BAB 2
RUANG LINGKUP STUDI
2.1 UMUM
Kegiatan Pembuatan Dokumen Lingkungan TPA Kab, Musi Rawas Utara termasuk ke
dalam kegiatan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL) dan Upaya Pemantauan
Lingkungan Hidup (UPL). Menurut Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan
Kehutanan Republik Indonesia Nomor P.26/MENLHK/SETJEN/KUM.1/7/2018
tentang Pedoman Penyusunan dan Penilaian serta Pemeriksaan Dokumen
Lingkungan Hidup Dalam Pelaksanaan Pelayanan Perizinan Berusaha Terintegrasi
Secara Elektronik, UKL UPL merupakan pengelolaan dan pemantauan terhadap usaha
dan/atau kegiatan yang tidak berdampak penting terhadap lingkungan hidup yang
diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan Usaha
dan/atau Kegiatan.
Dalam kegiatan tahap prakonstruksi ini hanya berkaitan dengan perizinan yang
diperlukan seperti Persetujuan Izin Lingkungan Hidup. Sehingga dalam kegiatan
prakonstruksi tidak menimbulkan dampak yang signifikan. Pada tahap ini dilakukan
pengurusan perijinan, perencanaan dan pembuatan gambar bangunan yang akan
dibangun.
Beberapa kegiatan yang akan dilakukan pada tahapan konstruksi Pembangunan TPA
Kab. Muratara antara lain meliputi :
- Pengadaan tenaga kerja
Tenaga kerja yang dipakai selama tahap konstruksi, diutamakan menggunakan
tenaga kerja lokal atau tenaga kerja yang tinggal dekat dengan lokasi proyek,
sehingga efisiensi dan efektifitas ekonomis dapat dicapai, tentunya yang
mempunyai kualifikasi sesuai dengan yang dibutuhkan. Adapun rencana
kebutuhan tenaga kerja yang diperlukan selama tahap konstruksi adalah
sebanyak 70 orang. Dimana 15 orang diantaranya merupakan bagian dari
manajemen kerja konstruksi.
Pematangan Lahan
Kegiatan ini mencakup pembersihan lahan seluas 10,32 pada lokasi TPA yang
akan dibangun, serta memasang pagar sementara demi ketentraman dan
keselamatan umum ditempat pembangunan sebagai pembatas proyek dengan
lingkungan sekitarnya. Pembersihan dan perataan lahan dilakukan menggunakan
alat berat.
Termasuk juga untuk ceceran material yang timbul karena mobilisasi kendaraan
pengangkut material akan segera dibersihkan dengan melakukan penyemprotan
sehingga tidak menimbulkan debu. Dimana kegiatan tersebut akan sangat
tergantung pada kondisi lalu lintas yang ada, prasarana jalan yang dilalui serta
jenis alat angkut yang digunakan. Dalam kegiatan mobilisasi peralatan dan
material pada tahap konstruksi dapat saja mempergunakan transportasi besar
dan alat berat, dengan frekuensi sesuai dengan jenis peralatan yang akan
diangkut dan volume material yang dibutuhkan.
Sarana jalan untuk mobilisasi peralatan dan material menggunakan akses jalan
nasional dan masuk ke jalan khusus PT. ARU. Kebutuhan alat berat yang
digunakan dalam mobilisasi alat dan material dalam kegiatan kontruksi adalah
sebagai berikut:
1. Excavator
2. BullDozer
3. Truck Mixer
4. Water Tank Truk
5. Concrete Paving Machine
6. Concrete Vibrator
7. Bacthing Plan
Limbah Padat
Timbulan sampah pada tahap konstruksi diperkirakan, muncul akibat kegiatan
pembuangan sampah, dan sisa bahan-bahan sisa konstruksi yang sudah tidak
terpakai seperti batu kali, pasir, semen, cat, dan besi. sedangkan limbah padat yang
dihasilkan oleh para pekerja 175 kg/hari dengan standar timbulan sampah 0,75
liter/org/hari dan total keseluruhan timbulan 31.500 kg/hari selama 180 hari
kerja pada tahap kontruksi, yang selanjutnya diambil dan dikelola oleh pihak
ketiga yang akan dimanfaatkan kembali. Selanjutnya, pembuangan limbah dari
proyek dilakukan dengan cara membayar tukang puing untuk mengangkut limbah
keluar proyek atau menjual material yang memiliki nilai jual tinggi kepada tukang
puing ataupun pedagang material bekas.
Limbah B3
Limbah B3 yang dihasilkan dari kegiatan kontruksi adalah sisa cat. Pengolahan
limbah cat dengan cara pengentalan atau pengeringan lumpur. Dengan membuka
tutup kaleng cat dan membiarkannya kering oleh udara. Dan untuk mempercepat
pengeringan dengan mencampurkan bahan penyerap ke dalam cat diisi dengan
sisa campuran semen. Kemudian ditempatkan pada TPS LB3 dan bekerja sama
kepada pihak ketiga yang telah memiliki ijin dari Dinas terkait.
2. Komponen Biologi
Komponen biologi yang terkena dampak kegiatan adalah flora dan fauna yang
berada di wilayah studi khususnya flora disekitar lokasi studi. Komponen biologi
yang akan ditelaah adalah Keanekaragaman dan vegetasi budidaya.
a. Kesehatan masyarakat
Komponen kesehatan masyarakat yang diperkirakan terkena dampak akibat
kegiatan di sekitar lokasi proyek adalah kesehatan para pekerja pada masa
konstruksi jadi terganggu dan dapat menyebabkan penyakit seperti batuk,
sesak nafas, dan lain sebagainya. Selain itu kualitas udara di lingkungan
sekitar menjadi menurun akibat debu dan bertambahnya partikulat udara
seperti PM2.5, PM10, dan lain-lainya dari pekerjaan kontruksi yang dapat
menyebabkan terganggunya Kesehatan masyarakat sekitar.
b. Kecelakaan Kerja
Dapat menimbulkan persepsi warga atau kehawatiran apabila terjadi hal-hal
yang tidak diingankan bila terjadi kecelakaan kerja akibat pekerja yang tidak
memenuhi aturan penggunaan APB (Alat Pelindung Diri).