Secara umum, pengukuran adalah suatu prosedur yang sistematis untuk memperoleh
informasi data kuantitatif baik data yang dinyatakan dalam bentuk angka maupun uraian yang
akurat, relevan, dan dapat dipercaya terhadap atribut yang diukur dengan alat ukur yang baik
dan prosedur pengukuran yang jelas dan benar
Definisi Pengukuran menurut para ahli :
• J. C. Nunnally dan I.H. Bernstein dalam buku The Asessment of Reliability. Psychometric
Theory (1994) menyebutkan bahwa pengukuran adalah aturan untuk menetapkan simbol ke
obyek. Sehingga mewakili jumlah atribut secara numeric (penskalaan) dan menentukan
apakah obyek termasuk dalam kategori yang sama atau berbeda sehubungan dengan atribut
yang diberikan.
• J. Umar dalam Pengantar Penilaian Pendidikan (1991) menyebutkan bahwa pengukuran
adalah suatu kegiatan untuk mendapatkan informasi data secara kuantitatif.
• M .J. Allendan W. M. Yen dalam buku Introduction to Measurement Theory ( 1997 )
menyebutkan bahwa pengukuran adalah penetapan angka bagi individu dengan cara
sistematis yang mencerminkan sifat atau karakteristik dari individu tersebut. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa definisi pengukuran adalah membandingkan besaran yang diukur
dengan besaran yang sesuai.
• Hadi (1995) Pengukuran adalah suatu kegiatan yang ditujukan untuk mengidentifikasi besar
kecilnya obyek atau gejala.
• Mehren (1973) pengukuran sebagai suatu prosedur yang sistematis untuk mengamati
perilaku seseorang dan menggambarkannya dengan bantuan skala numerik atau sistem
pengkategorian
Salah satu tahapan dalam melakukan metode ilmiah adalah pengumpulan data. Dalam
pengumpulan data, instrumen sangat penting dalam penelitian. Instrumen merupakan bagian
yang tidak terpisahkan dari kegiatan penelitian, yang dibutuhkan dalam mendukung
ketepatan rancangan penelitian. Dengan adanya intrumen penelitian, maka akan mengetahui
sumber daya data yang akan diteliti dan jenis datanya, teknik pengumpulan datanya,
instrumen pengumpulan datanya, langkah penyusunan instrumen penelitian tersebut serta
mengetahui validitas, rebilitas, tingkat kesukaran daya pembeda, dan pengecoh/distractor
suatu data dalam penelitian (Arifin, 2017).
Sering kali dijumpai data hasil penelitian tidak sesuai dengan hasil yang diharapkan.
Hal itu disebabkan oleh ketidaksesuaian antara teori yang digunakan sebagai dasar dengan
instrumen yang digunakan untuk mengukur karakteristik variabel. Agar instrumen penelitian
dapat menjalankan fungsinya dengan baik, maka instrumen harus disusun sesuai teori yang
digunakan dalam penelitian. Instrumen penelitian diturunkan dari teori-teori yang diangkat
dalam penelitian. Oleh karena itu, pemilihan dasar teori agar benar-benar mempertimbangkan
karakteristik data variabel penelitian yang akan diteliti. Instrumen yang diturunkan dari teori
yang digunakan akan menghasilkan data sesuai dengan konsep dasar yang dituangkan dalam
teori. Instrumen yang baik memiliki kriteria tertentu dalam penelitian, sehingga menghasilkan
kualitas data penelitian yang baik juga. Begitu juga sebaliknya instrumen yang tidak memiliki
kriteria yang baik dalam penelitian akan menghasilkan kualitas data penelitian tidak baik
juga.