Anda di halaman 1dari 26

FI3141 Aplikasi Nuklir di Industri

04-Aplikasi Nuklir untuk RTG & Betavoltaic

Program Studi Sarjana Fisika


Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Institut Teknologi Bandung

FI3141 Aplikasi Nuklir di Industri


Baterai Nuklir

Baterai Nuklir merupakan alat (divais) yang secara langsung


mengkonversi energi panas yang dihasilkan oleh suatu
radioisotop menjadi energi listrik
Baterai Nuklir disebut juga sebagai atomic battery atau
radioisotope battery
Metode yang digunakan dalam baterai nuklir berbeda dengan
yang digunakan pada PLTN
Baterai Nuklir bekerja berdasarkan efek termoelektrik atau
Seebeck eect dan menghasilkan energi jauh lebih sedikit

FI3141 Aplikasi Nuklir di Industri


Baterai Nuklir

Tahun 1913, Ilmuwan Inggris H.G.J. Moseley


mendemonstrasikan baterai nuklir pertama menggunakan
isotop radium
Diamati bahwa aliran partikel bermuatan (β ) yang dihasilkan
dari peluruhan radium dapat menghasilkan arus listrik
Oleh karena itu baterai nuklir sering disebut sebagai
radioisotope thermoelectric generator (RTG).
RTG, secara langsung mengubah kalor (panas) yang dihasilkan
selama peluruhan radioaktif menjadi listrik
RTG berfungsi sama seperti thermoelectric atau thermionic
converter konvensional

FI3141 Aplikasi Nuklir di Industri


Radioisotop pada Batere Nuklir

Sejumlah isotop yang membutuhkan pelindung yang murah


dan berumur panjang telah diteliti, antara lain:
• Plutonium-238(Pu-238)
• Americium-241(Am-241)
• Polonium-210 (Po-210)
• Stronsium-90 (Sr-90)
• Cesium-144 (Cs-144)
Isotop-isotop tersebut menjadi pilihan terbaik untuk baterai
nuklir

FI3141 Aplikasi Nuklir di Industri


Beberapa sifat sis isotop pada Baterai Nuklir

Element Half Life (years) Watts/g (thermal)


210 Po 0.378 141
238 Pu 86.8 0.55
144 Cs 0.781 25
90 Sr 28.0 0.93
242 Cm 0.445 120

FI3141 Aplikasi Nuklir di Industri


Tipe Konverter pada Baterai Nuklir

Bergantung pada teknik konversi, baterai nuklir dikelompokkan


dalam beberapa kategori:
• Konverter panas (Thermal converter):
Thermionic converter- berdasarkan pada efek thermionic
(emisi thermionic)
Radioisotope thermoelectric generator (RTG)  berdasarkan
pada efek thermoelectric (Seebeck eect).
Thermo photovoltaic cells- berdasarkan pada photovoltaic
eect
• Konverter non-panas (Non-thermal converter)
direct charging
betavoltaic

FI3141 Aplikasi Nuklir di Industri


Thermionic converter

Thermionic converter
mengubah energi termal
langsung menjadi energi
listrik
Katoda dipanaskan sehingga
menghasilkan elektron dan
ditangkap oleh anoda
Energi untuk memanaskan
katoda dapat bersumber dari
bermacam proses, salah
satunya panas peluruhan
radioisotop

FI3141 Aplikasi Nuklir di Industri


Thermionic converter

FI3141 Aplikasi Nuklir di Industri


Sel Termoelektrik

Berdasarkan efek Seebeck


Perbedaan temperatur
menimbulkan beda potensial
(prinsipnya mirip seperti
termokopel)
Penggunaan semikonduktor
untuk memperbesar esiensi

FI3141 Aplikasi Nuklir di Industri


RTG

Energi termal
dihasilkan dari isotop
radioaktif (decay
heat)
Banyak digunakan utk
misi luar angkasa

FI3141 Aplikasi Nuklir di Industri


Thermophotovoltaic converter

Merupakan proses konversi


panas menjadi listrik melalui
foton
Mirip prinsip kerja sel surya
Menggunakan semikonduktor
untuk konversi listrik
(photovoltaic cell) →Si, Ge,
GaSb, InGaAsSb, dlsb
Sumber panas dapat
diperoleh dari proses
radioaktif

FI3141 Aplikasi Nuklir di Industri


Thermal converter lainnya

Beberapa converter panas lainnya juga dapat digunakan,


misalnya AMTEC (Alkali Metal Thermal to Electric Converter)
yang menggunakan keramik β -alumina atau juga Stirling
Converter
Dalam hal ini umumnya sumber panas dihasilkan dari
peluruhan radioaktif (decay heat)

FI3141 Aplikasi Nuklir di Industri


Non-thermal converters

Non-thermal converters → bukan mengkonversi energi panas


• direct charging: berdasarkan prinsip kapasitor
• betavoltaic: partikel beta dipancarkan dari bahan radioaktif
dan digunakan sebagai sumber elektron untuk terjadinya
rekombinasi pada diode (p-n junction), prinsipnya sama seperti
pada sel-surya (photovoltaic eect).

FI3141 Aplikasi Nuklir di Industri


Direct Charging

Prinsip kerjanya seperti kapasitor, yang


mengumpulkan dan menyimpan
muatan untuk kemudian digunakan
sebagai sumber energi.
Muatan yang dihasilkan bersumber dari
bahan radioaktif
Menggunakan bahan dielektrik untuk
meningkatkan kapasitas
Tegangan yang dihasilkan besar, arus
kecil
Contohnya menggunakan Sr-90
sebagai sumber muatan

FI3141 Aplikasi Nuklir di Industri


Betavoltaic

Betavoltaic cell (baterai betavoltaik) adalah baterai nuklir


yang mengubah energi dari partikel beta yang dipancarkan oleh
bahan radioaktif menjadi listrik.
Prinsip kerjanya sama dengan sel-surya (photovoltaic eect).
Elektron dihasilkan dari isotop radioaktif pemancar partikel
beta
Energi ini digunakan untuk membentuk pasangan electron-hole
yang bertanggung-jawab terhadap produksi tegangan diantara
sambungan PN (PN-junction)
Baterai ini dapat menhasilkan 24 watts per kilogram dan dapat
beroperasi selama 10 tahun
Esiensi sekitar 25 %

FI3141 Aplikasi Nuklir di Industri


Betavoltaic

FI3141 Aplikasi Nuklir di Industri


Betavoltaic

Semikonduktor yang
biasa digunakan
• Si, Ge, Se, GaAs,
GaN
Pemilihan sumber
radioaktif sangat
penting (Pm-147,
Sr-90, Y-90)

FI3141 Aplikasi Nuklir di Industri


Tipe Baterai Nuklir

Secara umum baterai nuklir tergolong dalam dua kategori:


• High voltage nuclear battery → direct charging dan betavoltaic
• Low voltage nuclear battery → thermal converter

FI3141 Aplikasi Nuklir di Industri


High Voltage Nuclear Battery

Dalam baterai nuklir tipe ini, isotop pemancar beta digunakan


sebagai sumber partikel bermuatan
Radioisotop ditempelkan pada salah satu elektroda yang
berfungsi sebagai emitter
Elektroda lain menangkap partikel beta yang dipancarkan
Diantara emitter dan kolektor diletakkan dielektrik padat atau
vakum
Partikel bermuatan bergerak melewati bahan elektrolit sebelum
mencapai kolektor

FI3141 Aplikasi Nuklir di Industri


High Voltage Nuclear Battery

Pada tipe ini, dihasilkan tegangan tinggi


Isotop yang sering digunakan adalah:Strontium-90, Krypton-85
and Tritium.

FI3141 Aplikasi Nuklir di Industri


Aplikasi Baterai Nuklir

Sumber energi pesawat ruang angkasa


Sumber energi pesawat tanpa awak (satelit)
Sebagai baterai portable dalam aplikasi elektronika
Sebagai baterai untuk alat pacu jantung

FI3141 Aplikasi Nuklir di Industri


Aplikasi Baterai Nuklir

Awalnya baterai
nuklir
dikembangkan
untuk sumber
energi bagi
Voyager doesn't have any solar panels; they
satelit-satelit wouldn't do any good so far from the Sun. The
buatan antar probe stays in touch by carrying its own power
planet, karena source, an early radioisotope thermoelectric
harus bisa generator (RTG), which converts the heat
menyuplai energi generated from the natural decay of its radioactive
fuel into electricity. Its RTG will supply Voyager
untuk waktu yang with electricity at least until 2020
lama (puluhan
tahun)

FI3141 Aplikasi Nuklir di Industri


Aplikasi Baterai Nuklir

Dalam pengembangan selanjutnya, sifat tahan lama


(bergantung waktu paruh sumber radioisotop yang digunakan)
juga menjadi faktor yang menarik
Dikembangkan juga untuk aplikasi lainnya
Ukurannya juga bisa kecil dan tidak korosif, bisa digunakan
pada tempat yang tersembunyi (remote area atau dalam
tubuh)

FI3141 Aplikasi Nuklir di Industri


Aplikasi Baterai Nuklir

Current NASA missions (Cassini (Saturn) & Mars Science Lab)

FI3141 Aplikasi Nuklir di Industri


Aplikasi Baterai Nuklir

sumber energi untuk


alat pacu jantung
(cardiac pacemaker)

FI3141 Aplikasi Nuklir di Industri


Soal

1 Suatu alat khusus pacu jantung memerlukan 200 µW daya


dari baterai betavoltaic
1 Berapa curie Pm-147 yg diperlukan jika esiensi yg dapat
dicapai 0.95%?
2 Jika umur baterai yang diinginkan adalah 5 tahun, berapa
gram Pm-147 yang dibutuhkan di awal?
2 Sama dengan Soal-1, tetapi dengan sumber rasiasi Co-60.
Bandingkan hasil keduanya.
3 Pm-147 dalam betavoltaic memiliki pengotor Pm-146.
Pengotor ini tidak diinginkan karena merupakan bahan
radioaktif dengan umur paroh 5 tahun dan memancarkan sinar
gamma yang kuat ( 0.75 MeV). Untuk menghindari shielding
yg tebal, pengotor ini harus dieliminasi. Bagaimana caranya?
(Petunjuk: Pm-146 memiliki penampang lintang absorpsi
termal yang besar)
FI3141 Aplikasi Nuklir di Industri

Anda mungkin juga menyukai