Anda di halaman 1dari 12

Cara mengutip dari jurnal elektronik dan jurnal nonelektronik:

1. Kutipan Langsung
Kutipan langsung adalah kutipan yang ditulis sama persis dengan sumber aslinya baik itu
kata-kata, frasa, ungkapan, kalimat, dan paragrafnya.
Ada dua macam cara mengutip langsung yaitu:
1. Kutipan langsung kurang dari 4 baris
Cara penulisnya adalah kalimat kutipan harus disambung dengan teks, menggunakan jarak
antar baris sebesar 2 spasi, kalimat kutipan harus dihampit dengan tanda petik dua atau tanda
kutip “…....”, dan harus menuliskan sumber kutipan berupa nama pengarang, tahun terbit,
serta nomor halaman yang dihampit dengan tanda kurung.
Contoh:
Miftahudin dalam karangannya mengatakan bahwa, “waktu pelayanan rata-rata yang tidak
membedakan obat jadi dan racikan diperoleh jumlah pelayanan rata-rata sebesar 47 menit”.
(Miftahudin, 2019: 21)
2. Kutipan langsung lebih dari 4 baris
Cara penulisnya adalah menggunakan jarak antar baris kutipan sebesar 1 spasi, penulisan
kutipan harus dipisah dengan jarak 3 spasi dari teks, kutipan bisa diambit atau tidak diampit
dengan tanda petik atau tanda kutip “.......”, dan diberi keterangan sumber.
Contoh:
Miftahudin dalam karangannya menjelaskan tentang waktu pelayanan pengambilan obat,
“Waktu pelayanan pengambilan obat di Instalasi Farmasi sangat bervariasi waktunya pada
setiap alur proses, karena setiap alur proses mempunyai alur proses beda dan memepunyai
kerumitan tersendiri sehingga ada perbedan antar bagian dalam pelayanan resep. Hal ini
menunjukan bahwa waktu pelayanan pengambilan obat di Instlasai farmasi mempunyai
tingkat kebutuhan waktu yang berbeda tergantung resep yang diterima dalam obat jadi atau
racikan. Waktu pelayanan rata-rata pengambilan obat jadi sebesar 35 menit dan racikan 59
menit”. (Miftahudin, 2019: 24)
2. Kutipan Tidak Langsung
Kutipan tidak langsung dalah kalimat kutipan yang tidak ditulis sama persis dengan kalimat
aslinya, melainkan kita membuat kalimat baru dari kalimat yang kita kutip tanpa merubah
maknanya.
Cara penulisnya adalah kutipan diintegrasi dengan teks, jarak antar baris kutipan berspasi
ganda, kutipan tidak diampit dengan tanda kuti atau tanda petik, dan ditulis sumber kutipan.
Contoh:
Miftahudin (2019: 23) menjelaskan bahwa rumah sakit tetap memasukan obat yang ada
kaitanya dengan formularium dalam penelitian guna untuk melihat tabel ketersiadaan obat di
waktu tunggu.

54 ... Retorika merupakan seni berbicara yang wajib dipelajari oleh para profesional muda”.
Jika ini sebuah kutipan langsung, maka terdapat beberapa kesalahan, seharusnya adalah ... .
A. Lis berpendapat bahwa, “Retorika merupakan seni berbicara yang wajib dipelajari oleh
para profesional muda”.
B. Lis berpendapat (2000: 14) ; “Retorika merupakan seni berbicara yang wajib dipelajari
oleh para profesional muda”.
C. Lis berpendapat bahwa “Retorika merupakan seni berbicara yang wajib dipelajari oleh
para profesional muda”.
D. Lis (2000: 14) berpendapat bahwa “Retorika merupakan seni berbicara yang wajib
dipelajari oleh para profesional muda”.
Cara menulis daftar Pustaka:
APA Style dengan urutan sebagai berikut:

• Nama belakang, nama depan dibalik, baik penulis pertama maupun terakhir.
• Judul ditulis tegak, dengan huruf depan capital untuk setiap kata
• Nama jurnal ditulis miring
• Vol dan No jurnal
• Nomor halaman jurnal dari halaman awal sampai terakhir
• DOI (jika ada)

53. Akhmadi, M. 1990. Dasar-dasar Komposisi Bahasa IndonesiA. Malang: Yayasan Asih
Asah Asuh. (1990). Penulisan daftar pustaka tersebut tidak tepat, yang tepat adalah … .
A. M., Akhmadi. 1990. Dasar-dasar Komposisi Bahasa IndonesiA. Malang: Yayasan Asih
Asah Asuh.
B. M., Akhmadi. Dasar-dasar Komposisi Bahasa IndonesiA. Malang: Yayasan Asih Asah
Asuh. (1990).
C. Akhmadi, M. Dasar-dasar Komposisi Bahasa IndonesiA. Malang: Yayasan Asih Asah
Asuh. (1990).
D. Akhmadi, M. 1990. Dasar-dasar Komposisi Bahasa IndonesiA. Malang: Yayasan
Asih Asah Asuh.

Tujuan Resensi:

1. Memberikan informasi
2. Memberikan pandangan lain
3. Mengajak diskusi
4. Memberikan bahan pertimbangan

Manfaat Resensi:
1. Bahan pertimbangan
2. Sarana promosi
3. Mengembangan kreativitas
4. Nilai ekonomi

Unsur-unsur resensi

1. Judul resensi
2. Identitas buku
3. Sinopsis
4. Pembukaan
5. Analisis
6. Penutup

Jenis-jenis resensi

1. Resensi informatif
Resensi informatif merupakan jenis ulasan yang berisi informasi suatu
buku atau karya lainnya. Resensi informatif biasanya hanya berisi
informasi penting atau ringkasan dari suatu karya. Isi resensi informatif
juga bisa berupa paparan mengenai isi buku atau hal-hal yang
bersangkutan dengan karya tersebut.

2. Resensi evaluatif
Resensi evaluatif merupakan jenis ulasan yang berisi penilaian mengenai
suatu buku atau karya lainnya. Resensi jenis ini biasanya berisi ringkasan
atau rangkuman dari buku tersebut.

Pada resensi jenis ini, penulis akan lebih banyak memaparkan


penilaiannya pada buku atau karya yang diulas. Penulis perlu
memaparkan lebih detail kekurangan dan kelebihan karya tersebut.

3. Resensi informatif-evaluatif
Resensi informatif dan evaluatif merupakan jenis ulasan yang terbentuk
dari perpaduan antara dua jenis resensi tersebut, yakni resensi
informatif dan evaluatif. Resensi jenis ini berisi ringkasan mengenai satu
buku atau suatu karya sekaligus memaparkan penilaian baik dan
buruknya.

Selain memberikan informasi mengenai substansi suatu karya, resensi


informatif dan evaluatif ini juga disertai dengan evaluasi subyektif dari
perspektif penulis resensi.
Tehnik Penulisan Resensi

Ada tiga macam teknik dalam menulis resensi yang dapat dilakukan, yakni :

• Teknik Cutting and Glueing, yaitu berarti merekatkan potongan-


potongan tulisan. Potongan tersebut berupa materi, kutipan
ataupun informasi yang menurut kamu yang terdapat di dalam
buku yang akan kamu resensi.
• Teknik Focusing, Teknik ini memusatkan perhatian kepada satu
aspek tertentu dalam objek resensi yang menjadi titik kelebihan
atau kekurangan dari objek resensi. Pemusatan berpangkal pada
sesuatu yang menurut kamu dapat menonjol, dan menarik
perhatian bagi pembaca.
• Teknik Comparing, Dengan teknik ini pembaca diajak untuk
membandingkan satu karya dengan objek yang tengah kamu
resensikan. Pembandingan itu berdasarkan topik atau tema yang
sama dari karya yang berbeda hasil karya pengarang atau kreator
ataupun dari pengarang lain yang mengambil topik-topik dan
tema yang sama.
Jenis-Jenis Resensi
Sobat ternyata resensi bisa kita bagi menjadi tiga jenis diantaranya :

• Resensi informatif, Resensi informatif adalah resensi yang


disampaikan dengan singkat dan umum dari keseluruhan sebuah
karya.
• Resensi deskriptif, Resensi deskriptif adalah resensi yang
membahas secara detail pada setiap bagian dari sebuah karya,
jadi lebih mendetail.
• Resensi kritis, Resensi kritis merupakan sebuah resensi yang
mengulas detail karya menggunakan metodologi ilmu
pengetahuan tertentu yang menilai secara kritis dan objektif.

51. Penulisan resensi yang berfokus pada bagian yang sangat penting atau sangat menarik adalah
penulisan yang menggunakan teknik ...

A. cutting and glueing

B. comparing

C. focusing.

D. scanning
50. Teknik cutting and glueing dalam pembuatan resensi adalah … .

A. memotong-motong bagian-bagian buku yang sedang diresensi

B. memotong bagian-bagian penting dan menarik dari isi buku dan merekatkan satu dengan yang
lainnya

C. mengambil bagian penting isi buku dan memadukannya dengan isi buku lain yang bertema sama
D. mengambil bagian yang sangat penting dalam buku yang sedang diresensi

Pengembangan Paragraf Berdasarkan Tekniknya

1. Pengembangan Paragraf Secara Alamiah

Pengembangan paragraf secara alamiah yakni metode pengembangan


paragraf dengan mengembangkan pokok pikiran secara kronologis (urutan
waktu) maupun urutan ruang.

• Urutan waktu, yakni dengan menggambarkan urutan kejadian


berdasarkan waktu, baik dimulai dari awal hingga ke akhir maupun
sebaliknya.
• Urutan ruang, yakni dengan menggambarkan peragraf berdasarkan
ruang atau tempat kejadian, baik dimulai dari tempat dekat ke jauh
ataupun sebaliknya.

2. Pengembangan Paragraf Klimaks dan Antiklimaks

Pengembangan paragraf ini adalah didasarkan pada tingkat kedudukan suatu


tema atau gagasan. Paragraf klimaks adalah paragraf yang dikembangkan dari
gagasan atau tema kurang penting dan berangsunr-angsur menuju tema atau
gagasan yang dianggap tinggi dan penting. Sedangkan paragraf antiklimaks
dimulai dari gagasan penting yang kemudian dijabarkan dengan gagasan-
gagasan pendukungnya.

3. Pengembangan Paragraf Umum ke Khusus dan Khusus ke Umum

Pola pengembangan paragraf jenis ini adalah yang paling banyak digunakan.
Pola pengembangannya adalah didasarkan pada letak gagasan utama dalam
sebuah paragraf. Paragraf umum ke khusus atau deduksi/deduktif
adalah jenis paragraf yang dikembangkan dari gagasan umum yang setelahnya
diikuti dengan gagasan-gagasan penjelas. Pada paragraf jenis ini, letak kalimat
utama adalah berada pada awal paragraf
Sementara itu, paragraf umum ke khusus atau induksi/induktif adalah jenis
paragraf yang dikembangkan dari gagasan-gagasan penjelas yang kemudian
mengerucut di akhir berupa gagasan umum. Letak kalimat utama pada
paragraf jenis ini adalah di akhir paragraf.

Pengembangan Paragraf Berdasarkan Isinya

1. Pengemabngan Paragraf Perbandingan dan pertentangan

Pengembangan paragraf dengan perbandingan dan pertentangan merupakan


teknik pengembangan paragraf dengan cara membandingkan satu hal dengan
hal lain yang menjadi objek pembahasan dalam sebuah paragraf.
Perbandingan tersebut bisa berupa kesamaan-kesamaannya (komparatif),
maupun perbedaan-perbedaannya (kontrastif)

2. Pengembangan Paragraf Secara Analogi

Pengembangan paragraf secara analogi dilakukan dengan cara


membandingkan dua atau lebih objek yang dianggap memiliki kemiripan atau
kesamaan untuk kemudian diambil kesimpulanya.

3. Pengembangan Paragraf dengan Contoh-contoh

Pengembangan paragraf ini dilakukan dengan memaparkan sebuah ide


pokok melalui contoh-contoh konkrit yang bisa memperjelas ide pokok
tersebut.

4. Pengembangan Paragraf dengan Sebab-Akibat

Pola pengembangan paragraf sebab-akibat adalah dengan memposisikan


gagasan utama sebagai sebab dan kemudian dipaparkan akibat-akibat dari
sebab tersebut melalui gagasan-gagasan penjelas. Atau sebaliknya, dengan
memposisikan gagasan utama sebagai akibat dan kemudian diikuti pemaparan
mengenai sebab-sebab yang menimbulkan akibat tersebut.

5. Pengembangan Paragraf dengan Penambahan Definisi

Pola pengembangan paragraf definisi adalah dengan memaparkan arti atau


makna dari suatu hal. Paragraf jenis ini biasanya berupa kalimat definisi yang
bercirikan adanya kata: ialah, adalah, yaitu, dan semisalnya
6. Pengembangan Paragraf Klasifikasi

Paragraf klasifikasi merupakan sebuah paragraf yang dikembangkan dengan


mengelompokkan objek-objek yang memiliki kesamaan sifat, dari kelompok
yang umum menjadi kelompok-kelompok yang lebih khusus. Ciri dari
pengembangan paragraf jenis ini adalah adanya frasa : terbagi menjadi,
dikelompokkan ke dalam, dan semisalnya.

45. Bogor dikenal dengan sebutannya sebagai Kota Hujan. Bogor memang berada di
ketinggian beberapa ribu kaki di atas permukaan laut. Letaknya yang tinggi ini membuat
awan-awan tebal di atas kota Bogor cepat mencair menjadi hujan. Di samping itu, Bogor juga
dikelilingi gunung dan perbukitan dengan hutannya yang masih rimbun. Keadaan alam inilah
yang sering kali mampu menahan awan-awan tebal untuk kemudian menghasilkan curahan
hujan yang cukup banyak. Teknik pengembangan yang digunakan dalam menyusun paragraf
di atas adalah pengembangan ... .

A. deduktif

B. induktif

1. Pengembangan paragraf Induktif

Pengembangan induktif dilakukan dengan menyebutkan permasalahan-permasalahan khusus


dan berangsur-angsur menuju simpulan (permasalahan umum).

Jenis Pengembangan Induktif yaitu :

•Analogi

Penalaran analogi dilakukan dengan cara membandingkan dua hal yang berbeda, tetapi
keduanya memiliki beberapa sisi persamaan.

Contoh paragraf analogi

Orang yang memiliki ilmu pengetahuan luas dan berpendidikan tinggi seharusnya bersifat
seperti padi. Setangkai padi yang mulai berisi akan merunduk. Makin bernas bulir padi itu,
makin merunduk tangkainya. Begitu pula manusia yang berilmu dan berpendidikan tinggi.
Semakin ia berwawasan, semakin ia merendahkan hatinya seperti merunduknya setangkai
padi yang berbulir bernas.

•Sebab-akibat (kausalitas)

Penalaran kausalitas menunjukkan hubungan sebab-akibat atau akibat-sebab.

Contoh paragraf kausalitas

(sebab-akibat)
Penduduk dari daerah banyak yang hijrah ke Jakarta. Mereka terimingi-imingi oleh gambaran
kehidupan mewah di Jakarta dan kemudahan mencari kerja. Akibatnya, Jakarta semakin
penuh oleh pendatang.

Contoh paragraf kausalitas yang lain

(akibat-sebab)

Pengurusan KTP sangat mahal sehingga menimbulkan kegusaran masyarakat. Pasalnya,


karena birokrasi yang berbelit. Selain itu, masih kerap terjadi oknum-oknum mencantumkan
biaya ini-itu untuk pengurusan KTP yang sebenarnya fiktif belaka.

• Generalisasi

Pengembangan secara generalisasi dilakukan dengan mengemukakan hal-hal khusus lalu


menarik simpulannya secara umum.

Contoh : - Jika dipanaskan, besi memuai. - Jika dipanaskan, tembaga memuai. - Jika
dipanaskan, perak memuai. - Jadi, jika dipanaskan, logam memuai.

Contoh paragraf generalisasi

Untuk menjadi karyawan PT Digital Modern, syarat utamanya adalah sarjana. Akan tetapi,
tidak cukup sarjana saja. Calon karyawan harus memiliki Indeks Prestasi bagus di Perguruan
Tingginya, minimal 2,75. Calon karyawan juga harus menguasai salah satu bahasa asing,
Inggris atau Mandarin. Jika semua persyaratan administratif sudah terpenuhi, mereka harus
lulus serangkaian tes yang diselenggarakan oleh PT Digital Modern. Jadi, memang tidak
mudah untuk dapat diterima menjadi karyawan PT Digital Modern.

C. klimaks

Pola Klimaks adalah perincian gagasan utama dalam sebuah paragraf dari bawah
menuju ke gagasan utama yang paling atas atau puncak. Klimaks juga dapat
diartikan sebagai bagian dalam sebuah karangan yang mendeskripsikan atau
menceritakan peristiwa sampai pada konflik yang paling tinggi.

Contoh :

Pada zaman sekarang ini alat transportasi telah mengalami perkembangan yang
cukup canggih. Pada zaman dahulu, orang-orang yang ingin bepergian harus
menempuh perjalanan dengan cara berjalan kaki dan dengan waktu yang lama.
Mereka harus melewati hutan, menyeberangi sungai, dan menjelajahi bukit unutk
mencapai tujuannya yang jauh. Namun, setelah manusia dapat menjinakan hewan
seperti kuda dan unta, mereka menggunakannya sebagai alat tranportasi. Tetapi
dengan menaiki hewan tidaklah efisien, karena hanya dapat membawa 1 atau 2
orang saja. setelah itu manusia mulai menciptakan inovasi-inovasi alat transportasi
yang canggih dan modern. Manusia mulai menciptakan kendaraan yang digerakan
oleh mesin dengan bahan bakar, seperti pesawat dan kapal laut. Dengan pesawat
dan kapal laut bisa membawa mereka ke tempat tujuan dengan cepat dan mudah
sehingga lebih efisien.

D. antiklimaks

Pola Antiklimaks adalah perincian sebuah gagasan dalam paragraf yang dimulai
dari gagasan utama yang paling tinggi kemudian diikuti dengan gagasan-gagasan
penjelas yang lebih rendah secara perlahan-lahan. Antiklimaks dapat juga
diartikan dengan penurunan masalah dalam suatu karangan dari konflik yang
paling tinggi kemudian berangsur-angsur menuju ke konflik yang paling rendah.

Contoh :

Sebelum terciptanya Negara Kesatuan Republik Indonesia, negara kita ini


mengalami beberapa masa suram yang menjadi perjalanan hidup sejarah bangsa
ini. Pada masa penjajahan Jepang negeri kita saat itu harus tunduk di bawah
kekuasaan Kekaisaran Jepang dan rakyatnya harus menjalankan kerja romusa
yang sangat menyiksa selama 3.5 tahun. Tapi sebelum penjajahan Jepang, negeri
ini terlebih dahulu dijajah oleh Bangsa Belanda. Dan Bangsa Belanda menguasai
Indonesia dengan waktu yang sangat lama, yaitu 3.5 abad. Jauh sebelum para
penjajah datang, Indonesia merupakan sebuah kepulauan yang terdiri dari
kerajaan-kerajaan besar seperti Kerajaan Sriwijaya dan Kerajaan Majapahit.

2. Pola Sudut Pandang

Pola Sudut Pandang adalah suatu pola pengembangan paragraf yang didasarkan
pada persepsi berkaitan dengan posisi atau sudut pandang penulis di dalam
sebuah karangan.

Contoh :

Diriku dilahirkan di Kota Metropolitan ini. Namun ketika aku berumur tiga tahun,
ayah dan ibuku membawaku ke sebuah kota batik di Pekalongan. Disinilah aku
merasakan kehidupan yang berbeda dari kota asalku. Hanya sedikit yang kuingat
bagaimana tempat tinggalku dulu.

3. Pola Perbandingan dan Pertentangan


Pola Perbandingan merupakan sebuah pola mengamati persamaan yang dimiliki
oleh dua buah objek atau lebih yang memiliki suatu kesamaan tetentu untuk
dibandingkan. Sedangkan Pola Pertentangan lebih banyak menonjolkan
perbedaan yang ada pada dua buah objek atau lebih yang ada di dalam suatu
paragraf.
Dan biasanya Pola Perbandingan dan Pertentangan merupakan pengembangan
dari paragraf eksposisi. Oleh sebab itu, hal atau objek yang dibandingkan dalam
paragraf tersebut haruslah bersifat konkret, logis, dan umum.

Contoh :

Pemerintah telah mengalihkan bahan bakar minyak tanah ke gas elpiji 3 kg dan 12
kg. Sama hal dengan minyak tanah, gas epiji juga dapat digunakan untuk
keperluan rumah tangga dengan harga murah. Pemerintah berpendapat perlunya
pengkonversian minyak tanah ke gas elpiji karena biaya produksi minyak tanah
saat telah melambung. Disamping itu, penggunaan gas elpiji dianggap lebih
mudah dan murah.

4. Pola Analogi

Pola Analogi ialah bentuk pengungkapan atau penalaran dengan cara


membandingkan dua hal atau objek yang banyak memiliki persamaan. Dan dari
persamaan yang ada pada dua hal atau objek tersebut didapatkan sebuah
kesimpulan.

Contoh :

APBN 2010 menghadapi tekanan yang begitu berat. Tekanan tersebut pada
dasarnya berkaitan dengan beberapa faktor. Faktor pertama, semakin
memburuknya lingkungan ekonomi makro. Faktor kedua, tidak potimalnya
pelaksanaan kebijakan fiscal di bidang perpajakan, bea cukai, dan subsidi BBM.
Dan faktor yang ketiga, adanya beberapa pembatalan di dalam pencairan
pinjaman untuk biaya pembangunan.

5. Pola Contoh
Sebuah gagasan utama dalam paragraf menjadi terang atau lebih jelas ketika
diperkuat dengan beberapa contoh atau ilustrasi. Contoh tersebut dapat
berbentuk narasi atau deskripsi.

Contoh :

Sudah seminggu hari sejak bantuan terakhir datang. Warga korban banjir di
bantaran kali Ciliwung kembali membutuhkan bantuan makanan, pakaian, serta
obat-obatan. Sekarang mereka mengandalakan dedaunan yang dapat direbus
dan kadang kala dengan umbi-umbian jika beruntung. Pakaian mereka hanya
sebatas yang dipakai saat ini. Kesehatan mereka juga mulai terganggu, karena
sebagian mereka mulai menderita penyakit kulit akibat kekurangan air bersih.

6. Pola Kausalitas
Di dalam Pola Kausalitas, pola pengembangan paragraf dibedakan menjadi dua,
yaitu Pola Sebab – Akibat dan Pola Akibat – Sebab. Pola Sebab – Akibat adalah
sebuah paragraf yang diawali dengan kalimat-kalimat khusus yang merupakan
sebab yang kemudian pada bagian akhir paragraf disimpulkan ke dalam kalimat
umum yang merupakan akibat.
Contoh :

Kemarau yang terjadi tahun ini sangatlah lama. Sehingga sumur, sungai, waduk,
dan danau pun mulai mengering. Selain itu, tanah persawahan juga kering keronta
dan retak-retak. Semua tanaman padi mati, sehingga tahun ini para petani gagal
panen dan mengalami kerugian yang sangat besar.

Pola Akibat – Sebab adalah sebuah paragraf yang diawalnya menyajikan kalimat-
kalimat khusus yang berupa akibat-akibat dari suatu masalah dan disimpulkan
menjadi kalimat umum yang menjadi sebab munculnya masalah tersebut.

Contoh :

Belakangan ini banyak terjadi bencana alam, seperti banjir dan tanah longsor.
Hujan lebat yang terus-menerus tanpa henti menyebabkan air di sungai meluap
hingga ke pemukiman warga. Dan tanah di daerah perbukitan menjadi lembek
sehingga terjadi longsor di daerah tersebut. Hampir di seluruh bagian wilayah
Indonesia mengalami bencana yang serupa di musim penghujan tahun ini. Hujan
lebat yang terus-menerus tanpa henti menyebabkan air di sungai meluap hingga
ke pemukiman warga. Dan tanah di daerah perbukitan menjadi lembek sehingga
terjadi longsor di daerah tersebut.

Mengukur Kecepatan Membaca ( KM )Cara untuk Mengukur Kecepatan Membaca kita adalah
Menghitung jumlah Kata dalam bacaan dibagi dengan jumlah waktu baca dalam hitungan detik,
jumlah waktu ini dibagi 60 sehingga menjadi menit.

Mengukur Pemahaman Isi ( PI )

Mengukur Kemampuan Efektif Membaca ( KEM )

Keterangan :
KM : Kemampuan Membaca
KB : Jumlah Kata Dalam Bacaan
SM : Jumlah waktu (detik)
PI/100 : Persentase Pemahaman isi
KEM : Kemampuan Efektif Membaca
KPM : Jumlah Kata Permenit

Contoh Soal :
KB :1000
SM :120s (2mnt)
PI :80
Jawab :

Contoh Soal 2 :
Jumlah kata dalam teks 290. Jumlah waktu baca 30 detik. Skor yang anda peroleh menjawab
soal/pertanyaan 90, maka :

Anda mungkin juga menyukai