Anda di halaman 1dari 3

Nama : Manindri Auresa Palindria

NRP : 5012211132

Destructive Test dan Non-Destructive Test

Untuk menguji suatu benda material terdapat du acara yaitu dengan cara Destructive
Test dan Non-Destructive Test. Mengapa pengujian ini dilakukan? Pengujian ini sangat
diperlukan karena pengujian ini dapat membantu kita untuk mendapatkan informasi
mengenai sifat dan nilai pengujian dari suatu material. Material yang digunakan ini seperti
beton, baja, kayu, dan lain-lain yang akan diuji sebelum digunakan.
Destructive Test sesuai dengan namanya yang berarti pengujian benda dengan cara
merusak. Pengujian ini dilakukan untuk memahami ketahanan suatu material dengan cara
merusak suatu material agar kita dapat mengetahui apakah material ini kuat jika ditekan,
Tarik, dan di lengkungan untuk menciptakan material yang berkualitas jika digunakan
nantinya. Pengujian Destructive terbagi menjadi 2 jenis, yaitu :
1. Quantitative test
Merupakan bentuk pengujian untuk mengukur sifat mekanik dari material, Contoh
: strength, hardness, dan impact
2. Qualitative Test
Merupakan bentuk pengujian untuk verifikasi suatu sambungan las terdapat defect
atau tidak. Contoh : bendtest, macrographic examination, dan fracture test.

Dilakukannya uji material ini untuk meyakinkan terhadap kualitas material, menguji sifat
material, mencegah kegagalan pada material, membuat data sebagai pemilihan terhadap
material yang akan digunakan nantinya.
Jenis-jenis pengujian Destructive Test antara lain :
1. Tensile Testing (Pengujian Tarik)
Pengujian ini merupakan pengujian pada material dengan cara menarik suatu material
sampai putus. Pengujian Tarik bertujuan untuk mengetahui tensile strength (kuat
Tarik), yielad strength (kekuatan), dan elongation (kemuluran) dari suatu material.
2. Compressed Tester (Pengujian Tekan)
Pengujian tekan ini merupakan kebalikan dari pengujian tarik. Kekuatan tekan dari
material yang diuji harus lebih besar sehingga pada saat pengujian material akan
ditekan terus sampai material hancur. Tentunya tujuan dari pengujian ini untuk
mengetahui seberapa kuat material jika di tekan nantinya saat akan digunakan.
Material yang akan diuji mempunyai ukuran-ukuran 1 atau 2 dengan keterangan
angka-angka perbandingan jarak titik senter : diameter penampang. Benda uji ini
dipasang pada mesin penguji dan diberi gaya tekan yang akan semakin bertambah
besar akhirnya menekan pada material tersebut. Maka, material ini akan menjadi
pendek dan akhirnya rusak dan pecah.
3. Hardness Tester (Pengujian Kekerasan)
Pengujian ini digunakan untuk mengetahui seberapa keras material yang akan
digunakan. Biasanya material yang digunakan adalah material yang terbuat dari
logam. Cara pengujian kekerasan ini dengan menekan satu titik di material hingga
Nama : Manindri Auresa Palindria
NRP : 5012211132
menembus lapisan material sehingga mesin dari hardness tester ini dapat mengetahui
seberapa keras dari material yang akan digunakan. Ada berbagai macam metode
pengujian kekerasan yang digunakan untuk menguji kekerasan. Ada berbagai macam
metode pengujian kekerasan yang digunakan menguji kekerasan logam, yaitu Brinell,
Vickers, Rockwell, Rockwell Superficial, Knoop, Shore Scleroscope, Sonodur, Moh,
dan File.
4. Bending Tester (Pengujian Bengkok)
Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui daya kekuatan material jika ditekukan akan
bertahan lama atau tidak dan biasanya digunakan untuk mengetes hasil dari
pengelasan, serta mem-verifikasi adanya defect pada area welding untuk tipe
sambungan tumpul (butt joint). Cara kerja pengujian ini yaitu dengan menekan
material sehingga menjadi lipatan. Terdapat 4 tipe Bend Test, yaitu Face Bend, Root
Bend, Side Bend, dan Longitudinal Bend.
Non-Destructive Testing merupakan sebuah Teknik pengujian dan analisis yang
digunakan oleh dunia industry untuk mengevaluasi sifat dari material, komponen, struktur
atau sistem untuk mendeteksi perbedaan karakteristik atau cacat (tidak normal) pada material,
komponen, struktur atau system tanpa menyebabkan kerusakan pada bagian aslinya.
Pengujian ini dikenal sebagai pemeriksaan yang tidak merusak (NDE), pemeriksaan tidak
merusak (NDI), dan evaluasi tidak merusak (NDE). Pengujian NDT memiliki beberapa
metode, yaitu :
1. Pengujian Emisi Akustik (AE)
Pengujian ini merupakan salah satu teknik pengujian NDT yang pasif, hanya
mengandalkan pendeteksian suara ultrasonic yang dipancarkan untuk mengetahui
dengan cara mendeteksi retakan aktif di bawah beban. Metode ini sering
digunakan untuk pengujian bukti bejana tekan dan biasa digunakan dalam
Pemantauan Kesehatan Struktural (SHM) yang berkelanjutan, misalnya pada
jembatan.
2. Pengujian Elektromagnetik (ET)
Pada pengujian ini, digunakanlah arus listrik atau yang bias akita sebut dengan
medan magnet yang cara kerjanya dengan dilewatkan melalui bagian
konduktifnya. Jenis-jenis NDT pada metode elektromagnetik yaitu pengujian arus
eddy, pengukuran arus bolak-balik, dan pengujian jarak jauh.
3. Radar Penembus Tanah (GPR)
Hal yang unik dari metode ini adalah digunakannya ilmu mengenai geofisika
dimana prosesnya dengan mengirimkan pulsa radar melalui permukaan material
atau struktur bawah permukaan, seperti batu, es, air, atau tanah. Di mulai dengan
memantulkan gelombang atau dibiaskan ketika mereka menghadapi objek
terkubur atau batas material dengan sifat elektromagnetik yang berbeda. Ada 3
cara pengujian GPR ini, yaitu Metode Pengujian Laser (LM), Profilometri laser,
dan Laser shearography.
4. Pengujian Radiografi Neutron (NR)
Pengujian ini menggunakan sinar neutron energi rendah untuk menembus benda
kerja. Sementara balok transparan dalam bahan logam, Sebagian besar bahan
organic memungkinkan balok untuk di lihat, memungkinkan komponen struktural
dan internal untuk di lihat dan diperiksa untuk mendeteksi cacat.
Nama : Manindri Auresa Palindria
NRP : 5012211132
5. Pengujian Radiografi (RT)
Penggunaan pengujian ini dengan radiasi yang melewati benda uji untuk
mendeteksi cacat. Sinar-X yang biasanya digunakan untuk bahan yang tipis atau
kurang rapat sedangkan sinar gamma digunakan untuk benda yang lebih tebal atau
lebih padat. Contoh hasilnya seperti radiografri film, radiografi computer,
radiografi digital, dan tomografi computer.
6. Pengujian Termal/Inframerah (IRT)
Cara nelakukan pengujian ini dengan menggunakan sensor untuk menentukan
Panjang gelombang cahaya infra merah yang dipancarkan dari permukaan suatu
objek, yang dapat digunakan untuk menilai kondisinya.
7. Pengujian Ultrasonik (UT)
Pengujian ultrasonic memerlukan transmisi suara frekuensi tinggi ke dalam
material untuk berinteraksi dengan fitur di dalam material yang memantulkan atau
melemahkannya

Anda mungkin juga menyukai