Anda di halaman 1dari 12

Morfologi Sebagai Pendekatan

Memahami Kota

MORFOLOGI
MORFOLOGI SEBAGAI PENDEKATA N
MEMAHAMI KOTA

WEISHAGUNA
WEISHAGUNA DA N ERNADY SAODIH
Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota – UNISBA
J alan
alan Tam
Tamansa
ansarri No.1
No.1 Ban
Bandun
dung

ABSTRAK
AB STRAK

Dari berbagai teoritis yang ada, secara umum perancangan kota dapat
dibagi menjadi dua kelompok pendekatan yang saling berkaitan yaitu (1)
pendekatan kota sebagai proses dan (2) kota sebagai produk. Pendekatan
perancangan Kota sebagai proses perencanaan berhirarkis dengan melibatkan
aspek-aspek perencanaan seperti analisis proses ekologi berkaitan dengan fisik,
sosial-budaya, ekonomi, transportasi dan kebijaksanaan. Sedangkan pendekatan
perancangan kota sebagai produk lebih memfokuskan diri pada produk desain
massa dan ruang perkotaan. Pendekatan ini kemudian lebih banyak disebut
sebagai morfologi kota. Meskipun demikian dalam pemahaman morfologi kota,
perancang tidak dapat melepaskan diri dari pendekatan kota sebagai proses.
Tulisan ini mencoba memaparkan lebih lanjut morfologi sebagai sebuah
pendekatan meliputi pencarian argumentasi kebutuhan kajian morfologis,
pemahaman istilah, dan ruang lingkup kajian
kajia n morfologi kota.

Kata Kunci : pendekatan, morfologi dan kota.

1. PENDAHULUAN sempadan ; isu perkembangan


bangunan-bangunan mutifungsi dan
Ada banyak isu permasalahan
super blok komersial di pusat kota ;
dalam perancangan kota-kota, yang
masalah hilangnya ruang-ruang terbuka
secara khusus berkaitan dengan
hijau digantikan dengan massa-massa
bentukan fisik kota yaitu mulai dari
bangunan padat, isu kota kontemporer ;
masalah perkembagan fisik kota yang
masalah estetika kota, hilangnya
tidak terkendali hingga menembus batas
bangunan-bangunan bersejarah digant-
administrasinya ; masalah ketidak-
ikan oleh factory outlet ; ketidakjelasan
jela
jelasa
san
n kai
kaittan fungsion
sional
al kawa
awasan
san aki
akib
bat
karakter kota serta masih banyak lagi isu
perkembangan pola penggunaan lahan
masalah yang dihadapi kota. Secara
secara tidak terkendali ; masalah
garis besar, masalah-masalah bentukan
pengendalian tata bangunan meliputi
fisik ini terfokus pada physical conflict
pemadatan, pelanggaran ketentuan
spatial entity (masalah kesatuan ruang
ketinggian bangunan, pelanggaran garis

56 Jurnal PWK Unisba


Morfologi Sebagai Pendekatan
Memahami Kota

fisik) dan lebih banyak disebabkan oleh awareness yaitu kemampuan


adanya perubahan sosio dan spatial menggerakan emosional yaitu perasaan
yang saling menstimulasi. nyaman dan dinamis.

Benturan antara masalah bentukan


fisik dan tuntutan kualitas perancangan
kota yang baik tersebut telah mendorong
pada kebutuhan mengkaji kota secara
khusus dari aspek morfologisnya. Tulisan
ini mencoba memaparkan morfologi kota
sebagai pendekatan dalam memahami
kota sebagai produk sosio-spatial meliputi
Gb.1 Kawasan Taman Sari :
Contoh physical conflik spatial entity. melalui pemahaman definisi yang tepat,
Sumber : Dokumen penulis, 2001.
argumentasi dibutuhkannya kajian
morfologi dalam perancangan kota dan
Di lain pihak bentukan fisik kota
ruang lingkup kajian morfologi kota secara
perlu dirancang secara berkualitas baik
komprehensif.
dari aspek lingkungan, fungsional maupun
visualnya. Lebih lanjut lagi, kota
2. PEMBAHASAN
memerlukan rancangan bentukan fisik
2.1 Kebutuh an Mempelajari Morfol ogi
yang baik meliputi (1) Singularity yaitu
Kota
adanya batasan yang jelas baik antar
kawasannya maupun antara kawasan Ada alasan mengapa kita perlu
perkotaan dan perdesaan sekitarnya (2) berbicara tentang morfologi Kota ?
Continuity yaitu kaitan fungsional antara Pertama karena sejalan dengan semakin
satu tempat dan tempat yang lain secara kompleks kehidupan kota muncul
efektif dan efisien, (3) Simplicity yaitu masalah bentukan fisik kota. Kedua
kejelasan dan keterpaduan morfologi dan karena tuntutan tujuan perancangan kota
tipologinya, (4) Dominance yaitu memiliki itu sendiri yang mengharapkan
1
bagian kota yang mempunyai karakter terciptanya kualitas lingkungan fisik ,
khusus dan penting, (5) Clarity of joint
1
yaitu bagian strategis yang mampu Lihat kembali Hamid Sirvani Sirvani,
Hamid, The Urban Design Process, New
berhubungan dengan sisi yang lain, (6)
York : Van Nostrand Reinhold Company.
Visual scope yaitu tempat terbuka atau 1985. Perancangan kota merupakan
bagian dari proses perencanaan yang
tinggi yang dapat memandang secara
berkaitan dengan kualitas fisik
bebas dan lepas ke semua penjuru kota, lingkungan. Keberadaan perancangan
kota sama lamanya dengan keberadaan
(7) Directional differentiation yaitu
manusia di muka bumi.Apa yang selalu
beragam-beragam bentukan fisik yang berubah setiap waktu merupakan konteks
dan tujuan dari urban design.
diatur secara harmonis, (8) Motion

Jurnal PWK Unisba 57


Morfologi Sebagai Pendekatan
Memahami Kota

2 4
fungsional dan visual kota yang baik . Argumentasi Amos Rapoport
3 5
Secara umum Paul D. Spreiregen , diperkuat dan A. Loeckx dengan
Edmund N. Bacon, Amos Rapoport dan menekankan pada alasan adanya
Raymon J . Curran, lebih menekankan hubungan timbal balik antara sistem
pada alasan keberadaan aspek pengaturan bentukan fisik kota dengan
lingkungan fisik perkotaan itu sendiri pola kebudayaan. Koentjaraningrat
yang memiliki kaitan erat dengan aspek menekqankan pada perkembangan fisik
perilaku masyarakat serta interaksi kota sebagal suatu produk budaya fisik
keduanya di dalam kota. (Physical culture). Hubungan lebih lanjut
6
diistilah oleh Ali Madanipour sebagai
pengaruh perubahan sosio-spatil dan

4
Lihat kembali C. Snyder, James dan
Catanese, Anthoni J Pengantar Sejarah
Gb. 2 Gedung Sate : Contoh kualitas Perencanaan Perkotaan, Bandung :
lingkungan, fungsional dan visual. Intermatra.1995 : 23 semua kebudayaan
Sumber : Dokumen penulis, 2003. kota memiliki sistem-sistem pengaturan
lingkungan yaitu kebudayaan tersebut
2
Menurut Muhammad Danisworo, peran- mengkomunikasikan secara simbolik
cangan kota menurut prosesnya adalah melalui tatanan lingkungan permukiman
piranti yang akan menentukan wujud kota tempat mereka tinggal. Semua
akhir dari lingkungan binaan kota yang lingkungan mempunyai makna dan
terbentuk oleh kumpulan produk-produk mengkomunikasikan bagian, prioritas,
hasil keputusan pembangunan yang telah kecenderungan-kecenderungan, dan
diambil baik di sektor umum (publik) kebudayaan dari penciptanya yang tidak
maupun sektor swasta. Sedangkan terlepas dari berbagai unsur pengaruh
menurut sasarannya adalah kualitas, yaitu melalui bentukan-bentukan fisiknya.
5
kualitas fungsional, visual, lingkungan Lihat kembali A. Loeckx, Some
dimana rancang kota sebagai suatu proses Introductory Relections On The Issue Of
adalah wahana untuk mencapainya. Form : “The Settlement Tissue,
Rancang kota merupakan penyambung Rediscovery Of A Key-Metaphor 1982 :3.
antara perencanaan kota dan perancangan bahwa pada banyak budaya, kosmologi
arsitektur. dan kepercayaan menentukan
3
Lihat kembali Spreiregen, Paul D, Urban karakteristik bentukan fisik pembentuk
Design : The Architecture Of Towns And yang esensial pada kawasan kota. kota
Cities, The American Institute of adalah proyeksi simbolik dari struktur
Architects (New York : McGraw-Hill fundamental budaya. Perubahan-
Book Company) 1965. p. 63 : perubahan pada bentukan fisik kota,
menekankan pada alasan karena adanya seringkali bukan hanya proyeksi simbolik
hubungan antara bentukan fisik kota dan dari perubahan-perubahan budaya di
kualitas kota. Kekacauan penampilan banyak kebudayaan tapi juga menjadi alat
wajah kota yang berarti juga penurunan gerak transformasi sosial, ekonomi serta
kualitas lingkungan, sering terjadi akibat budaya masyarakatnya.
6
tidak adanya suatu pola yang jelas di Madanpour, Ali, Design of Urban Space.
dalam pengaturan bentukan fisik kota. Chichester. 1996 p. 31.

58 Jurnal PWK Unisba


Morfologi Sebagai Pendekatan
Memahami Kota

7 9
Djoko Sujarto sebagai hubungan waktu (perubahan). Gallion dan Eishner
lingkungan fisik dan sosial. memperkuat argumentasi kaitan
bentukan fisik kota dan dimensi waktu
Sedangkan menurut J .Barnett
(perubahan) yaitu Kota terbentuk dalam
kebutuhan itu lebih disebabkan oleh
waktu bertahun-tahun melalui kerja keras
tuntutan perancangan kota dalam
semua orang, digerakan oleh keinginan,
memberikan arahan desain fisik terhadap
kesempatan dan evolusi kondisi yang
pertumbuhan dan perubahan kota.
berubah, maka kota selalu berada dalam
Menurutnya tujuan perancangan kota
keadaan yang terus menerus berubah.
adalah meningkatkan penggunaan
elemen material kota secara kreatif untuk Menurut Kevin Lynch,
menciptakan keteraturan optikal (optical memfokuskan pada kebutahan
order) yang dapat diterapkan pada pembentukan karakter kota yang dimulai
pengaturan fisik kota. dengan persepsi lingkungan, tanda
8 10
Menurut J ames C. S nyder pengenal dan kemudian citra kota . Oleh
bahwa perencanaan kota juga karena itu Lynch menekankan pada
menangani kualitas fisik dan estetika argumentasi adanya 8 kriteria terpadu
aktual dari bentuk-bentuk dalam tiga dalam menciptakan bentuk yang kota
dimensi. Hal yang lebih penting dari itu adalah (1) Singularity yaitu adanya
adalah dimensi ke empat yaitu dimensi batasan yang jelas baik antar kawasannya
maupun antara kawasan perkotaan dan
perdesaan sekitarnya (2) Continuity yaitu
7
Sujarto, Djoko, Suatu Tinjauan Tentang
kaitan fungsional antara satu tempat dan
Aspek Urban Design dengan Sorotan ke tempat yang lain secara efektif dan efisien,
Beberapa Keadaan Perkembangan Kota
di Indonesia, Bandung : Departemen
(3) Simplicity yaitu kejelasan dan
Planologi, Fakultas Teknik Sipil dan keterpaduan morfologi dan tipologinya, (4)
Perencanaan ITB. 1981 : 42 bahwa untuk
mewujudkan pengaturan dan penataan
Dominance yaitu memiliki bagian kota
struktur tata ruang fisik secara efektif, yang mempunyai karakter khusus dan
efisien, serasi dan terciptanya
keseimbangan secara meyeluruh antara
9
lingkungan sosial (social environment) Gallion dan Eishner, Pengantar Peran-
dengan lingkungan fisik (physical cangan Kota, Jakarta : Erlangga. 1992 : 63
environment). Menurut Djoko Sujarto, bahwa kota terbentuk dalam waktu
perancangan kota merupakan perwujudan bertahun-tahun melalui kerja keras semua
yang nyata secara bentukan, ukuran, orang, digerakkan oleh keinginan,
kualitas dan kuantitas dari perkembangan kesempatan, dan evolusi kondisi yang
dan pertumbuhan sosial budaya dan berubah, maka kota selalu berada dalam
ekonomi yang terjadi. Bentuk kota keadaan yang terus berubah sejalan dengan
merupakan manifestasi dari perubahan- perubahan kondisi sosial ekonomi
perubahan masyarakat. sepanjang perjalanan sejarahnya.
8 10
Lihat kembali C.Snyder, James dan Lynch, Kevin, The Image Of The City,
Catanese, Anthoni J Perencanaan Kota, MIT Pres Cabridge. 1960 : p. 3 -52.
Jakarta : Airlangga. 1992 : 64.

Jurnal PWK Unisba 59


Morfologi Sebagai Pendekatan
Memahami Kota

penting, (5) Clarity of joint yaitu bagian menekankan pada kebutuhan mempe-
strategis yang mampu berhubungan lajari semua aspek permasalahan dalam
dengan sisi yang lain, (6) Visual scope perencanaan kota termasuk mempelajari
yaitu tempat terbuka atau tinggi yang morfologi untuk perancangan kota Dalam
dapat memandang secara bebas dan peraturan tersebut disebutkan juga
lepas ke semua penjuru kota, (7) maksud perencanaan kota yaitu untuk
Directional differentiation yaitu beragam- mewujudkan peningkatan kualitas
beragam bentukan fisik yang diatur secara lingkungan kehidupan dan penghidupan
harmonis, (8) Motion awareness yaitu masyarakat kota dalam mencapai
kemampuan menggerakan emosional kesejahteraan sesuai aspirasi warga
yaitu perasaan nyaman dan dinamis. kota.

Tahun 1989 2.2 Pengertian Morfolo gi dan Kota

Morfologi terdiri dari dua suka


kata yaitu morf yang berarti bentuk dan

Tahun 2004
logos yang berarti ilmu. Secara
sederhana morfologi kota berarti ilmu
yang mempelajari produk bentuk-bentuk
Tahun 1935 fisik kota secara logis. Morfologi
merupakan pendekatan dalam
Gb.3 P erubahan wajah pusat Kota Bandung
masa kolonial dan modern : memahami bentuk logis sebuah kota
Contoh kaitan perubahan bentukan sebagai produk perubahan sosio-spatial.
fisik kota dan dimensi.
Sumber : dokumen penulis, 2004. Disebabkan karena setiap karakteristik
sosial-spatial di setiap tempat berbeda-
Argumentasi lain tentang beda maka istilah morfologi sangat erat
kebutuhan kajian morfologi adalah kaitannya dengan istilah tipologi. Secara
12
karena ada kaitan antara perencanaan sederhana, Markus Zahn memberi
kota dan perancangan kota dengan pengertian istilah morfologi sebagai
segala persoalannya yang memerlukan formasi sebuah objek bentuk kota dalam
penelitian dan arahan. Argumentasi
dikemukakan oleh Peraturan Menteri perkembangannya dengan berbagai aneka
11 ciri dan sifat serta permasalahan
Dalam Negeri No.2 Tahun 1987 . yang
penghidupan perkotaannya memerlukan
pengarahan, penelitian dan perencanaan
11
Lihat kembali Menteri Dalam Negeri dalam pengembangannya.
Republik Indinesia, Peraturan Menteri 12
Zahn, Markus, Perancangan Kota Secara
Dalam Negeri No.2 Tahun 1987 tantang
Terpadu : Teori Perancangan Kota dan
Pedoman Penyusunan Recana Kota, 1997
Penerapannya, Yogyakarta, Kanisius,
: 1 bahwa perkembangan kota-kota di
1999, hlm 267.
Indonesia semakin pesat

60 Jurnal PWK Unisba


Morfologi Sebagai Pendekatan
Memahami Kota

skala yang lebih luas. Morfologi biasanya


digunakan untuk skala kota dan
kawasan. Sedangkan tipologi sebagai
klasifikasi watak atau karakteristik dari
formasi objek-objek bentukan fisik kota
13
dalam skala lebih kecil . Istilah tipologi
lebih banyak digunakan untuk
mendefinisikan bentuk elemen-elemen Gb. 4 View Pusat Kota Bandung :
Contoh kota sebagai kumpulan
kota seperti jalan, ruang terbuka hijau, bangunan dan manusia.
Sumber : Dokumen penulis, 2004.
bangunan dan lain sebagainya.
Menurut pendekatan morfologi,
16
kota dapat didefinisikan sebagai berikut : c. Menurut E.N. Bacon bahwa kota
adalah artikulasi ruang yang
a. Menurut Kostof bahwa kota adalah
memberikan suatu pengalaman ruang
tempat kumpulan bangunan dan
tertentu kepada partisipator. Oleh
manusia. (cities are place made up of
karena itu, lingkup perhatian perancang
14
buildings and people )
kota akan lebih lengkap jika meliputi
b. Menurut Sandi Siregar, kota adalah bangunan, setting dan karakter kota.
artifak yang dihuni. Kota sebagai 17
d. Menurut Ali Madanipour bahwa kota
lingkungan buatan manusia yang
adalah kumpulan berbagai bangunan
memperlihatkan karya anjiniring besar
dan artefak (a collection of buildings
dan kompleks, terdiri dari kumpulan
and artefact) serta tempat untuk
bangunan (dan elemen-elemen fisik
berhubungan sosial (a site for social
lainnya) serta manusia dengan
relationships). Morfologi kota
konfigurasi tertentu membentuk satu
merupakan suatu geometri dari
kesatuan ruang fisik (physical-spatial
proses perubahan keadaan yang
15
entity).
bersifat sosio-spatial (the geometry of
a socio-spatial continum ).
18
e. Menurut Also Rossi bahwa kota
adalah karya kolektif.
13
Ibid. hlm. 270.
14
Spiro Kostof, The City Shaped, 1991,
p.9-39.
15 16
Siregar, A., Sandi, Tata Bangunan dan Bacon, Edmund, “Design of Cities”
Lingkungan di Kota Bandung : Artikel Penguin, New York. 1974 p.21.
Seminar pekan kebudayaan Jerman- 17
Madanpour, Ali, Design of Urban Space.
Indonesia di Bandung berjudul “Prospek
Chichester. 1996 p. 31
Bandung Menuju Kota Jasa di Era
18
Globalisasi dilihat dari sudut pandang tata Rossi, Also, The Architecture of the City,
kota” 9 oktober 2003, hlm 1. 1982, p. 28-34.

Jurnal PWK Unisba 61


Morfologi Sebagai Pendekatan
Memahami Kota

19
f. Menurut Paul D. Spereiregen juga
menekankan pada pengertian kota
sebagai bentukan fisik yang secara
keseluruhan saling mengisi satu sama
lainnya dan membentuk satu kesatuan
penampilan kota.
20
g. Kota menurut Gallion and Eisner ,
(1992 : 64) adalah suatu laboratorium
Gb. 5 Bangunan tua bersejarah
tempat pencarian kebebasan
(Gedung Merdeka) diantara bangunan-
dilaksanakan dan percobaan- bangunan modern di Pusat Kota Bandung :
Contoh kota sebagai laboratorium produk
percobaan diuji mengenai bentukan- budaya. Sumber : dokumen penulis, 2004.
bentukan fisik. Bentukan-bentukan fisik
kota adalah perwujudan kehidupan
2.3 Ruang Lingkup Kajian Morfol ogi
manusia ; polanya dijalin dengan
Secara garis besar Hadi Sabari
pikiran dan tangan yang dibimbing oleh
Yunusmenitik beratkan kajian morfologi
suatu tujuan. Bentukan fisik kota
pada eksistensi keruangan dari bentuk-
terjalin dalam aturan yang juga
bentuk wujud ciri-ciri atau karakteristik
mengemukakan lambang-lambang
kota yaitu analisis bentuk kota dan faktor-
pola-pola ekonomi, sosial, politis dan
faktor yang mempengaruhinya meliputi
spiritual serta peradaban
(1) bentuk-bentuk kompak ; bentuk bujur
masyarakatnya. Kota adalah tempat
sangkar (the square cities), bentuk empat
mengaduk kekuatan-kekuatan budaya
persegi panjang (the rectangular cities),
dan rancangan kota merupakan
bentuk kipas (fan shaped cities), bentuk
ekspresinya.
bulat (rounded cities), bentuk pita (ribbon
Dari beberapa pengertian di atas shaped cities), bentuk gurita atau bintang
dapat ditarik suatu rumusan bahwa (octopus / star shaped cities), bentuk
morfologi kota adalah sebuah tidak berpola (unpatterned cities), (2)
pendekatan dalam memahami kota bentuk tidak kompak ; bentuk terpecah
sebagai suatu kumpulan geometris (fragmented cities), bentuk berantai
bangunan dan artefak dengan (chained cities), bentuk terbelah (split
konfigurasi kesatuan ruang fisik tertentu cities), bentuk stellar (stellar cities), (3)
produk dari perubahan sosio-spatialnya. Proses perembetan (urban sprawl) ;
perembetan konsentris, perembetan
19
Paul D. Spereiregen. Op. Cit. 3. memanjang, dan perembetan meloncat,
20
Gallion, Arthur B dan Simon, Eisner. (4) faktor-faktor yang mempengaruhi
Pengantar Perancangan Kota, Jakarta : bentuk kota ; faktor bentang alam
Erlangga. 1992 : 64.

62 Jurnal PWK Unisba


Morfologi Sebagai Pendekatan
Memahami Kota

/geografis, sosial, ekonomi, transportasi (architectural style of buildings & their


21
dan regulasi . design). Dari sinilah pertama kalinya
muncul istilah Townscape. Sedangkan
24
J ohnson (1981) memfokuskan pada
kajian (1) rencana jalan (The plan of
streets), (2) tata bangunan (Buildings),
dan (3) kaitan fungsional jalan dan
bangunan (Fungtions performed by its
streets, and buildings ).

Gb.6 Beberapa contoh bentuk


ekspresi keruangan kota.
Sumber : Hadi Sabari Yunus,
2000 : 114-156.

22
Sedangkan Menurut Herbert
lingkup kajian morpologi kota ditekankan
Gb.7 Photo udara kampus ITB dan
pada bentuk bentuk fisikal dari
sekitarnya. Contoh landuse, tata
lingkungan kekotaan yang dapat diamati bangunan dan jalan sebagai unsur
morfologi kota.
dari kenampakannya meliputi unsur (1)
Sumber : Dokumen penulis, 2004.
sistem jalan-jalan yang ada, (2) blok-blok
bangunan baik daerah hunian ataupun 25
Hamid Sirvani juga membahas
bukan (perdagangan/industri), (3)
kota dari elemen-elemen fisiknya y6ang
bangunan-bangunan individual. Sedang-
23
meliputi (1) penggunaan lahan (land
kan smailes menekankan lingkup
use), (2) bentuk dan massa bangunan
kajian morfologi meliputi (1) penggunaan
(building form and massing ), (3) sirkulasi
lahan (land use), (2) pola-pola jalan
dan parkir (circulation and parking ), (4)
(street) dan (3) tipe-tipe bangunan
ruang terbuka (open space), (5) jalur
21
Hadi Sabari Yunus, Struktur Tata Ruang pedestrian (pedestrian way ), (6)
Kota, Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2000
dukungan aktivitas (activity support), (7)
: 114-156.
22
Herbert, D.T. Urban Geografi : A Social tata informasi (Signage ), dan (8)
Perspective, London : Longman, 1973. preservasi (preservation ).
23
Smailes, R.J, SomeReflection on the
Gographical Description and Analysis of 24
Townscapes, in The Institute of British Johnson, J.H, Urban Geography, Frankfrut
Geographer Transaction and Papers, 1955 : Pergamon Press, 1981.
25
: p 99-115. Sirvani, Hmaid, Op. Cit. p.7

Jurnal PWK Unisba 63


Morfologi Sebagai Pendekatan
Memahami Kota

Le Corbusier, Charta Athen


memfokuskan kajian kota sebagai
26
konfigurasi massa sedangkan Rob krier
mengemukakan kota sebagai konfigurasi
27
ruang. Studi ini kelompokkan dalam
teori figure-ground yang memfokuskan
pada hubungan perbandingan Gb. 9 Tekstur massa bangunan dan ruang.
Sumber : Markus zahn, 2000 : 81.
tanah/lahan yang ditutupi bangunan
sebagai massa yang padat (figure)
dengan void-void terbuka (ground). Teori
dan metode ini meliputi analisis (1) pola,
(2) tektur dan (3) solid-void sebagai
elemen perkotaan.

Gb. 10 Tipologi masa bangunan (Blok).


Sumber : Markus zahn, 2000 : 97.

Gb. 11 Tipologi elemen ruang (urban void).


Sumber : Markus zahn, 2000 : 97.

Gb. 8 Pola massa bangunan (solid)


dan ruang terbuka (void).
Sumber : Markus Zahn, 2000 : 99.

26
Krier Rob, Urban Space, Hongkong :
Rizzoli International Publication Inc,
1991 :15-62. Gb. 12 Tipologi ruang terbuka dan tertutup
27
Trancik, Roger, Finding Lost Space : berdasarkan bentuk dasar segi empat,
Theories of Urban Design (1986 : 97- lingkaran dan segi tiga serta variasinya.
106), Van Nostrand Reinhold, New York. Sumber : Rob Krier, 1991 : 29.

64 Jurnal PWK Unisba


Morfologi Sebagai Pendekatan
Memahami Kota

28
Fumihiko Maki memfokuskan
pada kajian linkage kolektif, berasal dari
garis-garis yang menghubungkan satu
elemen ke elemen lainnya. Garis ini
dibentuk oleh jalan-jalan, jalur pejalan
kaki, ruang terbuka linier, atau elemen-
elemen menerus, atau yang
berhubungan lainnya secara fisik Gb. 14 Elemen-elemen linkage struktural.
Sumber : Markus Zahn, 1999 : 121.
menghubungkan bagian-bagian dari
suatu pusat kegiatan suatu kota. Tipe
spatial linkage yang diungkapkannya
mel;iputi (1) Compositional Form. (2)
Megaform (3) Group Form. E. Bacon
membahas linkage secara visual meliputi
elemen (1) garis, (2) koridor, (3) sisi
edges, (4) sumbu dan irama. Sedangkan
linkage struktural dikemukakan oleh C.
Rowe meliputi elemen (1) tambahan, (2)
Gb. 15 Elemen linkage kolektif. Sumber :
sambungan, dan (3) tembusan. Markus Zahn, 1999 : 129

Teori place memfokuskan diri pada


pemahaman makna tempat kota yang
terdiri dari (1) konteks kota dikemukakan
oleh A.V. Eyck membahas lebih lanjut
tipologi ruang statis dan dinamis (2) citra
29
kota dibahas oleh kevin Lynch dengan
5 elemennya yaitu path, edges, distict,
nodes, dan landmark (3) estetika kota
dibahas oleh C. Sitte, G. Cullen meliputi
orientasi, posisi dan isi.

Markus Zahn mencoba


mengelompokan teori-teori di atas dalam
tema perancangan kota secara terpadu
Gb. 13 Elemen linkage Visual. Sumber :
Markus Zahn, 1999 : 111 dimana pembahasan morfologi kota
dalam 3 ruang lingkup yaitu (1) Figure/
ground , (2) linkage, dan (3) Place.
28
Maki, Fumihiko, Investigation into
29
Collective Op. Cit. p. 15-42.

Jurnal PWK Unisba 65


Morfologi Sebagai Pendekatan
Memahami Kota

4. DAFTAR PUSTAKA

1. Bacon, Edmun, 1974, Design


of Cities, London : Thames and
Hudson.

2. Barnett, J onathan, 1982, An


Introduction to Urban Design , New
York : Harper and Row Publisher.

Gb.16 Ruang Lingkup Kajian 3. C. Snyder, J ames dan Catanese,


Morfologi Kota Anthoni J , 1985, Pengantar
Sumber : Dokumen p enulis , 2004.
Arsitektur, J akarta : Erlangga.

4. ----------------,1992, Perencanaan
3. PENUTUP
Kota, J akarta : Airlangga.
Ada dua argumentasi tentang
5. ----------------, 1995, Pengantar
kebutuhan kajian morfologi dalam
Sejarah Perencanaan Perkotaan ,
perancangan kota yaitu (1) karena ada
Bandung : Intermatra.
permasalahan terkait bentukan fisik kota
dengan berbagai faktor penyebabnya, 6. Gallion, Arthur B dan Simon, Eisner,
dan (2) karena tujuan perancangan kota 1992, Pengantar Perancangan
yang menghendaki terciptanya kota Kota, J akarta : Erlangga.
berkualitas baik secara lingkungan,
7. Herbert, D.T , 1973, Urban
fungsional dan visual. Morfologi kota
Geography : A Social Perspective,
diartikan sebagai ilmu yang mempelajari
London : Longman.
bentuk kota. Dengan definisi ini kota
8. J ohnson, J .H, 1981, Urban
dipahami sebagai tempat kumpulan
Geography, Frankfrut : Pergamon
bangunan dan manusia ; artifak yang
Press.
dihuni ; kumpulan bangunan dan artifak :
artikulasi pengalaman ruang ; produk 9. Krier, Rob, 1991, Urban Space,
perubahan sosio-spatial ; kesatuan Hongkong : Rizzoli International
penampilan kota ; karya kolektif dan Publication Inc.
laboratorium bentukan fisik. Secara garis
10. Loeckx, A, 1982, Some
besar bidang kajian morfologi meliputi (1)
Introductory Reflections On The
ekspresi keruangan, (2) land-use , (3)
Issue Of Form : The Settlement
figure-ground , (4) linkage , (5) tata
Tissue, Rediscovery Of A Key-
bangunan dan lingkungan, (6) place dan
Metaphor, Thailand : Bangkok.
(7) plan.

66 Jurnal PWK Unisba


Morfologi Sebagai Pendekatan
Memahami Kota

11. Lynch, Kevin, 1960, The Image Of 19. Spreiregen, Paul D, 1965, Urban
The City, MIT Pres Cabridge. Design : The Architecture Of Towns
And Cities, The American Institute of
12. Madanpour, Ali, 1996 Design
Architects (New York : McGraw-Hill
of Urban Space. Chichester.
Book Company)
13. Menteri Dalam Negeri Republik
20. Sujarto, Djoko, 1981, Suatu
Indonesia, 1987, Peraturan Menteri
Tinjauan Tentang Aspek Urban
Dalam Negeri No.2 Tahun 1987
Design dengan Sorotan ke
tentang Penyusunan Rencana Kota.
Beberapa Keadaan Perkembangan
14. Siregar, A., Sandi, 1998,Continuity
Kota di Indonesia, Bandung :
and Discontinuity in Urban
Departemen Planologi, Fakultas
Transformation , Yogyakarta :
Teknik Sipil dan Perencanaan ITB.
Simposim Sejarah Kota-Kota pada
21. Trancik, Roger. 1986, Finding Lost
Masyarakat Islami tanggal 21 – 23
Space : Theories of Urban Design,
April 1998.
New York : Nostrand Reinhold.
15. ----------, 2003, Tata Bangunan
22. Yunus, Hadi sabari, 2000, Struktur
dan Lingkungan di Kota Bandung :
Tata Ruang Kota, Yogyakarta :
Artikel Seminar pekan kebudayaan
Pustaka Pelajar.
J erman-Indonesia di Bandung
berjudul “Prospek Bandung Menuju 23. Zahn, Markus, 1999, Perancangan
Kota J asa di Era Globalisasi dilihat Kota Secara Terpadu : Teori
dari sudut pandang tata kota” 9 Perancangan Kota dan
oktober 2003. Penerapannya, Yogyakarta,
Kanisius.
16. Sirvani, Hamid, 1985, The
Urban Design Process, New York :
Van Nostrand Reinhold Company.

17. Smailes, R.J , 1955, Some Reflection


on the Geographical Description and
Analysis of Townscape, in The
Institute of British Geographer
Trasaction and Papers,

18. Spiro Kostof, 1991 The City


Shaped , p.9-39.

Jurnal PWK Unisba 67

Anda mungkin juga menyukai