sciarra dalam kompetensi
Jumlah (∑) 2104 2822
Rata-rata 63,75 85,51
memperoleh pengetahuan untuk
mencapai tujuan karir siswa tidak
Berdasarkan data hasil angket, rata-
efektif diterapkan di kelas X SMA
rata persentase nilai hasil pretest adalah
Negeri 1 Indralaya.
63,75% (sedang) dengan nilai pretest
tertinggi sebesar 70% dan nilai terendah
2. Pengujian Hipotesis.
sebesar 54%, sedangkan untuk nilai Penelitian ini adalah penelitian yang
posttest nilai tertinggi sebesar 93% dan membandingkan nilai hasil pretest (sebelum
nilai terendah sebesar 73% dengan rata- diberi perlakuan) dengan nilai hasil posttest
rata persentase nilai hasil posttest adalah (setelah diberi perlakuan), maka pengujian
85,51% (sangat tinggi). Sebelum dan hipotesisnya menggunakan analisis Tabel
sesudah diberi perlakuan ternyata Distribusi Normal. Hal ini dilakukan dengan
mengalami peningkatan nilai tertinggi cara perbandingan antara statistik hitung
sebesar 23% sedangkan pada nilai dengan statistik uji. Hasil dari analisis
terendah mengalami peningkatan nilai korelasi diperoleh thitung = 19,41 dengan
sebesar 19%. Pada nilai rata-rata juga
N=33. Setelah dibandingkan dengan ttabel
mengalami peningkatan dari 63,75%
untuk taraf signifikansi 0,05 (ttabel = 2,035)
menjadi 85,51%.
berarti thitung lebih besar dari ttabel yaitu =
Uji Hipotesis 19,41 > 2,035. Dengan demikian peneliti
Untuk pengujian terhadap hipotesis menyimpulkan bahwa Ho tidak terbukti dan
yang telah ditetapkan dalam penelitian, Ha. Terbukti yaitu model bimbingan klasikal
maka langkah-langkahnya sebagai berikut: sciarra efektif diterapkan dalam memperoleh

36
pengetahuan Untuk mencapai tujuan karir Pembahasan
siswa kelas X SMA N I Indralaya. Hasil kegiatan layanan ini diperoleh
dengan memberikan pretest dan posttest
Tabel Kerja Menghitung
dalam bentuk angket yang berjumlah 30
Koefisien Antara Hasil Pretest dan
Postetst Siswa Kelas X SMA Negeri 1 pernyataan. Angket tersebut diberikan
Indralaya kepada siswa sebanyak dua kali, yaitu
No. Nama Siswa D xd (d- x2d
Md) pretest yang diberikan pada pertemuan
1. Aldi Ramadhan 21 -0,75 0,5625 pertama sebelum siswa diberi perlakuan
2. Ayu Anggraini 26 4,25 18,0625
3. Deviyana 18 -3,75 14,0625 model bimbingan klasikal Sciarra dan
4. Dhea Alfatihah 29 7,25 52,5625 posttest diberikan kepada siswa pada
5. Khamala P 25 3,25 10,5625
6. Dwi Fitriani 14 -7,75 60,0625 pertemuan terakhir setelah siswa diberikan
7. Ega Maharani 22 0,25 0,0625 perlakuan model bimbingan klasikal
8. Hartika 30 8,25 68,0625
9. Sridika Sari 16 -5,75 33,0625 Sciarra. Berdasarkan data hasil angket,
10. Sumaja 15 -6,75 45,5625 diperoleh nilai rata-rata pretest adalah
11. Junita Sari 20 -1,75 3,0625
12. Khevin Damora 24 2,25 5,0625 63,75% dengan nilai tertinggi 70% dan
13. Kiki Apriyanti 29 7,25 52,5625 terendah 54%. Sedangkan data hasil nilai
M. Aldhi
14. Pratama 27 5,25 27,5625 angket posttest, didapat rata-rata nilai
M. Abiyyu 85,51% dengan nilai tertinggi 93% dan
15. Azhar 25 3,25 10,5625
16 Megi Irmansyah 5 -16,75 280,5625 terendah 73% sehingga diambil kesimpulan
17. Melda Tetrayuni 22 0,25 0,0625
bahwa rata-rata nilai hasil posttest lebih
18. Melly Saraswati 28 6,25 39,0625
19. Mia Tirta Sari 23 1,25 1,5625 besar 21,76% dari pada nilai hasil pretest.
20. M. Reza Fahlevi 22 0,25 0,0625
Sehingga peneliti dapat mengategorikan
21. Putra p 21 0,75 0,5625
22. Notonegoro 19 -2,75 7,5625 hasil angket dari sedang (63,75%) menjadi
23. Firnanda 32 10,25 105,0625
sangat tinggi (85,21%). Berdasarkan hasil
24. Shelviana 12 -9,75 95,0625
25. Ronaldo 26 4,25 18,0625 uji coba normalitas data dengan signifikan
26. Riyan Hata 24 2,25 5,0625
5% atau α = 0,05, untuk uji coba normalitas
27. Sidik Prasetyo 11 -10,75 115,5625
28. Sissy Lestari 18 -3,75 14,0625 data angket pada nilai hasil pretest
29. Ananda 20 -1,75 3,0625 2 2
30. Waldino 17 -4,75 22,5625 diperoleh yaitu x hitung ≤ x tabel atau
31. Lisa Laila Septa 22 0,25 0,0625
2,796 ≤ 11,070 dan uji normalitas data
32. Lise Laila Septi 25 3,25 10,5625
33. Tesya Monica 30 8,25 68,0625 angket pada nilai hasil posttest diperoleh
Jumlah 718 1188,0625 2 2
yaitu x hitung ≤ x tabel atau 4,852 ≤
Menghitung Uji-t pretest dan posttest 11,070. Maka data angket pada nilai hasil
(Manual) = 19,41

37
pretest dan posttest berdistribusi secara diskusi yang dijelaskan pada lembar hasil
normal. observasi menunjukkan bahwa siswa
Setelah diberi perlakuan model memiliki ketertarikan saat mengikuti
bimbingan klasikal Sciarra pada siswa bimbingan. Selama melakukan tiga kali
diperoleh data angket hasil uji hipotesis. perlakuan (bimbingan klasikal), menurut
Hasil pengujian hipotesis dengan peneliti diskusi antara guru dan siswa
menggunakan uji-t Tabel Distribusi Normal semua berjalan dengan lancar. Siswa

didapat thitung = 19,41 > ttabel = 0,349 menyampaikan semangat dan keinginan
mereka dalam mencapai tujuan karir .
maka Ho yang menyakatan model
Tidak sedikit siswa di kelas X sudah
bimbingan klasikal Sciarra tidak efektif
memahami pentingnya mencapai tujuan
pada kompetensi memperoleh pengetahuan
karir. Tetapi mereka kurang memahami
untuk mencapai tujuan karir siswa ditolak
bahwa perencanaan karir harus dimulai
dan Ha yang menyatakan model bimbingan
sejak dini dan ada faktor pendukung yang
klasikal Sciarra efektif pada kompetensi
melatarbelakangi sebuah perencanaan karir
memperoleh pengetahuan untuk mencapai
yaitu gaya hidup dan prestasi pendidikan.
tujuan karir siswa diterima. Peneliti
Ada beberapa kelebihan dan
menemukan bahwa bimbingan klasikal
kelemahan dari penerapan model
model Sciarra ini efektif diterapkan kepada
bimbingan kelompok besar Sciarra.
siswa sebagai salah satu media .Hasil
Beberapa kelebihan dalam penelitian ini
penelitian bimbingan klasikal model
yaitu membantu siswa untuk lebih fokus
Sciarra yang menunjukkan keefektifan ini
dan konsentrasi dalam mengikuti kegiatan
serupa dengan hasil penelitian terdahulu
bimbingan karena saat memulai kegiatan
yang dilakukan oleh Komang Seniawati, Ni
diskusi dan tanya jawab peneliti
ketut Suarni, Dewi Arum Widhiyanti,
mempresentasikan terlebih dahulu materi
Metra Putri, dengan model pembelajaran
yang akan dibahas. Siswa menjadi lebih
karier Holland pada tahun 2013.
aktif dalam menyampaikan pendapatnya
Observasi dilakukan untuk
karena siswa bebas berpendapat mengenai
mengetahui keterlaksanaan model
pengetahuan mereka, perasaan, serta
bimbingan klasikal Sciarra selama tiga kali
pengalaman mereka yang berkaitan dengan
pertemuan, dan bagaimana proses
video yang ditampilkan.
pelaksanaan bimbingan yang dilakukan
Keterbatasan peneliti pada saat
oleh peneliti dan siswa. Deskripsi hasil
melakukan penelitian adalah durasi waktu
bimbingan yang kurang sehingga kurang

38
memberikan kesempatan siswa untuk
mengungkapkan pendapatnya. Saran
Selain terdapat kelebihan dalam Berdasarkan hasil yang diperoleh,
penerapan model bimbingan kelompok peneliti memberikan saran bahwa model
besar Sciarra juga terdapat kekurangan bimbingan klasikal Sciarra dapat dijadikan
yang ditemui pada saat penelitian yaitu salah satu alternatif metode pemberian
peneliti mengalami kesulian dalam mencari layanan dalam hal ini materi yang diberikan
beberapa video untuk dipresentasikan adalah kompetensi memperoleh
kepada siswa yang sesuai dengan tujuan pengetahuan untuk mencapai tujuan karir.
yang ingin dicapai. Dan perlu diadakannya bimbingan lanjutan
seperti bimbingan karir secara individual
SIMPULAN DAN SARAN agar tujuan karir siswa lebih terarah dan
Simpulan sesuai dengan kemampuannya.
Dari hasil penelitian dan
pembahasan yang telah diuraikan pada bab DAFTAR PUSTAKA
sebelumnya, maka dapat disimpulkan
Sciarra, D.T. (2004). School Counseling:
bahwa : Pelaksanaan pemberian materi Fondation and contemporary
Issues. Australia: Thomson/ Cole
melalui media menggunakan model
Sciarra memiliki keunggulan dalam Sugiyono. (2013). Metode
PenelitianPendidikan: Pendekatan
bentuk diskusi. Dari hasil data angket, Kuantitatif, Kualitatif. Bandung:
siswa kelas X IPA 4 sebelum mendapat Alfabeta
layanan model bimbingan klasikal Sciarra Sukardi. (1984). Bimbingan Karir di
rata-rata yang diperoleh adalah sebesar Sekolah-Sekolah: Pendidikan
Karir. Denpasar: Ghalia
63,75% (Sedang) dan setelah diterapkan Indonesia
model bimbingan klasikal Sciarra dan hasil
Prayitno. (1999). Seri Pemandu
angket mengalami peningkatan menjadi Pelaksanaan Bimbingan dan
58,51% (Sangat Tinggi). Hal ini Konseling di Sekolah Menengah
Atas. Jakarta: Mandiri
menunjukkan adanya perbedaan yang
signifikan skor angket siswa antara sebelum Abad Fauziz. (2013). Belajar Mengajar
dan Pelayanan Klasikal yang Efektif.
dan sesudah diterapka model layanan http://fauzizdeslav.blogspot.com/2
klasikal Sciarra. Hal ini juga menunjukan 013/09/belajar-mengajar-dan
pelayanan-klasikal.html diakses pada
model bimbingan klasikal Sciarra bisa tanggal 19 Januari 2015
diterapkan dalam kompetensi memperoleh
pengetahuan untuk mencapai tujuan karir.

39
40
41

Anda mungkin juga menyukai