PENDAHULUAN
bahan makanan. Salah satu makromolekul yang terdapat pada bahan makanan
dari karbon dioksida dan air dengan bantuan sinar matahari dan klorofil
dalam daun melalui proses fotosintesis. Karbohidrat terdiri dari unsur karbon,
merupakan zat gizi yang terdapat dalam makanan terdiri dari unsur Carbon
(C), Hidrogen (H) dan Oksigen (O). Berdasarkan panjang rantai karbonya,
resistensi insulin. Penyakit ini ditandai dengan kadar glukosa darah tinggi
1
dalam kehidupan sehari-hari. Hasil yang dikeluarkan oleh laboratorium pada
dapat berupa batas minimal, batas maksimal atau rentang toleransi dari sifat
atau karakteristik suatu barang, alat ukur atau spesimen biologis dan
antara pihak-pihak yang terikat dalam kesepakatan serta untuk tujuan lainnya
(Sunarya, 2021).
manusia atau bahan bukan berasal dari manusia untuk penentuan jenis
(Permenkes, 2013).
faktor yang mempengarui kadar gula darah puasa pasien diabetes mellitus
tipe 2 di poli diabetes RSUD Dr. Soetomo Surabaya. Hasil penelitian bahwa
2
terdapat perbedaan karakteristik kadar gula darah puasa pasien DM tipe 2
GDP tidak terkendali dan GDP terkendali kadar gula darah puasa setelah
masalah dapat terjadi pada tahap ini, dimulai dengan permintaan tes awal,
madu hutan dan gula pasir pada mahasiswa. Hasil penelitian ini menunjukkan
nilai rata-rata kadar glukosa darah puasa pada kelompok A sebesar 76,82
mg/dl dan nilai rata-rata setelah pemberian madu hutan sebesar 115.91 mg/dl
dengan nilai p=0.000. Sedangkan nilai rata-rata kadar glukosa darah puasa
pada kelompok B sebesar 81.01 mg/dl dan nilai rata-rata kadar glukosa darah
3
Pemeriksaan laboratorium kadar glukosa berdasarkan waktu pengambilan
darah terdiri dari glukosa puasa, glukosa 2 jam setelah makan dan glukosa
rujukan 2 jam setelah makan 70-140 mg/dl dan nilai rujukan pemeriksaan
darah lama puasa 8 jam dan 10 jam menyatakan bahwa terdapat perbedaan
bermakna hasil pemeriksaan kadar glukosa darah puasa 8 jam dan 10 jam
dengan rerata kadar glukosa darah puasa 8 jam sebesar 106,56 mg/dl dan
tentang perbedaan kadar glukosa darah puasa 8 jam dan 12 jam dengan
yaitu 109,5 mg/dl sedangkan hasil rata-rata dari responden yang berpuasa
selama 12 jam yaitu 87,7 mg/dl. Dengan adanya perbedaan hasil pada
Apakah ada perbedaan kadar glukosa darah puasa 11 jam, puasa 12 jam dan
4
1.3. Tujuan Penelitian
Lahat.
Lahat.
Lahat.
Lahat dengan subjek hanya pada tenaga kesehatan di poli rawat jalan RSUD
5
proses belajar mengajar tentang kadar glukosa darah puasa 11 jam, puasa
3. Fandy Perbandingan Variabel bebas: Nilai rata-rata kadar glukosa Peneliti sebelumnya terdapat
Novrian Peningkatan Kadar mahasiswa darah puasa pada kelompok perbedaan kadar glukosa darah
Glukosa Darah Puasa Variabel terkait: A sebesar 76,82 mg/dl dan
(2019) mahasiswa setelah diberikan
kadar glukosa
Sebelum dan Sesudah nilai rata-rata setelah madu hutan sedikit lebih tinggi
darah puasa
Pemberian Madu pemberian madu hutan dibandingkan dengan yang
Hutan Dan Gula Pasir sebesar 115.91 mg/dl.
diberikan gula pasir.
Sedangkan nilai rata-rata
Sedangkan penelitian saat ini
kadar glukosa darah puasa
membedakan lama puasa puasa
pada kelompok B sebesar
3 jam dan puasa 8 jam
81.01mg/dl dan nilai rata-
rata kadar glukosa darah
setelah pemberian madu
sebesar118.36 mg/dl
4. Indriani Perbedaan Kadar Variabel bebas: Hasil rata-rata lebih tinggi Peneliti sebelumnya puasa
(2021) Glukosa Darah Puasa pasien diabetes pada responden yang dianjurkan 8 jam dan 12 jam.
8 Jam Dan 12 Jam melitus. berpuasa selama 8 jam yaitu Sedangkan penelitian saat ini
Variabel terkait:
Dengan Sampel Serum 109,5 mg/dl sedangkan hasil membedakan lama puasa puasa
kadar glukosa
Menggunakan Metode darah puasa rata-rata dari responden 3 jam dan puasa 8 jam
GOD-PAP yang berpuasa selama 12
jam yaitu 87,7
6
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1. Glukosa
a. Pengertian Glukosa
bahan makanan. Salah satu makromolekul yang terdapat pada bahan makanan
dari karbon dioksida dan air dengan bantuan sinar matahari dan klorofil
beras, jagung, sagu, singkong dan gula. Selain itu, terdapat juga karbohidrat
yang tidak dapat dicerna seperti kayu dan serat kapas karena pada tumbuhan
sukar larut dalam pelarut organik, tetapi larut dalam air (kecuali beberapa
manis rasanya. Karena itu, juga digunakan istilah gula untuk zat-zat yang
merupakan zat gizi yang terdapat dalam makanan terdiri dari unsur Carbon
(C), Hidrogen (H) dan Oksigen (O). Metabolisme karbohidrat adalah proses
8
karbohidrat yang mencakup reaksi pemecahan (katabolisme) dan reaksi
resistensi insulin. Penyakit ini ditandai dengan kadar glukosa darah tinggi
Sakarida adalah nama lain dari karbohidrat dan berasal dari bahasa
diatur ketat oleh tubuh. Glukosa yang dialirkan dalam darah yang merupakan
sumber energi utama untuk sel-sel tubuh. Umumnya taraf glukosa pada darah
bertahan pada rentang 70-150 mg/dl, terjadi peningkatan kadar glukosa darah
sehabis makan dan umumnya berada pada tataran terendah di pagi hari
makan atau minum akan memacu pancreas untuk menghasilkan insulin yang
9
mencegah kenaikan kadar glukosa darah lebih lanjut dan mengakibatkan
kadar glukosa darah menurun secara perlahan (Gesang dan Abdullah, 2019).
yang berarti gula. Monosakarida atau gula sederhana, terdiri dari hanya satu
Teristimewa adalah sukrosa (gula tebu) yang terdiri gula D-glukosa dan D-
yang mempunyai tiga atau lebih unit monosakarida tidak terdapat secara
selulosa, mempunyai rantai lenier, sedangkan yang lain seperti amilum (pati)
banyak dijumpai pada dunia tanaman yaitu pati dan selulosa. Nama semua
2017).
10
b. Fungsi Glukosa
untuk menghasilkan energi dan disimpan di dalam hati dan otot dalam bentuk
glikogen. Karena hanya glukosa yang ditemukan di dalam plasma darah dan
sel darah merah maka glukosa disebut juga sebagai gula darah. Glukosa yang
terdapat di dalam darah berasal dari pemecahan glikogen dari makanan yang
sayuran, jagung (jagung manis), sari pohon dan sejumlah akar serta madu.
Dari hasil pencernaan glukosa diperoleh dari pati melalui proses pemecahan
pati menjadi dextrin kemudian dengan bantuan enzim menjadi maltosa hingga
hanya separuh dari sukrosa, sehingga dapat digunakan lebih banyak untuk
11
waktu setelah karbohidrat diabsorbsi dan kemudian kembali ke kadar semula
dari keracunan amonia. Sebagai bahan baku, glukosa berperan dalam sintesis
oleh hemoglobin. Hal ini dapat terjad isetelah glukosa menjadi bagian dari
c. Metabolisme Glukosa
yang melibatkan berbagai jalur lintasan reaksi kimia. Metabolisme dan jalur
metabolisme ini telah banyak diteliti oleh para ahli sehingga telah banyak
12
Glukosa adalah bahan bakar universal bagi sel manusia dan
Gula lain dalam makanan (terutama fruktosa dan galaktosa) diubah menjadi
glukosa atau zat antara dalam metabolisme glukosa. Menurut Sri Wahjuni
1) Glikolisis ialah proses awal dari metabolisme gugus gula hasil pemecahan
jumlah ATP yang dihasilkan lebih sedikit yaitu 2 ATP. Di eritrosit, proses
energi. Proses diatas terjadi jika kita membutuhkan energi, misalnya untuk
13
3) Glikogenolisis, jika glukosa dari diet tidak dapat mencukupi kebutuhan,
memutuskan ikatan glukosa satu demi satu dari glikogen diperlukan enzim
pada rantai paling luar molekul glikogen dibuang secara berurutan sampai
kurang lebih ada 4 buah residu glukosa yang tersisa pada sisi cabang 1→6.
4) Siklus Asam Sitrat adalah serangkaian reksi kimia dalam sel yaitu pada
mengubah asam piruvat menjadi CO2, H2O dan sejumlah energi. Proses
ini adalah proses oksidasi dengan menggunakan oksigen atau aerob. Siklus
asam sitrat ini disebut juga siklus kreb, menggunakan nama Hans
oksaloasetat.
14
Fosfoenolpiruvat Piruvat mengalami karboksilasi oleh piruvat karboksilase
ini. Pada manusia, enzim ini tersebar hampir sama banyak di masing-
masing kompartemen.
ada suatu sistem pengaturan yang mencegah agar kedua lintasan ini bekerja
hati sesuai dengan status gizi tubuh, yaitu pembentukan glukosa selama
15
7) Siklus Cori, lokalisasi enzim-enzim tertentu hanya dalam sel-sel tertentu
berarti bahwa beberapa organ tergantung pada yang lain untuk melengkapi
Sebagai hasilnya, produk akhir laktat memasuki darah. Laktat ini kemudian
karbonil berikantan dengan suatu atom karbon terminal dan suatu keton
(C=O) jika oksigen karbonil berikatan dengan suatu karbon internal (A. A.
oleh penyakit ini dalam waktu yang lama adalah degenerasi dinding
16
kemungkinan terjadinya kebutaan. Terdapatnya glukosa di dalam air kemih
dalam sel dihambat, sehingga glukosa tidak dapat dioksidasi (melalui proses
dalam sel bergantung pada insulin, suatu hormon yang dikeluarkan oleh
sehingga asetil- KoA yang juga merupakan hasil katabolisme asam lemak
(melalui laktosa) yang masuk dari usus halus kedalam aliran darah diubah
Dalam keadaan ini galaktosa 1- fosfat tetimbun dalam sel darah merah dan
17
jaringan tertentu lainnya. Keadaan ini menyebabkan kerusakan pada hati,
otak dan lensa mata. Pada orang dewasa kekurangan enzim ini tidak
menjadi UDP-galaktosa.
atau otot rangka. Keadaan ini dapat mengakibatkan hilangnya daya tahan
tubuh terhadap infeksi. Salah satu macam penyakit ini yang disebut penyakit
glukosa dalam molekul glikogen yang bercabang. Tanpa adanya enzim ini
karena ikatan glikosida ada bagian yang bercabang tidak dapat dipecahkan.
Penyakit ini disebut penyakit Cori. Penyakit kelainan glikogen lainnya adalah
penyakit Pompe.
18
Seseorang yang menderita diabetes mellitus dapat memiliki gejala
antara lain poliuria (sering kencing), polidipsia (sering merasa haus) dan
polifagia (sering merasa lapar) serta penurunan berat badan yang tidak
atau kaki, gatal, mudah terkena infeksi bakteri atau jamur, penyembuhan luka
yang lama dan mata kabur. Namun, pada beberapa kasus, penderita DM tidak
Pemeriksaan gula darah terdiri atas gula darah setelah berpuasa (minimal 8
jam), gula darah 2 jam setelah makan dan gula darah sewaktu. Selain ketiga
19
Pemeriksaaan untuk diagnosis diabetes meliputi: pemeriksaan glukosa
sedangkan DMT2 diobati dengan metformin sebagai pilihan utama dan non
obat untuk menurunkan kadar glukosa dalam darah (Dudi Hardianto, 2020).
20
Laboratorium medik sering juga disebut dengan laboratorium klinik,
dll). Bila melihat kedua definisi di atas, dapat dikatakan bahwa laboratorium
Rahayu, 2017).
1. Menegakkan diagnosa,
2. Memantau pengobatan,
21
4. Check up/ skrining.
1. Glukosa Puasa
dilakukan.
3. Glukosa Sewaktu
a. Tahap Pra-Analitik
variabel fisik pasien, seperti latihan fisik, puasa, diet, stres, efek posisi,
adiktif), usia, jenis kelamin, variasi diurnal, pasca transfusi, pasca donasi,
22
pasca operasi, ketinggian. Karena variabel tersebut memiliki pengaruh yang
kuat terhadap beberapa variabel biokimia dan hematologi, maka gaya hidup
dimana tahap ini sangat menentukan kualitas sampel yang nantinya akan
1) Persiapan pasien
4) Identifikasi Pasien
5) Pengelolaan Spesimen
penyimpanan specimen.
tabung berisi darah akan mengalami penurunan seiring waktu berjalan. Saat
spesimen darah belum diuji, proses glikolisis dapat terjadi oleh komponen-
23
yang terkandung dalam sampel tiap jam. Penundaan pemeriksaan akan
menurunkan kadar glukosa darah dalam sampel. Hal ini terjadi karena adanya
aktifitas yang dilakukan sel darah. Penyimpanan sampel pada suhu kamar
akan menyebabkan penurunanan kadar glukosa darah kurang lebih 1-2 % per
b. Tahap Analitik
meliputi kondisi alat, reagen dan metode yang digunakan. Alat yang
pemantapan mutu harian dan kalibrasi. Reagen harus disimpan pada suhu
c. Tahap Pasca-Analitik
kondisi gula darah adalah cara yang paling efektif dalam mencegah atau
24
membalikkan komplikasi diebetes sekaligus peningkatan kualitas hidup bagi
pasien diabetes. Penentuan kadar glukosa darah menjadi salah satu tolok ukur
dan satuan. Faktor ferfusi yang turun dan peningkatan pengunaan glukosa
pemeriksaan kadar glukosa. Tekanan oksigen yang tinggi pada pasien dengan
terapi oksigen (pO2) lebih dari 100 mmHg dapat menyebabkan rendah palsu.
Interaksi obat ini dapat terjadi pada alat POCT dengan metode glukosa
menyebabkan hasil rendah palsu. Asam urat yang tinggi dapat menyebabkan
a. Faktor Fisiologis
1) Makanan
peranan yang penting dalam proses peningkatan kadar glukosa darah dan
2) Usia
25
Usia merupakan salah satu faktor meningkatnya kadar glukosa darah.
3) Jenis Kelamin
4) Pendidikan
5) Aktivitas Fisik
6) Faktor Hormonal
26
glukagon, hormon yang kemudian sel-sel ini mengubah glikogen menjadi
7) Faktor Genetik
penyakit diabetes
b. Faktor Patologis
normal. Tumor dan infeksi pada pankreas dapat meningkatkan kadar glukosa
Tumor pada kelenjar adrenal dan penyakit kortison, kondisi ini dapat
c. Faktor Teknis
27
hasil yang didapat tidak sesuai dengan keadaan tubuh yang sebenarnya.
serum yang langsung diperiksa dan ditunda selama dua jam. Penelitian ini
EDTA, oksalat, dan fluoride. Perbedaan antara plasma dan serum terjadi
karena pada serum tidak terbentuk fibrinogen dan beberapa faktor koagulasi
serum dan plasma EDTA dengan p value 0,001 (<ɑ 0,05) dengan nilai rata-
rata pada serum adalah 100,3 mg/dl serta nilai rata-rata pada plasma EDTA
28
kemampuan kerja, sesuai dengan kemampuan pemerintah (Depkes), serta
(Riyono, 2017).
upaya yang dilakukan oleh suatu laboratorium secara terus menerus agar hasil
pemeriksaan yang diberikan kepada pasien benar dan dapat dipercaya. Upaya
yang umum dilakukan untuk maksud tersebut antara lain verifikasi metode,
ada diuji dan menghasilkan hasil yang valid. Verifikasi juga bertujuan
29
dilakukan secara berulang sebanyak 20 kali. Nilai kontrol yang telah
yang didapatkan dinyatakan dalam bentuk persen yang disebut dengan nilai
bias.
digunakan untuk hasil pemeriksaan yang tepat. Kegiatan ini mencakup tiga
Validasi metode dilakukan untuk metode analisa yang baru dibuat dan
pemeriksaan yang tepat. Kegiatan ini mencakup tiga tahapan proses, yaitu
30
bersangkutan untuk memantau dan menilai penampilan suatu laboratorium
31
2.2. Kerangka Teori
Insulin
Lama Puasa
32
Puasa 11 Jam
Kadar Glukosa
Puasa 12 Jam Darah
Puasa 13 Jam
2.4. Hipotesis
Ada perbedaan bermakna kadar glukosa darah puasa 11 jam, puasa 12 jam
dan 13 jam.
BAB III
33
METODOLOGI PENELITIAN
glukosa darah puasa dalam serum yang diperoleh dari pengambilan darah
pasien yang sudah berpuasa selama 11 jam, 12 jam dan 13 jam. Rancangan
penelitian yang akan digunakan adalah “One Group Pretest and posttest”
(kontrol) tetapi paling tidak sudah dilakukan observasi pertama (pretest) yang
A1 B1
SP S A2 B2
A3 B3
34
Keterangan:
SP = Subjek penelitian
S = Sampel
A1 = Darah pasien puasa 11 jam
A2 = Darah pasien puasa 12 jam
A3 = Darah pasien puasa 13 jam
B1 = Hasil pemeriksaan sampel darah puasa 11 jam
B2 = Hasil pemeriksaan sampel darah puasa 12 jam
B3 = Hasil pemeriksaan sampel darah puasa 13 jam
adalah tenaga kesehatan di poli rawat jalan RSUD Lahat yang memenuhi
merupakan ciri-ciri anggota populasi yang tidak dapat diambil sebagai sampel
(Notoatmodjo, 2012).
35
3.3.2. Sampel Penelitian
inklusi dan eksklusi. Besar sampel yang digunakan untuk penelitian ini
(Riadi, 2016):
N
S= ------------------
N.d2 + 1
40
S= ------------------
40,052 + 1
40
S= ------------------
1,1
S = 36,3 = 36 sampel
Keterangan:
S = Ukuran sampel
N = Ukuran populasi
d = Taraf signifikan yang dikehendaki
populasi yang digunakan. Pada penelitian yang akan dilakukan syarat untuk
menjadi populasi adalah sampel yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi
pada tenaga kesehatan di poli rawat jalan RSUD Lahat. Teknik pengambilan
sampling yang mempunyai arti bahwa setiap anggota atau unit dari populasi
36
mempunyai kesempatan yang sama untuk diseleksi menjadi sampel (Siregar,
mengundi anggota populasi yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi dari
(Notoatmojo, 2012).
37
3.7. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data ada dua macam yaitu pengumpulan data primer dan
data sekunder. Data primer adalah data informasi yang diperoleh tangan
beberapa orang untuk tujuan tertentu (Riadi, 2016). Pada penelitian yang
akan dilakukan data yang dipakai adalah data primer, dengan cara
mengumpulkan subjek yang telah puasa 11 jam, puasa 12 jam dan puasa 13
jam.
(Notoatmojo, 2012):
a. Editing
38
1) Apakah data lengkap, seperti pertanyaan yang tertera pada informed
2) Apakah data glukosa dengan lama puasa 11 jam, puasa 12 jam dan puasa
b. Codeting
membedakan antara data atau identitas data yang akan dianalisis. Pada
penelitian yang akan dilakukan proses codeting data glukosa yang telah
c. Tabulasi
yang telah diberi kode sesuai kebutuhan analisis. Tabel-tabel yang dibuat
Pada penelitian ini proses tabulasi yang akan dilakukan dalam bentuk tabel
yaitu, data yang masuk dan digunakan adalah 36 dari jumlah populasi yang
subjek diharuskan puasa mulai pukul 20.00 wib lalu dilakukan pengambilan
39
darah mulai pukul 07.00 Wib (11 jam), pukul 08.00 Wib (12 jam) dan pukul
a. Posisi pasien duduk atau berbaring dengan posisi lengan pasien harus lurus,
aktivitas
e. Bersihkan kulit pada bagian yang akan diambil darahnya dengan alkohol
70% dan biarkan kering untuk mencegah terjadinya hemolisis dan rasa
f. Tusuk bagian vena mediana cubiti dengan jarum, lubang jarum menghadap
ke atas dengan sudut kemiringan antara jarum dan kulit 15 derajat, tekan
tabung vakum sehingga darah terisap ke dalam tabung. Bila jarum berhasil
h. Tarik jarum dan letakkan kapas alkohol 70 % pada bekas tusukan untuk
40
i. Tabung vakum yang berisi darah dibolak-balik kurang lebih 5 kali agar
a. Menghidupkan mesin
b. Running sample
- Entry sample masukan id dan nama pasien sesuai nomor sample tray
- Pilih pemeriksaan (centang kolom) lalu run (jika 1 sample jika lebih dari
c. Run QC
- Pilih menu Qc
41
- Run
- Kemudian qc ulang
d. Kalibrasi / standart
- Run
e. Maintenance user
- Pilih menu maintenance lakukan wash cuvete- extra wash minimal 1 hari
f. Mematikan mesin
- Extra wash cuvete yes tunggu sampai selesai dan otomatis cpu pc akan
mati
42
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Puji. (09 September 2021). Mengenal Glukosa Dan Manfaat dan
CaraTubuh Mengolahnya. Hello Sehat Kemenkes.
Aulia dan Diana. (2016). POCT (Point OfCare Testing) Pada Pemeriksaan
Glukosa dan Keton Darah. Departemen Patologi Klinik FKUI-RSCM.
Apriani dan Alfita Umami. (2018). Perbedaan Kadar Glukosa Darah Pada Plasma
EDTA dan Serum Dengan Penundaan Pemeriksaan. Jurnal Vokasi
Kesehatan. 4 (1).
Fahmiyah Indah. (2016). Faktor Yang Mempengarui Kadar Gula Darah Puasa
Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 Di Poli Diabetes RSUD Dr. Soetomo
Surabaya. Skripsi. Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya.
Indriani (2021). Perbedaan Kadar Glukosa Darah Puasa 8 Jam Dan 12 Jam
Dengan Sampel Serum Menggunakan Metode God-Pap. Diplomathesis.
Stikes Ngudia Husada Madura.
Mardiana dan Ira Gustira Rahayu. (2017). Bahan Ajar Teknologi Laboratorium
Medis. Jakarta : Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
43
Novrian Fandy. (2019). Perbandingan Peningkatan Kadar Glukosa Darah Puasa
Sebelum Dan Sesudah Pemberian Madu Hutan Dan Gula Pasir Pada
Mahasiswa UMSU. Skripsi. Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara.
Oktasari Mita. (2019). Perbedaan Kadar Glukosa Darah Pada Lama Puasa 8 Jam
Dan 10 Jam. Undergraduatethesis. Universitas Katolik Musi Charitas.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 411 Tahun 2010 Tentang
Cara Penyelenggaraan Laboratorium Klinik Yang Baik. Menteri Kesehatan.
Jakarta.
Riadi E. (2016). Statistik Penelitian (Analisis manual dan IBM SPSS). Yogyakarta :
CV. Andi.
Riyono. (2017). Pengendalian Mutu Laboratorium Kimia Klinik Dilihat Dari Aspek
Mutu Hasil Analisis Laboratorium. Jurnal Ekonomi dan Kewirausahaan. 7
(2).
Setiawan Meddy. (2021). Sistem Endokrin dan Diabetes Mellitus. Malang : UMM
Press.
Susanti dan Firdayanti. (2021). Buku Ajar Kimia Klinik. Kendari : NEM.
Tuntun Maria, Wieke Sriwulan, Doni Setiawan, Anik Nuryati. (2018). Bahan Ajar
Teknologi Laboratorium Medik : Kendali Mutu. Jakarta : Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia.
44
Yaqin Moh. Ainul dan Dian Arista. (2015). Analisis Tahap Pemeriksaan Pra
Analitik Sebagai Upaya Peningkatan Mutu Hasil Laboratorium Di RS. Muji
Rahayu Surabaya. Jurnal Sains. 5 (10).
45
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
tenaga kesehatan di poli rawat jalan RSUD Lahat pada bulan ……. 2023.
4.2. Pembahasan
BAB V
PENUTUP
46
Kesimpulan
LAMPIRAN
47