MADRASAH
LESSON STUDY IN DEVELOPING LEARNING ORGANIZATION OF
MADRASAH
Sholikin
Sholihin ABSTRACT
Balai Diklat Keagamaan Being the centre of excellent, madrasahs have to develop their
(BDK) Surabaya Human Resources, due to the increasing of society demands.
Jl. Ketintang Madya 92 They have to improve not only cognitive and skill competence but
Surabaya also their attitude. This article offers madrasah to be a Learning
Naskah : Organization, in which madrasah always promotes Continuouse
diterima : 5 Januari 2017 Professional Development (CPD) for their Human Resource (teachers)
direvisi : 18 Januari 2017 by faciliting their teachers several activities. Lesson Study offers
disetujui : 28 Januari 2017 a lot of activities which enables teachers share their knowledge
and skill through ”Plan, Do and See”. By implementing LS madrasah
the teacher will get a lot of beneficial, such as defining learning goal,
implementing a certain teaching model and how to evaluate the
teaching and learning process. All of those will lead us to what we
called as a Learning Organisation.
ABSTRAK
Menjadi pusat sekolah unggulan, madrasah harus mengembangkan
Sumber Daya Manusia mereka, karena meningkatnya tuntutan
masyarakat. Mereka harus memperbaiki tidak hanya kompetensi
kognitif dan keterampilan, tetapi juga sikap mereka. Artikel ini
menawarkan madrasah untuk menjadi Learning Organization, dimana
madrasah selalu mempromosikan Continuouse Professional
Development (CPD) untuk Sumber Daya Manusia mereka (guru)
dengan memfasilitasi beberapa kegiatan guru mereka. Lesson Study
menawarkan banyak kegiatan yang memungkinkan guru berbagi
pengetahuan dan keterampilan mereka melalui ”Plan, Do and See”.
Dengan menerapkan madrasah LS, guru akan mendapatkan banyak
manfaat, seperti menentukan tujuan pembelajaran, menerapkan
model pengajaran tertentu dan bagaimana mengevaluasi proses
belajar mengajar. Semua itu akan membawa kita pada apa yang kita
sebut sebagai Learning Organization.
83
Jurnal Diklat Keagamaan, Vol. 11, no. 1, Januari - Maret 2017
84
Jurnal Diklat Keagamaan, Vol. 11, no. 1, Januari - Maret 2017
variannya yang ada di Indonesia, Perkembangan dan hasil pembelajaran siswa secara terus-
LS di Indonesia serta Bagaiman Lesson Study menerus, berdasarkan data. Lesson Study
Dilaksanakan, selanjutnya penulis mencoba merupakan kegiatan yang dapat mendorong
untuk mendefiniskan LO, menjabarkan pilar- terbentuknya sebuah komunitas belajar
pilar dalan LO serta karakteristiknya, selain (learning society) yang secara konsisten dan
itu pentingnya LO bagi Madrasah dan yang sistematis melakukan perbaikan diri, baik
terahir bagaiamana LS membangun LO. pada tataran individual maupun manajerial.
Slamet Mulyana (2007) memberikan rumusan
tentang Lesson Study sebagai salah satu
Apa itu Lesson Study
model pembinaan profesi pendidik melalui
Konsep dan praktik Lesson Study pertama
pengkajian pembelajaran secara kolaboratif
kali dikembangkan oleh para guru pendidikan
dan berkelanjutan berlandaskan pada prinsip-
dasar di Jepang, yang dalam bahasa Jepang-
psrinsip kolegalitas dan mutual learning
nya disebut dengan istilah kenkyuu jugyo.
untuk membangun komunitas belajar.
Adalah Makoto Yoshida, orang yang dianggap
Sementara itu, Catherine Lewis (2002)
berjasa besar dalam mengembangkan
menyebutkan bahwa: ”Lesson Study is a simple
kenkyuu jugyo di Jepang. Keberhasilan Jepang
idea. If you want to improve instruction, what
dalam mengembangkan Lesson Study
could be more obvious than collaborating with
tampaknya mulai diikuti pula oleh beberapa
fellow teachers to plan, observe, and reflect on
negara lain, termasuk di Amerika Serikat
lessons? While it may be a simple idea, Lesson
yang secara gigih dikembangkan dan
Study is a complex process, supported by
dipopulerkan oleh Catherine Lewis yang
collaborative goal setting, careful data collection
telah melakukan penelitian tentang Lesson
on student learning, and protocols that enable
Study di Jepang sejak tahun 1993. Sementara
productive discussion of difficult issues”.
di Indonesia pun saat ini mulai gencar
disosialisasikan untuk dijadikan sebagai Bill Cerbin & Bryan Kopp mengemukakan
sebuah model dalam rangka meningkatkan bahwa Lesson Study memiliki 4 (empat) tujuan
proses pembelajaran siswa, bahkan pada utama, yaitu untuk : (1) memperoleh
beberapa sekolah sudah mulai mem- pemahaman yang lebih baik tentang bagai-
praktikkannya. Meski pada awalnya, Lesson mana siswa belajar dan guru mengajar; (2)
Study dikembangkan pada pendidikan dasar, memperoleh hasil-hasil tertentu yang dapat
namun saat ini ada kecenderungan untuk dimanfaatkan oleh para guru lainnya, di luar
diterapkan pula pada pendidikan menengah peserta Lesson Study; (3) meningkatkan
dan bahkan pendidikan tinggi. pembelajaran secara sistematis melalui
Lesson Study bukanlah suatu strategi inkuiri kolaboratif. (4) membangun sebuah
atau metode dalam pembelajaran, tetapi pengetahuan pedagogis, dimana seorang
merupakan salah satu upaya pembinaan guru dapat menimba pengetahuan dari guru
untuk meningkatkan proses pembelajaran lainnya.
yang dilakukan oleh sekelompok guru Dalam tulisannya yang lain, Catherine Lewis
secara kolaboratif dan berkesinambungan, (2004) mengemukakan pula tentang ciri-ciri
dalam merencanakan, melaksanakan, esensial dari Lesson Study, yang diperoleh-
mengobservasi dan melaporkan hasil nya berdasarkan hasil observasi terhadap
pembelajaran. Lesson Study bukan sebuah beberapa sekolah di Jepang, yaitu:
proyek sesaat, tetapi merupakan kegiatan 1. Tujuan bersama untuk jangka panjang.
terus menerus yang tiada henti dan Lesson Study didahului adanya kesepakatan
merupakan sebuah upaya untuk meng- dari para guru tentang tujuan bersama yang
aplikasikan prinsip-prinsip dalam Total Quality ingin ditingkatkan dalam kurun waktu jangka
Management, yakni memperbaiki proses panjang dengan cakupan tujuan yang lebih
85
Jurnal Diklat Keagamaan, Vol. 11, no. 1, Januari - Maret 2017
kolaborasi untuk menyusun RPP yang pembicaraan yang berlangsung dalam diskusi.
mengacu pada penggunaaan Kurikulum yang
harus digunakan oleh pemerintah. Kegiatan Learning Organisation (LO)
ini diawali dengan menganalisis kompetensi ”Learning Organization are organizations
dasar, cara membelajarkan siswa, mensiasati where people continually expand their capacity
kekurangan fasilitas dan sarana belajar, dan to create the result they truly desire, where
sebagainya, sehingga dapat ketahui berbagai new and expansive patterns of thinking are
kondisi nyata yang akan digunakan untuk nurtured, where collective aspiration is set
kepentingan pembelajaran. free, and where people are continually learning
2. Tahapan Pelaksanaan (Do) to see the whole together” (Senge, 1990). LO
Sedangkan pada tahapan yang kedua, ada adalah organisasi dimana para pekerja terus
dua kegiatan: (1) pelaksanaan pembelajaran mengembangkan kapasitas mereka menuju
yang dilakukan oleh salah seorang guru yang tujaun yang ditetapkan, dimana pola pikir baru
disepakati untuk mempraktikkan RPP yang dan berkembang terus didukung, dimana
telah disusun bersama, dan (2) kegiatan aspirasi berkembang pesat, dan para pekerja
pengamatan atau yang dilakukan oleh terus menerus belajar untuk mencapai tujuan
anggota atau komunitas Lesson Study yang bersama. Sedangkan Garvin (1993)
lainnya. mendefinisikan Learning Orgnaisation sebagai
3. Tahapan Refleksi (Check) ketrampilan dalam menciptakan dan
Pada tahapan ini semua catatan para mentransfer pengetahuan dan memodifikasi
pengamat akan didiskusikan bersama- sama. tingkah laku untuk merefleksikan pengetahuan
Tahapan ketiga merupakan tahapan yang dan pandangan baru. Sehingga organisasi
sangat penting karena kegiatan ini merupakan tidak hanya dituntut untuk menyesuaikan diri
upaya perbaikan proses pembelajaran terhadap perubahan tetapi juga dituntut
selanjutnya akan bergantung dari ketajaman untuk mampu menciptakan pengetahuan
anal isis para perserta berdasa rkan baru untuk meraih masa depan.
penga matan ter hadap pel ak s anaa n Isti lah Learning Organisation dan
pembelajaran yang telah dilaksanakan. Organisational Learning sering dipakai
Kegiatan refleksi dilakukan dalam bentuk bersama, meskipun kedua istilah ini
diskusi yang diikuti seluruh peserta Lesson mempunyai perbedaan. Learning Organization
Study yang dipandu oleh kepala sekolah (Organisasi Pembelajaran) merupakan tempat
atau peserta lainnya yang ditunjuk. dimana orang secara terus menerus
meningkatkan kapasitasnya agar tercipta hasil
Selanjutnya, semua pengamat yang diinginkan dan merupakan tempat
menyampaikan tanggapan atau saran secara dimana pola pikir baru dan pola pikir yang
bijak terhadap proses pembelajaran yang diperluas terus dipertahankan, serta menjadi
telah dilaksanakan (bukan terhadap guru tempat dimana aspirasi kolektif bebas dimiliki
yang bersangkutan). Dalam menyampaikan dan di sana orang-orang secara terus menerus
saran-saranya, pengamat harus didukung oleh belajar untuk melihat realitas secara keseluruhan.
bukti-bukti yang diperoleh dari hasil Lebih lanjut, Senge mengungkapkan bahwa
pengamatan, tidak berdasarkan opininya. secara umum Organisasi Pembelajaran menjadi
Berbagai pembicaraan yang berkembang tempat dimana orang-orang pada semua level/
dalam diskusi dapat dijadikan umpan balik tingkat, baik secara individu maupun bersama,
bagi seluruh peserta untuk kepentingan melakukan peningkatan kapasitas mereka
perbaikan atau peningkatan proses untuk menghasilkan manfaat yang akan
pembelajaran. Oleh karena itu, sebaiknya menjadi perhatian mereka atau sesuai
seluruh peserta pun memiliki catatan-catatan keinginan mereka. Sedangkan Pembelajaran
Organisasi berbicara tentang bagaimana
87
Jurnal Diklat Keagamaan, Vol. 11, no. 1, Januari - Maret 2017
school vision and goals. Artinya visi dan tujuan karena rancangan organisasi dibuat dalam
sekolah diciptakan melalui proses dan lintas fungsi yang biasanya berbasis tim.
komitmen bersama, aktifitas bersama dan Kemampuan organisasi untuk mensinergi
consensus semua anggota sekolah, murid, kan kegiatan tim ini ditentukan oleh adanya
orang tua murid; dan visi personal guru harus visi bersama dan kemampuan berfikir
selaras dengan visi dan tujuan sekolah. sistemik seperti yang telah diuraikan di atas.
Komitmen u ntuk menggali visi bersama Namun demikian tanpa adanya kebiasaan
tentang masa depan secara murni tanpa berbagi wawasan tentang kesuksesan dan
paksaan. Oleh karena itu madrasah sebagai kegagalan yang terjadi dalam suatu tim,
suatu organsasi terdiri atas berbagai orang maka pembelajaran organisasi akan sangat
yang berbeda latar belakang pendidikan, lambat, dan bahkan berhenti. Pembelajaran
kesukuan, pengalaman serta budayanya, akan dalam organisasi akan semakin cepat kalau
sangat sulit bagi organisasi untuk bekerja guru-guru di madrasah mau berbagi
secara terpadu kalau tidak memiliki visi yang wawasan dan belajar bersama-sama. Ber-
sama. Selain perbedaan latar belakang bagi wawasan pengetahuan akan menjadi
karyawan, organisasi juga memiliki berbagai sangat penting untuk peningkatan kapasitas
unit yang pekerjaannya berbeda antara satu guru-guru madrasah dalam menambah
unit dengan unit lainnya. Untuk menggerak- modal intelektualnya.
kan organisasi pada tujuan yang sama dengan
aktivitas yang terfokus pada pencapaian Karakteristik LO
tujuan bersama diperlukan adanya visi yang Agar kita dapat mengevaluasi terhadap
dimiliki oleh semua orang dan semua unit pelaksanaan apakah organisasi itu (sekolah)
yang ada dalam organisasi. melakukan Learning Organisationn apakah
tidak, kita perlu menetapkan beberapa
e. Team Learning, Tim Belajar, Hal ini penting kriteria yang dapat digunakan untuk
karena saat ini, organisasi modern berjalan mengevaluasinya. Justifikasi untuk pemilihan
atas dasar kerja sama tim, yang berarti bahwa pendekatan menggunakan seperangkat
organisasi tidak dapat belajar jika anggota tim karakteristik untuk menggambarkan
tidak datang bersama dan belajar bersama. pelaksanaan Learning Organisation yang
Ini adalah proses untuk mengembangkan biasa dilaksanakan dengan melibatkan prilaku
kemampuan untuk menciptakan hasil yang yang komplek dari Learning Organisation.
diinginkan. Semua ini dilakukan agar memiliki Dengan membreakdown organisational
tujuan, pola pikir, dan bekerja sama untuk learning pada unsur pokoknya kita dapat
mencapainya. Joo Ho Park (2008) At the menentukan karakteristik secara utuh.
school, various group or t eam activities are Perlu diketahui bahwa karakteristiknya
encouraged to address schooling issues or adalah saling terhubung satu sama lain
teacher’s professional work; teachers become seperti yang telah disampaikan oleh Dalton
committed to, skilled at, and involved in sebagai berikut: (John Dalton. 1998)
collaborative work. Artinya di sekolah banyak 1. Learning Strategy (Strategi Belajar)
kelompok atau aktifitas team didorong untuk Karakteristik utama dalam LO adalah
membicarakan isu sekolahan atau tugas adanya strategi belajar yang diimplementasi
professional guru; guru menjadi ber- kan atau dipunyai oleh organisasi. Strategi
komitmen, terampil, dan terlibat dalam tersebut menggabungkan pembelajaran dan
pekerjaan kolaboratif. tujuan tertentu yang diharapkan akan dicapai
Dengan kata lain, kemampuan dan oleh pembelajar dan ditetapkan dengan
motivasi untuk belajar secara adaptif, penuh pertimbangan dan kehati-hatian.
generatif, dan berkesinambungan. K ini Dalam hal ini madarasah dalam memilih
makin banyak organisasi berbasis tim, strategi pengembangan profesionalisme
90
Jurnal Diklat Keagamaan, Vol. 11, no. 1, Januari - Maret 2017
91
Jurnal Diklat Keagamaan, Vol. 11, no. 1, Januari - Maret 2017
matang dalam menghadapi perubahan itu. LO, karena TQM membutuhkan setiap
Karena perubahan akan membari efek orang yang ada dalan organisasi untuk terus
pada lingkungan, cara kerja, dan juga belajar agar dapat melaksanakan tugas
proses belajar mengajar, jika organisasi secara efektif.
memghadapi kendala dalam menghadapi
peprubahan itu, maka sebaiknya organisasi 8. Supportive Athmosphire (Atmosfir yang
mempunyai teman kerja yang bisa dijadi- Mendukung)
kan model dalam menghadapi situasi LO memahami bahwa hasil kerja
baru tersebut. organisasi yang ekselen dibangun di atas
kerja yang menyenangkan, produktif dan
6. Konwledge Creation and Transfer (Kreasi Ilmu memberdayak setiap individu. LO harus
Pengetahuan dan Transfer) menyadari pentingnya penyeimbangan
Dalam sebuah LO kreasi sebuah ilmu antara kepentingan individu dan kebutuhan
pengetahuan baru harus dilihat sebagai organisasi. Dengan kata lain harus ada
pekerjaan utama dari semua komponen keseimbangan antara produksi di suatu sisi
orgasasi bukan sebuah kepentingan dengan kapasitas prosuksi di sisi lain. Oleh
khusus dari departemen riset dan karena itu, sekolah yang mengharap-
pengembangan. Kemampuan mengambil kan oraganisasinya maju maka harus
pelajaran dari berbagai depertemen dan mempertimbangkan kemampuan sumber
belajar dari apa yang mereka kerjakan daya manusianya, agar mereka dapat
adalah sumber ilmu yang sangat penting. bekerja secara efektif. Guru-guru harus
Drucker, mengatakan bahwa pengetahuan dipersiapkan kemampuannya, dengan
adalah sumber utama individu-individu menyerap berbagai informasi terbaru dari
dan ekonomi keseluruhan. (Drucker, 1992). berbagai sumber.
Lebih jauh Sillince (2005) menambahakan
bahwa ilmu pengetahuan dan pemahaman 9. Teamworking (Kerja Tim)
adalah kunci sukses pada perubahan yang Kerja Tim merupakan bagian sentral dari
strategic, oleh karena itu, kelompok LO. Dengan alasan karena setiap anggota
diskusi, kemajuan tehnologi informasi tim mempunyai kesempatan untuk belajar
adalah cara yang efektif dalam menyampikan dan mendapat informasi dan ilmu dari
informasi. anggota yang lain. Tim bukan hanya sebagai
cara utama untuk menggabungkan
7. Quality (Kwalitas) pengetahuan dari setiap anggota tapi juga
Kwalitas merupakan unsur utama yang akan memunculkan pengetahuan yang
harus diperhatikan dalam sebuah produk baru. Teamworking melibatkan kerja dalam
yang dihasilkan oleh perusahaan. Hal ini kelompok dalam organisasi itu sendiri,
jelas bahwa kwalitas merupakan bagian sedangkan networking merupakan
dari sebuag LO. Senge, mengatakan bahwa pekerjaan yang dilakukan di luar organisasi.
tehnik manajemen yang baik adalah Kerja Tim memberikan keuntungan
enduring (berjalan terus menerus). pada organisasi berupa sinergi internal,
Organisasi yang membei focus pada TQM sedangkan metworking akan membangun
dan berusaha keras pada perbaikan terus sinergi secara eksternal. Jelas manfaatnya
menerus akan ada perubahan yang menuju Teamworking bagi pengembangan SDM
perbaikan. Organisasi yang memungkinkan sekolah, disamping memperkuat ikatan
untuk melakukan ini adalah organsasi yang organisasi itu sendiri secara internal, karena
mempunyai LO. Sejatinya TQM mempunyai guru-guru bisa saling mendiskusikan
persamaan dengan organisational learning, parmasalah dan mencari solusi bersama,
paling tidak satu langkah menuju sebuah sesuai dengan kontek permasalahannya,
92
Jurnal Diklat Keagamaan, Vol. 11, no. 1, Januari - Maret 2017
93
Jurnal Diklat Keagamaan, Vol. 11, no. 1, Januari - Maret 2017
94
Jurnal Diklat Keagamaan, Vol. 11, no. 1, Januari - Maret 2017
95
Jurnal Diklat Keagamaan, Vol. 11, no. 1, Januari - Maret 2017
Referensi
Joo Ho Park, ”Asia Pacific Education Review” Validation of Senge’s Learning Organization Model with
Robert Louis Flood, Rethinking The Fifth Discipline, Learning Within The Unknowable. (Routledge11
New Fetter Lane, London EC4P 4EE)1999. 2
Ahmad Sanusi, Pendidikan Alternatif, Bandung: Grafindo Media Pratama, 1998, 7
Bill Cerbin & Bryan Kopp. A Brief Introduction to College Lesson Study. Lesson Study Project. online:
http ://www.uwlax.edu/sotl/lsp/index2.htm
Catherine Lewis (2004) Does Lesson Study Have a Future in the United States?. Online: http://www.
sowi-online.de/journal/20041 /lesson_lewis.htm diakses pada tgl, 22 Desember 2012 Cet. II, 2-3
Cut Zahri Harun, Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia Melalui Pendidikan Merupakan Kunci
Keberhasilan Suatu Lembaga di Era Globalisasi dan Otonomi Daerah., dalam Jurnal Pendidikan
dan Kebudayaan, Balitbang Diknas, No. 041, Tahun Ke-9, Maret 2003, 17729.
Dalton, John, Organisational Learnimg and Effectiveness, 1998 by Routledge 11 New Fetter Lane,
London EC4P 4EE, 1998, h. 93
Drucker ‘The new society of organisations’, Harvard Business Review 70(5), September–October. 1992,
h. 95.
Garvin, D A, Buliding Learing Organization, Harvard Bussiness Review, July-August, h. 78-91
http://roebyarto.multiply.com/journal/item/18, di akses pada tgl, 22 Desember 2012
Marquardt, M. J. and Reynolds, A. The Global Learning Organisation: Gaining Competitive Advantage
through Continuous Learning, Burr Ridge: Irwin. 1994
Senge, P. The Fifth Disciplines: The Art and Prctice of the Learning Organisation, (Doubleday, London
1990) h. 209
96
Jurnal Diklat Keagamaan, Vol. 11, no. 1, Januari - Maret 2017
Sillince, Sillince, J. A. A. ‘Extending the cognitive approach to strategic change in organisations: some
theory’, British Journal of Management 6: 59–76. 2005.
Soekidjo Notoatmodjo, Pengembangan Sumber Daya Manusia, (Jakarta: Rineka Cipta,1998),
Teachers of Vocational High Schools at the Seoul Megalopolis, 2008, Vol. 9, No.3, 270-284. P 2.
97