Dalam penggunaan kata presensi sering kali mengalami pertukaran arti dengan kata absensi, padahal
sebenarnya antara dua kata tersebut mempunyai perbedaan arti. Kata absen dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia bermakna tidak masuk atau tidak hadir.Istilah absensi bermakna ketidakhadiran, Kata ini
merupakan serapan dari bahasa Belanda absentie. Dalam bahasa Inggris disebut absence. Setelah
menjadi bahasa Indonesia mengalami proses afiksasi, sebagaimana umumnya kata dalam bahasa
Indonesia, yang dapat mengubah kelas dan arti kata sesuai konteks pada kalimat absen, mengabsen,
pengabsenan, keabsenan, terabsen (Ruhiman 2021 :1). Sedangkan Presensi secara etimologi juga
berasal dari bahasa Belanda presentie yang berarti kehadiran.
Presensi mempunyai arti kehadiran maksudnya yaitu suatu kegiatan yang terjadi pada perusahaan untuk
dijadikan sebagai patokan dalam mengetahui bahwa karyawan benar-benar datang ke kantor untuk
mengerjakan pekerjaanya, sedangkan absensi adalah ketidakhadiran, yaitu suatu aktivitas yang
dilakukan untuk mengetahui karyawan yang tidak bisa datang ke kantor untuk menyelesaikan
pekerjaannya (Tamami, 2020 dalam Budiyanto dan Alwi 2021: 173). Menurut Wardoyo dkk (2017: 222)
Sistem presensi merupakan salah satu komponen dalam penilaian kedisiplinan dan akademis Presensi
adalah pendataan kehadiran atau aktivitas pada suatu institusi Menurut Agustini (2019 78) Presensi
merupakan kehadiran pegawai yang berkenaan dengan tugas dan kewajibannya. Pada umumnya
instansi lembaga selalu mengharapkan pegawainya untuk datang dan pulang tepat waktu sehingga
pekerjaan tidak tertunda Ketidakhadiran seorang pegawai akun berpengaruh terhadap produktivitas
kerja, sehingga instansi lembaga tidak bisa mancapai tujuan secara optimal Presensi atau kehadiran
karyawan dapat diukur melalui
3. Kehadiran pegawai apabila mendapat undangan untuk mengikuti kegiatan atau acara dalam instansi
kehadiran secara akurat dan otomatis. (www.absensisidikjari.com, 2016). Menurut Maeyasari (2012:34)
Absensi sidik jari (finger print) dalam
1. Pencapaian target.
2. Kemampuan adaptasi.
3. Kepuasaan kerja.
5.
6. Database.
7 Prosedur.
Poin-poin tersebut atau kriteria atau indikator dari efektivitas penerapan absensi mesin finger print
tersebut jika dijabarkan adalah sebagai berikut (Tangkilisan, 2005:141 dalam Maeyasari 2012:19):
1. Pencapaian target
Maksud dari pencapaian target disini diartikan sejauh mana target dapat ditetapkan organisasi dapat
terealisasikan dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari sejauh mana pelaksanaan tujuan organisasi dalam
mencapai target sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
Keberhasilan suatu organisasi di lihat dari sejauh mana organisasi dapat menyesuaikan diri dengan
perubahan-perubahan yang terjadi haik dari dalam organisasi dan luar organisasi.
3. Kepuasaan kerja
Suatu kondisi yang di rasakan oleh seluruh anggota organisasi yang mampu memberikan kenyamanan
dan motivasi bagi peningkatan kinerja organisasi. Yang menjadi fokus elemen ini adalah antara
pekerjaan dan kesesuaian imbalan atau sistem, insentif yang diberlakukan bagi anggota organisasi yang
berprestasi dan telah melakukan pekerjaan melebihi beban kerja yang ada.
4. Tanggung jawab
Organisasi dapat melaksanakan mandate yang telah diembannya sesuai dengan ketentuan yang telah
dibuat sebelumnya, dan bisa menghadapi serta menyelesaikan masalah yang terjadi dengan
pekerjaannya.
Sedangkan menurut Davis mengenai sistem informasi manajemen (dalam Maeyasari 2012: 21) mesin
absensi sidik jari (finger print) merupakan sistem informasi manajemen yang mengandung elemen-
elemen fisik atau indikator seperti berikut:
1. Perangkat keras komputer, terdiri atas komputer (pusat pengolahan, unit masukkan keluaran, unit
penyimpanan, file, dan peralatan penyimpanan data.
3. Prosedur, komponen fisik karena prosedur disediakan dalam bentuk fisik seperti buku panduan dan
instruksi.
4. Personalia pengoprasian, seperti operator komputer, analisis sistem pembuatan program, personalia
penyimpanan data dan pimpinan system, informasi
C. Kinerja Pegawai
Menurut Ngatimun, dkk (2016:90) kinerja berasal dari pengertian performance. Kinerja mempunyai
makna yang lebih luas, bukan hanya hasil kerja, tetapi termasuk bagaimana proses pekerjaan
berlangsung. Mangkurprawira dan Hubeis dalam bukunya Manajemen Mutu Sumber daya Manusia
(2007: 153 dalam Swastawati 2021:25) kinerja adalah hasil dari proses pekerjaan tertentu secara
terencana pada waktu dan tempat dari karyawan serta organisasi bersangkutan. Terdapat berbagai teori
mengenai indikator kinerja pegawai. Salah satunya indikator kinerja pegawai yang di kemukakan
menurut Huseno (2016:96) indikator kinerja pegawai adalah sebagai berikut:
1. Penilaian kinerja atau penilaian prestasi adalah suatu proses yang di gunakan pimpinan untuk
menentukan apakah seorang karyawan melakukan pekerjaan sesuai dengan tugas dan tanggung
jawabnya.
2. Robins (dalam Huseno 2016:97) menyatakan penilaian kinerja mempunyai beberapa tujuan organisasi
yaitu:
a Evaluasi untuk keputusan Sumber daya man memberikan masukan untuk promosi, transfer dan
pemutus hubungen kerja.
d. Sebagai dasar alokasi imbalan memperoleh kenaikan gaji dan inhala lainnya berdasarkan hasil
evaluasi kinerja
3. Rao (dalam Huseno 2016:97) menambahkan bahwa ada beberapa hal yang mampu membuat
karyawan lebih berprestasi dalam bekerja, yaitu
b. karyawan akan bekerja lebih baik apabila mereka merasa jelas mengenai apa yang di harapkan dari
mereka dan apabila sesekali mereka berwenang mengubah harapan-harapan itu.
c. karyawan akan bekerja lebih baik apabila mereka merasa bahwa organisasi menyediakan peluangbagi
prestasi kerja mereka untuk dihargai dan diberi ganjaran.
d. karyawan akan bekerja apabila mereka mengetahui bahwa organisasi memberi peluang dan sejauh
mungkin mempermudah kemampuan mereka, dan
e karyawan akan bekerja lebih baik apabila mereka dipercaya dan diperlakukan dengan hormat
b) Prestasi Kerja
Prestasi kerja adalah hasil kerja yang dicapai seorang Pegawai Negeri Sipil dalam melaksana tugas yang
dibebankan kepadanya. Pada umumnya prestasi kerja seorang Pegawai Negeri Sipil dipengaruhi oleh
kecakapan, ketrampilan, pengalaman dan kesungguhan PNS yang bersangkutan. c) Tanggung jawab
Tanggung jawab adalah kesanggupan seorang Pegawai Negeri Sipil menyelesaikan pekerjaan yang
diserahkan kepadanya dengan sebaik- baiknya dan tepat pada waktunya serta berani memikul risiko
atas keputusan yang diambilnya atau tindakan yang dilakukannya. d) Ketaatan
Ketaatan adalah kesanggupan seorang Pegawai Negeri Sipil untuk menaati segala peraturan perundang-
undangan dan peraturan kedinasan yang berlaku, menaati perintah kedinasan yang diberikan oleh
atasan yang berwenang, serta kesanggupan untuk tidak melanggar larangan yang ditentukan.
e) Kejujuran
Pada umumnya yang dimaksud dengan kejujuran, adalah ketulusan hati seorang Pegawai Negeri Sipil
dalam melaksanakan tugas dan kemampuan untuk tidak menyalah gunakan wewenang yang diberikan
kepadanya.
) Kerjasama
Kerjasama adalah kemampuan seseorang Pegawai Negeri Sipil untuk bekerja bersama-sama dengan
orang lain dalam menyelesaikan sesuatu tugas yang ditentukan, sehingga tercapai daya guna dan hasil
guna yang sebesar-besarnya
g) Prakarsa
Prakarsa adalah kemampuan seorang Pegawai Negeri Sipil untuk mengambil keputusan, langkah-
langkah atau melaksanakan sesuatu tindakan yang diperlukan dalam melaksanakan tugas pokok tanpa
menunggu perintah dari atasan.
h) Kepemimpinan
Kepemimpinan adalah kemampuan seorang Pegawai Negeri Sipil untuk meyakinkan orang lain sehingga
dapat dikerahkan secara maksimal untuk melaksanakan tugas pokok.
D. Disiplin Kerja
Disiplin berasal dari akar kata "disciple" yang berarti belajar. Disiplin merupakan arahan untuk melatih
dan membentuk seseorang melakukan sesuatu menjadi lebih baik. Disiplin adalah suatu proses yang
dapat menumbuhkan perasaan seseorang untuk mempertahankan dan meningkatkan tujuan organisasi
secara obyektif, melalui kepatuhannya menjalankan peraturan oraganisasi (Tsauri, 2013:127). Disiplin
kerja harus diperhatikan oleh seluruh anggota organisasi agar tujuan organisasi yang telah ditetapkan