Anda di halaman 1dari 18

12

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Kinerja

a. Defenisi Kinerja

Kinerja (performance) adalah hasil pekerjaan yang dicapai seseorang

berdasarkan persyaratan-persyaratan pekerjaan (job requirement). Suatu

pekerjaan mempunyai persyaratan tertentu untuk dapat dilakukan dalam

mencapai tujuan yang disebut juga sebagai standar pekerjaan (job standard).

Bangun (2012:97). Kinerja pegawai merupakan prestasi kerja, yakni

perbandingan antara hasil kerja yang dapat dilihat secara nyata dengan

standar kerja yang telah ditetapkan organisasi Dessler dalam Bangun (2012 :

57).

Kinerja karyawan berkaitan erat dengan hasil kerja karyawan dengan

ukuran standar kerja berupa kualitas dan kuantitas yang dihasilkan Robbins

dalam Bangun (2012:62). Berkaitan dengan manajemen kinerja ini, seringkali

orang membuat kesalahan dengan mengira bahwa mengevaluasi kinerja adalah

manajemen kinerja. Padahal mengevaluasi kinerja atau memberikan penilaian

atas kinerja hanyalah merupakan sebagaian saja dari sistem manajemen

kinerja.

Yang dimaksud dengan manajemen kinerja adalah sebuah proses

komunikasi yang berkesinambungan atau terus-menerus, yang dilaksanakan


13

berdasarkan kemitraan antara seorang karyawan dengan penyelia langsungnya

Bacal dalam Baihaqi (2010 : 76). Proses ini meliputi kegiatan membangun

harapan yang jelas serta pemahaman mengenai pekerjaan yang akan dilakukan

dengan demikian manajemen kinerja merupakan sebuah sistem yang memiliki

sejumlah bagian, yang keseluruhannya harus diikutsertakan, jika

mengharapkan atau menghendaki sistem manajemen kinerja ini dapat

memberikan nilai tambah bagi organisasi, manajer dan karyawan.

Berdasarkan pada defenisi yang diuraikan dan dijelaskan di atas dapat

ditarik suatu kesimpulan yang mendefenisikan kinerja yaitu hasil kerja

karyawan dalam menyelasaikan tugas dan tanggung jawabnya yang sesuai

dengan stanadart dan peraturan yang berlaku dan yang telah ditetapkan.

b. Tahapan Penilaian Kinerja

Proses penilaian kinerja dapat dilakukan dengan tiga tahap Dessler (20 :

327). Adapun tahapan tersebut yaitu :

1) Mendefinisikan Pekerjaan

Memastikan bahwa anda dan bawahan anda setuju dengan standar dan

kewajiban pekerjaannya.

2) Menilai Kinerja

Membandingkan kinerja sesungguhnya dari bawahan anda dengan

standar yang telah ditetapkan.

3) Memberikan Umpan Balik


14

Atasan dan bawahan mendiskusikan kinerja dan kemajuan

bawahannya dan melakukan rencana untuk pengembangan yang

dibutuhkan.

c. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja

Dalam menilai kinerja seorang pegawai, maka diperlukan berbagai aspek

penilaian antara lain pengetahuan tentang pekerjaan, kepemimpinan inisiatif,

kualitas pekerjaan, kerjasama, pengambilan keputusan, kreativitas, dapat

diandalkan, perencanaan, komunikasi, inteligensi (kecerdasan), pemecahan

masalah, pendelegasian, sikap, usaha, motivasi, dan organisasi Rivai dalam

Baihaqi (2010) selanjutnya dari aspek-aspek penilaian kinerja yang dinilai

tersebut selanjutnya dikelompokkan menjadi:

1) Kemampuan teknis, yaitu kemampuan menggunakan pengetahuan,

metode, teknik, dan peralatan yang digunakan untuk melaksanakan

tugas serta pengalaman dan pelatihan yang diperolehnya.

2) Kemampuan konseptual, yaitu kemampuan untuk memahami

kompleksitas perusahaan dan penyesuaian bidang gerak dari unit

masing-masing bidang operasional perusahaan secara menyeluruh.

Pada intinya setiap individu atau karyawan pada setiap perusahaan

memahami tugas, fungsi serta tanggung jawab sebagai seorang

karyawan.

3) Kemampuan hubungan interpersonal, yaitu antara lain kemampuan

untuk bekerja sama dengan orang lain dan berinteraksi dengan orang
15

lain atau rekan kerja dalam mencapai tujuan berjsama, memotivasi

karyawan, melakukan negoisasi, dan lain-lain.

d. Indikator Kinerja

Indikator untuk mengukur kinerja karyawan secara individu ada enam

indikator yaitu Robbins dalam Baihaki (2012 : 73);

1) Kualitas

Kualitas kerja diukur dari persepsi karawan terhadap kualitas

pekerjaan yang dihasilkan serta kesempurnaan tugas terhadap

keterampilan dan kemampuan.

2) Kuantitas

Merupakan jumlah yang dihasilkan dinyatakan dalam istilah seperti

jumla unit, jumlah siklus aktivitas yang dihassilkan

3) Ketepatan Waktu

Merupakan tingkat aktivitas diselesaikan pada awal waktu yang

dinyatakan, dilihat dari sudut koordinasi dengan hasil output serta

memaksimalkan waktu yang tersedia untuk aktivitas lain dalam

menjalankan tugas.

4) Evektivitas
16

Merupakan tingkat penggunaan sumber daya organisasi (tenaga, uang,

teknologi, bahan baku) dimaksimalkan dengan maksud menaikkan

hasil dari setiap unit dalam penggunaan sumber daya.

5) Kemandirian

Merupakan tingkat seorang karyawan yang nantinya dapat

menjalankan fungsi kerjanya.

Karakteristik kinerja karyawan individu ada enam indikator yaitu

Mangkunegara (2010 : 49);

1) Memiliki tanggung jawab pribadi yang tinggi

2) Berani mengambil dan menanggung risiko yang dihadapi

3) Memiliki tujuan yang realistis

4) Memiliki rencana kerja yang menyeluruh dan berjuang untuk

merealisasi tujuannya.

5) Memanfaatkan umpan baik (feed back) yang konkrit dalam seluruh

kegiatan kerja yang dilakukan

6) Mencari kesempatan untuk merealisasikan rencana yang telah

diprogramkan.

Berdasarkan pada beberapa indikator kinerja karyawan yang dijelaskan

di atas maka yang menjadi indikator kinerja pada penelitian ini adalah :

1) Kualitas

2) Kuantitas

3) Ketepatan Waktu
17

4) Evektivitas

5) Kemandirian

2. Sistem Informasi Manajemen

a. Defenisi Sistem Informasi Manajemen

Sistem Informasi Manajemen merupakan suatu sistem terencana dan

terorganisir yang memberikan kemudahan bagi pimpinan dalam proses

manajemen Effendy (2009). Sistem informasi manajemen adalah suatu sistem

berbasis komputer yang menyediakan informasi bagi para pemakai dengan

kegunaan tertentu dalam pengambilan keputusan Raymond dalam Baihaki,

(2014:69).

Sistem informasi manajemen merupakan suatu sistem yang menerima input

atau masukan data dan instruksi, mengolah data sesuai dengan intruksi dan

mengaluarkan hasilnya Davis dalam Baihaki (2012 : 34). Berdasarkan pada

defenisi di atas dapat disimpulkan bahwasannya sistem informasi manajemen

adalah sistem yang dibangun dengan menggunakan perangkat komputer untuk

menunjang kegiatan operasional karyawan dalam menggunakaan informasi.

b. Karakteristik Sistem Informasi Manajemen

1) Keahlian

Sistem informasi manajemen bukan sekedar teknologi melainkan berkaitan

dengan manusianya, dapat dikatakan bahwa untuk menyelenggarakan

sebuah system informasi dibutuhkan dua bidang keahlian yaitu keahlian


18

dalam mengolah serta mengelola informasi dan keahlian teknologi

khususnya dalam mengoperasikan komputer.

2) Organisasi

Sistem informasi manajemen tidak terlepas dari perusahaan karena

keberadaan dan kehidupan sebuah sistem harus memiliki sebuah unsur di

dalamnya berisi struktur organisasi, sumber daya manusia serta kebijakan

perusahaan.

3) Manajemen

Apabila sistem informasi manajemen dapat menyediakan informasi di

semua bagian maka suatu sistem dapat dikatakan efektif.

4) Teknologi

Dengan bantuan perangkat komputer sistem informasi manajemen

memudahkan para penggunanya dalam melakukan suatu pekerjaannya.

c. Indikator Sistem Informasi Manajemen

Menurut Gordon Davis dalam Baihaki (2013:39) ada beberapa indikator dari

sistem inforasi manajemen yaitu

1) Software, yaitu perangkat lunak ataupun sistem aplikasi yang digunakan

dalam sistem informasi.

2) Hardware, yaitu device ataupun perangkat keras yang digunakan dalam

mendukung pengelolaan data.

3) Data base, yaitu media penyimpanan data yang mendukung dalam

penyimpanan data maupun pengelolaan informasi.


19

4) Prosedur Pengoperasian, Intruksi untuk pemakai, cara yang diperlukan

bagi pemakai untuk mendapatkan iformasi yang akan digunakan.

5) Personalia pengoperasian, yaitu pengguna dalam sistem informasi.

Sedangkan menurut Effendy (2016:75) menyatakan bahwa Sistem

Informasi Manajemen memiliki beberapa indikator seperti :

1) Keahlian

Sistem informasi manajemen bukan sekedar teknologi melainkan

berkaitan dengan manusianya, dapat dikatakan bahwa untuk

menyelenggarakan sebuah sistem informasi dibutuhkan dua bidang

keahlian yaitu keahlian dalam mengolah serta mengelola informasi dan

keahlian teknologi khususnya dalam mengoperasikan komputer.

5) Organisasi

Sistem informasi manajemen tidak terlepas dari perusahaan karena

keberadaan dan kehidupan sebuah sistem harus memiliki sebuah unsur di

dalamnya berisi struktur organisasi, sumber daya manusia serta kebijakan

perusahaan.

6) Manajemen

Apabila sistem informasi manajemen dapat menyediakan informasi di

semua bagian maka suatu system dapat dikatakan efektif.


20

7) Teknologi

Dengan bantuan perangkat komputer sistem informasi manajemen

memudahkan para penggunanya dalam melakukan suatu pekerjaannya.

Berdasarkan pada beberapa teori indikator yang dijelaskan di atas maka

yang menjadi indikator kinerja pada penelitian kali ini adalah :

1) Software

2) Hardware

3) Databasae

4) Prosedur Pengoperasian

5) Personalia Pengoperasian

3. Budaya Organisasi

a. Defenisi Budaya Organisasi

Budaya organisasi adalah karakteristik nilai, tradisi dan perilaku

perusahaan yang dimiliki oleh para karyawannya Dessler dalam Baihaki

(2013:97). Moeljono Djokosantoso (2012:57) menyatakan bahwa budaya

korporat atau budaya manajemen atau juga dikenal dengan istilah budaya

kerja merupakan nilai-nilai dominan yang disebar luaskan di dalam organisasi

dan dipacu sebagai filosofi kerja karyawan.

Defenisi lain menyatakan bahwa budaya organisasi sebagai nilai-nilai

yang menjadi pedoman sumber daya manusia untuk menghadapi

permasalahan eksternal dan usaha penyesuaian integrasi ke dalam perusahaan

sehingga masing-masing anggota organisasi harus memahami nilai-nilai yang


21

ada dan bagaimana mereka harus bertindak atau berperilaku Susanto

(2010:67). Budaya organisasi (organizational culture) sebagai suatu sistem

makna bersama yang dianut oleh anggota-anggota yang membedakan

organisasi tersebut dengan organisasi yang lain Robbins dalam Baihaki

(20013 : 47).

Lebih lanjut, Robbins menyatakan bahwa sebuah sistem pemaknaan

bersama dibentuk oleh warganya yang sekaligus menjadi pembeda dengan

organisasi lain. Sistem pemaknaan bersama merupakan seperangkat karakter

kunci dari nilai-nilai organisasi. Berdasarkan pada beberapa defenisi di atas

dapat disimpulkan bahwasannya budaya organisasi adalah suatu nilai-nilai

yang dipercaya dan dijalankan sebagai pedoman dalam menjalankan kegiatan

operasional perusahaan.

b. Karakteristik Budaya Organisasi

1) Inovasi dan keberanian mengambil risiko (Inovation and risk taking),

adalah sejauh mana organisasi mendorong para karyawan bersikap

inovatif dan berani mengambil resiko. Selain itu bagaimana organisasi

menghargai tindakan pengambilan risiko oleh karyawan dan

membangkitkan ide karyawan;

2) Perhatian terhadap detil (Attention to detail), adalah sejauh mana

organisasi mengharapkan karyawan memperlihatkan kecermatan,

analisis dan perhatian kepada rincian. Penerapan dalam organisasi

terminal penumpang umum antara lain : dilakukan pencatatan jumlah

arus kendaraan dan penumpang yang keluar masuk terminal,


22

memeriksa kelengkapan adminstrasi persyaratan teknis dan jalan

kendaraan.

3) Berorientasi kepada hasil (Outcome orientation), adalah sejauh mana

manajemen memusatkan perhatian pada hasil dibandingkan perhatian

pada teknik dan proses yang digunakan untuk meraih hasil tersebut.

Penerapan dalam organisasi terminal penumpang umum antara lain:

melaksanakan penjualan pangkalan, pemungutan retribusi,

menganalisa dan mengevaluasi pelaksanaan tugas.

4) Berorientasi kepada manusia (People orientation), adalah sejauh mana

keputusan manajemen memperhitungkan efek hasil-hasil pada orang-

orang di dalam organisasi. Penerapan dalam organisasi terminal

penumpang umum antara lain: mendorong karyawan yang

menjalankan ide-ide mereka, memberikan penghargaan kepada

karyawan yang berhasil menjalankan ide-ide;

5) Berorientasi tim (Team orientation), adalah sejauh mana kegiatan

kerja diorganisasikan sekitar tim-tim tidak hanya pada individu-

individu untuk mendukung kerja sama. Penerapan dalam organisasi

terminal penumpang umum antara lain: dukungan manajemen pada

karyawan untuk bekerja sama dalam satu tim, dukungan manajemen

untuk menjaga hubungan dengan rekan kerja di anggota tim lain;

6) Agresifitas (Aggressiveness), adalah sejauh mana orang-orang dalam

organisasi itu agresif dan kompetitif untuk menjalankan budaya

organisasi sebaik-baiknya. Penerapan dalam organisasi terminal


23

penumpang umum antara lain: persaingan yang sehat antar karyawan

dalam bekerja, karyawan didorong untuk mencapai produktivitas

optimal;

7) Stabilitas (Stability), adalah sejauh mana kegiatan organisasi

menekankan status quo sebagai kontras dari pertumbuhan. Penerapan

dalam organisasi terminal penumpang umum antara lain: manajemen

mempertahankan karyawan yang berpotensi, evaluasi penghargaan

dan kinerja oleh manajemen ditekankan kepada upaya-upaya

individual, walaupun senioritas cenderung menjadi faktor utama dalam

menentukan gaji atau promosi.

c. Indikator Budaya Organisasi

Berdasarkan pada penjelasan beberapa teori di atas dapat disimpulkan

bahwasannya yang menjadi indikator dari budaya organisasi Djoko Santoso,

(2013:97).

1) Ketanggapan, diperlukan untuk tanggap dalam menjalankan perintah

organisasi atau tanggap dalam menentukan sikap dan berfikir.

2) Dorongan, dalam organisasi perlu adanya dorongan atau dukungan dari

pimpinan agar karyawan dapat menjalankan tugas dengan baik.

3) Kepemimpinan, hal ini berlaku dalam menentukan nilai – nilai serta sikap

yang akan diterapkan dalam organisasi oleh pimpinan perushaan.

4) Keramahan, pemimpin perlu untuk meningkatkan keramahan kepada

karyawan agar dapat menjadikan tauladan bagi karyawan.


24

5) Kemampuan, sangat penting dalam kaitannya mencapai tujuan dari

organisai karena kemampuan yang baik seorang pemimpin akan

mendapatkan hasil yang baik.

Indikator lainnya yang menjelaskan teori – teori pada Budaya Organisasi

dapat dilihat beberapat indikator berikut ini Susanto (2012 : 68) :

1) Inovasi dan keberanian mengambil risiko, adalah sejauh mana organisasi

mendorong para karyawan bersikap inovatif dan berani mengambil resiko.

2) Perhatian terhadap detail, sejauh mana organisasi mengharapkan karyawan

memperlihatkan kecermatan, analisis dan perhatian kepada rincian.

3) Beriorientasi pada hasil, adalah sejauh mana manajemen memusatkan

perhatian pada hasil dibandingkan perhatian pada teknik dan proses yang

digunakan untuk meraih hasil tersebut.

4) Beriorientasi pada manusia, adalah sejauh mana keputusan manajemen

memperhitungkan efek hasil-hasil pada orang-orang di dalam organisasi.

5) Beriorientasi pada tim, sejauh mana kegiatan kerja diorganisasikan sekitar

tim-tim tidak hanya pada individu-individu untuk mendukung kerjasama.

B. Hubungan Sistem Informasi Manajemen dan Budaya Organisasi

Terhadap Kinerja

1. Hubungan Sistem Informasi Manajemen dengan Kinerja

Dalam suatu organisasi kinerja karyawan dijadikan sebagai indikator

bagi manajemen dalam menilai tingkat keberhasilan dalam pengelolaan

Sumber Daya Manusia yang dimiliki perusahaan. Praktiknya kinerja


25

karyawan dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yang mendukung yaitu

Sistem Informasi Manajemen. Sistem informasi manajemen merupakan suatu

sistem yang menerima input atau masukan data dan instruksi, mengolah data

sesuai dengan intruksi dan mengaluarkan hasilnya Davis (2013 : 63).

Sistem informasi manajemen dapat digunakan untuk menunjang

kegiatan karyawan dalam bekerja. Dengan adanya sistem informasi

manajemen yang baik sangat membantu karyawan dalam menjalankan

pekerjaannya yang merupakan tugas dan tanggungjawab yang diberikan

perusahaan. Dalam setiap aktivitas kegiatannya sistem informasi manajemen

sangat mendukung karyawan dalam bekerja sehingga diharapkan dapat

meningkatkan kinerjanya.

Kinerja juga berkaitan erat dengan nilai-niai yang dipercaya, dan

dijalankan oleh karyawan. Karyawan yang memiliki nilai-nilai sesuai dengan

budaya organisasi perusahaan dapat bekerja sesuai dengan tuntutan

perusahaan.

2. Hubungan Budaya Organisasi dengan Kinerja .

Budaya organisasi sebagai nilai-nilai yang menjadi pedoman sumber

daya manusia untuk menghadapi permasalahan eksternal dan usaha

penyesuaian integrasi ke dalam perusahaan sehingga masing-masing anggota

organisasi harus memahami nilai-nilai yang ada dan bagaimana mereka harus

bertindak atau berperilaku Susanto (2010 : 85).

Budaya organisasi (organizational culture) sebagai suatu sistem makna

bersama yang dianut oleh anggota-anggota yang membedakan organisasi


26

tersebut dengan organisasi yang lain Robbins (2010 : 87). Budaya organisasi

yang merupakan nilai – nilai yang dianut suatu perusahaan dan dijalankan

oleh perusahaan merupalan suatu kebiasaan positif yang dapat memberikan

semangat terhadap karyawan dalam bekerja sehingga diharapkan dengan

adanya budaya tersebut dapat mendorong karyawan dalam bekerja.

C. Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu


No Nama/ Judul Variabel Variabel Model Hasil Penelitian
Tahun X Y Analisis
1 Saprijal Pengaruh sistem 1. Sistem Kinerja Regresi Variabel X
(2016) informasi manajemen Informasi Pegawai Linear berpengaruh
berbasis komputer Manajemen (X2) Sederhana terhadap
terhadap kinerja (X1) variabel Y.
pegawai
Kantor kelurahan
tambusai tengah
Kabupaten rokan
hulu
2 Soedjono Pengaruh Budaya 1. Budaya Kepuasa Regresi Variabel
(2015) Organisasi Terhadap Organisasi n Kerja Linear independen
Kinerja Organisasi (X1) (Y) Berganda berpengaruh
dan Kepuasan Kerja 2. Kinerja terhadap
Karyawan pada Organisasi variabel
Terminal Penumpang (X2) dependen baik
Umum di Surabaya secara parsial
maupun
simultan.
3 Shara Analisis pengaruh 1. Budaya Kinerja Regresi Variabel X
Kapsira budaya organisasi Organisasi (Y) Linear berpengaruh
Dewi dan etika kerja (X1) Berganda terhadap
(2015) terhadap 2. Etika Kerja variabel Y baik
Kinerja karyawan (X2) secara parsial
perusahaan pada pt dan simultan.
sai indonesia cabang
Semarang
4 I Gusti Pengaruh Budaya 1. Budaya Kinerja Regresi Variabel
Ayu Made Organisasi Terhadap Organisasi (Y) Linear independen
(2014) Kinerja Dalam (X1) Sederhan berpengaruh
Persepektif Balanced terhadap
Scorecard variabel
dependen.
27

5 Pande Putu Pengaruh Sistem 1. Sistem Kinerja Regresi Variabel X


Aditya Informasi Informasi Karyawa Linear berpengaruh
(2016) Manajemen Berbasis Manajemen n (Y) Sederhana terhadap
Komputer Terhadap (X1) variabel Y
Kinerja Pegawai Pada secara
Koperasi signifikan.
Pegawai Negeri
(KPN) Bina Sejahtera
Kabupaten
Badung Tahun 2016
Sumber Diolah Penulis 2018

D. Kerangka Konseptual

Menurut Dessler dalam Baihaki (2012:71) kinerja pegawai merupakan prestasi

kerja, yakni perbandingan antara hasil kerja yang dapat dilihat secara nyata

dengan standar kerja yang telah ditetapkan organisasi. Dapat disimpulkan

bahwasannya kinerja merupakan hasil kerja yang sesuai dengan standar yang telah

ditetapkan. Agar dapat mengukur kinerja pegawai maka dilakukanlah evaluasi

kinerja yang merupakan evaluasi formal terhadap prestasi karyawan.

Penilaian prestasi kerja dapat memberikan umpan balik dan koreksi terhadap

pengambilan keputusan organisasi tentang pelaksanaan kerja mereka Rachmawati

(2007:123). Berdasarkan beberapa jurnal ilmiah ekonomi dan penelitian terdahulu

yang diterbitkan dapat disimpulkan bahwa kinerja pegawai dapat dipengaruhi oleh

sistem informasi manajemen dan budaya organisasi.

1. Pengaruh Sistem Informasi Manajemen Terhadap Kinerja Karyawan

Berdasarkan pada penelitian terdahulu yang dilakukan Saprijal (2016:84) dapat

disimpulkan bahwasannya Sistem Informasi Manajemen memiliki korelasi

positif dan pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan kinerja karyawan.


28

Sistem Informasi Manajemen merupakan suatu sistem terencana dan terorganisir

yang memberikan kemudahan bagi pimpinan dalam proses manajemen.

2. Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan

Berdasarkan pada penilaian terdahulu yang dilakukan oleh I Gusti Ayu Made

(2014:87) dapat disimpulkan bahwasanya Budaya organisasi memiliki pengaruh

signifikan terhadap Kinerja Karyawan. Budaya Organisasi adalah karakteristik

nilai, tradisi dan perilaku perusahaan yang dimiliki oleh para karyawannya.

Gamber 2.4 Kerangka Konseptual

Sistem Informasi
Manajemen (Saprijal, 2016)
(X1)

Kinerja Karyawan
(Y)

Budaya Organisasi
(X2)
(Shara Kapsira, 2015)

Sumber Diolah Penulis 2018

Beberapa perusahaan memiliki sistem informasi dan budaya organisasi yang

berbeda beda. Sistem informasi manajemen dapat digunakan untuk menunjang

kegiatan karyawan dalam bekerja. Dengan adanya sistem informasi manajemen yang

baik sangat membantu karyawan dalam menjalankan pekerjaannya yang merupakan

tugas dan tanggungjawab yang diberikan perusahaan. Dalam setiap aktivitas


29

kegiatannya sistem informasi manajemen sangat mendukung karyawan dalam bekerja

sehingga diharapkan dapat meningkatkan kinerjanya.

Budaya organisasi yang merupakan nilai – nilai yang dianut suatu perusahaan

dan dijalankan oleh perusahaan merupakan suatu kebiasaan positif yang dapat

memberikan semangat terhadap karyawan dalam bekerja sehingga diharapkan dengan

adanya budaya tersebut dapat mendorong karyawan dalam bekerja.

E. Hipotesis

Hipotesis atau hipotesa adalah jawaban sementara terhadap masalah yang

masih bersifat praduga karena masih harus dibuktikan kebenarannya (Dani,

2018:98). Hipotesis bisa didefenisikan sebagai hubungan yang diperkirakan secara

logis di antara dua atau lebih variabel yang diungkapkan dalam bentuk pernyataan

yang dapat diuji Sekaran (2017:89). Berdasarkan pada kerangka konseptual di atas

maka peneliti menyusun hipotesis sebagai acuan dalam penulisan proposal ini

sebagai berikut :

1. Secara simultan Sistem Informasi Manajemen dan Budaya Organisasi

berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja Karyawan PTPN II Kwala

Madu.

2. Secara parsial Sistem Informasi Manajemen dan Budaya Organisasi

berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja Karyawan PTPN II Kwala

Madu.

Anda mungkin juga menyukai