Anda di halaman 1dari 3

BAB I

A. Latar Belakang
Kanker serviks merupakan penyakit kanker perempuan yang menimbulkan
kematian terbanyak akibat penyakit kanker terutama di negara berkembang (Anwar,
2011). Penyakit kanker leher rahim yang istilah kesehatannya adalah kanker serviks
(cervical cancer) merupakan kanker yang terjadi pada serviks uterus, suatu daerah pada
organ reproduksi wanita yang merupakan pintu masuk ke arah rahim yang terletak
antara rahim (uterus) dengan liang senggama (vagina) (Purwoastuti dan Walyani, 2015).
Kanker serviks merupakan suatu penyakit yang disebabkan oleh HPV atau Human
Papilloma Virus, mempunyai presentase yang cukup tinggi dalam menyebabkan kanker
serviks yaitu sekitar 99,7% (Tilong, 2012).

Secara nasional prevalensi penyakit kanker pada penduduk semua umur di


Indonesia tahun 2013 sebesar 1,4‰ atau diperkirakan sekitar 347.792 orang. Penyakit
kanker serviks dan payudara merupakan penyakit kanker dengan prevalensi tertinggi di
Indonesia pada tahun 2013, yaitu kanker serviks sebesar 0,8‰ dan kanker payudara
sebesar 0,5‰. Jumlah prevalensi untuk provinsi Jawa Tengah yang terkena kanker
serviks yaitu sebesar 1,2‰ diagnosis dokter dan data estimasi jumlah penderita kanker
serviks 19.734 orang.(Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI, 2015).

Salah satu faktor penyebab tingginya angka kejadian kanker serviks pada wanita
akibat rendahnya cakupan deteksi secara dini akibat kurangnya informasi pada
masyarakat. Deteksi dini pada kanker serviks ini merupakan sebuah terobosan yang
inovatif dalam kesehatan untuk mengurangi angka 3 kematian dan kesakitan akibat
kanker tersebut (Depkes RI, 2008).

Sebagian besar wanita yang didiagnosis kanker leher rahim tidak melakukan
skrinning test atau menindak lanjuti setelah ditemukan hasil yang abnormal, selain itu
biaya untuk pemeriksaan dini kanker serviks tersebut tidak murah, sehingga
keterlambatan pemeriksaanpun terjadi akibat kurangnya pengetahuan pada masyarakat
tentang kanker serviks, sehingga kesadaran untuk melakukan deteksi dini kanker serviks
tidak dilaksanakan (Hananta, 2010).

Deteksi dini kanker pada leher rahim tersebut sangat penting dilakukan, karena
potensi kesembuhan akan sangat tinggi jika masih ditemukan pada tahap prakanker
(Mansjoer, 2007). Pencegahan kanker serviks dapat dilakukan dengan program deteksi
dini (skrinning) dan pemberian vaksinasi. Adanya program deteksi dini di negara maju,
angka kejadian kanker serviks dapat menurun (Rasjidi, 2009). Tindakan pencegahan
yang dapat dilakukan menurut Rasjidi (2009) antara lain dengan Pap Smear (mengambil
lendir serviks untuk dilakukan pemeriksaan di laboratorium), kolposkopi (pemeriksaan
yang dilakukan dengan menggunakan teropong), biopsy (pemeriksaan dengan
mengambil sedikit jaringan serviks yang dicurigai), dan IVA Test (Inspeksi Visual Asam
Asetat).

BAB II
A. Gambaran Umum
Kecamatan dendang
Pasangan Usia Subur per januari 2020 di kecamatan dendang terdapat 2180 PUS

B. Fasilitas kesehatan
Dalam memberikan pelayanan kesehatan dan pelaksanaan kegiatan program
pemeriksaan Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA) pada khususnya, kecamatan Dendang
Telah didukung dengan adanya beberapa fasilitas Kesehatan yang terdiri dari 1
PUSKESMAS yaitu UPTD. PKM. Dendang serta 4 POLINDES dan 5 PUSTU yang tersebar di
setiap Desa di Kecamatan Dendang. Selain itu di wilayah kecamatan Dendang juga
terdapat Fasilitas pelayanan Kesehatan Swasta yaitu DPP. Dr. Asasi (Klinik. PT. SMM)
yang beralamat di komp. Perumahan PT. SMM di desa Jangkang.

C. Ruang Lingkup Kegiatan


a. Sarana tenaga pelayanan
Untuk Pelaksanaan Program Pemeriksaan Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA) test
di Kecamatan Dendang telah memiliki 3 orang tenaga kesehatan yang sudah terlatih
untuk melakukan pemeriksaan, yang mana kesiapan dari 3 orang atau salah satu
dari merekalah yg menjadi salah satu penentu terlaksananya kegiatan penyuluhan
sekaligus pemeriksaan IVA di wilayah kecamatan Dendang. Tenaga Kesehatan
tesebut terdiri dari :

No NAMA TAHUN DILATIH UNIT KERJA

1 FIRSTY RAHAJENG 2018 PKM. DENDANG


2 ENI PUSPITA SARI 2018 PKM. DENDANG
3 ARNI NAWIR 2018 PKM. DENDANG

b. Sarana Pendukung
Selain kesiapan dari tenaga kesehatan, Pelaksanaan Program Inspeksi Visual
Asam Asetat (IVA) juga tidak lepas dari Pentingnya dukungan dari berbagai stake
holder ataupun organisasi yang ada di setiap Desa di Wilayah kecamatan Dendang,
seperti :
1. Tokoh masyarakat
2. Tokoh agama
3. PLKB
4. Posyandu
5. Kader kesehatan
6. Dll

Dalam pelaksanaan program penting adanya dukungan dari berbagai pihak


seperti di sebutkan di atas untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran
masyarakat. Di harapkan dengan semakin banyakya stake holder ataupun organisasi
yang terlibat maka akan semakin berdampak posotif bagi pencapaian program.

c. Pelaksanaan Kegiatan
Pada umumnya pelaksanaan program Pemeriksaan Inspeksi Visual Asam Asetat
(IVA) di Kecamatan Dendang direncanakan rutin dilaksanakan di setiap bulannya. Di
mulai dari Promosi dan advokasi yang melibatkan setiap kader PKK / kader
kesehatan dengan memanfaatkan momen di setiap pertemuan rutin di posyandu,
ataupun pertemuan bulanan PKK serta pertemuan-pertemuan lainnya yang
melibatkan Pasangan Usia Subur yang merupakan sasaran dari progam ini.
Untuk Pelaksanaan pemeriksaan Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA) test, tentunya
harus di sepakati disesuaikan waktu dan tempat yang memungkinkan, biasanya
memanfaatkan momen seperti :
1. Pelayanan KB massal
2. Pertemuan bulanan PKK
3. Posbindu dll,

D. Hasil Kegatan
Berdasarkan hasil kegiatan pemeriksaan Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA) di
Kecamatan Dendang yang sudah berjalan per 1 januari 2020 sampai dengan 31
desember 2020 di peroleh hasil sebagai berikut :

JUMLAH HASIL PEMERIKSAAN


NO BULAN YG DI Lesi Curiga RUJUKAN KETERANGAN
PERIKSA NORMAL
Luas Kanker
1 JANUARI 15 15 0 0 0
2 FEBRUARI 59 59 0 0 0
3 MARET 51 51 0 0 0
4 APRIL 0 0 0 0 0
5 MEI 0 0 0 0 0
6 JUNI 0 0 0 0 0
7 JULI 80 80 0 0 0
8 AGUSTUS 84 84 0 0 0
9 SEPTEMBER 68 68 0 0 0
10 OKTOBER 51 51 0 0 0
11 NOVEMBER 20 20 0 0 0
12 DESEMBER 11 11 0 0 0
JUMLAH 439 439 0 0 0

Anda mungkin juga menyukai