Lokasi Industri dan Efek Struktur Taridf Angkutan atas Lokasi Industri”
Dosen Pengampu: Fibryanto Saptenno
Dalam menentukan lokasi industri, terdapat tiga faktor penentu, yaitu biaya
transportasi, upah tenaga kerja, dan dampak aglomerasi dan deaglomerasi. Biaya
transportasi diasumsikan berbanding lurus terhadap jarak yang ditempuh dan berat
barang, sehingga titik terendah biaya transportasi menunjukkan biaya minimum untuk
angkutan bahan baku dan distribusi hasil produksi. Biaya transportasi akan bertambah
secara proporsional dengan jarak. titik terendah biaya transportasi adalah titik yang
menunjukkan biaya minimum untuk angkutan bahan baku (input) dan distribusi hasil
produksi (output).
C. PEMBAHASAN
1. Pengangkutan dan Pertumbuhan Industri
• Pengangkutan
Kata “pengangkut” berasal dari kata dasae “angkut” yang memiliki arti
mengangkat dan membawa. Dalam kamus hukum tertulis bahwa, pengangkutan adalah
timbal balik antara pengangkut dam pengirim, dimana pengangkut mengikatkan diri
untuk melakukan pengangkutan barang dan/atau orang dari suatu ke tempat ke tempat
tujuan tertentu dengan selamat, sedangkan pengirim mengikatkan diri untuk membayar
ongkos angkutan.
Dalam hal pengangkutan barang, pengangkutan dapat diartikannya yaitu
memindahkan barang-barang produksi dan barang perdagangan ke tempat konsumen
dan sebaliknya bagi para produsen pengangkutan barang pengangkut barang
memungkinkan mereka memperoleh bahan-bahan yang mereka perlukan untuk
memproduksi barang.
Mengenai definisi pengangkutan secara umum dalam Kitab UndangUndang
Hukum Dagang (KUHD) tidak ada, yang ada hanya mengani pengangkutan laut yang
dinyatakan dalam Pasal 466 KUHD dikatakan bahwa : “Pengangkutan dalam artian
bab ini adalah barang siapa yang baik dengan perjanjian carter menurut waktu atau
carter menurut perjalanan, baik dengan perjanjian lainnya mengikatkan untuk
menyelenggarakan pengangkutan barang yang seluruhnya atau sebagian melalui
lautan”.
Kemudian dalam Pasal 521 KUHD menyatakan: “Pengangkutan dalam artian bab ini
adalah barang siapa yang baik dengan carter menurut waktu atau carter menurut
perjalanan baik dengan perjanjian lain mengikatkan dirinya untuk menyelenggarakan
pengangkutan orang (penumpang) seluruhnya atau sebagian melalui lautan”.
Pelaksanaan pengangkutan ini haruslah ada persetujuan terlebih dahulu dan ada
kesepakatan diantara pihak yang bersangkutan, dan tidak terlepas dengan syarat-syarat
perjanjian yang ada dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUHPer).
Menurut Sution Usman Adji, bahwa pengangkutan adalah : “Sebuah perjanjian
timbal balik, dimana pihak pengangkutan mengikatkan diri untuk menyelenggarakan
pengangkutan barang atau orang dari tempat tujuan tertentu, sedangkan pihak lainnya
berkeharusan memberikan pembayaran biaya tertentu untuk pengangkutan tersebut”.
Sebelum pengangkutan dilaksanakan pada umumnya terjadi suatu perjanjian antara
pihak pengangkut dengan pihak pengirim barang. Perjanjian pengangkutan pada
pembahasan ini adalah perjanjian pengangkutan darat dengan menggunakan kendaraan
bermotor berupa bus yang pada dasarnya sama dengan perjanjian pada umumnya.
Artinya untuk sahnya suatu perjanjian haruslah memenuhi syarat-syarat yang diatur
dalam Pasal 1320 KUHPerdata tentang mengikatnya suatu perjanjian. Menurut Pasal
1320 KUHPerdata syarat sahnya suatu perjanjian adalah :
1. Kesepakatan mereka yang mengikatkan diri.
2. Kecakapan untuk membuat suatu perjanjian.
3. Suatu hal tertentu.
4. Suatu sebab yang halal.
a. Kemudian Pasal 1388 KUHPerdata menyatakan :
• Semua perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagai undang-
undang bagi mereka yang membuatnya.
• Perjanjian-perjanjian itu tidak dapat ditarik kembali selain dengan
sepakat kedua belah pihak.
• Perjanjian harus dilaksanakan dengan itikad baik.
Pihak-pihak yang mengadakan perjanjian disini adalah pihak pengangkut dengan
pengirim barang, jadi dapat dikatakan perjanjian pengangkutan pada dasarnya sama
dengan perjanjian pada umumnya, dimana ketentuan dasarnya seperti yang telah
disebutkan di atas.
Dapat disimpulkan bahwa pengangkutan adalah perjanjian pengangkutan yang
dilakukan berupa perjanjian pengangkutan dan perjanjian pengangkutan pada
umumnya yang bersifat tidak tetap atau disebut dengan pelayanan berkala. Artinya
dalam melaksanakan perjanjian pengangkutan tidak terus menerus tetapi hanya
kadangkala, jika pengirim membutuhkan pengangkutan untuk mengirim barang.
Perjanjian yang bersifat pelayanan berkala ini terdapat pada pasal 1601 KUHPerdata
yaitu pada bagian ketentuan umum.
❖ Jenis-jenis Pengangkutan
Pengangkutan sebagai sarana untuk mempermudah sampainya seseorang
atau barang disuatu tempat dan dilakukan dengan berbagai cara dan dengan
menempuh perjalanan yang berbeda. Ada yang melalui darat, laut, udara.
Dimana pengangkut berfungsi untuk memindahkan barang atau orang dari
suatu tempat ke tempat lain dengan maksud meningkatkan daya guna adan nilai
dari barang tersebut.
Dimana pengangkutan yang sering digunakan di dalam dunia
pengangkutan terbagi atas 3 jenis pengangkutan yaitu:
1. Pengangkutan Darat
2. Pengangkutan Udara
3. Pengangkutan di Perairan.
Transportasi atau pengangkutan dapat dikelompokan menurut macam atau
jenisnya yang dapat ditinjau dari segi barang yang diangkut, dari segi geografis
transportasi itu berlangsung, dari sudut teknis serta sudut alat angkutannya.
Secara rinci klasifikasi transportasi sebagai berikut :
Dari segi yang diangkut, transportasi meliputi:
1. Angkutan penumpang (passanger)
2. Angkutan barang (goods)
3. Angkutan pos (mail).
Pengangkutan darat mempunyai ruang lingkup yang luas seperti angkutan yang
dilakukan pada jalan raya serta rel kereta api. Dalam undang-undang No. 3 tahun 1965
tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Raya tidak ada pengaturan hak dan kewajiban
mengenai pengangkutan barang maupun penumpang.
Harga Harga
Dalam Penawaran
Negeri Luar Negeri Ongkos Transport Pilihan
100 75 + 10 Import
100 120 + 10 Eksport
Tergantung
100 90 + 10 pemerintah
Pemilihan tempat lokasi industri adalah suatu hal yang sangat penting, karena
kalau lokasi industri itu sudah ditetapkan maka sukar sekali untuk dipindahkan ke
tempat lainnya.
Faktor yang mempengaruhi lokasi industri :
1. Lokasi bahan mentah untuk produksi
2. Keadaan tenaga kerja
3. Sumber Tenaga dan Fasilitas pengangkutan yang tersedia
4. Pasar hasil produksi dan Fasilitas distribusinya
5. Peraturan yang berlaku dan Kondisi iklim usaha
6. Sturktur pajak dan Fasilitas perpajakan
KESIMPULAN
Dari paparan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa transportasi mempunyai
kaitan atau hubungan yang sangaterat terhadap pertumbuhan suatu industri, ongkos
transportasi sangat mempengaruhi lokasi suatu industri. Dari sudut ongkos
pengangkutan, maka pada dasarnya terdapat 3 (tiga) kemungkinan dalam memilih
suatu lokasi industry. Berlokasi di tempat/dekat bahan mentahnya (raw material
oriented), berlokasi di tempat/dekat pasar hasil produksi (market oriented), berlokasi
diantara tempat bahan mentah dan tempat pasar hasil produksinya (intermediate
between market and resources). Selain itu teori dari augush losch maupun webber
sangat mendukung peryataan ini.
DAFTAR PUSTAKA
• Kurnianto Agung. 2023. Arti Penting dan Kualifikasi Transportasi. Jakarta.
Triagungkurnianto. https://triagungkurnianto.wordpress.com/ilmu/ekonomi-
transportasi/arti-penting-dan-kualifikasi-transportasi/
• Setiawan Widagdo, Kamus Hukum, Penerbit PT. Prestasi Pustaka, Jakarta,
2012, hlm. 413
• R. Subekti, dkk, Kitab UndangUndang hukum Dagang, PT Pradnya
Paramita,Jakarta,Cetakan 27,2002, hlm 134
• Sutiono UsmanAdji, dkk, “Hukum Pengangkutan Di Indonesia”,Penerbit
Rineka Citra, Bandung,1990, hlm 6
• Mr. R. Soekardono, Hukum “DagangIndonesia” Penerbit Soeroeng,
Jakarta,1961,hlm 10
• Fardan, Tanggung Jawab Pengangkutan Terhadap Penumpang pada Angkutan
Jalan Menurut Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009, Jurnal Ilmu Hukum
Legal opinion,Edisi 1, Volume 1 tahun 2013, h.3
• Wiwoho Soejono, “Hukum Pengangkutan Indonesia”, Semarang,1999, hlm 28
• Mr. E Suherman, Op-Cit, Hlm 18
• Mr. Soekardono, Op-Cit, hlm 10 Achmad Ichsan, Hukum Dagang Lembaga
Surat-Surat Barharga, Pengangkutan”, Pradnya Paramita,jakarta, 1981, hlm
409
• Sution Usman Adji,dkk, Op-Cit, hlm 6