1. Kutipan Langsung
Kutipan langsung adalah kutipan yang ditulis sama persis dengan sumber aslinya baik itu
kata-kata, frasa, ungkapan, kalimat, dan paragrafnya.
Ada dua macam cara mengutip langsung yaitu:
1. Kutipan langsung kurang dari 4 baris
Cara penulisnya adalah kalimat kutipan harus disambung dengan teks, menggunakan jarak
antar baris sebesar 2 spasi, kalimat kutipan harus dihampit dengan tanda petik dua atau tanda
kutip “…....”, dan harus menuliskan sumber kutipan berupa nama pengarang, tahun terbit,
serta nomor halaman yang dihampit dengan tanda kurung.
Contoh:
Miftahudin dalam karangannya mengatakan bahwa, “waktu pelayanan rata-rata yang tidak
membedakan obat jadi dan racikan diperoleh jumlah pelayanan rata-rata sebesar 47 menit”.
(Miftahudin, 2019: 21)
2. Kutipan langsung lebih dari 4 baris
Cara penulisnya adalah menggunakan jarak antar baris kutipan sebesar 1 spasi, penulisan
kutipan harus dipisah dengan jarak 3 spasi dari teks, kutipan bisa diambit atau tidak diampit
dengan tanda petik atau tanda kutip “.......”, dan diberi keterangan sumber.
Contoh:
Miftahudin dalam karangannya menjelaskan tentang waktu pelayanan pengambilan obat,
“Waktu pelayanan pengambilan obat di Instalasi Farmasi sangat bervariasi waktunya pada
setiap alur proses, karena setiap alur proses mempunyai alur proses beda dan memepunyai
kerumitan tersendiri sehingga ada perbedan antar bagian dalam pelayanan resep. Hal ini
menunjukan bahwa waktu pelayanan pengambilan obat di Instlasai farmasi mempunyai
tingkat kebutuhan waktu yang berbeda tergantung resep yang diterima dalam obat jadi atau
racikan. Waktu pelayanan rata-rata pengambilan obat jadi sebesar 35 menit dan racikan 59
menit”. (Miftahudin, 2019: 24)
2. Kutipan Tidak Langsung
Kutipan tidak langsung dalah kalimat kutipan yang tidak ditulis sama persis dengan kalimat
aslinya, melainkan kita membuat kalimat baru dari kalimat yang kita kutip tanpa merubah
maknanya.
Cara penulisnya adalah kutipan diintegrasi dengan teks, jarak antar baris kutipan berspasi
ganda, kutipan tidak diampit dengan tanda kuti atau tanda petik, dan ditulis sumber kutipan.
Contoh:
Miftahudin (2019: 23) menjelaskan bahwa rumah sakit tetap memasukan obat yang ada
kaitanya dengan formularium dalam penelitian guna untuk melihat tabel ketersiadaan obat di
waktu tunggu.
54 ... Retorika merupakan seni berbicara yang wajib dipelajari oleh para profesional muda”.
Jika ini sebuah kutipan langsung, maka terdapat beberapa kesalahan, seharusnya adalah ... .
A. Lis berpendapat bahwa, “Retorika merupakan seni berbicara yang wajib dipelajari oleh
para profesional muda”.
B. Lis berpendapat (2000: 14) ; “Retorika merupakan seni berbicara yang wajib dipelajari
oleh para profesional muda”.
C. Lis berpendapat bahwa “Retorika merupakan seni berbicara yang wajib dipelajari oleh
para profesional muda”.
D. Lis (2000: 14) berpendapat bahwa “Retorika merupakan seni berbicara yang wajib
dipelajari oleh para profesional muda”.
Cara menulis daftar Pustaka:
APA Style dengan urutan sebagai berikut:
• Nama belakang, nama depan dibalik, baik penulis pertama maupun terakhir.
• Judul ditulis tegak, dengan huruf depan capital untuk setiap kata
• Nama jurnal ditulis miring
• Vol dan No jurnal
• Nomor halaman jurnal dari halaman awal sampai terakhir
• DOI (jika ada)
53. Akhmadi, M. 1990. Dasar-dasar Komposisi Bahasa IndonesiA. Malang: Yayasan Asih
Asah Asuh. (1990). Penulisan daftar pustaka tersebut tidak tepat, yang tepat adalah … .
A. M., Akhmadi. 1990. Dasar-dasar Komposisi Bahasa IndonesiA. Malang: Yayasan Asih
Asah Asuh.
B. M., Akhmadi. Dasar-dasar Komposisi Bahasa IndonesiA. Malang: Yayasan Asih Asah
Asuh. (1990).
C. Akhmadi, M. Dasar-dasar Komposisi Bahasa IndonesiA. Malang: Yayasan Asih Asah
Asuh. (1990).
D. Akhmadi, M. 1990. Dasar-dasar Komposisi Bahasa IndonesiA. Malang: Yayasan
Asih Asah Asuh.
Tujuan Resensi:
1. Memberikan informasi
2. Memberikan pandangan lain
3. Mengajak diskusi
4. Memberikan bahan pertimbangan
Manfaat Resensi:
1. Bahan pertimbangan
2. Sarana promosi
3. Mengembangan kreativitas
4. Nilai ekonomi
Unsur-unsur resensi
1. Judul resensi
2. Identitas buku
3. Sinopsis
4. Pembukaan
5. Analisis
6. Penutup
Jenis-jenis resensi
1. Resensi informatif
Resensi informatif merupakan jenis ulasan yang berisi informasi suatu
buku atau karya lainnya. Resensi informatif biasanya hanya berisi
informasi penting atau ringkasan dari suatu karya. Isi resensi informatif
juga bisa berupa paparan mengenai isi buku atau hal-hal yang
bersangkutan dengan karya tersebut.
2. Resensi evaluatif
Resensi evaluatif merupakan jenis ulasan yang berisi penilaian mengenai
suatu buku atau karya lainnya. Resensi jenis ini biasanya berisi ringkasan
atau rangkuman dari buku tersebut.
3. Resensi informatif-evaluatif
Resensi informatif dan evaluatif merupakan jenis ulasan yang terbentuk
dari perpaduan antara dua jenis resensi tersebut, yakni resensi
informatif dan evaluatif. Resensi jenis ini berisi ringkasan mengenai satu
buku atau suatu karya sekaligus memaparkan penilaian baik dan
buruknya.
Ada tiga macam teknik dalam menulis resensi yang dapat dilakukan, yakni :
51. Penulisan resensi yang berfokus pada bagian yang sangat penting atau sangat menarik adalah
penulisan yang menggunakan teknik ...
B. comparing
C. focusing.
D. scanning
50. Teknik cutting and glueing dalam pembuatan resensi adalah … .
B. memotong bagian-bagian penting dan menarik dari isi buku dan merekatkan satu dengan yang
lainnya
C. mengambil bagian penting isi buku dan memadukannya dengan isi buku lain yang bertema sama
D. mengambil bagian yang sangat penting dalam buku yang sedang diresensi
Pola pengembangan paragraf jenis ini adalah yang paling banyak digunakan.
Pola pengembangannya adalah didasarkan pada letak gagasan utama dalam
sebuah paragraf. Paragraf umum ke khusus atau deduksi/deduktif
adalah jenis paragraf yang dikembangkan dari gagasan umum yang setelahnya
diikuti dengan gagasan-gagasan penjelas. Pada paragraf jenis ini, letak kalimat
utama adalah berada pada awal paragraf
Sementara itu, paragraf umum ke khusus atau induksi/induktif adalah jenis
paragraf yang dikembangkan dari gagasan-gagasan penjelas yang kemudian
mengerucut di akhir berupa gagasan umum. Letak kalimat utama pada
paragraf jenis ini adalah di akhir paragraf.
45. Bogor dikenal dengan sebutannya sebagai Kota Hujan. Bogor memang berada di
ketinggian beberapa ribu kaki di atas permukaan laut. Letaknya yang tinggi ini membuat
awan-awan tebal di atas kota Bogor cepat mencair menjadi hujan. Di samping itu, Bogor juga
dikelilingi gunung dan perbukitan dengan hutannya yang masih rimbun. Keadaan alam inilah
yang sering kali mampu menahan awan-awan tebal untuk kemudian menghasilkan curahan
hujan yang cukup banyak. Teknik pengembangan yang digunakan dalam menyusun paragraf
di atas adalah pengembangan ... .
A. deduktif
B. induktif
•Analogi
Penalaran analogi dilakukan dengan cara membandingkan dua hal yang berbeda, tetapi
keduanya memiliki beberapa sisi persamaan.
Orang yang memiliki ilmu pengetahuan luas dan berpendidikan tinggi seharusnya bersifat
seperti padi. Setangkai padi yang mulai berisi akan merunduk. Makin bernas bulir padi itu,
makin merunduk tangkainya. Begitu pula manusia yang berilmu dan berpendidikan tinggi.
Semakin ia berwawasan, semakin ia merendahkan hatinya seperti merunduknya setangkai
padi yang berbulir bernas.
•Sebab-akibat (kausalitas)
(sebab-akibat)
Penduduk dari daerah banyak yang hijrah ke Jakarta. Mereka terimingi-imingi oleh gambaran
kehidupan mewah di Jakarta dan kemudahan mencari kerja. Akibatnya, Jakarta semakin
penuh oleh pendatang.
(akibat-sebab)
• Generalisasi
Contoh : - Jika dipanaskan, besi memuai. - Jika dipanaskan, tembaga memuai. - Jika
dipanaskan, perak memuai. - Jadi, jika dipanaskan, logam memuai.
Untuk menjadi karyawan PT Digital Modern, syarat utamanya adalah sarjana. Akan tetapi,
tidak cukup sarjana saja. Calon karyawan harus memiliki Indeks Prestasi bagus di Perguruan
Tingginya, minimal 2,75. Calon karyawan juga harus menguasai salah satu bahasa asing,
Inggris atau Mandarin. Jika semua persyaratan administratif sudah terpenuhi, mereka harus
lulus serangkaian tes yang diselenggarakan oleh PT Digital Modern. Jadi, memang tidak
mudah untuk dapat diterima menjadi karyawan PT Digital Modern.
C. klimaks
Pola Klimaks adalah perincian gagasan utama dalam sebuah paragraf dari bawah
menuju ke gagasan utama yang paling atas atau puncak. Klimaks juga dapat
diartikan sebagai bagian dalam sebuah karangan yang mendeskripsikan atau
menceritakan peristiwa sampai pada konflik yang paling tinggi.
Contoh :
Pada zaman sekarang ini alat transportasi telah mengalami perkembangan yang
cukup canggih. Pada zaman dahulu, orang-orang yang ingin bepergian harus
menempuh perjalanan dengan cara berjalan kaki dan dengan waktu yang lama.
Mereka harus melewati hutan, menyeberangi sungai, dan menjelajahi bukit unutk
mencapai tujuannya yang jauh. Namun, setelah manusia dapat menjinakan hewan
seperti kuda dan unta, mereka menggunakannya sebagai alat tranportasi. Tetapi
dengan menaiki hewan tidaklah efisien, karena hanya dapat membawa 1 atau 2
orang saja. setelah itu manusia mulai menciptakan inovasi-inovasi alat transportasi
yang canggih dan modern. Manusia mulai menciptakan kendaraan yang digerakan
oleh mesin dengan bahan bakar, seperti pesawat dan kapal laut. Dengan pesawat
dan kapal laut bisa membawa mereka ke tempat tujuan dengan cepat dan mudah
sehingga lebih efisien.
D. antiklimaks
Pola Antiklimaks adalah perincian sebuah gagasan dalam paragraf yang dimulai
dari gagasan utama yang paling tinggi kemudian diikuti dengan gagasan-gagasan
penjelas yang lebih rendah secara perlahan-lahan. Antiklimaks dapat juga
diartikan dengan penurunan masalah dalam suatu karangan dari konflik yang
paling tinggi kemudian berangsur-angsur menuju ke konflik yang paling rendah.
Contoh :
Pola Sudut Pandang adalah suatu pola pengembangan paragraf yang didasarkan
pada persepsi berkaitan dengan posisi atau sudut pandang penulis di dalam
sebuah karangan.
Contoh :
Diriku dilahirkan di Kota Metropolitan ini. Namun ketika aku berumur tiga tahun,
ayah dan ibuku membawaku ke sebuah kota batik di Pekalongan. Disinilah aku
merasakan kehidupan yang berbeda dari kota asalku. Hanya sedikit yang kuingat
bagaimana tempat tinggalku dulu.
Contoh :
Pemerintah telah mengalihkan bahan bakar minyak tanah ke gas elpiji 3 kg dan 12
kg. Sama hal dengan minyak tanah, gas epiji juga dapat digunakan untuk
keperluan rumah tangga dengan harga murah. Pemerintah berpendapat perlunya
pengkonversian minyak tanah ke gas elpiji karena biaya produksi minyak tanah
saat telah melambung. Disamping itu, penggunaan gas elpiji dianggap lebih
mudah dan murah.
4. Pola Analogi
Contoh :
APBN 2010 menghadapi tekanan yang begitu berat. Tekanan tersebut pada
dasarnya berkaitan dengan beberapa faktor. Faktor pertama, semakin
memburuknya lingkungan ekonomi makro. Faktor kedua, tidak potimalnya
pelaksanaan kebijakan fiscal di bidang perpajakan, bea cukai, dan subsidi BBM.
Dan faktor yang ketiga, adanya beberapa pembatalan di dalam pencairan
pinjaman untuk biaya pembangunan.
5. Pola Contoh
Sebuah gagasan utama dalam paragraf menjadi terang atau lebih jelas ketika
diperkuat dengan beberapa contoh atau ilustrasi. Contoh tersebut dapat
berbentuk narasi atau deskripsi.
Contoh :
Sudah seminggu hari sejak bantuan terakhir datang. Warga korban banjir di
bantaran kali Ciliwung kembali membutuhkan bantuan makanan, pakaian, serta
obat-obatan. Sekarang mereka mengandalakan dedaunan yang dapat direbus
dan kadang kala dengan umbi-umbian jika beruntung. Pakaian mereka hanya
sebatas yang dipakai saat ini. Kesehatan mereka juga mulai terganggu, karena
sebagian mereka mulai menderita penyakit kulit akibat kekurangan air bersih.
6. Pola Kausalitas
Di dalam Pola Kausalitas, pola pengembangan paragraf dibedakan menjadi dua,
yaitu Pola Sebab – Akibat dan Pola Akibat – Sebab. Pola Sebab – Akibat adalah
sebuah paragraf yang diawali dengan kalimat-kalimat khusus yang merupakan
sebab yang kemudian pada bagian akhir paragraf disimpulkan ke dalam kalimat
umum yang merupakan akibat.
Contoh :
Kemarau yang terjadi tahun ini sangatlah lama. Sehingga sumur, sungai, waduk,
dan danau pun mulai mengering. Selain itu, tanah persawahan juga kering keronta
dan retak-retak. Semua tanaman padi mati, sehingga tahun ini para petani gagal
panen dan mengalami kerugian yang sangat besar.
Pola Akibat – Sebab adalah sebuah paragraf yang diawalnya menyajikan kalimat-
kalimat khusus yang berupa akibat-akibat dari suatu masalah dan disimpulkan
menjadi kalimat umum yang menjadi sebab munculnya masalah tersebut.
Contoh :
Belakangan ini banyak terjadi bencana alam, seperti banjir dan tanah longsor.
Hujan lebat yang terus-menerus tanpa henti menyebabkan air di sungai meluap
hingga ke pemukiman warga. Dan tanah di daerah perbukitan menjadi lembek
sehingga terjadi longsor di daerah tersebut. Hampir di seluruh bagian wilayah
Indonesia mengalami bencana yang serupa di musim penghujan tahun ini. Hujan
lebat yang terus-menerus tanpa henti menyebabkan air di sungai meluap hingga
ke pemukiman warga. Dan tanah di daerah perbukitan menjadi lembek sehingga
terjadi longsor di daerah tersebut.
Mengukur Kecepatan Membaca ( KM )Cara untuk Mengukur Kecepatan Membaca kita adalah
Menghitung jumlah Kata dalam bacaan dibagi dengan jumlah waktu baca dalam hitungan detik,
jumlah waktu ini dibagi 60 sehingga menjadi menit.
Keterangan :
KM : Kemampuan Membaca
KB : Jumlah Kata Dalam Bacaan
SM : Jumlah waktu (detik)
PI/100 : Persentase Pemahaman isi
KEM : Kemampuan Efektif Membaca
KPM : Jumlah Kata Permenit
Contoh Soal :
KB :1000
SM :120s (2mnt)
PI :80
Jawab :
Contoh Soal 2 :
Jumlah kata dalam teks 290. Jumlah waktu baca 30 detik. Skor yang anda peroleh menjawab
soal/pertanyaan 90, maka :