Anda di halaman 1dari 11

ANANESI WULANDARI 'Reg '11

Senin, 10 Maret 2014

PENGELOLAAN LABORATORIUM
TATA LETAK LABORATORIUM

Selain persyaratan lokasi, perlu diperhatikan pula tata letak ruangan. Ruangan laboratorium
untuk pembelajaran sain umumnya terdiri dari ruang utama dan ruang-ruang pelengkap. Ruang
utama adalah ruangan tempat para siswa atau mahasiswa melakukan praktikum. Ruang
pelengkap umumnya terdiri dari ruang persiapan dan ruang penyimpanan. Ruang persiapan
digunakan untuk menyiapkan alat-alat dan bahan-bahan yang akan dipakai praktikum atau
percobaan baik untuk siswa maupun untuk guru. Ruang penyimpanan atau gudang terutama
digunakan untuk menyimpan bahan-bahan persediaan (termasuk bahan kimia) dan alat-alat
yang penggunaannya tidak setiap saat (jarang).

Selain ruangan-ruangan tersebut, mungkin juga sebuah laboratorium memiliki ruang gelap
(dark room), ruangan spesimen, ruangan khusus untuk penyimpanan bahan-bahan kimia dan
ruang adminitrasi / staf . Hal ini didasarkan atas pertimbangan keamanan berbagai peralatan
laboratorium dan kenyamanan para pengguna laboratorium. Penyimpanan alat-alat di dalam
gudang tidak boleh disatukan dengan bahan kimia. Demikian pula penyimpanan alat-alat gelas
tidak boleh disatukan dengan alat-alat yang terbuat dari logam.

Contoh tata letak ruangan-ruangan laboratorium beserta ukurannya dapat dilihat pada
gambar berikut.
BAK CUCIAN

Tabel 2.1

Jenis Noda Pengotor dan Larutan pencuci

Untuk menghilangkan noda pengotor pada alat-alat glass diperlukan larutan pencuci
tertentu.
1. Pencucian Noda Pengotor Pada alat kaca/glass

a. Noda Besi

Noda besi dapat dibersihkan dengan larutan HCl pekat. Jika noda besi melekat kuat, alat gelas yang
berisi HCl pekat ini dipanaskan.

b. Noda Belerang

Noda belerang dapat dibersihkan dengan larutan amonium sulfide.

c. Noda Iodium

Noda Iodium dapat dibersihkan dengan larutan natrium tiosulfat.

d. Noda Karbon

Noda karbon umumnya sukar dihilangkan, akan tetapi perendaman dengan larutan NaOH biasanya
efektif, jika perlu lakukan perendaman dengan larutan pencuci asam bikromat. Jika noda karbon melekat
kuat, panaskan dengan api kecil. Disamping asam kromat dapat digunakan juga campuran 2 bagian
trinatriumfosfat dengan 1 bagian natriumoleat dalam 1 liter air. Cara lain membersihkan noda ini adalah
dengan larutan Fehling A dicampur dengan Fehling B dan dipanaskan.

e. Noda Mangan

Noda mangan dapat dihilangkan dengan larutan asam oksalat atau asam sitrat

f. Minyak dan Lemak

Minyak dan lemak dapat dihilangkan dengan cara mencuci alat glass dengan larutan detergen hangat.
Setelah pencucian, alat glass dibilas dengan air bersih, terakhir dibilas dengan air suling. Jika lemak yang
melekat pada glass sukar dibersihkan, pertama-tama alat glass dibilas dengan pelarut hidrokarbon
misalnya alcohol atau aseton kemudian dibersihkan dengan larutan Kalium Karbonat dalam asam. Pelarut
lainnya yang dapat digunakan adalah sebagai berikut.

5 gram Na perborat dalam 100 mL 10% larutan. NaOH. Larutan KOH 10 – 15% dalam 100
mL spirtus/alkohol (larutan ini hendaknya tidak digunakan lebih dari 10 menit).
Pembersihan dengan CCl4.

g. Kerak
Noda kerak putih pada alat glass dapat dibersihkan dengan larutan 5% natrium metasilikat dalam air.

Noda-noda lain seperti:

 Noda tulisan spidol

Noda tulisan spidol dapat dibersihkan dengan pelarut organik misalnya spirtus,
etanol, atau aseton

 Noda Ter

Noda ter pada alat glass dapat dibersihkan dengan benzen atau pelarut lain yang sesuai misalnya minyak
tanah.

Fasilitas merupakan sarana dan prasarana yang dibutuhkan dalam melakukan suatu kegiatan.
Fasilitas pendukung yang ada di laboratorium dari segi kelengkapan alat dan bahan yang
tersedia memerlukan penataan dan perawatan fasilitas tersebut. Dengan demikian, diperlukan
adanya mamajemen atau tenaga yang mampu mengelola laboratorium agar lebih optimal.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2008 memuat
tentang komponen fasilitas laboratorium IPA yang meliputi :

1. Bangunan/ruang laboratorium

2. Perabot

3. Peralatan pendidikan

4. Alat dan bahan percobaan

5. Media pendidikan

6. Bahan habis pakai

7. Perlengkapan lainnya.

Pemanfaatan laboratorium secara efektif merupakan salah satu prasyarat dalam


pembelajaran/praktikum kimia. Efektivitas pengelolaan laboratorium dipengaruhi oleh banyak
faktor, diantaranya adalah ketersediaan fasilitas baik secara kuantitas maupun kualitasnya dan
kompetensi pengelola laboratorium. Efektivitas standar laboratorium perlu diketahui karena
ketersediaan sarana dan prasarana laboratorium dari segi kuantitas dan kualitas berdampak
pada keberhasilan pembelajaran kimia.
Tidak hanya itu, laboratorium yang baik juga harus memenuhi persyaratan kesehatan, nah
persyaratan kesehatan ini didapatkan apabila laboratorium terawat dengan baik dengan
demikian kebersihan laboratorium merupakan salah satu hal yang harus diperhatikan. .
Kebersihan laboratorium merupakan hal yang penting dalam mendukung pembelajaran kimia
di laboratorium. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mengelola kebersihan
laboratorium adalah:

1. Secara umum ruang laboratorium harus dibersihkan secara rutin, terutama


kebersihan lantai, meja praktikum, lemari asam, ruang timbang, dan ruang lainnya serta
keran-keran air, agar tidak berdebu dan kotor.
2. Pada setiap laboratorium harus disediakan fasilitas
bak pasir yang berfungsi sebagai tempat pembuangan sementara bahan-bahan kimia
hasil/sisa praktikum. Secara berkala bak pasir harus diganti. Harus ditekankan bahwa
tidak boleh membuang sisa reaksi/bahan-bahan kimia cair atau padat ke saluran
air/keran, tetapi harus pada bak pasir.
3. Pembuangan bahan kimia sisa praktikum harus seminimal mungkin,
berdasarkan hal tersebut maka laboran harus berkoordianasi dengan pengelola
laboratorium dan instruktur mata pelajaran, harus memiliki komitmen untuk
merancang suatu praktikum dengan bahan kimia seminimal mungkin sehingga akan
mengurangi polusi dan dapat menjaga lingkungan.
4. Selain bak pasir pada laboratorium kimia harus tersedia tempat sampah untuk
menampung sisa sampah yang tidak mengandung bahan kimia, seperti kertas, tissue
dan lainnya. Tempat sampah harus disediakan lebih dari satu buah dan diletakkan pada
tempat yang tidak menghalangi lalu lintas keluar masuk laboratorium.
5. Fasilitas alat-alat kebersihan umum seperti sapu, alat pembersih lantai, alat
pembersih debu, kain lap, kain pel, serokan sampah, dan lainnya minimal harus tersedia
lebih dari satu set pada setiap laboratorium.
6. Kebersihan laboratorium kimia juga dipengaruhi oleh ventilasi dan pencahayaan,
oleh karena itu seharusnya dijaga agar ruang laboratorium memiliki pencahayaan dan
sirkulasi udara yang baik sehingga tidak lembab dan berjamur.
7. Menjaga kebersihan laboratorium juga harus ditekankan menjadi tanggung
jawab bersama, sehingga setiap selesai pembelajaran praktikum setiap praktikan
dibiasakan untuk membersihkan meja kerja yang digunakannya dan
pengembalikan alat pada keadaan bersih. Pembiasaan
ini harus dimulai sejak praktikan memasuki laboratorium dan diingatkan kembali
secara terus menerus pada setiap pembelajaran, dan secara tertulis harus tercantum
pada tatatertib laboratorium.
8. Melatih meminimalkan pembuangan sisa bahan/hasil praktikum dan mencegah
polusi di sekitar laboratorium memberikan pembelajaran tentang tanggung
jawab memelihara lingkungan. Penekanan pendekatan ini pad a maka secara tidak
langsung dapat melatih praktikan memiliki kebiasaan menghargai dan berhemat dalam
kehidupannya, baik di laboratorium, sehingga diharapkan dapat memberikan dampak
positif untuk kehidupannya di masa akan datang.
9. Beberapa hal yang juga harus diperhatikan dan ditanamkan pada pengguna Lab
dalam menjaga kebersihan laboratorium adalah sebagai berikut:
 Setiap pengguna lab harus menjaga area tempat kerja/ meja laboratorium dan
sekitarnya bersih dan bebas dari barang-barang yang tidak diperlukan untuk eksperimen
tersebut.
 Buatlah area tempat kerja dan sekitarnya tetap bersih dan rapih selama praktikum
berlangsung sampai pada akhir praktikum.
 Jangan menutup saluran wastafel/sink dengan sisa bahan praktikum/kotoran.
 Jangan melakukan aktivitas yang menghalangi jalan keluar atau peralatan yang
berfungsi untuk keadaan gawat darurat.
 Perhatikan semua alat yang akan digunakan sebelum memulai praktikum, bila ada
kerusakan (retak, patah atau lainnya), laporkan pada petugas dan jangan menggunakan
peralatan yang rusak untuk praktikum
 Jangan membuang/menunggu sisa zat kimia ke dalam wastafel atau tempat sampah.
 Tempatkan bahan-bahan kimia sisa pada tabung khusus sesuai dengan lebel yang
telah diberikan. Jangan mencampurkan buangan zat-zat kimia sembarangan.
 Buanglah barang-barang yang sudah dipakai seperti pecahan kaca, sarung tangan, kertas
tissue, atau alat- alat tajam (shyring, dll), segera pada wadah/kontainer yang disedikan sesuai
lebel yang telah diberikan.
 Membersihkan ruang kerja dan beberapa fasilitasnya, terutama perabot, seperti meja
kerja/praktikum, lemari penyimpanan alat dan bahan juga termasuk ke dalam pekerjaan
perawatan fasilitas laboratorium. Perawatan fasilitas laboratorium berupa perabotan relatif
mudah dilakukan. Meja kerja dibersihkan dengan kain basah untuk menghilangkan debu dan
tumpahan zat.
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwasanya tempat pembuangan untuk sampah yang
berbentuk padat ataupun cair, sampah biasa ataupun sampah sisa-sisa pratikum tidak boleh
dijadikan pada satu tempat sampah karena dapat mencemari keadaan lingkungan disekitar
laboratorium dan dapat membahayakan kesehatan pratikan. Sementara untuk sisa zat kimia
setelah pratkum seharusnya di buang pada bak pasir, bukan di buang sembarangan pada
selokan. Untuk itu, agar keadaan laboratorium dapat tetap memiliki persyaratan kesehatan,
didalam laboratorium harus ada beberapa bak sampah yang benar-benar di khususkan untuk
setiap sampah dan diletakkan pada tempat yang sekiranya tidak menghalangi lalu lintas keluar
masuk laboratorium.

Gambar diatas memperlihatkan laboratorium yang hanya memiliki satu buah tempat
sampah, dan seluruh sampahnya di campur pada satu tempat sampah tersebut. Hal ini
menunjukkan bahwasanya laboratorium tersebut belum memenuhi persyaratan kesehatan
untuk blaboratorium sains.

Permasalahan :

Seperti yang telah dijelaskan diatas, bahwasanya laboratorium yang baik itu juga harus
memenuhi persyaratan kesehatan untuk pratikan maupun laborannya, yang ingin saya
tanyakan jika keadaan dalam suatu laboratorium kurang memenuhi untuk persyaratan
kesehatan pratikan maupun laborannya, apakah menurut anda laboratorium tersebut memadai
untuk digunakan pratik ? tolong jelaskan anda ? dan jika anda bertugas sebagai laboran di
laboratorium tersebut apa yang akan anda lakukan untuk mengatasi hal tersebut ? terimakasih.

Keselamatan Kerja di Labolatorium

Seiring dengan perkembangan teknologi, peralatan kerja di laboratorium sebagai sarana research and
development-pun juga semakin berkembang. Artinya kita harus semakin hati-hati bekerja di
laboratorium, termasuk selalu memperhatikan keselamatan bagi diri kita dan orang lain yang bekerja di
laboratorium. Dengan keselamatan dan kesehatan kerja maka para pengguna diharapkan dapat
melakukan pekerjaan dengan aman dan nyaman.

Laboratorium yang baik harus dilengkapi dengan peralatan keselamatan kerja yang memadai untuk dapat
melindungi dan menjamin keselamatan pekerja.
Salah satu fasilitas alat untuk melengkapi ruang kerja di laboratorium adalah kotak P3k.

Untuk kotak PPPK bisa dilengkapi dengan :

1. Obat luar
- Salep levertran (untuk luka bakar)
- Revanol
- Betadin
- Handyplash
2. Obat ringan

- Obat-obat anti histamin

- Norit

3. Plester Pembalut

Ukuran kecil, sedang, besar

4. Kapas, kasa steril


Kotak P3k Labolatorium Universitas Jambi

Sementara kotak P3k yang ada di labolatorium UP MIPA universitas Jambi masih belum memenuhi
standarisasi yang ditetapkan. Hal ini terbukti dengan ditemukannya kotak P3k yang kosong. Tidak ada satu
obatpun yang berhasil ditemui disana.

Ananesi Wulandari di 05.40


Berbagi

4 komentar:

1.
Ananesi Wulandari10 Maret 2014 05.53
Dari ke empat pembahasan di atas saya ingin membahas mengenai Bak Cucian,.
selama ini praktikum yang kita lakukan selalu mencuci alat dengan air biasa/air
hujan/air yang ada di toilet.
Padahal menurut artikel di atas alat-alat dengan noda atau kotoran tertentu di
bersihkan dengan bahan-bahan khusus, Bagaimana pengaruh dari kedua hal
tersebut dengan kesterilan alat laboratorium.
selanjutnya apakah ada kriteria khusus untuk bak cucian, yang di gunakan untuk
membuang zat-zat yang telah di gunakan baik itu berupa zat padat ataupun cairan?
Apakah semua jenis zat dapat di buang ke dalam bak cucian yang sama, dan tidak
akan menimbulkan reaksi-reaksi tertentu yang dapat membahayakan lingkungan
sekitar?
Mohon komentarnya!!!
Balas

2.

sondang riana tampubolon10 Maret 2014 08.13

Baiklah saudara nesi saya akan mencoba menjawab pertanyaan dari saudara
Apakah semua jenis zat dapat di buang ke dalam bak cucian yang sama, dan tidak
akan menimbulkan reaksi-reaksi tertentu yang dapat membahayakan lingkungan
sekitar?
menurut saya kita tidak bisa membuang semua jenis zat kedalam bak cucian yang
sama, karena kita tahu ada banyak zat-zat yang berbahaya ( mudah terbakar ) dan
zat-zat yang tidak perlu dikhawatirkan.
Jika kita membuang semua zat kedalam bak yang sama kemungkinan besar
limbahnya akan dapat membunuh tumbuhan yang ada disekitar tempat
pembuangan tersebut. Untuk menghindari hal itu terjadi kita diharapkan mau
untuk lebih membersihkan bak cucian, dan membedakan tempat membersihkan
alat-alat praktikum bekas zat yang berbahaya dan alat-alat praktikum yang tidak
berbahaya. Karena kita tahu pastilah disetiap laboratorium memiliki bak cucian
lebih dari satu.
hanya itu yang saya masih tau yah saudara nesi
kurang lebihnya saya minta maaf.............
Balas

3.

ice lely10 Maret 2014 09.24

menurut saya, apabila alat praktikum meninggalkan noda yang sulit dibersihkan
dengan sabun maka digunakan bahan khusus. tetapi apabila alat telah bersih
dengan sabun maka tidak perlu digunakan bahan khusus.
untuk tempat pembuangan zat, seharusnya pada setiap laboratorium harus
disediakan fasilitas bak pasir yang berfungsi sebagai tempat pembuangan
sementara bahan-bahan kimia hasil/sisa praktikum. Secara berkala bak pasir
harus diganti. Harus ditekankan bahwa tidak boleh membuang sisa reaksi/bahan-
bahan kimia cair atau padat ke saluran air/keran, tetapi harus pada bak pasir.
dari informasi tersebut dpat kita ketahui kriteria bak pembuangan zat. pasir
dibuang ditempat tertentu untuk menghinari pencemaran lingkungan.
terimakasih
Balas

4.

Febe eunikhe11 Maret 2014 00.12

baiklah, sepertinya apa yg telah di jelaskan oleh sdri ice dan sondang udah cukup
jelas, sy hanya menambahkan sedikit bahwa jika kita membuang semua jenis zat
ke dalam bak cucian yang sama bisa saja menimbulkan hal-hal yang dapat
berbahaya, jadi sebaiknya zat-zat tersebut jgn di buang sembarangan pada 1
tempat bak cuci tp di kelompokkan bagi bagian mana zat yang berbahaya yang
dapat mencemarkan dan bagian mana yang tidak terlalu mencemarkan,
berdasarkan literatur yg sy baca sebaiknya Bak cuci atau sinks dapat terbuat dari
beton atau porcelain. Bak cuci yang terbuat dari porcelain mudah ternoda apabila
kena bahan-bahan kimia sehingga Bak cuci harus dilengkapi dengan saringan
untuk mencegah masuknya sisa-sisa praktikum yang berupa bahan padat.
trimakasih
Balas


Beranda

Lihat versi web

Mengenai Saya

Ananesi Wulandari
Lihat profil lengkapku
Diberdayakan oleh Blogger.

Anda mungkin juga menyukai