Anda di halaman 1dari 12

MANAJEMEN BUDAYA PERUSAHAAN

A.
A. PENGERTIAN

1. Agent of Change (AOC) adalah pekerja terpilih dan merupakan perwakilan fungsi
/ Anak Perusahaan yang akan terlibat secara penuh terhadap transformasi dan
program budaya Perusahaan sebagai katalisator, inisiator dan eksekutor program.
2. Asesmen (Assessment) adalah proses pemetaan/pengenalan kompetensi dengan
menggunakan berbagai alat/metode yang menghasilkan ukuran efektifitas
perilaku/tingkat kemampuan.
3. BOD adalah Board of Director.
4. Budaya Perusahaan adalah perpaduan tata nilai Perusahaan dan keyakinan-
keyakinan yang tercermin dalam perilaku keseharian, sistem dan proses, dan
simbol-simbol organisasi yang memberi arah dan energi kepada individu dalam
Perusahaan untuk bertindak setiap saat.
5. Change Impact Analysis adalah proses identifikasi terhadap dampak adanya
perubahan dalam aspek Pekerja, Proses Bisnis, Teknologi, Kebijakan dan Mindset
& Culture yang beserta tindak lanjutnya.
6. Coaching adalah bimbingan yang diberikan kepada Pekerja dalam rangka
pengembangan dengan cara memberikan umpan balik secara berkala untuk
membantu meningkatkan keahlian/pengetahuan khusus yang diperlukan guna
menyelesaikan tugasnya atau memecahkan suatu masalah.
7. Entropi adalah energi yang terpakai untuk kegiatan yang tidak produktif di sebuah
lingkungan kerja.
8. Focus group discussion adalah diskusi terfokus dari suatu group untuk
membahas suatu masalah tertentu.
9. Indeks Kesehatan Budaya Organisasi adalah Metode dalam mengukur tingkat
hambatan penerapan budaya dan hubungannya dengan kepemimpinan di
Perusahaan.
10. Indikator Perilaku adalah penjelasan mengenai perilaku yang dapat diobservasi
ketika seseorang menguasai suatu level kompetensi.
11. KPI adalah alat untuk mengukur kinerja Fungsi PT PHE dan AP.
12. Manajemen Perubahan adalah suatu proses untuk melakukan identifikasi, analisa,
review serta persetujuan terhadap adanya perubahan terhadap individu (PMOC)
maupun organisasi (OMOC) yang terkena dampak proses perubahan menuju
kinerja yang lebih baik dan kondisi yang diinginkan oleh Perusahaan.
13. Mutasi adalah pergerakan Pekerja dari suatu jabtan ke jabtan lain sesuai dengan
kebutuhahan Perusahaan dan rencana pembinaan karir Pekerja.
14. Onboarding adalah pembekalan kepada Pekerja terkait dengan materi-materi
umum kepegawaian, HSSE, Budaya Perusahaan dan materu lainnya yang
dianggap perlu yang disampaikan oleh fungsi terkait.
15. Panduan Perilaku adalah serangkaian perilaku yang berlaku dan harus
ditunjukkan/diterapkan oleh setiap Pekerja Perusahaan dalam aktivitasnya setiap
hari.
16. Pekerja adalah Pekerja Waktu Tidak Tertentu (PWTT) dan Pekerja Waktu Tertentu
(PWT)
a. Pekerja Waktu Tidak Tertentu (PWTT) merupakan orang yang bekerja pada
Perusahaan berdasarkan Perjanjian Kerja Waktu Tidak Tertentu (PKWTT) yang
tidak dibatasi waktu atau masa kerja, kecuali sebagaimana diatur dalam
Peraturan Perusahaan atau perjanjian kerja lainnya.
b. Pekerja Waktu Tertentu (PWT) merupakan orang yang bekerja pada Perusahaan
yang berdasarkan Perjanjian Kerja Waktu Tertentu yang dibatasi oleh waktu atau
masa kerja, kecuali sebagaimana diatur dalam Peraturan Perusahaan atau
perjanjian kerja lainnya.
17. Pelatihan (Training) adalah salah satu bentuk pembelajaran jangka pendek non-
akademik/non-gelar, paling lama1 tahun, yang diikuti oleh sejumlah peserta dan
dipandu oleh seorang ataupun beberapa pengajar yang dilakukan sebagai bagian
dari program wajib, program pengembangan kompetensi, program kebutuhan
fungsional dan sebagainya.
18. People Review adalah proses penilaian tahunan kinerja yang diukur berdasarkan
pencapaian kinerja dan perilaku pekerja.
19. Performance Management System (PMS) adalah siklus yang dimulai dari
ketersediaan strategi dan rencana bisnis, perencanaan kinerja,
pematauan/penijauan kinerja, dialog kinerja, hasil realisasi KPI dan pelaksanaan
People Reiew yang akan disampaikan kepada fungsi terkait untuk tindak lanjut
berupa pemberian reward & konsekuensi serta pemberian feedback untuk
pengembangan berikutnya.
20. Persero adalah PT PERTAMINA (Persero), yaitu Perusahaan yang memiliki atas
sebagian atau keseluruhan dari satu atau lebih Perusahaan Korporat lain dengan
kewenangan mengendalikan Perusahaan tersebut.
21. Perusahaan adalah PT Pertamina Hulu Energi sebagai Subholding Upstream
beserta Region, Zona serta PDSI dan Elnusa.
22. Perwira adalah Pertamina Wira merupakan sebutan untuk seluruh Pekerja
23. Pimpinan Fungsi adalah Jabatan Tertinggi dari suatu Fungsi.
24. Sponsor adalah orang atau kelompok yang menyediakan sumber daya dan
dukungan untuk proyek tersebut dan dapat dihitung untuk memungkinkan
keberhasilan.
25. Stakeholder adalah kelompok atau pekerja yang memiliki pengaruh dalam
memberikan keputusan serta strategi dari suatu dampak perubahan organisasi
dalam pelaksanaan kegiatan Perusahaan.
26. Tata Nilai adalah sekumpulan pengertian positif yang menjadi jiwa dan karakter
Perusahaan yang dianut oleh segenap internal Perusahaan dan dilaksanakan
sebagai suatu pedoman bersama untuk menjalankan Perusahaan.
27. Top Management adalah Tim Manajemen yang terdiri dari President Direktur dan
Direktur.
BAB II
KEBIJAKAN UMUM

A. KEBIJAKAN UMUM
1. Seluruh kebijakan terkait penerapan dan pengelolaan Budaya Perusahaan selaras
dengan penerapan budaya dan Tata Nilai PT Pertamina (Persero) serta tetap memiliki
ciri khas Budaya Perusahaan.
2. Pelaksanaan kegiatan terkait dengan penerapan dan pengelolaan Budaya Perusahaan
yang merupakan program dari PT Pertamina (Persero) diimplementasikan di Perusahaan
sesuai dengan jadwal dan metode yang telah ditentukan.
3. Penerapan dan pengelolaan Budaya Perusahaan dilaksanakan secara konsisten oleh
semua pekerja di setiap lapisan, terutama manajemen memastikan seluruh pekerja
melaksanakan pekerjaanya dan berinteraksi dalam organisasi sesuai dengan Budaya
Perusahaan yang telah ditetapkan.

BAB III
MANAJEMEN BUDAYA PERUSAHAAN

A. KONSEP PENERAPAN DAN PENGELOLAAN BUDAYA PERUSAHAAN


Budaya merupakan pola sikap, keyakinan, dan perasaan tertentu yang mendasari,
mengarahkan, dan memberi arti kepada tingkah laku dan proses dalam suatu sistem
organisasi, mencakup visi, misi ataupun norma yang sedang berlaku. Budaya Perusahaan
adalah perpaduan tata nilai Perusahaan dan keyakinan-keyakinan yang tercermin dalam
perilaku keseharian, sistem dan proses, dan simbol-simbol organisasi yang memberi arah
dan energi kepada individu dalam Perusahaan untuk bertindak setiap saat. Adapun tahapan
dalam penetapan dan pengelolaan Budaya Perusahaan adalah:

1. Culture Set Up adalah program formulasi dalam menentukan strategi penerapan dan
pengelolaan Budaya Perusahaan yang selaras dengan Tata Nilai Perusahaan. Dalam
hal ini melibatkan komitmen dan peran dari Top Management dan atasan fungsi tertinggi
dari Perusahaan dan Anak Perusahaan.

2. Culture Activation adalah proses menjabarkan strategi penerapan dan pengelolaan


Budaya Perusahaan ke dalam program-program kerja Budaya beserta dengan detail
pelaksanaannya.

3. Culture Intervention adalah implementasi dari strategi dan program yang telah
ditetapkan sesuai dengan waktu yang telah dijadwalkan. Dalam proses ini melibatkan
seluruh pekerja Perusahaan dan Anak Perusahaan sehingga internalisasi program
Budaya Perusahaan dapat terlaksana.

4. Culture Mastery adalah evaluasi dan tindak lanjut dari proses implementasi yang telah
dilakukan.

B. STRATEGI PENERAPAN & PENGELOLAAN BUDAYA PERUSAHAAN

Untuk mencapai visi “Menjadikan Perusahaan Minyak dan Gas Bumi Kelas Dunia” salah satu
strategi yang perlu dilakukan adalah penerapan dan pengelolaan Budaya Perusahaan.
Budaya Perusahaan berkaitan erat dengan strategi. Strategi ini dirumuskan oleh para
pimpinan dengan mengaitkan kedudukan Perusahaan di lingkungan. Penerapan Budaya di
Perusahaan dapat melalui beberapa langkah dibawah ini:
1. Penetapan Budaya Perusahaan yang selaras dengan Tata Nilai AKHLAK
Pengelolaan dan penerapan Budaya Perusahaan yang diterapkan di Perusahaan selaras
dengan tata nilai yang diterapkan PT Pertamina (Persero) yaitu AKHLAK, yang terdiri
dari:
Tabel 1: Tata Nilai Pertamina

AMANAH Memegang teguh kepercayaan yang diberikan

KOMPETEN Terus belajar dan mengembangkan kapabilitas


HARMONIS Saling peduli dan menghargai perbedaan
LOYAL Berdedikasi dan mengutamakan kepentingan Bangsa dan
Negara
ADAPTIF Terus berinovasi dan antusias dalam menggerakkan ataupun
menghadapi perubahan
KOLABORATIF Membangun kerja sama yang sinergis.

Tata Nilai AKHLAK yang berlaku di Perusahaan diterjemahkan ke dalam panduan


perilaku yang harus diterapkan setiap Pekerja Perusahaan (terlampir dalam pedoman
ini).

Untuk memastikan bahwa Tata Nilai AKHLAK di atas menjadi fokus dan referensi dasar
dalam setiap inisiatif di Perusahaandan dalam keseharian pekerja, maka menjadi penting
untuk dapat menjabarkan Tata Nilai AKHLAK yang fokus dan terintegrasi dalam
pencapaian tujuan Perusahaan. Tata Nilai AKHLAK ini diturunkan menjadi indikator
perilaku utama yang akan menjadi prioritas dalam melakukan implementasi program
Budaya Perusahaan. Adapun penentuan indikator perilaku utama meliputi beberapa hal
berikut:
a. Identifikasi dan analisa kondisi Perusahaan terhadap visi misi Perusahaan, rencana
jangka pendek dan jangka panjang Perusahaan, keuangan Perusahaan, hasil
produksi Perusahaan, proyek yang sedang berjalan maupun yang akan dilakukan
Perusahaan, demografi pekerja, tantangan dan hambatan Perusahaan di masa akan
datang, hasil survey, serta data terkait dan kondisi lainnya.
b. Focus group discussion/interview dengan para Top Management.
c. Identifikasi dan analisa kesenjangan antara kondisi Perusahaan dan sasaran
Perusahaan dari hasil focus group discussion/interview.
d. Penyusunan prioritas indikator perilaku utama yang akan mencerminkan Budaya
Perusahaan.
e. Persetujuan dan komitmen Top Management dan pimpinan fungsi di PHE dan Anak
Perusahaan.

Direksi PT Pertamina (Persero) dalam hal ini sudah menetapkan Critical 5 Behaviours
(C5B) untuk dapat memberikan dampak terhadap percepatan perbaikan kinerja. Berikut
adalah Critical 5 Behaviours (C5B):
Dengan adanya Tata Nilai AKHLAK serta Critical 5 Behaviours (C5B) tentunya perlu
didukung dengan menurunkan ke Program Budaya. PT Pertamina (Persero) telah
menetapkan Pertamina 135 sebagai Program Budaya Inti untuk mendorong pencapaian
kinerja terbaik di seluruh jajaran Perwira. Adapun Program Budaya Inti Pertamina 135
adalah:

2. Strategi Implementasi Penerapan dan Pengelolaan Budaya Perusahaan


Strategi Implementasi Penerapan dan Pengelolaan Budaya Perusahaan diperlukan
untuk merencanakan dan menyusun program internalisasi Budaya Perusahaan yang
sesuai dengan penyusunan prioritas indikator perilaku utama Budaya Perusahaan. Hal
ini bertujuan untuk membentuk pola pikir, mindset dan kesadaran yang diwujudkan
dalam perilaku sehari-hari yang selaras dengan Tata Nilai AKHLAK untuk mencapai
tujuan bisnis Perusahaan. Penyusunan strategi implementasi Budaya Perusahaan
(culture roadmap) ini melalui:
a. Penentuan tujuan dari Implementasi Budaya Perusahaan yang akan dilakukan secara
spesifik dan terukur termasuk dengan target waktu.
b. Penentuan waktu pelaksanaan setiap program kerja Budaya Perusahaan dan
sasaran indikator perilaku yang akan menjadi target.
c. Penentuan metode yang tepat untuk menjalankan program kerja Budaya Perusahaan
dan mengukur seberapa besar pengaruh dan dampak atas program yang telah
dijalankan.
d. Pengelompokan metode dan program yang mencerminkan definisi Budaya
Perusahaan terdiri dari simbol, sistem dan perilaku, dengan detail sebagai berikut:
a. Simbol
 Desain dan publikasi logo, media, perangkat dan identitas lain dari
Perusahaan.
 Pengaturan Tata ruang Perusahaan dan Anak Perusahaan.
 Atribut Pekerja dan Fasilitas Kerja.
 Kegiatan dan acara Olah Raga, Sosial, Agama dan Budaya.
 Kegiatan dan simbol lainnya.
b. Sistem
 Ketentuan Perusahaan, Sistem Tata Kerja dan Kebijakan yang menjadi
standar di Perusahaan dan Anak Perusahaan.
 Penyusunan program kerja, Key Performance Indicator (KPI), action plan,
penerapan Performance Management System.
 Proses pengadaan di Perusahaan dan Anak Perusahaan.
 Proses rekrutmen, seleksi, promosi, mutasi serta pembinaan pekerja.
 Sistem lainnya yang berlaku di Perusahaan dan Anak Perusahaan.
c. Perilaku
 Program budaya yang selaras dengan program HSSE & Operasional
 Pola komunikasi dalam berinteraksi dalam situasi formal (meeting, sosialisasi,
dll) ataupun informal (diskusi, koordinasi pekerjaan, dll).
 Proses umpan balik (feedback) atau coaching.
 Program budaya keselamatan kerja yang diterapkan.
 Kegiatan-kegiatan Perusahaan lainnya yang mencerminkan Budaya
Perusahaan.

C. PENERAPAN DAN PENGELOLAAN BUDAYA PERUSAHAAN


Budaya Perusahaan diterapkan sebagai identitas dan panduan pola kerja dan tingkah laku
di Perusahaan dan Anak Perusahaan yang menjadi dasar ikatan moral dan motivasi dalam
bekerja. Semua pekerja di setiap lapisan terutama manajemen bertanggung jawab untuk
berkomitmen dan melaksanakan secara konsisten penerapan Budaya Perusahaan di setiap
lini. Berikut adalah Penerapan dan Pengelolaan Budaya di Perusahaan:
1. Metode Pendekatan Penerapan dan Pengelolaan Budaya Perusahaan
Penerapan dan Pengelolaan Budaya Perusahaan yang berlaku di Perusahaan dan Anak
Perusahaan menggunakan seperangkat alat Manajemen Perubahan sebagai berikut:
a. Stakeholder & Sponsor Analysis
b. Penilaian Atribut dan Karakteristik Organisasi
c. Pembentukan tim perubahan
d. Change Impact Analysis
e. Sponsor Roadmap
f. Communication Plan
2. Komunikasi program Budaya Perusahaan
Komunikasi program Budaya Perusahaan merupakan hal penting dalam melakukan
internalisasi program kerja Budaya Perusahaan kepada seluruh pekerja. Tujuannya
adalah untuk memberikan informasi mengenai program Budaya Perusahaan,
memberikan edukasi serta mengajak seluruh pekerja berpartisipasi dalam Program
Budaya Perusahaan agar terwujudnya visi misi Perusahaan. Beberapa pendekatan
dalam melakukan komunkasi adalah:
a. Tahapan dan Tujuan Komunikasi Program Budaya Perusahaan
Tahapan pemahaman seluruh pekerja dalam menerima penerapan program Budaya
Perusahaan dapat terbagi menjadi 4 (empat) tahap pemahaman meliputi:
 Mengetahui program kerja Budaya Perusahaan
 Memahami adanya program Budaya Perusahaan
 Menerima dan menjalankan program Budaya Perusahaan
 Memotivasi dirinya dan pekerja lain dalam menjalankan program Budaya
Perusahaan.

Tahapan ini memiliki tujuan komunikasi masing-masing sebagai berikut:

Tabel 2: Communication Framework


Tahapan Tujuan
1 Mengetahui (Aware) Informasi (Inform)
2 Memahami (Understand) Edukasi (Educate)
3 Menerima (Accept) Berpartisipasi (Involve)
4 Memotivasi (Motivate) Bertransformasi (Transformed)

Seluruh media komunikasi dan publikasi impelementasi Budaya di seluruh


Perusahaan harus mengikuti standar komunikasi & publikusi yang dikeluarkan oleh
Perusahaan.

b. Kerangka Komunikasi Program Budaya Perusahaan


Dengan adanya tahapan serta tujuan komunikasi di atas dapat menjadi kerangka
dalam menjalankan program kerja Budaya di Perusahaan dan Anak Perusahaan
sebagai berikut:

Tabel 3: Communication Framework & Program


3. Agent of Change (AOC)
Agent of Change (AOC) merupakan pekerja terpilih dan merupakan perwakilan fungsi /
Anak Perusahaan yang akan terlibat secara penuh terhadap transformasi dan program
budaya Perusahaan sebagai katalisator, inisiator dan eksekutor program. Dalam Agent
of Change (AOC) terdiri dari beberapa kelompok sebagai berikut:

Proses pemilihan Agent of Change (AOC) dapat dilakukan dengan penunjukkan oleh
pemimpin tertinggi fungsi atau Anak Perusahaan serta melalui pendaftaran yang
dilakukan oleh pekerja Perusahaan. Adapun kualifikasi pemilihan Culture Agent adalah:
a. PWTT atau PWT di Perusahaan.
b. Masa kerja minimal 6 bulan.
c. Berkelakuan baik dan tidak pernah mendapatkan sanksi.
d. Komunikatif dan memiliki kemampuan untuk menjadi panutan (Role Model).
4. Fokus Program Internalisasi AKHLAK SHU
Beberapa program budaya yang telah diturunkan dari Tata Nilai AKHLAK kemudian
dibuat prioritas dalam melakukan internalisasi Budaya Perusahaan yang disebut dengan
Fokus Program Internalisasi AKHLAK SHU. Berikut adalah Fokus Program Internalisasi
AKHLAK SHU:
a. Upskilling Budaya Perusahaan merupakan program untuk meningkatkan
kemampuan pekerja terkait dengan pemahaman, pembuatan, implementasi serta
evaluasi program Internalisasi Budaya Perusahaan. Adapun program yang telah
dibuat untuk Upskilling Budaya Perusahaan adalah Serum 135 (Ketentuan dapat
dilihat dalam TKO Serum 135).
b. Pembuatan Standar Guideline Program Internalisasi Budaya merupakan
pembuatan standarisasi, ketentuan serta hal lainnya yang mengatur terlaksananya
sebuah program Budaya Perusahaan. Adapun Standar Guideline Program
Internalisasi Budaya mengatur terkait:
o Standar Guideline komunikasi & publikasi
o Standar Guideline pelaksanaan TGIF (Talk, Grow & Inspire on Friday)
o Standar Guideline program budaya selaras dengan HSSE dan operasional
c. Pelaksanaan Culture Event adalah pelaksanaan program internalisasi Budaya
Perusahaan di lingkungan Subholding Upstream. Adapun program internalisasi
Budaya SHU adalah
 TGIF (Talk, Grow & Inspire on Friday) adalah program interaksi antara top
manajemen dengan seluruh pekerja yang bertujuan untuk internalisasi tata nilai,
mengurangi gap, memberikan positif energi, mendapatkan ide-ide inovasi serta
sosialisasi kegiatan lainnya yang terkait dengan Budaya Perusahaan.
 Culture Competition adalah kompetisi terkait dengan Budaya Perusahaan yang
diikuti oleh pekerja seperti kompetisi video tata nilai, kompetisi foto dan lainnya.
 Culture Digital Campaign adalah memberikan informasi kepada seluruh
pekerja melalui media digital seperti broadcast, video, dan lainnya.
 Culture Implementation Apretiation adalah program penghargaan kepada
individu, tim, fungsi atau Anak Perusahaan atas penerapan tata nilai AKHLAK
sebagai apresiasi dari Perusahaan.
Ketentuan lebih lanjut dapat dilihat pada TKO Pelaksaan Program Budaya.

D. EVALUASI PENERAPAN DAN PENGELOLAAN BUDAYA

Sebagai bagian dari proses komunikasi, evaluasi dan upaya perbaikan terus menerus dari
program penerapan Budaya Perusahaan di Perusahaan, maka secara berkala dilakukan
pengukuran tingkat pemahaman, adopsi, dan efektifitas Budaya Perusahaan yang
diterapkan yang dapat diukur melalui:
1. Cultural Entropy
Pada setiap perusahaan akan ditemui beberapa hambatan dalam menerapkan Budaya
Perusahaan yang mendukung kinerja dan implementasinya. Identifikasi hal-hal yang
menghambat penerapan Budaya Perusahaan dinamakan Entropy. Entropy menunjukkan
tingkat konflik, friksi dan frustasi di lingkungan tersebut. Semakin kecil persentasenya akan
menunjukkan gejala yang positif sebagaimana tabel dibawah ini:

Tabel 4: Nilai Cultural Entropy dan Dampaknya


Nilai Cultural Dampak
Entropy
>41% SITUASI KRITIS, memerlukan perubahan kepemimpinan untuk
menghindari kegagalan organisasi
31-40% SANGAT TIDAK SEHAT, situasi serius yang memerlukan intervensi
dan perubahan kepemimpinan segera
21-30% TIDAK SEHAT, masalah-masalah signifikan yang memerlukan
perhatian segera.
11-20% KURANG SEHAT memerlukan beberapa penyesuaian minor
<10% Budaya organisasi SEHAT
Barret, 2010
2. Culture Measurement
a. Survey pemahaman Tata Nilai AKHLAK
Tujuan dari survey ini adalah untuk mengetahui tingkat pemahaman Perwira tentang
Tata Nilai AKHLAK yang meliputi 4 aspek yaitu definisi, akronim, 18 perilaku serta
Critical 5 Behaviours (C5B). Bentuk survey ini adalah pertanyaan dengan pilihan
ganda.
b. Survey efektifitas pelaksanaan Internalisasi Tata Nilai AKHLAK
Survey ini mengukur 3 aspek yaitu People, Process dan Technology yang bertujuan
melihat beberapa efektifitas pelaksanaan seperti:
 Peran Top Leader dan Tim Manajemen dalam internalisasi
 Peran AOC dalam internalisasi
 Keterlibatan Pekerja terhadap proses internalisasi
 Kepedulian terhadap proses internalisasi
 Feedback terhadap pelaksanaan program
 Feedback terhadap media komunikasi program
c. Audit Budaya Implementasi Internalisasi Tata Nilai AKHLAK
Tujuan dari audit ini adalah untuk mengetahui tingkat efektifitas implementasi Tata
Nilai AKHLAK di suatu unit kerja (Anak Perusahaan / Zona / Fungsi / Field),
menggunakan kaidah Plan – Execution – Achievement, yang didasari oleh Kriteria
Kinerja Ekselen Pertamina (KKEP framework), yang terdiri dari 4 tahapan penetapan
budaya (Culture Set Up, Culture Activation, Culture Intervention & Culture Mastery).
Dalam melakukan Audit Budaya ini perlu diperlukan adanya petugas pemeriksa
kepatuhan pelaksanaan Internalisasi Tata Nilai AKHLAK yang merupakan ……….
(Informasi lebih lanjut dapat dilihat di TKO Culture Measurement)
3. Sumber Informasi Lain
a. PMS – Performance Management System.
b. Pencapaian kinerja / KPI yang ditetapkan setiap tahunnya.
c. Sumber informasi lain yang dimiliki oleh Perusahaan baik secara formal maupun
informal.

E. TINDAK LANJUT HASIL EVALUASI PENERAPAN DAN PENGELOLAAN BUDAYA


PERUSAHAAN
Hasil dan informasi yang didapatkan dari pengukuran dan evaluasi penerapan Budaya
Perusahaan ini menjadi tanggung jawab Fungsi HC dan melalui langkah berikut ini:
a) Hasil evaluasi keseluruhan dilaporkan kepada pihak Manajemen.
b) Pihak HC memberikan rekomendasi dan prioritas tindak lanjut dari hasil evaluasi
tersebut.
c) Proses komunikasi rekomendasi yang sudah disetujui oleh pihak Manajemen
disampaikan kepada seluruh Pekerja di Perusahaan dan Anak Perusahaan.
d) Setiap Fungsi dan/atau Anak Perusahaan terkait menyusun rencana program kerja yang
sesuai dengan rekomendasi yang sudah disetujui oleh Pihak Manajemen, untuk
kemudian dilaksanakan.
e) Pelaporan proses monitoring terhadap pelaksanaan dan pencapaian program kerja
serta evaluasi lebih lanjut, untuk dilaporkan kembali kepada pihak Manajemen.

Anda mungkin juga menyukai