Dosen Pengampu :
Dr. Alfiyanto, M.Sn
Erwin Mardiansyah, S.Sn., M.Sn
Disusun Oleh :
221132017
Dalam konteks seni tari, Islam memberikan kontribusi ke dalam berbagai jenis tari, seperti
pada tari Zapin. Dengan berbagai normanya, seperti adanya gerak sembah atau salam,
gerak ragam-ragam (langkah belakang siku keluang), anak ayam, anak ikan, buang anak,
lompat kecil, lompat tiung, pisau belanak, pecah, tahto, tahtim dan lain-lain. Kemudian
juga mengandung berbagai unsur tari sufisme juga muncul dalam kebudayaan Melayu.
Gerak-gerak simbolik seperti alif, mim, ba, merupakan bagian dari tradisi sufi di kawasan
ini. Dengan demikian, kontinuitas dan perubahan tari Melayu khususnya tari Zapin
menuruti perubahan internal dalam kebudayaan Melayu sendiri atau perubahan eksternal
dari luar.
Tari zapin yang mengalami akulturasi dengan budaya melayu atau disebut zapin
melayu ditampilkan dengan iringan alat musik lebih beragam, seperti rebana, akordeon,
gembos, marwas, gitar, serta gendang.
Dalam pementasan tarian melayu iringan musik selalu berkaitan dengan rentak, yaitu irama
tertentu yang menjadi motif gerakan tertentu. Rentak emmbangun suasana dan identitas tari
melayu.
Beberapa jenis rentak yang dikenal seperti rentak Zapin, rentak Joget, rentak
Ghazal, rentak Melayu, rentak Mak Inang, rentak Nobat, dan sebagainya. Rentak terbagi
menjadi tiga, yaitu rentak cepat, rentak sedang, dan rentak lambat.
Setiap lirik dalam syair lagu zapin merupakan ciptaan Tengku Mansor, seorang pencipta
lagu terkenal. Beberapa judul lagu pengiring tgarian zapin adalah Ya Salam, Tanjung
Serindit, Yale-Yale, Gambus Palembang, Sri Pekan, Lancang Kuning, dan Lancang Daik.
Sebelum lagu-lagu tersebut popular, tari zapin biasanya diiringi oleh syair lama yang
memiliki makna mendalam, seperti Bismillah, Pulut Hitam, Anak Ayam Patah, Zapin Asli,
Gendang Rebana, Lancang Balai, Saying Sarawak, dan lain-lain.
Sebelum tahun 1960-an, tarian ini hanya boleh dilakukan oleh penari pria secara
berkelompok. Sebab pada masa itu terdapat larangan wanita tampil dimuka umum.
Kemudian setelah mengalami perkembangan, tarian ini juga dilakukan oleh penari wanita
serta terdapat beberapa versi.
Salah satu setting tari zapin yang sangat popular adalah versi tari berpasangan
antara penari pria dan wanita. Dalam pementasan panggung, tidak ada batasan mengenai
jumlah penari, namun hanya menyesuaikan dengan acara yang diadakan.
Busana yang dikenakan oleh penari laki-laku adalah pakaian adat Melayu, meliputi
baju kurung, cekak musang, plekat, kopiah, songket, bros, dan bawahan seluar.
Sementara itu, penari perempuan mengenakan baju khas Melayu meliputi baju kurung
labuh, selendang tudung manto, kain samping, serta kain songket. Selain itu, tidak lupa
pula aksesoris seperti kalung, anting-anting, hiasan kembang goyang, dan lainnya.
Mengenai warna baju yang digunakan umumnya berwarna cerah, seperti merah, biru, hijau
dan kuning.
Kostum penari zapin juga mendapat pengaruh model Islami. Fungsinya adalah
ntuk menutup tubuh, memperjelas ruang gerak, mempertegas identitas tari, tidak
mengganggu gerakan serta memberikan nilai estetika. Nilai kesopanan juga ditampilkan
dalam setiap pementasan tari zapin.
Indonesia merupakan rumah bagi ragam jenis tari Zapin terbesar di dunia. Tari
Zapin memiliki jenis yang sangat beraneka ragam, dan setiap tipe jenis Zapin memiliki
pebedaan pada gerakan maupun gaya tarian.
Contoh:
Referensi :