Anda di halaman 1dari 37

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.S DENGAN DIAGNOSA MEDIS


BENIGNA PROSTAT HIPERPLASIA (BPH) DI RUANG MELATI RS
BHAYANGKARA TULUNGAGUNG
HALAMAN SAMPUL

Disusun Oleh :

YULIS TRIANA
A2L21033

PROGSUS
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
“HUTAMA ABDI HUSADA”
TULUNGAGUNG
TAHUN 2023

ASKEP KMB
LEMBAR PENGESAHAN
ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.S DENGAN DIAGNOSA MEDIS BPH DI
RUANG MELATI RS BHAYANGKARA TULUNGAGUNG

PEMBIMBING AKADEMIK MAHASISWA

(Nama) (YULIS T)

ASKEP KMB
LAPORAN PENDAHULUAN
(BPH)

A. TINJAUAN TEORI
1. Definisi
Benigna Prostat Hiperplasia (BPH) dapat didefinisikan sebagai pembesaran
kelenjar prostat yang memanjang ke atas, ke dalam kandung kemih, yang
menghambat aliran urin, serta menutupi orifisium uretra (Smeltzer & Bare, 2003).
Secara patologis, BPH dikarakteristikkan dengan meningkatnya jumlah sel
stroma dan epitelia pada bagian periuretra prostat. Peningkatan jumlah sel stroma
dan epitelia ini disebabkan adanya proliferasi atau gangguan pemrograman
kematian sel yang menyebabkan terjadinya akumulasi sel (Roehrborn, 2011).
Benigna Prostat Hiperplasia (BPH) adalah pembesaran prostat yang mengenai
uretra, menyebabkan gejala urinarinaria dan menyebabkan terhambatnya aliran
urin keluar dari buli-buli. (Nursalam, 2006).
Benigna Prostat Hiperplasia (BPH) adalah suatu kondisi yang sering terjadi
sebagai hasil dari pertumbuhan dan pengendalian hormon prostat. (Yuliana Elin,
2011)
2. Etiologi
Penyebab pasti BPH belum diketahui. Namun, Ikatan Ahli Urologi Indonesia atau
IAUI (2003) menjelaskan bahwa terdapat banyak faktor yang berperan dalam
hiperplasia prostat, seperti usia, adanya peradangan, diet, serta pengaruh
hormonal. Faktor tersebut selanjutnya mempengaruhi prostat untuk mensintesis
protein growth factor, yang kemudian memicu proliferasi sel prostat. Selain itu,
pembesaran prostat juga dapat disebabkan karena berkurangnya proses apoptosis.
Roehrborn (2011) menjelaskan bahwa suatu organ dapat membesar bukan hanya
karena meningkatnya proliferasi sel, tetapi juga karena berkurangnya kematian
sel. BPH jarang mengancam jiwa. Namun, keluhan yang disebabkan BPH dapat
menimbulkan ketidaknyamanan. BPH dapat menyebabkan timbulnya gejala
LUTS (Lower Urinary Tract Symptoms) pada lansia pria. LUTS terdiri atas gejala
obstruksi (voiding symptoms) maupun iritasi (storage symptoms) yang meliputi :
frekuensi berkemih meningkat, urgensi, nokturia, pancaran berkemih lemah dan

ASKEP KMB
sering terputus-putus (intermitensi), dan merasa tidak puas sehabis berkemih, dan
tahap selanjutnya terjadi retensi urin (IAUI, 2003).
Menurut Purnomo (2000), hingga sekarang belum diketahui secara pasti
penyebab prostat hiperplasi, tetapi beberapa hipotesis menyebutkan bahwa
hiperplasi prostat erat kaitannya dengan peningkatan kadar dehidrotestosteron
(DHT) dan proses penuaan.
3. Klasifikasi
Berdasarkan perkembangan penyakitnya menurut Sjamsuhidajat dan Wim de
Jong (2005) secara klinis penyakit BPH dibagi menjadi 4 gradiasi :
a. Derajat 1 : Apabila ditemukan keluhan prostatismus, pada colok dubur
ditemukan penonjolan prostat, batas atas mudah teraba dan sisa urin kurang
dari 50 ml
b. Derajat 2 : Ditemukan penonjolan prostat lebih jelas pada colok dubur dan
batas atas dapat dicapai, sedangkan sisa volum urin 50- 100 ml.
c. Derajat 3 : Pada saat dilakukan pemeriksaan colok dubur batas atas prostat
tidak dapat diraba dan sisa volum urin lebih dari 100ml.
d. Derajat 4 : Apabila sudah terjadi retensi urine total.
4. Manifestasi klinis
a. Gejala iritatif meliputi :
- Peningkatan frekuensi berkemih
- Nokturia (terbangun pada malam hari untuk berkemih)
- Perasaan ingin berkemih yang sangat mendesak/tidak dapat ditunda
(urgensi)
- Nyeri pada saat berkemih (disuria)
b. Gejala obstruktif meliputi :
- Pancaran urine melemah
- Rasa tidak puas sehabis berkemih, kandung kemih tidak kosong dengan
baik (hesitensi)
- Jika ingin berkemih harus menunggu lama
- Volume urin menurun dan harus mengedan saat berkemih
- Aliran urin tidak lancar/terputus-putus
- Urin terus menetes setelah berkemih

ASKEP KMB
- Waktu berkemih memanjang yang akhirnya menjadi retensi urin dan
inkontinensia karena penumpukan berlebih
- Pada gejala yang sudah lanjut, dapat terjadi azotemia (akumulasi produk
sampah nitrogen) dan gagal ginjal dengan retensi urin kronis dan volume
residu yang besar
c. Gejala generalisata seperti seperti keletihan, anoreksia, mual dan muntah, dan
rasa tidak nyaman pada epigastri
5. Patofisiologi
Proses pembesaran prostat terjadi secara perlahan-lahan seiring dengan
bertambahnya usia sehingga terjadi perubahan keseimbangan hormonal yaitu
terjadi reduksi testosteron menjadi dehidrotestosteron dalam sel prostat yang
kemudian menjadi faktor terjadinya penetrasi DHT kedalam inti sel. Hal ini dapat
menyebabkan inskripsi pada RNA sehingga menyebabkan terjadinya sintesis
protein yang kemudian menjadi hiperplasia kelenjar prostat. (Manjoer, 2000;
Poernomo, 2000) Pada tahap awal setelah terjadi pembesaran prostat, maka akan
terjadi penyempitan lumen uretra prostatika dan akan menghambat aliran urine.
Keadaan ini menyebabkan peningkatan tekanan intra vesikal. Untuk dapat
mengeluarkan urin buli-buli harus berkontraksi lebih kuat guna melawan tekanan
tersebut, sehingga akan terjadi resistensi pada buli-buli dan daerah prostat
meningkkat, serta otot detrusor ini disebut fase kompensasi. Apabila keadaan
berlanjut, maka detrusor menjadi lelah dan akhirnya mengalami dekompensasi
dan tidak mampu lagi untuk berkontraksi sehingga terjadi retensi urine. (Manjoer,
2000; Poernomo, 2000). Tekanan intravesikal yang tinggi akan diteruskan
keseluruh bagian buli-buli tidak terkecuali pada kedua muara ureter. Tekanan
pada kedua muara ureter ini dapat menimbulkan aliran balik urine dari buli-buli
ke ureter atau terjadi refluks-vesiko ureter. Keadaan ini jika berlangsung terus
akanmengakibatkan hidroureter, hidronefrosis bahkan akhirnya dapat terjadi
gagal ginjal. (Poernomo, 2000)

ASKEP KMB
6. Pathway

MK: MK:
MK: Resiko
Intoleransi Nyeri Akut
Infeksi
Aktivitas

MK:
Defisit Nutrisi
MK:
Gangguan Eliminasi Urine

ASKEP KMB
7. Penatalaksanaan
a. Farmakologi untuk :
- Mengurangi retensi vesika urinaria dengan obat golongan penghambat
androgen
- Mengurangi volume prostat
b. Operatif (operasi terbuka)
- Retrapubic transvesikal prostatectomy yaitu melakukan sayatan
section alfa melalui fossa prostate anterior tatapi tidak membuka
dinding vesika urinaria
- Suprapubic transvesikal prostatectomy (trayer) yaitu melakukan
sayatan section alva menembus vesika urinaria
- Transperineal prostatectomy yaitu melakukan sayatan melalui
perineum, fossa ischi langsung ke prostate
c. Endorologi transurethral
- Transurethral resection prostatectomy (TUR-P)
- Transurethral laser prostatectomy (TUL-P)
- Transutretral incision of the prostate (TUP)
8. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan laboratorium
1) Darah lengkap
- Untuk menilai kadar Hb, PCV (hematokrit), trombosit, leukosit
dan LED
- Untuk menilai kemungkinan inflasi akibat statis urine
2) Sedimentasi urine
- Untuk menilai kemungkinan inflamasi saluran kemih
3) Kultur urine
- Untuk menentukan jenis bakteri & terapi antibiotik yang tepat
b. Renal fungsi tes (BUN/ureum, creatitin) :Untuk menilai gangguan fungsi
ginjal akibat dari statis urine
c. PSA (Prostatik Spesifik Antigen) - Untuk kewaspadaan adanya keganasan
d. Pemeriksaan radiology
1) Foto abdomen polos (BNA/ Blass Nier Averzith) : Untuk melihat

ASKEP KMB
adanya batu pada system kemih
2) Intravenus phielografi :
- Untuk menilai kelainan ginjal dan ureter
- Untuk menilai penyulit yang terjadi pada fundus uteri
3) USG (ultrasonografi) : Untuk memeriksa konsistensi, volume dan
besar prostat
4) Pemeriksaan penendoscopy - Untuk melihat derajat pembesaran
kelenjar prostat
5) Pemeriksaan pancaran urine (uroflowmetri)
- Flowrate maximal>15 ml/ dtk : non obstruktif
- Flowrate maximal 10-15 ml/ dtk : border line
- Folwrate maximal
B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian merupakan tahap awal dari proses keperawatan yang dilakukan
secara sistematisdalam pengumpulan data dari berbagai sumber data untuk
mengevaluasi dan mengidentifikasi status kesehatan klien (Setiadi, 2012)
a. Identitas klien: nama, alamat, jenis kelamin, pekerjaan pendidikan
b. Keluhan utama : nyeri pada saat BAK, urine keluar menetes
c. Riwayat penyakit dahulu: kaji riwayat yang pernah diderita misal
pembedahan yang berhubungan dengan timbulnya BPH
d. Riwayat penyakit keluarga: adakah keluarga yang memiliki penyakit
menular maupun keturunan
e. Pola Nutrisi: BPH menimbulkan gejala anoreksia, mual, mutah, dan rasa
tidak nyaman pada epigastrik, dan kaji minuman yang harus dihindari
kafein dan alkohol
f. Pola Eliminasi: biasanya konstipasi, peningkatan BAK, nokturia,
hematuria, nyeri saat BAK, urine menetes, retensi urin, nyeri tekan perut
bawah
g. Integritas ego: klien biasanya mengalami setress akibat post operasi
h. Pemeriksaan Fisik:
- Abdomen: edema, pruritus, echymosis menunjukkan renal insufiensi dari
obstruksi lama

ASKEP KMB
- Adanya distensi kandung kemih
- Kandung kemih: inspeksi: penonjilan pada daerah suprapubik: retensi
urin, palpasi: terasa adanya ballotment dan ini akan menyebabkan ingin
BAK, perkusi: redup(residual urine)
- Pemeriksaan penis: uretra skrotum tidak ditemukan adanya kelainan,
kecuali adanya kelainan,atau penyakit penyerta seperti stenosis meatus
- Pemeriksaan rectal (colok dubur) untuk menentukan konsistensi
persyarafan unit vesiko uretra dan besarnya prostat.
2. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri akut (D.0077) b.d Agen Pencedera Fisiologis
b. Defisit Nutrisi (D.0019) b.d Peningkatan Metabolisme
c. Intoleransi Aktivitas (D.0056) berhubungan dengan Penurunan Perfusi
Jaringan Perifer
d. Gangguan eliminasi urin (D.0040) b.d sumbatan saluran pengeluaran
pada kandung kemih
e. Resiko Infeksi (D.0142) d.d ketidakadekuatan mekanisme pertahanan
primer
3. Intervensi
a. Nyeri akut (D.0077)
Luaran :
- Kemampuan menuntaskan aktivitas (meningkat)
- Keluhan Nyeri
- (menurun)
- Meringis (menurun)
- Frekuensi nadi (membaik
Intervensi : Manajemen Nyeri
Obesrvasi
- Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas
nyeri
- Identifikasi skala nyeri
- Identifikasi respon nyeri non verbal
Terapeutik

ASKEP KMB
- Berikan teknik non farmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
- Fasilitasi istirahat dan tidur
Kolaborasi : Kolaborasi pemberian obat, jika perlu
b. Defisit Nutrisi (D.0019)
Luaran :(L.03030) Status Nutrisi – Membaik
- Porsi makanan yang dihabiskan (meningkat)
- Verbalisasi keinginan untuk meningkatkan nutrisi (meningkat)
- Pengetahuan tentang pilihan makanan yang sehat (meningkat)
- Sikap terhadap makanan atau minuman sesuai dengan tujuan
kesehatan (meningkat)
- Perasaan cepat kenyang (menurun)
- Nyeri abdomen (menurun)
- Frekuensi makan (membaik)
- Nafsu makan (membaik)
- Bising usus (membaik)
Intervensi :(I.03119) Manajemen Nutrisi
Observasi
- Identifikasi status nutrisi
- Identifikasi alergi dan intoleransi makanan
- Identifikasi makanan yang disukai
- Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrien
- Identifikasi perlunya penggunaan selang nasogastrik
- Monitor asupan makanan
- Monitor berat badan
- Monitor hasil pemeriksaan laboratorium
Terapeutik
- Lakukan oral hygiene sebelum makan, jika perlu
- Fasilitasi menentukan pedoman diet (mis. piramida makanan)
- Sajikan makanan secara menarik dan suhu tubuh yang sesuai
- Berikan makanan tinggi serat untuk mencegah konstipasi
- Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi protein
- Berikan suplemen makanan, jika perlu

ASKEP KMB
- Hentikan pemberian makanan melalui selang nasogastrik jika asupan
oral dapat ditoleransi
Edukasi
- Anjurkan posisi duduk, jika mampu
- Ajarkan diet yang diprogramkan
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian medikasi sebelum makan (mis. pereda nyeri,
antiemetik), jika perlu
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan jenis
nutrien yang dibutuhkan, jika perlu
c. Intolernsi Aktivitas (D.0056)
Luaran : Toleransi Aktivitas (L05047)
- Menigkatkan kemudahan dalam melakukan aktivitas sehari-hari
- Menurunnya keluhan lelah
- Membaiknya Frekwensi nadi
- Membaiknya Tekanan darah
Intervensi : (Manajemen Energi 1.05178)
Obesrvasi
- Monitor kelelahan fisik dan emosional
- Monitor pola dan jam tidur
Terapeutik
- Sediakan lingkungan yang nyaman dan rendah stimulus (cahaya,
suara, kunjungan
- Berikan aktifitas distraksi yang menenangkan
Edukasi
- Anjurkan tirah baring
- Anjurkan untuk melakukan aktivitas secara bertahap
Kolaborasi
- Kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara meningkatkan asupan
makanan
d. Gangguan eliminasi urin D.0040
Luaran : eliminasi urine (L.04034)

ASKEP KMB
- Nokturia menurun
- Residu volume urin setelah berkemih menurun
- Dribbling menurun
- Hesitancy menurun
- Verbalisasi pengeluaran urin tidak tuntas menurun
- Frekuensi berkemih membai
Intervensi : Manajemen Eliminasi Urin (I.04152)
Obesrvasi
- Identifikasi tanda dan gejala retensi atau inkotinensi urin
- Identifikasi faktor yang menyebabkan retensi atau inkotinensia urin
- Monitor eliminasi urin
Terapeutik
- Catat waktu-waktu dan haluaran berkemih
- Batasi asupan cairan, jika perlu
- Ambil sampel urin tengah (midstream) atau kultur
Edukasi
- Ajarkan tanda dan gejala infeksi saluran kemih
- Ajarkan mengukur asupan cairan dan haluaran urin
- Anjurkan minum yang cukup, jika tidak ada kontraindikasi
Kolaborasi
- Rencana tindakan bedah jika perlu
- Kolaborasi pemberian obat supositoria uretra, jika perlu
e. Resiko Infeksi D0142
Luaran : Tingkat Infeksi (L.14137)
- Nyeri menurun
- Kadar sel darah putih membaik
- Kultur urin membaik
Intervensi : Pencegahan Infeksi (I.14539)
Observasi
- Monitor tanda gejala infeksi local dan sistemik
Terapeutik
- Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien dan

ASKEP KMB
lingkungan pasien
- Pertahankan teknik aseptik pada pasien beresiko tinggi
Edukasi
- Jelaskan tanda dan gejala infeksi
- Ajarkan cara mencuci tangan dengan benar
- Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi
- Anjurkan meningkatkan asupan cairn

ASKEP KMB
DAFTAR PUSTAKA

Roehrborn, C. G., & McConnell, J. D. 2011. CampbellWalsh Urology 10th Ed.


Philadelphia : Saunders Elsevier.
Smeltzer S.C., & Bare, B.G. 2003. Brunner & Suddarth’s Textbook of Medical
Surgical Nursing 10th Ed. Philadelphia : Lippincott Williams & Wilkins.
Nursalam. 2006. Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Gangguan Sistem
Perkemihan Ed 1. Jakarta : Salemba Medika.
Manurung, N. (2018). Keperawatan medikal bedah konsep mind mapping dan
nanda NIC NOC (1st ed.). Jakarta Timur: CV. Trans Info Media.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Cetakan II. Standar Diagnosis Keperawatan
Indonesia. Jakarta Selatan : Dewan Pengurus Pusat
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2019). Cetakan II. Standar Luaran Keperawatan
Indonesia. Jakarta Selatan : Dewan Pengurus Pusat
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2018). Cetakan II. Standar Intervensi Keperawatan
Indonesia. Jakarta Selatan : Dewan Pengurus Pusat

ASKEP KMB
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
“HUTAMA ABDI HUSADA”
Ijin Pendirian Mendiknas RI Nomor : 113/D/O/2009

Jl. Dr. Wahidin Sudiro Husodo Telp./Fax: 0355-322738


Tulungagung 66224
Alamat E-mail : stikeshahta@yahoo.co.id

PENGKAJIAN DATA DASAR


DAN FOKUS

Tanggal Masuk RS : 27 Maret 2023 No. reg : 057518


Tanggal Pengkajian : 27 Maret 2023
Ruangan / Kelas : Melati / III
No. Kamar : 5-3
Diagnosa Medis : BPH

I. IDENTITAS
A. Nama : Tn.S
B. Umur : 67 TH
C. Jenis Kelamin : Laki-Laki
D. Status Pernikahan : Menikah
E. Agama : Islam
F. Suku / Bangsa : Jawa/Indonesia
G. Bahasa : Jawa
H. Pendidikan : SD
I. Pekerjaan : Tani
J. Alamat : Ds.Bendo Kec Gondang
K. No HP yg mudah dihubungi : 08575XXXXXXX
L. Ditanggung oleh : Askes / Astek / Jamsostek / BPJS / Sendiri

STIKES HUTAMA ABDI HUSADA TULUNGAGUNG


ASKEP KEPERAWATAN DASAR DAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
II. RIWAYAT KESEHATAN KLIEN
A. Keluhan utama / Alasan Masuk Rumah Sakit
Alasan Masuk Rumah Sakit
Sulit BAK +/- 1 minggu
Keluhan Utama Saat Pengkajian
Nyeri luka post op
B. Riwayat Penyakit Sekarang (PQRST)
Tgl 27 Maret 2023 jam 04.00 Pasien datang di IGD RS Bhayangkara, dengan keluhan nyeri
BAK, dan sulit +/- 1 minggu, Hasil pemeriksaan didapatkan Kesadaran Compos Mentis GCS
456, TD 130/100 mmHg, N:75 R 20x/mnt Spo 99% S 36 C
C. Riwayat Kesehatan Yang Lalu (berhubungan dengan penyakit saat ini)
Tidak pernah dirawat dengan penyakit serupa
D. Riwayat Kesehatan Keluarga
Tidak ada anggota keluarga yang memiliki riwayat penyakit menular maupun menurun

III. POLA AKTIFITAS SEHARI-HARI

SEBELUM MASUK RS DI RUMAH SAKIT

A. Pola Tidur / Istirahat


1. Lama Tidur Siang ± 2 Jam Siang ± 3 Jam
Malam ± 9 Jam Malam ± 7 Jam
2. Masalah Tidur Tidak ada Tidak ada

3. Hal-hal yang Lampu dimatikan Lampu dimatikan


mempermudah tidur

4. Hal-hal yang Nyeri Nyeri


mempermudah pasien
terbangun

B. Pola Tidur / Istirahat


1. B A B Normal Belum BAB
- Warna Kuning -

STIKES HUTAMA ABDI HUSADA TULUNGAGUNG


ASKEP KEPERAWATAN DASAR DAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
SEBELUM MASUK RS DI RUMAH SAKIT

- Bau Khas -
- Konsistensi Lunak -
- Frekwensi 1x sehari -
- Masalah Tidak ada -
- Upaya mengatasi Tidak ada Tidak ada
2. B A K Spontan DC
- Warna Kuning Pekat Kuning Pekat
- Bau Khas BAK Khas BAK
- Jumlah Sediki, menetes Tidak terkaji
- Frekwensi 3-5x sehari 3-5x sehari
- Masalah BAK tidak tuntas BAK tidak tuntas, nyeri
- Upaya mengatasi Dibawa ke RS Operasi BPH

C. Pola Makan dan Minum Oral Oral


1. Makan
- Frekwensi 2-3x sehari 3x sehari
- Jumlah 1 Porsi habis 1 Porsi habis
- Jenis Nasi sayur lauk Nasi sayur lauk
- Diit Tidak ada diit khusus Tidak ada diit khusus
- Pantangan Tidak ada Tidak ada
- Yang Disukai Semua suka Semua suka
- Yang Tdk disukai Semua suka Semua suka
- Alergi Tidak ada alergi Tidak ada alergi
- Masalah makan Tidak ada Tidak ada
- Upaya mengatasi Tidak ada Tidak ada

STIKES HUTAMA ABDI HUSADA TULUNGAGUNG


ASKEP KEPERAWATAN DASAR DAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
SEBELUM MASUK RS DI RUMAH SAKIT

2. Minum
- Frekwensi 7-8 Gelas perhari 7-8 Gelas perhari
- Jumlah 2000 cc 2000 cc
- Jenis Air putih, the, kopi, susu Air putih, teh
- Diit Tidak ada Tidak ada
- Pantangan Tidak ada Tidak ada
- Yang Disukai Semua suka Semua suka
- Yang Tdk disukai Semua suka Semua suka
- Alergi Tidak ada alergi Tidak ada alergi
- Masalah minum Tidk ada masalah Tidak ada masalah
- Upaya mengatasi Tidak ada Tidak ada

D. Kebersihan diri:
1. Mandi 2x sehari Hanya dilap
2. Keramas 1x sehari Belum keramas
3. Pemeliharaan gigi dan Gosok gigi 1x sehari Gosok gigi 1x sehari
mulut
4. Pemeliharaan kuku Dipotong bila Panjang Belum potong kuku
5. Ganti pakaian 2x sehari 2x sehari

E. Pola Kegiatan / Aktifitas Melakukan aktivitas sehari-hari Hanya tiduran


Lain (Memasak, bersih-bersih)
F. Kebiasaan
1. Merokok Tidak Tidak
2. Alkohol Tidak Tidak
3. Jamu, dll Tidak Tidak

STIKES HUTAMA ABDI HUSADA TULUNGAGUNG


ASKEP KEPERAWATAN DASAR DAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
IV. DATA PSIKO SOSIAL
A. Pola Komunikasi
Pola komunikasi baik, pasien kooperatif
B. Orang yang paling dekat dengan klien
Istri
C. Rekreasi
- Hobby
Memancing
Penggunaan Waktu Senggang
Menonton TV
D. Dampak dirawat di Rumah Sakit
Pasien hanya tiduran
E. Hubungan dengan orang lain / interaksi sosial
Baik
F. Keluarga yang dihubungi bila diperlukan
Istri

V. KONSEP DIRI
A. Gambaran Diri (Tentang kondisi fisik)
Pasien menyadari bahwa pasien sedang sakit
B. Peran (Dalam Keluarga dan Kelompok sosial)
Pasien adalah seorang ayah dan suami
C. Ideal Diri (Keinginan diri / Harapan)
Pasien ingin segera sembuh
D. Identitas Diri (Kepuasan terhadap gender)
Pasien adalah laki-laki, sebagai kepala rumah tangga dan sebagai petani
E. Harga Diri (Persepsi Diri terhadap penilaian orang lain)
Pasien bisa menerima keadaannya saat ini

VI. DATA SPIRITUAL


A. Ketaatan Beribadah
Selama sakit pasien hanya berdo’a
B. Keyakinan Terhadap Sehat / Sakit
Pasien yakin bahwa setiap manusia pernah mengalami sakit
C. Keyakinan Terhadap Penyembuhan

STIKES HUTAMA ABDI HUSADA TULUNGAGUNG


ASKEP KEPERAWATAN DASAR DAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
Pasien yakin bahwa setiap sakit pasti ada obatnya
VII.PEMERIKSAAN FISIK
A. Kesan Umum / Keadaan Umum
K/u lemah GCS 456 Compos Mentis
B. Tanda – tanda vital
Suhu Tubuh :36 C Nadi : 101 x/menit
Tekanan darah :130/90 mmHg Respirasi : 20 x/memit
Tinggi Badan :168 Berat Badan : 59 kg
C. Pemeriksaan Kepala dan Leher
- Kepala dan rambut
Bentuk Kepala : Oval, simetris
- Ubun-ubun : Tidak ada benjolan
- Kulit kepala: : Bersih tidak ada ketombe
Rambut : Bersih
- Penyebaran dan keadaan rambut : Merata, kering
- Bau : Sedikit apek
- Warna : Hitam campur uban
Wajah
- Warna Kulit wajah : Sawo matang
- Struktur Wajah : Simetris, oval
Mata
- Kelengkapan dan kesimetrisan : Lengkap, simetris
- Kelopak Mata (Palpebra) : Tidak ada benjolan
- Konjuctiva dan sklera : Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak pucat
- Pupil : Isokor
- Kornea dan iris : Hitam dan bening
- Ketajaman penglihatan/visus : Normal
- Palpasi bola mata : Tidak diukur
Data lain : Ada kelainan
Hidung
- Tulang hidung dan posisi septum nasi : Simetris tidak ada benjolan
- Lubang Hidung : Lengkap, simtreis, bersih
- Pernafasan Cuping hidung : Tidak terdapat pernapasan cuping hidung
- Palpasi sinus : Tidak ada nyeri tekan

STIKES HUTAMA ABDI HUSADA TULUNGAGUNG


ASKEP KEPERAWATAN DASAR DAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
Telinga
- Bentuk telinga : Simetris
- Ukuran telinga : Sedang
- Ketegangan telinga : Elastis
- Lubang telinga : Lengkap, terdapat serumen
- Ketajaman pendengaran : Tidak ada gangguan pendengaran
- Membran Timpani : Utuh
- Palpasi Mastoid : Tidak terdapat nyeri tekan
Mulut dan faring
- Keadaan bibir : Mukosa kering pucat
- Keadaan gusi dan gigi : Bersih, tidak terdapat caries gigi dan stomatitis
- Keadaan lidah : Bersih
- Orofarings : Normal
Leher
- Posisi trakhea : Simetris
- Tiroid : Tidak ada pembesaran
- Suara : Normal
- Kelenjar Lymphe : Tidak ada pembesaran
- Vena jugularis : Tidak ada bendungan

D. Pemeriksaan Integumen (Kulit)


- Kebersihan : Bersih
- Warna : Sedikit hangat
- Turgor : < 2 dtk
- Tekstur : Elastis
- Kelembaban : Lembab
- Kelainan pada kulit:Tidak ada kelainan
E. Pemeriksaan payudara dan ketiak (axila)
- Ukuran, bentuk dan kesemetrisan payudara
Sedang, simetris
- Warna payudara dan areola : Coklat, aerola coklat kehitaman
- Kelainan-kelainan payudara dan putting
Tidak ada kelainan
- Axila dan clavicula : Tidak ada benjolan dan nyeri tekan

STIKES HUTAMA ABDI HUSADA TULUNGAGUNG


ASKEP KEPERAWATAN DASAR DAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
F. Pemeriksaan Thorak / dada
- Inspeksi Thorak
- Bentuk Thorak : Simetris
- Pernafasan
- Frekwensi : 20 x/menit
- Irama : Vesikuler
- Tanda-tanda kesulitan bernafas
Tidak ada
Pemeriksaan Paru
- Palpasi getaran suara (vocal fremitus)
Normal bergetar sama antara kanan dan kiri
- Perkusi
Sonor
- Auskultasi
- Suara Nafas
Vesikuler
- Suara Ucapan
Normal
- Suara Tambahan
Tidak ada suara tambahan
- Pemeriksaan Jantung
- Inspeksi dan Palpasi
- Pulsasi
ICS 2 : Tidak terlihat
Ictus cordis : Teraba di ICS 5 Mid Clavicula Sinistra
- Perkusi
- Batas-batas jantung
Batas kanan atas : ICS II parasternalis dextra
Batas Kiri atas : ICS II parasternalis sinistra
Batah kanan bawah : ICS IV parasternalis dextra
Batas kiri bawah : ICS V midclavicula sinistra

STIKES HUTAMA ABDI HUSADA TULUNGAGUNG


ASKEP KEPERAWATAN DASAR DAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
- Auskultasi
- Bunyi jantung I
Katub Mitral : Lup
KatubTrikuspid : Lup
- Bunyi jantung II
Katub Aorta : Dub
Katub Pulmunal : Dub
- Bunyi jantung Tambahan : Tidak ada
- Bising / Murmur : Tidak ada murmur
- Frekwensi denyut jantung : 101 x/menit
G. Pemeriksaan Abdomen
- Inspeksi
- Bentuk abdomen: Simetris, datar
- Benjolan / Massa: Tidak ada masa atau benjolan
- Bayangan pembuluh darah pada abdomen: Tidak terlihat
- Kelainan : Sikatrik / Striae / Linea
- Auskultasi
- Peristaltik Usus : 12 x/menit
- Pembuluh darah Abdomen: *Bruit / Venous hum / Friction Rub
- Palpasi
- Tanda nyeri tekan : Ada nyeri tekan perut kiri atas sampai pinggang
- Benjolan / massa : Tidak ada masa atau benjolan
- Tanda-tanda ascites : Tidak ada tanda-tanda ascites
- Hepar : Tidak ada pembesaran dan nyeri tekan
- Lien : Tidak ada pembesaran dan nyeri tekan
- Titik Mc. Burney : Tidak ada nyeri tekan
- Perkusi
- Suara Abdomen : Tympani
- Pemeriksaan Ascites : Tidak ada ascites

STIKES HUTAMA ABDI HUSADA TULUNGAGUNG


ASKEP KEPERAWATAN DASAR DAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
H. Pemeriksaan Kelamin dan Daerah Sekitarnya
- Genetalia
- Kelainan – kelainan pada genetalia eksterna dan daerah inguinal
Tidak ada kelainan pada genetalia
- Anus dan Perineum
- Lubang anus
Ada, tidak ada kelainan
- Kelainan – kelainan pada anus dan perineum
Tidak ada kelainan
I. Pemeriksaan Muskuloskeletal (Ekstrimitas)
- Kesimetrisan Otot
Simetris
- Pemeriksaan Oedem
Tidak ada odema
- Kekuatan Otot
Ektremitas atas (kanan : 5, kiri :5), ektremitas bawah (kanan : 5, kiri : 5)
- Akral dan CRT
Hangat, < 2 dtk
- Kelainan – kelainan pada ekstrimitas dan kuku
Tidak ada kelainan
J. Pemeriksaan Neurologi
- Tingkat kesadaran secara kualitatif/ kuantitatif (GCS)
GCS 456 Compos Mentis
- Tanda – tanda rangsangan otak (meningeal sign)
Tidak ada tanda-tanda rangsangan otak
- Syaraf otak (Nervus cranialis)
N1 – N12 Normal
- Fungsi Motorik :
Fungsi motorik utuh
- Fungsi Sensorik :
Fungsi sensorik normal
- Refleks :
- Refleks Fisiologis
Normal
- Refleks Patologis

STIKES HUTAMA ABDI HUSADA TULUNGAGUNG


ASKEP KEPERAWATAN DASAR DAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
Normal
K. Pemeriksaan Status Mental
- Kondisi Emosi / Perasaan
Emosi stabil
- Orientasi
Orientasi baik
- Proses berfikir (ingatan, atensi, keputusan, perhitungan)
Baik
- Motivasi (Kemauan)
Pasien ingin segera sembuh
- Persepsi
Baik, bahwa akan segera sembuh

STIKES HUTAMA ABDI HUSADA TULUNGAGUNG


ASKEP KEPERAWATAN DASAR DAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
PEMERIKSAAN PENUNJANG

I. Pemeriksaan Diagnostik / Penunjang Medis


Laboratorium (27 Maret 2023)
Hb : 13.8 g/dL
Leukosit : 6.2 10*3/uL
Trombosit : 209 ribu/ul
GDA 89 mg/dl
Rapid test Negative
Rontgen
Cor dan Pulmonal dalam batas normal
ECG
Tidak dilakukan
USG
BPH
Lain-lain
Tidak ada

STIKES HUTAMA ABDI HUSADA TULUNGAGUNG


ASKEP KEPERAWATAN DASAR DAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
PENATALAKSANAAN DAN TERAPI

TANGGAL/
RESEP DOKTER GOLONGAN FUNGSI
JAM

27 Maret RL : D5 = 1 : 1 Pemenuhan kebuthan


2023 cairan
27 Maret Anbacim 2x1amp Antibiotik Menghentikan
2023 pertumbuhan bakteri
27 Maret Santagesik 3x1 Analgetik Mengurangi Nyeri
2023
27 Maret Asam tranexamat 3x 500mg Proton Pump Inhibitor Mengurangi
2023 perdarahan

MAHASISWA

YULIS T
NIM. A2L21033

STIKES HUTAMA ABDI HUSADA TULUNGAGUNG


ASKEP KEPERAWATAN DASAR DAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
DIAGNOSA KEPERAWATAN KE- 1
(*AKTUAL)

Nama pasien : Tn.S


Umur : 69 TH
No. Register : XXXXX

Komponen Diagnosa Tanda dan Gejala

Mayor
Subjektif Objektif
Pasien mengeluh luka nyeri luka - Tampak meringis
- Bersikap protektif terhadap
post
nyeri, skala nyeri 3, terus
menerus, memberat jika
Nyeri akut (D.0077) b.d dipegang perut kiri atas
Agen Pencedera - Gelisah N:101 x/m
Fisiologis Minor
Subjektif Objektif

- - RR 20x/mnt
- TD 130/90
Faktor Resiko (Untuk Dx Resiko)
-

Tanggal muncul Dx 27 Maret 2023


Masalah (Problem) Nyeri Akut
Kode Masalah D.0077
Berhubungan dengan
Agen Pencedera Fisiologis (Pembedahan)
(Penyebab)

DIAGNOSA KEPERAWATAN KE- 2


(*AKTUAL)

Nama pasien : Tn.S


Umur : 69 TH
No. Register : XXXXX
STIKES HUTAMA ABDI HUSADA TULUNGAGUNG
ASKEP KEPERAWATAN DASAR DAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
Komponen Diagnosa Tanda dan Gejala

Mayor
Subjektif Objektif
- TD : 130/90 mmHg
- N: 101x/mnt
Intoleransi Aktivitas Pasien mengeluh lemas dan lemah

berhubungan dengan Minor


penurunan perfusi Subjektif Objektif
jaringan perifer - TD 130/90 mmHg
- Tampak Pucat
Pasien merasa lemah
Faktor Resiko (Untuk Dx Resiko)

Tanggal muncul Dx 27 Maret 2023


Masalah (Problem) Intoleransi Aktivitas
Kode Masalah D.0056
Berhubungan dengan
Penurunan Perfusi Jaringan Perifer
(Penyebab)

LUARAN (*UTAMA)

Nama pasien : Tn.S


Umur : 69 TH
No. Register : XXXXX

Komponen Luaran Keterangan


Nyeri akut (D.0077) b.d Agen Pencedera Fisiologis
Diagnosa Keperawatan
(Pembedahan)
Label Tingkat Nyeri

Kode Label L. 08056


Ekspektasi Menurun

STIKES HUTAMA ABDI HUSADA TULUNGAGUNG


ASKEP KEPERAWATAN DASAR DAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
Target Masalah Teratasi
Kriteria Hasil - Kemampuan menuntaskan aktivitas meningkat
- Keluhan Nyeri menurun
- Meringis menurun
- Frekuensi nadi membaik

Komponen Luaran Keterangan


Intoleransi Aktivitas (D.0056) berhubungan dengan Penurunan Perfusi
Diagnosa Keperawatan
Jaringan Perifer
Label Toleransi Aktivitas

Kode Label L. 05047


Ekspektasi Meningkat
Target Masalah Teratasi
Kriteria Hasil - Frekuensi Nadi meningkat
- Keluhan Lelah menurun
- Perasaan lemah menurun
- Sianosis menurun
- Tekanan darah membaik

INTERVENSI KEPERAWATAN

Nama pasien : Tn.S


Umur : 69 TH
No. Register : XXXXX
Diagnosa : Post Op BPH
Komponen Intervensi Keterangan
Label Manajemen Nyeri
Kode Label I. 08238
Observasi
1. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,
kualitas, intensitas nyeri
2. Identifikasi skala nyeri
3. Identifikasi respon nyeri non verbal
Tindakan Terapeutik
1. Berikan teknik non farmakologis untuk mengurangi rasa
nyeri
2. Fasilitasi istirahat dan tidur
Edukasi
1. Ajarkan tehnik non farmakologis untuk mengurangi nyeri
STIKES HUTAMA ABDI HUSADA TULUNGAGUNG
ASKEP KEPERAWATAN DASAR DAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian obat, jika perlu

Komponen Intervensi Keterangan


Label Manajemen Energi
Kode Label I. 05178

Observasi
1. Identifikasi gangguan fungsi tubuh yang mengakibatkan kelelahan
2. Monitor kelelahan fisik dan emosional
Terapeutik
1. Sediakan lingkungan yang nyaman dan rendah stimulus (cahaya,
suara, kunjungan)
2. Lakukan latihan rentang gerak aktif dan pasif
3. Berikan aktifitas distraksi yang menenangkan
Tindakan
Edukasi
1. Anjurkan tirah baring
2. Anjurkan untuk melakukan aktivitas secara bertahap
3. Anjurkan untuk menghubungi perawat jika tanda dan gejala kelelahan
tidak berkurang
Kolaborasi
1. Kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara meningkatkan asupan
makanan

IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

Nama pasien : Tn.S


Umur : 69TH
No. Register : XXXXX
Diagnosa : Post Op BPH

Komponen Keterangan Tanggal/ TTD


Intervensi Jam
Label Manajemen Nyeri
Kode Label I.08238
Observasi 1. Mengidentifikasi lokasi, karakteristik, durasi, 27 Maret Yulis
frekuensi, kualitas, intensitas nyeri (nyeri luka 2023
post op, skala 3 terus menerus memberat jika di 18.00
pegang)
2. Mengidentifikasi skala nyeri ( skala 4)

STIKES HUTAMA ABDI HUSADA TULUNGAGUNG


ASKEP KEPERAWATAN DASAR DAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
3. Mengidentifikasi respon nyeri non verbal
(meringis)
Terapeutik 1. Memberikan teknik non farmakologis untuk 27 Maret Yulis
mengurangi rasa nyeri (Nafas dalam) 2023
2. Memfaasilitasi istirahat dan tidur 18.00

Edukasi 1. Mengajarkan tehnik non farmakologis untuk 27 Maret Yulis


mengurangi nyeri (Nafas dalam) 2023
18.00
Kolaborasi 1. Kolaborasi pemberian obat 27 Maret Yulis
Inj IV santagesik 500mg 2023
Inj IV Anbacim 1amp 18.00
Inj IV Asam tranexamat 500mg

Komponen
Keterangan
Intervensi Tanggal/
TTD
Label Manajemen Energi Jam
Kode Label I. 05178
1. Mengidentifikasi gangguan fungsi tubuh yang 27 Maret Yulis
Observasi mengakibatkan kelelahan (lemas) 2023
2. Memonitor kelelahan fisik dan emosional (tampak lelah dan 18.00
lemah)
1. Menyediakan lingkungan yang nyaman dan rendah stimulus 27 Maret Yulis
Terapeutik (cahaya, suara, kunjungan) 2023
2. Melakukan latihan rentang gerak aktif dan pasif 18.00
3. Memberikan aktifitas distraksi yang menenangkan
1. Menganjurkan tirah baring 27 Maret Yulis
2. Menganjurkan untuk melakukan aktivitas secara bertahap 2023
Edukasi
3. Menganjurkan untuk menghubungi perawat jika tanda dan 18.00
gejala kelelahan tidak berkurang
27 Maret Yulis
Kolaborasi 1. Berkolaborasi dengan ahli gizi tentang cara meningkatkan
2023
asupan makanan
18.00

STIKES HUTAMA ABDI HUSADA TULUNGAGUNG


ASKEP KEPERAWATAN DASAR DAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

Nama pasien : Tn.S


Umur : 69TH
No. Register : XXXXX
Diagnosa : Post Op BPH

Komponen Keterangan Tanggal/ TTD


Intervensi Jam
Label Manajemen Nyeri
Kode Label I.08238
Observasi 1. Mengidentifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, 28 Maret Yulis
kualitas, intensitas nyeri (nyeri luka post op, memberat jika 2023
di pegang sudah menurun) 08.00
2. Mengidentifikasi skala nyeri ( skala 2)
3. Mengidentifikasi respon nyeri non verbal (sedikit
rileks)
Terapeutik 1. Memberikan teknik non farmakologis untuk mengurangi 28 Maret Yulis
rasa nyeri (Nafas dalam) 2023
08.00
Edukasi 1. Mengajarkan tehnik non farmakologis untuk mengurangi 28 Maret Yulis
nyeri (Nafas dalam) 2023
08.00
Kolaborasi 1. Kolaborasi pemberian obat 28 Maret Yulis
Inj IV santagesik 500mg 2023
Inj IV Anbacim 1 amp 08.00
Inj IV Asam tranexamat 500mg
Lepas DC

Komponen
Keterangan
Intervensi Tanggal/
TTD
Label Manajemen Energi Jam
Kode Label I. 05178
1. Mengidentifikasi gangguan fungsi tubuh yang 28 Maret Yulis
Observasi mengakibatkan kelelahan (lemas) 2023
2. Memonitor kelelahan fisik dan emosional (tampak lelah dan 08.00
lemah)
1. Menyediakan lingkungan yang nyaman dan rendah stimulus 28 Maret Yulis
Terapeutik (cahaya, suara, kunjungan) 2023
2. Melakukan latihan rentang gerak aktif dan pasif 08.00
3. Memberikan aktifitas distraksi yang menenangkan

STIKES HUTAMA ABDI HUSADA TULUNGAGUNG


ASKEP KEPERAWATAN DASAR DAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
1. Menganjurkan tirah baring 28 Maret Yulis
2. Menganjurkan untuk melakukan aktivitas secara bertahap 2023
Edukasi
3. Menganjurkan untuk menghubungi perawat jika tanda dan 08.00
gejala kelelahan tidak berkurang
28 Maret Yulis
Kolaborasi 1. Berkolaborasi dengan ahli gizi tentang cara meningkatkan
2023
asupan makanan (TKTP)
08.00

EVALUASI KEPERAWATAN

Nama pasien : Tn.S


Umur : 69TH
No. Register : XXXXX
Diagnosa : Post Op BPH
Tanda
Tgl/Jam 27 Maret 2023, 21.00 (Manajemen Nyeri)
Tangan
S Pasien mengatakan nyeri luka post op berkurang Yulis

- K/U Lemah, tampak msedikit meringis, gelisah menurun


- Skala 2, bersikap protektif menghindari nyeri
- RR 20x/mnt
O - TD: 120/70
- N: 95 x/mnt
- S: 36 C
- Spo2 99%
- Terpasang DC Triway
A Manajemen Nyeri Teratasi Sebagian
Intervensi Dilanjutkan
Obesrvasi
- Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas,
intensitas nyeri
- Identifikasi skala nyeri
- Identifikasi respon nyeri non verbal
P Terapeutik
- Berikan teknik non farmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
- Fasilitasi istirahat dan tidur
Edukasi
- Ajarkan tehnik nonfarmakoligis mengurangi nyeri
Kolaborasi : Kolaborasi pemberian obat, jika perlu

STIKES HUTAMA ABDI HUSADA TULUNGAGUNG


ASKEP KEPERAWATAN DASAR DAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
Tanda
Tgl/Jam 27 Maret 2023, 21.00 (Intoleransi Aktivitas)
Tangan
S - Pasien mengatakan masih merasa lemas dan lemah Yulis

- K/U Lemah, tampak lemas


- Membran mukosa pucat
O - TD: 120/70
- N: 95 x/mnt
- R: 20x/mnt
- S: 36 C
A Intoleransi Aktivitas Teratasi Sebagian
Intervensi Dilanjutkan
Observasi
- Identifikasi gangguan fungsi tubuh yang mengakibatkan kelelahan
- Monitor kelelahan fisik dan emosional (tampak lelah dan lemah)
Terapeutik
- Sediakan lingkungan yang nyaman dan rendah stimulus (cahaya,
suara, kunjungan
P - Berikan aktifitas distraksi yang menenangkan
Edukasi
- Anjurkan tirah baring
- Anjurkan untuk melakukan aktivitas secara bertahap
Kolaborasi
- Kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara meningkatkan asupan
makanan

STIKES HUTAMA ABDI HUSADA TULUNGAGUNG


ASKEP KEPERAWATAN DASAR DAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
EVALUASI KEPERAWATAN

Nama pasien : Tn.S


Umur : 69TH
No. Register : XXXXX
Diagnosa : Post Op BPH
Tanda
Tgl/Jam 28 Maret 2023, 14.00 (Manajemen Nyeri)
Tangan
S Pasien mengatakan nyeri luka post op berkurang Yulis

- K/U Lemah, tampak rileks, gelisah menurun


- Skala 1,
- RR 20x/mnt
O - TD: 120/80 mmhg
- N: 98 x/mnt
- S: 36 C
- Terpasang DC triway.
A Manajemen Nyeri Teratasi Sebagian
Intervensi Dilanjutkan
Obesrvasi
- Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas,
intensitas nyeri
- Identifikasi skala nyeri
- Identifikasi respon nyeri non verbal
Terapeutik
P - Berikan teknik non farmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
- Fasilitasi istirahat dan tidur
Edukasi
- Ajarkan tehnik nonfarmakoligis mengurangi nyeri
Kolaborasi : Kolaborasi pemberian obat, Spol Kateter triway dengan
PZ sampai bening tidak ada darah. Kurangi balon cateter 10 cc &
aff traksi. Besok spol sampai sore jernih pasien TAA boleh
pulang.

STIKES HUTAMA ABDI HUSADA TULUNGAGUNG


ASKEP KEPERAWATAN DASAR DAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
Tanda
Tgl/Jam 28 Maret 2023, 14.00 (Intoleransi Aktivitas)
Tangan
S - Pasien mengatakan masih merasa lemas dan lemah Yulis

- K/U cukup. Lemah berkurang


- Membran mukosa lembab
O - TD: 120/80
- N: 98 x/mnt
- R: 20x/mnt
- S: 36 C
A Intoleransi Aktivitas Teratasi Sebagian
Intervensi Dilanjutkan
Observasi
- Identifikasi gangguan fungsi tubuh yang mengakibatkan kelelahan
- Monitor kelelahan fisik dan emosional (tampak lema berkurang)
Terapeutik
- Sediakan lingkungan yang nyaman dan rendah stimulus (cahaya,
suara, kunjungan
P - Berikan aktifitas distraksi yang menenangkan
Edukasi
- Anjurkan tirah baring
- Anjurkan untuk melakukan aktivitas secara bertahap (mobilisasi
duduk)
Kolaborasi
- Kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara meningkatkan asupan
makanan

STIKES HUTAMA ABDI HUSADA TULUNGAGUNG


ASKEP KEPERAWATAN DASAR DAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

Anda mungkin juga menyukai