Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH PENGEMBANGAN KURIKULUM

“PROFESIONALISASI GURU DANIMPLEMENTASI DALAM PENGEMBANGAN


KURIKULUM PENDIDIKAN”

Di susun oleh :

Nama : idarman waruwu

Semester : VI PAK

Mapel : Perecanaan pembelajaran

SEKOLAH TINGGI TEOLOGI IKSM SANTOSA ASIH JAKARTA TIMUR


TAHUN AJARAN 2022/2023
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam dunia pendidikan, interaksi antara guru (pendidik) dengan peserta didik padadasarnya
untuk mencapai tujuan-tujuan pendidikan yang ada. Untuk memajukan suatu pandidikan yang
diharapkan oleh masyarakat, pendidik, peserta didik, dan tujuan pendidikanmerupakan suatu
komponen yang sangat erat hubungannya, karena ketiga komponen inisecara kualitatif maupun
kuantitatif.Pendidik merupakan tenaga yang profesional yang bertugas merencanakan
danmelaksanakan proses pembelajaran, melakukan bimbingan dan pelatihan, serta melakukan
penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik di perguruan
tinggi.Keterampilan dan pengimplementasian dalam profesi sangat didukung oleh teori yang
telahdipelajari khususnya dalam pengembangan kurikulum yang telah ditetapkan
disekolahmasing-masing.Jadi yang dikatakan seorang yang profesional dituntut banyak belajar
dalammengimplementasikan pengalaman materi yang digelutinya untuk pengembangan
kurikulumyang ada disekolahnya masing-masing. Hal ini bertujuan untuk mengembangkan Imu
kepadasiswa dan merupakan suatu usaha untuk pencapaian tujuan pembelajaran, secara
kualitatifmaupun kuantitatif.Dengan adanya keterangan diatas, maka penulis akan mengangakat
judul makalah ini dengan tema “Profesionalisasi Guru dan Implementasi dalam Pengembangan
KurikulumPendidikan”.

B. Rumusan Masalah

Dalam makalah ini penulis merumuskan permasalahan yang mengangkat:

1. Hal apa saja yang dilakukan profesionalisasi dalam mengimplementasikan


pengembangankurikulum yang ada disekolah?

2. Bagaimana seorang profesionalisasi, mengimplementasikan dalam pengembangankurikulum


kepada peserta didik?

C. Tujuan Makalah
Berdasarkan permasalahan diatas, tujuan penulis dalam pembuatan makalah ini agar para
pembaca dapat memahami hal apa saja yang menyangkut keprofesional, pengimplemantasikan
terhadap pengembangan kurikullum yang ada.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Profesi Sacara Umum

Menurut Martinis Yamin (2006: 2-3) menyatakan profesi merupakan seseorang


yangmenekuni pekerjaan berdasarkan keahlian, kemampuan, tehnik, dan prosedur
berlandaskanintelektualitas. Dengan demikian profesi merupakan makna, bahwa profesi yang
disandangoleh tenaga kependidikan atau guru, adalah suatu pekerjaan yang membutuhkan
pengetahuan,keterampilan, kemampuan, keahlian, dan ketelatenan untuk menciptakan anak
memiliki perilaku suatu sesuai dengan yang diharapkan.Menurut Nana. S. Sukmadinata (2006:
191) sebagai pendidik profesional, guru bukanhanya dituntut melaksanakan tugasnya secara
profesional, tetapi juga harus memiliki pengetahuan dan kemampuan profesional.Berdasarkan
penjelasan diatas, jelaslah seoarang guru dapat dari usaha keras dankeahlian yang dimilikinya.
Hal ini bertujuan untuk tujuan seorang guru dalammengupayakan, membimbing, melatih, dan
mengajar dengan sepenuh hati untuk keinginandan keberhasilan peserta didik yang diterakan
dalam penjelasan tujuan pendidikan. Padadasarnya pendidikan merupakan interaksi antar
pendidik (guru) dan peserta didik (siswa)untuk mencapai tujuan-tujuan pendidikan.Seseorang
guru yang dianggap profesional, yaitu guru atau pendidik yang benar-benarmelaksanakan
keberhasilan peserta didik (siswa). Tugas pendidik untuk keberhasilan siswaitu sangat berat,
dengan demikian guru harus diberi kesempatan yang sebanyak mungkinuntuk mengembangkan
diri dan pekerjaannya seperti mengikuti kursus, pelatihan, penataran,melanjutkan pendidikan
yang lebih tinggi lagin dan biayanya dibantu oleh pemerintah. Halini semua bertujuan untuk
mengutamakan kesetaraan, bahwa profesi yang diemban sebagaiguru itu sama saja dengan
profesi yang lain.

B. Konsep Profesionalisasi Guru


Menurut Martinis Yamin (2006: 4) keterampilan dalam pekerjaan profesi sangatdidukung oleh
teori yang dipelajarinya. Jadi, seorang guru yang profesional dituntut banyak belajar, membaca
dan mendalami teori tenteang profesi yang digelutinya, suatu profesi bukanlah suatu permanen,
ia akan mengalami perubahan dan mengikuti perkembangankebutuhan manusia, oleh sebab itu
penelitian terhadap suatu tugas profesi dianjurkan,didalam kegunaan dikenal dengan penelitian
action research.Menurut Nana. S. Sukmadinata (2006: 191) sebagai pendidik profesional, guru
bukansja dituntut melaksanakan tugasnya secara profesional, tetapi juga memiliki pengetahuan
dankemampuan profesional. Dalam diskusi pengembangan modal pendidikan profesional
tenagakependidikan, yang dselenggarakan PPS IKIP Bandung tahun 1990, dirumuskan 10 ciri
sutu profesi, Yaitu:

1. Memiliki fungsi dan signifikan social

2. Memiliki keahlian/ keterampilan tertentu

3. Keahlian/keterampilan diperoleh dengan menggunakan teori dan metode ilmiah

4. Didasarkan atas disiplin ilmu ang jelas

5. Diperoleh dengan pendidikan dalam masa tertentu yang cukup lama

6. Aplikasi dan sosialisasi nilai-nilai profesinal

7. Memiliki kode etik

8. Kebebasan untuk memberikan judgement dalam memecahkan masalah dalam lingkupkerjanya

9. Memiliki tanggung jawab profesional dan otanani

10. Ada pengetahuan dan masyarakat dan imbalan atas layanan profesinya.Dari perjalanan uraian
diatas, meskipun bahan banyak seorang pendidik melakukanatau menerapkan itu semua pada
peserta didik, namun usaha untuk berupaya untukmeningkatkan keberhasilan peserta didik selalu
digalakkan.Secara konseptual, bentuk kerja guru menurut, Depdiknas (1980) telah
merumuskankemampuan-kemampuan yang harus dimiliki guru dan mengelompokan atas tiga
dimensiumum keterampilan, yaitu :

1. Kemampuan profesional mencangkup :


a. Penguasaan materi pelajaran, mencangkup bahan yang akan digagaskan dan dasarkeilmuan
dari bahan pembelajaran tersebut.

b. Penguasaan landasan dan wawasan kependidikan keperguruan.

c. Penguasaan proses kependidikan, keguruan dan pembelajaran siswa

2. Kemampuan sosial, yaitu kemampuan menyesuaikan diri deng tuntutan kerja danlingkungan
sekitar

3. Kemampuan personal (pribadi) mencakup:

a) Penampilan sikap yang positif terhadap keseluruhan tugasnya sebagai guru, dan
terhadapkeseluruhan situasi pendidikan beserta unsur-unsurnya.

b) Pemahaman, penghayatan, dan penampilan-penampilan nilai yang selayaknya dianut


olehseorang guru.

c) Penampilan upaya untuk menjadikan dirinya sebagai panutan dan teladan bagi parasiswanya.

C. Syarat-Syarat Menjadi Guru Profesional

Menjadi seorang guru bukanlah pekerjaan yang gampang seperti yang dibayangkanoleh
banyak orang, dengan bermodal penguasaan materi dan penyampaiannya kepada siswasudah
cukup, namun hal ini belumlah dapat dikatakan sebagai guru yang profesional, makaharus
memiliki berbagai keterampilan, kemampuan khusus, mencintai pekerjaannya, menjagakode eitk
guru, dan lain sebagainya.

Oemar Hamalik dalam bukunya proses belajar-mengajar (2001: 16), guru profesionalharus dapat
memiliki persyaratan, yang meliputi:

1. Memilik bakat seorang guru

2. Memiliki keahlian seorang guru

3. Memiliki keahlian sebagai guru yang baik dan teritregasi

4. Memiliki mental yang sehat


5. Berbadan sehat

6. Memilki pengalaman dan penetahuan luas

7. Guru adalah manusia yang berjiwa pancasila

8. Guru adalah seorang warga Negara yang baik

D. Guru Profesional Dan Kurikulum

Didalam dunia pendidikan guru tidak hanya bermodal pengalaman, pengetahuanakademis,


akan tetapi juga keterampilan (skiil). Kurikulum mengundang muatan akademis,namun
penerapannya berdasarkan teknis dan membutuhkan banyak pengalaman. David Berlo(dalam
Abitar, 1989: 9) guru sebagai sumber dalam menyampaikan pesan kepada audiensharus memiliki
keterampilan komunikasi, sikap, pengetahuan, dan memperhatikan konteksosial
budaya.Disamping itu guru juga memiliki kesepakatan terhadap perubahan-perubahan
yangterjadi dalam dunia pendidikan,seperti perubahan kurikululum satu kali dalam 10 tahun.
Danguru juga diminta untu cepat beradaptasi dengan perubahan itu dengan cara
penataran,workshop, dan belajar dengan teman se-profesi.Menurut Martinus Yamin (2006: 49)
guru menerapkan kurikulum yang telahdirancang oleh pemerintah dan instansi, dan mereka harus
mampu mengajarkannya walaupunkurikulum baru berbeda dengan kurikulum sebelumnya, hal
ini terjadi karena pengaruh penilaian kemajuan zaman dan untuk kecerdasan peserta didik sendiri
dalam pengembangan pembelajaran.Dilihat dari perkembangan kurikulum yang ada di
Indonesia, menurut Kenandan(2007: 107) dalam perjalanan detik pendidikan diIndonesia telah
menerapkan enamkurikulum, yaitu kurikulum 1968, kurikulum 1975, kurikulum 1984,
kurikulum 1994,kurikulum 2004 atau kurikulum berbasis kompetisi (meski belum sempat
disahkan oleh pemerintah, tetapi sempat berlaku dibeberapa sekolah piloting project), dan
terakhir sampaisekarang kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) yang dikeluarkan oleh
pemerintahmelalui Permendiknas nomor 22 tentang standar isi, permen nomor 23 tentang
standarkelulusan dan permen nomor 24 tentang pelaksanaan kedua permen tersebut.Terjadinya
pengembangan kurikulum dapat dikonsepsikan sebagai suatu sikluslingkaran yang dimulai
analisis mengenai maksud didirikannya sekolah. Kurikulum standarkompetensi menentukan
prioritas yang tepat, dan menmencamkan bentuk konsep programyang merupakan bagian dari
pengembangan kurikulum. Dan dengan pengembangankurikulum juga dituntut menerapkan da
mengatur perubahan yang ada.Dan adanya perkembangan kurikulum, guru dituntut harus cekatan
dan tanggapkarena guru bekerja dikelas dituntut untuk menyampaikan kurikulum real, guru
merupakan pengontorl kualitas belajar mulai dari awal sampai berakhirnya pelajaran, dan
berguna jugauntuk terciptanya life skiil dikalangan siswa.Sebagai guru yang profesionalis, maka
guru harus dapat mengetahui prinsip pengembangan kurikulum dan prinsip pelaksana kurikulum.

1. Prinsip Pengembangan KurikulumMenurut Kunandar (2007: 139-141) pengembangan


kurikulum dijenjang sekolahdasar sampai sekolah menengah yang dikemangkan oleh sekolah
dan komite sekolah berpedoman pada standar kompetensi lulusan standar isi, serta panduan
penyusunankurikulum yang dibuat BSNP, HARUS didasarkan perinsip-perinsip sebagai berikut:

a) Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik


danlingkungannya.

b) Beragam dan terpadu

c) Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni

d) Rayuan dengan kebutuhan kehidupan

e) Menyeluruh dan berkesinambungan

f) Belajar sepanjang hayat

g) Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah

2. Perinsip KurikulumMenurut Kunandar (2007: 142-143) dalam pelaksanaan kurikulum disetiap


kesatuan pendidikan menggunakan prinsip-prinsip sebagai berikut:

a) Pelaksanaan kurikulum berdasarkan pada potensi, perkembangan, dan kondisi peserta


didikuntuk menguasai kompetensi yang berguna baginya.

b) Kurikulum dilaksanakan dengan menegakkan kelima pilar belajar, yaitu:

1) Belajar untuk beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa

2) Belajar untuk memahami dan menghayati


3) Belajar untuk mampu melaksanakan dan berbuat secara efektif

4) Belajar untuk hidup bersama dan berguna bagi orang lain.

5) Belajar untuk membangun dan menemukan jati dirinya, melalui proses pembelajaran
yangefektif, kreatif, aktif, dan menyenangkan

c) Pelaksanaan kurikulum memungkinkan peserta didik mendapat pelayanan yang baik

d) Kurikulum dilaksanakan dalam suasana hubungan peserta didik dan pendidik yang
salingmenerima dan menghargai, akrab, terbuka, hangat, dan bersifat membangun

e) Kurikulum dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan multistrategi dan multimedia,yang


sumber belajar bersifat keteknoloian.

f) Kurkulum dlaksanakan dengan mendayagunakan, kondisi alam, sosial, dan budaya,


sertakekayaan daerah untuk keberhasilan pendidik dengan muatan seluruh bahan kajian
secaraoptimal

g) Kurikulum dilaksanakan berdasarkan komponen-komponen kurikulum yang ada.

E. Peranan Guru Dalam Pengembangan Kurikulum

Menurut Nana S Sukmadinata (2006: 198) dilihat dari segi pengeluarannya, pengembangan
kurikulum dapat dibedakan antara yang bersifat sentralisasi dan desintralisasi.Dalam
pengembangan kurikulu, yang sentralisasi bersifat uniform untuk seluruh Negara,daerah atau
jenjang jenis sekolah.Di Indonesia dewasa ini terutama pada jenjang pendidikan dasar dan
menengahdigunakan modal ini. Kurikulum untuk sekolah dasar, sekolah lanjutan tingkat
pertama,sekolah menengah umum, dan sekolah menengah kejuruan pada prinsipnya sama.

1. Peranan guru dalam pengembangan kurikulum yang bersifat sentralisasiMenurut Nana.


sukmadinata (2006: 200) dalam kurikulum yang bersifat sentralisasi.Guru tidak mempunyai
peranan dalam perancangan, dan evaluasi kurikulum yang bersifatmakro disusun okeh tim atau
komisi khusus, yang terdiri atas para ahli, guru menyusunkurikulum dalam bidangnya untuk
jangka waktu satu tahun, satu semester, satu catur wulan, beberapa minggu atau berberapa teori
saja, hal ini juga disebut dengan satuan pelajaran.Program tahunan, semesteran, satu catur wulan,
ataupun satuan pelajaran, metode dan media pembelajaran, dan evaluasi, hanya keluasan dan
kedalamanya berbeda-beda.Dengan adanya penjelasan diatas jelaslah menjadi tugas gurulah
menyusun danmemutuskan tujuan yang tepat, memilih dan menyusun tahap pembelajaran yang
sesuaidengan kebutuhan, minat dan tahap perkembangan anak memiliki metode dan
mediamengajar yang bervariasi, serta menyusun program dan alat evaluasi yang tepat.
Suatukurikulum tersusun secara sistematis akan memudahkan dalam
pengimplementasiannya,implementasi kurikulum hampir seluruhnya tergantung pada kreativitas,
kecakapan,kesungguhan dan ketekunan guru. Guru hendaknya

2. Peranan guru dalam pengembangan kurikulum yang bersifat disentralisasiMenurut Nana.


Sukmadinata (2006: 201) kurikulum disentralisasi disusun olehsekolah ataupun kelompok
sekolah tertentu dalam suatu wilayah atau daerah. Pengembangankurikulum semacam ini
didasarkan atas karakteristik, kebutuhan, perkembangan daerah sertakemampuan. Sekolah atau
sekolah-sekolah tersebut.Kurikulum disentralisasi mempunyai beberapa kelebihan dan
kekurangan.Kelebihan-kelebihannya meliputi:

a) Kurikulum sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan masyarakat

b) Kurikulum sesuai dengan tingkat dan kemampuan sekolah baik kemampuan


profesional,finannsial, maupun managerial.

c) Disusun oleh guru-guru sendiri dengan demikian sangat memudahkan dalam pelaksanaannya.

d) Ada motivasi kepada sekolah (kepala sekolah, guru) untuk mengembangkan diri, mencaridan
menciptakan kurikulum yang sebaik-baiknya, dengan demikian akan terjadi semacamkompetisi
dalam pengembangan kurikulum.Beberapa kelemahan bentuk kurikulum ini, adalah:

a) Tidak adanya keseragaman, untuk situasi yang membutuhkan keseragaman demi


persatuannasional, bentuk ini kurang tepat.

b) Tidak adanya standar penilaian yang sama,

c) Adanya kesulitan bila terjadinya siswa pindahan siswa kesekolah.d) Sukar untuk mengelola
dan penilaian secara nasional.
e) Belum semua sekolah (daerah) mempunyai kesiapan untuk menyusun dan
mengembangkankurikulum sendiri.

F. Implementasi guru terhadap kurikulum

Menurut Oemar Hamalik (2008: 237) implementasi merupakan suatu proses penerapan ide,
konsep, kebijakan, atau inovasi dalam bentuk tindakan praktis sehinggamembentuk dampak,
baik berupa perbuahan pengetahuan, keterampilan, maupun nilai sikap.Sedangakan kurikulum
menurut M. Joko Susilo (2007: 77) jangka waktu pendidikanyang harus ditempati oleh siswa
yang bertujuan untuk memperoleh ijazah.Jadi implementasi kurikulum juga dapat diartikan
sebagai aktuyalisasi kurikulumtertulis (written curriculum) dalam bentuk
pembelajaran.Berdasarkan dari penjelasan diatas, jelaslah bahwa implementasi kurikulum adalah
penerapan atau pelaksanaan program kurikulum yang telah dikembangkan dalam
tahapsebelumnya, kemudian diujicobakan dengan pealaksanaan dengan pengelolaan, sambil
sementara dilaksanakan penyesuaian terhadap ortuasi lapangan dan karakteristik peserta didik,
baik perkembangan intelektual, emosional, serta fisiknya.

1.Tahap-Tahap Implementasi KurikulumMenurut Oemar Hamalik (2008: 238) implementasi


kurikulum mencangkup tiga halaman pokok, yaitu:

a) Pengembangan program mencakup program tahunan, semester, atau catur wulan,


bulanan,mingguan, harian, dan ada juga bimbingan konseling.

b) Pelaksanaan pembelajaran pada hakikatnya, pembelajaran adalah proses intelektual antara


peserta didik dengan lingkungan, sehingga terjadi perubahan prilaku yang lebih baik.

c) Evaluasi pembelajaran yang dilaksanakan sepanjang kurikulum berjalan.

2.Faktor yang mempengaruhi kurikulumAdapun faktor yang mempengaruhi yaitu:

a) Karakteristik kurikulum, yang mencangkup ruang lingkup bahan ajar, tujuan, fungsi, sifat,dan
sebagaiannya.

b) Strategi implementasi yaitu strategi yang digunakan dalam pelaksanaan kuriulum.


c) Karakteristik penyusunan kurikulum, meliputi pengetahuan, keterampilan, serta nilai-
nilaisikap guru terhadap implementasi kurikulum dalam pembelajaran.

3.Prinsip-Prinsip Implementasi KurikulumDalam implementasi kurikulum, terdapat beberapa


prinsip yang menunjang tercapainyakeberhasilan, yaitu:

a) perolehan kesempatan yang sama

b) berpusat pada anak didik

c) menggunakan pendekatan dan kemitraan

d) kesatuan dalam kebijakan dan keberagaman dalam pelaksanaan.Dari keempat prinsip diatas
pada dasarnya ingin menciptakan atau pelaksanaan dalam pengembangan kurikulum yang
dilakukan guru untuk memperoleh hasil pembelajaran yangmenandai baik secara efektif, kejuritif
dan psikomentarinya.

4.Unsur-Unsur Implementasi Kurikulum

Menurut Oemar Hamalik (2008: 241-244) dalam implementasi kurikulum , terdapat


berbagaiunsur terkait sebagai berikut:

a) Pelaksanaan kurikulum pelaksanaan kurikulum menempatkan prinsip-prisip kesatuan dalam


kebijakan dankeberagaman dalam pelaksanaan standar nasional disusun oleh pusat, dan cara
pelaksanaannya disesuaikan dengan masing-masing daerah atau sekolah.

b) Bahasa pengantarBahasa Indonesia sebagai bahasa Negara menjadi pengantar dalam kegiatan
pembelajaran,namun jika diperlukan bahasa dan juga bias digunakan sebagai pengantar.

c) Hari belajarJumlah hari belajar dalam satu tahun pelajaran adalah 204 sampai 240 hari, jumlah
mingguefektifnya adalah 34 sampai 40 hari, dan pengaturannya berdasarkan semesteran.

d) Kegiatan kurikulumKegiatan kurikulum dikelompokan menjadi kegiatan intrakurikulum dan


ekstrakurikulum.

e) Tenaga kependidikanGuru diharuskan mempunyai kualifikasi dan kompetensi khusus untuk


menunjang pencapaian kompetensi lulusan pada satuan pendidikan.
f) Sarana dan prasarana pendidikanPelaksanaan pembelajaran menggunakan sumber belajar,
buku, dan alat pembelajaran yangdisediakan pemerintah dan masyarakat sesuai dengan
kebutuhan dan kemampuan yangdimiliki.

g) Remedial, pengayaan dan percepatan belajarSekolah memberikan layanan bagi peserta didik
yang mendapat kesulitan belajar melaluikegiatan remedial.

h) Bimbingan dan konselingSekolah memberikan bimbingan dan konseling kepada peserta didik
dalam konteks pengembangan kepribadian, sosial, karier dan belajar lanjutan.

i) Pengembangan dan penyusunan silabusDiberbagai daerah, sekolah mengembangkan silabus


sesuai dengan kondisi dan kebutuhanmasing-masing, tetapi tetap dengan komisi standar
kopetensi.

j) Pengelolaan kurikulumPengelolaan kurikulum disekolah dilakukan dengan memgunakan


seluruh unsure penyelenggra pendidikan, komite sekolah, dewan pendidikan,serta dunia usaha
dan industridengan kondisi, kebutuhan, dan potensi untuk mewujudkan pencapaian standar
kompetensi

k) Sekolah bertaraf nasionalSekolah ini diberikan untuk menghasilkan lulusan yang mampu
bersaing pada tingkatinternasional.Dari penjelasan beberapa unsur diatas, pada dasarnya
merupakan mata usaha untukmembentuk peserta didik mampu dalam pengimplementasian
kurikulum dalam kehidupandunia pendidikan dan merupakan suatu usaha untuk mewujudkan
pencapaian kompetensinasional, dan usaha mendidik peserta didik agar mampu bersaing dalam
bidang skill dibidangmasyarakat.

5.Komponen-komponen rencana implementasi kurikulum Rencana implementasi kurikulum


akan mengalami perbedaan dalam sistem sekolah,tergantung pada struktur organisasi dan ruang
lingkupnya. Selain itu, rencana implementasiseharusnya didasarkan pada rencana kurikulum
jangka panjang, sehingga program yang adadapat diteliti, direvisi dan di implementasikan dalam
periode waktu (biasanya dibuat dalam jangka waktu lima tahunan).Adapun komponen rencana
kurikulum menyangkut:

a. Studi program baru


b. Identifikasi sumber daya

c. Penetapan perand. Pengembangan proporsional

e. Penjadwalan

f. Sistem komunikasi

g. Pelaksanaan monitoring

G. Deskripsi Alternatif model implementasi kurikulum

Menurut Oemar Hamalik (2008: 248) dalam kaitannya dengan fungsi pengelolaankurikulum,
akan dikemukakan model implementasi kurikulum baru. Namun, sebelum ada pestulat yang
penting dipahami, terlebih dahulu harus dapat menerapkan model pengembangan implementasi
manajemen strategi:

1. Implementasi kurikulum dipandang sebagai sistem. Sedangkan fungsi-fungsi


pengelolaandipandang sebagai elemen atau subsistem proses dari sistem implementasi
kurikulum.

2. Dalam masing-masing komponen proses terdapat komponen-komponen lain yangmembentuk


komponen tersebut.

3. Dalam setiap tahap kegiatan selalu diperhatikan keadaan faktor internal dan eksternal yang
berkaitan dengan pelaksanaan kurikulum.

4. Setiap tahap terdapat pelaksanaan, perencanaan dan evaluasi

5. Arah tujuan pada setiap tahapan proses implementasi ditujukan untuk menghasilkan produk
berkala yang saling berkaitan, dari secara keseluruhan ditujukan untuk memperbaiki kondisi
pelaksanaan (kualitas internal dan eksternal)Dengan penjelasan diatas jelaslah bahwa tahapan
implementasi secara garis besar ada3 yaitu: tahapan perencanaan, tahapan pelaksanaan, dan
evaluasi.

a. Implementasi dan evaluasi kurikulum


Menurut Nana Sukmadinata (2006: 177) pengembangan kurikulum yang menekankanisi,
membutuhkan waktu mempersiapkan situasi belajar dan menyatukannya dengan tujuan
pengajaran yang cukup lama. Kurikulum yang menekankan situasi, waktu,
untukmempersiapkannya lebih pendek, sedangkan kurikulum yang menekankan situasi,
waktuuntuk mempersiapkannya lebih pendek, sedangkan kurikulum yang menekankan
organisasiwaktu persiapannya hampir sama dengan kurikulum yang menekankan isi.Menurut
Oemar Hamalik (2008: 250) mengatakan dalam evaluasi implementasi bertujuanuntuk melihat
proses pelaksanaan yang sedang berjalan sebagai fungsi kontrol apakah pelaksanaan evaluasi
telah sesuai dengan rencana dan sebagai fungsi perbaikan jika dalamkekurangan.Dan tujuan
kedua, melihat hasil akhir yang di capai, hasil ini merujuk pada kriteria waktudan hasil yang
dicapai dibandingkan terhadap fase perencanaan. Dan dalam implementasikurikulum tidak
terlepas dari model evaluasi yang digunakan bertumpu pada aspek-aspektertentu yang
diutamakan dalam proses pelaksanaan kurikulum.Dengan demikian, evaluasi dilaksanakan
menggunakan suatu metode, sarana dan prasarana, anggaran personal dan waktu yang ditentukan
dalam tahap perencanaan.

BAB III

PENUTUPA.

KesimpulanDalam pengembangan kurikulum profesional guru, dan


pengimplementasiankurikulum sangat diperlukan, hal ini dikarena seorang guru merupakan
seorang figur yangmulia dan dimuliakan banyak orang, upaya guru mendidik, membimbing,
mengajar, danmelatih anak didik dan bentuk upaya memajukan dan mencerdaskan peserta didik
untuk pencapaian. Tujuan yang berdasarkan kualitatif maupun kuantitatif.
Pengembangankurikulum dapat dikonsepsi sebagai suatu siklus lingkasan yang dimulai dengan
analisismengenai maksud dicirikan sekolah.Sebagai guru yang profesional, maka guru harus
dapat mengetahui prinsip-prinsip pengembangan kurikulum, dan peranan guru dalam
pengembangan kurikulum. Hal ini semua bertujuan untuk kemajuan peserta didik dan
membentuk keterampilan peserta didik dalam pemantapan tujuan pendidikan, baik secara efektif,
kognitif, dan psikomotor.Keprofesioanalan guru dalam pengembangan kurikulum implementasi
sangatditerapkan kepada suatu jenjang pendidikan dan pengklasifikasian kepada peserta didik
itusendiri, karena implementasi kurikulum adalah penerapan atau pelaksanaan kurikulum
yangtelah dikembangkan dalam tahap sebelumnya, kemudian diujicobakan dengan
pelaksanaandan pengelolaan, sambil senantiasa dilakukan penyesuaian terhadap situasi lapangan
dankarakteristik peserta didik, baik perkembangan intelektual, emosional dan bentuk
fisiknya.Dalam pengembangan kurikulum implementasi juga tidak terlepas dari
berbagaikomponen-komponen yang mengatur dan mengarah kepada tujuan dalam dunia
pendidikan.

B. Saran

Dengan makalah yang sudah penulis selesaikan ini, dengan judul “profesionalisasiguru dan
implementasi dalam pengembangan kurikulum pendidikan”, penulis menyadari

kalau dalam makalah ini masih banyak terdapat kesalahan, baik dalam bentuk kata maupun
penulisannya. Dan penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca khususnyadosen
pembimbing untuk perbaikan makalah selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA

Sukamdinata, S. Nana. Pengembangan Kurikulum teori dan Praktek. Remaja Rosda karya.
2006:Bandung.Yamin, Martinis. Profesionalisasi dan Implementasi KBK. Gaung Persada Press.
2006: JakartaHamalik, Oemar. Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum. Remaja Rosda karya.
2006: Bandung.Susilo. M. Joko. KTSP, Manajemen Pelaksanaan dan kesiapan sekolah. Pustaka
Belajar Offset:2007: JakartaKunandiar. Guru Implementasi Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
dan sukses dalam sertifikasiguru. Rajawali Press. Devisisi buku Perguruan Tinggi. Raja
Grapindo Persada. 2007: Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai