Disusun Oleh :
Semester : V (Lima) B
TA. 2019/202
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas Rahmat dan Ridho Allah SWT,
karena tanpa Rahmat dan Ridho-Nya, kami tidak dapat meyelesaikan makalah ini dengan
baik dan selesai tepat pada waktu yang ditentukan.
Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada Ibu Hammi Latifah, S.Sos., M.A
selaku dosen pengampu mata kuliah Teknologi, Informasi, dan Komunikasi Bimbingan dan
Konseling Teknologi, Informasi, dan Komunikasi Bimbingan dan Konseling dalam
bimbing kami dalam pengerjaan tugas makalah ini. Kami juga mengucapkan terima kasih
kepada teman-teman yang selalu setia membantu dalam hal mengumpulkan data-data dalam
pembuatan makalah ini. Dalam makalah ini kami menjelaskan tentang Bentuk-Bentuk
Media BKI.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak ketidak
sempurnaan baik dari segi tulis, segi bahasa, dan pokok bahasan oleh karena itu, penulis
sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun serta semoga dengan
selesainya makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan teman-teman.
Waasallamualaikum Wr.Wb
Penyusun
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR...........................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...........................................................................................1
B. Rumusan Masalah.....................................................................................1
C. Tujuan .......................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Media.......................................................................................3
B. Media Cetak...............................................................................................3
C. Media Audio..............................................................................................6
D. Definis Media Audio.................................................................................7
E. Urgensi Media Audio................................................................................7
F. Dasar Pertimbangan dan Kriteria Pemilihan Media Audio ......................8
G. Pengembangan Media Audio....................................................................9
H. Kelebihan dan Kekurangan Media Audia.................................................9
I. Pengertian Media Visual...........................................................................10
J. Jenis Media Visual....................................................................................10
K. Langkah-langkah penggunaan media........................................................12
L. Unsur-unsur minat.....................................................................................13
M. Media Komputer........................................................................................17
N. Keunggulan komputer sebagai media pembelajaran.................................18
O. Kekurangan komputer sebagai media pembelajaran.................................19
P. Pengertian aktivitas belajar........................................................................20
Q. Manfaat aktivitas dalam pembelajaran......................................................21
R. Jenis-jenis aktivitas belajar........................................................................22
BAB III PENUTUP
KESIMPULAN.....................................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................25
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berbicara mengenai media yang ada saat ini, ternyata memang sudah
melewati beberapa fase penting kehidupan manusia dan mengalami pertumbuhan dan
perkembangan. Media adalah segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk
menyampaikan informasi atau pesan. Dewasa ini,peranan media semakin diperkuat
dengan perkembangan teknologi dan jejaring sosial. Di tengah-tengah perkembangan
media ini, terjadi juga perubahan dalam dinamisme media, masyarakat, dan politik
global.
Seiring pertumbuhan dan perkembangan media yang begitu pesat ini, juga
menjadi tantangan besar akibat perkembangan arus globalisasi. Selain itu juga,
perubahan terjadi dalam bentuk-bentuk dari mulai perubahan media cetak, media
audio, media visual dan lainnya. Hal ini memunculkan banyak pertanyaan dikalangan
masyarakat yaitu Bagaimana peran media untuk menghadapi tantangan global,
khususnya dampak terhadap budaya dan masyarakat Indonesia? Bagaimana pula
peran kita sebagai konselor mengikuti perkembangan media di era globalisasi ini?
Oleh karena itu, pada pembahasan makalah kali ini tentang “bentuk-bentuk
media BKI” akan menjelaskan beberapa aspek-aspek tentang media baik media cetak,
media audio, media visual serta kelebihan dan kekurangan dari masing-masing media
yang diharapkan mampu menambah pengetahuan tentang materi teknologi, informasi
dan komunikasi dalam bimbingan dan konseling.
B. Rumusan Masalah
1.) Apa saja bentuk-bentuk media dalam bimbingan dan konseling ?
2.) Siapa yang menjadi sasaran konselor dalam penerapan media dalam bk ?
3.) Kapan waktu yang tepat untuk menggunakan media audio atau media visual ?
4.) Dimana kita bisa melakukan penerapan media?
5.) Mengapa kita perlu mengetahui bentuk-bentuk media ?
6.) Bagaimana sikap kita sebagai konselor menghadapi perkembangan media
yang sering terjadi seiring perkembangan zaman?
C. Tujuan
Tujuan dibuatnya makalah ini adalah
1. Untuk menambah pengetahuan tentang bentuk-bentuk media dalam
Bimbingan dan Konseling
2. Sebagai ilmu pengetahuan yang digunakan dalam konseling
3. Sebagai petunjuk dan evaluasi penggunaan dan bentuk-bentuk media dalam
Bimbingan dan Konseling
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Media
Kata “media” berasal dari kata latin, merupakan bentuk jamak dari kata
“medium”. Secara harfiah kata tersebut mempunyai arti perantara atau pengantar.
Akan tetapi sekarang kata tersebut digunakan dalam bentuk jamak maupun mufrad.
Menurut Heinich media merupakan alat saluran komunikasi. Media berasal
dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata “medium” yang secara
harfiah berarti “perantara” yaitu perantara sumber pesan (a source) dengan penerima
pesan (a receiver). Heinich mencontohkan media ini seperti film, televisi, diagram,
bahan tercetak (printed materials), komputer, dan instruktur. Contoh media tersebut
bisa dipertimbangkan sebagai media pembelajaran jika membawa pesan-pesan
(messages) dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Heinich juga mengaitkan
hubungan antara media dengan pesan (messages) dan metode (methods).1
B. Media Cetak
Media bahan cetak adalah media visual yang pembuatannya melalui proses
percetakan/printing atau offset. Media bahan cetak ini menyajikannya pesan melalui
huruf dan gambar-gambar yang diilustrasikan untuk lebih memperjelas pesan atau
informasi yang disajikan.
Jenis media bahan cetak diantaranya:
1. Buku Teks, yaitu buku tentang suatu bidang studi atau ilmu tertentu yang disusun
untuk memudahkan para guru dan siswa dalam upaya mencapai tujuan
pembelajaran. Penyusunan buku teks ini disesuaikan dengan urutan (sequence)
dan ruang lingkup (scope) tiap bidang studi tertentu.
2. Modul, yaitu suatu paket program yang disusun dalam bentuk satuan tertentu dan
didesain sedemikian rupa guna kepentingan belajar siswa. Satu paket modul
biasanya memiliki komponen petunjuk guru, lembaran kegiatan siswa, lembar
kerja siswa, kunci lembar kerja, lembaran tes, dan kunci lembaran tes.
3. Bahan Pengajaran Terprogram, yaitu paket program pengajaran individual,
hampir sama dengan modul. Perbedaannya dengan modul, bahan pengajaran
terprogram ini disusun dalam topik-topik kecil untuk setiap bingkai/halamannya.
Satu bingkai biasanya berisi informasi yang merupakan bahan ajaran, pertanyaan,
dan balikan/respons dari peranyaan bingkai lain.
Kelebihan Media Bahan Cetak:
1. Dapat menyajikan pesan atau informasi dalam jumlah yang banyak.
2. Pesan atau informasi dapat dipelajari oleh siswa sesuai dengan kebutuhan, minat,
dan kecepatan masing-masing.
1
Cepi Riyana, Media Pembelajaran¸( Jakarta: Direktotar Jenderal Pendidikan Islam Kementerian
Agama Republik Indonesia, 2012), hal. 9-10
3. Dapat dipelajari kapan dan dimana saja karena mudah dibawa.
4. Akan lebih menarik apabila dilengkapi dengan gambar dan warna.
5. Perbaikan/revisi mudah dilakukan
Kelemahan Media Bahan Cetak:
1. Proses pembuatannya membutuhkan waktu yang cukup lama.
2. Bahan cetak yang tebal mungkin dapat membosankan dan mematikan minat siswa
untuk membacanya.
3. Apabila jilid dan kertasnya jelek, bahan cetak akan mudah rusak dan sobek.2
Media hasil teknologi cetak adalah berbagai media yang pergunakan untuk
kepentingan pendidikan yang bentuknya dihasilkan dari hasil teknologi percetakan
atau mesin percetakan. Teknologi ini menghasilkan materi dalam bentuk salinan
tercetak. Dua komponen pokok teknologi ini adalah materi teks verbal dan materi
visual yang dikembangkan berdasarkan teori yang berkaitan dengan persepsi
visual, membaca, memproses informasi dan teori, sehingga menurut Arsyad
teknologi cetak adalah cara untuk menghasilkan atau menyampaikan materi,
seperti buku dan materi visual statis terutama melalui proses percetakan mekanis
atau fotografis. Kelompok media hasil teknologi cetak meliputi buku atau teks,
majalah, buletin, poster, grafisk, foto, atau representasi fotografi dan reproduksi.
Materi cetak merupakan dasar pengembangan dan penggunaan kebanyakan materi
pendidikan termasuk dalam bimbingan dan konseling.
Media cetak sebagai bagian dari media komunikasi memiliki peran yang
sangat penting dalam pelaksanaan program bimbingan dan konseling. Berbagai
media cetak dapat dipalikasikan dalam layanan bimbingan dan konseling.
a. Poster. Poster dalam aplikasi program layanan bimbingan konseling berperan
sebagai ”Poster Pendidikan" yang menawarkan nilai bukan produk. Sebagai
media pendidikan poster memiliki nilai-nilai pendidikan yang terkandung dalam
isi pesan yang disampaikan. Misalnya tujuan program menjaga kebersihan
sekolah, maka dapat dibuat poster-poster yang menggugah kesadaran siswa
untuk menjaga kebersihan, dengan membuang sampah pada tempatnya, dan
selalu membersihkan ruang belajarnya. Karena sifat poster relatif lebih lama
bertahan daripada media lainnya, maka poster dapat dibuat semi permanen
dengan media yang lebih tahan lama. Misalnya dibuat pada media kayu dengan
cat minyak, sehingga untuk menyampaikan program-program bimbingan
2
Ibid, hal. 28-29
konseling, seperti daftar rencana kegiatan belajar selama satu semester dapat
dibuat.
b. Media cetak internal. Media cetak internal seperti buletin, news letter, majalah
dan tabloid, sangat efektif untuk membantu program bimbingan konseling. Baik
yang berkaitan dengan isi menu yang dirawarkan dalam media tersebut, maupun
dengan wujud dari produksi media itu sendiri, sebagai media yang dapat
membantu dalam bimbingan karir di sekolah. Jika sebuah sekolah memiliki
media internal semacam ini, tentunya akan memacu kreativitas siswa, serta
menambah pengetahuan dan wawasan tentang jurnalistik khususnya, serta
pengetahuan lainnya pada umumnya. Media cetak internal yang dikembangkan
sebuah sekolah dapat menjadi ajang komunikasi antar siswa dan guru, serta
kebijakan pendidikan. Selain itu, dapat juga menjadi media kreativitas dan
pembelajaran, serta media terapi bagi permasalahan yang dihadapi siswa.
Karena melalui media dapat dihadirkan profil sosok ideal yang inspiratif untuk
dapat menjadi teladan bagi siswa-siswa di sekolah tersebut. Konselor di sekolah
yang memiliki media cetak internal ini, juga lebih leluasa dan efisien dalam
menyampaikan program-programnya, melalui menu-menu yang dihadirkan
dalam media cetak internal tersebut.3
C. Media Audio
Sebesar 70% waktu bangun manusia dalam sehari digunakan untuk
berkomunikasi. Apabila dirinci, sebanyak 42% adalah aktivitas mendengarkan, 32%
adalah aktivitas bercakap-cakap, 15% adalah aktivitas membaca, dan 11% adalah
aktivitas menulis.4Individu pada umumnya lebih banyak melakukan komunikasi
secara lisan daripada berkomunikasi secara tertulis. Dalam hal ini, rangsang suara
menjadi salah satu hal yang lekat dalam kehidupan manusia karena indera
pendengaran merupakan indra yang lebih dulu matang berkembang dibandingkan
indra penglihatan. Individu menangkap informasi berupa stimulus suara dan
mengartikannya sebagai pesan-pesan yang dapat diterjemahkan dan pada akhirnya
mampu dipahami.
3
A. Said Hasan Basri, Peran Media Dalam Layanan Bimbingan Konseling Islam Di Sekolah, Vol. XI
No. 1, 2010, hal. 34-36
4
Andi Prastowo, Pengembangan Sumber Belajar, (Yogyakarta: Pedagogia, 2012)
Daya pendengaran dan sensitivitas individu terhadap rangsang suara
bermacam-macam. Bagi individu atau konseli bertipe auditori yang sensitif terhadap
rangsang suara, mereka dapat menangkap dan mengidentifikasi suara-suara yang
sangat halus sekalipun dibandingkan individu atau konseli lain. Hal ini bisa
dimanfaatkan dalam proses layanan bimbingan dan konseling. Konselor atau guru BK
dapat mengembangkan media audio terutama khusus untuk konseli atau siswa yang
bertipe auditori ini karena konseli tersebut lebih efektif didekati melalui layanan
bimbingan dan konseling yang memanfaatkan suara atau audio sebagai perantaranya
dibandingkan dengan jenis perantara lain.
5
Sadiman, dkk. Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya, (Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada, 1993)
6
Amir Hamzah Suleiman, Media Audio-visual untuk Pengajaran, Penerangan, dan Penyuluhan,
(Jakarta: PT Gramedia, 1988)
mengusir kebosanan, mengaktifkan indera (telinga) siswa atau konseli, menarik minat
dan perhatian konseli, dan mendekatkan teori dengan realita.7
Konselor pun dapat terbantu dengan penggunaan media audio secara tepat dan
proposional. Tidak hanya untuk keperluan efektivitas penerimaan materi saja, tetapi
juga untuk menciptakan suasana dan perilaku yang mendukung layanan bimbingan
dan konseling. Misalnya, konselor atau guru BK dapat memutar musik instrumental
tertentu untuk menciptakan suasana tenang dan relaks dalam ruang konseling
individual dan kelompok atau memutar musik yang semarak untuk merangsang
munculnya ide-ide kreatif dan meningkatkan semangat konseli.
F. Dasar Pertimbangan dan Kriteria Pemilihan Media Audio
Media audio yang hendak dipilih hendaknya memenuhi kriteria tertentu, yaitu selaras
dan menunjang tujuan, sesuai dengan pesan yang ingin disampaikan, sesuai dengan
karakteristik dan kondisi siswa atau konseli, tersedia sarana dan prasarana
pendukungnya, mempertimbangkan segi efektivitas media audio, dan kesesuaian antara
biaya dengan hasil yang dicapai. Konselor atau guru BK terutama memperhatikan
keadaan ataupun kebutuhan konseli dan materi atau pesan yang hendak disampaikan.
Yang tidak kalah penting dari aspek tersebut adalah mengenai kecakapan konselor
atau guru bimbingan dan konseling dalam mengolah media audio, serta waktu dan
lingkungan penyelenggaraan layanan. Konselor atau guru BK yang akan menggunakan
media audio dalam lanyanan bimbingan dan konseling hendaknya memperhatikan
kualitas media audio tersebut. Suara yang dihasilkan hendaknya jelas, jernih, dan tepat
volumenya.
Khusus untuk keperluan penyampaian materi atau pesan tertentu, maka irama, tata
bahasa, struktur kalimat, dan jenis kalimat harus diperhatikan.8 diusahakan bentuk
kalimat aktif agar lebih mudah ditangkap konseli atau siswa. Kalimat yang terlalu
panjang dapat dijadikan beberapa kalimat pendek dan lebih mudah dimengerti. Pilihan
kata dan struktur kalimat hendaknya juga disesuaikan dengan taraf usia dan kemampuan
siswa. Selain itu, irama pelafalan kalimat juga hendaknya dipertimbangkan. Irama yang
datar akan membosankan, sedangkan irama yang terlalu meliuk-liuk akan menghambat
pemahaman
G. Pengembangan Media Audio
7
Diadaptasi dari tulisan Asnawir dan M. Basyiruddin Usman, Media Pembelajaran, (Jakarta: Ciputat
Pers, 2002), dengan melakukan perubahan seperlunya.
8
Ronald H. Anderson, Pemilihan dan Pengembangan Media untuk Pembelajaran, (Jakarta: Rajawali
Pers, 1987)
Media audio yang menunjang layanan bimbingan dan konseling dapat
diproduksi sendiri maupun diperoleh dengan memanfaatkan media yang sudah ada.
Pembuatan media audio secara sederhana dapat menggunakan alat sederhana seperti
tape recorder, handphone, atau piranti voice recorder lainnya.
b. Media dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki oleh para siswa;
c. Media dapat melampauibatasruangkelas;
j. Mediameningkatkankemampuangambardansuara.Alatbantupresentasi ini
digunakan bersama-sama dengan alat lain seperti computer dan compact
disk.Tetapi,alatpresentasiinijugabisa digunakansecaramandiri,artinyatidak
digabungkan dengan alat lain apabila LCD Projector yang digunakan sudah
mempunyai fasilitasmemori.
9
Najmi Hayati M. Yusuf Ahmad Febri Harianto,Hubungan Penggunaan Media Pembelajaran Audio
Visual dengan Minat Peserta Didik pada Pembelajaran Pendiidkan Agama Islam di SMAN 1 Bangkinang Kota,
no.2, vo14
memberitahukan tujuan pembelajaran yang akan di capai lalu membagi siswa
menjadi beberapa kelompok. Kedua, mengajarkan materi perkembangan
teknologi komunikasi pada media audio visual yang terdiri dari komunikasi pada
media audio visual yang terdiri dari komunikasi masa lalu dan komunikasi masa
kini. Proses pembelajaran sama dengan pertemuan yang pertama dengan tujuan
siswa dapat menyebutkan contoh-contoh dari teknologi masa kini dan masa lalu
serta dapat membandingkannya setelah diajarkan dengan media audio visual.
Ketiga, mengajarkan materi perkembangan teknologi transportasi yang terdiri
dari transportasi darat masa lalu dan masa kini serta transportasi udara masa lalu
dan masakini.
10
Hasmiana Hasan, Penggunaan Media AudioVisual Terhadap Ketuntasan Belajar IPS Materi
Perkembangan Teknologi Produksi, Komunikasi dan Transportasi Pada Siswa Kelas IV SD Negeri 20 Banda
Aceh, no 4, Vol 3.
Transportasi udara pada masa lalu dan masa kini :
Transportasi masa lalu Transportasi masa kini
Pesawat terbang
Balon udara Helicopter
Jet
M. Media Komputer
11
D Hardianto “Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Komputer”
(https://media.neliti.com/media/publications/222173-pengembangan-media-pembelajaran-berbasis.pdf )
tergantung perangkat lunak yang ada. Informasi yang ditayangkan
juga tidak terbatas pada gambar-gambar hidup yang telah direkam
saja, tetapi juga dapat ditambahkan dengan sound effect, narasi
suara, musik ataupun gambar mati dan grafis baik berupa tabel
uraian dan sebagainya, yang kesemuanya dimaksudkan untuk
melengkapi dan memperjelas hal-hal yang telah ditayangkan
tersebut.
Keunggulan komputer (program komputer) sebagai media
pembelajaran adalah selain dapat meningkatkan efisiensi dan
efektivitas proses pembelajaran, juga dapat dipergunakan untuk
menangani perbedaan kemampuan setiap individu dari peserta didik.
Penanganan tersebut dilakukan melalui pemutaran atau penayangan
ulang dari konsep-konsep yang ada di dalam program pembelajaran
itu sehingga dapat dipelajari kembali secara berulang-ulang begi
peserta didik yang belum memahami isi pesan tersebut. Oleh
karenanya peserta didik akan dapat lebih mencermati bagian yang di
perlukan melalui penayanggan dengan gerakan yang di perlambat,
sehingga ketelitian dalam pengamatan akan lebih baik.
Dalam cara penggunaannya, program komputer juga dapat
dipergunakan baik secara individual ataupun penayangan secara
klaksikal, sehingga pemanfaatannya menjadi lebih luas, sedangkan
dalam sistem penayangan dapat dilakukan baik melalui sistem
tayangan langsung maupun sistem tayangan dari tempat yang jauh
dengan cara networking.
12
S. Arjaka “ 1 Media Elektronik Berbasis Komputer” http://jurnal-
online.um.ac.id/data/artikel/artikelCE78C5B85EB8B1688FF2FC2D9760552D.PDF
Ramayulis lebih lanjut mengatakan, “Pada saat peserta didik aktif jasmaninya,
dengan sendirinya ia juga aktif jiwanya, begitu sebaliknya, karena keduanya merupakan
satu kesatuan, dua keping satu mata uang”.
Siswa memiliki “prinsip aktif” di dalam dirinya masing-masing yakni keinginan
berbuat dan bekerja sendiri. Prinsip aktif mengendalikan tingkah lakunya. Hamalik
berpendapat bahwa, “Pendidikan modern lebih menitikberatkan pada aktivitas sejati
dimana siswa belajar sambil bekerja”. Dengan bekerja, siswa memperoleh
pengetahuan, pemahaman dan keterampilan serta perilaku lainnya, termasuk sikap dan
nilai.
Sedangkan belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh
suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi
dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif dan psikomotor. Hal ini
sesuai dengan pendapat Hakim yang menyatakan bahwa, “Belajar adalah suatu proses
perubahan di dalam kepribadian manusia, dan perubahan tersebut ditampakkan dalam
bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti peningkatan kecakapan,
pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, keterampilan, daya pikir dan lain-lain
kemampuan”.
Hamalik mengatakan, “Belajar adalah merupakan suatu proses, suatu kegiatan
dan bukan suatu hasil atau tujuan”. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih
luas daripada itu, yakni mengalami.
Berdasarkan pengertian aktivitas dan belajar yang telah dikemukakan para ahli,
dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar adalah serangkaian kegiatan-kegiatan yang
dilakukan seseorang dalam proses usahanya memperoleh suatu bentuk peningkatan
kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, keterampilan, daya pikir dan
lain-lain yang akan menghasilkan suatu perubahan tingkah laku.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Media sangat berperan penting dalam kehidupan bermasyarakat baik media dalam bentuk
cetak, audio ataupun visual. Sebab teknologi semakin maju di era globalisasi zaman modern
seperti sekarang ini. Diharapkan masyarakat dapat menguasai dan memahami media sebagai
sarana informasi.
13
https://jurnal.umk.ac.id/index.php/gusjigang/article/viewFile/1112/1066
DAFTAR PUSTAKA
Said Hasan Basri, Peran Media Dalam Layanan Bimbingan Konseling Islam
Di Sekolah, Vol. XI No. 1, 2010,
Https://jurnal.umk.ac.id/index.php/gusjigang/article/viewFile/1112/1066