Anda di halaman 1dari 5

Bab I

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang


Propeller adalah salah satu bagian terpenting dalam kapal yang mempunyai fungsi utama
sebagai penggerak kapal. Tanpa adanya propeller mesin kapal tidak akan berfungsi
sebagaimana mestinya. Propeller sendiri merupakan media penggerak kapal setelah dibantu
dengan mesin kapal agar kapal dapat melaju dengan lancar. Kita tahu sebagaimana mestinya
bentuk dari propeller kapal yaitu seperti baling baling pada kipas angin. Propeller kapal
sendiri haruslah memiliki keseimbangan yang baik. Jika keseimbangan dari propeller itu
sendiri kurang baik, maka laju dari kapal sendiri itu kurang maksimal dan propeller tidak
bisa mengeuarkan performa maksimalnya.
Untuk memaksimalkan kinerja propeller yang kurang seimbang dan mengalami
pengurangan penebalan maka harus dilakukan proses perbaikan (repair) pada propeller.
Proses repair pada propeller biasa dilakukan di daun propeller (Blade). Daun Propeller
(Blade) memiliki fungsi utama agar mendapatkan gaya dorong untuk mendapatkan performa
maksimal dan mendapatkan kecepatan yang effective. Pada daerah blade propeller sering
mengalami pengurangan ketebalan akibat korosi yang diterima dan kerusakan paling umum
sering terjadi pada Blade Propeller. Kerusakan yang diakibatkan karena terbenturnya
propeller dengan karang sehingga daun propeller patah atau mengalami fouling, terjadinya
pengikisan terjadinya retak dan bengkok, dan lain sebagainya. Jika propeller mengalami
kerusakan tersebut. Kondisi tersebut menyebabkan tidak maksimalnya performa dari
propeller dan kapal mengalami pengurangan kecepatan. Maka kecepatan dari kapal tidak
maksimal.
Kebanyakan propeller dalam industi pekapalan pada umumnya memakai bahan utama
yang terbuat dari material kuningan dan alumunium. Karena material tersebut tidak mudah
terkorosi oleh air laut. Sedangkan, kebanyakan propeller yang digunakan untuk industri
perkapalan di Indonesia menggunakan material kuningan yang jelas lebih murah daripada
material alumunium dan proses repair/ perbaikannya lebih mudah.
Saat ini proses repair propeller kebanyakan galangan di Indonesia, menggunakan proses
metode pengelasan brazing dengan variasi paduan gas antara Asetelin dan Oxigen sebagai
metode repair. Proses pengelasannya juga dengan ditambahakan boraks sebagai pengganti
fluks serta membantu penyatuan antara filler metal dan base metal agar menyatu dengan
sempurna. Proses repair propeller pada daun propeller biasanya dengan cara Build Up
(penambahan daging). Build Up disini dimaksudkan agar ketabalan daun propeller yang
berkurang dapat ditambal dan ditambah dengan cara pengelasan brazing dengan variasi
paduan gas antara Asetelin dan Oxigen. Proses pengelasan ini bisa membuat durasi/ target
repair yang lebih cepat dan murah. Karena kebanyakan galangan di Indonesia menuntut agar
menyelesaikan pekerjaan dengan cepat murah dan efisien. Karena masih mementingkan
target atau durasi pekerjaan semakin cepat pengerjaan semakin baik.
Dibeberapa galangan seperti di tempat magang saya juga memanfaatkan gas LPG
(Liquified Petroleum Gas) sebagai pengganti gas Asetelin yang dipakai saat proses repair
pada propeller. Maksudnya jika mengelas brazing dengan variasi paduan gas antara Asetelin
dan Oxigen biasa menggunakan campuran antara Asetelin dan Oksigen sebagai sumber
panas namun diganti dengan menggunakan campuran antara LPG dan Oksigen sebagai
sumber panasnya. Penggantian sumber panas ini ditujuakan karena faktor ekonomi. Karena
gas LPG lebih murah dari pada gas Asetelin. Karena pekerjaan ini hanya untuk repair
propeller dan bukan untuk kontruksi utama pada kapal, maka penggantian LPG sah sah saja
dilakukan karena hanya untuk mencari sumber panas agar filler metal dan base metal pada
propeller kapal dapat menyatu saat dilakukannya proses pengelasan. Akan tetapi tetap
menambahkan boraks sebagai penggantian fluks pada saat pengelasan tersebut. Serta, tidak
adanya acuan dalam pemakaian gas LPG untuk repair propeller sebagai pengganti gas
Asitelyn yang menyebabkan di bolehkan dalam proses repair propeller tersebut.
Berdasarkan permasalahan diatas maka dilakukan analisa pengaruh gas LPG (Liquified
Petroleum Gas) dengan gas Asetelin pada Brazing Build-up propeller Ni-Al Bronze (Cu3).
Untuk menunjang proses analisa tersebut, maka dilakukan kegiatan pengujian Hardness Test
(kekerasan), pengujian makro dan mikro pada spesimen kuningan dengan pengelasan
brazing dengan variasi paduan gas antara Asetelin dan Oxigen. Pada analisa yang akan
dilakukan diharapkan mampu mengetahui mengenai sifat mekanis, struktur makro dan
struktur mikro antara keduanya. Analisa ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar
perbedaan antara proses repair menggunakan proses brazing dengan variasi paduan gas
antara Asetelin dan Oxigen serta LPG (Liquified Petroleum Gas) dan Oxigen.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka rumusan masalah dalam tugas
akhir ini antara lain:
1. Bagaimana pengaruh gas LPG pada Build up Propeller Ni-Al Broze (Cu3) terhadap nilai
kekerasan?
2. Bagaimana pengaruh gas Asitelyn pada Build up Propeller Ni-Al Broze (Cu3) terhadap
nilai kekerasan?
3. Bagaimana pengaruh gas LPG pada Build up Propeller Ni-Al Broze (Cu3) terhadap
struktur mikro?
4. Bagaimana pengaruh gas Asitelyn pada Build up Propeller Ni-Al Broze (Cu3) terhadap
struktur mikro?

1.3 Tujuan Penelitian


Berdasarkan rumusan masalah diatas, adapun tujuan penelitian yang diinginkan adalah :
1. Untuk mengetahui pengaruh gas LPG pada Build up Propeller Ni-Al Broze (Cu3)
terhadap nilai kekerasan.
2. Untuk mengetahui pengaruh gas Asitelyn pada Build up Propeller Ni-Al Broze (Cu3)
terhadap nilai kekerasan.
3. Untuk mengetahui pengaruh gas LPG pada Build up Propeller Ni-Al Broze (Cu3)
terhadap struktur mikro.
4. Untuk mengetahui pengaruh gas Asitelyn pada Build up Propeller Ni-Al Broze (Cu3)
terhadap struktur mikro.

1.4 Batasan Masalah


Dalam membahas permasalahan yang ada dalam penelitian itu diperlukan batasan masalah
agar dalam pembahasannya diperoleh hasil yang valid, untuk batasan masalah dalam tugas
akhir ini adalah :
1. Material yang digunakan merupakan material kuningan bekas perpotongan propeller
dengan jumlah terbatas, memiliki ketebalan yang bervariasi mulai dari 6 mm – 10
mm, memiliki bentuk potongan yang bervariasi, serta memiliki bentuk yang tidak
simetris.
2. Ketebalan material dari ujung potongan satu dengan yang satunya tidak rata.
3. Tidak mengacu pada komposisi material dan unsur kimia.
4. Proses yang digunakan adalah proses brazing menggunakan variasi paduan gas antara
Asetelin dan Oxigen serta LPG (Liquified Petroleum Gas) dan Oxigen.
5. Menggunakan tekanan kerja gas Oxigen sebesar 5 bar, serta Asetelin dan LPG
(Liquified Petroleum Gas) sebesar 2-3 bar.
6. Nyala api yang digunakan merupakan nyala api karburasi.
7. Filler yang digunakan adalah filler kuningan merek Rubicon Germany dengan
diameter 4 mm .
8. Proses pengerjaan menggunakan prosedur brazing coupon.
9. Posisi pengelasan brazing yang digunakan 1G.
10. Proses pengerjaan hanya Build-Up (Penambahan Daging) sesuai kondisi actual
dilapangan.
11. Menggunakan pengujian kekerasan Vickers dan pengujian metalografi.

1.5 Manfaat Penelitian

1.5.1 Manfaat bagi mahasiswa


Sebagai sarana pembelajaran atau ilmu pengetahuan seputar teknologi pengelasan dan
mengetahui perbedaan perbandingan brazing dengan variasi paduan gas antara Asetelin dan
Oxigen serta LPG (Liquified Petroleum Gas) dan Oxigen dalam segi kekerasan, struktur
makro dan mikro.

1.5.2 Manfaat bagi perusahaan


Bagi industri perkapalan terutama PT. Adiluhung Saranasegara Indonesia (ASSI) serta
galangan-galangan lain yang merepair propeller dengan brazing menggunakan variasi LPG
(Liquified Petroleum Gas) dan Oxigen diharapkan dari hasil yang di dapatkan menjadi data
tambahan untuk mengembangkan, membantu, dan mengetahui hasil perbandingan repair
propeller brazing menggunakan variasi LPG (Liquified Petroleum Gas) dan Oxigen dengan
Asetelin dan Oxigen. Agar nantinya penelitian ini bisa menjadi acuan bagi perusahaan
khususnya industri perkapalan di Indonesia dapat menstandarisasikan proses repair propeller
menggunakan Variasi antara LPG (Liquified Petroleum Gas) dan Oxigen yang sebelumnya
tidak ada acuan yang mengaturnya sebagai acuan repair propeller khususnya propeller
kuningan.

1.5.3 Manfaat bagi umum


Sebagai tambahan literatur dan informasi tambahan tentang proses Brazing menggunakan
variasi LPG (Liquified Petroleum Gas) dan Oxigen dengan Asetelin dan Oxigen terhadap
kualitas dan hasilnya.

Anda mungkin juga menyukai