Anda di halaman 1dari 10

PAPER

HAKEKAT KOMUNIKASI MANUSIA & ASUMSI ONTOLOGIS


KOMUNIKASI

Disusun Oleh:
Ahmad Anang Hilmy (04040522103)

Kelas: E3

Dosen Pengampu:

Abu Amar Bustomi,M.Si.

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI


FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA
2023
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil ‘alamin, puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas

segala limpahan rahmat dan karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul

“Filsafat & Filsafat Komunikasi” tepat pada waktunya.

Pada kesempatan kali ini, kami mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya

kepada dosen pengampu mata kuliah Filsafat Komunikasi kepada bapak Abu Amar

Bustomi,M.Si. yang telah membimbing kami untuk menyelesaikan makalah ini. Selain itu,

kami juga ingin mengucapkan rasa terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu

kami dalam menyelesaikan paper ini.

Kami selaku tim penulis menyadari bahwa dalam menulis makalah ini masih jauh dari

kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun diharapkan dapat

membuat makalah ini menjadi lebih baik serta bermanfaat bagi penulis dan pembaca.

Surabaya, 14 Mei 2023

Ahmad Anang Hilmy

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ii

DAFTAR ISI iii

BAB I 1

PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang 1

B. Rumusan Masalah 2

C. Tujuan Masalah 2

BAB II 3

PEMBAHASAN 3

A. Pengertian Hakikat Komunikasi Menurut Para Ahli 3

B. Asumsi Ontologis Komunikasi 4

C. Pentingnya Mengetahui Asumsi Ontologis Komunikasi 5

BAB III 7

PENUTUP 7

DAFTAR PUSTAKA 8

3
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Komunikasi adalah proses penyampaian dan pertukaran informasi, gagasan, atau


pesan antara individu atau kelompok. Komunikasi adalah salah satu aspek yang paling
penting dalam kehidupan manusia, karena melalui komunikasi, manusia dapat
menyampaikan informasi, memahami orang lain, dan membangun hubungan sosial.

Dalam konteks komunikasi manusia, ada beberapa asumsi ontologis yang perlu
dipahami. Asumsi ontologis mengacu pada pandangan kita tentang realitas yang
mendasari komunikasi manusia. Beberapa asumsi ontologis yang umum dalam studi
komunikasi adalah:

1. Manusia adalah makhluk sosial: Manusia secara alami adalah makhluk sosial dan
membutuhkan interaksi sosial untuk bertahan hidup. Dalam konteks ini, komunikasi
dianggap sebagai salah satu cara manusia berinteraksi dan membangun hubungan
sosial.

2. Komunikasi adalah proses simbolik: Komunikasi melibatkan penggunaan


simbol-simbol yang dipahami oleh pihak-pihak yang terlibat. Simbol-simbol tersebut
dapat berupa kata-kata, bahasa tubuh, atau tanda-tanda lainnya.

3. Komunikasi adalah proses interpretatif: Setiap orang memiliki pengalaman hidup dan
perspektif yang berbeda, sehingga mereka akan menginterpretasikan pesan yang
diterima dengan cara yang berbeda-beda. Oleh karena itu, komunikasi harus dipahami
dalam konteks pengalaman hidup dan perspektif yang berbeda-beda.

4. Komunikasi mempengaruhi dan dipengaruhi oleh konteks: Konteks memainkan peran


penting dalam komunikasi. Konteks dapat berupa situasi sosial, budaya, atau
lingkungan yang mempengaruhi cara orang berkomunikasi.

5. Komunikasi dapat membangun atau merusak hubungan sosial: Komunikasi dapat


membangun hubungan sosial yang sehat dan positif, atau dapat juga merusak
hubungan sosial jika tidak dilakukan dengan tepat.

4
Dalam mengaplikasikan asumsi ontologis tersebut dalam studi komunikasi manusia, perlu
dipahami bahwa manusia memiliki kebutuhan untuk berkomunikasi, karena komunikasi
merupakan cara manusia membangun hubungan sosial dan memperoleh informasi.
Komunikasi yang efektif dapat membantu meningkatkan hubungan sosial dan
memperkuat persatuan, sementara komunikasi yang tidak efektif dapat menghambat
pemahaman dan mengganggu hubungan sosial. Oleh karena itu, penting untuk memahami
hakikat komunikasi manusia dan asumsi ontologis yang mendasarinya dalam upaya
memahami dan meningkatkan komunikasi antar manusia

B. Rumusan Masalah

1) Apa definisi dari Hakikat Komuikasi Menurut Para Ahli?


2) Apa definisi dari Ontologis Komunikasi?
3) Apa Pentingnya Mengetahui Asumsi Ontologis Komunikasi?

C. Tujuan Masalah

1) Untuk mengetahui definisi Hakikat Komuikasi


2) Untuk mengetahui definisi Ontologis Komunikasi
3) Untuk mengetahui pentingnnya ontologis komunikasi

5
BAB II

PEMBAHASAN
A. Pengertian Hakikat Komunikasi Menurut Para Ahli

Berikut adalah pengertian hakikat komunikasi manusia menurut beberapa ahli:

Harold Lasswell: "Siapa mengatakan apa pada siapa dengan pengaruh apa dan dengan
efek apa?"

Menurut Harold Lasswell, hakikat komunikasi manusia adalah proses penyampaian


pesan dari seseorang atau beberapa orang kepada orang lain dengan menggunakan simbol
atau kode tertentu dan menciptakan efek atau pengaruh tertentu pada penerima pesan. Hal
ini ditunjukkan dalam penggunaannya pada definisi Lasswell "siapa mengatakan apa pada
siapa dengan pengaruh apa dan dengan efek apa".1

Wilbur Schramm: "Komunikasi adalah suatu proses pertukaran informasi dan


pengertian antara orang yang saling berhubungan melalui simbol-simbol bersama."

Menurut Wilbur Schramm, hakikat komunikasi manusia adalah suatu proses


pertukaran informasi dan pengertian antara orang yang berinteraksi dengan menggunakan
simbol-simbol yang sama. Hal ini menunjukkan pentingnya kesamaan pemahaman antara
pihak yang berkomunikasi dalam suatu interaksi.2

Clifford Geertz: "Komunikasi adalah pengiriman dan penerimaan pesan-pesan yang


diberikan dalam sebuah kode bersamaan, oleh orang-orang yang memakai atau
mengidentifikasikan diri dengan kode yang sama."

Erving Goffman: "Komunikasi adalah cara-cara yang dimanfaatkan manusia untuk


menunjukkan, menyembunyikan, atau membuktikan sifat dan maksud mereka dalam
interaksi sosial."

1
Lasswell, Harold D. (1948). "The Structure and Function of Communication in Society". In Bryson, Lyman (ed.).
The Communication of Ideas. New York: Institute for Religious and Social Studies.
2
Schramm, W. (1954). The process and effects of communication. Urbana: University of Illinois Press.

6
Menurut Erving Goffman, hakikat komunikasi manusia adalah cara-cara yang
dimanfaatkan manusia untuk menunjukkan, menyembunyikan, atau membuktikan sifat
dan maksud mereka dalam interaksi sosial. Hal ini menunjukkan bahwa komunikasi
manusia tidak hanya terbatas pada pertukaran informasi, tetapi juga melibatkan peran dan
identitas sosial yang dapat dipengaruhi oleh faktor konteks dan budaya.3

B. Asumsi Ontologis Komunikasi

Asumsi ontologis komunikasi adalah pandangan atau keyakinan dasar tentang sifat
dasar kenyataan atau realitas yang menjadi dasar konsepsi kita tentang komunikasi.
Dalam ilmu komunikasi, ontologi merujuk pada pandangan filosofis tentang sifat dasar
dari kenyataan atau realitas. Oleh karena itu, asumsi ontologis komunikasi adalah
pandangan tentang sifat dasar kenyataan atau realitas yang mendasari pandangan kita
tentang komunikasi

Asumsi ontologis ini sangat penting dalam mempengaruhi cara kita memahami,
memandang, dan menganalisis komunikasi. Beberapa contoh asumsi ontologis dalam
studi komunikasi antara lain: realisme, konstruktivisme, dan fenomenologi. Realisme
memandang bahwa realitas itu objektif dan dapat diukur secara empiris, sementara
konstruktivisme memandang bahwa realitas itu terkonstruksi melalui bahasa dan sosial.
Fenomenologi memandang bahwa realitas itu subjektif dan dipengaruhi oleh pengalaman
dan persepsi individu.

Dalam hal ini, asumsi ontologis mempengaruhi cara kita memandang komunikasi
sebagai suatu fenomena sosial dan mempengaruhi juga metode dan pendekatan penelitian
yang digunakan untuk mempelajari komunikasi.

Asumsi ontologis komunikasi merujuk pada pandangan tentang realitas atau sifat
dasar dari dunia yang melandasi konsepsi kita tentang komunikasi. Dalam konteks ini,
ontologi merujuk pada pandangan filosofis tentang sifat dasar dari kenyataan atau realitas.

Beberapa contoh asumsi ontologis dalam studi komunikasi antara lain:

1. Realisme: Asumsi bahwa realitas itu objektif dan dapat diukur secara empiris.
Dalam konteks ini, komunikasi dipandang sebagai suatu fenomena yang dapat
diobservasi dan diukur secara ilmiah.
3
Goffman, E. (1959). The Presentation of Self in Everyday Life. Garden City, NY: Doubleday.

7
2. Konstruktivisme: Asumsi bahwa realitas itu terkonstruksi melalui bahasa dan
sosial. Dalam konteks ini, komunikasi dipandang sebagai konstruksi sosial dan
dipengaruhi oleh interpretasi dan konstruksi makna yang dilakukan oleh pihak
yang terlibat dalam interaksi.

3. Fenomenologi: Asumsi bahwa realitas itu subjektif dan pengalaman individual


yang unik. Dalam konteks ini, komunikasi dipandang sebagai suatu proses yang
dipengaruhi oleh pengalaman dan persepsi individu.4

C. Pentingnya Mengetahui Asumsi Ontologis Komunikasi

Mengetahui asumsi ontologis komunikasi penting karena dapat membantu kita


memahami pandangan-pandangan filosofis yang mendasari konsepsi kita tentang
komunikasi. Sebagai ilmu yang mempelajari interaksi manusia melalui pesan-pesan,
pengetahuan tentang asumsi ontologis yang mendasari studi komunikasi dapat membantu
kita memahami pandangan-pandangan yang berbeda tentang kenyataan dan realitas yang
mendasari interpretasi dan pemahaman kita terhadap komunikasi.

Selain itu, pemahaman tentang asumsi ontologis juga dapat membantu kita memilih
pendekatan dan metode penelitian yang tepat dalam mempelajari komunikasi. Sebagai
contoh, jika kita mengadopsi asumsi ontologis realisme, maka kita cenderung memilih
metode penelitian yang bersifat objektif dan empiris. Namun, jika kita mengadopsi asumsi
ontologis konstruktivisme, maka kita cenderung memilih metode penelitian yang bersifat
subjektif dan interpretatif.

Dengan memahami asumsi ontologis, kita juga dapat memahami bagaimana pandangan
filosofis tersebut mempengaruhi teori-teori dan konsep-konsep dalam studi komunikasi. Hal
ini dapat membantu kita memahami sumber dan perbedaan pandangan dalam bidang
komunikasi serta memberikan wawasan dan perspektif yang lebih luas terhadap fenomena
komunikasi.

Oleh karena itu, penting bagi kita untuk mengetahui asumsi ontologis komunikasi
untuk membantu memahami dasar pandangan dan teori-teori dalam studi komunikasi serta
memilih metode penelitian yang tepat dalam mempelajari fenomena komunikasi.5

4
Griffin, E. (2012). A First Look at Communication Theory (8th ed.). New York: McGraw-Hill.
5
Littlejohn, S. W., & Foss, K. A. (2011). Theories of human communication (10th ed.). Waveland Press.

8
BAB III

PENUTUP
Kesimpulan
Dalam kesimpulannya, hakikat komunikasi manusia adalah proses penyampaian pesan
atau informasi dari satu orang ke orang lainnya. Sementara itu, asumsi ontologis
komunikasi adalah pandangan filosofis yang mendasari konsepsi kita tentang realitas dan
kenyataan yang berpengaruh pada interpretasi dan pemahaman kita terhadap komunikasi.

Mengetahui asumsi ontologis komunikasi penting karena dapat membantu kita


memahami pandangan-pandangan filosofis yang mendasari studi komunikasi dan memilih
metode penelitian yang tepat dalam mempelajari fenomena komunikasi. Dengan memahami
asumsi ontologis komunikasi, kita dapat memahami bagaimana pandangan filosofis tersebut
mempengaruhi teori-teori dan konsep-konsep dalam studi komunikasi serta memberikan
wawasan dan perspektif yang lebih luas terhadap fenomena komunikasi.

Dalam rangka memahami hakikat komunikasi manusia, pemahaman tentang asumsi


ontologis komunikasi juga dapat membantu kita memahami cara pandangan filosofis
tersebut mempengaruhi konsepsi kita tentang hakikat komunikasi manusia.

9
DAFTAR PUSTAKA

Geertz, C. (1973). The Interpretation of Cultures. New York: Basic Books.


Goffman, E. (1959). The Presentation of Self in Everyday Life. Garden City, NY:
Doubleday.
Griffin, E. (2012). A First Look at Communication Theory (8th ed.). New York:
McGraw-Hill.
Lasswell, Harold D. (1948). "The Structure and Function of Communication in Society".
In Bryson, Lyman (ed.). The Communication of Ideas. New York:
Institute for Religious and Social Studies.
Littlejohn, S. W., & Foss, K. A. (2011). Theories of human communication (10th ed.).
Waveland Press.
Schramm, W. (1954). The process and effects of communication. Urbana: University of
Illinois Press.

10

Anda mungkin juga menyukai