Anda di halaman 1dari 4

SISTEM PROPULSI MOTOR ROKET PADAT

BAB 1
PENGENALAN
Propelan merupakan bahan bakar khusus untuk roket yang dapat bekerja pada
ruang hamba udara, propelan sendiri terdiri dari beberapa bahan penyusun utama seperti
oksidator yang menyediakan oksigen untuk proses pembakaran, kemudian bahan bakar
yang memberikan pembakaran, serta bahan additive lainnya untuk mendukung kinerja
suatu propelan.
Terdapat banyak formula propelan padat yang telah dicoba oleh para peneliti baik
amatir maupun dari lembaga riset selama bertahun-tahun. Dari hasil penelitian yang mereka
lakukan, beberapa formulasi benar-benar terbukti memiliki hasil yang bagus dan sebagai
lainnya tidak cocok digunakan sebagai propelan padat.
Kami selaku penulis pertama kali mencoba membuat propelan berbasis gula yakni
formulasi antara kalium nitrat (KNO3) dan gula (sukrosa) yang umum disebut sebagai
propelan KNSU. Hal yang menarik dari jenis propelan ini adalah kemudahan dalam
memperoleh bahan baku serta proses pembuatan yang sederhana sehingga keberhasilan
dalam membuat propelan amatir sangat baik.
Pemilihan propelan untuk roket amatir sendiri dapat didasari dari ketersediaan
bahan baku di pasar, kemudahan dalam proses produksi, tingkat keamanan yang baik, serta
memiliki nilai kinerja yang tinggi. Misalnya ada propelan yang memiliki nilai kinerja yang
tinggi namun memerlukan proses produksi yang sulit sehingga propelan jenis ini tidak
dipilih, ada juga propelan yang memiliki nilai kinerja yang baik dan proses produksi yang
mudah namun memiliki tingkat keamanan yang rendah, kemungkinan ini bisa dipilih namun
dengan penggunaan yang terbatas.
Kunci sukses dalam pembuatan propelan adalah tentang pengetahuan akan sifat
propelan secara khusus dan penggunaannya. Semisal rasio yang tepat akan mempengaruhi
kinerja propelan, kinerja propelan sendiri terdiri dari besaran parameter spesifik impuls, laju
pembakaran, sifat mekanik, kemampuan casting, dan lain-lain. Jika dapat memperhatikan
sifat propelan ini maka kita sudah dapat membuat propelan dengan hasil dan keamanan
yang baik. Namun perlu diingat dalam ada banyak faktor lainnya yang memiliki dampak kuat
terhadap propelan itu sendiri semisal butiran oksidator, kemurnian bahan baku, proses
pencampuran, waktu pengerasan, kadar air, porositas, laju pembakaran, dan lain
sebagainnya. Dengan memperhatikan berbagai faktor tersebut, maka peluang keberhasilan
dalam pembuatan propelan akan dapat dicapai.

Propelan Padat untuk Roket Amatir


Tidak seperti Lembaga roket professional, roket amatir terbatas pada ketersediaan
bahan baku dan fasilitas dalam memproduksi roket dan motor roket serta faktor
pembiayaan yang terbatas. Namun dibalik keterbatas yang ada pada roket amatir, kita wajib
memperhatikan beberapa syarat dalam riset dan produksi propelan diantaranya yakni,
1. Faktor keamanan dalam penyimpanan, penanganan, dan penggunaan.
Beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam proses penangan,
penyimpanan dan penggunaan seperti sensitifitas propelan terhadap gesekan,
listrik statis, dan benturan yang dapat mengakibatkan propelan terbakar sendiri.
Contoh pada propelan yang memiliki kandungan magnesium atau aluminium,
jenis ini harus disimpan dengan baik karena memiliki sensitifitas terhadap
muatan listrik statis. Contoh lainnya propelan yang Ketika dibuat memerlukan
suhu tinggi, propelan tersebut harus memiliki titik leleh yang tinggi pula. Sebuah
propelan yang ideal tidak akan mudah terbakar sendiri pada kondisi atmosfer.
2. Tingkat kadar toksin (racun) yang rendah.
Hasil pembakaran propelan idealnya tidak beracun, tidak bersifat karsinogenik
(penyebab kanker), dan tidak menyebabakan korosif pada logam. Namun
beberapa propelan seperti propelan berbasis ammonium perklorat menghasilkan
asam yang bersifat korosif.
3. Ketersediaan bahan baku
Bahan baku suatu propelan adalah oksidator, contohnya seperti kalium nitrat, ini
merupakan oksidator yang paling mudah diperoleh secara bebas dan tersedia
dalam bentuk pupuk. Oksidator lainnya seperti kalium perklorat dan ammonium
perklorat sangat bagus namun sangat sulit untuk diperoleh.
4. Dapat memprediksi kinerja propelan
Untuk mengetahui kinerja motor roket, memprediksi kecepatan atau jarak
jangkau roket yang diinginkan maka perlu untuk mengetahui karakteristik teoritis
suatu bahan penyusun propelan. Dengan mengetahui susunan kimia suatu
propelan makan dapat dilakukan simulasi untuk mengetahui spesifik impuls,
temperatur pembakaran, hingga sifat gas buang yang dihasilkan. Sehingga kelak
akan mudah dalam menentukan desain dan material dari nozzle dan motor
roket.
5. Propelan dengan Kinerja Konsisten
Untuk menghasilkan produk roket yang seragam, penting untuk memastikan
suatu propelan dapat bekerja sesuai dengan kinerja antara satu dan lainnya
(seragam). Semisal pada propelan black powder (bubuk mesiu) dengan metode
penekanan pada proses pembuatan akan sulit diperoleh keseragam hasil tanpa
peralatan khusus. Propelan sejenis gula dilakukan dengan metode pengecoran
sehingga lebih mudah diperoleh keseragam hasil. Dan jenis propelan komposit
dapat memberikan keseragam yang sangat baik dengan memperhatikan kualitas
bahan baku dan metode proses produksi yang konsisten.
6. Kemudahan Proses Pengecoran
Metode paling umum pembuatan propelan adalah pengecoran, metode ini
menghasilkan kualitas propelan yang handal. Propelan yang Ketika dilakukan
proses pegecoran memiliki kekentalan yang tinggi tentu akan sulit dituang,
sehingga sangat penting memperoleh bahan baku propelan yang mudah dituang
Ketika proses pengecoran. Hal ini penting untuk menghindari terbentuknya
rongga udara pada propelan yang dapat mengakibatkan tekanan berlebih pada
ruang bakar Ketika bekerja.
7. Biaya
Menggunakan bahan baku propelan yang terjangkau akan lebih
mengguntungkan dalam percobaan roket amatir mengigat sumber pendaan
pribadi sangat terbatas. Serta dalam proyek pembuatan roket, tidak hanya
propelan yang harus dibiayai, tapi ada berbagai macam bagian pada roket yang
memerlukan biaya yang tidak sedikit.
8. Karakteristik Pembakaran
Propelan yang ideal untuk motor roket adalah propelan yang memiliki
karakteristik pembakaran yang dapat diterima motor roket, Ketika mengalami
tekanan pembakaran didalam ruang bakar, maka propelan cenderung akan
memiliki laju pembakaran yang lebih besar, walaupun tidak berlaku pada semua
jenis propelan. Propelan harus memiliki laju pembakaran yang tidak terlalu cepat
dan tidak terlalu lambat untuk menghasilkan gaya dorong yang cukup untuk
roket. Umumnya, oksidatorlah yang memiliki peranan utama dalam
meningkatkan tekanan pembakaran, semisal kalium nitrat memiliki tekanan yang
lebih rendah dibandingkan dengan ammonium perklorat yang tinggi. Propelan
juga harus dapat menjaga stabilitas laju pembakaran selama diruang bakar,
semisal propelan berbasis kalium klorat yang akan berdetonasi jika semakin
tinggi tekanan didalam ruang bakar.
9. Formulasi
Pada percobaan pemula penting untuk memilih formulasi propelan yang
sederhana semisal hanya menggunakan dua bahan berbeda seperti kalium nitrat
dan gula. Berbeda dengan formulasi propelan komposit yang bahkan dapat
memiliki belasan bahan dan teknik pembuatan yang lebih rumit.
10. Pemilihan Kinerja Propelan
Penting untuk mengetahui propelan dengan kinerja tinggi akan bekerja dengan
sangat efisien pada motor roket skala yang cukup besar, namun pada skala kecil
kinerja propelan pada motor roket akan tidak jauh berbeda jika menggunakan
propelan dengan kinerja rendah semisalnya propelan gula.

Daftar Formula Propelan Padat


Berikut beberapa formula roket padat yang digunakan, sebagai berikut.
A. Propelan Gula
Formulasi propelan gula umumnya menggunakan persentase berat 65:35 (B/B).
berikut beberapa jenis formulasi propelan gula.
1. KNSU
Kalium nitrat 65%
Sukrosa 35%
2. KNSB
Kalium nitrat 65%
Sorbitol 35%
3. KNDX
Kalium nitrat 65%
Destrose 35%
B. Propelan RNX
Propelan dengan jenis spesifik impuls yang sedang. Seperti,
1. Epoxy Propelan
Kalium nitrat 70%
Epoxy 22%
Red Iron Oxide 8%
2. Propelan Gula Pengembangan
Kalium nitrat 59,1%
Sorbitol 31,8%
Bubuk Aluminium 9,1%
C. Propelan Estes
Ini adalah jenis propelan yang digunakan pada roket model estes terdiri dari,
Kalium nitrat 71,8%
Belerang 13,45%
Arang 13,8%
Dextrin 0,95%

D.

Anda mungkin juga menyukai