Anda di halaman 1dari 12

MODUL : KETERAMPILAN BELAJAR, BERPIKIR KRITIS, DAN KOMUNIKASI

LBM KE-2
KELOMPOK SGD 25

NAMA TUTOR : dr. Yani Istadi, M. Med. Ed.


NAMA MAHASISWA :
KETUA DISKUSI : ADITYA RIZKO PRATAMA (30102300130)
SEKRETARIS : AURELLIA NUR’ AINI (30102300053)
ANGGOTA :
1. ALYA RAHMA FADILA (30102300056)
2. AURORA LATHIFATUZ ZAHRA (30102300093)
3. CAHYA WAHYU PRATIWI (30102300188)
4. FIONA PRAMUDYA RAHMAN (30102300087)
5. RAFIF AUFADA KRISTIAWAN (30102100166)
6. RANGGA CAHYA ARRAFI (30102300171)
7. RAZAN ALTHAFSYAH WIRAYUDA (30102300236)
8. QIKAN NAILAH ANANTI SUSYANTO (30102300114)
9. ZULFA NAIFATUZZAHIRA (30102300167)

Judul : IT For Learning

Skenario :
Seorang mahasiswa sedang mencermati umpan balik tertulis dari tutor terkait laporan jawaban
learning issue yang ia kumpulkan. Tutor mengapresiasi sumber belajar yang ia rujuk sebagian b
esar sudah memenuhi kriteria layak rujuk dan variasinya cukup. Namun demikian, masih ada ha
l yang harus diperbaiki lagi yaitu ia harus mempertimbangkan lagi/ berhati-hati terhadap inform
asi yang diperoleh dari sumber belajar di website, web blog, repository maupun media sosial lai
n, dan memparafrase karya yang dirujuk serta memperbaiki cara penulisan referensi di daftar p
ustaka. Tutor mengingatkan kebiasaan copy paste akan menghambat proses active learning dan
merupakan salah satu academic misconduct, sehingga sebaiknya mahasiswa memperhatikan eti
ka merujuk sumber belajar. Penulisan referensi menggunakan reference management software
akan sangat membantu. Selain itu tutor juga mengingatkan bahwa pengalaman yang diperoleh
saat pembelajaran di laboratorium maupun di lapangan dapat menjadi sumber belajar.

STEP 1
1. Repository : penyimpanan digital (alya)
Kumpulan karya tulis (aurel)
Kesimpulan : penyimpanan digital yang berisi kumpulan karya tulis
2. Academic misconduct :
suatu perilaku yang memakai cara tidak sah untuk mencapai keberhasilan akademik
(cahya)
Perilaku mahasiswa tidak jujur yang mengakibatkan pelanggaran akademik (zulfa)
Masalah yang terjadi di lingkungan akademik (aurora)
Kesimpulan : perilaku tidak jujur yang mengakibatkan pelanggaran akademik
3. Active learning :
Metode pembelajaran yang menekankan keaktifan pada mahasiswa (qikan) Tidak hanya
mendengar atau membaca tapi mahasiswa terlibat dalam kegiatan yang perlu pemikiran
analisis dan interaksi aktif (rizko)

4. Reference management software


Software yang membantu seseorang atau mahasiswa dalam mengelola dokumen referensi
(razan)

STEP 2
1. Apa saja strategi aktif learning ? (aurora)
2. Apa saja kriteria sumber belajar yang layak rujuk (Fiona)
3. Selain yang ada di scenario hal apa lagi yang termasuk dalam akademik miscounduct
(razan)
4. Bagaimana cara memparafrase suatu tulisan dengan baik dan benar (cahya)
5. Bagaimana cara penulisan referensi menggunakan reference management software?
(alya)
6. Apa saja dampak jika mahasiswa melakukan academic miscounduct sejara terus
menerus (Rangga)
7. Mengapa paraphrase sangat penting dalam proses merujuk sumber belajar? (Zulfa)
8. Bagaimana etika yang seharusnya diterapkan dalam merujuk sumber belajar?(aurora)
9. Apa saja yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan informasi dari sumber belajar?
(qikan)
10. Mengapa copy paste dapat menghambat active learning? (alya)
11. Mengapa kita harus berhati hati terhadap sumber belajar yang ada di web blog dan
website? (razan)
12. Mengapa active learning merupakan metode yang baik dalam proses pembelajaran?
(aurel)
STEP 3
1. Mengapa active learning merupakan metode yang baik dalam proses pembelajaran bagi
mahasiswa? (aurel)
Karena dalam active learning siswa dituntut aktif dalam pembelajaran, tidak hanya
mendengar atau membaca materi namun terlibat dalam hal yang memerlukan pemikiran
analisis dan interaksi aktif yang biasanya dituangkan dalam bentuk diskusi kelompok,
simulasi, studi kasus, eksperimen,dan lain lain sehingga diharapkan meningkatkan
kemampuan berfuikir kritis, dan problem solving. (rizko) Keberanian dalam
mengungkapkan pendapat dan mengekspresikan gagasannya (alya)
Kriteria metode pembelajaran yang baik yaitu:
- Berfokus pada siswa (rizko)
- Dapat menumbuhkan kreatifitas pelajar (aurora)
- Mendorong secara mandiri mahasiswa menentukan proses belajarnya (rizko)
- Dapat menumbuhkan rasa percaya diri siswa untuk mengemukakan pendapat (fiona)
- Melatih kemampuan berfikir kritis (razan)
Kesimpulan : Karena active learning memenuhi kriteria metode pembelajaran yang baik

2. Apa saja kriteria seorang active learner ? (aurora)


Mahasiswa harus aktif, tidak boleh pasif (rafif)
Memiliki rasa keingintahuan yang tinggi(cahya)
Memiliki motivasi yang kuat (rizko)
Memiliki tujuan belajar yang jelas (razan)
Memiliki kepercayaan diri (alya)
Pantang menyerah (cahya)
Berani untuk mengungkapkan pendapat (Fiona)
Memiliki inisiatif (razan)

3. Bagaimana cara menjadi seorang active learner?


1 Menentukan tujuan yang jelas
2 Menentukan metode belajar yang sesuai
3 Menentukan rencana belajar yang sesuai
4 Melatih generic transferable skill
5 Mengevaluasi hasil dan cara belajar

4. Apa saja kriteria sumber belajar yang layak rujuk (Fiona)


Memiliki informasi yang terbaru dan memiliki daftar pustaka (aurel)
Relevan dengan standard akademik (qikan)
Dapat secara efektif membantu mahasiswa untuk memahami pelajaran (aurora)
Jurnal dipublikasikan tidak lebih dari 5 sampai 10 tahun yang lalu (alya)
Berasal dari laman yang resmi dan terpercaya
Jurnal memiliki penelitian yang dapat dipertanggungjawabkan (alya)
Kesimpulan : kriteria diatas saling melengkapi sebagai sumber yang layak rujuk

5. Mengapa kita harus berhati hati terhadap sumber belajar yang ada di web blog dan
website? (razan)
Karena bisa saja penulis blog tersebut bukan orang yang kompeten (aurel)
Karena bisa saja sumber belajar tersebut mengandung plagiat dan perubahan sumber
penelitian (qikan)
Karena sebagian besar isi dari website dan web blog merupakan opini
Karena website dan web blog merupakan platform dimana semua orang dapat
mengunggah apapun yang mereka inginkan tanpa ada regulasi yang baik (razan)
Kesimpulan :
Agar tidak mengalami miss information sehingga ilmu yang kita dapat bermanfaat (Fiona)

6. Bagaimana etika yang seharusnya diterapkan dalam merujuk sumber belajar?(aurora)


Menyertakan sumbernya ketika menggunakan pemikiran orang lain (aurel)
Tidak melakukan plagiarisme (rizko)
Melakukan paraphrase
Memberikan kutipan langsung (alya)

Etika adalah sikap yang seharusnya dilakukan

7. Mengapa paraphrase sangat penting dalam proses merujuk sumber belajar? (Zulfa)
Karena kita bisa menjadi lebih aktif dan kreatif saat mengulang suatu ide atau pendapat
dengan kata atau pemikiran kita sendiri (qikan)
Untuk menghindari terjadinya plagiarisme (razan)

8. Bagaimana cara memparafrase suatu tulisan dengan baik dan benar (cahya)
Membaca dan memahami isi teks, tulis konsep utama, tulis kembali teks dengan kalimat
kita sendiri,bandingkan dengan teks asli, cantumkan sumber (aurora)

9. Apakah boleh menggunakan AI sebagai sumber belajar?

10. Mengapa copy paste dapat menghambat proses active learning? (alya)
Menyebabkan mahasiswa menjadi malas dan tidak mau berfikir kritis dan menyebabkan
mahasiswa tidak kreatif. Sehingga membuat mahasiswa tidak aktif dalam pembelajaran,
dan menghambat terjadinya active learning. (Fiona)

11. Bagaimana cara penulisan referensi menggunakan reference management software?


(alya)
12. Selain yang ada di scenario hal apa lagi yang termasuk dalam akademik miscounduct
(razan)
13. Apa saja dampak jika mahasiswa melakukan academic miscounduct sejara terus menerus
(Rangga)

Step 4
Mind Map
Step 5
Learning Issue
Step 6
1. Mengapa active learning merupakan metode yang baik dalam proses pembelajaran bagi
mahasiswa? (aurel)
Karena mahasiswa kedokteran merupakan seorang remaja tahap akhir yang memasuki fase
dewasa,maka konsep belajar mandiri harus diterapkan sehingga bisa mengetahui hal-hal apa
yang dibutuhkan dalam proses belajarnya sendiri.

Sumber: Lisiswanti, Rika, dan Drisnaf S I. (2021). Active Learning di Pendidikan Kedokteran. Lampung.
JK Unila | Volume 5 | Nomor 1. http://repository.lppm.unila.ac.id/43329/1/Active%20learning%20JK
%20Unila.pdf

2. Apa saja kriteria seorang active learner ? (aurora)


Karakteristik dari student active learning menurut Bonwell (dalam Suyadi, 2013: 36) yaitu :
 pembelajaran terfokus pada proses bukan hanya pemberian materi,hal ini bertujuan
untuk menanamkan nilai-nilai seperti kerja keras, rasa ingin tahu, dan karakter lainnya
kepada mahasiswa. Ini berarti pendidikan tidak hanya tentang mentransfer
pengetahuan, tetapi juga tentang mentransfer nilai-nilai penting.

 Pelajar dituntut aktif untuk memahami materi belajar dengan penekanan nilai tanggung
jawab,tidak hanya mengetahui,namun bisa mempraktikan bahkan membuktikan teori
yang dipelajari.
 Peserta didik memiliki hak untuk menerima atau menolak materi pelajaran berdasarkan
relevansinya dengan pandangan hidup mereka.
 Penekanan berfikir kritis pada pelajar,pelajar dituntut mengidentifikasi dan
mengevaluasi pembelajaran dari pada hanya menerima teori dan menghafalnya.

 Pembelajaran yang berfokus pada dialog dan diskusi, siswa akan lebih cepat
mendapatkan umpan balik dan berpartisipasi aktif. Pendekatan pembelajaran seperti ini
juga membantu membentuk karakter siswa yang lebih demokratis, terbuka, menghargai
perbedaan, dan memiliki nilai-nilai kemanusiaan yang tinggi.

https://eprints.umm.ac.id/38849/3/BAB%20II.pdf

3. Bagaimana cara menjadi seorang active learner?


Para pelajar perlu mempersiapkan diri dengan serius di luar waktu pelajaran. Mereka
memiliki tanggung jawab besar untuk mencari sebanyak mungkin informasi yang
mendukung pembelajaran mereka. Hal ini membantu mereka berpartisipasi dengan baik
dalam pembelajaran. Persiapan yang matang harus dilakukan, dan mereka harus
bijaksana dalam mengelola waktu dan menentukan prioritas dalam belajar.
Menggabungkan berbagai teknik pembelajaran aktif sepanjang semester adalah cara
yang baik untuk mencapai hal ini.
Sumber: RUNTUT PRIH UTAMI , - (2009) ACTIVE LEARNING UNTUK MEWUJUDKAN
PEMBELAJARAN EFEKTIF. Al-Bidayah Jurnal Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Vol I
No 2 Desember 2009.

4. Apa saja kriteria sumber belajar yang layak rujuk (Fiona)

Dalam memilih sumber belajar yang bagus, ada tiga hal penting yang harus
diperhatikan:

1. **Relevan**: Pastikan sumber belajar cocok dengan apa yang harus dipelajari sesuai
dengan kurikulum.

2. **Konsisten**: Materi pelajaran harus sesuai dengan apa yang diajarkan di


kurikulum, jadi tidak ada bagian yang diabaikan.
3. **Cukup**: Materi harus mencakup semua yang diperlukan agar siswa dapat
memahami topik dengan baik, tidak terlalu mendalam dan tidak terlalu dangkal.

Sumber: Muji, M., Muti’ah, A., & Widjajanti, A. (2019). KEARIFAN LOKAL
SUMBER BELAJAR MENUMBUHKAN BERFIKIR KRITIS KREATIF
INOVATIF. FKIP e-PROCEEDING, 177-194.

-Sumber resmi
Jika dari buku teks perhatikan isbn dan tahun terbit
Jika dari artikel online perhatikan alamat
situsnya, dari institusi pendidikan
organisasi atau provider jurnal ilmiah

lanjut di self chat wa

5. Mengapa kita harus berhati hati terhadap sumber belajar yang ada di web blog dan
website? (razan)

Kita harus berhati-hati terhadap sumber belajar yang ada di web blog dan website
karena tidak semua sumber belajar yang ada di internet dapat diandalkan
kebenarannya. Beberapa website atau blog mungkin tidak memiliki informasi yang
akurat atau objektif, dan dapat memuat informasi yang salah atau menyesatkan. Selain
itu, tidak semua website atau blog memiliki penanggung jawab yang jelas atau informasi
yang terverifikasi. Oleh karena itu, sebelum menggunakan sumber belajar dari web blog
atau website, perlu dilakukan pengecekan terlebih dahulu mengenai keakuratan dan
keandalannya.

PENGARUH MOTIVASI DAN PEMANFAATAN SUMBER BELAJAR BERBASIS WEBSITE TERHADAP


HASIL BELAJAR PAI PESERTA DIDIK SEKOLAH DASAR
DOI: https://doi.org/10.47668/edusaintek.v10i2.462]sq

6. Bagaimana etika yang seharusnya diterapkan dalam merujuk sumber belajar?(aurora)


Dalam merujuk sumber belajar, terdapat beberapa etika yang seharusnya diterapkan,
antara lain:
1. **Memberikan kredit pada sumber**: Saat menggunakan sumber belajar, penting
untuk memberikan kredit pada sumber tersebut. Hal ini dapat dilakukan dengan cara
mencantumkan nama penulis, judul, dan sumber asli dari sumber belajar tersebut.

2. **Menghindari plagiarisme**: Plagiarisme adalah tindakan mengambil karya orang lain


dan mengklaimnya sebagai milik sendiri. Oleh karena itu, penting untuk menghindari
plagiarisme dengan cara tidak menyalin secara langsung dari sumber belajar tanpa
memberikan kredit pada penulisnya.

3. **Menggunakan sumber yang terpercaya**: Saat merujuk sumber belajar, pastikan


untuk menggunakan sumber yang terpercaya dan memiliki reputasi yang baik. Hal ini
dapat dilakukan dengan cara memeriksa kredibilitas sumber, seperti melihat apakah
sumber tersebut diterbitkan oleh penerbit yang terkenal atau memiliki penulis yang ahli
di bidangnya.

4. **Menghindari sumber yang tidak sah**: Hindari menggunakan sumber belajar yang
tidak sah, seperti situs web yang tidak terverifikasi atau sumber yang tidak memiliki
kredibilitas yang baik.

5. **Menghormati hak cipta**: Saat menggunakan sumber belajar, penting untuk


menghormati hak cipta dan tidak menggunakan materi yang dilindungi hak cipta tanpa
izin dari pemiliknya.

6. **Menggunakan sumber yang relevan**: Pastikan untuk menggunakan sumber belajar


yang relevan dengan topik yang sedang dipelajari. Hal ini akan membantu memastikan
bahwa informasi yang diperoleh akurat dan bermanfaat.

7. Mengapa paraphrase sangat penting dalam proses merujuk sumber belajar? (Zulfa)

Plagiarisme dalam kegiatan menulis dapat dihilangkan dengan teknik parafrase. Parafrase
adalah penyajian kembali atas sebuah karya dengan bahasa lain tanpa menghilangkan makna
sesengguhnya dari karya tersebut.

TEKNIK PARAFRASE DALAM KETRAMPILAN MENULIS UNTUK MENGHINDARI PLAGIARISME


Mursalati Urva Madani, Rati Ardianti
8. Bagaimana cara memparafrase suatu tulisan dengan baik dan benar (cahya)
Parafrasa dengan menggunakan teknik pencarian sinonim, kelas kata, dan urutan kata dapat
diwujudkan melalui enam langkah sederhana. Enam langkah sederhana menurut Henning, E.,
Gravett, S., & Rensburg, W. V. (2005, p. 51) tersebut seperti di bawah ini:
a. bacalah ulang teks aslinya hingga Anda memahami maknanya secara utuh;
b. kesampingkan teks aslinya dulu; buat dan tulis parafrasa Anda pada sebuah catatan;
c. catatlah beberapa kata di bawah tulisan parafrasa Anda untuk sekadar pengingat seberapa
jauh Anda menggunakan pengetahuan Anda perihal kutipan dan parafrasa. Di atas lembar
catatan Anda, tulislah kata kunci atau frasa yang menunjukkan judul / bahasan perihal latihan
berparafrasa;
d. cermati cara Anda memparafrasa teks asli untuk menyakinkan Anda telah memenuhi teknis
secara tepat dan mewujudkan hasil latihan Anda dengan jelas, terjangkau, dan bermakna;
e. gunakan tanda petik untuk menandai istilah-istilah yang menurut Anda asing dari teks asli,
dan
f. dokumentasikan teks asli (termasuk halamannya) pada catatan Anda supaya Anda dapat
dengan mudah menggunakannya saat Anda memutuskan untuk menggabungkan hasil usaha
kutipan dan parafrasa Anda kepada karya tulis Anda sendiri.

Sumber: Strategi dan Teknis Paraphrase dalam Academic Writing: Reformulasi Isi Tanpa
Reduksi
9. Apakah boleh menggunakan AI sebagai sumber belajar?

Penggunaan artificial intelligence (AI) dalam interaksi manusia-AI adalah solusi yang
dapat membantu manusia di berbagai bidang, termasuk pendidikan (Xhaferi & Xhaferi,
2011). Oleh karena itu, kita perlu memanfaatkan teknologi AI dalam pendidikan untuk
mendorong siswa dan guru menjadi lebih aktif dalam proses pembelajaran yang
bertujuan untuk meningkatkan kemandirian belajar.
Di zaman ini, kita memerlukan lebih banyak inovasi teknologi dalam pendidikan untuk
meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang bisa bersaing di tingkat global. Untuk
mencapai ini, lembaga pendidikan dan guru perlu menjadi lebih maju, kreatif, dan inovatif
dalam metode pembelajaran mereka.

Sumber: Rahadiantino, Lienggar, Arfan Fahmi, dkk. 2022. Implementasi


Pembelajaran Artificial Intelligence Bagi Siswa Sekolah Dasar di Kota Batu,
Malang, Jawa Timur. Jurnal Inovasi Pendidikan dan Pembelajaran Sekolah Dasar
P-ISSN. 2622-5069, E-ISSN. 2579-3403 Volume 6, Nomor 1, Juli 2022 Available
online at: http://ejournal.unp.ac.id/index.php/jippsd/index

10. Mengapa copy paste dapat menghambat proses active learning? (alya)

Menyalin dan menempelkan informasi dapat menghambat proses pembelajaran aktif


karena tidak mendorong pemikiran kritis dan refleksi. Ketika siswa menyalin dan
menempelkan informasi, mereka tidak terlibat dengan materi dan tidak memproses
informasi dengan cara yang bermakna. Hal ini dapat menyebabkan kurangnya
pemahaman dan retensi materi. Selain itu, menyalin dan menempelkan informasi dapat
menyebabkan plagiarisme, yang merupakan pelanggaran akademik serius. Dalam
beberapa kasus, pendidik mungkin perlu membuat tugas yang serupa untuk siswa agar
menghindari kemungkinan mencontek, yang dapat lebih mempromosikan menyalin dan
menempelkan. Oleh karena itu, penting bagi pendidik untuk menggunakan metode
pengajaran yang mendorong pembelajaran aktif, seperti pembelajaran berbasis masalah
dan pembelajaran penemuan, serta menyediakan sumber daya pembelajaran yang
beragam dan menarik.
DOI: 10.12753/2066-026X-21-085
11. Bagaimana cara penulisan referensi menggunakan reference management software?

Perangkat lunak manajemen referensi dapat digunakan untuk menyederhanakan proses


penulisan referensi dan kutipan dalam penulisan akademik. Berikut langkah-langkah
menulis referensi menggunakan perangkat lunak manajemen referensi:

1. Pilih perangkat lunak manajemen referensi yang sesuai dengan kebutuhan Anda.
Beberapa pilihan populer termasuk Mendeley, Zotero, EndNote, RefWorks, Citavi,
PaperPile, JabRef, Papers, dan Docear[2].

2. Instal perangkat lunak tersebut di komputer atau perangkat seluler Anda.

3. Buat akun dan atur perpustakaan Anda. Anda dapat mengimpor referensi dari
berbagai sumber, seperti basis data online, PDF, dan situs web.

4. Atur referensi Anda dengan membuat folder dan tag.

5. Gunakan perangkat lunak tersebut untuk menghasilkan kutipan dan daftar pustaka
dalam gaya kutipan yang Anda pilih, seperti APA, MLA, atau Chicago.

6. Periksa keakuratan referensi Anda dan lakukan perubahan yang diperlukan.

7. Sisipkan referensi ke dalam dokumen Anda menggunakan alat kutipan perangkat


lunak.

8. Periksa kembali dokumen Anda untuk memastikan bahwa semua referensi diformat
dan dikutip dengan benar.
Secara keseluruhan, perangkat lunak manajemen referensi dapat menghemat waktu
dan usaha dalam mengelola referensi dan kutipan, dan dapat membantu menghindari
kesalahan dan plagiarisme dalam penulisan akademik[2][4][6].

https://www.semanticscholar.org/paper/PEMANFAATAN-REFERENCE-MANAGEMENT-
SOFTWARE-(RMS)-DI-Mufid/f66898cd127dc3268a430a19af285214bc9075c8

12. Apa saja dampak jika mahasiswa melakukan academic miscounduct sejara terus
menerus?

Tindakan tidak terpuji dalam akademik yang terus-menerus oleh mahasiswa dapat
memiliki dampak negatif beberapa, termasuk:

1. Konsekuensi akademik: Pelanggaran akademik berulang dapat mengakibatkan tindakan


disiplin, seperti gagal dalam sebuah mata kuliah, penangguhan, atau pemecatan dari
institusi. Ini dapat memiliki dampak signifikan pada kemajuan akademik seorang
mahasiswa dan peluang masa depannya.

2. Konsekuensi profesional: Pelanggaran akademik juga dapat memiliki konsekuensi


profesional, seperti hilangnya kredibilitas, merusak reputasi, dan peluang pekerjaan yang
terbatas. Ini dapat menjadi sangat merugikan bagi mahasiswa di bidang-bidang yang
memerlukan tingkat integritas dan perilaku etis yang tinggi, seperti hukum, kedokteran,
dan teknik.

3. Konsekuensi pribadi: Pelanggaran akademik juga dapat memiliki konsekuensi pribadi,


seperti perasaan bersalah, malu, dan kecemasan. Ini juga dapat mempengaruhi hubungan
dengan teman sebaya, instruktur, dan anggota keluarga.

4. Konsekuensi institusional: Pelanggaran akademik yang berulang juga dapat memiliki


konsekuensi institusional, seperti merusak reputasi dan kredibilitas institusi. Hal ini dapat
menyebabkan penurunan pendaftaran, pendanaan, dan dukungan dari para pemangku
kepentingan.

Oleh karena itu, penting bagi mahasiswa untuk memahami seriusnya pelanggaran akademik
dan berkomitmen untuk menjalankan praktik akademik yang etis dan bertanggung
jawab[1][2][6].
https://doi.org/10.1080/2194587X.2021.2017978

Anda mungkin juga menyukai