Anda di halaman 1dari 31

KATA BAKU DAN

TIDAK BAKU
Shafwan Nugraha, S.S., M.Hum.
Kata-Kata Baku dan Tidak Baku

01 02 03
Kata Dasar Kata Turunan Partikel
Kata/Istilah • Kata berimbuhan • di dipisah dan di-
• Kata ulang digabung
Serapan
• Kata majemuk • ke dipisah dan ke-
digabung
Bagaimana membedakan kata baku dari yang
tidak baku?
1. Kata baku mengikuti pola atau kaidah morfologi yang baku.
◦ Kaidah morfologi itu memiliki beberapa perkecualian. Perkecualian tersebut
biasanya terjadi pada kata yang sudah sangat lama dan mengakar kuat pada
bahasa Indonesia, misalnya: mempunyai, mengkaji, dan belajar.
2. Kata baku terdaftar di KBBI V sebagai entri utama. Beberapa kata yang tidak
baku juga terdaftar di entri utama, namun didefinisikan sebagai “bentuk tidak
baku ...” dan diberi tautan rujukan ke bentuk bakunya.
Mengapa kata tidak baku bisa timbul?

Ada banyak faktor penyebab, antara lain


a. pengaruh bahasa ibu atau dialek bahasa daerah,
b. salah analogi,
c. keterbiasaan, dan
d. kurangnya sikap kritis pengguna bahasa Indonesia terhadap
fenomena yang terjadi pada bahasa Indonesia.
Rujukan Penggunaan Kata Baku

1. KBBI: berisi daftar kata yang baku dan tidak baku. kata
tidakbaku biasanya didefinisikan tidak baku dan dialihkan
rujukannya ke betuk baku.
2. PUEBI: berisi (1) kaidah penulisan yang baku dari kata-kata baku
dan (2) kaidah penyerapan kata/istilah asing.
3. TBBBI: berisi kaidah baku pembentukan kata.
4. Kaidah morfologi bahasa Indonesia.
KATA DASAR
Kesalahan Pengurangan Satu Huruf
Baku Tidak Baku Baku Tidak Baku
ambulans ambulan karena karna
Antarktika Antartika kelenteng klenteng
arteria arteri kerling erling
asyik asik konstruksi kontruksi
Australia Australi massal masal
detail detil merek merk
depot depo respons respon
ensiklopedia ensiklopedi sekak skak
elite elit setir stir
frustrasi frustasi standardisasi standarisasi
geladi gladi tenteram tentram
gereget greget terampil trampil
Italia Itali varietas varitas
Kesalahan Penambahan Satu Huruf
Baku Tidak Baku Baku Tidak Baku
aksesori aksesoris isap hisap
adang hadang konkret kongkret
andal handal lanskap lansekap
anutan panutan magrib maghrib
asiri atsiri modern moderen
bakti bhakti paspor pasport
Cina China peduli perduli
darma dharma pengelola pengelolah
ekspor eksport Ramadan Ramadhan
embus hembus rapi rapih
hadis hadits, hadist salat shalat
harfiah harafiah silakan silahkan
imbau himbau utang hutang
Kesalahan Penggunaan Apostrof
◦ Di masa ejaan lama, apostrof Jadi,
digunakan sebagai penanda glottal stop Baku Tidak Baku
atau bunyi sentak/hamzah. Namun, doa do’a
sejak pemberlakuan Ejaan yang Jumat Jum’at
Disempurnakan (EYD), fungsi apostrof laknat la’nat
berubah menjadi penanda
mukjizat mu’jizat
penghilangan bagian kata. Misalnya
nikmat ni’mat
◦ bukan → ‘kan
rakaat raka’at
◦ telah → t’lah
taat ta’at
◦ tahun 1940-an → ’40-an

◦ Jadi, saat ini tidak ada lagi penggunaan


apostrof untuk penanda hamzah!
Bentuk Mirip dengan Makna Berbeda
▪ acu (mengacu) – acuh (mengacuhkan) ▪ sarat – syarat
▪ asa (harapan; putus asa) – asah (mengasah pisau) ▪ tua – tuah (bertuah)
▪ basa (asam basa) – basah (kena air) ▪ tunjuk – unjuk
▪ dakwa – dakwah ▪ mengaji, pengajian – mengkaji, pengkajian
▪ gaji – gajih (lemak) ▪ sendawa (bahan kimia kalium nitrat atau KNO3) –
▪ kontan – konstan serdawa (bunyi yang keluar dari kerongkongan)
▪ massa – masa (waktu) ▪ beruang – ber-uang
▪ mega (awan) – megah ▪ beri-kan – ber-ikan
▪ menentang - menantang ▪ kemeja hijau – ke meja hijau
▪ menjaring (jaring) – menyaring (saring) ▪ digulai (gulai) – digula-i (gula)
▪ menyucikan (suci) – mencucikan (cuci) ▪ mimpikan (=mengalami dalam mimpi) - impikan
▪ papasan – pampasan (=dambakan)
▪ peri – perih ▪ orang tua (=orang sudah tua) - orangtua (ayah-ibu)
▪ sah – syah (raja) ▪ keluar (kata kerja) - ke luar (kata keterangan)
KATA TURUNAN
hasil pembentukan melalui proses morfologis
Bentuk Terikat + Kata Dasar
◦ Bentuk terikat atau proleksem adalah morfem yang memiliki makna, secara umum
terikat dengan bentuk lain sehingga ditulis bergabung dengan kata lain untuk
membentuk makna utuh.
◦ Contoh bentuk terikat: Contoh penggunaan:
a eka multi semi Baku Tidak baku
aero ekstra nara sub aerodinamis aero dinamis
an giga nir swa
non trans antarkampung antar kampung
antar in pan tri intrasekolah intra sekolah
anti infra panca tuna
multi tafsir multitafsir
bi intra para ultra
bio kilo pasca uni semi final semifinal
catur ko pos dwibahasa dwi bahasa
pra
dasa kontra subkontraktor sub kontraktor
pro
dis manca purna tunarungu tuna rungu
dwi mega sapta purnabakti purna bakti
Bentuk Terikat + Kata Dasar
◦ Bentuk terikat ditulis serangkai ◦ Jika bentuk terikat itu memang
(bergabung) dengan kata selanjutnya. digunakan sebagai lambang makna
aslinya, bentuk terikat bisa ditulis
◦ Contoh:
sendiri-sendiri.
Baku Tidak Baku
◦ Contoh:
ultranasionalis ultra nasionalis
✓ Keputusan itu menimbulkan pro dan
antarkota antar kota kontra di masyarakat.
pascagempa pasca gempa ✓ Organisasi ini sudah lama bersikap
anti terhadap kebijakan pemerintah.
nonstop non stop, non-stop
antivirus anti-virus
subjudul sub judul, sub-judul
Bentuk Terikat mal- atau mala-?
◦ Beberapa kata bahasa Inggris memiliki Jadi,
prefiks mal-, seperti
◦ malpractice Baku Tidak Baku
◦ malnutrition
◦ maladministration malapraktik malpraktik
◦ malfunction malanutrisi malnutrisi
◦ Kata-kata tersebut diserap ke bahasa malaadministrasi maladministrasi
Indonesia dengan awalan mala-,
misalnya
malafungsi malfungsi
◦ malpractice → malapraktik
◦ malnutrition → malanutrisi
◦ maladministration → malaadministrasi
◦ malfunction → malafungsi
Bentuk Terikat Maha- dalam Penulisan
Sebutan untuk Tuhan
1. Maha- yang diikuti dengan kata 2. Maha- yang diikuti dengan kata
dasar (tanpa imbuhan) ditulis turunan berimbuhan ditulis
serangkai/bergabung kata dasar terpisah dari kata berikutnya.
berikutnya.

Contoh: Contoh:
✓ Mahaadil ✓ Tuhan Yang Maha Pengasih
✓ Mahatahu ✓ Allah Maha Mengetahui
✓ Mahabenar ✓ Engkau Yang Maha Pengabul doa

*Perkecualian pada bentuk Maha Esa


Akhiran yang Keliru

Akhiran –itas
Akhiran –a seharusnya –is
Umumnya berasal dari akhiran bahasa
Umumnya berasal dari akhiran bahasa
Inggris "-ity”.
Inggris "-ize":

Baku Tidak Baku Baku Tidak Baku


analisis analisa aktivitas aktiviti
diagnosis diagnosa komunitas komuniti
hipotesis hipotesa realitas realiti, realita
sintesis sintesa selebritas selebriti
validitas validiti
komoditas komoditi
Akhiran yang Keliru
Akhiran –ir menjadi –asi/–isasi Baku Tidak Baku
Akhiran –ir berasal dari akhiran bahasa Belanda dilokalisasi dilokalisir
sedangkan –asi dan –isasi berasal dari bahasa dramatisasi dramatisir
Inggris.
politisasi politisir
◦ Akhiran –asi berasal dari –ation
netralisasi netralisir
◦ Akhiran –isasi berasal dari –isation atau – konfrontir konfrontasi
ization
koordinir koordinasi
Saat ini kaidah penyerapan istilah dalam bahasa
terorganisir terorganisasi
Indonesia merujuk pada istilah-istilah
berbahasa Inggris. Jadi, kaidah yang digunakan melegalisir melegalisasi
adalah kaidah pengubahan dari akhiran
berbahasa Inggris.
Pengaruh Imbuhan
◦ Kata dasar ubah ◦ Hati-hati! Kata dasar yang dimulai
/tel/ sering disalahpahami sebagai
Baku Tidak Baku kata dasar yang mendapat imbuhan
ubah rubah, robah ter-
mengubah merubah,
merobah Baku Tidak Baku
diubah dirubah, dirobah telanjur terlanjur
telantar terlantar
◦ Kata dasar tik

Baku Tidak Baku


tikan ketikan
ditik diketik
Imbuhan me(N) + KPTS + vokal

Ingat kembali prinsip peluluhan bunyi Contoh:


KPTS:
◦ me(N) + kail → mengail
◦ Jika imbuhan me(N)- bertemu kata dasar
◦ me(N) + perintah → memerintah
yang suku kata pertamanya diawali bunyi
konsonan k, p, t, atau s dan diikuti vokal ◦ me(N) + tolong → menolong
(a, i, u, e, atau o), terjadi perubahan bunyi: ◦ me(N) + serap → menyerap
◦ k → ng Contoh tidak baku:
◦ p→m ◦ menterjemahkan, mensurati,
◦ t→n mengkoordinasikan, menransfer,
mengkredit, memposisikan
◦ s → ny
Imbuhan me(N) + K.Dasar 1 suku kata

Ingat kembali prinsip imbuhan me(N) + Contoh:


Kata dasar 1 suku kata: ◦ me(N) + cap → mengecap
◦ Jika imbuhan me(N)- bertemu kata ◦ me(N) + bor → mengebor
dasar yang hanya terdiri dari suku
kata, imbuhan me(N)- berubah menjadi ◦ me(N) + las→ mengelas
menge-. ◦ me(N) + klaim → mengeklaim
Contoh tidak baku:
◦ membom, mencap, menggolkan,
membor
Pengaruh Imbuhan
◦ Bentuk mirip yang keduanya baku dan ◦ Kata dasar berawalan /c/ dan /s/
memiliki makna berbeda:
Baku Tidak Baku
bentuk A bentuk B mencintai menyintai
pelepasan penglepasan mencolok menyolok
penglihatan pelihatan menyontek mencontek
permukiman pemukiman mencampur menyampur
perumahan pengrumahan mencelakakan menyelakakan
persewaan penyewaan menyejahterakan mensejahterakan
menyomasi mensomasi
*Kedua variasi bentuk di atas (bentuk A dan
bentuk B) baku dan memiliki proses serta analogi mensyaratkan menyaratkan
pembentukan yang berbeda sehingga memiliki
makna yang berbeda pula.
Imbuhan be(R)- dan te(R) yang bertemu kata dasar
dengan suku kata pertama berbunyi akhir [er]
Baku Tidak Baku Baku Tidak Baku
beternak berternak tebersit terbersit
beterbangan berterbangan tepercaya terpercaya
beserta berserta teperdaya terperdaya
bepergian berpergian tepercik terpercik
beperkara berperkara tepergok terpergok
beberapa berberapa
bederma berderma
bekerja berkerja
Kesalahan Pengunaan tanda Apostrof
Baku Tidak Baku ◦ Di dalam PUEBI, tanda apostrof (‘) tidak
doa do’a lagi digunakan sebagai penanda bunyi
Jumat Jum’at glottal stop atau bunyi “hamzah”. Bunyi
glottal stop atau “hamzah” sekarang
maaf ma’af
diwakili oleh huruf /k/ atau tanpa huruf.
ma’ruf makruf
nikmat ni’mat ◦ Penggunaan apostrof sebagai penanda
rakaat raka’at bunyi glotal stop atau “hamzah” dulunya
digunakan pada ejaan van Ophujsen dan
taat ta’at
sudah dihentikann sejak EYD (1972).
jemaat jema’at
jamaah jama’ah ◦ Penggunaan apostrof sejak EYD sampai
kini berlakunya PUEBI adalah sebagai
penanda penghilangan bagian kata.
Kata Majemuk yang Harus Ditulis Bergabung
Bentuk Baku Tidak Baku Bentuk Baku Tidak Baku
adakalanya ada kalanya kacamata kaca mata
apabila apa bila kasatmata kasat mata
bagaimana bagai mana kepada ke pada
barangkali barang kali keratabasa kerata basa
bilamana bila mana kosakata kosa kata
beasiswa bea siswa lokakarya loka karya
belasungkawa bela sungkawa manakala mana kala
bumiputra bumi putra manasuka mana suka
daripada dari pada mangkubumi mangku bumi
darmabakti darma bakti marabahaya mara bahaya
darmasiswa darma siswa matahari mata hari
dukacita duka cita olahraga olah raga
hulubalang hulu balang padahal pada hal
Kata Majemuk yang Harus Ditulis Bergabung
Bentuk Baku Tidak Baku Bentuk Baku Tidak Baku
puspawarna puspa warna silaturahmi silatu rahmi
radioaktif radio aktif sukacita suka cita
sastramarga sastra marga sukarela suka rela
saputangan sapu tangan sukaria suka ria
sari pati saripati syahbandar syah bandar
sebagaimana sebagai mana titimangsa titi mangsa
sediakala sedia kala wali kota walikota
segitiga segi tiga
Kata Majemuk yang Ditulis Berpisah

1. awalan/akhiran + K.Dasar → pisah 2. Konfiks + K.Dasar → gabung


kata majemuk kata majemuk yang
awalan yang berpisah awalan aslinya berpisah

bertanggung jawab mempertanggungjawabkan


pisah dgn digabung!
akhiran
spasi! tanpa
spasi!
Contoh lainnya: Contoh lainnya:
◦ berlipat ganda ◦ melipatgandakan
◦ bekerja sama ◦ menandatangani
◦ penanda tangan ◦ melipatgandakan
◦ lipat gandakan ◦ dialihtugasi
◦ alih tugasi
Kata Majemuk yang Ditulis Berpisah
Kata-kata berikut harus ditulis berpisah! ◦ Jika kata-kata tersebut diberi imbuhan
konfiks awalan atau akhiran (hanya salah
◦ Alih tugas, anak emas, beri tahu, duta besar,
satunya), penulisan imbuhan dirangkai
hancur lebur, ibu kota, juru tulis, kambing
hanya dengan kata yang terdekat, misalnya:
hitam, kerja sama, lipat ganda, rumah sakit
bertanda tangan, berterima kasih,
umum, salah duga, sepak bola, serba guna,
bertanggung jawab, tanda tangani, memberi
tanda tangan, tanggung jawab, tata bahasa,
tahu, dll.
temu wicara, terima kasih, tepuk tangan,
◦ Jika diberi imbuhan konfiks awalan dan
akhiran (keduanya), penulisannya dirangkai,
misalnya: memberitahukan, menandatangani,
pemberitahuan, melipatgandakan,
kutandatangani, dipertanggungjawabkan,
kauhancurleburkan, dll.
PENULISAN
PARTIKEL
1. Penulisan Partikel “Pun”
Pun ditulis berpisah dari kata Pun ditulis bergabung dengan kata
sebelumnya jika sebelumnya jika pun mengikuti kata
sambung.
1. Bermakna ‘juga’
Contoh: Contoh:
kami pun, dia pun, masyarakat pun ✓ataupun
2. Bermakna ‘bahkan ... ‘ ✓meskipun
Contoh:
Jangankan berdiri, duduk pun tak ✓walaupun
sanggup. ✓betapapun
Tak ada satu pun orang yang
datang.
3. Kata tanya + pun
Contoh:
apa pun
siapa pun
kapan pun
2. Penulisan Partikel “Per”
1. Partikel per dipisahkan dari kata 2. Partikel per ditulis bergabung
sebelumnya dan sesudahnya jika dengan kata lain pada penulisan
a. Bermakna ‘demi’ pecahan
Satu per satu daun berguguran. a. Pecahan biasa
b. Bermakna ‘tiap’
1/2 seperdua
Kain itu dijual Rp15.000,00 per meter.
c. Bermakna ‘mulai’ 2/3 dua pertiga
Tarif baru ini berlaku per 1 Mei 2019.
3/7 tiga pertujuh

b. Pecahan campuran

1/2 seperdua
2/3 dua pertiga
3/7 tiga pertujuh

Anda mungkin juga menyukai