Anda di halaman 1dari 51

TATA TERTIB PRAKTIKUM

• Praktikan harus hadir 15 menit sebelum praktikum dimulai. Keterlambatan


lebih dari 16 menit menyebabkan praktikan tidak dapat mengikuti
percobaan, kecuali dengan ijin resmi dari asisten.
• Sebelum dimulai praktikum, diadakan pretes atau ujian pra praktikum
yang akan menjadi poin penilaian pratikum. Pretes berkaitan dengan judul
praktikum yang akan dilakukan.
• Praktikan dilarang duduk pada saat praktikum berlangsung. Praktikan
diperbolehkan duduk pada saat pretes, dan pada saat selesai praktikum
untuk mengerjakan jurnal.
• Praktikan yang tidak dapat mengikuti praktikum harus menunjukkan surat
izin atau keterangan yang sah, misalnya surat keterangan dokter bagi
mereka yang sakit.
• Praktikan yang akan melaksanakan praktikum diwajibkan untuk mengatur
pembagian piket disetiap praktikum, piket dilakukan bergantian satu sama
lain.
• Apabila pembagian piket tidak dilaksanakan maka praktikan akan
menerima konsekuensi yang telah disepakati.
PERLENGKAPAN PRAKTIKAN

Perlengkapan dibawah ini harus disediakan dan dibawa setiap kali melakukan
praktikum. Jangan sampai lupa !
• Buku petunjuk praktikum.
• Buku laporan praktikum (buku folio).
• Telah memakai jas lab yang sudah dikancingkan.
• Telah membuat jurnal praktikum yang dikumpulkan di meja asisten.
• Berpakaian rapi dan sopan (dilarang memakai kaos), bersepatu (tidak
boleh pakai sandal).
• Membawa kotak praktek yang berisi : Pengaduk gelas, sikat alat gelas,
korek api, tabung reaksi, penjepit tabung reaksi, lap kain, tissue, sabun
cuci alat-alat gelas, kaca objek, dll.
• Membawa peralatan P3K seperti antiseptik, kasa, maupun plester.
• Setiap satu kelas praktikum wajib mengumpulkan sabun cuci piring kental
sebanyak 1 botol kecil untuk membersihkan peralatan yang digunakan
pada waktu praktikum. Sabun tersebut diberi label nama kelas dan
disimpan di laboratorium, sehingga tiap praktikan tidak perlu membawa
sabun
JURNAL PRAKTIKUM

Sebelum melakukan praktikum, praktikan harus membuat jurnal. Jurnal diisi


dengan catatan persiapan percobaan yang akan dilakukan hari itu (dikerjakan
sebelum datang ke Laboratorium). Jurnal harus berisi :
I. Nomor percobaan dan judul percobaan
II. Tujuan percobaan
III. Teori/prinsip percobaan, cukup dimuat dengan singkat tapi meliputi garis
besar percobaan tersebut, dan lain-lain.
IV. Pereaksi dan peralatan yang diperlukan. Pereaksi di kiri, peralatan di
kanan, dengan cara diurut dari atas ke bawah. Bila perlu sertai dengan
gambar rangkaian peralatan.
V. Skema prosedur percobaan diagram alir. Maksudnya untuk mempermudah
urutan kerja yang akan dilakukan, dan gambaran percobaan
keseluruhannya. Merupakansingkatan prosedur kerja yang berbentu
kalimat pendek berupa poin-poinpengerjaan.
VI. Pembahasan
VII. Kesimpulan
VIII. Tugas (Jika ada tugas dari asisten laboratorium)
KESELAMATAN KERJA DI LABORATORIUM

I. Peralatan Keselamatan Kerja Pribadi - Pakaian yang Sesuai


• Pakailah pakaian kerja yang sesuai dengan pekerjaan di Laboratorium.
Gunakan selalu jas lab lengan panjang. Gunakan sepatu tertutup yang layak
untuk keamanan bekerja di laboratorium. Gunakan selalu kacamata pelindung
dan sarung tangan ketika bekerja dengan zat-zat yang berbahaya dan iritan.
• Jangan pernah menggunakan lensa kontak ketika bekerja di laboratorium
kimia. Gunakanlah selalu kacamata pelindung yang sesuai.
• Sepatu terbuka, sandal atau sepatu hak tinggi tidak boleh digunakan di
laboratorium.
• Rambut yang panjang harus selalu diikat dan dimasukkan ke dalam jas lab,
sementara itu mahasiswa yang memakai jilbab harus memasukkan jilbabnya ke
dalam jas lab juga, hal ini untuk menghindari kontak dengan zat-zat berbahaya,
mesin yang bergerak dan nyala api.
• Selalu cuci tangan dan lengan anda sebelum meninggalkan laboratorium.

II. Melakukan Praktikum


• Jangan pernah melakukan pekerjaan, penyiapan sampel atau percobaan tanpa
adanya pengawasan asisten/dosen laboratorium.
• Selalu persiapkan prosedur keselamatan kerja sebelum bekerja di laboratorium.
anda harus mengacu pada Material safety Data Sheet (MSDS) setiap kali
bekerja dengan zat-zat kimia tertentu.
• Cek semua peralatan sebelum digunakan. Apabila terdapat kerusakan, segera
laporkan pada petugas laboratorium untuk segera diganti/diperbaiki.
• Pilihlah tempat yang tepat untuk melakukan percobaan. Percobaan yang
melibatkan zat-zat berbahaya dan beracun harus dilakukan di dalam lemari
asam.
• Diskusikan selalu setiap perkembangan dalam percobaan kepada asisten atau
dosen pemimpin praktikum.
• Jangan meninggalkan suatu percobaan tanpa pengawasan, terutama percobaan
yang menggunakan bahan-bahan yang mudah meledak atau mudah terbakar.
PERCOBAAN I

IDENTIFIKASI ASAM BENZOAT DAN ASAM SALISILAT

Tujuan Percobaan

Mengidentifikasi asam benzoat dan asam salisilat.

Dasar Teori

A. Asam Benzoat

Asam benzoat (C6H5COOH) memiliki nama lain asam benzena karboksilat yang
berbentuk padatan kristal berwarna putih dan merupakan asam karboksilat aromatik
yang paling sederhana. Nama asam ini berasal dari gum benzoin (getah kemenyan)
yang dahulu merupakan satu-satunya sumber asam benzoat. Asam benzoat adalah
prekursor yang penting dalam sintesis banyak bahan-bahan kimia lainnya. Asam
benzoat bersifat asam lemah, garam turunannya digunakan sebagai pengawet
makanan.

Sifat fisik
Nonpolar, toksik, mudah menguap (dalam bentuk
larutan), dan tidak berwarna.
Titik lebur : 122,4°C
Titik didih : 249°C
Asam benzoat Kelarutan : sukar larut dalam air dan mudah
larut dalam etanol, dan metanol

Manfaat asam benzoat:


 Sebagai bahan tambahan dalam makanan, seperti pengawet makanan
 Sebagai bahan bakar dalam kembang api

B. Asam Salisilat

Asam salisilat memiliki nama lain asam orto hidroksi benzoat. Salisilat adalah salah
satu kelompok pertama yang dikenal sebagai analgesik. Laroux (1827) mengisolasi
salisin dan piria, kemudian tahun 1838 membuat asam salisilat. Setelah penemuan ini,
berikutnya Cahours (1844) memperoleh asam salisilat dari minyak wintergreen.
Sulistyaningsih, dkk. (2012) juga menyatakan bahwa asam salisilat dapat diekstraksi
dari pohon willow bark, daun wintergreen, spearmint, dan sweet birch. Asam salisilat
mempuyai aktivitas analgesik-antipiretik dan antirematik, tetapi tidak digunakan secara
oral karena terlalu toksik dan banyak digunakan sebagai analgesik antipirogetik adalah
turunannya.

Sifat fisik
Bubuk kristal putih, rasa manis, tidak berbau dan
stabil pada udara bebas.
Titik lebur : 159°C
Titik didih : 211°C
Kelarutan : sedikit larut dalam air, alkohol,
metanol, dan lemak atau pelarut
Asam salisilat
Kegunaan asam salisilat:

PRAKTIKUM KIMIA FARMASI – LABORATORIUM KIMIA KUALITATIF


1 INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI
 Sebagai pengawet makanan
 Sebagai obat penyakit kulit

Alat-Alat
Tabung reaksi, rak, pipet tetes, spatula, cawan porselin, bunsen dan mikroskop
Bahan
HCl, NaOH, Alkohol, CaCO3, HgO, FeCl3, H2SO4, HNO3, Pb asetat dan Aquades.

Prosedur Kerja
A. Identifikasi Asam Benzoat
a. Uji Organoleptik

Perlakuan Hasil Pengamatan


Bau
Rasa
Warna
Bentuk (dengan Mikroskop)

b. Uji Kelarutan

Hasil Pengamatan
Perlakuan
Sebelum dipanaskan Sesudah dipanaskan
Sampel + Aquades
Sampel + Alkohol
Sampel + NaOH
Sampel + HCl

c. Uji Sublimasi ( ± 3 menit)


Kapas Basah
Kaca objek
Cincin sublimasi
Sampel Kaca objek

d. Uji Pemijaran

Cawan Porselin

PRAKTIKUM KIMIA FARMASI – LABORATORIUM KIMIA KUALITATIF


2 INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI
e. Uji Pendahuluan
Perlakuan Hasil Teori Hasil Pengamatan
Larutan dinetralkan Kuning Cokelat Koloid
dalam CaCO3/HgO +
FeCl3 Kristal jarum asam benzoat
+ Asam (Mic.)
Sampel + Alkohol + Bau etil Benzoat (frambos)
H2SO4 Pekat
Sampel + Pb asetat
(Mic.)
Kristal Roset

Reaksi Pendesakan :
Sampel + NaOH + HCl

Kristal Transparan tak teratur

B. Identifikasi Asam Salisilat


a. Uji Organoleptik

Perlakuan Hasil Pengamatan


Bau
Rasa
Warna
Bentuk (dengan Mikroskop)

b. Uji Kelarutan

Hasil Pengamatan
Perlakuan
Sebelum dipanaskan Sesudah dipanaskan
Sampel + Aquades
Sampel + Alkohol
Sampel + NaOH
Sampel + HCl

c. Uji Sublimasi ( ± 3 menit)

Kapas Basah
Kaca objek
Cincin sublimasi
Sampel Kaca objek

PRAKTIKUM KIMIA FARMASI – LABORATORIUM KIMIA KUALITATIF


3 INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI
d. Uji Pemijaran
Cawan Porselin

e. Uji Pendahuluan

Perlakuan Hasil Teori Hasil Pengamatan


Sampel + FeCl3 Ungu Stabil dalam alkohol
Sampel + Alkohol + Bau metil salisilat
H2SO4 Pekat (gondopuro)
Sampel + Basa Larut
+ asam Mengendap asam salisilat
Sampel + aqua bromata Endapan putih
Reaksi Marquis :
Sampel + Formalin + Merah Karmin/Rose
H2SO4
Reaksi Spica :
Sampel + HNO3 5% Kuning Emas
diencerkan + NH4OH
Sampel larutkan dalam Hijau Muda berubah menjadi
Alkohol + Zwikker B biru laut

PRAKTIKUM KIMIA FARMASI – LABORATORIUM KIMIA KUALITATIF


4 INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI
PERCOBAAN II
IDENTIFIKASI ASAM SITRAT, ASAM KAMFER DAN ASAM
OKSALAT

Tujuan Percobaan

Mengidentifikasi asam sitrat, asam kamfer dan asam oksalat.

Dasar Teori

A. Asam Sitrat

Asam sitrat memiliki nama lain asam 2-hidroksi-1,2,3-propanatrikarboksilat. Asam


sitrat (C6H8O7) merupakan asam organik lemah yang ditemukan di daun dan buah
tumbuhan genus citrus (jeruk-jerukan). Senyawa ini berguna dalam industri makanan,
farmasi dan tambahan dalam makanan ternak. Asam sitrat terdapat pada berbagai
jenis buah dan sayuran, namun ditemukan pada konsentrasi tinggi hingga dapat
mencapai bobot 8% kering. Hal ini ditemukan pada buah jeruk dan limau misalnya
jeruk nipis dan jeruk purut.
Pada suhu kamar, asam sitrat berbentuk serbuk kristal berwarna putih. Serbuk
kristal tersebut dapat berupa bentuk anhydrous (bebas air) atau bentuk monohidrat
yang mengandung satu molekul air untuk setiap molekul asam sitrat. Bentuk
anhydrous asam sitrat mengkristal dalam air panas, sedangkan bentuk monohidrat
didapatkan dari kristalisasi asam sitrat dalam air dingin. Bentuk monohidrat tersebut
dapat diubah menjadi bentuk anhydrous dengan pemanasan diatas 74°C.

Sifat fisik
Bubuk kristal putih, rasa asam, tidak berbau
Titik lebur : 153°C
Titik didih : 175°C
Kelarutan : sedikit larut dalam air,
alkohol, metanol, dan lemak
Asam sitrat
atau pelarut organik.
Kegunaan asam sitrat:
 Sebagai zat pemberi cita rasa
 Sebagai pengawet makanan dan minuman
 Untuk melapisi pipa mesin dalam proses kemurnian tinggi sebagai pengganti asam
nitrat, karena asam nitrat lebih berbahaya dibandingkan asam sitrat
 Sebagai bahanpembuatan kosmetik

B. Asam Kamfer

Asam kamfer memiliki nama lain acidum champoricum atau 7,7-dimetyl bicyclo
[2,2,1] heptane-1-carboxylic acid. Asam kamfer (C10H16O2) adalah zat padat berupa lilin
berwarna putih dan agak transparan dengan aroma yang khas dan kuat.

PRAKTIKUM KIMIA FARMASI – LABORATORIUM KIMIA KUALITATIF


5 INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI
Kegunaan asam kamfer:
 Sebagai wewangian
 Sebagai bumbu makanan (khusus india)
 Sebagai cairan pembalseman
 Untuk keperluan obat-obatan

Asam kamfer

C. Asam Oksalat

Asam oksalat memiliki nama lain asam etanadioat. Asam oksalat merupakan asam
organik kuat dengan nilai pKa sebesar 1,3 dan 4,3. Molekul asam oksalat terdiri atas
dua gugus karboksil yang saling terikat sehingga lebih dikenal dengan nama asam
dikarboksilat. Senyawa ini banyak ditemukan sebagai garam asam dalam berbagai
tanaman yang berasa asam. Asam oksalat telah dideteksi dalam jumlah yang
bervariasi pada seluruh bagian tanaman seperti pada daun, tangkai daun, bunga, umbi
dan akar. Salah satu contoh tanaman yang dapat menghasilkan asam oksalat adalah
bayam.
Sifat fisik
Bubuk kristal putih, rasa asam, tidak
berbau
Titik nyala : 166°C
Titik leleh : 101,5°C
Kelarutan : mudah larut alam air, alkohol,
\
dan metanol
Asam oksalat

Kegunaan asam oksalat:


 Sebagai bahan pelapis yang melindungi dari kerak
 Menetralkan kelebihan alkali pada pencucian dan sebagai bleching
 Sebagai bahan pencampur zat warna dalam industri tekstil dan cat
 Sebagai inisiator dalam pabrik polimer

Alat – Alat

Tabung reaksi, rak, pipet tetes, spatula, cawan porselin, bunsen dan mikroskop.

Bahan

Cuprifil, Reagen Denigas, KMnO4, Resorcin, H2SO4 pekat, Na nitroprusid, KBr,


H2O2, NH4OH, CH3COOH, FeSO4, H3PO4 , piridin, Co asetat dan aquades.

PRAKTIKUM KIMIA FARMASI – LABORATORIUM KIMIA KUALITATIF


6 INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI
Prosedur Kerja
A. Identifikasi Asam Sitrat
a. Uji Organoleptik

Perlakuan Hasil Pengamatan


Bau
Rasa
Warna
Bentuk (dengan Mikroskop)

b. Uji Kelarutan

Hasil Pengamatan
Perlakuan
Sebelum dipanaskan Sesudah dipanaskan
Sampel + Aquades
Sampel + Alkohol
Sampel + NaOH
Sampel + HCl

c. Uji Sublimasi ( ± 3 menit)


Kapas Basah
Kaca objek
Cincin sublimasi
Sampel Kaca objek

d. Uji Pemijaran

Cawan Porselin

PRAKTIKUM KIMIA FARMASI – LABORATORIUM KIMIA KUALITATIF


7 INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI
e. Uji Pendahuluan

Perlakuan Hasil Teori Hasil Pengamatan


Larutan sampel + (+) Biru muda
Cuprifil
Sampel + reagen Putih kecokelatan seperti
deniges + KMnO4 susu
Sampel + resorcin + Cincin ungu
H2SO4 pekat melalui
dinding tabung
Larutan sampel + H2SO4 Merah
pekat + air sedikit + 1
tetes Na-nitroprusida
Reaksi STAHRE : Endapan putih
Larutan + H2SO4 +KBr +
KMnO4 + H2O2

Reaksi HAUSSLER :
Zat + Vanilin diuapkan Biru Hijau
hingga kering + H2SO4
+ H2O
Mudah hilang
+NH4OH
Merah cokelat
Reaksi WURTE &
HERMANN :
Zat + asam asetat Merah
anhidrat + piridin
Larutan agak alkalis + Cu
asetat

B. Identifikasi Asam Kamfer


a. Uji Organoleptik

Perlakuan Hasil Pengamatan


Bau
Rasa
Warna
Bentuk (dengan Mikroskop)

b. Uji Kelarutan

Hasil Pengamatan
Perlakuan
Sebelum dipanaskan Sesudah dipanaskan
Sampel + Aquades

PRAKTIKUM KIMIA FARMASI – LABORATORIUM KIMIA KUALITATIF


8 INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI
Sampel + Alkohol
Sampel + NaOH
Sampel + HCl

c. Uji Sublimasi ( ± 3 menit)

Kapas Basah
Kaca objek
Cincin sublimasi
Sampel Kaca objek

d. Uji Pemijaran
Cawan Porselin

e. Uji Pendahuluan

Perlakuan Hasil Teori Hasil Pengamatan


Sampel + Larutan Endapan cokelat
garam netral + FeCl3
Sampel + Alkohol + Menggumpal
Reagen Parri
+NH4OH Biru muda
Sampel + Air Panas Endapan biru hijau
+ Cu(CH3COO)2
Sampel + Ca(OH)2 + air, Bau pepermin oil
keringkan

C. Identifikasi Asam Oksalat


a. Uji Organoleptik

Perlakuan Hasil Pengamatan


Bau
Rasa
Warna
Bentuk (dengan Mikroskop)

PRAKTIKUM KIMIA FARMASI – LABORATORIUM KIMIA KUALITATIF


9 INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI
b. Uji Kelarutan

Hasil Pengamatan
Perlakuan
Sebelum dipanaskan Sesudah dipanaskan
Sampel + Aquades
Sampel + Alkohol
Sampel + NaOH
Sampel + HCl

c. Uji Sublimasi ( ± 3 menit)


Kapas Basah
Kaca objek
Cincin sublimasi
Sampel Kaca objek

d. Uji Pemijaran

Cawan Porselin

e. Uji Pendahuluan

Perlakuan Hasil Teori Hasil Pengamatan


Larutan sampel + Kuning kenari
FeCl3
Sampel + KMnO4 + Warna hilang
H2SO4
Sampel + CuSO4 Biru Muda mengkilap
Reaksi CARLETTI : Merah violet biru ungu, hilang
Sampel + Resorsin + pada pengenceran air
gliserin + H2SO4 pekat
Reaksi GUNN:
Lar. Sampel pekat + Endapan kuning dari Fe-
FeSO4 dalam H3PO4 oksalat
(1:10)
Larutan agak alkalis + Cu
asetat

PRAKTIKUM KIMIA FARMASI – LABORATORIUM KIMIA KUALITATIF


10 INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI
PERCOBAAN III
IDENTIFIKASI ASAM BORAT DAN
BORAKS

Tujuan Percobaan
Mengidentifikasi asam borat dan boraks.
Dasar Teori
A. Asam Borat

Asam borat (H3BO3) memiliki nama lain acidum boricum. Asam borat pertama kali
disusun oleh Wilhelm Homberg (1652-1715) dari boraks oleh aksi asam mineral, dan
diberi nama sal sedativum Hombergi "garam penenang dari Homberg". Borat,
termasuk asam borat, telah digunakan sejak Yunani Kuno untuk membersihkan,
menjaga makanan, dan kegiatan lainnya. Sintesis senyawa kompleks dari unsur
transisi dapat dilakukan dengan mereaksikan senyawa prekursor dalam pelarut
tertentu seperti etanol.

Sifat fisik
Bubuk kristal putih, tidak berbau
Kelarutan : mudah larut dalam air,
etanol, dan metanol

Asam borat

Kegunaan asam borat:


 Untuk mengatasi infeksi jamur
 Dalam bentuk encer digunakan sebagai obat cuci mata
 Sebagai pembasmi jamur, semut, dan kecoa
 Sebagai antiseptic
B. Boraks

Boraks juga dikenal dengan nama sodium borat (Na2B4O7·10H2O) adalah suatu
senyawa yang mengandung atom boron (B) dan terdapat dalam bentuk serbuk atau
kristal berwarna putih. Boraks akan dapat dengan mudah berubah menjadi asam borat
(H3BO3) dengan penambahan asam klorida (HCl). Dalam sistem pencernaan manusia,
boraks dalam kadar rendah juga dapat berubah menjadi asam borat karena pengaruh
dari asam lambung.

Rumus dan bentuk fisik Boraks

PRAKTIKUM KIMIA FARMASI – LABORATORIUM KIMIA KUALITATIF


11 INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI
Alat – Alat

Tabung reaksi, rak, pipet tetes, spatula, cawan porselin, bunsen dan mikroskop.

Bahan

Cuprifil, Reagen Denigas, KMnO4, Resorcin, H2SO4 pekat, Na nitroprusid, KBr,


H2O2, NH4OH, CH3COOH, FeSO4, H3PO4 , piridin, Co asetat dan aquades.

Prosedur Kerja

A. Identifikasi Asam Borat


a. Uji Organoleptik

Perlakuan Hasil Pengamatan


Bau
Rasa
Warna
Bentuk (dengan Mikroskop)

b. Uji Kelarutan

Hasil Pengamatan
Perlakuan
Sebelum dipanaskan Sesudah dipanaskan
Sampel + Aquades
Sampel + Alkohol
Sampel + NaOH
Sampel + HCl

c. Uji Sublimasi ( ± 3 menit)


Kapas Basah
Kaca objek
Cincin sublimasi
Sampel Kaca objek

d. Uji Pemijaran

Cawan Porselin

PRAKTIKUM KIMIA FARMASI – LABORATORIUM KIMIA KUALITATIF


10 INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI
e. Uji Pendahuluan

Perlakuan Hasil Teori Hasil Pengamatan


Sampel + CH3OH, Nyala Hijau
dibakar
Larutan Sampel + HCl, Warna kertas curcuma,
masukkan kertas oranye merah
curcuma, keringkan
Biru Kelabu
+ NH4OH

B. Identifikasi Boraks
a. Uji Organoleptik

Perlakuan Hasil Pengamatan


Bau
Rasa
Warna
Bentuk (dengan Mikroskop)

b. Uji Kelarutan

Hasil Pengamatan
Perlakuan
Sebelum dipanaskan Sesudah dipanaskan
Sampel + Aquades
Sampel + Alkohol
Sampel + NaOH
Sampel + HCl

c. Uji Pemijaran

Cawan Porselin

d. Uji Pendahuluan

Perlakuan Hasil Teori Hasil Pengamatan


Sampel + CH3OH, Nyala Hijau
dibakar
Larutan Sampel + HCl, Warna kertas curcuma,
masukkan kertas merah cokelat
curcuma, keringkan
Hitam Kehijauan
+ NH4OH

PRAKTIKUM KIMIA FARMASI – LABORATORIUM KIMIA KUALITATIF


11 INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI
PERCOBAAN IV
IDENTIFIKASI GOLONGAN FENOL: NIPAGIN, NIPASOL,
MENTHOL

Tujuan Percobaan
Mengidentifikasi golongan fenol yang meliputi; nipagin, nipasol, menthol.
Dasar Teori
Nipagin memiliki nama lain metil p-hydroxybenzoate atau metil paraben yang
merupakan salah satu jenis bahan pengawet yang digunakan dalam bahan makanan.

O
Sifat fisik
Bubuk kristal putih, tidak berbau atau
berbau khas lemah,
O mempunyai sedikit rasa
terbakar
Titik lebur : 125-128°C
HO Kelarutan : sukar larut dalam air, mudah
larut dalam etanol dan eter
methyl p-hydroxybenzoate

Nipasol memiliki nama lain propyl-4- hydroxybenzoate atau propil paraben. Nipasol
mempunyai kegunaan yang hampir sama dengan nipagin.
O
Sifat fisik
Bubuk putih, tidak berwarna, tidak
O
berbau
Titik lebur : 96 °C
Titik didih : 285 317 °C
Kelarutan : sukar larut dalam
HO
air, mudah larut

Kegunaan nipagin dan nipasol:


 Digunakan sebagai pengawet makanan
 Sebagai zat tambahan pada makanan
 Untuk memberi perlindungan terhadap berbagai mikroorganisme

PRAKTIKUM KIMIA FARMASI – LABORATORIUM KIMIA KUALITATIF


12 INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI
Alat-Alat
Tabung reaksi, rak, pipet tetes, spatula, cawan porselin, bunsen dan mikroskop.
Bahan
Metanol, FeCl3, nylon, HNO3, NaOH, HCl, aseton dan aquades

Prosedur Kerja

A. Identifikasi Nipagin
a. Uji Organoleptik

Perlakuan Hasil Pengamatan


Bau
Rasa
Warna
Bentuk (dengan Mikroskop)

b. Uji Kelarutan

Hasil Pengamatan
Perlakuan
Sebelum dipanaskan Sesudah dipanaskan
Sampel + Aquades
Sampel + Alkohol
Sampel + NaOH
Sampel + HCl

c. Uji Pemijaran

Cawan Porselin

d. Uji Pendahuluan

Perlakuan Hasil Teori Hasil Pengamatan


Sampel + FeCl3 + Ungu Cokelat
Alkohol
Sampel + Reagen Merah Darah
Millon
Sampel + HNO3 Kuning keruh, ada tetesan
minyak
Sampel + NaOH + As. Bau Gondopuro
Salisilat + H2SO4 pekat

PRAKTIKUM KIMIA FARMASI – LABORATORIUM KIMIA KUALITATIF


13 INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI
Sampel + Aseton + air

Sampel + NaOH + HCl

B. Identifikasi Nipasol
a. Uji Organoleptik

Perlakuan Hasil Pengamatan


Bau
Rasa
Warna
Bentuk (dengan Mikroskop)

b. Uji Kelarutan

Hasil Pengamatan
Perlakuan
Sebelum dipanaskan Sesudah dipanaskan
Sampel + Aquades
Sampel + Alkohol
Sampel + NaOH
Sampel + HCl

c. Uji Pemijaran

Cawan Porselin

d. Uji Pendahuluan

Perlakuan Hasil Teori Hasil Pengamatan


Sampel + FeCl3 Kuning rose muda
+ NaHCO3 Kuning jingga
Sampel + Reagen Merah intensif dalam air
Millon
Sampel + HNO3 Cairan kuning

PRAKTIKUM KIMIA FARMASI – LABORATORIUM KIMIA KUALITATIF


14 INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI
Sampel + H2O Tetesan minyak

Sampel + Aseton + air

Sampel + NaOH + HCl

C. Identifikasi Mentol
a. Uji Organoleptik

Perlakuan Hasil Pengamatan


Bau
Rasa
Warna
Bentuk (dengan Mikroskop)

b. Uji Kelarutan

Hasil Pengamatan
Perlakuan
Sebelum dipanaskan Sesudah dipanaskan
Sampel + Aquades
Sampel + Alkohol
Sampel + NaOH
Sampel + HCl

c. Uji Pemijaran

Cawan Porselin

PRAKTIKUM KIMIA FARMASI – LABORATORIUM KIMIA KUALITATIF


15 INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI
d. Uji Pendahuluan

Perlakuan Hasil Teori Hasil Pengamatan


Sampel + H2SO4 Menthen (cokelat merah
muda) dan bau menthol
hilang
Sampel + antipyrin + Agak merah
HNO3 pekat
Sampel + HNO3 Cairan kuning
Sampel dilarutkan Hijau violet
H2SO4 + Vanilin
+ air (diencerkan)
Violet

D. Identifikasi α-Naftol dan β-Naftol


a. Uji Organoleptik

Perlakuan Hasil Pengamatan


Bau
Rasa
Warna
Bentuk (dengan Mikroskop)

b. Uji Kelarutan

Hasil Pengamatan
Perlakuan
Sebelum dipanaskan Sesudah dipanaskan
Sampel + Aquades
Sampel + Alkohol
Sampel + NaOH
Sampel + HCl

c. Uji Pemijaran

Cawan Porselin

PRAKTIKUM KIMIA FARMASI – LABORATORIUM KIMIA KUALITATIF


16 INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI
d. Uji Pendahuluan

Perlakuan Hasil Teori Hasil Pengamatan


α-Naftol β-Naftol α -Naftol β-Naftol
Sampel + FeCl3 Hijau mengendap Larutan panas
violet hijau gumpalan
putih
Sampel + Reagen Cokelat Hijau
Marquis
Sampel + Reagen Merah Terang Kuning Hijau
Millon
Sampel + Aqua Iod Keruh violet Tak berwarna
Sampel + aqua Endapan putih, Endapan putih,
Brom berlebih larutan ungu larutan hijau
kuning
Sampel + Reagen Cincin Ungu -
Molish
Uji Fluorosensi Biru muda, dalam Ungu, dalam
NaOH negatif NaOH ungu kuat

PRAKTIKUM KIMIA FARMASI – LABORATORIUM KIMIA KUALITATIF


17 INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI
PERCOBAAN V
IDENTIFIKASI GOLONGAN VITAMIN: VITAMIN B1, VITAMIN B2,
VITAMIN C

Tujuan Percobaan
Mengidentifikasi golongan vitamin: vitamin B1, vitamin B2, vitamin C.
Dasar Teori
A. Vitamin B1
Vitamin B1 (nama lain: Thiamine) adalah salah satu nutrisi vital bagi manusia dari
kelompok vitamin B kompleks. Ragi dan hati adalah sumber terkaya dari vitamin B1.
Sereal gandum, beras, dan kacang merah. Bahan makanan lainnya yang mengandung
vitamin B1 adalah asparagus, kentang, jamur, bayam, tuna, kacang hijau, dan biji
bunga matahari, tomat, kubis, dan terong. Selama memasak atau pendinginan
makanan yang terlalu lama, dapat menghancurkan vitamin B1.

Kegunaan :
 Untuk mempertahankan fungsi saraf dan jantung yang sehat
 Untuk mengkonversi karbohidrat menjadi glukosa
 Untuk pemecahan lemak dan protein
 Untuk mempertahankan tonus otot pada sepanjang dinding pencernaan
 Untuk meningkatkan ketahanan tubuh dan melawan stress.

B. Vitamin B2
Vitamin B2 (nama lain: Riboflavine) adalah nutrisi berkomponen sedikit yang
mudah diserap oleh tubuh. Sumber makanan yang mengandung B2 diantaranya,
tomat, kacang kedelai, susu.

Kegunaan :

Riboflavin berperan penting dalam memastikan


pertumbuhan yang tepat dan perkembangan
organ reproduksi dan pertumbuhan jaringan
tubuh. Selain itu juga memastikan kesehatan kulit,
kuku, dan pertumbuhan rambut.

PRAKTIKUM KIMIA FARMASI – LABORATORIUM KIMIA KUALITATIF


18 INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI
C. Vitamin C
Vitamin C (nama lain: asam askorbat). Vitamin C adalah salah satu jenis vitamin
yang larut dalam air dan memiliki peranan penting dalam menangkal berbagai
penyakit. Vitamin C termasuk golongan vitamin antioksidan yang mampu menangkal
berbagai radikal bebas ekstraselular. Beberapa karakteristiknya antara lain sangat
mudah teroksidasi oleh panas, cahaya, dan logam. Meskipun jeruk dikenal sebagai
buah penghasil vitamin C terbanyak, sebenarnya salah besar, karena lemon memiliki
kandungan vitamin C lebih banyak 47% daripada jeruk.

Kegunaan Vitamin C:
 Membantu penyerapan zat besi dan mempertajam
kesadaran
 Sebagai antioksidan
 Mampu menetralkan radikal bebas di seluruh tubuh
 Meningkatkan pembuangan feses atau kotoran

Asam Askorbat

Alat-Alat
Tabung reaksi, rak, pipet tetes, spatula, cawan porselin, bunsen dan mikroskop.
Bahan
Metanol, NH4OH, FeCl3, FeSO4, nylon, KMnO4 ,HNO3, NaOH, HCl, K3Fe(CN)6 ,
aseton, reagen Barfoed, cuprifil, reagen, Larutan Iod, Luff reagen parri,Fehling A&B
dan aquades
Prosedur Kerja

A. Identifikasi Vitamin B1
a. Uji Organoleptik

Perlakuan Hasil Pengamatan


Bau
Rasa
Warna
Bentuk (dengan Mikroskop)

b. Uji Kelarutan

Hasil Pengamatan
Perlakuan
Sebelum dipanaskan Sesudah dipanaskan
Sampel + Aquades
Sampel + Alkohol
Sampel + NaOH
Sampel + HCl

PRAKTIKUM KIMIA FARMASI – LABORATORIUM KIMIA KUALITATIF


19 INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI
c. Uji Pemijaran

Cawan Porselin

d. Uji Pendahuluan

Perlakuan Hasil Teori Hasil Pengamatan


Sampel + NaOH Kuning
+ KMnO4 Hijau
Sampel + Reagen Hijau ada sedikit birunya
Cuprifil
Uji Fluorosensi : Biru ungu pada lapisan amil
Sampel + NaOH + alkohol
K3Fe(CN)6 + amyl
alkohol
Sampel + H2SO4 +
Reinchesalt 5% dalam
air

Sampel + NaOH + HCl

A. Identifikasi Vitamin B1
a. Uji Organoleptik

Perlakuan Hasil Pengamatan


Bau
Rasa
Warna
Bentuk (dengan Mikroskop)

b. Uji Kelarutan

Hasil Pengamatan
Perlakuan
Sebelum dipanaskan Sesudah dipanaskan
Sampel + Aquades
Sampel + Alkohol
Sampel + NaOH
Sampel + HCl

PRAKTIKUM KIMIA FARMASI – LABORATORIUM KIMIA KUALITATIF


20 INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI
c. Uji Pemijaran

Cawan Porselin

d. Uji Pendahuluan

Perlakuan Hasil Teori Hasil Pengamatan


Sampel + AgNO3 Merah Kersen
Uji Fluorosensi :
Sampel + air Kuning kehijauan
Fluorosensi hilang
+ alkali

C. Identifikasi Vitamin C
a. Uji Organoleptik

Perlakuan Hasil Pengamatan


Bau
Rasa
Warna
Bentuk (dengan Mikroskop)

b. Uji Kelarutan

Hasil Pengamatan
Perlakuan
Sebelum dipanaskan Sesudah dipanaskan
Sampel + Aquades
Sampel + Alkohol
Sampel + NaOH
Sampel + HCl

c. Uji Pemijaran

Cawan Porselin

PRAKTIKUM KIMIA FARMASI – LABORATORIUM KIMIA KUALITATIF


21 INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI
d. Uji Pendahuluan

Perlakuan Hasil Teori Hasil Pengamatan


Sampel + FeCl3 Ungu segera hilang
Sampel + Reagen Endapan kuning cokelat ada
Cuprifil hijaunya
Sampel + NaOH + Endapan merah bata
Reagen Luff
Sampel + Fehling A + Endapan merah bata
Fehling B
Sampel + Alkohol + Violet
Reagen Parri +
NH4OH
Sampel + Larutan Iod Warna Hilang
Sampel + Lar. KMnO4 Warna Luntur endapan
putih
Reaksi SZEST-
CYIRGYL : Ungu
Larutan sampel dalam
air + NaOH + Asam
Lemah + 1 gtt FeSO4
Larutan dalam air + Jingga
NaOH + Cu(CH3COO)
Sampel + Na2CO3 Keluar gas CO2
+ FeSO4 Ungu
Sampel + 1 gtt Biru Muda
K3Fe(CN)6 + FeCl3
Larutan dalam air + Vioet
Na-nitroprusida + 3 gtt
NaOH (Jika diganti
HCl berwarna biru)

PRAKTIKUM KIMIA FARMASI – LABORATORIUM KIMIA KUALITATIF


22 INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI
PERCOBAAN VI
IDENTIFIKASI GALAKTOSA, GLUKOSA, MALTOSA

Tujuan Percobaan
Mengidentifikasi galaktosa, glukosa, maltosa.
Dasar Teori
Galaktosa merupakan senyawa karbohidrat yang tergolong dalam monosakarida
yang merupakan salah satu monomer pembentuk laktosa. Galaktosa memiliki rumus
molekul C6H12O6.
Glukosa adalah monosakarida yang merupakan salah satu karbohidrat terpenting
yang digunakan sebagai sumber tenaga bagi hewan dan tumbuhan. Glukosa dan
Galaktosa termasuk juga golongan heksosa karena mempunyai 6 atom C dalam
molekulnya.
Maltosa atau gula gandum adalah disakarida yang terbentuk dari dua unit glukosa
yang bergabung melalui reaksi kondensasi. Maltosa dengan rumus molekul C12H22O11
memiliki rasa yang manis.

Galaktosa Glukosa Maltosa


Alat-Alat
Tabung reaksi, rak, pipet tetes, spatula, cawan porselin, bunsen dan mikroskop.
Bahan
Alkohol, Aquades, NaOH, HCl, Reagen Luff, Barfoed, Seliwanof, Molish, Osazon,
Pinof, Ihlpechmann, Reigler, Denigest, Fehling.

Prosedur Kerja

A. Identifikasi Galaktosa
a. Uji Organoleptik

Perlakuan Hasil Pengamatan


Bau
Rasa
Warna
Bentuk (dengan Mikroskop)

PRAKTIKUM KIMIA FARMASI – LABORATORIUM KIMIA KUALITATIF


23 INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI
b. Uji Kelarutan

Hasil Pengamatan
Perlakuan
Sebelum dipanaskan Sesudah dipanaskan
Sampel + Aquades
Sampel + Alkohol
Sampel + NaOH
Sampel + HCl

c. Uji Pemijaran

Cawan Porselin

d. Uji Pendahuluan

Perlakuan Hasil Teori Hasil Pengamatan


Sampel + Reagen (+) Endapan merah bata
Luff, panaskan
Sampel + Reagen (+) Endapan merah bata
Barfoed
Sampel + Reagen (-)
Selliwanof
Sampel + Fehling A + (+) Endapan merah bata
Fehling B
Sampel + Reagen (+) Larutan Merah
Molish

B. Identifikasi Glukosa
a. Uji Organoleptik

Perlakuan Hasil Pengamatan


Bau
Rasa
Warna
Bentuk (dengan Mikroskop)

b. Uji Kelarutan

Hasil Pengamatan
Perlakuan
Sebelum dipanaskan Sesudah dipanaskan
Sampel + Aquades
Sampel + Alkohol
PRAKTIKUM KIMIA FARMASI – LABORATORIUM KIMIA KUALITATIF
24 INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI
Sampel + NaOH
Sampel + HCl

c. Uji Pemijaran

Cawan Porselin

d. Uji Pendahuluan

Perlakuan Hasil Teori Hasil Pengamatan


Sampel + Reagen Luff (+) Endapan merah bata
Sampel + Reagen (+) Endapan Merah bata
Barfoed
Sampel + Reagen (-)
Selliwanof
Sampel + Fehling A + (+) Endapan merah bata
Fehling B
Sampel + Reagen (+) Larutan Merah
Molish

C. Identifikasi Maltosa
a. Uji Organoleptik

Perlakuan Hasil Pengamatan


Bau
Rasa
Warna
Bentuk (dengan Mikroskop)

b. Uji Kelarutan

Hasil Pengamatan
Perlakuan
Sebelum dipanaskan Sesudah dipanaskan
Sampel + Aquades
Sampel + Alkohol
Sampel + NaOH
Sampel + HCl

PRAKTIKUM KIMIA FARMASI – LABORATORIUM KIMIA KUALITATIF


25 INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI
c. Uji Pemijaran

Cawan Porselin

d. Uji Pendahuluan

Perlakuan Hasil Teori Hasil Pengamatan


Sampel + Reagen (+) Endapan merah bata
Luff, panaskan
Sampel + Reagen (+) Merah lemah
Barfoed, dipanaskan
Sampel + Reagen (+)
Selliwanof
Sampel + Fehling A + (+) Endapan merah bata
Fehling B
Sampel + Reagen (+) Larutan Merah
Molish

PRAKTIKUM KIMIA FARMASI – LABORATORIUM KIMIA KUALITATIF


26 INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI
PERCOBAAN VII
IDENTIFIKASI FRUKTOSA, LAKTOSA,
SUKROSA

Tujuan Percobaan
Mengidentifikasi fruktosa, laktosa dan sukrosa.
Dasar Teori
Fruktosa merupakan monosakarida yang ditemukan di banyak jenis tumbuhan dan
merupakan salah satu dari tiga gula darah penting bersama dengan glukosa dan
galaktosa, yang bisa langsung diserap ke aliran darah selama pencernaan.
Laktosa yang memiliki rumus kimia C12H22O11 adalah bentuk disakarida dari
karbohidrat yang dapat dipecah menjadi bentuk lebih sederhana yaitu galaktosa dan
glukosa. Laktosa ada di dalam kandungan susu, dan merupakan 2-8% bobot susu
keseluruhan
Sukrosa merupakan suatu disakarida yang dibentuk dari monomer-monomernya
yang berupa unit glukosa dan fruktosa, dengan rumus molekul C12H22O11. Senyawa ini
dikenal sebagai sumber nutrisi serta dibentuk oleh tumbuhan, tidak oleh organisme lain
seperti hewan. Penambahan sukrosa dalarfungsi sebagai sumber karbon. Sukrosa
atau gula dapur diperoleh dari gula tebu atau gula beet. Unit glukosa dan fruktosa
diikat oleh jembatan asetal oksigen dengan orientasi alpha. Struktur ini mudah dikenali
karena mengandung enam cincin glukosa dan lima cincin fruktosa.

Alat-Alat
Tabung reaksi, rak, pipet tetes, spatula, cawan porselin, bunsen dan mikroskop.
Bahan
Aquades, NaOH, HCl, alcohol, CuSO4, Reagen Luff, Barfoed, Seliwanof, Molish,
Osazon, Pinof, Ihlpechmann, Reigler, Denigest, Reigler, Fehling.

Prosedur Kerja

A. Identifikasi Fruktosa
a. Uji Organoleptik

Perlakuan Hasil Pengamatan


Bau
Rasa
Warna
Bentuk (dengan Mikroskop)

b. Uji Kelarutan

Hasil Pengamatan
Perlakuan
Sebelum dipanaskan Sesudah dipanaskan
Sampel + Aquades
Sampel + Alkohol
Sampel + NaOH
PRAKTIKUM KIMIA FARMASI – LABORATORIUM KIMIA KUALITATIF
27 INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI
Sampel + HCl

c. Uji Pemijaran

Cawan Porselin

d. Uji Pendahuluan

Perlakuan Hasil Teori Hasil Pengamatan


Sampel + Reagen (+) Endapan merah bata
Luff, dingin
Sampel + Reagen (+) Merah lemah
Barfoed
Sampel + Reagen (+) Merah
Selliwanof
Sampel + Fehling A + (-)
Fehling B
Sampel + Reagen (+) Larutan Merah
Molish

B. Identifikasi Laktosa
a. Uji Organoleptik

Perlakuan Hasil Pengamatan


Bau
Rasa
Warna
Bentuk (dengan Mikroskop)

b. Uji Kelarutan

Hasil Pengamatan
Perlakuan
Sebelum dipanaskan Sesudah dipanaskan
Sampel + Aquades
Sampel + Alkohol
Sampel + NaOH
Sampel + HCl

PRAKTIKUM KIMIA FARMASI – LABORATORIUM KIMIA KUALITATIF


28 INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI
c. Uji Pemijaran

Cawan Porselin

d. Uji Pendahuluan

Perlakuan Hasil Teori Hasil Pengamatan


Sampel + Reagen (+) Endapan merah bata
Luff, panaskan
Sampel + Reagen (-)
Barfoed
Sampel + Reagen (-)
Selliwanof
Sampel + Fehling A + (+) Endapan merah bata
Fehling B
Sampel + Reagen (+) Larutan Merah
Molish

C. Identifikasi Sukrosa
a. Uji Organoleptik

Perlakuan Hasil Pengamatan


Bau
Rasa
Warna
Bentuk (dengan Mikroskop)

b. Uji Kelarutan

Hasil Pengamatan
Perlakuan
Sebelum dipanaskan Sesudah dipanaskan
Sampel + Aquades
Sampel + Alkohol
Sampel + NaOH
Sampel + HCl

PRAKTIKUM KIMIA FARMASI – LABORATORIUM KIMIA KUALITATIF


29 INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI
c. Uji Pemijaran

Cawan Porselin

d. Uji Pendahuluan

Perlakuan Hasil Teori Hasil Pengamatan


Sampel + Reagen (+) Endapan merah bata
Luff, panaskan
Sampel + Reagen (-)
Barfoed
Sampel + Reagen (+) merah
Selliwanof
Sampel + Fehling A + (-)
Fehling B
Sampel + Reagen (+) Larutan Merah
Molish

PRAKTIKUM KIMIA FARMASI – LABORATORIUM KIMIA KUALITATIF


30 INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI
PERCOBAAN VIII
IDENTIFIKASI AMILUM

Tujuan Percobaan
Mengidentifikasi amilum.
Dasar Teori
Karbohidrat yang tersusun secara polimer dari molekul gula yang terangkai menjadi
rantai yang panjang serta dapat bercabang-cabang disebut polisakarida, misalnya
amilum atau pati, kitin dan selulosa. Amilum atau pati memiliki struktur (C6H10O5)n
tersusun dari dua macam karbohidrat, amilosa dan amilopektin, dalam komposisi yang
berbeda-beda. Amilosa memberikan sifat keras (pera) sedangkan amilopektin
menyebabkan sifat lengket. Amilosa memberikan warna ungu pekat pada tes iodin
sedangkan amilopektin tidak bereaksi.

Alat-Alat
Tabung reaksi, rak, pipet tetes, spatula, cawan porselin, bunsen dan mikroskop.
Bahan
Aquades, NaOH, HCl, alcohol, CuSO4, Reagen Luff, Barfoed, Seliwanof, Molish,
Osazon, Pinof, Ihlpechmann, Reigler, Denigest, Reigler, Fehling.

Prosedur Kerja

A. Identifikasi Amilum
a. Uji Organoleptik

Perlakuan Hasil Pengamatan


Bau
Rasa
Warna
Bentuk (dengan Mikroskop)

b. Uji Kelarutan

Hasil Pengamatan
Perlakuan
Sebelum dipanaskan Sesudah dipanaskan
Sampel + Aquades
Sampel + Alkohol
Sampel + NaOH
Sampel + HCl

PRAKTIKUM KIMIA FARMASI – LABORATORIUM KIMIA KUALITATIF


31 INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI
c. Uji Pemijaran

Cawan Porselin

d. Uji Pendahuluan

Perlakuan Hasil Teori Hasil Pengamatan


Sampel + NaOH Kuning
Sampel + Larutan Iod Biru
Sampel + Reagen Biru tua atau hitam seperti
Bouchardat norit
Sampel + Pb(Asetat)2 Timbul endapan
+ Spir.Fort.Aa
Sampel + Reagen (+) Larutan Merah
Molish

PRAKTIKUM KIMIA FARMASI – LABORATORIUM KIMIA KUALITATIF


32 INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI
PERCOBAAN IX
IDENTIFIKASI GOLONGAN SULFONAMIDA

Tujuan Percobaan
Mengidentifikasi Senyawa Obat Golongan Sulfonamida

Dasar Teori
Golongan Sulfonilamida mempunyai rumus umum:

O2 H
R1 HN S N R2

Kelarutan :
Pelarut Senyawa Sulfonamida yang larut
Air Garam-garam natriumnya
Sulfasetamida (Larut Sebagian)
Sulfanilamida (Larut Sebagian)
Air Panas Sulfanilamida
Sulfaguanidina
Sulfasetamida
Larutan dalam Asam Cuka 3% Sulfanilamida
Sulfasetamida
Larut dalam alkohol 96% Sulfasetamida
Sulfathiazol Na
Larut dalam NaOH 10% Sulfadiazina
Sulfamerazina
Sulfametazina
Larut dalam HCl 25% Semua

Sifat Fisik
Senyawa Sulfonamida Sifat fisik
Bentuk Warna Rasa
Sulfanilamida Serbuk hablur Putih Agak pahit
Sulfaguanida Serbuk hablur Putih gelap Tak berasa
Sulfadiazina Na Serbuk Sedikit Tak berasa
kekuningan
Sulfamerazina Na Serbuk hablur Putih Agak pahit
Sulfametazina Na Serbuk Putih Agak pahit
Pht. S. Serbuk Putih Pahit lemah
kekuningan

Alat-Alat
Tabung reaksi, rak, pipet tetes, spatula, cawan porselin, bunsen dan mikroskop.
Bahan
HCl, Aquades, p-DAB, NaOH, betta Naptol, alcohol, NaCl, fenol, furfural dalam
asam asetat biang, H2O2, FeCl3, HNO3, CaCl2, CuSO4, KBrO3, H2SO4 , Co asetat,
Kristal vanillin, reagen parri, resorsin, NH4OH dan reagen Roux.

PRAKTIKUM KIMIA FARMASI – LABORATORIUM KIMIA KUALITATIF


33 INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI
Prosedur Kerja

A. Identifikasi Sulfametazina
a. Uji Organoleptik

Perlakuan Hasil Pengamatan


Bau
Rasa
Warna
Bentuk (dengan Mikroskop)

b. Uji Kelarutan

Hasil Pengamatan
Perlakuan
Sebelum dipanaskan Sesudah dipanaskan
Sampel + Aquades
Sampel + Alkohol
Sampel + NaOH
Sampel + HCl

c. Uji Pemijaran

Cawan Porselin

d. Uji Pendahuluan

Perlakuan Hasil Teori Hasil Pengamatan


Reaksi Korek Api : Warna jingga sampai jingga
Sampel + HCl kekuningam
kedalamnya di
celupkan batang korek
api
Reaksi ERLICH: Kuning Orange
Sampel + p-DAB +
HCl + aquades
Reaksi Diazotasi : Merah darah
Sampel + 2 gtt HCl +
air + NaNO2 + beta
naftol dalam NaOH
Reaksi Indophenol Merah Rose
Sampel + Air, didihkan
+ NaOH + 2 ml NaOCl
+ 1gtt fenol

PRAKTIKUM KIMIA FARMASI – LABORATORIUM KIMIA KUALITATIF


34 INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI
Reaksi Furfural : Merah Tua, Ungu
Sampel + 1 gtt furfural
dalam asam asetat
glasial
Reaksi terhadap Endapan BaSO4 warna
gugus SULFO: putih
Sampel + H2O2 3% +
1gtt FeCl3 0,5N +
HNO3 + BaCl2 0,5N
Reaksi Cuprifil : Kuning hijau sedikit cokelat
Sampel + air, didihkan abu-abu
+ 2 gtt NaOH +
CuSO4
Reaksi PARRI : Violet-merah jambu
Sampel dilarutkan
dalam alkohol +
reagen parri + NH4OH
Reaksi ROUX : Ungu-cokelat-hijau kotor
Sampel + Na-
nitroprusida + aquades
+ NaOH + KMnO4
Sampel + alkohol + Hijau cokelat hitam
Cu(asetat)2/CuSO4 + Hijau
NH4OH
Sampel pada kaca Kuning jingga
objek +H2SO4 +
Vanilin
Sampel + H2SO4 + Ungu muda-ungu cokelat-
KBrO3 kuning

B. Identifikasi Pht. S. (Phthalysulfathiazelum)


a. Uji Organoleptik

Perlakuan Hasil Pengamatan


Bau
Rasa
Warna
Bentuk (dengan Mikroskop)

b. Uji Kelarutan

Hasil Pengamatan
Perlakuan
Sebelum dipanaskan Sesudah dipanaskan
Sampel + Aquades
Sampel + Alkohol
Sampel + NaOH
Sampel + HCl

PRAKTIKUM KIMIA FARMASI – LABORATORIUM KIMIA KUALITATIF


35 INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI
c. Uji Pemijaran

Cawan Porselin

d. Uji Pendahuluan

Perlakuan Hasil Teori Hasil Pengamatan


Reaksi Korek Api : Jingga sampai jingga kuning
Sampel + HCl
kedalamnya di
celupkan batang korek
api
Reaksi ERLICH: (-), kuning
Sampel + p-DAB +
HCl + aquades
Reaksi Diazotasi : (-)
Sampel + 2 gtt HCl +
air + NaNO2 + beta
naftol dalam NaOH
Reaksi Indophenol (-)
Sampel + Air, didihkan
+ NaOH + 2 ml NaOCl
+ 1gtt fenol

Reaksi Furfural : Merah Tua, Ungu


Sampel + 1 gtt furfural
dalam asam asetat
glasial
Reaksi terhadap Endapan BaSO4 warna
gugus SULFO: putih
Sampel + H2O2 3% +
1gtt FeCl3 0,5N +
HNO3 + BaCl2 0,5N
Reaksi Cuprifil : Violet cokelat
Sampel + air, didihkan
+ 2 gtt NaOH +
CuSO4
Reaksi PARRI : Violet Jambon
Sampel dilarutkan
dalam alkohol +
reagen parri + NH4OH
Reaksi ROUX : Hijau kuning
Sampel + Na-
nitroprusida + aquades
+ NaOH + KMnO4
Sampel + alkohol + (-)
Cu(asetat)2/CuSO4 +
NH4OH

PRAKTIKUM KIMIA FARMASI – LABORATORIUM KIMIA KUALITATIF


36 INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI
Sampel pada kaca Kuning hijau
objek +H2SO4 +
Vanilin
Sampel + H2SO4 + (-)
KBrO3
C. Identifikasi Sulfanilamida
a. Uji Organoleptik

Perlakuan Hasil Pengamatan


Bau
Rasa
Warna
Bentuk (dengan Mikroskop)

b. Uji Kelarutan

Hasil Pengamatan
Perlakuan
Sebelum dipanaskan Sesudah dipanaskan
Sampel + Aquades
Sampel + Alkohol
Sampel + NaOH
Sampel + HCl

c. Uji Pemijaran

Cawan Porselin

d. Uji Pendahuluan

Perlakuan Hasil Teori Hasil Pengamatan


Reaksi Korek Api : Warna jingga sampai jingga
Sampel + HCl kekuningam
kedalamnya di
celupkan batang korek
api
Reaksi ERLICH: Kuning jingga
Sampel + p-DAB +
HCl + aquades
Reaksi Diazotasi : Merah darah
Sampel + 2 gtt HCl +
air + NaNO2 + beta
naftol dalam NaOH
Reaksi Indophenol Biru ungu
Sampel + Air, didihkan
+ NaOH + 2 ml NaOCl
PRAKTIKUM KIMIA FARMASI – LABORATORIUM KIMIA KUALITATIF
37 INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI
+ 1gtt fenol

Reaksi Furfural : Merah Tua, Ungu


Sampel + 1 gtt furfural
dalam asam asetat
glasial
Reaksi terhadap Endapan BaSO4 warna
gugus SULFO: putih
Sampel + H2O2 3% +
1gtt FeCl3 0,5N +
HNO3 + BaCl2 0,5N
Reaksi Cuprifil : Biru muda hijau
Sampel + air, didihkan
+ 2 gtt NaOH +
CuSO4
Reaksi PARRI : Biru tua
Sampel dilarutkan
dalam alkohol +
reagen parri + NH4OH
Reaksi ROUX : Hijau
Sampel + Na-
nitroprusida + aquades
+ NaOH + KMnO4
Sampel + alkohol + Hijau kuning
Cu(asetat)2/CuSO4 + Ungu
NH4OH
Sampel pada kaca Kuning hijau
objek + H2SO4 +
Vanilin
Sampel + H2SO4 + Violet merah lama-lama
KBrO3 keruh

D. Identifikasi Sulfadiazina
a. Uji Organoleptik

Perlakuan Hasil Pengamatan


Bau
Rasa
Warna
Bentuk (dengan Mikroskop)

b. Uji Kelarutan

Hasil Pengamatan
Perlakuan
Sebelum dipanaskan Sesudah dipanaskan
Sampel + Aquades
Sampel + Alkohol
Sampel + NaOH
Sampel + HCl

PRAKTIKUM KIMIA FARMASI – LABORATORIUM KIMIA KUALITATIF


38 INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI
c. Uji Pemijaran

Cawan Porselin

d. Uji Pendahuluan

Perlakuan Hasil Teori Hasil Pengamatan


Reaksi Korek Api : Warna jingga sampai jingga
Sampel + HCl kekuningam
kedalamnya di
celupkan batang korek
api
Reaksi ERLICH: Kuning lama-lama jingga
Sampel + p-DAB +
HCl + aquades
Reaksi Diazotasi : Merah ungu
Sampel + 2 gtt HCl +
air + NaNO2 + beta
naftol dalam NaOH
Reaksi Indophenol Merah rose
Sampel + Air, didihkan
+ NaOH + 2 ml NaOCl
+ 1gtt fenol

Reaksi Furfural : Merah Tua, Ungu


Sampel + 1 gtt furfural
dalam asam asetat
glasial
Reaksi terhadap Endapan BaSO4 warna
gugus SULFO: putih
Sampel + H2O2 3% +
1gtt FeCl3 0,5N +
HNO3 + BaCl2 0,5N
Reaksi Cuprifil : Kuning lama-lama violet
Sampel + air, didihkan
+ 2 gtt NaOH + CuSO4
Reaksi PARRI : Hijau kotor-ungu
Sampel dilarutkan
dalam alkohol +
reagen parri + NH4OH
Reaksi ROUX : Ungu-hijau biru
Sampel + Na-
nitroprusida + aquades
+ NaOH + KMnO4
Sampel + alkohol + Ungu
Cu(asetat)2/CuSO4
Sampel pada kaca Kuning hijau
objek + H2SO4 +
Vanilin

PRAKTIKUM KIMIA FARMASI – LABORATORIUM KIMIA KUALITATIF


39 INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI
Sampel + H2SO4 + Kuning jingga cokelat
KBrO3 merah

E. Identifikasi Sulfaguanidina
a. Uji Organoleptik

Perlakuan Hasil Pengamatan


Bau
Rasa
Warna
Bentuk (dengan Mikroskop)

b. Uji Kelarutan

Hasil Pengamatan
Perlakuan
Sebelum dipanaskan Sesudah dipanaskan
Sampel + Aquades
Sampel + Alkohol
Sampel + NaOH
Sampel + HCl

c. Uji Pemijaran

Cawan Porselin

d. Uji Pendahuluan

Perlakuan Hasil Teori Hasil Pengamatan


Reaksi Korek Api : Warna jingga sampai jingga
Sampel + HCl kekuningam
kedalamnya di
celupkan batang korek
api
Reaksi ERLICH: Jingga
Sampel + p-DAB +
HCl + aquades
Reaksi Diazotasi : Merah darah
Sampel + 2 gtt HCl +
air + NaNO2 + beta
naftol dalam NaOH
Reaksi Indophenol Merah rose
Sampel + Air, didihkan
+ NaOH + 2 ml NaOCl
+ 1gtt fenol
PRAKTIKUM KIMIA FARMASI – LABORATORIUM KIMIA KUALITATIF
40 INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI
Reaksi Furfural : Merah Tua, Ungu
Sampel + 1 gtt furfural
dalam asam asetat
glasial
Reaksi terhadap Endapan BaSO4 warna
gugus SULFO: putih
Sampel + H2O2 3% +
1gtt FeCl3 0,5N +
HNO3 + BaCl2 0,5N
Reaksi Cuprifil : Biru muda hijau
Sampel + air, didihkan
+ 2 gtt NaOH +
CuSO4
Reaksi PARRI : Biru tua
Sampel dilarutkan
dalam alkohol +
reagen parri + NH4OH
Reaksi ROUX : Ungu cokelat
Sampel + Na-
nitroprusida + aquades
+ NaOH + KMnO4
Sampel + alkohol + Biru muda
Cu(asetat)2/CuSO4 + Ungu
NH4OH
Sampel pada kaca Kuning hijau
objek + H2SO4 +
Vanilin
Sampel + H2SO4 + Ungu muda-kuning
KBrO3 (Lambat)

F. Identifikasi Sulfamerazina
a. Uji Organoleptik

Perlakuan Hasil Pengamatan


Bau
Rasa
Warna
Bentuk (dengan Mikroskop)

b. Uji Kelarutan

Hasil Pengamatan
Perlakuan
Sebelum dipanaskan Sesudah dipanaskan
Sampel + Aquades
Sampel + Alkohol
Sampel + NaOH
Sampel + HCl

PRAKTIKUM KIMIA FARMASI – LABORATORIUM KIMIA KUALITATIF


41 INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI
c. Uji Pemijaran

Cawan Porselin

d. Uji Pendahuluan

Perlakuan Hasil Teori Hasil Pengamatan


Reaksi Korek Api : Warna jingga sampai jingga
Sampel + HCl kekuningam
kedalamnya di
celupkan batang korek
api
Reaksi ERLICH: Kuning  orange merah
Sampel + p-DAB + seperti tomat
HCl + aquades
Reaksi Diazotasi : Merah darah
Sampel + 2 gtt HCl +
air + NaNO2 + beta
naftol dalam NaOH
Reaksi Indophenol Merah rose
Sampel + Air, didihkan
+ NaOH + 2 ml NaOCl
+ 1gtt fenol

Reaksi Furfural : Merah Tua, Ungu


Sampel + 1 gtt furfural
dalam asam asetat
glasial
Reaksi terhadap Endapan BaSO4 warna
gugus SULFO: putih
Sampel + H2O2 3% +
1gtt FeCl3 0,5N +
HNO3 + BaCl2 0,5N
Reaksi Cuprifil : Hijau abu-abu cokelat
Sampel + air, didihkan
+ 2 gtt NaOH +
CuSO4
Reaksi PARRI : Violet-merah jambu (lama-
Sampel dilarutkan lama)
dalam alkohol +
reagen parri + NH4OH
Reaksi ROUX : Ungu-hijau biru
Sampel + Na-
nitroprusida + aquades
+ NaOH + KMnO4
Sampel + alkohol + Hijau tua abu-abu
Cu(asetat)2/CuSO4 + Abu-abu
NH4OH

PRAKTIKUM KIMIA FARMASI – LABORATORIUM KIMIA KUALITATIF


42 INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI
Sampel pada kaca Merah stabil
objek + H2SO4 +
Vanilin
Sampel + H2SO4 + Kuning muda-jingga merah
KBrO3 keruh

TUGAS PRA-LABORATORIUM

Dalam buku terdapat beberapa pereaksi yang tidak dituliskan dalam simbol maupun
rumus kimianya misalnya cuprifil, pereaksi Parri, dan sebagainya. Tugas anda sebagai
calon laboran, cari tahu bagaimana cara membuat reagen-reagen tersebut seperti
contoh dibawah ini.

Contoh :

Reagen Cara Pembuatan

Cuprifil NaOH + CuSO4

……………….. …………………………….

PRAKTIKUM KIMIA FARMASI – LABORATORIUM KIMIA KUALITATIF


43 INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI
disusun Oleh :

Endang Rudiastutik
Budi Santoso
Novi Lilia
Ika Fitri Ulfindrayani
Fery Eko Pujiono

Anda mungkin juga menyukai