Anda di halaman 1dari 28

PERKEMBANGAN DAN SEJARAH TEKNIK PUBLIKASI

Diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah Teknik Publikasi

Dosen Pengampu: Musfiah Saidah, S.Sos., M.Si


Disusun Oleh: Kelompok 1 (KPI 7E)
Fauzah Thabibah 11190510000103
Nur Ismi Desita 11190510000105
Rasya Azzahra 11190510000108
Diyah Miftah Awalliah 11190510000124
Naura Aufani Zalfa 11190510000126

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
2022
KATA PENGANTAR
Segala puji kehadirat Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta
karunia-Nya, dengan pertolongan yang diberikan sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Perkembangan dan Sejarah Teknik
Publikasi”
Tidak lupa ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu
penulis dalam menyelesaikan makalah ini, khususnya kepada dosen pengampu
mata kuliah Teknik Publikasi, yaitu Ibu Musfiah maupun pihak lainnya yang telah
ikut membantu dengan berpartisipasi dalam makalah ini, sehingga dapat
terselesaikan.
Dengan adanya makalah ini, penulis sadar akan kekurangan yang terdapat
dalam makalah. Karena itu, penulis mengharapkan berbagai saran dan kritik
membangun terkait makalah ini, agar dapat menjadi lebih baik dan dapat menjadi
pembelajaran di kedepannya.
Diharapkan, dengan makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca,
menambah infomasi maupun pengetahuan perihal perkembangan dan sejarah
teknik publikasi.

Jakarta, 9 September 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................ii
DAFTAR ISI............................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1
A. Latar Belakang................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................1
C. Tujuan.............................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................3
A. Sejarah publikasi.............................................................................................................3
B. Publikasi, Publisitas dan Press Agentry..........................................................................6
C. Jenis-Jenis Publikasi.......................................................................................................8
D. Metode dan Teknik Penulisan Publisitas......................................................................12
E. Tulisan yang Membuat Editor Tertarik.........................................................................16
F. Komunikasi yang Efektif dengan Media.......................................................................19
BAB III PENUTUP.................................................................................................................21
A. Kesimpulan...................................................................................................................21
B. Saran..............................................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................23

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Publikasi merupakan aktivitas komunikasi, yakni sebagai
perpindahan informasi dari komunikator ke sejumlah orang atau khalayak
agar bisa diketahui dan dipahami publik. Biasanya secara umum, pesan
dari publikasi tidak memihak, meskipun karena perkembangan industri
media, publikasi juga bukan merupakan aktivitas yang independen.
Publikasi erat kaitannnya dengan media komunikasi, karena
beragam media komunikasi menjadi sarana yang efisien untuk
berkomunikasi dengan publik. Agar komunikasi dengan publik ini
terpelihara, harus ada media relations yang baik. Media relations pada
dasarnya berkenaan dengan pemberian informasi atau memberi tanggapan
terhadap media pemberitaan atas nama organisasi atau klien. Karena
berhubungan dengan media massa itulah, maka ada yang menyebut bahwa
media relations merupakan fungsi khusus di dalam suatu kegiatan public
relation. Maka tidak heran, dalam sejarahnya public relation erat kaitannya
dengan publikasi. (Rumaru & Heryanto, 2013, pp. 94-95)
Tugas pokok seorang praktisi dari public relation yakni
menciptakan suatu citra positif di mata publik atau orang-orang. Citra
positif tersebut dapat tercipta jika publik mempunyai persepsi yang positif
mengenai perusahaan atau organisasi tersebut. Maka dari itu, dalam rangka
memudahkan suatu organisasi atau perusahaan agar lebih dikenal,
informasi yang diterima oleh para publik harus cukup mengenai yang
berkesangkutan. Informasi tersebut dapat diberikan melalui teknik
publikasi. (Liliweri, 2011) Dari keterangan di atas, bisa kita ketahui
publikasi memang hal yang menarik untuk dibahas, apalagi bagi
mahasiswa yang berkecimpung di jurusan komunikasi. Maka untuk
pembahasan lebih lanjut, dalam makalah ini kami akan mengkaji
mengenai “Perkembangan dan Sejarah Teknik Publikasi”.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah publikasi?
2. Bagaimana konsep publikasi, publisitas dan press agentry?
3. Apa saja jenis-jenis publikasi serta metode dan teknik penulisan
publisitas?
4. Bagaimana tulisan yang membuat editor tertarik?

1
5. Bagaimana bentuk komunikasi yang efektif dengan media?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui sejarah publikasi
2. Untuk memahami bagaimana konsep publikasi, publisitas dan press
agentry
3. Untuk mengetahui jenis-jenis publikasi serta metode dan teknik
penulisan publisitas
4. Untuk mengetahui tulisan yang membuat editor tertarik
5. Untuk memahami bentuk komunikasi yang efektif dengan media

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah publikasi
Publikasi berasal dari kata “publicare” yang artinya “untuk umum”.
Sehingga publikasi didefinisikan sebagai kegiatan memperkenalkan perusahaan
sehingga umum/publik/masyarakat dapat mengenalnya (Ismiani, 2010, p. 2).
Menurut Kamus besar Bahasa Indonesia arti dari publikasi adalah penerbitan
(KBBI, 1991, p. 793). Ketika bicara mengenai publikasi, pasti tidak lepas dari
peran seorang Public Relations. Agar seorang Public Relations dapat
membangun hubungan yang baik dengan publik dan publik dapat
berkecukupan dalam menerima informasi mengenai perusahaan maka perlunya
dilakukan kegiatan penyebaran informasi yang dinamakan publikasi (Fatimah,
Hasibuan, & Novri, 2020, pp. 104-109).
Publikasi merupakan kegiatan memperkenalkan perusahaan kepada publik
sehingga publik dapat mengenal perusahaan, baik itu terkait dengan program
perusahaan maupun kegiatan yang dilaksanakan. Publikasi biasanya dilakukan
dengan kerja sama dengan pihak pers, maka dari itu perlunya menjalin
hubungan yang baik dengan pihak pers. Hubungan media dan pers merupakan
media kerja sama untuk kepentingan proses publikasi dan publisitas berbagai
kegiatan program kerja dan untuk kelancaran aktivitas komunikasi humas
dengan pihak publik (Syahputra, D.I. Hendra, & & Hidayat, 2018, pp. 24-29).
Menurut    Kriyantono (Kriyantono, 2008, p. 28) untuk    dapat    
melakukan pekerjaannya, seorang Public Relations mempunyai alat-alat
kegiatannya (PR tools) yang disebut media public relations, di antaranya:
1. Publisitas dan media relations, seperti:
a. Press release (menulis berita tentang perusahaan kepada media)
b. Press conference (menyampaikan   informasi   tentang perusahaan
dengan secara langsung mengundang wartawan)
c. Press party (mengundang wartawan makan bersama)
d. Press receptions (mengadakan acara khusus pertemuan dengan
wartawan)
e. Media gathering (mengumpulkan media dalam forum), dan lainnya
1. Special event
a. Open house (memberi peluang kepada publik untuk mengenal lebih
dekat perusahaan dengan berkunjung langsung ke perusahaan)
b. Fund raisers (kegiatan mengumpulkan dana)

3
c. Award ceremonies (acara pemberian penghargaan)
d. Contest (lomba-lomba)
e. Seminar (mengadakan   seminar   dengan   tema   yang   berkaitan
dengan kepentingan masyarakat)
f. Corporate advertising (iklan-iklan korporat untuk menunjang citra)
g. Newsletters (ini adalah media tulisan yang bisa digunakan untuk
internal maupun eksternal publik)
h. Speaker bureau (biro khusus juru   bicara yang bertugas menyampaikan
informasi kepada publik)
i. Lobbying (melakukan   negosisasi   baik   kepada   lembaga pemerintah
atau swasta, berkaitan dengan masalah-masalah
yang menyangkut kepentingan perusahaan)
j. Charitable     contributions (kegiatan-kegiatan     amal     untuk
membantu masyarakat)
k. Thank you notes and letters (ucapan-ucapan terima kasih publik)
l. Audio-visual instrument (membuat company profile berbentuk
audiovisual dan materi presentasi di hadapan publik)
m.Sponsorship (menjadi sponsor berbagai event di masyarakat)
n. Letters of denial (surat klarifikasi atas sebuah informasi yang tidak
benar yang disampaikan media)

Sejak kemunculan internet di tahun 90-an, kerja Public Relations pun


mengalami tantangan. Betapa tidak, semula kinerja seorang Public Relations
diukur dari seberapa baik mereka membuat tulisan di surat kabar dalam
menyampaikan press release. Kini professional Public Relations haruslah
mampu menggunakan berbagai media di internet dan memanfaatkan berbagai
alat komunikasi yang super canggih untuk mengkomunikasikan pesan (Binus,
2017).
Pada hakikatnya dapat dirangkum 5 periode sejarah Public Relations
Indonesia, yang pertama yakni saat munculnya Negara Indonesia (1900-1942)
dimana saat itu beberapa tokoh penting sedang berdiskusi untuk membuat
identitas Negara. Periode kedua adalah era Jepang yakni tahun (1942-1945)
saat itu jepang menggunakan beberapa strategi Public Relations milik mereka
untuk menggandeng Indonesia dalam mendukung tujuan ekonomi serta politik
mereka. (Yudharwati, 2014, p. 48).
Periode ketiga adalah pada masa Soekarno (1945-1966). Soekarno
meresmikan Indonesia menjadi bangsa yang merdeka dan independen,
sekaligus menjadi presiden pertama. Era ini disebut Orde Lama dimana
Soekarno menciptakan beberapa propaganda agar diperhatikan oleh masyarakat
Indonesia maupun negara lain. Periode keempat, dilanjutkan oleh Soeharto dari

4
tahun 1966-1998. Soeharto memimpin Indonesia cukup lama sebelum akhirnya
turun. Dan yang terakhir yakni periode reformasi yang dipimpin oleh Habibie
hingga Jokowi (Widani, 2019).
Akar publikasi dapat dilacak hingga kurang lebih 300 tahun yang lalu.
Pada tahun 1439, seorang pandai besi berkebangsaan Jerman bernama
Gutenberg menemukan mesin penyalin tulisan yang dapat dipindahkan. Mesin
ini memungkinkan membuat salinan literatur dalam jumlah banyak. Naskah
agama dan kalender agama adalah jenis dokumen yang pertama kali disalin.
Sebuah keluarga di Belanda bernama Elzevir, mendirikan House of Elzevir
yang menjual dan menerbitkan buku pada tahun 1580. Perusaahaan yang ada
saat ini, Elsevier, bukan keturunan langsung dari keluarga asal ini. Namun,
Elsevier mengambil namanya untuk menghormati ketika perusahaan memulai
bisnisnya kembali pada akhir tahun 1800an. (ITS, 2019)
Perkembangan Publikasi Ilmiah di Indonesia
Selain publikasi media, ada pula publikasi ilmiah. Publikasi ilmiah
merupakan bagian dari siklus penelitian yang harus dilakukan para peneliti
ketika selesai melaksanakan penelitiannya. Dengan memublikasikannya, maka
temuan atau hasil dari pikirannya tersebut akan dikenal oleh masyarakat
sehingga dapat segera diketahui dan yang terpenting yakni mendapat
pengakuan dari masyarakat dan sejawat sebidang. Publikasi ilmiah merupakan
sistem publikasi yang dilakukan berdasarkan penelaahan (peer reviewed) oleh
pakar di bidang ilmu yang sama sehingga diperoleh tingkat objektivitas
setinggi-tingginya. "Sistem" ini beragam, bergantung pada bidang masing-
masing, dan selalu berubah, meskipun seringkali secara perlahan. Jenis-jenis
publikasi yang dapat diterima sebagai kontribusi pada bidang ilmu pengetahuan
dan penelitian sangat beraneka di antara berbagai bidang dan umumnya
diterbitkan dalam jurnal ilmiah, prosiding, dan buku (Lukman & dkk, 2019).
Publikasi ilmiah saat ini sedang mengalami perubahan besar, yang muncul
akibat transisi dari format penerbitan cetak ke arah format elektronik, yang
memiliki model bisnis berbeda dengan pola sebelumnya. Tren umum yang
berjalan sekarang ialah akses ke jurnal ilmiah secara elektronik disediakan
secara terbuka. Hal ini berarti semakin banyak publikasi ilmiah yang dapat
diakses secara gratis melalui internet, baik yang disediakan oleh pihak penerbit
jurnal, maupun yang disediakan oleh para penulis artikel jurnal itu sendiri.
Publikasi merupakan sarana untuk menyampaikan informasi yang
diharapkan mampu memberikan kontribusi positif bagi pengembangan
wawasan ilmiah seseorang. Dalam perguruan tinggi, publikasi ilmiah dapat

5
berbentuk majalah, jurnal, ataupun koleksi digital berupa ejournal dan e-book
yang saat ini

6
sudah menjadi kebutuhan yang tak terbantahkan untuk digunakan bagi
pendukung proses belajar mengajar ataupun sebagai kegiatan proses kreatif
segenap civitas akademika untuk memunculkan ide ide segar sebagai
pendukung penelitian.
B. Publikasi, Publisitas dan Press Agentry
1. Publikasi
Publikasi merupakan suatu alat yang penting dalam bauran promosi
dan bauran Public Relation karena publikasi merupakan salah satu relasi
komponen yang cukup berperan banyak untuk menunjang keberhasilan
dalam publikasi dan promosi. (Ruslan, Praktik dan Solusi Public Relation,
1994, hal. 58)
Adapun unsur-unsur publikasi adalah sebagai berikut:
a. Adanya sumber publikasi sebagai sumber informasi
b. Adanya massage yang bersifat informative
c. Adanya audiens, masyarakat atau khalayak umum, segmen khalayak
khusus yang menjadi target penyebarluasan informasi
d. Adanya tujuan
e. Adanya manajemen kegiatan atau aktivitas mulai dari perencanaan,
pengorganisasian, penggerakkan orang dan pengawasan atau evaluasi
f. Adanya media dalam bentuk ruang fisik sebagai tempat dimana sesuatu
diinformasikan atau disebarluaskan
2. Publisitas
Berdasarkan asal katanya, publisitas berasal dari bahasa Inggris
“Publisity”. Publisity is information from an outside source that is used by
the media because the information has news value. It is an uncontrolled
method of placing massages in the media because the source does not pay
the media placement.
Definisi ini memberikan pengertian bahwa publisitas adalah
informasi yang berasal dari sumber luar yang digunakan oleh media massa
karena informasi itu memiliki nilai berita. Publisitas ini merupakan sebuah
metode yang tidak dapat terkontrol dalam penempatan pesan di media
karena sumber metode yang tidak membayar media yang memuat berita
yang mereka kirimkan. (Darmastuti, 2012, hal. 30-31)
Jefkins memberikan pengertian sederhana mengenai publisitas,
yaitu sesuatu yang bisa dicari atau direkayasa. Karena secara definitif,
publisitas merupakan hasil, akibat atau dampak dari tersampaikannya suatu
informasi. Menurut pendapat Lesly bahwa publisitas adalah penyebaran
pesan yang direncanakan dan dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu
dengan menggunakan media yang sesuai dengan kebutuhan. Tujuannya

7
adalah untuk kepentingan organisasi maupun perorangan tanpa membayar
media yang dipakai. (Darmastuti, 2012, hal. 31)
Publisitas merupakan salah satu kegiatan utama public relation
dalam hal memberi keterangan dan penjelasan kepada publik mengenai
perusahaannya. Publisitas juga merupakan salah satu bentuk persuasi yang
di mana teknik penyampaian informasinya mengandung nilai serta unsur-
unsur berita yang disusun sedemikian rupa sehingga dapat menarik perhatian
masyarakat dalam mendahului upaya persuasi lainnya. Dengan publisitas,
petugas public relation harus banyak memberikan informasi atau
keterangan, baik kepada publik perusahaannya maupun kepada masyarakat,
agar mereka memperoleh cukup pengetahuan tentang perusahaan yang
bersangkutan. (Suhandang, 2012, hal. 168)
Upaya publisitas dapat dilakukan dengan berbagai cara tidak hanya
dengan melakukan pemberitaan di media. Beberapa kegiatan yang bisa
dilakukan di antaranya adalah seperti melakukan pagelaran yang diharapkan
dapat membuat umum atau publik menjadi tahu dan percaya akan manfaat
keberadaan serta kegiatan perusahaan yang bersangkutan. Dalam hal ini
publisitas dapat dilakukan melalui forum-forum pertunjukan, festival, bakti
sosial, pagelaran amal, menjadi promotor suatu pertandingan dan
sebagainya. Selain itu, bisa juga melalui buku petunjuk dari hotel, pamflet,
restoran, atau perjalanan pariwisata, dan maklumat lainnya yang merupakan
produk-produk publisitas yang biasanya dibuat oleh seorang public relation.
(Suhandang, 2012, hal. 90)
Perbedaan publisitas dengan publikasi dapat dilihat dari tujuan
publikasi biasanya adalah memublikasikan seluruh informasi-informasi
penting menyangkut seluruh dinamika diri dan lingkungan. Fokus publikasi
adalah pada pemindahan pesan, artinya bagaimana agar sebuah data atau
fakta menjadi informasi sampai kepada publik lainnya. Biasanya sifat
informasi dalam aktivitas publikasi secara umum tidak memihak. Meskipun
karena perkembangan industri media. Publikasi juga bukan aktivitas yang
betul-betul independen Isu dalam konteks publikasi juga biasanya banyak.
Sedangkan publisitas yaitu mempublikasikan suatu kegiatan atau isu yang
membentuk kejadian yang sudah direncanakan sebelumnya. Publisitas ini
dibutuhkan oleh seseorang atau lembaga. Oleh karena itu, publisitas ini akan
memihak kepada satu pihak. Dalam kegiatan publisitas dilakukan upaya
untuk menngkatkan perhatian lebih dari publik sehingga memainkan satu
atau sedikit isu agar dapat lebih sukses dalam mempopulerkan seseorang
atau lembaga. (Rumaru & Heryanto, 2013, hal. 95)

Indikator Publikasi Publisitas

8
Tujuan Memberitahu informasi Mempopulerkan citra diri
Fokus Pemindahan pesan Kejadian yang direncanakan
Sifat Informasi Tidak memihak Memihak pada diri/lembaga
Isu Multi isu Satu atau sedikit isu

3. Press Agentry
Press Agentry/Publicity Model adalah jenis aktivitas yang paling
diasosiasikan oleh sebagian besar orang sebagai public relation. Seorang
agen pers atau publisis memiliki tujuan untuk mengamankan dan melindungi
kepentingan kliennya, di mana kebenaran bukan hal yang terlalu penting.
Tipe public relation semacam ini biasanya lebih sering digunakan dalam
bisnis pertunjukkan (show business) di mana individu mempromosikan
melalui liputan media. (Suwatno, 2018, hal. 18)
Press agentry yaitu suatu kegiatan yang menampilkan peristiwa
atau rencana yang bertujuan untuk menarik perhatian media massa secara
terus menerus kepada seseorang, produk atau organisasi. Organisasi atau
perusahaan tentu terkadang membutuhkan media massa untuk terus menerus
memberitakan atau mengekspos kegiatan mereka. Upaya untuk terus
mendapatkan perhatiian media massa disebut dengan press agentry. Press
agentry adalah menciptakan cerita-cerita atau peristiwa yang bernilai berta
untuk menarik perhatian media dan mendapatkan perhatian publik. Press
agentry cukup sering digunakan sebagaisalah satu alat dalam kegiatan huas
sehingga press agentry sering disamakan dengan humas. (Pratama, 2017,
hal. 19-20)
Press agentry memang hampir sama dengan publisitas namun
press agentry lebih bertujuan untuk mendapatkan pemberitaan di media
massa daripada membangun pengertian publik. Biasanya press agentry
terdiri dari event dan press conference. Event adalah kegiatan yang bertujuan
mempopulerkan suatu hal, sedangkan Press Conference adalah kegiatan
pertemuan sebuah organisasi dengan mengundang sekelompok media
dengan tujuan memperkenalkan produk baru, pergantian manajemen dan
identitas korporat baru, sikap organisasi atau temuan tentang suatu hal dan
lain-lain. (Purwandari, 2009, hal. 156-157)
C. Jenis-Jenis Publikasi
Publikasi adalah salah satu alat yang penting dalam hal promosi maupun
public relation atau humas, karena produk publikasi merupakan relasi
komponen yang cukup memiliki banyak peran guna menunjang keberhasilan
dalam publikasi dan promosi. (Ruslan, Praktik dan Solusi Public Relation ,

9
1994, p. 58)
Menurut Fariani dan Aryanto terdapat dua jenis publikasi menurut target
komunikasinya, yaitu publikasi internal dan publikasi eksternal. Publikasi
internal ditujukan kepada pihak-pihak yang berada di dalam perusahaan dan
biasanya dapat disampaikan melalui: (Fariani & Aryanto, 2009, p. 69)
1. Secara formal melalui rapat internal
2. Memanfaatkan media internal seperti internet, bulletin atau majalah internal
perusahaan;
3. Penempatan media publikasi cetak di perusahaan seperti penempelan poster
di lift, brosur atau flyer di lobi sehingga tidak hanya karyawan yang
mengetahui namun juga para tamu atau pelanggan yang datang ke kantor.
Sedangkan untuk jenis publikasi eksternal bertujuan dikirimkan kepada
khalayak di luar perusahaan. Publikasi yang dilakukan lebih bersifat kompleks
jika dibandingkan dengan pihak internal, karenanya perlunya dilakukan
perencanaan yang baik dan matang ketika hendak melakukan publikasi
eksternal. Proses publikasi didasarkan pada akibat dari setiap pemberitaannya
yaitu yang berhubungan dari setiap kata dan disebarkannya yang dapat
mempengaruhi khalayak (Susanto, 1986, p. 59).
Berikut ini merupakan jenis-jenis produk tulisan dari publikasi dalam
ranah public relation, di antaranya: (Praptiningsih & Rohim, 2018, pp. 107-
109)
1. Siaran Pers
Siaran Pers atau press release adalah naskah berita, data atau
informasi tentang sebuah kegiatan pra ataupun pasca yang disampaikan
kepada wartawan atau redaksi media guna dipublikasikan di media
tersebut. Maka, sebenarnya penulisan terkait siaran pers juga sama halnya
dengan profesi wartawan yang menulis berita-berita seperti biasanya.
Oleh karena itu, karakteristik dan struktur penulisan siaran pers
sama dengan menulis berita. Karakteristik siaran pers adalah memiliki
nilai berita di antaranya aktual, faktual, penting, dan menarik. Tidak hanya
pada karakteristiknya saja, tetapi struktur dalam menulis siaran pers pun
juga tidak berbeda, yakni terdapat judul, tanggal, lead atau istilahnya teras
berita, dan juga body atau isi dari beritanya. Berita seperti yang diketahui
adalah suatu tulisan yang berisikan laporan peristiwa di media massa.
Berikut tips untuk menulis siaran pers:
a. Tulis dengan gaya penulisan berita.
b. Jangan terlalu panjang, cukup satu lembar.
c. Langsung ke masalahnya dengan segera.
d. Penuhi unsur berita 5W+1H.

10
e. Berikan lebih dari satu nomor kontak, nomor telpon kantor, kontak
pribadi, HP, e-mail, dan fax.
f. Lebih baik siapkan daftar narasumber yang kemungkinan akan
diwawancarai
g. Cek/konfirmasi siaran pers yang sudah dikirimkan melalui fax, surat,
atau email.
h. Jika perlu, seratakan ilustrasi foto, tabel, atau grafik atau bahan
pendukung lainnya, makalah, naskah pidato, susunan acara, dan
lainnya.
i. Untuk membuat siaran pers terlihat resmi, lebih baik siapkan kertas
dengan kop surat
j. Siaran pers harus memiliki tanda tangan pejabat atau pihak perusahaan
yang memiliki jabatan berwenang
k. Jika siaran pers isinya bersifat untuk pihak individu saja, lebih
baik sediakan fotokopi identitas.
2. Surat Pembaca
Jenis kedua yakni surat pembaca, sebenarnya tulisan ini mirip
dengan siaran pers. Namun, perbedaannya terletak pada tujuan maupun
isinya. Pada surat pembaca, isinya biasanya mengenai klarifikasi,
tanggapan, ataupun sebagai fasilitas untuk menggunakan hak jawab dan
pengoreksian terhadap misinformasi atau info yang merugikan. Terkait
dengan surat pembaca yang ditujukan untuk menanggapi suatu hal, maka
biasanya berawalan oleh kutipan berita atau surat pembaca sebelumnya
yang telah dimuat. Hal tersebut bertujuan agar masyarakat sebagai pembaca
mengetahui latar belakang permasalahannya.
3. Advertorial
Jenis tulisan advertorial adalah gabungan kata advertising dan
editorial atau dapat disebut dengan penggabungan antara promosi dengan
opini mengenai suatu perusahaan, produk ataupun jasa, aktivitas yang
dijalani, maupun program pemerintah yang dilakukan. Terkait dengan
bentuknya, biasanya advertorial ditulis seperti artikel atau feature, ataupun
berita. Selain itu, advertorial juga bersifat persuasive, informatif atau
eksplanatif, maupun argumentatif.
4. Brosur
Brosur adalah jenis tulisan dengan bentuk seperti satu cetak
halaman kertas yang isinya berkaitan dengan informasi serta keterangan,
dan gambaran mengenai suatu produk atau jasa, instansi atau perusahaan,
maupun biasanya juga berisi suatu kegiatan. Jenis selebaran promosi
sejenis brosur adalah booklet, yakni buku kecil tanpa jilid atau cover berisi

11
informasi dan gambar tentang suatu produk atau jasa.
Untuk sistem distribusi kepada masyarakat sebenarnya tidak jauh
berbeda dengan brosur, yakni dibagikan secara langsung bebas di
masyarakat. Selain booklet, terdapat jenis tulisan promosi yang mirip
dengan brosur yakni seperti pamflet, leaflet, flyer ataupun poster.
5. Press Conference/Media Kit
Media kit adalah salah satu hal yang biasanya disediakan ketika
suatu konferensi pers diadakan. Sistem yang dilakukan yakni dengan
mengundang pihak media-media agar informasi dapat disampaikan kepada
khalayak secara keseluruhan. Konferensi pers biasanya tidak dilakukan
secara rutin, melainkan sesuai dengan agenda yang direncanakan.
Isi dari media kit biasanya merupakan bahan media untuk
menuliskan segala informasi yang harus disebarkan. Hal tersebut
dilakukan agar informasi lebih akurat dan lengkap. Bentuk bahan tulis
dapat berupa artikel atau featire, brosur, ataupun informasi lengkap
mengenai kegiatan yang berlangsung, topik, rundown, daftar narasumber
atau pengisi acara. Bahan tulis tersebut biasanya diberikan dalam map.
6. Naskah Pidato
Jenis tulisan selanjutnya yakni pidato. Pidato yang diberikan
berisikan pembukaan, isi pidato, serta penutup. Bahan naskah biasanya
dilakukan oleh scriptwriter dari pihak perusahaan atau instansi itu sendiri,
seperti pihak humas atau public relations. Tata penulisannya pun juga
tidak sembarangan saja, tetapi harus lengkap dengan tutur bahasa yang
baik seperti percakapan. Hal tersebut dikarenakan naskah tersebut harus
dibacakan ataupun diucapakan kepada khalayak agar dapat dimengerti
dengan cermat.
7. Newsletter
Newsletter dapat didefiniskan sebagai suatu laporan berkala
ataupun surat berita mengenai informasi yang disebarkan dari pihak
perusahaan atau instansi. Sistem penulisan newsletter biasanya terdiri dari
dua hingga delapan lembar kertas berjenis folio, tetapi tanpa perlu
menyusun cover seperti majalah. Isinya pun juga berkaitan dengan berita
agenda, kegiatan, artikel atau feature.
8. In House Magazine
Jenis bentuk tulisan lainnya adalah in house magazine atau sebuah
majalah internal dari suatu perusahaan atau instansi. In house magazine
memiliki desain serta rubrik layaknya majalah pada umumnnya. Namun,
isi di dalamnya mengenai informasi keseluruhan dari suatu perusahaan
atau instansi tersebut. Sebelum membuat in house magazine, terdapat

12
proses yang harus dilalui melalui redaksi serta peliputan dan penulisan
berita seperti profesi seorang wartawan.
Proses dari redaksi maksudnya adalah perencanaan topik yang aka
ditulis, perencanaan, penentuan terkait visi, misis, motto, logo, rubrikasi,
gaya, dimaksud adalah tahapan perencanaan (planning), penentuan visi,
misi, sistem editorial, susunan redaksi, aktivitas jurnalistik, maupun
pengawasan dan evaluasi.
D. Metode dan Teknik Penulisan Publisitas
Dalam sebuah tulisan publisitas, publisitas tulisan adalah publisitas
yang bersumber dari informasi tertulis yang dibuat oleh Public Relations.
Public relations dapat mengirim informasi tertulis ke media dalam bentuk
press release, backgrounders, press kit atau letter of denial. Semua itu
merupakan contoh berbagai produk tulisan yang dibuat untuk Publisitas.
(Sinduwiatmo, 2019, p. 18).
- Teknik penulisan publisitas
Teknik penulisan publisitas mesti dikelola dengan sebaik
mungkin, karena ini adalah jantungnya publisitas. (Sinduwiatmo, 2019,
p. 73). Sebelum menulis sebuah tulisan publisitas, agar tulisan tetap
terarah, maka ada beberapa pertanyaan penting yang dapat dijadikan
acuan dalam penyusunan penulisan, yakni: (Kriyantono, 2008, p. 142)
a) Mengapa peristiwa ini layak untuk disampaikan?
b) Apa materi pokok informasi?
c) Apakah informasinya dapat dicek? Apakah tersedia data pendukung?
d) Siapakah yang memiliki wewenang untuk dikutip sebagai sumber
berita?
e) Apakah memerlukan backgrounders atau fact sheet?
Media mempunyai kebijakan masing-masing dan berbeda dalam
menyeleksi press release yang masuk ke meja redaksi. Berikut format
penulisan press release yang sering dipakai sebagai standar penilaian
oleh media: (Sinduwiatmo, 2019, pp. 74-79)
1. Menentukan satu tema
Tulisan publisitas harus menentukan isu apa yang akan dijual kepada
sebuah atau beberapa media. Kemudian tulisan tersebut harus fokus
pada satu “key issue” tersebut. Agar media tertarik, maka isu tersebut
harus mengandung nilai berita, baik bagi organisasi maupun publik.
Nilai berita ini dapat dilihat dari judul release. Pertama kali mata
memandang tertuju pada judul. Untuk itu, judul harus dapat
merangsang keinginan redaksi.

13
2. Buat sesuai pola piramida terbalik
Paragraf pembuka memiliki fungsi sebagai lead atau dari release.
Ingat, dalam menulis tulisan publisitas seperti press release, lebih baik
gunakan model piramida terbalik dimana bagian paling penting
(pokok permasalahan) disampaikan di awal. Bagian awal release
adalah rangkuman dari keseluruhan cerita. Public relations harus
pintar dalam memilih kalimat yang sesuai dengan segmen media.

3. Tulisan publisitas harus informatif


Berkaitan dengan unsur kelengkapan berita. Tulisan harus bisa
menjelaskan peristiwa secara jelas dan detail sehingga editor
media/pembaca tulisan tersebut dapat memahaminya. Berarti tulisan
publisitas harus bersifat informatif yang mengandung What (apa yang
terjadi), Who (siapa yang melakukan), Where dimana kejadiannya),
When (kapan kejadiannya), Why (Mengapa Terjadi) adan How
(bagaimana proses kejadiannya). Dan juga menampilkan fakta
sosiologis (kejadian fisik) dan Fakta Psikologis (kutipan pernyataan
seorang company representative). Kutipan bisa ditulis menggunakan
kalimat langsung maupun tak langsung, tetapi jangan ditempatkan
pada paragraf pertama. Tulisan publisitas juga bisa dilengkapi dengan
data statistik, Misalnya press release: release tentang mobil anti
polusi, dilengkapi data yang berkaitan dengan tingkat polusi. Dan
bagi radio, dapat dilengkapi rekaman audio yang di release kan.

4. Hindari pesan-pesan menjual


Hindari isi tulisan publisitas yang hiperbola (membesar besarkan
fakta), kata kata klise, bohong, promosi berlebihan dan terkesan
beriklan. Hindari gaya bahasa super aktif dan menjual, misalnya acara
ini yang paling besar, paling hebat, produk kami nomor satu, ”visit us
today”, “Buy me now” atau “discount price”. Berikan informasi
faktual dan jangan beropini.

5. Paragraf Singkat
Jangan membuat tulisan publisitas yang terlalu panjang. Usahakan
dan lebih baik satu lembar halaman, atau sekitar 400-500 kata.
Tulislah sebuah tulisan publisitas yang singkat, padat namun jelas dan
informatif. Paragraf usahakan jangan lebih dari 6 baris. Jika ada
informasi lain yang ingin di tambahkan, tulislah pada bagian terpisah
atau lembar lain. Inilah yang disebut tulisan latar (backgrounders/fact

14
sheet). Jika tulisan publisitas tersebut merupakan press release,
Wartawan biasanya akan menghubungi Public relations jika
menginginkan informasi tambahan atau ingin meminta wawancara
lebih lanjut.

6. Identifikasi
Masukkan identitas pengirim secara jelas. Identitas tersebut dapat
berupa nama, jabatan, nomor telepon pribadi maupun kantor yang
dapat dihubungi dan alamat kantor. Langkah ini sebagai upaya
antisipasi bila redaksi/pihak bersangkutan menginginkan informasi
tambahan, sehingga bisa Langsung menghubungi contact person.
Apabila diperlukan, kamu bisa menyediakan line telepon yang
dihubungi media walaupun di malam hari.

7. Perhatikan tanggal release tulisan publisitas


Setiap tulisan publisitas hendaknya diberi tanggal kapan release itu
dibuat. Point ini sangat penting bagi jenis publisitas press release.
Dalam press release, dimungkinkan untuk menulis tanggal yang
menunjukan kapan kita inginkan release tersebut dimuat media. Dan
tentunya dengan bahasa yang tidak terkesan memaksa dimuat.
Contohnya, “Mohon untuk dimuat sebelum tanggal 20 November
2022” atau kamu dapat menulisnya dengan kata “Segera”.
Permohonan ini dapat ditulis di atas paragraf pertama.

8. Waktu pengiriman
Kapan saat yang tepat mengirim tulisan publisitas? PR harus ingat
kapan deadline media/timjnv yang tepat. Jika PR bermaksud
mengirim release/tulisan publisitas terlalu jauh dari hari H kegiatan.
Kirimlah release antara H-3 atau H-1 kegiatan. Dalam press release,
hal ini memberikan peluang yang besar untuk dimuat lebih dari satu
media. Kamu harus ingat, setiap media bersaing untuk memuat berita
paling awal. Jika anda mengirim release jauh dari hari H, maka jika
media A memuat keesokan harinya, mungkin media lain memutuskan
tidak memuat release anda karena menganggap informasinya basi
(Keduluan media lain). Apabila jarak release dengan hari H singkat,
maka, terdapat peluang secara bersamaan untuk dimuat oleh media.
Selain itu, semakin jauh dari hari H, dikhawatirkan release akan
hilang atau terselip di meja redaksi.

9. Pilih media/platform pengiriman/publikasi yang tepat.

15
Saat ini, tulisan publikasi seperti press release bisa dikirim melalui
berbagai cara, yaitu mendatangi langsung media, via faksimili, media
sosial, email atau menjadi menu dalam website. Masing-masing
mempunyai kelebihan dan kekurangan.

10. Pilih aksesoris yang menarik


Pemilihan bentuk huruf, gaya penulisan, jenis kertas, dan cover yang
bisa membedakan dengan tulisan publisity lainnya. Kamu harus
“berbeda” dari diri kamu dengan orang lain. Ingat, ini merupakan
upaya impression management.

11. Tulis Eksklusif


Bila informasi yang disampaikan benar benar baru atau anda hanya
mengirim tulisan publisitas untuk satu media, maka tulislah
“eksklusif” di bagian awal release”. Contohnya, “Eksklusif hanya
diinformasikan ke Urbanasia.com.”

12. Beri tanda di akhir tulisan publisitas.


Berilah tanda di akhir kalimat untuk memberitahukan bahwa tulisan
Publisitas telah selesai. Bisa dengan menulis ”Finish” atau “cukup
sekian”. Bila lebih dari satu halaman, maka, pada bagian akhir
halaman pertama bisa dapat ditulis “berlanjut ke halaman
selanjutnya” atau “more.”

13. Jangan salah ketik


Seluruh tata bahasa, penulisan huruf, tata kalimat harus dicek. Jika
terdapat banyak kesalahan, dapat dianggap tidak serius dalam
menulis. Ini juga cermin kepribadian seseorang dalam bekerja, yang
mungkin saja diartikan kurang teliti, asal asalan dan kurang rapi.

14. Pertimbangkan rumus tujuh unsur


Meskipun tidak ada sistematika baku tentang penulisan publisitas,
praktisi Public Relations juga bisa menerapkan sebuah standar
penulisan tulisan publisitas seperti press release yang biasa dianut
para editor media. Dalam bahasa Inggris dikenal dengan singkatan
“SOLAADS” dijabarkan sebagai;
- Subject (subjek); Apa yang disampaikan penulis?
- Organization (Organisasi); Apa nama organisasi pembuat
release/tulisan publisitas?
- Location (lokasi); dimana alamat organisasi?

16
- Advantages (keunggulan), apa nilai lebih subjek? Apa News
valuenya?
- Application (penerapan, apa saja manfaatnya? siapa saja yang dapat
menggunakan manfaat itu?
- Detail (rincian); rincian release. Jika tentang produk, makan rincian
tentang berapa ukurannya, kemasannya, warnanya, harganya dan
sebagainya
- Source (sumber); dimana produk bisa diperoleh? maknanya, press
release yang ditulis diupayakan memiliki berbagai informasi tentang
tujuh unsur diatas.

15. Tulisan publisitas di website bisa lebih detail dan panjang


Public relations dapat membuat press release/tulisan publisitas lainnya
secara lebih bebas, lebih panjang dan detail bila menggunakan media
website. Mengapa? Pertama, halaman website yang luas
memungkinkan penulis untuk menulis lebih detail dan panjang. Lalu
yang kedua, apabila wartawan membuka website perusahaan, artinya,
wartawan lebih proaktif untuk mencari informasi. Dapat diasumsikan,
dalam situasi tersebut, mereka mempunyai cukup waktu untuk
menggali informasi yang lebih detail.
Menurut Rudyard klipping, dalam menginformasikan sesuatu
maka harus lengkap dalam menjawab pertanyaan 5W+1H, yaitu
pertanyaan-pertanyaan yang timbul dalam pikiran setiap orang yang
membaca berita (Rachmadi, 1992, p. 8).

E. Tulisan yang Membuat Editor Tertarik


Pada dasarnya publikasi merupakan konten yang diperuntukan
untuk Pada dasarnya publikasi merupakan konten yang diperuntukan
untuk publik. Publikasi tersebut dikirimkan atau disiarkan ke media (pers).
Publikasi yang dilakukan oleh lembaga atau kelompok disebut juga siaran
pers atau news release. Namun, berita dalam Pers release tidak serta merta
disamakan dengan berita jurnalistik (berita yang ditulis wartawan untuk
konsumsi surat kabar). Berita dalam press release harus melalui
mekanisme perbaikan sesuai kaidah jurnalsitik dan kebijakan redaksi
yamg dilakukan oleh editor sebelum diputuskan dimuat oleh media
(Kukuh Sinduwiatmo, Teknik Publisitas, (Sinduwiatmo, 2019, p. 65).
Menurut Mien A. Rifai editor merupakan jembatan yang
menghubungkan penulis dan pembaca. Ada dua faktor yang menentukan

17
dimuat tidaknya tulisan yang dikirim. Pertama, adalah faktor penulisan.
Kedua, adalah kulaitas hubungan media (press relations). Berkaitan
dengan faktor penulisan, seringkali ditemui hal-hal yang mebuat tulisan
tidak dimuat media. Berikut beberapa kriteria yang harus diperharhatikan
mengenai tulisan publikasi yang membuat editor tertarik, antara lain:
(Rifai, 2011, p. 85)
1. Value
Values atau nilai yang akan disampaikan ialah hal mendasar
dari informasi yang dikirim ke media. Tema yang disampaikan harus
menarik dan mempunyai nilai daya jual bila dimuat di media. Media
juga selektif dan tidak ingin tulisan yang dimuat tidak menarik.
Biasanya untuk news release ini terlihat pada judul dan lead release.
Marguierit H, Sulivan berpendapat: “Press reelase are summary of fact
about a program or issue on which you want media attention. The main
crietruion for apress release is tht is mucst contain news” (Press
release adalah kesimpulan dari fakta-fakta tentang program atau
masalah yang anda ingin media memberi perhatian. Kriteria pokok
untuk press releaese adalah berisi berita).
2. Sesuai Kaidah Jurnalistik
Sering dijumpai, tulisan yang sampai ke meja editor tidak ditulis
dengan baik. Misalnya untuk rilis, tata bahasanya yang kurang baik,
susunan kalimat yang membingungkan, berbelit-belit, sulit dipahami,
penulsian judul dan lead yang kurang baik, susunan penulisannya tidak
terstruktur (misal tidak menggunakan model piramida terbalik), tidak
lengkapnya unsur 5W 1H, sulit dinilai akurat atau tidak, benar tapi
tidak uuh, dan kaidah penulisan lainnya.Perlu di ingat, press release
ialah sumber atau bahan berita. Oleh karena itu, tulislah press release
layaknya membuat berita yang sesuai kaidah jurnalistik pers
(Sinduwiatmo, 2019, pp. 68-69).
3. Menarik
Dalam sehari, redaksi bisa menerima ratusan tulisan bahkan
release. Untuk bisa menarik perhatian editor, salah satunya usahakan
tulisan atau release secara fisik lebih menarik (apalagi bila release
dikrim via pos atau faksimili). Bisa dengan warnanya yang lebih
mencolok, terdapat kreativitas baru, dan lainnya yang bisa menarik
perhatian (eye catching). Perlu kita ketahui, editor distuatu media
mempunyai keterbatasan waktu dalam memilih release yang masuk.
Usahakan agar sekali melihat, pandanagan editor langsung tertuju pada
release anda.

18
4. Memposisikan diri Sebagai Jurnalis
Ketika melakukan publikasi untuk lembaga atau kelompok, sering
terjadi Public Relations terjebak berpromosi secara langsung saat
menulis release. Ini harus dihindari. Berita bukan ajang menjual
produk, ada rubik khusus untuk itu yakni rubrik niaga (iklan). Karena
itu, public relations mesti memosisikan sebagai ”jurnalis” saat menulis
release (Sinduwiatmo, 2019, pp. 69-70).
5. Memahami Kecenderungan Media
Menurut Sukino (Sukino, 2010, p. 200), memahami kecenderungan
media sangat penting, karena setiap media massa memiliki visi tertentu
untuk menjaga kelangsungannya. Mengenali karakteristik media yang
dituju sifatnya sangat mutlak. Tulisan harus relevan dengan visi dan
misi media, kepentingan khalayak media, dan segmen sasaran. Media
saat ini sudah mengarah pada konsep segmentasi pasar. Publikasi harus
fokus pada sasaran yang jelas. Pilih media yang sesaui dengan sasaran
publikasi. Contoh jika public relations akan melaunching kegiatan
dengen segmen remaja, maka public relations harus memilih media
yang mempunyai segmen pembaca remaja. Semakin memfokuskan
release peda segmen yang sesuai akan semakin efektif yang
disampaikan dan editor yang memahami betul karakteristik medianya
akan lebih tertarik (Kukuh Sinduwiatmo, Teknik Publisitas
(Sinduwiatmo, 2019, p. 69).
Moore menulis bahwa tanpa ada pemilihan berita yang dianggap
mubadzir dan menyimpang oleh petugas Public relations, maka saluran
untuk berita yang layak akan menjadi tersumbat sama sekali. Lebih dari 50
% bahan berita yang memenuhi meja redaksi, sama sekali tidak bernilai
bagi siapapun. Mark Kersten, Redaktur Beverage Bulletin mengatakan
“dari materi yang memenuhi meja kami, sedikitnya 95% berakhir di
keranjang sampah, karena sedikti sekali atau bahkan ataui bahkan tidak
mengandung nilai bagi perusahaan kami, tidak selaras dengan perusahaan
kami, tidak terarah kepada daerah pemasaran kami, dan secara praktis
tidak mengandung nilai berita sama sekali” (Sinduwiatmo, 2019, pp. 70-
71).

F. Komunikasi yang Efektif dengan Media


Dalam menjalankan program kerja dan berbagai aktivitasnya,
humas dan wartawan tidak mungkin dapat dipisahkan, karena keduanya
saling membutuhkan, yaitu humas menjadi sumber informasi bagi

19
wartawan (pers), sedangkan wartawan (pers) menjadi wadah publisitas
untuk humas, agar setiap program kerja organisasi lebih dikenal dan
memiliki nilai guna bagi masyarakat luas. Humas dan media merupakan
mitra kerja yang saling menguntungkan, penting dan tidak terpisahkan.
Hubungan yang baik dengan media massa dapat dicapai dengan
menerapkan prinsip-prinsip membina hubungan yang harmonis yaitu:
(Mahfuzhah, 2018, hal. 137-149)
1. Mutlak adanya kejujuran dan keterusterangan
2. Memberikan pelayanan sebaik-baiknya kepada pers
3. Menjaga perilaku ketika berhadapan dengan media
4. Tidak menutup saluran informasi, hal ini dapat menyebabkan pers
mencari pihak lain yang sifatnya tidak resmi, sehingga berita tersebut
tidak dapat lagi dikontrol oleh humas
5. Jangan membanjiri media dengan berbagai publisitas yang tidak jelas
tujuannya atau sasarannya
6. Selalu memperbaruii setiap daftar identitas reporter agar tercipta
hubungan baik dengan media.

Komunikasi efektif tejadi apabila sesuatu (pesan) yang


diberitahukan komunikator dapat diterima dengan baik atau sama oleh
komunikan, sehingga tidak terjadi salah persepsi. Karena itu untuk
mengetahui tidak terjadinya salah persepsi terhadap perusahaan atau
organisasi atas produk barang maupun jasa yang dimilikinya, maka
perlunya bauran public relations yang dilakukan oleh public relations
officer dikontrol baik secara internal maupun secara eksternal oleh
stakeholder yang ada. (Nurhayati, 2012, hal. 145-359)
Strategi public relation dalam menjalin hubungan
positif dengan publik internal dan eksternal dapat ditarik suatu pengertian
yang mencakupi peranan public relation diberbagai aktivitas seperti
menginformasikan, menerangkan, menyarankan, membujuk, mengundang
dan meyakinkan. Membina hubungan internal adalah publik yang menjadi
bagian dari unit atau badan perusahaan itu sendiri dan mampu
mengidentifikasi hal-hal yang dapat mengakibatkan pandangan negatif
dalam masyarakat sebelum kebijakan dijalankan organisasi perlu
disosialisasikan dulu. Dalam hubungan yang bersifat eksternal adalah
orang-orang yang berada di luar organisasi tetapi memiliki keterkaitan
baik secara langsung maupun tak langsung pada perusahaan.
Menciptakan citra positif yang
merupakan prestasi, reputasi, sekaligus menjadi tujuan utama bagi
aktivitas publik relation di dalam melaksanakan manajemen kehumasan
pada suatu lembaga dan produk yang diwakilinya. Dalam melakukan

20
aktivitas strategi public relation, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan
antara lain:
1. Credibility yaitu komunikasi dimulai dari suasana saling percaya yang
diciptakan oleh pihak komunikator secara sungguh-sungguh untuk
melayani publik yang memiliki keyakina dan respek.
2. Contex yaitu menyangkut sesuatu yang berhubungan dengan
lingkungan sosial dan pesan yang disampaikan dengan jelas serta sikap
yang partisipatif.
3. Komunikasi efektif yang dibutuhkan untuk mendukung lingkungan
sosial melalui pemberitaan di berbagai media.
4. Content yaitu isi pesan yang menyangkut kepentingan orang banyak
sehingga informasi dapat diterima sebagai suatu yang bermanfaat.
5. Clarity yaitu pesan harus disusun dengan kata-kata yang jelas, mudah
dimengerti serta memiliki pemahaman yang sama antara komunikator
dengan komunikan.
6. Continuity and consistency yaitu kontinitas dan konsistensi komunikasi
merupakan proses yang tak pernah berakhir dan dilakukan secara
berulang ulang dengan berbagai variasi pesan, untuk mempermudah
proses belajar, membujuk dan tema dari pesan tersebut harus konsisten.
7. Channels yaitu saluran mempergunakan saluran media informasi yang
tepat dan terpercaya serta dipilih oleh publik sebagai target utama.
8. Capability of Audience yaitu kapasitas dari pendengaran
memperhitungkan kemampuan dari publik. (Artis, 2011, hal. 184-197)

BAB III

21
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pada dasarnya publikasi merupakan konten yang diperuntukan
untuk publik. Publikasi tersebut dikirimkan atau disiarkan ke media (pers).
Agar seorang public relation officer dapat membangun hubungan yang
baik dengan publik dan publik dapat berkecukupan dalam menerima
informasi mengenai perusahaan maka perlunya dilakukan kegiatan
penyebaran informasi yang dinamakan publikasi. Sejak kemunculan
internet di tahun 90-an, kerja public relation pun mengalami tantangan
karnea diukur dari seberapa baik mereka membuat tulisan di surat kabar
dalam menyampaikan press release. Kini professional public relation
harus mampu menggunakan berbagai media internet dan memanfaatkan
berbagai alat komunikasi yang canggih untuk mengkomunikasikan pesan.
Publikasi merupakan kegiatan memperkenalkan
perusahaan kepada publik sehingga publik dapat mengenal perusahaan,
baik itu terkait dengan program perusahaan maupun kegiatan yang
dilaksanakan. Publikasi biasanya dilakukan dengan kerja sama dengan
pihak pers, maka dari itu perlunya menjalin hubungan yang baik dengan
pihak pers. Dalam melakukan publikasi, ada dua faktor yang menentukan
dimuat tidaknya tulisan yang dikirim. Pertama, adalah faktor penulisan.
Kedua yakni kulaitas hubungan media (press relations). Dalam proses
dilakukannya publikasi dibagi menjadi beberapa jenis yakni siaran pers,
surat pembaca, advertorial, brosur, press conference/media kit, naskah
pidato, newsletter, serta in house magazine.
Selain itu dalam pembuatan tulisan publikasi
terdapat pula kriteria yang harus diperhatikan mengenai tulisan agar
menarik, antara lain value, sesuai kaidah jurnalistik menarik,
memposisikan diri sebagai jurnalis, memahami kecenderungan media.
B. Saran

Penulis berterima kasih sekaligus bersyukur telah menyelesaikan


makalah ini, berkat arahan dosen pengampu mata kuliah Teknik Publikasi
yakni Ibu Musfiah Saidah, S.Sos., M.Si dan teman-teman sekalian. Meski
begitu, penulis menyadari adanya kekurangan yang terdapat dalam
makalah ini. Maka, penulis merasa senang untuk menerima kritik
membangun dan saran dari pihak pembaca, guna menjadikan makalah ini
lebih baik, serta bermanfaat bagi penulis juga pembaca.

22
DAFTAR PUSTAKA

23
Artis. (2011). Strategi Komunikasi Public Relations. Jurnal Sosial Budaya Vol 8 No 2, 184-
197.

Binus, U. (2017, September 9). media sebagai alat publikasi public relations. Retrieved
from https://binus.ac.id/malang: https://binus.ac.id/malang/2017/09/media-
sebagai-alat-publikasi-public-relations/

Darmastuti, R. (2012). Media Relation: Konsep, Strategi dan Aplikasi. Yogyakarta: CV


Andi Offset.

Fariani, S. R., & Aryanto, W. (2009). Panduan Praktisi PR . Jakarta: Elex media
Computindo.

Fatimah, R., Hasibuan, E. J., & Novri. (2020). Peran Public Relations dalam Mengelola
Publikasi Program Kemitraan di PT. Telkom Regional I Medan. Jurnal Ilmu
Pemerintahan, Administrasi Publik, Ilmu Komunikasi (JIPIKOM), 2(2), 104-109.

Ismiani, N. (2010). Modul Strategi Image/Soft Sell. Jakarta: Fakultas Ilmu Komunikasi
Universitas Mercu Buana.

ITS. (2019, April 21). Asal mula publikasi ilmiah. Retrieved from Electrochemical
Engineering Lab - Department of Chemical Engineering com:
https://elkimkor.com/2019/04/21/asal-mula-publikasi-ilmiah/

KBBI. (1991). Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Kedua. Jakarta: Balai Pustaka.

Kriyantono, R. (2008). Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana Prenada Media
Group.

Liliweri, A. (2011). Komunikasi Serba Ada Serba Makna. Jakarta: Kencana.

Lukman, & dkk. (2019). Pedoman Publikasi Ilmiah. Jakarta: Direktorat Jenderal
Penguatan Riset dan Pengembangan Kementerian Riset, Teknologi, dan
Pendidikan Tinggi.

Mahfuzhah, H. &. (2018). Media Publikasi Humas dalam Pendidikan. Al-Tanzim: Jurnal
Manajemen Pendidikan Islam Vol 2 No 2, 137-149.

Nurhayati, A. (2012). Peran The Public Relation Mix dalam Membangun Komunikasi yang
Efektif. Lentera: Jurnal Ilmu Dakwah dan Komunikasi Vol 14 No 1, 145359.

Praptiningsih, N. A., & Rohim, S. (2018). Pelatihan Penulisan Jurnalistik dan Naskah
Kehumasan bagi SiswaSiswi SMA Muhammadiyah 3 Jakarta Selatan. Jurnal
SOLMA, 107-109.

Pratama, E. (2017). Program Kerja Humas dalam Publikasi Informasi dan Pelayanan di
Universitas Islam Riau. Diss. Universitas Islam Riau.

Purwandari, E. O. (2009). Perbedaan Fungsi-Fungsi Public Relations dalam Sosialisasi


Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kasus di KPUD Yogyakarta dan KPUD
Bantulae. Jurnal Ilmu Komunikasi, Vol 6 No 2, 156-157.

24
Rachmadi, F. (1992). Public relation dalam Teori dan Praktek. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama.

Rifai, M. A. (2011). Pegangan: Gaya Penulisan, Penyuntingan, dan Penerbitan.


Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Rumaru, S., & Heryanto, G. G. (2013). Komunikasi Politik: Sebuah Pengantar. Bogor:
Ghalia Indonesia.

Ruslan, R. (1994). Praktik dan Solusi Public Relation. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Ruslan, R. (1994). Praktik dan Solusi Public Relation . Jakarta: Ghalia Indonesia.

Silvia Rita Fariani, W. A. (2009). Panduan Praktisi PR. Jakarta: Elex media Computindo.

Sinduwiatmo, K. (2019). Teknik Publisitas. Jawa Timur: UMSIDA Press.

Suhandang, K. (2012). Public Relation Perusahaan: Kajian Program Implementasi.


Bandung: Nuansa Cendekia.

Sukino. (2010). Menulis itu Mudah. Yogyakarta: PT LKiS Printing Cemerlang.

Susanto, A. (1986). Filsafat Komunikasi . Bandung: Binacipta.

Suwatno. (2018). Pengantar Public Relations Kontemporer. Bandung: PT Remaja


RosdaKarya.

Syahputra, D.I. Hendra, Y., & & Hidayat, T. (2018). Peran Humas Dalam Membangun
Citra Pemerintahan Sumatera Utara Pada Kantor Biro Humas Gubernur. 24-29.

Widani, C. K. (2019). Sejarah Kehumasan Di Indonesia (Analisis Historis Pada Masa Orde
Baru Dan Reformasi). Yogyakarta: Universitas Islam Indonesia Fakultas Psikologi
dan Ilmu Sosial Budaya Jurusan Ilmu Komunikasi.

Yudharwati, G. A. (2014). Indonesia. In T. Watson (Ed.), Asian perspectives on the


development of public relations: Other voices . Basingstoke: Palgrave Pivot.

25

Anda mungkin juga menyukai