Anda di halaman 1dari 2

Notulensi Acara BMN

tgl : 18 April 2017

Tempat : Lotul 1 Grand Mercure Kemayoran

Materi 1:

1. Pengelolaan BMN menjadi sangat penting karena harus sesuai dengan laporan keuangan
pemerintah pusat (LKPP)
2. Di kemenkes dari 450milyar Hibah, yang diserah terimakan baru sekitar 66milyar
3. Saat ini pengelolaan hibah GF masih belum baik. Seharusnya segera dibuatkan BAST dari GF
untuk Kemenkes
4. Saat ini serah terima barang harus langsung dengan BAST / BASTOnya

Materi 2: “Mekanisme Pengelolaan Hibah”

1. Hibah dari luar harus melalui pusat tidak boleh langsung ke daerah
2. Di kemenkes -> banyak hibah langsung baik uang maupun barang dan jasa. Jika langsung
maka ditagihkan ke lembaga (ditjen P2P)
3. Yang menjadi Concern saat ini adalah pemeriksaan BPK, sehingga serah terima harus
tercatat dengan baik baik PNBP maupun Hibah
4. GF bentuk hibah berupa uang. Namun saat ini serah terima BAST ke daerahnya terkendala
karena projectnya belum selesai.
5. Jika ingin melakukan penyerahan hibah ke banyak titik, sebaiknya di kumpulkan satu titik,
kemudian buat surat pernyataan bersedia menerima hibah (diwakilkan ex: oleh kepala
daerah)
6. Hal terpenting sebelum terima BAST adalah inventarisasi status barang (baik/rusak),
Nominal wajib di cantumkan.
7. BAST, nominalnya adalah dasar bagi bagian aset atau SIMBADA untuk mencatat.
8. Pusat melakukan rekap menginventarisasi dari pencatatan inventarisasi per provinsi /
daerah
9. Jika BAST tidak ada nominalnya, catat dengan harga kisaran / taksiran wajar
10. Harus dirinci antara aset bergerak dan tidak bergerak atau persediaan
11. BAST jika barang yang diserahkan banyak, tambahkan klausul lampiran.

Pertanyaan:

1. Sumatera Barat – RS Djamil Padang -> Penerimaan mesin CD4 dan VL, terjadi kekhawatiran
penandatanganan BAST, karena terjadi pergantian pimpinan, kepala dinas kesehatan baru
tidak mau menandatangani?
Karena Ini rumah sakit vertikal pusat, sehingga seharusnya lebih mudah serah terima BAST.
Sudah terjadi sangat klasik, seharusnya dapat mediasi dengan bagian Yankes di bantu
dengan pusat untuk menjelaskan terkait aset saat itu, agar BAST dapat di tanda tangani.
Untuk RS Vertikal serah terimanya -> ADK
2. Aceh -> Setiap pengiriman barang dari pusat ke dinkes provinsi aceh, langsung diberikan ke
kepala program, jadi semua aset tidak di catat, semua data ada di kepala program,
kendalanya kepala dinas jadi tidak mau menandatangi BAST, karen tidak ada inventarisasi.
3. Sumsel - Palembang-> terkait harga VL (Merek Cobas-rose), saat melakukan penetapan tarif
berbeda, jika ada serah terima barang tolong dilihat kontinuitas dan populasi orang di
daerah tersebut, ketakutan pemda untuk kelanjutan alat tersebut (tanggung jawab
maintanance dan kalibrasinya bagaimana), dan BAST tidak bisa di TTD jika tidak di trial/uji
fungsi?
Kami di pusat juga mengalami kesulitan untuk yang rose karena pihak terkait tidak mau jika
melalui pihak ke-3 dan tidak mau ikut ke E-Katalog, itu juga yang menjadi kendala di pusat.
4. RS M. Husein Palembang - > Bagaimana terkait alat CD4 (VC) di kami sudah rusak, tetapi
belum ada BASTnya, sedangkan kami mau melakukan maintanance dan kami khawatir jika
menyalahi aturan? Karena ini APBN, proses serah terimanya transfer in dan transfer out.
Pengelola BMN di P2PML yang akan melakukan proses droping ke dirjen yankes, di dirjen
yankes yang proses ke RS M. Husein Palembang. Untuk perbaikan jika menggunakan biaya
dari RS sendiri, boleh dilakukan. Untuk reagen CD4, pusat mengirim tidak didasari dengan
permintaan layanan, kami melihat dari kebutuhan.
5. RSU Tanjung Pinang Kepri -> itu kami yang mesinnya datang tapi reagen dan aksesorisnya
menyusul. Alat CD4 (PIMA) kondisinya rusak, jadi reagen kami menumpuk tidak bisa di pakai.
Dari tahun 2016 awal CD4nya rusak, sudah di coba perbaiki sendiri, tapi karena reagen tidak
ada jadi rusak lagi. Untuk layanan kedepannya jika ada permintaan (baik mesin atau apapun)
sebaiknya melalui dinkes provinsi. Jadi nanti pusat serah terima ke provinsi dan provinsi
serah terima kelayanan. Jika kondisi rusak parah atau biaya perbaikan lebih mahal, jangan di
serah terimakan, pusat akan melakukan surat penarikan untuk dimusnahkan. Mohon di
buatkan tanggal rusaknya.
6. Lab kes Aceh -> Pengguna alat CD4 BD, kendalanya kehabisan reagen, kemudian alat rusak di
saringan dan biayanya 18jt lebih, bagaimana tindak lanjutnya? Akan kami tindak lanjut untuk
perbaikan secepatnya.

Anda mungkin juga menyukai