Anda di halaman 1dari 15

INSTRUMEN TES OBJEKTIF DAN INSTRUMEN TES ESSAY

MAKALAH
Disusun untuk memenuhi tugas Assessment Pembelajaran Matematika

Dosen Pengampu :

Dr. Sutopo, M.Pd.


NIP. 197805092008011012

Disusun Oleh :
Kelompok 5

Laily Mufidatuz Zakiyah 126204212150


Yunita Nurisma 126204212152
Layla Cholida 126204212156
Afiq Dinis Muhammad 126204212159
Agustina Khoirru Rizka 126204212162

PROGRAM STUDI TADRIS MATEMATIKA

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SAYYID ALI RAHMATULLAH

TULUNGAGUNG
Agustus 2023

i
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan nikmat dan karunia-
Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah Asesmen Pembelajaran
Matematika yang berjudul “Konsep Asesmen Pembelajaran” ini tepat waktu.

Sejalan dengan selesainya makalah ini kami mengucapkan terima kasih banyak
kepada :
1. Prof. Dr. Maftukhin, M.Ag., selaku Rektor UIN Sayyid Ali Rahmatullah
Tulungagung yang telah memberikan kami kesempatan untuk menjadi keluarga
besar UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung.
2. Prof. Dr. Hj. Binti Maunah, M.Pd.I., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung.
3. Ibu Dr. Luluk A’tirotu Zahro, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Ilmu Keguruan
Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung
yang telah memberikan izin dan kesempatan dalam penulisan makalah ini.
4. Ibu Ummu Sholihah, S.Pd., M.Si., selaku Koordinator Prodi Tadris Matematika
UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung yang telah memberikan izin dan
kemudahan untuk menyelesaikan makalah ini.
5. Bapak Dr. Sutopo, M.Pd., selaku Dosen Pengampu mata kuliah Asesmen
Pembelajaran Matematika yang selalu membimbing kami dalam penyusunan
makalah ini.
6. Semua civitas akademika dan teman-teman perjuangan program studi Tadris
Matematika UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung yang selalu memberikan
dukungan kepada kami selama perkuliahan.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa isi makalah ini masih belum sempurna.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat membangun
mengenai isi makalah ini.

Tulungagung, Agustus 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Halaman Judul ………………………………………………………………….. i


Kata Pengantar …………………………………………………………………. ii

Daftar Isi ……………………………………………………………………….... iii


BAB I Pendahuluan
A. Latar Belakang …………………………………………………………… 1
B. Rumusan Masalah ………………………………………………………... 1

C. Tujuan …………………………………………………………………….. 1

BAB II Pembahasan
A. Instrumen Tes Objektif …………………………………………………… 2

1. Pengertian Instrumen Tes Objektif …………………………………... 2


2. Jenis-jenis Instrumen Tes Objektif …………………………………... 2

3. Kelebihan dan Kekurangan Instrumen Tes Objektif ………………… 5


B. Instrumen Tes Essay ……………………………………………………… 6

1. Pengertian Instrumen Tes Essay ……………………………………... 6


2. Bentuk Instrumen Tes Essay …………………………………………. 6

3. Kelebihan dan Kekurangan Instrumen Tes Essay …………………….. 7


4. Langkah-langkah Meneyusun Instrumen Tes Essay ………………… 9

BAB III Penutup


A. Kesimpulan ……………………………………………………………….. 11
B. Saran …………………………………………………………………….... 11

Daftar Pustaka …………………………………………………………………... 12

iii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam proses pembelajaran penting untuk diadakannya tes terhadap
peserta didik. Menurut Arikunto, tes merupakan alat atau prosedur yang
digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara
dan aturan-aturan yang sudah ditentukan. Dengan dilakukan tes maka akan
diketahui sejauh mana pemahaman peserta didik terhadap materi yang sudah
dipelajari selama ini. Terdapat berbagai macam tes, diantaranya tes objektif dan
tes esai. Selanjutnya mengenai tes esai. Dalam pelaksanaannya, ternyata tes
bentuk esai ditemukan banyak kelemahan. Bentuk esai sering disebut bentuk
subjektif karena dalam pelaksanaannya sering dipengaruhi oleh faktor
subjektivitas guru. Oleh karena itu, seringkali ditemui permasalahan dalam
penilaian jawaban dari peserta didik. Banyak terjadi kesalahan pemberian nilai
kepada peserta didik, dikarenakan berbagai faktor baik internal maupun eksternal.
Namun demikian, tidak berarti bentuk esai tidak digunakan sebagai alat pengukur
kemampuan siswa.
Bentuk esai dapat digunakan untuk mengukur kegiatan-kegiatan belajar
yang sulit diukur oleh bentuk-bentuk objektif. Dengan tes bentuk esai ini,
diharapkan siswa mampu menguraikan, mengorganisasikan, dan menyatakan
jawaban dengan kata-katanya sendiri. Untuk itu, dalam makalah ini akan
membahas lebih detail mengenai tes objektif dan tes esai. Akan kita bahas
mengenai pengertian tes objektif, jenis-jenis tes objektif, serta kelebihan dan
kekurangan tes objektif. Adapun materi yang akan dibahas mengenai tes esai
antara lain pengertian tes esai, bentuk tes esai, kelebihan dan kekurangan tes esai,
serta langkah-langkah penyusunan tes esai.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari instrumen tes objektif?
2. Apa saja jenis-jenis instrumen tes objektif?
3. Apa saja kelebihan dan kekurangan instrumen tes objektif?
4. Apa yang dimaksud dari instrumen tes esai?
5. Apa saja bentuk instrumen tes esai?
6. Apa saja kelebihan dan kekurangan instrumen tes esai?
7. Bagaimana langkah-langkah penyusunan instrumen tes esai ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian instrumen tes objektif.
2. Untuk mengetahui jenis-jenis instrumen tes objektif.
3. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan instrumen tes objektif.
4. Untuk mengetahui pengertian instrumen tes esai.
5. Untuk mengetahui bentuk instrumen tes esai.
6. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan instrumen tes esai.
7. Untuk mengetahui langkah-langkah penyusunan instrumen tes esai.

1
BAB II

PEMBAHASAN
A. Instrumen Tes Objektif
1. Pengertian Instrumen Tes Objektif.
Tes objektif adalah tes yang dalam penilaiannya dapat dilakukan secara
objektif. Tes objektif ini bertujuan untuk mengatasi kelemahan-kelemahan
yang ada dalam tes essay. Tes objektif ini terdapat jauh banyak soal dari pada
tes essay, juga biasanya untuk mengerjakan soal 30-40 soal dalam kurun
waktu 60 menit. Tes objektif ini sering diebut tes dikotomi (dichotomously
scored item), yang dimaksud dikotomi karena jawabannya antara benar atau
salah dan skornya antara 1 atau 0. Siapa pun yang mengoreksi jawaban tes
objektif hasilnya akan sama, karena kunci jawabannya sudah jelas dan pasti.
Tes objektif menuntut peserta tes untuk memilih jawaban yang benar di antara
kemungkinan jawaban yang telah disediakan, memberikan jawaban singkat,
dan melengkapi pertanyaan atau pernyataan yang belum sempurna. Karena
itulah tes objektif sangat cocok untuk menilai kemampuan yang menuntut
proses mental yang tidak begitu tinggi, seperti mengingat, mengenal,
pengertian, dan penerapan prinsip-prinsip.1
Pada dasarnya, tes objektif adalah tes yang mempunyai ukuran tes yang
terukur, terstruktur, dan mampu menghindarkan adanya subjektivitas dari
evaluator pada saat penilaian. Pada tes ini, item tesnya dapat dijawab dengan
memilih jawaban yang sudah tersedia, sehingga anak didik menampilkan
keseragaman data baik yang menjawab benar maupun yang menjawab salah.
Keseragamaan data inilah yang memungkinkan adanya keseragaman analisis
sehingga subjektivitas evaluator menjadi rendah, sebab unsur subjektifnya
sulit berpengaruh dalam menentukan skor jawaban.
2. Jenis-jenis Instrumen Tes Objektif.
Berikut jenis-jenis instrument tes objektif, diantaranya 2 :
1. Jenis Melengkapi Kalimat (Completion Test)
Tes melengkapi ini merupakan salah satu bentuk free response item
yang mana butir-butir soalnya berupa satu kalimat dengan bagian-bagian
tertentu yang dianggap penting dikosongkan. Kepada peserta tes diminta
untuk mengisi bagian-bagian yang ditiadakan tersebut.
Contoh : Fungsi utama pernapasan adalah untuk........ dan........
a) Petunjuk dalam membuat tes jenis melengkapi kalimat ini adalah
sebagai berikut: Hindari pernyataan yang tidak jelas.

1
Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, hal. 135.
2
Hariyanto. (2020). Evaluasi Pembelajaran (Konsep dan Manajemen). (S. Amalia, Ed.) Yogyakarta:
UNY Press.

2
b) Jangan menghilangkan kata kunci terlalu banyak.
c) Hilangkan kata-kata yang mengandung arti penting dan tidak boleh
yang tidak penting yang dihilangkan.
d) Hindari munculnya indikator jawaban yang dapat dibaca dari
pernyataan yang ada dalam teks soal.
e) Usahakan jawaban isiannya cukup terdiri atas satu kata atau satu
kalimat pendek.
f) Jangan membuang kata terdepan dari suatu kalimat, karena bisa
sukar dipahami.
g) Besar kolom yang dikosongkan untuk diisi sebaiknya sama besar.
h) Untuk mempermudah pemberian skor, hendaknya disediakan
kolom jawaban dan diletakkan di sebelah kanan setiap butir soal.
i) Sediakan kunci tentang semua kemungkinan jawaban yang dapat
dipandang benar.
j) Meski dalam satu kalimat terdapat lebih dari satu isian, hendaknya
pemberian skornya dihitung berdasarkan jumlah isiannya.
2. jenis Jawaban Singkat (Short Answer)
Jenis jawaban singkat ini merupakan salah satu bentuk free
response item yang butir-butir soalnya memungkinkan peserta tes
memberikan jawaban yang singkat dan padat. Dalam merumuskan item
soal untuk jawaban singkat ini, ada beberapa petunjuk yang bisa
diperhatikan, yaitu:
a. Gunakan kalimat tanya, dan bukan dengan kalimat berita.
b. Pertanyaan sebaiknya disusun sedemikian rupa sehingga jawaban
yang muncul dapat disampaikan sesingkat mungkin, kalau perlu hanya
dijawab dengan satu kata.
c. Apabila lembar jawab ingin dijadikan satu dengan lembar soal,
sebaiknya disediakan kolom jawaban yang terpisah dengan soalnya.
d. Hindari penggunaan kalimat yang sama persis dalam buku teks.
e. Pertanyaan disusun sedemikian rupa sehingga hanya ada satu
kemungkinan jawaban yang benar.
Bentuk tes seperti ini digunakan untuk mengukur tingkat hafalan atau
memori peserta tes, sehingga peserta tes dituntut untuk memberikan
jawaban yang tepat dan singkat dalam setiap item pertanyaan. Biasanya
tes ini diperuntukkan untuk melihat perkembangan kemampuan anak didik
di bidang matematika; penguasaan kosakata bahasa asing; tentang nama
kota, tokoh, tempat tertentu dalam sejarah; dan semacamnya.
3. Jenis Menjodohkan
Tes bentuk menjodohkan adalah bentuk khusus dari tes pilihan
jamak. Bentuk ini terdiri atas dua macam kolom paralel, tiap kolom berisi
statemen yang satu menempati posisi sebagai soal dan satunya sebagai

3
jawaban, kemudian peserta tes diminta untuk menjodohkan kesesuaian
antar dua statemen tersebut. Karena itulah, soal tes seperti ini masih
dikelompokkan ke dalam pilihan ganda. Perbedaannya dengan bentuk
pilihan ganda adalah pada pilihan ganda terdiri atas stem dan option,
kemudian peserta tes tinggal memilih salah satu option yang dianggap
paling tepat.
Sedangkan dalam menjodohkan terdapat kumpulan soal dan
kumpulan jawaban yang keduanya dikumpulkan pada dua kolom yang
berbeda, yaitu kolom sebelah kiri adalah kumpulan soalnya, sedangkan
kolom sebelah kanan adalah kumpulan jawabannya. Sedangkan jumlah
pilihan dibuat lebih banyak dari kumpulan pertanyaannya sehingga bisa
mengurangi adanya tebak-tebakan jawaban. Dengan demikian, tugas dari
peserta tes adalah mencari dan menjodohkan atau mencocokkan jawaban-
jawaban, sehingga sesuai atau cocok dengan pertanyaan-pertanyaan.
4. Tes Benar Salah (True-False)
Soal-soalnya berupa pernyataan-pernyataan. Pernyataan tersebut
ada yang benar ada yang salah. Orang yang ditanya bertugas untuk
menandai masing-masing pernyataan tersebut dengan melingkari (B)
untuk pernyataan yang betul menurutnya dan (S) untuk pernyataan yang
salah.
Salah satu fungsi bentuk soal benar-salah adalah untuk mengukur
kemampuan peserta didik dalam membedakan antara fakta dan pendapat.
Agar soal dapat berfungsi dengan baik, maka materi yang ditanyakan
hendaknya homogen dari segi isi. Bentuk soal seperti ini lebih banyak
digunakan untuk mengukur kemampuan mengidentifikasi informasi
berdasarkan hubungan yang sederhana.

Contoh: B – S : Novel Siti Nurbaya ditulis oleh Marah Rusli


Beberapa petunjuk praktis dalam menyusun soal benar-salah
adalah sebagai berikut:

a) Dalam menyusun item bentuk benar-salah ini hendaknya jumlah


item cukup banyak di atas 50 soal, sehingga dapat
dipertanggungjawabkan.
b) Jumlah item yang benar dan salah hendaknya sama.
c) Berilah petunjuk cara mengerjakan soal yang jelas dan memakai
kalimat yang sederhana.
d) Hindarkan pernyataan yang terlalu umum, kompleks, dan negatif.
e) Hindarkan penggunaan kata yang dapat memberi petunjuk tentang
jawaban yang dikehendaki. Misalnya: biasanya, umumnya, selalu.
5. Tes Pilihan Ganda (Multiple Choice Test)

4
Tes pilihan ganda terdiri atas suatu keterangan atau pemberitahuan
tentang suatu pengertian yang belum lengkap. Dan untuk melengkapinya
harus memilih satu dari beberapa kemungkinan jawaban yang telah
disediakan. Tes ini terdiri dari keterangan (stem) dan bagian kemungkinan
jawaban atau alternatif (options). Kemungkinan jawaban terdiri atas satu
jawaban yang benar yaitu kunci jawaban dan beberapa pengecoh
(distructor).
Mengenai jumlah alternatif jawaban sebenarnya tidak ada aturan
baku. Guru bisa membuat 3, 4, atau 5 alternatif jawaban. Semakin banyak
semakin bagus. Hal ini dimaksudkan untuk mengurangi faktor menebak
(chance of guessing). Adapun kemampuan yang dapat diukur oleh bentuk
soal pilihan ganda antara lain: mengenal istilah, fakta, prinsip, metode, dan
prosedur; mengidentifikasi penggunaan fakta dan prinsip; menafsirkan
hubungan sebab-akibat dan menilai metode prosedur (Arifin, 2009:138-
139).
Berikut beberapa petunjuk praktis dalam menyusun soal bentuk
pilihan-ganda, yaitu:
a. Harus mengacu pada kompetensi dasar dan indikator soal.
b. Berilah petunjuk mengerjakannya dengan jelas.
c. Jangan memasukkan materi soal yang tidak relevan dengan apa yang
sudah dipelajari peserta didik.
d. Pernyataan pada soal seharusnya merumuskan persoalan yang jelas
dan berarti.
e. Pernyataan dan pilihan hendaknya merupakan kesatuan kalimat yang
tidak terputus.
f. Alternatif jawaban harus berfungsi, homogen dan logis.
g. Panjang pilihan pada suatu soal hendaknya lebih pendek daripada
itemnya.
h. Usahakan agar pernyataan dan pilihan tidak mudah diasosiasikan.
i. Alternatif jawaban yang betul hendaknya jangan sistematis.
j. Harus diyakini benar bahwa hanya ada satu jawaban yang benar.
3. Kelebihan dan Kekurangan Instrumen Tes Objektif.
Berikut adalah kelebihan dan kelemahan tes objektif :
a. Kelebihan Instrumen Tes Objektif
1. Mengandung banyak segi positif, lebih representatif, dan objektif.
2. Pemeriksaan lebih mudah dan cepat.
3. Pemeriksaan dapat dilakukan oleh orang lain.
4. Tidak memiliki unsur subjektifitas dalam proses pemeriksaan.
b. Kekurangan Instrumen Tes Objektif
1. Membutuhkan persiapan penyusunan soal yang sulit.
2. Soalnya cenderung mengungkapkan ingatan dan sukar mengukur
proses mental.

5
3. Banyak kesempatan untuk main untung-untungan.
4. “Kerja sama” antarsiswa dalam mengerjakan tes lebih terbuka.
B. Instrumen Tes Essay.
1. Pengertian Instrumen Tes Essay.
Tes uraian atau tes essay merupakan salah satu alat ukur yang
pertanyaannya membutuhkan jawaban dari peserta didik dalam bentuk
menguraikan, menjelaskan, mendiskusikan, membandingkan, memberikan
alasan, dan bentuk lain yang sejenis sesuai dengan pertanyaan serta
menggunakan kata-kata dan bahasa sendiri. Umumnya jenis pertanyaan yang
mengawali tes ini adalah jelaskan, bandingkan, uraikan, terangkan, simpulkan
dan lain-lain. Adapun jumlah butir soal dalam tes uraian biasanya tidak
banyak, hanya sekitar 5-10 butir soal dalam waktu kira-kira 90- 120 menit.
Jenis tes ini biasanya digunakan untuk mengukur tingkat kognitif peserta
didik.
Djiwandono (2008) berpendapat bahwa wujud tes uraian mengacu pada
jawabannya yakni berupa suatu essay dalam berbagai gaya penulisan seperti
berwujud deskriptif maupun argumentatif, sesuai dengan permasalahan yang
menjadi pokok bahasan. Jawaban yang diberikan pada soal tes essay biasanya
sering menyediakan petunjuk tentang bentuk dan kualitas proses pemikiran
peserta didik (Siswanto, 2006).3 Ciri khas tes uraian adalah jawaban terhadap
soal tersebut tidak disediakan oleh penyusun soal, tetapi harus disusun oleh
peserta tes. Butir soal tipe uraian hanya terdiri atas pertanyaan atau tugas dan
jawaban sepenuhnya harus dipikirkan oleh peserta tes. Sehingga peserta didik
bisa bebas dalam mengungkapkan nalar berfikirnya sehingga jawaban yang
diberikan dapat menunjukkan kemampuan berpikir secara kompleks.
2. Bentuk Instrumen Tes Essay.
Tes bentuk uraian merupakan tes yang menuntut penerima tes mengeluarkan
jawaban-jawaban berbentuk uraian, baik secara bebas maupun secara terbatas.
Adapun kedua bentuk tes uraian tersebut adalah sebagai berikut :
a. Tes Uraian Terbatas
Dalam menjawab soal bentuk uraian terbatas ini, peserta didik diberi
kebebasan untuk menjawab soal yang ditanyakan namun arah
jawabannya dibatasi sehingga kebebasan tersebut menjadi bebas yang
terarah. Peserta didik harus mengemukakan hal-hal tertentu sebagai
batas-batasnya. Walaupun kalimat jawaban peserta didik beraneka ragam,
tetapi harus ada pokok-pokok penting yang terdapat dalam sistematika
jawabannya sesuai dengan batas-batas yang telah ditentukan dan
dikehendaki dalam soalnya.
Contoh :

3
Liana Rochmatul Wachidah, dkk, Implementasi Penggunaan Tes Essay dalam Evaluasi Pembelajaran
Daring pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Tlarakan, Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia,2021,18

6
1) Sebutkan lima rukun Islam!
2) Tuliskan tiga rangka pembagian tubuh manusia!
3) Jelaskan tentang kehidupan manusia pada Zaman Neolithikum.
Berdasarkan :
a) cara mengumpulkan makanan
b) kehidupan sosialnya
b. Tes Uraian Bebas
Dalam bentuk bentuk uraian bebas ini, peserta didik bebas untuk
menjawab soal dengan cara dan sistematika sendiri. Peserta didik bebas
mengemukakan pendapat sesuai dengan kemampuannya. Oleh karena itu,
setiap peserta didik mempunyai cara dan sistematika yang berbeda-beda.
Namun, guru tetap harus mempunyai acuan atau patokan dalam
mengoreksi jawaban peserta didik.
Contoh :
1) Jelaskan perkembangan Islam di Indonesia!
2) Coba jelaskan fungsi dan tujuan belajar Matematika dalam kehidupan
dan berikan contohnya.
3. Kelebihan dan Kekurangan Instrumen Tes Essay.
a. Kelebihan Tes Essay (Uraian)
Menurut Haryanto, ada beberapa kelebihan tes essay, yaitu:
1) Anak didik dapat mengorganisasikan jawaban dengan pikiran sendiri;
2) Dapat menghindarkan sifat terkaan dalam menjawab soal;
3) Melatih anak didik memilih fakta yang relevan dengan persoalan, serta
mengorganisasikannya sehingga dapat diungkapkan menjadi satu hasil
pemikiran terintegrasi secara utuh;
4) Jawaban yang diberikan diungkapkan dalam kata-kata dan kalimat yang
disusun sendiri, sehingga melatih untuk dapat menyusun kalimat dengan
bahasa yang baik, benar, dan cepat;
5) Soal bentuk uraian ini tepat untuk mengukur kemampuan analitik, sintetis,
dan evaluatif. 4
Menurut Arief dan Cut Eva, kelebihan tes uraian diantaranya adalah:
1) Bagi guru, menyusun tes tersebut sangat mudah dan tidak memerlukan
waktu yang lama.
2) Si penjawab mempunyai kebebasan dalam menjawab dan
mengeluarkan isi hati dan buah pikirannya.
3) Melatih mengeluarkan pikiran dalam bentuk kalimat atau bahasa yang
teratur.
4) Lebih ekonomis, hemat karena tidak memerlukan kertas terlalu banyak
untuk membuat soal tes, dapat didektekan atau ditulis dipapan tulis. 5

4
Haryanto, Evaluasi Pembelajaran (Konsep dan Manajemen), (Yogyakarta: UNY Press, 2020), hal 157
5
Arief Aulia Rahman dan Cut Eva Nasryah, Evaluasi Pembelajaran, (Ponorogo: Uwais Inspirasi
Indonesia, 2019), hal 57

7
b. Kelemahan Tes Essay (Uraian)

Menurut Haryanto, kelemahan tes essay yaitu:


1) Pemberian skor terhadap jawaban tes esai atau uraian ini kurang reliabel.
Dalam tes esai tidak hanya satu jawaban yang bisa diterima dengan tingkat
kebenaran yang bervarias, sehingga skor yang akan diberikan juga
bervariasi.
2) Tes esai menghendaki jawaban-jawaban yang relatif panjang. Karena itu,
waktu yang diperlukan untuk menulis jawaban terhadap satu item juga
cukup lama. Karenanya dalam satu periode tes hanya dapat diberikan
beberapa buah item saja. Dengan demikian, materi yang dipergunakan
sebagai bahan tes kurang representatif terhadap seluruh materi yang
diajarkan.
3) Mengoreksi tes esai membutuhkan waktu yang cukup lama dan
menghabiskan energi yang lebih banyak, sebab tiap jawaban harus dibaca
satu persatu secara teliti.
Selain kelemahan tersebut, kelemahan lainnya adalah:
1) Dalam memeriksa jawaban pertanyaan tes esai, ada kecenderungan
pengaruh subjektif yang selalu muncul dalam pribadi seorang
evaluator atau guru. Ini terjadi utamanya ketika telah terjadi hubungan
moral yang baik antara siswa dan evaluator.
2) Pertanyaan esai yang disusun oleh seorang evaluator cenderung
kurang bisa mencakup keseluruhan materi yang telah diberikan.
3) Bentuk pertanyaan yang memiliki arti ganda sering membuat kesulitan
pada siswa sehingga memunculkan unsur-unsur menerka dan
menjawab dengan ragu-ragu, ditambah lagi aspek mana yang
ditekankan juga sukar dipastikan.(fotenote= Haryanto, Evaluasi
Pembelajaran (Konsep dan Manajemen), (Yogyakarta: UNY Press,
2020), hal 157)

Menurut Arief dan Cut Eva, kelemahan tes uraian diantaranya adalah:

1) Tidak atau kurang dapat digunakan untuk mengetes pelajaran yang


luas atau banyak sehingga kurang dapat menilai isi pengetahuan siswa
yang sebenarnya.
2) Kemungkinan jawaban dan keterangan sifatnya menyulitkan
penjelasan pengetesan dalam men-sekornya.

8
3) Baik buruknya tulisan dan panjang pendeknya jawaban yang sama
mudah menimbulkan evaluasi dan perskoran (scorting) yang kurang
objektif. 6
4. Langkah-langkah Meneyusun Instrumen Tes Essay.
Pada umumnya penyusunan instrumen tes sama untuk setiap bentuk tes,
perbedaannya hanya pada pemilihan dan perakitan instrumen tes yang
digunakan. Maka untuk menyusun instrumen tes esai juga menggunakan
langkah-langkah penyusunan instrumen tes secara umum. Kusaeri dan
Suprananto (2012) menjabarkan langkah-langkah pengembangan instrumen
tes, namun dikarenakan bentuk tes yang sudah ditetapkan yaitu tes esai, maka
langkah-langkahnya menjadi sebagai berikut:
1. Identifikasi tujuan pembelajaran
Identifikasi tujuan pembelajaran merupakan langkah awal yang sangat
penting dalam mengembangkan tes. Tujuan pembelajaran dapat dinyatakan
secara jelas dan dapat pula dinyatakan secara implisit. Jika tujuan
pembelajaran dinyatakan secara implisit maka dalam pembuatan instrumen tes
haruslah merujuk pada materi yang telah diajarkan. Tes yang baik diturunkan
dari tujuan pembelajaran yang dinyatakan secara jelas. Dengan demikian
kejelasan rumusan tujuan pembelajaran akan sangat membantu agar tes benar-
benar dapat menilai apa yang telah diajarkan oleh guru, di samping bisa
mempermudah proses penyusunan tes. Dengan rumusan tujuan secara jelas
dan eksplisit juga dapat memberikan nilai tambah karena dapat membantu
meningkatkan kualitas pembelajaran.
2. Mengembangkan spesifikasi tes
Mengembangkan spesifikasi tes adalah kegiatan membuat kisi-kisi tes
yang merupakan deskripsi mengenai kompetensi atau ruang lingkup dan isi
materi yang akan diujikan. Kisi-kisi tes berfungsi sebagai pedoman penulisan
dan perakitan tes. Kisi-kisi tes juga berfungsi sebagai terjemahan resmi
terhadap indikator butir soal tentang apa yang harus ada dalam butir soal
secara tepat. Kisi-kisi tes menjelaskan batasan dan rambu-rambu apa saja yang
harus dipatuhi dalam penulisan butir soal.
Kisi-kisi dapat dipecah menjadi dua bagian, yang pertama adalah
pemetaan kisi-kisi dan kisi-kisi soal tes esai. Pemataan kisi-kisi merupakan
patokan untuk mengembangkan kisi-kisi tes. Dari pemetaan didapatkan
aspek-aspek yang hendak diukur. Secara keseluruhan spesifikasi tes atau kisi-
kisi tes dapat disajikan dalam bentuk tabel yang minimal memuat komponen:
kompetensi dasar, indikator, kelas/semester, materi, indikator soal dan bentuk
soal. Syarat kisi-kisi tes yang baik adalah: mewakili isi kurikulum yang akan

6
Arief Aulia Rahman dan Cut Eva Nasryah, Evaluasi Pembelajaran, (Ponorogo: Uwais Inspirasi
Indonesia, 2019), hal 58

9
diujikan, komponennya rinci, jelas dan mudah dipahami, dan soal yang dibuat
sesuai dengan indikator dan bentuk soal yang ditetapkan.
3. Perakitan tes
Merakit instrumen tes adalah menyusun soal-soal yang siap dipakai
menjadi satu perangkat instrumen tes. Acuan perakitan soal adalah tujuan tes
dan kisi-kisinya. Untuk memudahkan pelaksanaannya, perakitan instrumen
tes harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a. Mengklasifikasikan soal-soal yang mengukur kompetensi dan
materi yang sama yang kemudian ditempatkan dalam urutan yang
sama
b. Membuat nomor urut soal berdasarkan nomor urut pada kisi-kisi
c. Mengecek soal-soal dalam satu paket agar terbebas dari kaidah-
kaidah, seperti halnya setiap soal tidak boleh memberikan petunjuk
jawaban terhadap soal lain
d. Membuat instruksi umum dan khusus untuk mengerjakan soal
e. Membuat format lembar jawaban
f. Membuat lembar kunci jawaban dan petunjuk penilaiannya
g. Menentukan besarnya bobot setiap soal.

Dalam penyusunan instrumen tes esai hendaknya memperhatikan


petunjuk penyusunan seperti yang dijabarkan oleh Suyanto dan Jihad (2013)
sebagai berikut:

1) Soal hendaknya disusun sedemikian rupa sehingga terdapat kesepakatan atas


jawaban yang benar, dengan kata lain tidak memiliki arti ganda
2) Tujuan dari tiap atau bagian soal hendaklah jelas, hal ini dapat dilihat pada
tabel kisi-kisi
3) Kata-kata dan bahasa yang dipilih hendaklah melahirkan pengertian yang
sama dengan maksud soal, tidak meragukan, dan tidak menggunakan istilah
yang belum dipahami peserta tersebut
4) Waktu dan energi yang diperlukan sudah dipertimbangkan pada saat membuat
persiapan, jangan memberi soal terlalu banyak atau terlalu luas
5) Petunjuk tes hendaknya dibuat seara tertulis yang meliputi: waktu yang
diperlukan, skor tiap atau bagian soal sehingga bobot soal diketahui,
banyaknya soal
6) Tidak boleh ada soal bersifat pilihan di antara yang ada
7) Tes sebaiknya telah mendapatkan masukan dari sesama guru untuk melihat
ketepatan format pertanyaannya.

10
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Tes objektif mempunyai ukuran tes yang terukur, terstruktur, dan mampu
menghindarkan adanya subjektivitas dari evaluator pada saat penilaian. Pada tes
ini, item tesnya dapat dijawab dengan memilih jawaban yang sudah tersedia,
sehingga anak didik menampilkan keseragaman data baik yang menjawab benar
maupun yang menjawab salah. Jenis-jenis instrument tes objektif, diantaranya
Jenis Melengkapi Kalimat (Completion Test), Jenis Jawaban Singkat (Short
Answer), Jenis Menjodohkan, Tes Benar Salah (True-False), Tes Pilihan Ganda
(Multiple Choice Test).
Tes uraian atau tes essay merupakan salah satu alat ukur yang pertanyaannya
membutuhkan jawaban dari peserta didik dalam bentuk menguraikan,
menjelaskan, mendiskusikan, membandingkan, memberikan alasan, dan bentuk
lain yang sejenis sesuai dengan pertanyaan serta menggunakan kata-kata dan
bahasa sendiri. Bentuk instrumen tes essay (uraian) ada 2 , yaitu tes uraian terbatas
dan tes uraian bebas. kelebihan tes essay, yaitu Anak didik dapat
mengorganisasikan jawaban dengan pikiran sendiri, dapat menghindarkan sifat
terkaan dalam menjawab soal, serta melatih anak didik memilih fakta yang
relevan dengan persoalan, serta mengorganisasikannya sehingga dapat
diungkapkan menjadi satu hasil pemikiran terintegrasi secara utuh.
B. Saran
1. Bagi Calon Pendidik Sebagai calon pendidik sebaiknya lebih memahami
konsep assesmen pembelajaran sebagai bekal dan pedoman dalam menilai
proses pembelajaran kedepannya.
2. Bagi Pendidik Sebagai pendidik seharusnya meningkatkan kualitas
pelaksanaan assesmen pembelajaran sehingga tujuan assesmen dapat tercapai
secara maksimal.
3. Bagi Peserta Didik Sebagai peserta didik sebaiknya menjadikan hasil assesmen
sebagai sarana untuk mengetahui tingkat pencapaian yang didapatkan selama
proses pembelajaran. Peserta didik sebaiknya juga memperbaiki dan
meningkatkan kelemahan yang dimilikinya berdasarkan hasil assesmen yang
didapatkan.

11
DAFTAR RUJUKAN

Akbar, R. (2019, Oktober). Pendidikan. https://www.rijalakbar.id/2019/10/tes-objektif-


pengertian-jenis-contoh.html
Arifin, Z. (n.d.). Evaluasi Pembelajaran.
Arief A.R., dkk. (2019). Evaluasi Pembelajaran. Ponorogo: Uwais Inspirasi Indonesia.
Edi, E. (2022, Januari). Retrieved from Educhanel.id
.https://educhannel.id/blog/artikel/pengertian-instrumen-tes-esai.html
Hariyanto. (2020). Evaluasi Pembelajaran (Konsep dan Manajemen). (S. Amalia, Ed.)
Yogyakarta: UNY Press.
Liana Rochmatul wachidah, d. (2021). Implementasi Penggunaan Tes Essay dalam Siswa
Kelas VII SMP Negeri 1 Tlanakan. Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia.

12

Anda mungkin juga menyukai