Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

ANAK AGUNG MADE

GURU PEMBIMBING:
Pondet Nuriyadi, S.Pd
DISUSUN OLEH:
KELAS : XI-F
KELOMPOK : 13
 Debby Octavia (13)
 Jenisa Karin Indah Mawarni (21)
 Nadilta Syanazwari Fadhila (26)

DINAS PENDIDIKAN JAWA TIMUR


CABANG DINAS PENDIDIKAN WILAYAH KABUPATEN LUMAJANG
SMA NEGERI 02 LUMAJANG
Jl. H. O.S. Cokroaminoto No.159, Tompokersan, Kec. Lumajang, Kabupaten Lumajang,
Jawa Timur 67316
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt, yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah untuk memenuhi nilai tugas di
mata pelajaran Sejarah. Tidak lupa kami ucapkan terimakasih sebesar besarnya kepada Bapak
Pondet Nuriyadi, selaku guru pembimbing Sejarah di Kelas XI-F.

Dalam makalah ini kami membahas mengenai Latar Belakang Anak Agung Made dan
Keterlibatannya dalam Perang Lombok 1894. Kami telah berusaha semaksimal mungkin
untuk menyajikan data-data yang kami peroleh dari berbagai sumber.

Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan, baik dari
penyusunan maupun tata bahasa penyampaian dalam makalah ini. Oleh karena itu, kami
dengan rendah hati menerima saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
makalah ini.

Kami berharap semoga makalah yang kami susun ini memberikan manfaat dan juga
inspirasi untuk para pembaca.

Lumajang, 15 September 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

Hlm
COVER…………………………………………………….……………….
KATA PENGANTAR……………………………………………………... i
DAFTAR ISI………………………………………………………………. ii
BAB I: PENDAHULUAN………………………………………………… 1
1.1 Latar Belakang …………………………………………………………. 1
1.2 Rumusan Masalah ……………………………………………………… 1
1.4 Tujuan Penulisan ………………………………………………….......... 2
BAB II: PEMBAHASAN …………………………………………………. 3
2.1 Latar Belakang Anak Agung Made Dan Keterkaitannya Dengan Perang 3
Lombok…………………………………………………….……………
2.2 Tokoh Indonesia Yang Terlibat Dalam Pertempuran Lombok ...………. 3
2.3 Tokoh Belanda Yang Terlibat Dalam Pertempuran Lombok ...………... 4
2.4 Asal Usul Terjadinya Pertempuran Beserta Faktor 6
Pendorongnya ..........
2.5 Proses Pertempuran Lombok Pada 1894 ………………………………. 7
2.6 Akhir Dari Pertempuran Lombok 1894 ……………………………....... 9
2.7 Perjanjian Terhadap Pertempuran Lombok 1894……………………..... 10
BAB III: PENUTUP ……………………………………………………..... 11
3.1 Kesimpulan……………………………………………………………... 11
3.2 Saran……………………………………………………………………. 11
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………….... 12

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada akhir abad ke-19, kedaulatan politik Kerajaan Mataram yang terletak di Pulau
Lombok, berakhir. Kedaulatan itu runtuh akibat campur tangan Belanda dalam Perang
Lombok yang berlangsung antara 1891-1894. Perang ini berawal dari sebuah pemberontakan
masyarakat Sasak dari Desa Praya terhadap Kerajaan Mataram. Desa Praya secara geografis
terletak paling dekat dengan wilayah kekuasaan Kerajaan Mataram di Lombok Barat, yang
dikuasai oleh Dinasti Karangasem dari Bali. Dulunya, masyarakat Sasak di Desa Praya
membantu Dinasti Karangasem untuk menguasai Pulau Lombok. Atas jasanya itu,
masyarakatnya dibebaskan dari upeti. Akan tetapi, mereka harus ikut perang apabila diminta
oleh kerajaan.
Pada masa pemerintahan Raja yang bernama I Gusti Gede Karangasem yang bergelar
Ratu Agung Gede Ngurah Karangasem yang merupakan raja ke IV dari Dinasti Mataram
kerajaan Lombok mencapai puncak kejayaannya. Kemajuan kerajaan terjadi di segala bidang,
baik bidang kesusasteraan, ekonomi maupun politik. Di kerajaan inilah, kitab Negara
Kertagama ditemukan, di bidang ekonomi, melalui pelabuhan Ampenan yang saat itu tumbuh
menjadi pelabuhan internasional. Kerajaan Lombok mencapai kejayaan ekonomi dalam
Lombok. Bahkan, pada masa itu kerajaan Lombok adalah satu-satunya kerajaan di Nusantara
yang mempunyai dua kapal perang yang bernama Sri Cakra dan Sri Mataram. Pada suatu saat,
Ratu Agung Gede Ngurah Karangasem mengangkat putranya, Anak Agung Made
Karangasem, yang lahir dari seorang selir, sebagai pendampingnya dan menyerahkan kontrol
pemerintahan kepada Anak Agung Made Karangasem. Namun ia dinilai kejam dan tidak
bijaksana. Kebijakan bebas upeti itu berubah serta dikeluarkannya beberapa kebijakan yang
justru membawa kesengsaraan dan penderitaan bagi rakyat Sasak. Terlebih lagi, Kerajaan
Mataram kerap mengambil tindakan yang dipandang tidak adil dan sewenang-wenang. Seperti
contohnya merampas tanah dan hewan peliharaan, pemecatan pejabat lokal, hingga
mengambil anak-anak untuk dijadikan budak. Hal-hal itulah yang menjadi latar belakang
Perang Lombok yang dimulai pada 1891. Perseteruan berlangsung hingga 1894, diwarnai
campur-tangan Belanda yang memang sudah sejak lama ingin menaklukkan Bali dan pulau-
pulau di sekitarnya

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan informasi yang telah dijabarkan pada bagian latar belakang, terdapat

1
beberapa rumusan masalah yang berkaitan dengan hal tersebut:
1. Bagaimana Latar Belakang Anak Agung Made Dan Apa Keterkaitannya Dengan
Perang Lombok?
2. Siapa Saja Tokoh Indonesia Yang Terlibat Dalam Pertempuran Lombok?
3. Siapa Saja Tokoh Belanda Yang Terlibat Dalam Pertempuran Lombok?
4. Apa Asal Usul Terjadinya Pertempuran Beserta Faktor Pendorongnya?
5. Bagaimana Proses Pertempuran Lombok Pada 1894?
6. Bagaimana Akhir Dari Pertempuran Lombok 1894?
7. Apa Isi Perjanjian Terhadap Pertempuran Lombok 1894?

1.3 Tujuan Penulisan


Tujuan penulisan ini untuk memenuhi nilai tugas pada mata pelajaran Sejarah serta
bertujuan agar para pembaca dapat memahami konsep materi yang diangkat kelompok kami.
Adapun tujuan masalah yang berkaitan dengan penjabaran rumusan masalah diatas sebagai
berikut:
1. Untuk Mengetahui Latar Belakang Anak Agung Made Dan Keterkaitannya Dengan
Perang Lombok.
2. Untuk Mengetahui Tokoh Indonesia Yang Terlibat Dalam Pertempuran Lombok
3. Untuk Mengetahui Tokoh Belanda Yang Terlibat Dalam Pertempuran Lombok
4. Untuk Mengetahui Asal Usul Terjadinya Pertempuran Beserta Faktor Pendorongnya
5. Untuk Mengetahui Proses Pertempuran Lombok Pada 1894
6. Untuk Mengetahui Akhir Dari Pertempuran Lombok 1894
7. Untuk Mengetahui Perjanjian Terhadap Pertempuran Lombok 1894

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Latar Belakang Anak Agung Made Dan Keterkaitannya Dengan Perang Lombok
a. Latar Belakang Anak Agung Made

Anak Agung Made Karangasem adalah putra dari Anak Agung


Ngurah Karangasem, pangeran terakhir Lombok. Ibunya adalah
Rantau Adji, merupakan selir raja. Oleh karena itu, bukan Anak
Agung Made Karangasem yang menjadi pewaris, melainkan
saudara laki-lakinya, Anak Agung Ketut Karangasem, yang lahir
dari istri pertama. Namun demikian, Anak Agung Made dipercaya
menjalankan roda pemerintahan oleh sang Raja, karena usia Raja
yang sudah begitu lanjut.
b. Keterkaitannya Dengan Perang Lombok
Gaya pemerintahan Anak Agung Made Karangasem dinilai ambisius, terlalu keras,
kejam dan tidak sebijaksana ayahnya. Ia sewenang-wenang dalam menjalankan kebijakan-
kebijakan pemerintahan, secara sosial-politis, sangat Bali sentris. Hal ini semakin
memperburuk keadaan, karena merajalelanya kesewenang-wenangan oleh para punggawa di
lapangan. Sebab itu, ia tidak disukai oleh penduduk lokal dan juga pemerintah kolonial
Belanda. Sikap keras Anak Agung Made Karangasem inilah yang kelak menyebabkan
lahirnya berbagai pemberontakan yang selanjutnya berujung pada Perang Lombok.

2.2 Tokoh Indonesia Yang Terlibat Dalam Pertempuran Lombok


1. Anak Agung Ketut Karangasem

Pada tanggal 25 Agustus 1891, putra penguasa Bali-Mataram yaitu Anak Agung
Ketut Karangasem dikirim beserta 8.000 orang tentara untuk menumpas
pemberontakan di Praya, yang termasuk wilayah Kerajaan Selaparang.

2. Anak Agung Made Karangasem

3
Pada tanggal 8 September 1891, pasukan kedua di bawah putra lainnya
Anak Agung Made Karangasem yang berkekuatan 3.000 orang dikirimkan
sebagai pasukan tambahan.

3. Gusti Jelantik.

Karena tentara kerajaan tampak dalam kesulitan untuk


mengatasi keadaan, diminta lagi bantuan penguasa
bawahan Karangasem, yaitu Anak Agung Gde Jelantik,
untuk mengirimkan 1.200 orang pasukan elit untuk
menuntaskan pemberontakan. Perang berkecamuk
berkepanjangan sejak 1891 hingga 1894, dan tentara
Bali-Mataram yang lebih canggih persenjataannya dilengkapi dengan dua kapal
perang modern, Sri Mataram dan Sri Cakra, berhasil menduduki banyak desa yang
memberontak dan mengelilingi kubu perlawanan Sasak yang terakhir.

2.3 Tokoh Belanda Yang Terlibat Dalam Pertempuran Lombok

1. Residen M.C. Dannenbargh


Pada bulan Februari 1892, terjadi perundingan antara Residen Dannenbargh dengan
Putera Pangeran Anak Agung Made Karangasem. Perundingan antara mereka ini guna
4
membicarakan agar Belanda dapat menghentikan blokade pantai Lombok oleh kapal-
kapal perangnya.
2. Mayor Jenderal Petrus van Ham.

Sejak bulan Agustus 1894, pasukan Bali mulai


menentang kehadiran militer Belanda dalam konflik
tersebut. Pada malam hari tanggal 25 Agustus 1894,
secara mendadak mereka menyerang kamp militer
Belanda yang berpenghuni 900 orang yang didirikan
di dekat Istana Mayura di Cakranegara, dan berhasil
menewaskan lebih dari 500 orang tentara, pelaut,
dan kuli yang berada di sana. Di antara korban tewas serangan tersebut adalah
Jenderal P.P.H. van Ham, panglima pasukan Belanda. Belanda kemudian mundur dan
berkubu dalam benteng di pinggir pantai.
3. Mayor Jenderal J.A. Vetter

Belanda kembali dengan bala bantuan tambahan di


bawah komando Jenderal Vetter. Mataram diserang
hingga benar-benar hancur. Pada tanggal 8 November
1894, Belanda secara sistematis menembakkan
meriam kepada posisi pasukan Bali di Cakranegara,
sehingga menghancurkan istana, menewaskan sekitar
2.000 orang Bali, sementara mereka sendiri kehilangan 166 orang. Pada akhir
November 1894, Belanda telah berhasil mengalahkan semua perlawanan Bali, dengan
ribuan orang Bali menjadi korban tewas, menyerah, atau melakukan ritual puputan.

2.4 Asal Usul Terjadinya Pertempuran Beserta Faktor Pendorongnya

5
Pada masa pemerintahan Raja yang bernama I Gusti Gede Karangasem yang bergelar
Ratu Agung Gede Ngurah Karangasem yang merupakan raja ke IV dari Dinasti Mataram
kerajaan Lombok mencapai puncak kejayaanya. Kemajuan kerajaan terjadi di segala bidang,
baik bidang kesusasteraan, ekonomi maupun politik. Pada suatu saat, Ratu Agung Gede
Ngurah Karangasem mengangkat putranya yang lahir dari seorang selir, anak itu bernama
Anak Agung Made Karangasem. Ia menyerahkan kontrol pemerintahan kepada Anak Agung
Made Karangasem karena sang raja sudah lanjut usia. Namun dalam masa pemerintahannya,
Anak Agung Made Karangasem dinilai kejam dan tidak sebijaksana Ayahnya. Kebijakan
bebas upeti itu berubah serta dikeluarkannya beberapa kebijakan yang justru membawa
kesengsaraan dan penderitaan bagi rakyat Sasak. Terlebih lagi, Kerajaan Mataram kerap
mengambil tindakan yang dipandang tidak adil dan sewenang-wenang. Seperti contohnya
merampas tanah dan hewan peliharaan, pemecatan pejabat lokal, hingga mengambil anak-
anak untuk dijadikan budak. Di samping itu adanya keinginan Belanda untuk menguasai
Lombok yang saat itu menjadi daerah yang kaya dan makmur pada masa kejayaan Kerajaan
yang diperintah oleh Ratu Agung Gede Ngurah Karangasem. Selain itu, adanya campur
tangan Belanda dalam memanfaatkan konflik yang terjadi di pulau Lombok saat itu, yang
mana pada tahun 1891 pecah perlawanan rakyat Sasak terhadap Karang Asem Mataram,
yang oleh beberapa tokoh Sasak, disuratilah Belanda untuk datang ke pulau Lombok dengan
harapan Belanda membantu mereka dalam perang melawan Karang Asem Mataram. Hal-hal
itulah yang menjadi asal usul dari Perang Lombok yang dimulai pada 1891. Perang ini terjadi
karena sejumlah faktor kompleks, berikut faktor-faktor yang memengaruhi terjadinya Perang
Lombok:
 Ambisi Kolonial Belanda: Belanda memiliki ambisi untuk menguasai wilayah
Indonesia sebagai bagian dari upaya mereka untuk memperluas imperium kolonial.
Lombok adalah salah satu wilayah yang mereka inginkan.
6
 Ketegangan Politik: Ketegangan politik dan persaingan kekuasaan di antara keluarga
kerajaan di Lombok menciptakan kondisi yang tidak stabil di pulau tersebut.
 Konflik Agama: Perang ini juga memiliki dimensi agama, dengan Sultan yang
memiliki dukungan dari pemimpin-pemimpin Muslim, sementara Belanda mewakili
kekuatan Kristen.
 Perang ini berlangsung selama beberapa bulan dan berakhir dengan kekalahan Sultan
Lombok oleh pasukan Belanda pada tahun 1894. Setelah perang ini, Lombok menjadi
bagian dari Hindia Belanda dan mengalami pengaruh kolonial yang kuat.

2.5 Proses Pertempuran Lombok Pada 1894


a. Perlawanan Muslim-Sasak

Orang-orang muslim-Sasak sebenarnya


telah beberapa kali melakukan perlawanan
terhadap Mataram yang dipimpin Anak Agung
Gde Ngurah dari Karangasem. Pemerintahan
orang-orang Bali di Mataram berpusat di
Cakranegara. Sebelum 1891 itu, terjadi dua kali
upaya perlawanan Suku Sasak untuk
menggoyang kemapanan pemerintahan Bali di Mataram yakni pada 1855 dan 1871. Orang-
orang Sasak yang merupakan suku asli di Lombok merasa ditindas penguasa dari dari Bali.
Orang Sasak di Lombok sudah memeluk Islam sejak abad 15. Islam diperkirakan dibawa
orang Jawa tak lama setelah runtuhnya Kerajaan Majapahit. Memasuki abad 16, pengaruh
Islam kian kuat seiring kedatangan orang-orang dari Sulawesi Selatan yang menjadikan
Selaparang sebagai kerajaan Islam. Pada pertengahan abad ke-17, datanglah serombongan
orang dari pulau tetangga, yakni dari Kerajaan Karangasem. Mereka berhasil mengalahkan
orang-orang Sulawesi Selatan yang bermukim di Lombok, termasuk di Mataram. Pada 1740,
Mataram berhasil diduduki oleh orang-orang Bali yang lalu mendirikan pemerintahan di
wilayah itu. Dalam buku berjudul Islam Sasak: Wetu Telu versus Waktu Lima menyebutkan
bahwa pemerintahan orang-orang Bali di Mataram sebenarnya sudah memperlihatkan
kearifan dan toleransi yang besar terhadap penduduk lokal. Mereka membiarkan penduduk
setempat tetap memeluk dan mempraktikkan ajaran Islam. Akan tetapi, orang-orang Sasak
tetap merasa tidak puas. Sebelum terjadi perang besar yang dimulai pada 1891 itu, mereka
sempat beberapa kali melancarkan perlawanan walau masih dalam skala kecil. Salah satu
7
penyebab utama perlawanan orang-orang Sasak adalah karena penguasa Bali-Mataram
memobilisasi mereka untuk menyerang Kerajaan Klungkung di Bali. Orang-orang Bali yang
berkedudukan di Mataram rupanya berambisi ingin memperluas dan memperkuat
pengaruhnya di Pulau Dewata, dan itu dapat diwujudkan jika Klungkung bisa dikalahkan.

b. Belanda Masuk Gelanggang

Pasukan Bali-Mataram ternyata


mengalami kesulitan untuk memadamkan
perlawanan orang-orang Sasak pada 1891.
Mengerahkan 8 ribu prajurit dirasa belum
cukup sehingga dikirimkanlah pasukan
tambahan dalam dua gelombang. Masing-
masing berkekuatan 3 ribu dan 1.200 tentara
terlatih. Setidaknya selama 2 tahun lebih
sejak serangan pertama, orang-orang Sasak
masih mampu merepotkan pasukan Bali-Mataram. Namun, memasuki 1894, posisi mereka
mulai terdesak karena Bali-Mataram punya perlengkapan perang yang lebih canggih. Dalam
situasi sulit itu, orang-orang muslim-Sasak terpaksa meminta bantuan Belanda. Mereka
mengirim utusan guna meminta bantuan pada 20 Februari 1894. Belanda sendiri sudah lama
terlibat masalah dengan kerajaan-kerajaan lokal di Bali, terutama dalam urusan hukum tawan-
karang. Belanda juga melihat potensi besar untuk mengalahkan Bali. Awalnya, misi utamanya
memang bukan untuk menduduki pulau itu karena situasinya terlalu rumit. Belanda hanya
ingin mengikat Bali agar tidak dikuasai bangsa Barat lainnya. Salah satu hal yang membuat
Belanda cemas adalah Inggris. Beberapa kerajaan lokal di Bali diketahui telah menjalin relasi
dagang dengan Inggris yang kemudian berhasil dihentikan Belanda pada 1843. Belanda saat
itu bisa memaksakan perjanjian dengan sejumlah kerajaan di Bali meskipun nantinya
hubungan mereka renggang lagi. Permohonan bantuan dari orang-orang Sasak pada 1894
memberi kans bagi Belanda untuk memasuki gelanggang perang. Situasi ini sebenarnya
menguntungkan Belanda karena ada peluang untuk tidak sekadar menundukkan pasukan
Mataram yang berafiliasi langsung dengan kekuatan utama di Bali, melainkan juga menguasai
wilayah Bali dan Lombok sekaligus. Mula-mula, Belanda tidak menyerang Bali-Mataram
yang sedang bersengketa dengan orang-orang Sasak di Lombok secara langsung. Taktik awal
yang dilakukan adalah mengganggu alur impor senjata dari Singapura dengan tujuan agar
8
kekuatan lawan melemah. Senjata dan perlengkapan perang inilah yang membuat armada
militer Bali-Mataram lebih unggul dari pasukan Sasak. Baca Juga: Siasat Kesultanan Siak
Menandingi Belanda. Kejayaan dan Kejatuhan Si Pengadu Domba Cornelis Speelman.
Belanda memblokade pantai sehingga Bali-Mataram tidak bisa lagi mendatangkan senjata dan
perlengkapan perang. Taktik ini sekaligus memutus komunikasi dengan pusat mereka di Bali,
yakni Kerajaan Karangasem.

c. Belanda Memenangkan Perang


Kendati diblokade selama beberapa bulan, Bali-Mataram tidak mudah menyerah. Belanda
pun hilang kesabaran dan mempersiapkan armada tempur untuk menyerbu Lombok. Pada 11
Juli 1894, Belanda akhirnya mengirimkan ekspedisi militer yang dipimpin Mayor Jenderal
Petrus van Ham. Belanda tak main-main. Dari Batavia, tiga kapal perang dikirimkan menuju
Lombok, yakni Prins Hendrik, Koningin Emma, dan Tromp. Ketiga kapal itu mengangkut
ribuan pasukan, terdiri dari 107 orang perwira, 1.320 tentara Eropa, 948 tentara pribumi,
ditambah 386 ekor kuda. Timpangnya kekuatan membuat kubu Bali-Mataram tidak mau
meladeni Belanda secara frontal. Strategi yang diterapkan adalah menghindari pertempuran
terbuka. Pada 25 Agustus 1894, pasukan Bali-Mataram melakukan penyergapan ke kamp
militer Belanda. Penyerangan mendadak ini cukup berhasil, lebih dari 500 orang dari pihak
Belanda tewas, termasuk Mayor Jenderal Petrus van Ham. Belanda yang kehilangan hampir
separuh kekuatannya tidak langsung membalas. Dengan sabar mereka bertahan di pesisir
sambil menunggu bala bantuan datang dari Batavia. Pasukan bantuan pun tiba di bawah
komando Mayor Jenderal Jacobus Augustinus Vetter. Kali ini, lebih dari 1.000 tentara
disertakan, ditambah berbagai persenjataan mutakhir termasuk puluhan meriam. Pada 8
November 1894, dengan perencanaan yang matang, Belanda menyerbu pusat pemerintahan
Bali-Mataram di Cakranegara. Meriam-meriam ditembakkan yang membuat Istana
Cakranegara hancur-lebur. Korban berjatuhan, sekitar 2 ribu orang dari pihak Bali-Mataram
tewas, sedangkan Belanda hanya kehilangan 166 orang.

2.6 Akhir Dari Pertempuran Lombok 1894


Setelah bantuan mendarat di Lombok, komando pasukan belanda merancang serbuan
sebaik mungkin, menginat kekalahan mereka pada 25 Agustus. Perintah untuk menyerang
pusat pemerintahan kerajaan Mataram di Cakranegara baru di keluarkan pada 18 November
1894. Dalam serangan ini, istana cakranegara dan sebanyak 2.000 prajurit kerajaan
diperkirakan tewas, sedangkan Belanda hanya kehilangan 166 orang. Puncak pertempuran
9
belanda berlangsung pada 22 November 1894. Ketika pengikut setia raja melakukan puputan,
yaitu pertempuran sampai mati. Setelah perang, Lombok menjadi bagian dari Hindia Belanda
dan pemerintahannya dijalankan dari Bali. Selain itu kekayaan lombok yang terdiri atas
ratusan kilo perak, dan karya sastra, juga disita oleh belanda.

2.7 Perjanjian Terhadap Pertempuran Lombok 1894


Perjanjian perang di Lombok antara Belanda dan kerajaan-kerajaan di Lombok terjadi
dalam beberapa tahap selama abad ke-19. Salah satu perjanjian penting adalah Perjanjian
Lombok 1834 antara Belanda dan Kerajaan Mataram di Lombok yang ditandatangani pada 18
September 1834. Berikut beberapa poin penting dari perjanjian tersebut:
 Pengakuan kedaulatan: Belanda mengakui kedaulatan Kerajaan Mataram di Lombok.
 Batas wilayah: Perjanjian tersebut menetapkan batas wilayah antara Mataram dan
wilayah yang dikuasai Belanda.
 Kepentingan ekonomi: Perjanjian tersebut mengizinkan Belanda untuk mengendalikan
perdagangan dan pelayaran di sekitar Lombok.
 Pembayaran upeti: Mataram diwajibkan membayar upeti kepada Belanda.
 Larangan perbudakan: Perjanjian tersebut mengharamkan perbudakan di Lombok.

10
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Perang Lombok yang terjadi pada tahun 1894 melibatkan Rakyat Sasak didasari atas
pemberontakan kepada Raja Mataram-Lombok, Anak Agung Made Karangasem. Akibat
kekecewaan terhadap tindakan dan kebijakan politik yang justru membawa kesengsaraan dan
penderitaan bagi rakyat Sasak. Serta adanya campur tangan Belanda yang ikut andil dalam
perang ini. Proses terjadinya Perang Lombok, dapat disimpulkan sebagai berikut:
 1891 : Terjadi perlawanan Muslim Sasak terhadap penguasa Bali-Mataram
 25 Agustus 1891 : Bali-Mataram mengerahkan 8 ribu prajurit untuk menumpas
perlawanan.
 20 Februari 1894 : Masyarakat Sasak meminta intervensi dan bantuan Belanda dalam
menghadapi Bali-Mataram
 11 Juni 1894 : Belanda mengirim pasukan yang dipimpin Mayor Jenderal Petrus van
Ham
 25 Agustus 1894 : Pasukan Bali secara tiba-tiba menyerang kamp militer Belanda.
 November 1894 : Belanda membalas dengan mengerahkan pasukan dengan jumlah
besar. Sehingga Bali-Mataram berhasil ditaklukan.
Pertempuran berhasil dimenangkan oleh Belanda, semua aset kekayaan di Lombok dirampas
dan Belanda menguasai wilayah Lombok sekaligus menaklukkan Kerajaan Karangasem.

3.2 Saran
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna. Dalam pembuatan
makalah ini mungkin masih terdapat beberapa kesalahan baik dari isi maupun cara penulisan.
Untuk itu kami, memohon maaf apabila para pembaca tidak merasa puas dengan hasil yang
kami sajikan. Kritik dan saran kami harapkan untuk memperbaiki makalah ini agar lebih baik.
Selain itu, penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

11
DAFTAR PUSTAKA

Wikipedia. Terakhir diubah pada 15 Juni 2023. ”Intervensi Belanda di Lombok dan
Karangasem”.
https://id.wikipedia.org/wiki/Intervensi_Belanda_di_Lombok_dan_Karangasem. Diakses
pada 20 September 2023.

Kompas.com. 2021. “Perang Lombok: Penyebab, Kronologi, dan Intervensi Belanda”.


https://www.kompas.com/stori/read/2021/08/26/080000379/perang-lombok-penyebab-
kronologi-dan-intervensi-belanda?page=all. Diakses pada 20 September 2023.

Sjafari, Irvan. 2016. “Perang Lombok 1894: Pertempuran Sengit di Puri Cakranegara”.
https://www.kompasiana.com/jurnalgemini/57ef91c5e8afbd972989070d/perang-lombok-
1894-pertempuran-sengit-di-puri-cakranegara?page=3&page_images=1. Diakses pada 20
September 2023.

Kicknews.today. 2023. “fakta-fakta perang cakranegara hingga penjarahan harta karun di


lombok oleh belanda” .
https://kicknews.today/sejarah-budaya/fakta-fakta-perang-cakranegara-hingga-penjarahan-
harta-karun-di-lombok-oleh-belanda/. Diakses pada 20 September 2023.

Raditya, Iswara. 2017. “Perang Bali vs Lombok, yang Berkuasa Malah Belanda” .
https://tirto.id/perang-bali-vs-lombok-yang-berkuasa-malah-belanda-cveD. Diakses pada 23
September 2023.

Tanwir, Mohammad. 2007. “PEMBERONTAKAN RAKYAT SASAK TERHADAP


KERAJAAN BALI LOMBOK TAHUN 1891-1894”.
https://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28373/1/MOHAMMAD
%20TANWIR-FAH.pdf. Diakses pada 25 September 2023.

Nusrapost.com. 2020 “Peristiwa Perang Lombok Tahun 1894”.


https://www.nusrapost.com/2020/10/peristiwa-perang-lombok-tahun-1894.html. Diakses pada
25 September 2023.

12

Anda mungkin juga menyukai