MAKALAH
MAKALAH
Disusun Oleh:
Ahmad Anang Hilmy (04040522103)
Kelas: E3
Dosen Pengampu:
Alhamdulillahirabbil ‘alamin, puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas
segala limpahan rahmat dan karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul
Pada kesempatan kali ini, kami mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada dosen pengampu mata kuliah Filsafat Komunikasi kepada bapak Abu Amar
Bustomi,M.Si. yang telah membimbing kami untuk menyelesaikan makalah ini. Selain itu,
kami juga ingin mengucapkan rasa terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu
Kami selaku tim penulis menyadari bahwa dalam menulis makalah ini masih jauh dari
kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun diharapkan dapat
membuat makalah ini menjadi lebih baik serta bermanfaat bagi penulis dan pembaca.
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ii
BAB I 1
PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 2
C. Tujuan Masalah 2
BAB II 3
PEMBAHASAN 3
BAB III 7
PENUTUP 7
DAFTAR PUSTAKA 8
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam konteks komunikasi manusia, ada beberapa asumsi ontologis yang perlu
dipahami. Asumsi ontologis mengacu pada pandangan kita tentang realitas yang
mendasari komunikasi manusia. Beberapa asumsi ontologis yang umum dalam studi
komunikasi adalah:
1. Manusia adalah makhluk sosial: Manusia secara alami adalah makhluk sosial dan
membutuhkan interaksi sosial untuk bertahan hidup. Dalam konteks ini, komunikasi
dianggap sebagai salah satu cara manusia berinteraksi dan membangun hubungan
sosial.
3. Komunikasi adalah proses interpretatif: Setiap orang memiliki pengalaman hidup dan
perspektif yang berbeda, sehingga mereka akan menginterpretasikan pesan yang
diterima dengan cara yang berbeda-beda. Oleh karena itu, komunikasi harus dipahami
dalam konteks pengalaman hidup dan perspektif yang berbeda-beda.
4
Dalam mengaplikasikan asumsi ontologis tersebut dalam studi komunikasi manusia, perlu
dipahami bahwa manusia memiliki kebutuhan untuk berkomunikasi, karena komunikasi
merupakan cara manusia membangun hubungan sosial dan memperoleh informasi.
Komunikasi yang efektif dapat membantu meningkatkan hubungan sosial dan
memperkuat persatuan, sementara komunikasi yang tidak efektif dapat menghambat
pemahaman dan mengganggu hubungan sosial. Oleh karena itu, penting untuk memahami
hakikat komunikasi manusia dan asumsi ontologis yang mendasarinya dalam upaya
memahami dan meningkatkan komunikasi antar manusia
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Masalah
5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Hakikat Komunikasi Menurut Para Ahli
Harold Lasswell: "Siapa mengatakan apa pada siapa dengan pengaruh apa dan dengan
efek apa?"
1
Lasswell, Harold D. (1948). "The Structure and Function of Communication in Society". In Bryson, Lyman (ed.).
The Communication of Ideas. New York: Institute for Religious and Social Studies.
2
Schramm, W. (1954). The process and effects of communication. Urbana: University of Illinois Press.
6
Menurut Erving Goffman, hakikat komunikasi manusia adalah cara-cara yang
dimanfaatkan manusia untuk menunjukkan, menyembunyikan, atau membuktikan sifat
dan maksud mereka dalam interaksi sosial. Hal ini menunjukkan bahwa komunikasi
manusia tidak hanya terbatas pada pertukaran informasi, tetapi juga melibatkan peran dan
identitas sosial yang dapat dipengaruhi oleh faktor konteks dan budaya.3
Asumsi ontologis komunikasi adalah pandangan atau keyakinan dasar tentang sifat
dasar kenyataan atau realitas yang menjadi dasar konsepsi kita tentang komunikasi.
Dalam ilmu komunikasi, ontologi merujuk pada pandangan filosofis tentang sifat dasar
dari kenyataan atau realitas. Oleh karena itu, asumsi ontologis komunikasi adalah
pandangan tentang sifat dasar kenyataan atau realitas yang mendasari pandangan kita
tentang komunikasi
Asumsi ontologis ini sangat penting dalam mempengaruhi cara kita memahami,
memandang, dan menganalisis komunikasi. Beberapa contoh asumsi ontologis dalam
studi komunikasi antara lain: realisme, konstruktivisme, dan fenomenologi. Realisme
memandang bahwa realitas itu objektif dan dapat diukur secara empiris, sementara
konstruktivisme memandang bahwa realitas itu terkonstruksi melalui bahasa dan sosial.
Fenomenologi memandang bahwa realitas itu subjektif dan dipengaruhi oleh pengalaman
dan persepsi individu.
Dalam hal ini, asumsi ontologis mempengaruhi cara kita memandang komunikasi
sebagai suatu fenomena sosial dan mempengaruhi juga metode dan pendekatan penelitian
yang digunakan untuk mempelajari komunikasi.
Asumsi ontologis komunikasi merujuk pada pandangan tentang realitas atau sifat
dasar dari dunia yang melandasi konsepsi kita tentang komunikasi. Dalam konteks ini,
ontologi merujuk pada pandangan filosofis tentang sifat dasar dari kenyataan atau realitas.
1. Realisme: Asumsi bahwa realitas itu objektif dan dapat diukur secara empiris.
Dalam konteks ini, komunikasi dipandang sebagai suatu fenomena yang dapat
diobservasi dan diukur secara ilmiah.
3
Goffman, E. (1959). The Presentation of Self in Everyday Life. Garden City, NY: Doubleday.
7
2. Konstruktivisme: Asumsi bahwa realitas itu terkonstruksi melalui bahasa dan
sosial. Dalam konteks ini, komunikasi dipandang sebagai konstruksi sosial dan
dipengaruhi oleh interpretasi dan konstruksi makna yang dilakukan oleh pihak
yang terlibat dalam interaksi.
Selain itu, pemahaman tentang asumsi ontologis juga dapat membantu kita memilih
pendekatan dan metode penelitian yang tepat dalam mempelajari komunikasi. Sebagai
contoh, jika kita mengadopsi asumsi ontologis realisme, maka kita cenderung memilih
metode penelitian yang bersifat objektif dan empiris. Namun, jika kita mengadopsi asumsi
ontologis konstruktivisme, maka kita cenderung memilih metode penelitian yang bersifat
subjektif dan interpretatif.
Dengan memahami asumsi ontologis, kita juga dapat memahami bagaimana pandangan
filosofis tersebut mempengaruhi teori-teori dan konsep-konsep dalam studi komunikasi. Hal
ini dapat membantu kita memahami sumber dan perbedaan pandangan dalam bidang
komunikasi serta memberikan wawasan dan perspektif yang lebih luas terhadap fenomena
komunikasi.
Oleh karena itu, penting bagi kita untuk mengetahui asumsi ontologis komunikasi
untuk membantu memahami dasar pandangan dan teori-teori dalam studi komunikasi serta
memilih metode penelitian yang tepat dalam mempelajari fenomena komunikasi.5
4
Griffin, E. (2012). A First Look at Communication Theory (8th ed.). New York: McGraw-Hill.
5
Littlejohn, S. W., & Foss, K. A. (2011). Theories of human communication (10th ed.). Waveland Press.
8
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Dalam kesimpulannya, hakikat komunikasi manusia adalah proses penyampaian pesan
atau informasi dari satu orang ke orang lainnya. Sementara itu, asumsi ontologis
komunikasi adalah pandangan filosofis yang mendasari konsepsi kita tentang realitas dan
kenyataan yang berpengaruh pada interpretasi dan pemahaman kita terhadap komunikasi.
9
DAFTAR PUSTAKA
10