Anda di halaman 1dari 7

PEMBUATAN DOKUMEN LINGKUNGAN

TPA KABUPATEN MUSI RAWAS UTARA

BAB 2
RUANG LINGKUP STUDI

2.1 UMUM
Kegiatan Pembuatan Dokumen Lingkungan TPA Kab, Musi Rawas Utara termasuk ke
dalam kegiatan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL) dan Upaya Pemantauan
Lingkungan Hidup (UPL). Menurut Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan
Kehutanan Republik Indonesia Nomor P.26/MENLHK/SETJEN/KUM.1/7/2018
tentang Pedoman Penyusunan dan Penilaian serta Pemeriksaan Dokumen
Lingkungan Hidup Dalam Pelaksanaan Pelayanan Perizinan Berusaha Terintegrasi
Secara Elektronik, UKL UPL merupakan pengelolaan dan pemantauan terhadap usaha
dan/atau kegiatan yang tidak berdampak penting terhadap lingkungan hidup yang
diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan Usaha
dan/atau Kegiatan.

Pembangunan TPA Kabupaten Musi Rawas Utara serta operasionalisasinya


diperkirakan akan menimbulkan dampak terhadap lingkungan baik positif maupun
negative. Dampak lingkungan yang akan terjadi oleh adanya kegiatan perencaanaan
pembangunan TPA Kabupaten Musi Rawas Utara yang berlokasi di Desa Sungai
Baung, Kecamatan Rawas Ulu Kabupaten Musi Rawas Utara diperlukan adanya
pembuatan dokumen UKL UPL.

Dampak Lingkungan yang Ditimbulkan dan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup


serta Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup ini pada dasarnya berisi satu
tabel/matriks (lampiran), yang merangkum mengenai dampak lingkungan, upaya
pengelolaan lingkungan dan upaya pemantauan lingkungan. Studi ini akan menelaah
seluruh tahapan rencana usaha dan atau kegiatan baik pada tahap pra konstruksi,
konstruksi dan pascaoperasi/operasional.

LAPORAN PENDAHULUAN 2-1


Halaman | I - 1
PEMBUATAN DOKUMEN LINGKUNGAN
TPA KABUPATEN MUSI RAWAS UTARA

2.2 KOMPONEN KEGIATAN YANG DIPERKIRAKAN MENIMBULKAN DAMPAK


Komponen yang diperkirakan menimbulkan dampak lingkungan meliputi 3 tahapan
yaitu :
1. Tahap Pra Konstruksi
2. Tahap Konstruksi
3. Tahap Operasional

2.2.1 Tahap Pra Konstruksi


Lahan yang akan dibangun terletak di Jalan Khusus PT. ARU, Desa Sungai Abang, Kec.
Rawas Ulu Kab. Musi Rawas Utara Provinsi Sumatera Selatan oleh Pemerintah
Kabupaten Musi Rawas UTara. Dan rencananya akan digunakan untuk kegiatan TPA.

Dalam kegiatan tahap prakonstruksi ini hanya berkaitan dengan perizinan yang
diperlukan seperti Persetujuan Izin Lingkungan Hidup. Sehingga dalam kegiatan
prakonstruksi tidak menimbulkan dampak yang signifikan. Pada tahap ini dilakukan
pengurusan perijinan, perencanaan dan pembuatan gambar bangunan yang akan
dibangun.

2.2.2 Tahap Konstruksi


Kegiatan pada tahap konstruksi ini melakukan pembangunan secara bertahap.
Pelaksanaan pembangunan TPA secara fisik pada tahap konstruksi ini terdapat
beberapa kegiatan yang diperkirakan potensial menimbulkan dampak penting.

Beberapa kegiatan yang akan dilakukan pada tahapan konstruksi Pembangunan TPA
Kab. Muratara antara lain meliputi :
- Pengadaan tenaga kerja
Tenaga kerja yang dipakai selama tahap konstruksi, diutamakan menggunakan
tenaga kerja lokal atau tenaga kerja yang tinggal dekat dengan lokasi proyek,
sehingga efisiensi dan efektifitas ekonomis dapat dicapai, tentunya yang
mempunyai kualifikasi sesuai dengan yang dibutuhkan. Adapun rencana
kebutuhan tenaga kerja yang diperlukan selama tahap konstruksi adalah
sebanyak 70 orang. Dimana 15 orang diantaranya merupakan bagian dari
manajemen kerja konstruksi.

LAPORAN PENDAHULUAN 2-2


Halaman | I - 2
PEMBUATAN DOKUMEN LINGKUNGAN
TPA KABUPATEN MUSI RAWAS UTARA

 Waktu Pekerjaan Konstruksi


Kegiatan pekerjaan kontruksi Pembangunan TPA adalah 180 hari kerja dengan
waktu operasional sebagai berikut :
Hari Kerja : 6 Hari
Jam Kerja : 8 Jam

 Pematangan Lahan
Kegiatan ini mencakup pembersihan lahan seluas 10,32 pada lokasi TPA yang
akan dibangun, serta memasang pagar sementara demi ketentraman dan
keselamatan umum ditempat pembangunan sebagai pembatas proyek dengan
lingkungan sekitarnya. Pembersihan dan perataan lahan dilakukan menggunakan
alat berat.

 Mobilisasi peralatan dan material


Mobilisasi peralatan dan material sangat diperlukan selama proses / untuk
kegiatan tahap konstruksi selama 180 hari kerja. Mobilisasi material dilakukan
dengan pengaturan waktu yang tepat sehingga tidak mengganggu atau terganggu
oleh kondisi lalu lintas lingkungan setempat.

Adapun kebutuhan alat dan material tidak diadakan/dilaksanakan sekaligus


tetapi dilakukan secara bertahap yaitu bagian perbagian, sehingga tidak akan
menimbulkan penumpukan peralatan dan material yang dapat mengganggu
pelaksanaan pekerjaan dilapangan maupun lingkungan sekitarnya serta untuk
menjaga faktor keamanan. Peralatan dan material yang didatangkan ke proyek
merupakan peralatan dan material yang memang dibutuhkan atau diperlukan
untuk pelaksanaan pekerjaan sipil pada umumnya. Karena sifat pekerjaan
dilaksanakan secara bertahap atau bagian perbagian, maka jumlah peralatan dan
material yang didatangkan juga tidak banyak.

Termasuk juga untuk ceceran material yang timbul karena mobilisasi kendaraan
pengangkut material akan segera dibersihkan dengan melakukan penyemprotan
sehingga tidak menimbulkan debu. Dimana kegiatan tersebut akan sangat
tergantung pada kondisi lalu lintas yang ada, prasarana jalan yang dilalui serta
jenis alat angkut yang digunakan. Dalam kegiatan mobilisasi peralatan dan
material pada tahap konstruksi dapat saja mempergunakan transportasi besar

LAPORAN PENDAHULUAN 2-3


Halaman | I - 3
PEMBUATAN DOKUMEN LINGKUNGAN
TPA KABUPATEN MUSI RAWAS UTARA

dan alat berat, dengan frekuensi sesuai dengan jenis peralatan yang akan
diangkut dan volume material yang dibutuhkan.

Sarana jalan untuk mobilisasi peralatan dan material menggunakan akses jalan
nasional dan masuk ke jalan khusus PT. ARU. Kebutuhan alat berat yang
digunakan dalam mobilisasi alat dan material dalam kegiatan kontruksi adalah
sebagai berikut:

1. Excavator
2. BullDozer
3. Truck Mixer
4. Water Tank Truk
5. Concrete Paving Machine
6. Concrete Vibrator
7. Bacthing Plan

 Penggunaan Air Selama Konstruksi


Selama masa konstruksi, air sangat diperlukan baik untuk digunakan secara
langsung maupun tidak langsung. Kebutuhan air tersebut akan digunakan untuk
pekerjaan konstruksi seperti beton maupun keperluan tenaga kerja. Air yang
digunakan berasal dari sumur bor yang juga direncakan dalam pembangunan
TPA ini Dengan rincian kegiatan pematangan lahan yang akan dibangun
konstruksi membutuhkan air sebanyak 757,53 m³/ hari dan MCK tenaga kerja
3,5 m³/ hari. Total keperluan air selama konstruksi tersebut membutuhkan air
sebanyak 1.117,53 m³/hari, Semua kebutuhan air tersebut dengan Sumur Bor.

 Limbah Padat
Timbulan sampah pada tahap konstruksi diperkirakan, muncul akibat kegiatan
pembuangan sampah, dan sisa bahan-bahan sisa konstruksi yang sudah tidak
terpakai seperti batu kali, pasir, semen, cat, dan besi. sedangkan limbah padat yang
dihasilkan oleh para pekerja 175 kg/hari dengan standar timbulan sampah 0,75
liter/org/hari dan total keseluruhan timbulan 31.500 kg/hari selama 180 hari
kerja pada tahap kontruksi, yang selanjutnya diambil dan dikelola oleh pihak
ketiga yang akan dimanfaatkan kembali. Selanjutnya, pembuangan limbah dari
proyek dilakukan dengan cara membayar tukang puing untuk mengangkut limbah

LAPORAN PENDAHULUAN 2-4


Halaman | I - 4
PEMBUATAN DOKUMEN LINGKUNGAN
TPA KABUPATEN MUSI RAWAS UTARA

keluar proyek atau menjual material yang memiliki nilai jual tinggi kepada tukang
puing ataupun pedagang material bekas.

 Limbah B3
Limbah B3 yang dihasilkan dari kegiatan kontruksi adalah sisa cat. Pengolahan
limbah cat dengan cara pengentalan atau pengeringan lumpur. Dengan membuka
tutup kaleng cat dan membiarkannya kering oleh udara. Dan untuk mempercepat
pengeringan dengan mencampurkan bahan penyerap ke dalam cat diisi dengan
sisa campuran semen. Kemudian ditempatkan pada TPS LB3 dan bekerja sama
kepada pihak ketiga yang telah memiliki ijin dari Dinas terkait.

 Demobilisasi Peralatan dan Tenaga Kerja


 Demobilisasi Peralatan
Dengan selesainya pelaksanaan kegiatan konstruksi fisik, maka peralatan
pekerjaan yang sudah tidak digunakan lagi dalam aktivitas kegiatan akan
dikembalikan (demobilisasi) meskipun pelaksanaan konstruksi fisik bangunan
belum selesai secara keseluruhan.
 Demobilisasi Tenaga Kerja
Pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap tenaga kerja konstruksi akan
dilakukan secara bertahap sesuai dengan jenis pekerjaan konstruksi yang telah
terselesaikan. Pelaksanaan pemutusan hubungan kerja dilakukan secara
bertahap sampai pekerjaan konstruksi selesai secara keseluruhan.
 Jalan operasi
Jalan pada TPA harus cukup luas dan aman dan jauh dari berbahaya yang
mudah terbakar dan berpotensi menimbulkan kecelakaan terhadap manusia
dan/atau lingkungan.

2.2.3 Tahap Operasional


Komponen kegiatan yang diperkirakan menimbulkan dampak pada tahap operasional
adalah :
1. Kegiatan Operasi Kantor
2. Pengelolaan Sampah

LAPORAN PENDAHULUAN 2-5


Halaman | I - 5
PEMBUATAN DOKUMEN LINGKUNGAN
TPA KABUPATEN MUSI RAWAS UTARA

2.3 KOMPONEN LINGKUNGAN HIDUP


Komponen lingkungan yang akan ditelaah dibagi dalam tiga tahap kegiatan yaitu
tahap pra konstruksi, konstruksi, dan operasional. Pada tahap tersebut diperkirakan
komponen yang dapat mempengaruhi atau memberikan dampak perubahan
komponen lingkungan hidup terhadap rencana kegiatan TPA Kabupaten Musi Rawas
Utara. Komponen lingkungan yang langsung terkena dampak meliputi:
1. Komponen Geo-Fisik-Kimia
Komponen lingkungan geo-fisik-kimia yang tidak terlalu terkena dampak yang
berarti mengingat pekerjaan yang dilakukan adalah pembangunan TPA Musi Raas
Utara Komponen Geo-fisik-kimia yang ditelaah adalah sebagai berikut :
a. Klimatologi yang mencakup curah hujan, suhu udara, kelembaban dan petir.
b. Kebisingan.
c. Fisiografi/morfologi membahas secara umum keadaan topografi dan struktur
geologi di daerah sekitar dimana proyek berada.
d. Ruang lahan dan tanah, meliputi uraian penggunaan lahan eksisting.

2. Komponen Biologi
Komponen biologi yang terkena dampak kegiatan adalah flora dan fauna yang
berada di wilayah studi khususnya flora disekitar lokasi studi. Komponen biologi
yang akan ditelaah adalah Keanekaragaman dan vegetasi budidaya.

3. Komponen Sosial, Ekonomi dan Budaya


Gambaran komponen sosial yang terdiri dari lingkungan sosial, ekonomi, dan
budaya mencakup struktur penduduk kelompok umur, jenis kelamin, mata
pencaharian, pendidikan, tingkat kepadatan penduduk, persepsi masyarakat di
wilayah studi khususnya masyarakat yang tinggal disekitar lokasi. Komponen
sosial ekonomi yang mungkin terkena dampak adalah persaingan kesempatan
kerja masyarakat lokal yang dilibatkan dalam pekerjaan juga selain itu timbul
masalah kecemburuan sosial dari sebagian masyarakat yang tidak mendapatkan
kesempatan dan tidak merasa menikmati adanya proyek pekerjaan tersebut.

a. Kesehatan masyarakat
Komponen kesehatan masyarakat yang diperkirakan terkena dampak akibat
kegiatan di sekitar lokasi proyek adalah kesehatan para pekerja pada masa
konstruksi jadi terganggu dan dapat menyebabkan penyakit seperti batuk,

LAPORAN PENDAHULUAN 2-6


Halaman | I - 6
PEMBUATAN DOKUMEN LINGKUNGAN
TPA KABUPATEN MUSI RAWAS UTARA

sesak nafas, dan lain sebagainya. Selain itu kualitas udara di lingkungan
sekitar menjadi menurun akibat debu dan bertambahnya partikulat udara
seperti PM2.5, PM10, dan lain-lainya dari pekerjaan kontruksi yang dapat
menyebabkan terganggunya Kesehatan masyarakat sekitar.

b. Kecelakaan Kerja
Dapat menimbulkan persepsi warga atau kehawatiran apabila terjadi hal-hal
yang tidak diingankan bila terjadi kecelakaan kerja akibat pekerja yang tidak
memenuhi aturan penggunaan APB (Alat Pelindung Diri).

LAPORAN PENDAHULUAN 2-7


Halaman | I - 7

Anda mungkin juga menyukai