Anda di halaman 1dari 2

NAMA : HAYFA RAHMA TUNISA

KELAS : IX.1

Tari Zapin – Riau merupakan sebuah provinsi di Pulau Sumatera yang memiliki nilai-nilai luhur
budaya dan keagamaan. Kebudayaan-kebudayaan yang ada di wilayah Riau semakin berkembang
seiring dengan pergantian zaman, salah satunya adalah tarian adatnya. Nama tarian adat yang
dilestarikan oleh masyarakat Riau hingga saat ini adalah Tari Zapin.
Tari Zapin adalah tari adat khas Riau yang jika diruntut dari sejarah merupakan sebuah akulturasi dua
kebudayaan, yakni budaya Arab dan budaya Melayu pada masa lalu. Akulturasi ini terjadi karena
banyaknya orang-orang yang berasal dari wilayah Arab tinggal di daerah Riau.
Sehingga terjadi perpaduan budaya dengan masyarakat melayu dan dikenang hingga saat ini. Tari
Zapin ini adalah jenis tari berpasangan yang dipertunjukkan dalam berbagai acara dan hiburan
masyarakat.
Tidak hanya di wilayah Riau, tarian ini juga dikenal oleh berbagai kalangan masyarakat di wilayah
Sumatera, Kalimantan, dan Jawa. Selain itu, karena kepopulerannya, tarian ini dikenal hingga ke luar
negeri, yakni Malaysia, Singapura, dan Brunei Darussalam

Tema Dan Makna Filosofi

Tema dari Tarian Zapin ini ialah berhubungan pola hidup masyarakat melayu. Tiap-tiap gerakan tarian
ini memiliki nilai-nilai filosofis yang terkait dengan kehidupan masyarakat setempat. Meskipun pada
mulanya hanyalah tari yang diperuntukkan sebagai hiburan saja.
Namun, pada perkembangannya tarian ini telah menjadi sebuah ikon atau lambang dari kemajuan
kebudayaan yang ada di masyarakat Riau. Hal-hal yang paling menyentuh adalah kentalnya nilai-nilai
pendidikan serta keagamaan yang diajarkan dan dimasukkan ke dalam syair-syair yang mengiringi
tarian ini.

Konsep Tari Zapin Yang Menarik


Melihat sekilas ulasan mengenai tarian ini, tentu menjadi penasaran untuk mengenalnya lebih dalam.
Dengan mempelajari konsep tarian ini secara menyeluruh, anda akan lebih memahami gambaran tarian
ini serta nilai estetika yang ada di dalamnya. Berikut konsep Tari Zapin mulai dari gerakan, iringan tari,
setting panggung, tata rias, serta propertinya yang disajikan secara lengkap dan mendetail:

1. Gerakan Tarian
Gerakan tarian ini dibagi menjadi 3 bagian utama, yakni gerakan pembuka, gerakan inti, serta gerakan
penutup. Bila diulas secara terperinci, ketiga bagian tersebut memiliki gerakan-gerakan lainnya yang
terbagi menjadi 19 gerakan. Tiap-tiap gerakan khusus memiliki makna tersirat yang terkandung di
dalamnya. Bila tari ini ditampilkan, maka akan terlihat gerakan yang berirama dan terpola.

2. Musik Yang Mengiringi


Musik yang mengiringi tarian ini terbagi menjadi 2 elemen, yakni  suara alat musik yang ditabuh serta
syair-syair melayu yang dinyanyikan sebagai pesan moral tersendiri. Untuk Tari Zapin murni yang
langsung berasal dari budaya Arab, hanya ada 2 alat musik yang dipakai untuk mengiringinya, yakni
Marwas dan Gambus.
Sementara Tari Zapin yang telah mengalami akulturasi dan perkembangan kebudayaan dengan corak
melayu, biasanya ditampilkan dengan iringan berbagai alat musik, seperti rebana, akordeon, gembos,
marwas, gitar, serta gendang.
Syair-syair lagu yang mengiringi jenis tarian ini biasanya merupakan lagu-lagu yang dibuat oleh
seorang pencipta lagu terkenal Tengku Mansor. Beberapa judul lagunya adalah Ya Salam, Tanjung
Serindit, Yale-Yale, Gambus Palembang, Sri Pekan, Lancang Kuning, dan juga Lancang Daik.
Sebelum lagu-lagu tersebut dibuat, Tari Zapin biasanya diiringi oleh beberapa lagu lama, seperti
Bismillah, Pulut Hitam, Anak Ayam Patah, Zapin Asli, Gendang Rebana, Lancang Balai, Saying
Sarawak, dan lain-lain. Semua lagu-lagu tersebut memiliki pesan moral yang sangat mendalam.

3. Setting Panggung
Pada masa sebelum tahun 1960-an, sebenarnya tarian ini hanya boleh ditampilkan oleh para pria secara
berkelompok. Namun, setelah mengalami berbagai perkembangan, tarian ini telah dibuat dengan
beberapa versi.
Salah satu setting tarian ini yang paling populer diantaranya adalah versi tari yang berpasangan antara
penari pria dengan penari wanita. Dalam pertunjukan panggung, jumlah penari tidak dibatasi dan
menyesuaikan dengan kebutuhan tertentu.

4. Tata Rias Dan Tata Busana


Agar tampak menarik, tampan, dan cantik, penari Zapin perlu dirias sedemikian rupa dengan riasan
khas tarian. Busana yang dikenakan oleh penari laki-laki adalah serangkaian pakaian adat Melayu,
diantaranya adalah baju kurung, cekak musang, plekat, kopiah, songket, bros, dan bawahan seluar.
Sementara untuk penari perempuan dikenakan beberapa baju khas Melayu juga yakni baju kurung
labuh, selendang tudung manto, kain samping, kain songket. Kalung, anting-anting, hiasan kembang
goyang, dan lain-lain. Ciri khas warna yang dikenakan adalah warna cerah, seperti warna merah,
kuning, biru, atau hijau.

5. Properti Tari
Selain busana, penari juga menggunakan beberapa properti tari. Sebenarnya pada dasarnya, tarian ini
tidak menggunakan properti apapun dalam pertunjukannya. Namun dalam beberapa pertunjukan.

Anda mungkin juga menyukai