Anda di halaman 1dari 303

TUGAS AKHIR

PERANCANGAN GEDUNG 4 LANTAI MENGGUNAKAN STRUKTUR


KOMPOSIT

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Menyelesaikan Pendidikan


Program Sarjana (S1) Fakultas Teknik Program Studi Teknik Sipil
Universitas Islam Sultan Agung

Disusun oleh :

Anang Rizky Apriyanto Brian Setiawan


NIM : 3.02.017.00019 NIM : 3.02.0170.00045

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG

SEMARANG

2021
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
Jalan Raya Kaligawe KM. 4 PO. BOX 1054 Telepon. 089608181018 Semarang 50112

LEMBAR PENGESAHAN

TUGAS AKHIR

PERANCANGAN GEDUNG 4 LANTAI MENGGUNAKAN STRUKTUR


KOMPOSIT

Oleh :

Anang Rizky Apriyanto Brian Setiawan


NIM : 3.02.017.00019 NIM : 3.02.017.00045

Telah disetujui dan disahkan di Semarang, 4 Agustus 2021

Tim Penguji Tanda Tangan


1. Prof. Dr. Ir. Antonius, MT
2. Muhammad Rusli Ahyar, ST.,M.Eng
3. Lisa Fitriyana, ST.,M.Eng

Universitas Islam Sultan Agung


Program Studi Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Ketua,

Muhammad Rusli Ahyar, ST.,M.Eng

ii
USULAN PENELITIAN TUGAS AKHIR

PERANCANGAN GEDUNG 4 LANTAI MENGGUNAKAN STRUKTUR


KOMPOSIT

Yang diajukan oleh :

Anang Rizky Apriyanto Brian Setiawan


NIM : 3.02.017.00012 NIM : 3.02.017.00045

Telah disetujui oleh :

Pembibing Utama

Prof. Dr. Ir. Antonius, MT Tanggal : 4 Agustus 2021

Pembimbing Pendamping

Muhammad Rusli Ahyar, ST., M.Eng Tanggal : 4 Agustus 2021

Mengetahui,
Ketua Program Studi Teknik Sipil

Muhammad Rusli Ahyar, ST.,M.Eng

iii
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
Jalan Raya Kaligawe KM. 4 PO. BOX 1054 Telepon. 089608181018 Semarang 50112

BERITA ACARA BIMBINGAN TUGAS AKHIR


No : 07/A.2/SA–T/VII/2021
Pada hari ini Senin, 15 Februari 2021 berdasarkan surat Keputusan
Kepala Program Studi Teknik Sipil Fakultas Universitas Islam Sultan Agung
(UNISSULA) Semarang Nomor : 07/A.2/SA–T/VII/2021 perihal penunjukan
Dosen Pembimbing I dan Dosen Pembimbing II :

1. Nama : Prof. Dr. Ir. Antonius, MT


Jabatan Akademik : Guru Besar
Jabatan : Dosen Pembimbing I
2. Nama : Muhammad Rusli Ahyar, ST., M.Eng
Jabatan Akademik : Asisten Ahli
Jabatan : Dosen Pembimbing II
Dengan ini menyatakan bahwa mahasiswa yang tersebut dibawah ini telah
menyelesaikan bimbingan Tugas Akhir / Skripsi :
NAMA : Anang Rizky Apriyanto NAMA : Brian Setiawan
NIM : 30201700012 NIM : 30201700045
Judul : Perancangan Gedung 4 Lantai Menggunakan Struktur Komposit
Dengan tahap sebagai berikut :

No. Tahapan Tanggal


1. Penunjukan Dosen Pembimbing 15 Februari 2021
2. Konsultasi Tugas Akhir 16 Maret 2021
3. Penyusunan Laporan April – Juli 2021
4. Selesai Laporan 21 Juli 2021
5. Seminar Tugas Akhir 27 Juli 2021
6. Sidang Pendadaran Agustus

Pembimbing I Pembimbing II

Prof. Dr. Ir. Antonius, MT Muhammad Rusli Ahyar, ST., M.Eng

Mengetahui,Ketua
Program Studi Teknik Sipil

Muhammad Rusli Ahyar, ST.,M.Eng

iv
PERNYATAAN BEBAS PLAGIASI

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

NAMA : Anang Rizky Apriyanto NAMA : Brian Setiawan


NIM : 30201700012 NIM : 30201700045

Dengan ini menyatakan bahwa Tugas Akhir yang berjudul :

“PERANCANGAN GEDUNG 4 LANTAI MENGGUNAKAN STRUKTUR


KOMPOSIT” Benar bebas dari plagiat, dan apabila pernyataan ini terbukti tidak
benar maka saya bersedia menerima sanksi sesuai ketentuan yang berlaku.

Dengan surat pernyataan ini saya buat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya

Semarang, 4 Agustus 2021

Yang Membuat Pernyataan Yang Membuat Pernyataan

Anang Rizky Apriyanto Brian Setiawan

v
PERNYATAAN KEASLIAN

Saya yang bertanda – tangan di bawah ini :

Nama : Anang Rizky Apriyanto

NIM : 30201700012

Nama : Brian Setiawan

NIM : 30201700045

Judul : PERANCANGAN GEDUNG 4 LANTAI MENGGUNAKAN


STRUKTUR KOMPOSIT.

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Tugas Akhir ini merupakan hasil


penelitian, pemikiran, dan pemaparan asli saya sendiri. Saya tidak mencantumkan
tanpa pengakuan bahan – bahan yang telah dipublikasikan sebelumnya atau ditulis
oleh orang lain, atau sebagai bahan yang pernah diajukan untuk gelar atau ijazah
pada Universitas Islam Sultan Agung Semarang atau perguruan tinggi lainnya.

Apabila dikemudian hari terdapat penyimpangan dan ketidak benaran dalam


pernyataan ini, maka saya bersedia menerima sanksi akademik sesuai dengan
peraturan yang berlaku di Universitas Islam Sultan Agung Semarang.

Demikian pernyataan ini saya buat.

Semarang, 4 Agustus 2021

Yang membuat pernyataan Yang membuat pernyataan

Anang Rizky Apriyanto Brian Setiawan

vi
MOTTO

“Kerja keras, selalu jujur dan jangan tinggalkan Sholat”

(Ibu)

“Maka ingatlah kepada-Ku, Aku pun akan ingat kepadamu. Bersyukurlah


kepada-Ku, dan janganlah kamu ingkar kepada-Ku”

(Q.S. Al-Baqarah Ayat 153)

“Tetap berusaha, pantang menyerah, selalu ikhlas”

(Anang Rizky Apriyanto)

Anang Rizky Apriyanto

vii
MOTTO

“ hiduplah kamu dalam penuh keseimbangan antara dunia dan akhirat ”

(Bapak, Ibu)

Berlomba lombalah dalam kebaikan

(Q.S. Al Baqarah:148)

“ sebaik - baiknya pekerjaan, adalah pekerjaan yang segera dimulai ”

(Brian Setiawan)

“ Kesempatan bukanlah sebuah hal yang kebetulan. Kita harus menciptakannya


sendiri .”

(Brian Setiawan)

‘’ Balas dendam terbaik adalah menjadikan dirimu lebih baik.’’

(Ali bin Abi Thalib)


PERSEMBAHAN

Alhamdulillah, Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan
hidayahNya, sehingga penulis bisa menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini penulis
persembahkan untuk :

1. Kedua orang tua saya tercinta, Alm. Subiyatno dan Ibu Tri Hayi Isnani yang
senantiasa selalu memberikan do’a, kasih sayang, dorongan motivasi,
semangat dan dukungan secara moral maupun secara materiil.
2. Kakak saya tercinta Nugraheni Ulfa yang selalu memberikan do’a dan
dukungan secara moral maupun secara materiil.
3. Dosen pembimbing Tugas Akhir saya Bapak Prof. Dr. Ir. Antonius, MT., dan
Bapak Muhammad Rusli Ahyar, ST. M. Eng., yang telah membimbing kami
sepenuh hati untuk menyelesaikan Tugas Akhir ini.
4. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Teknik UNISSULA yang telah memberikan
ilmu pengetahuan yang sangat bermanfaat dan sangat berguna selama saya
menuntut ilmu di Fakultas Teknik UNISSULA.
5. Saudara Brian Setiawan rekan Tugas Akhir, teman seperjuangan, dan saudara
seiman.
6. Sahabat – sahabat saya Devina, Siti, Puput, Ardenia, Annisa, Aldo, Zhalilla,
Andea, Lung yang telah membantu dan memberikan saya dorongan motivasi
selama ini.
7. Seluruh warga kos retro Argo, Wahyu, Ragil, Fathur, Dicky, Addin, yang telah
memberikan saya waktu luang serta lokasi untuk menyusun tugas akhir dan
kenangan yang tak terlupakan.
8. Teman sedosen pembimbing saya Adi, Rizaldhy, Ashfa, Alvina, Citra yang
telah membantu dan memberikan semangat kepada saya.
9. Teman – teman Fakultas Teknik Program Studi Teknik Sipil 2017 terkhusus
Kelas A dan seluruh Mahasiswa Teknik UNISSULA.

Anang Rizky Apriyanto

30201700012

viii
PERSEMBAHAN

Alhamdulillah, Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan
hidayahNya, sehingga penulis bisa menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini penulis
persembahkan untuk :

1. Kedua orang tua saya tercinta, Bapak Umar Said dan Ibu Rhominah yang
senantiasa selalu memberikan do’a, kasih sayang, dorongan motivasi,
semangat dan dukungan secara moral maupun secara materiil.
2. Dosen pembimbing Tugas Akhir saya Bapak Prof. Dr. Ir. Antonius, MT., dan
Bapak Muhammad Ruli Ahyar, ST.,M.Eng., yang telah membimbing kami
sepenuh hati untuk menyelesaikan Tugas Akhir ini.
3. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Teknik UNISSULA yang telah memberikan
ilmu pengetahuan yang sangat bermanfaat dan sangat berguna selama saya
menuntut ilmu di Fakultas Teknik UNISSULA.
4. Saudara Mas Lintang sebagai orang yang mengajarkan dan membimbing
dalam permodelan struktur dengan aplikasi ETABS V.18
5. Saudara Anang Rizky Apriyanto rekan Tugas Akhir, teman seperjuangan, dan
saudara seiman.
6. Saudara Kos retro yaitu Ragil, Rizal, Jerapah, Fathur, Dicky, Nazali, Addin,
Goceng Sebagai teman yang membantu dan menyemangati saya.
7. Saudari Hutami Kusuma Wardhani yang telah membantu dan memberikan
semangat untuk membuat tugas akhir.
8. Teman sedosen pembimbing saya Ashfa, Adi, Rizaldhy, Anang, Alvina yang
telah membantu dan memberikan semangat kepada saya.
9. Teman – teman Fakultas Teknik Program Studi Teknik Sipil 2017 terkhusus
Kelas A dan seluruh Mahasiswa Teknik UNISSULA.

Brian Setiawan

30201700045
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.


Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan
hidayah – Nya sehingga laporan Tugas Akhir dengan judul “PERANCANGAN
GEDUNG 4 LANTAI MENGGUNAKAN STRUKTUR KOMPOSIT” tersebut
dapat teselesaikan dengan baik. Penyelesaian laporan ini dimaksudkan untuk
menyelesaikan Program Studi Strata 1 (S1) di Fakultas Teknik Program Studi
Teknik Sipil Universitas Islam Sultan Agung Semarang.
Penulis menyadari kelemahan serta keterbatasan yang ada sehingga dalam
menyelesaikan skripsi ini memperoleh bantuan dari berbagai pihak, dalam
kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
1. Bapak Ir. H. Rachmat Mudiyono, MT, Ph.D selaku Dekan Fakultas Teknik
Universitas Islam Sultan Agung Semarang.
2. Bapak Muhammad Ruli Ahyar, ST.,M.Eng selaku Ketua Progam Studi Teknik
Sipil Fakultas Teknik Universitas Islam Sultan Agung Semarang.
3. Bapak Prof. Dr. Ir. Antonius, MT selaku Dosen Pembimbing I Tugas Akhir,
yang memberikan bimbingan dengan penuh kesabaran, pemikiran, kritik, saran,
dan dorongan semangat.
4. Bapak Muhammad Rusli Ahyar, ST., M.Eng selaku Dosen Pembimbing II Tugas
Akhir, yang memberikan bimbingan dengan penuh kesabaran, pemikiran, kritik,
saran, dan dorongan semangat.
5. Semua pihak yang membantu dalam penyelesaian Tugas Akhir ini yang tidak
dapat kami sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih banyak kekurangan baik isi
maupun susunannya. Semoga tugas akhir ini dapat bermanfaat tidak hanya bagi
penulis juga bagi para pembaca.
Walaikumsalam Wr. Wb.

Semarang, 4 Agustus 2021


Anang Rizky Apiyanto
(3.02.017.00012)

Brian Setiawan
(3.02.017.00045)

ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ ii
USULAN PENELITIAN TUGAS AKHIR .......................................................... iii
BERITA ACARA ................................................................................................... iv
PERNYATAAN BEBAS PLAGIASI ................................................................... v
PERNYATAAN KEASLIAN ................................................................................ vi
MOTTO .................................................................................................................. vii
PERSEMBAHAN ................................................................................................... viii
KATA PENGANTAR ............................................................................................ ix
DAFTAR ISI ........................................................................................................... x
DAFTAR TABEL ................................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. xv
DAFTAR NOTASI ................................................................................................. xvii
ABSTRAK .............................................................................................................. xxi

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1


1.1. Latar Belakang ............................................................................................... 1
1.2. Maksud dan Tujuan Perencanaan ................................................................ 2
1.3. Batasan Masalah ............................................................................................. 2
1.4. Metodologi Perencanaan ................................................................................ 3
1.4.1. Tinjauan Pustaka .................................................................................... 3
1.4.2. Pengumpulan Data ................................................................................. 3
1.4.3. Permodelan 3D ....................................................................................... 3
1.4.4. Hasil Analisa Struktur dari ETABS ....................................................... 3
1.5. Sistematika Penulisan ...................................................................................... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................... 5


2.1. Umum ............................................................................................................... 5
2.2. Konsep Perencanaan ....................................................................................... 6
2.2.1 Struktur Baja Komposit ............................................................................ 6
2.2.2 Metode LFRD .......................................................................................... 7
2.3. Perencanaan Struktur .................................................................................... 7
2.3.1. Pelat Lantai Komposit ............................................................................. 7
2.3.2. Tangga ..................................................................................................... 8
2.3.3. Balok Induk ............................................................................................. 9
2.3.4. Balok Anak Komposit ............................................................................. 20
2.3.5. Atap ......................................................................................................... 22
2.3.6. Kolom ...................................................................................................... 23
2.4. Sambungan ..................................................................................................... 26
2.5. Konsep Pembebanan ....................................................................................... 27
2.5.1. Beban Gravitasi ...................................................................................... 28
2.5.2. Beban Angin (WL) ................................................................................. 29
2.5.3. Beban Gempa (EL) ................................................................................ 29

x
2.5.4. Pembebanan ........................................................................................... 39
2.6. Perencanaan Struktur Bawah ........................................................................ 40
2.6.1. Daya Dukung Ijin Tiang Group (Pall Group) ........................................ 40
2.6.2. Penentuan Jumlah Pondasi Kelompok .................................................... 40
2.6.3. Perencanaan Pile Cap ............................................................................. 42
2.6.4. Perencanaan Penulangan Pile Cap ......................................................... 42

BAB III METODOLOGI PENULISAN .............................................................. 44


3.1. Diagram Alur Perencanaan ............................................................................ 44
3.2. Pendahuluan .................................................................................................... 44
3.3. Langkah Umum Perencanaan Struktur ....................................................... 45
3.3.1. Pengumpulan Data .................................................................................. 45
3.3.2. Permodelan Struktur ............................................................................... 45
3.3.3. Perhitungan Pembebanan ........................................................................ 46
3.3.4. Mendimensi Struktur .............................................................................. 46
3.3.5. Perhitungan Analisa Struktur .................................................................. 46
3.4. Penyajian Laporan dan Format Penggambaran ......................................... 48

BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN ........................................................ 49


4.1. Tinjauan Umum .............................................................................................. 49
4.2. Permodelan Penampang Struktur ................................................................. 49
4.2.1. Dimensi Penampang Struktur ................................................................. 49
4.2.2. Permodelan Struktur ............................................................................... 51
4.2.3. Mutu Bahan Struktur ............................................................................... 52
4.3. Pembebanan Struktur .................................................................................... 53
4.3.1. Beban Mati .............................................................................................. 53
4.3.2. Beban Hidup ........................................................................................... 56
4.4. Analisa Desain Seismik ................................................................................... 57
4.4.1. Faktor Keutamaan Gempa dan Kategori Resiko ..................................... 57
4.4.2. Kelas Situs .............................................................................................. 58
4.4.3. Parameter Respon Spektral Ss dan S1 .................................................... 58
4.4.4. Parameter Percepatan Spektral Desain .................................................. 59
4.4.5. Respon Spektrum Gempa ...................................................................... 61
4.4.6. Kategori Desain Seismik ........................................................................ 62
4.4.7. Berat Seismik Efektif ............................................................................. 63
4.4.8. Analisa Waktu Getar dan Ragam Gerak Struktur .................................. 64
4.4.9. Kontrol Waktu Getar Alami Fundamental .............................................. 66
4.4.10. Kontrol Gaya Geser Dasar (Base Shear) .............................................. 68
4.4.11. Distribusi Gaya Gempa Statik Tiap Lantai .......................................... 69
4.4.12. Gaya Geser Statik Tiap Lantai ............................................................. 70
4.4.13. Pembebanan Gempa Statik Otomatis Etabs ......................................... 70
4.4.14. Pembebanan Dinamik Respon Spektra ................................................. 71
4.4.15. Relasi Gempa Statik - Dinamik ............................................................ 71
4.4.16. Beban Gempa Desain ............................................................................ 73
4.4.17. Gaya Gempa Lateral Desain ................................................................. 75

xi
4.4.18. Kontrol Desain ...................................................................................... 75
4.5. Hasil Analisa Struktur .................................................................................... 79
4.5.1. Momen ..................................................................................................... 79
4.5.2. Gaya Lintang ............................................................................................ 79
4.5.3. Gaya Normal ............................................................................................ 80
4.6. Perencanaan Struktur Sekunder ................................................................... 80
4.6.1. Pelat Lantai ............................................................................................. 80
4.6.2. Tangga ..................................................................................................... 83
4.6.3. Perencanaan Balok Anak ........................................................................ 130
4.6.4. Perencanaan Struktur Balok Lift ............................................................. 140
4.7. Perencanaan Struktur Primer ....................................................................... 144
4.7.1. Perencanaan Balok Induk Arah X ........................................................... 144
4.7.2. Perencanaan Balok Induk Arah Y ............................................................ 148
4.7.3. Perencanaan Kolom Komposit ................................................................ 152
4.8. Perencanaan Atap ........................................................................................... 160
4.8.1. Data Perencanaan Atap ........................................................................... 160
4.8.2. Perencanaan Gording .............................................................................. 160
4.8.3. Perencanaan Penggantung Gording ........................................................ 166
4.8.4. Perencanaan Ikatan Angin ...................................................................... 168
4.8.5. Perencanaan Kuda - Kuda ........................................................................ 170
4.9. Perencanaan Sambungan ............................................................................... 177
4.9.1. Sambungan Balok Induk – Balok Anak .................................................. 177
4.9.2. Sambungan Balok Induk – Balok Kolom ............................................... 179
4.9.3. Sambungan Kolom - Kolom ................................................................... 182
4.9.4. Sambungan Pada Kolom – Base Plate .................................................... 185
4.10. Perencanaan Pondasi .................................................................................... 188
4.10.1. Perencanaan Pondasi Tiang Pancang .................................................... 188
4.10.2. Perencanaan Pile Cap ............................................................................ 196
4.10.3. Perencanaan Penulangan Pile Cap ........................................................ 199
4.11. Stress Rasio .................................................................................................... 203
4.10.1. Rasio Stress Baja .................................................................................... 203
4.10.2. Rasio Stress Balok Komposit ................................................................. 203
4.10.3. Rasio Stress Kolom Komposit ............................................................... 204

BAB V PENUTUP ................................................................................................. 205


5.1. Kesimpulan ...................................................................................................... 205
5.2. Saran ................................................................................................................. 206

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

xii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Rasio Lebar Terhadap Tebal Elemen Tekan Komponen Struktur
yang Mengalami Aksi Tekan ............................................................ 14
Tabel 2.2 Rasio Lebar Terhadap Tebal Elemen Tekan Komponen Struktur
yang Mengalami Lentur .................................................................... 15
Tabel 2.3 Klasifikasi Situs................................................................................. 30
Tabel 2.4 Koefisien Situs, Fa............................................................................. 31
Tabel 2.5 Koefisien situs, Fv ............................................................................. 32
Tabel 2.6 Kategori Resiko Bangunan Gedung dan Non Gedung untuk
Beban Gempa .................................................................................... 33
Tabel 2.7 Faktor Keutamaan Gempa ................................................................. 36
Tabel 2.8 Kategori Desain Seismik Berdasarkan Parameter Respons
Percepatan pada Periode Pendek ....................................................... 36
Tabel 2.9 Kategori Desain Seismik Berdasarkan Parameter Respons
Percepatan pada Periode 1 detik ....................................................... 36
Tabel 2.10 Sistem Pemikul Gaya Seismik .......................................................... 37
Tabel 2.11 Koefesien Untuk Batas Atas pada Periode yang Dihitung ................ 38
Tabel 2.12 Simpangan Antar Tingkat Izin .......................................................... 39
Tabel 4.1 Penampang Balok .............................................................................. 49
Tabel 4.2 Penampang Kolom Komposit ........................................................... 50
Tabel 4.3 Penampang Kolom Baja H Beam ...................................................... 50
Tabel 4.4 Penampang Pelat Lantai .................................................................... 51
Tabel 4.5 Kategori Resiko Bangunan Gedung dan Non Gedung untuk
Beban Gempa .................................................................................... 57
Tabel 4.6 Faktor Keutamaan Gempa ................................................................. 57
Tabel 4.7 Koefisien Situs Fa ............................................................................. 59
Tabel 4.8 Koefisien Situs Fv ............................................................................. 60
Tabel 4.9 Respons Spektrum Desain ................................................................. 61
Tabel 4.10 Kategori Desain Seismik Berdasarkan Parameter Respons
Percepatan pada Periode Pendek Fa 0,2 detik ................................... 62
Tabel 4.11 Kategori Desain Seismik Berdasarkan Parameter Respons
Percepatan pada Periode Pendek Fa 1 detik ...................................... 62
Tabel 4.12 Faktor R, Cd dan Ωo .......................................................................... 63
Tabel 4.13 Masa Struktur dan Koordinat Titik Berat Struktur ............................ 64

xiii
Tabel 4.14 Modal Load Participation Ratios....................................................... 66
Tabel 4.15 Ragam Gerak dan Waktu Getar Alami Struktur ............................... 66
Tabel 4.16 Nilai Parameter Periode Pendekatan Ct dan χ ................................... 67
Tabel 4.17 Koefesien Untuk Batas Atas pada Periode yang Dihitung ................ 67
Tabel 4.18 Distribusi Gaya Gempa Statik Ekivalen Tiap Lantai ........................ 69
Tabel 4.19 Gaya Geser Statik Lantai ................................................................... 69
Tabel 4.20 Base Reactions Time Period Program Calculated ............................. 70
Tabel 4.21 Perbandingan Nilai Base Shear Statik ............................................... 70
Tabel 4.22 Gaya Geser Dinamik ......................................................................... 71
Tabel 4.23 Gaya Geser Dinamik – X Lantai ....................................................... 71
Tabel 4.24 Gaya Geser Dinamik – Y Lantai ....................................................... 72
Tabel 4.25 Gaya Geser Statik dan Dinamik Tiap Lantai..................................... 72
Tabel 4.26 Relasi Gaya Gempa Statik – Dinamik............................................... 72
Tabel 4.27 Gaya Geser Dinamik Terkoreksi ....................................................... 73
Tabel 4.28 Gaya Geser Desain Tiap Lantai......................................................... 73
Tabel 4.29 Gaya Gempa Desain .......................................................................... 75
Tabel 4.30 Simpangan Maksimum Lantai Akibat Gempa Arah EX ................... 76
Tabel 4.31 Simpangan Maksimum Lantai Akibat Gempa Arah EY ................... 76
Tabel 4.32 Simpangan Antar Tingkat Ijin X ....................................................... 76
Tabel 4.33 Simpangan Antar Tingkat Ijin Y ....................................................... 77
Tabel 4.34 Simpangan Antar Tingkat Izin .......................................................... 77
Tabel 4.35 P (Gravity) Komulatif ....................................................................... 78
Tabel 4.36 Cek Kesetabilan Akibat Gempa X .................................................... 78
Tabel 4.37 Cek Kesetabilan Akibat Gempa Y .................................................... 78
Tabel 4.38 Perencanaan Struktur Sekunder......................................................... 81
Tabel 4.39 Penulangan Bondex ........................................................................... 82
Tabel 4.40 Perencanaan Struktur Sekunder......................................................... 83
Tabel 4.41 Penulangan Bondex ........................................................................... 83
Tabel 4.42 Momen pada Gording......................................................................164
Tabel 4.43 Nilai N-NSPT ..................................................................................189
Tabel 4.44 Joint Reactions ................................................................................190

xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Gambaran Umum Struktur Komposit ........................................... 7
Gambar 2.2 Penampang Melintang Dek Baja Gelombang............................... 8
Gambar 2.3 Variasi dari Tegangan Lentur Akibat Penambahan Momen pada
Sumbu X....................................................................................... 10
Gambar 2.4 Perilaku Penampang Profil Baja Berdasarkan Jenis Pelakunya ... 13
Gambar 2.5 Lebar Efektif Penampang ............................................................. 21
Gambar 2.6 Aksi Komposit Balok Anak .......................................................... 22
Gambar 2.7 Koefisien Tekuk Portal Tak Bergoyang ....................................... 25
Gambar 2.8 Peta MCEg/PGA (Peak Ground Accleration) .............................. 30
Gambar 3.1 Diagram Alur Perencanaan Struktur Gedung Kantor Dengan
Baja Beton Komposit .................................................................... 44
Gambar 4.1 Permodelan Struktur 3D Tampak Depan Prespektif .................... 51
Gambar 4.2 Permodelan Struktur 3D Tampak Belakang Prespektif ................ 52
Gambar 4.3 Permodelan Struktur 3D Tampak Samping Prespektif ................. 52
Gambar 4.4 Peta Untuk Menentukan Periode Pendek 0,2 detik (Ss) ............... 58
Gambar 4.5 Peta untuk Menentukan Periode Pendek 1 Detik (S1) ................. 59
Gambar 4.6 Grafik Respons Spektrum ............................................................. 62
Gambar 4.7 Ragam Gerak Struktur Mode 1 ..................................................... 64
Gambar 4.8 Ragam Gerak Struktur Mode 2 ..................................................... 65
Gambar 4.9 Ragam Gerak Struktur Mode 3 ..................................................... 65
Gambar 4.10 Gempa Statik Arah X dan Y ......................................................... 70
Gambar 4.11 Gempa Dinamik Terkoreksi Arah X dan Y .................................. 73
Gambar 4.12 Perbandingan Gaya Geser Desain Gaya Statik dan Gaya
Dinamik Arah X ........................................................................... 74
Gambar 4.13 Perbandingan Gaya Geser Desain Gaya Statik dan Gaya
Dinamik Arah Y ........................................................................... 74
Gambar 4.14 Maximum Story Displacement Akibat Gempa EX ...................... 75
Gambar 4.15 Maximum Story Displacement Akibat Gempa EY ...................... 76
Gambar 4.16 Nilai Momen Pada Aplikasi ETABS V.18 ................................... 79
Gambar 4.17 Nilai Gaya Lintang Pada Aplikasi ETABS V.18.......................... 80
Gambar 4.18 Nilai Gaya Normal Pada Aplikasi ETABS V.18 .......................... 80
Gambar 4.19 Detail Pelat Lantai Bentang 3 m ................................................... 82
Gambar 4.20 Detail Pelat Lantai Bentang 2,125 m ............................................ 83

xv
Gambar 4.21 Detail Perencanaan Tangga .......................................................... 84
Gambar 4.22 Detail Perencanaan Pelat Anak Tangga ........................................ 85
Gambar 4.23 Sketsa Pembebanan Pelat Anak Tangga ....................................... 87
Gambar 4.24 Bagian - Bagian Tangga ............................................................... 91
Gambar 4.25 Pembebanan Struktur Tangga ....................................................... 97
Gambar 4.26 Detail Perencanaan Tangga ........................................................108
Gambar 4.27 Detail Perencanaan Pelat Anak Tangga ......................................108
Gambar 4.28 Sketsa Pembebanan Pelat Anak Tangga .....................................111
Gambar 4.29 Bagian Tangga ............................................................................114
Gambar 4.30 Pembebanan Struktur Tangga .....................................................120
Gambar 4.31 Denah Balok Anak ......................................................................131
Gambar 4.32 Aksi Komposit Balok Anak ........................................................136
Gambar 4.33 Spesifikasi Teknis Lift ................................................................140
Gambar 4.34 Denah Lift ...................................................................................140
Gambar 4.35 Gaya Dalam Momen Untuk Cek Lendutan ................................147
Gambar 4.36 Gaya Dalam Momen Untuk Cek Lendutan ................................151
Gambar 4.37 Penampang Kolom Komposit .....................................................152
Gambar 4.38 Tampak Kolom Arah X dan Arah Y...........................................154
Gambar 4.39 Nomogrom Kolom Tak Bergoyang Arah X ...............................156
Gambar 4.40 Nomogrom Kolom Tak Bergoyang Arah Y ...............................156
Gambar 4.41 Denah Rencana Gording .............................................................160
Gambar 4.42 Koefisien Angin ..........................................................................161
Gambar 4.43 Letak Penggantung Gording .......................................................166
Gambar 4.44 Ikatan Angin ...............................................................................168
Gambar 4.45 Tipe Sambungan Kuda – Kuda ...................................................174
Gambar 4.46 Sambungan Baut Balok Induk ke Balok Anak ...........................177
Gambar 4.47 Sambungan Baut Balok Induk ke Kolom ...................................179
Gambar 4.48 Sambungan Baut Kolom ke Kolom ............................................182
Gambar 4.49 Sambungan Baut Kolom ke Base Plate ......................................189
Gambar 4.50 Denah Pile Cap dan Potongan Melintang Pile Cap ....................202
Gambar 4.51 Tampak Depan Rasio Stress Baja ...............................................203
Gambar 4.52 Tampak Samping Rasio Stress Baja ...........................................203
Gambar 4.53 Tampak Samping Rasio Stress Balok Komposit ........................203
Gambar 4.54 Tampak Depan Rasio Stress Kolom Komposit ..........................204
Gambar 4.55 Tampak Samping Rasio Stress Kolom Komposit ......................204

xvi
DAFTAR LAMBANG DAN NOTASI

𝛽 = rasio sisi Panjang dan pendek kolom

λ = Rasio Lebar terhadap Tebal

λr, λp = Batas Rasio lebar terhadap Tebal λr (non langsing/langsing)

ρ min = Rasio tulangan minimum yang diijinkan dalam beton

ρ perlu = Rasio tulangan yang diperlukan dalam beton

ρb = Rasio tulangan beton bertulang pada kondisi balance

δe = Lendutan akibat beban yang terjadi (mm atau cm)

δijin = Harga lendutan yang diijinkan terjadi (mm atau cm)

Ab = Luas penampang baut (mm2 atau cm2)

Ac = Luas penampang beton (mm2 atau cm2)

Ar = Luas tulangan baja dalam beton (mm2 atau cm2)

As = Luas tulanangan baja (mm2 atau cm2)

Ap = Luas bidang geser Pons (mm2 atau cm2)

Asc = Luas tulangan geser beton bertulang (mm2 atau cm2)

Aw = luas badan = d.tw (in2 atau mm2)

B = Lebar penampang beton bertulang (mm atau cm)

beff = bentang efektif pelat beton (mm atau cm)

bp = Lebar bidang geser Pons (mm atau cm)

Bx = Lebar bidang geser Pons arah X (mm atau cm)

By = Lebar bidang geser Pons arah y (mm atau cm)

c = 1 (profil I simetris ganda) dan c = h0/2 √(Iy/Cw) (profil kanal)

xvii
Cb = 1,0 digunakan jika momen – momen ujung yang sama besar dan

berlawanan arah (momen beragam).

Cw = konstanta warping (in6 atau mm6), untuk profil I nilainya sebesar Cw

Iy*h02/4

Cv1 = koefisien kekuatan geser badan, di mana nilainya ditentukan oleh tipe

profilnya.

c1,c2,c3 = koefisien untuk perhitungan karakteristik material kolom

komposit

Db = Diameter baut (mm atau cm)

Ec = Modulus elastisitas penampang beton (MPa)

Em = Modulus elastisitas penampang baja beton komposit (MPa)

Es = Modulus elastisitas penampang baja(MPa)

Eff = Efisiensi kelompok tiang

fc’ = Mutu beton bertulang (MPa)

Fcr = tegangan kritis (ksi atau MPa)

Fy = kuat leleh minimum yang nilainya tergantung dari mutu baja (MPa)

Fp = Tegangan geser Pons (fp) diambil nilai terkecil (MPa)

Fu = Kuat Tarik ultimate baja (MPa)

G = perbandingan kekakuan rangka portal

GA = Perbandingan kekakuan rangka portal pada titik A

GB = Perbandingan kekakuan rangka portal pada titik B

ho = jarak antara titik berat elemen sayap penampang (in atau mm)

Itr = Momen inersia baja beton komposit (in4 atau mm4)

Ix = momen Inersia pada sumbu utama x (in4 atau mm4)

xviii
J = konstanta torsi (in4 atau mm4) dengan (J = 1/3 x (2tf3 x b + tw3 x h0))

MA = momen seperempat bentang (absolut) pada bagian yang tidak dikekang

(kip-in atau N-mm).

MB = momen tengah bentang (absolut) pada bagian yang tidak dikekang

(kip-in atau N-mm).

MC = momen tiga-perempat bentang (absolut) pada bagian yang tidak

dikekang (kip-in atau N-mm).

Mp = Momen lentur maskimum yang terjadi pada sendi plastis(MPa atau

Kn/m)

Mmaks = momen terbesar (absolut) terhadap bagian yang tidak dikekang (kip-in

atau N- mm).

n = Nilai koefisien transormasi beton terhadap baja (MPa)

R = Faktor reduksi gempa

rm = jari jari girasi komposit 0,3 x bf (mm)

ry = radius girasi balok terhadap sumbu y (mm)

Pall grup = Daya dukung kelompok tiang (kN/m)

Pmax = Beban maksimum setiap tiang pada kelompok tiang (kN/m)

Qn = Kuat geser nominal stud connector (kN atau Kg)

Qult = Daya dukung ultimate fondasi (kN/m)

Qall = Daya dukung allowable fondasi (Qall) (kN/m)

S = Jarak antar penghubung geser atau tulangan pada pelat beton (mm

atau cm)

S1 = Parameter percepatan respon spectra gempa periode 1 detik yang ditinjau

pada peta

xix
SD1 = Parameter percepatan respon spectra gempa periode 1 detik dengan

redaman 5 persen

SDs = Parameter percepatan respon spectra gempa periode pendek dengan

redaman 5 persen

SM1 = Parameter percepatan respon spectra gempa periode 1 detik yang sudah

disesuaikan dengan pengaruh kelas situs

SMs = Parameter percepatan respon spectra pada periode pendek yang

sudah disesuaikan dengan pengaruh kelas situs

Ss = Parameter percepatan respon spectra gempa periode pendek yang

ditinjau pada peta

Sx = modulus penampang elastis terhadap sumbu x (in3 atau mm3)

Sy = modulus penampang elastis terhadap sumbu y (in3 atau mm3)

T = Periode fundamental bangunan

Tc = Gaya tarik (tensile) yang bekerja pada slab beton (kN atau Kg)

tw = Tebal pelat badan (mm)

tf = Tebal plat sayap (mm)

V = Nilai gaya geser dasar hasil akumulasi pembebanan gempa pada

bangunan (kN atau Kg)

Vh = Tegangan geser horizontal (kN atau Kg)

Wi = Berat lantai bangunan (kN/m atau Kg/m)

Wc = Berat beton (kN/m atau Kg/m)

Yna = Jarak sumbu netral terhadap penampang baja beton komposit (mm atau

cm)

Zx = Modulus penampang plastis terhadap sumbu x (cm 3)

Zy = Modulus penampang plastis terhadap sumbu y (cm3)

xx
PERANCANGAN GEDUNG 4 LANTAI MENGGUNAKAN STRUKTUR
KOMPOSIT

Nama Mahasiswa : Anang Rizky Apriyanto


NIM : 30201700019
Nama Mahasiswa : Brian Setiawan
NIM : 30201700045
Program Studi : Teknik Sipil
Dosen Pembimbing : 1. Prof. Dr. Ir. Antonius, MT
2. Muhammad Rusli Ahyar, ST., M.Eng

ABSTRAK

Bangunan gedung yang ada di Indonesia pada umumnya menggunakan


struktur beton bertulang. Hal tersebut dikarenakan struktur beton bertulang lebih
mudah dikerjakan dan tidak memerlukan tenaga ahli khusus. Dengan berat sendiri
yang besar maka beban gempa yang harus ditahan bangunan tersebut semakin besar
pula. Oleh karena itu, perlu adanya variasi dalam perencanaan struktur gedung,
salah satunya adalah struktur komposit. Gedung Pabrik Ringan 4 Lantai di
rencanakan dengan menggunakan sistem rangka baja beton komposit pemikul
momen khusus.

Analisa struktur dan penentuan dimensi struktur menggunakan software


ETABS V.18. Metode yang digunakan Load Resistance Factor Design (LRFD)
untuk faktor beban dan faktor resistensi. Peraturan yang dipakai SNI 1727 – 2020,
SNI 1729 – 2020, SNI 1726 – 2019, SNI 2847 – 2019, SNI 8640 – 2017.

Jika ditinjau dari dimensi struktur pada bangunan gedung ini maka
perencanaan yang dihasilkan mengunakan WF 300.200.8.12 pada balok anak, WF
588.300.11.18 pada balok induk, WF 500.300.12.20 pada balok atap, WF
300.300.10.15 pada kolom dengan selimut beton 500.500, dan U 150.75 pada
gording.

kata kunci : komposit, LRFD, SNI 1727 – 2020, SNI 1729 – 2020, SNI 1726 –
2019, SNI 2847 – 2019, SNI 8640 – 2017.

xxi
PERANCANGAN GEDUNG 4 LANTAI MENGGUNAKAN STRUKTUR
KOMPOSIT

Nama Mahasiswa : Anang Rizky Apriyanto


NIM : 30201700019
Nama Mahasiswa : Brian Setiawan
NIM : 30201700045
Program Studi : Teknik Sipil
DosenPembimbing : 1. Prof. Dr. Ir. Antonius, MT
2. Muhammad Rusli Ahyar, ST., M.Eng

ABSTRACT

Indonesian buildings are commonly constructed by applying reinforced


concrete structure. The reason why reinforced concrete structure is widely used is
because it is easier to construct and it doesn’t necessary need an expert. The
greater its weight will be, the greater seismic loading it will carry. Therefore,
variation in building structure design is highly needed, such as composite
structures. Four-storey lightweight factory building is designed by using steel
reinforced concrete composite special moment resisting frame.

The ETABS V.18 is used for the analysis structure and choose structural
dimension, while the method applied is Load Resistance Factor Design (LRFD)
for load factor and resistance factor. The regulations are stated SNI 1727 – 2020,
SNI 1729 – 2020, SNI 1726 – 2019, SNI 2847 – 2019, SNI 8640 – 2017.

Observing from the structural dimensions of this building, it can be


obtained such designs; WF 300.200.8.12 for the secondary beam, WF
588.300.11.18 for the primary beam, WF 500.300.12.20 for the roof beam, WF
300.300.10.15 for the concrete column with concrete cover 500.500, and U
150.75 for the purlin.

keywords : composite, LRFD, SNI 1727 – 2020, SNI 1729 – 2020, SNI 1726 –
2019, SNI 2847 – 2019, SNI 8640 – 2017.

xxii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Bangunanigedung yang ada diiIndonesia pada umumnya dibangun dengan
struktur betonibertulang. Kondisi ini disebabkan karena beton bertulang dalam proses
konstruksi mudah dikerjakan dan tidak diperlukan tenaga ahli..
Akan tetapi konstruksi dengan struktur betonibertulang dihasilkan bebanimati
yangibesar, maka bangunan akan tidak efektifikarena harus menahan beban struktur
yangibesar. Apabila beratisendiriibesar maka bebanigempa yang dihasilkan dan harus
dipikul struktur menjadi bertambah besar. Sehingga, dilakukan variasi dalam
perancangan struktur gedung, salah satunya pada bangunan pabrik ringan yang akan
kami rencanakan. Perancangan yang akan dilakukan menggunakan struktur
komposit.
Bahan konstruksi baja dan beton telah digunakan untuk material pokok dalam
pembangunan gedung, dengan perbedaan dua material ini makan akan berpengaruh
pada karakter bangunan gedung. Materialibaja memiliki rasioikuatiberbandingiberat
volume yang tinggi, maka diperoleh massa konstruksi yang lebih ringan. Bahan baja
memiliki sifat kekuatanitinggi, lebih kaku dan sangatidaktail.
Penggunaan bahan baja diperlukan detail perancangan sambungan yang baik
serta rumit agar tidak terjadi kegagalan struktur terutama pada sambungan. Bahan
konstruksi beton berbeda dari kekakuan, kekuatan atau daktilitasnya lebih rendah
bila dibandingkan baja. Beton memiliki rasio kuat berbanding berat volume yang
rendah, maka dihasilkan massa struktur yang berat.
Beton memiliki kemampuan yang lebih baik dalam bertahan terhadap pengaruh
lingkungan luar meliputi tidak mudah berkarat, tahan pada suhu tinggi, dan sangat
mudah diaplikasikan pada lapangan karena mengikuti bekesting dalam proses
pengecoran. Hal tersebut berpengaruh pada konstruksi beton yang lebih menerus satu
sama dengan yang lain. Karakter yang berbeda pada ke dua buah material memiliki
fungsi yang saling melengkapi dengan keunggulanya masing – masing untuk
memikul beban konstruksi sehingga diperoleh hasil yang lebih kuat dan efisien.

1
Dalam tugas akhir ini, Perencanaan struktur bangunan pabrik ringan lantai
empat, menggunakan material komposit pada balok dan kolom. Balok dan kolom
yang dipakai merupakan baja profil IWF dan H Beam. Konsep perencanaan
menggunakan metode LRFD. pada kolom struktur, menggunakan struktur komposit
dengan inti baja struktural yang diselimuti beton bertulang. dan pada balok struktur
mengunakan struktur komposit dimana profil baja IWF berdasarkan Tabel Profil
Konstruksi Bajaiagariterjadiiaksiikomposit pada baja dan beton, maka di gunakan
penghubungigeser pada permukaan sisi sayap profil baja IWF dan pada permukaan
bondek dan beton bertulang.
1.2. Maksud dan Tujuan Perencanaan
Maksud dari dilakukannya perancanaan ulang adalah untuk memberikan
variasi dalam perencanaan struktur gedung. Adapun tujuan dari Perancangan Gedung
4 Lantai Menggunakan Struktur Komposit adalah sebagai berikut :
1. Mengatahui perancangan gedung menggunakan struktur komposit antara
lain pelat lantai, balok, dan kolom.
2. Mengetahui perancangan sambungan tiap bagian antara lain balok anak –
balok induk, balok induk – kolom, kolom – kolom.
3. Menganalisis dan memperhitungkan dimensi seta tulangan pada struktur
Gedung 4 Lantai dengan strukturikomposit
1.3. Batasan Masalah
Untuk meringkas dan memperjelas permasalahan, maka perluiadanya
batasanimasalah. Batasani-ibatasanimasalah pada analisis iniiadalahisebagai berikut:
1. Perancangan struktur gedung antara lain pelat komposit, balok komposit,
kolom komposit, dan pondasi
2. Perancangan tidak meliputi instalasi plumbing, elektrikal dan mekanikal.
3. Tidak dilakukan peninjauan pada analisis biaya, metode pelaksanaan,
manajemen konstruksi, dan arsitektur.
4. Program yang digunakan untuk memodelkan struktur komposit adalah
ETABS V.18
5. Peraturan untuk pembebanan bangunan gedung adalah SNI 1727 tahun
2020 tentang beban minimum untuk perancangan bangunan gedung dan
struktur lain.

2
6. Persyaratan betoniuntukibangunanigedung adalah SNI 2847 tahun 2019
tentang persyaratanibetonistruktural untuk bangunan gedung.
7. Persyaratan baja untukibangunanigedung adalah SNI 1729 tahun 2020
tentang persyaratanibetonistruktural untuk bangunanigedung.
8. Persyaratan gempa untuk bangunan gedung adalah SNI 1726 tahun 2019
tentangitataicaraiperencanaaniketahananigempa untuk strukturibangunan
gedung dan nonigedung.
1.4. Metodologi Perencanaan
Metodologi perancangan yang penulis gunakan untuk mengumpulkan data
penulisan naskah tugas akhir ini sebagai berikut :

1.4.1. Tinjauan Pustaka


Langkah ini mencakup pengumpulan dan penelaahan bahan literatur terkait,
baik yang tersedia dalam negeri terutama yang ada di luar negeri. Bahan
dikumpulkan dan kemudian dipelajari dan dirangkum sebagai bahan
tersusun.
1.4.2. Pengumpulan Data
Pengumpulan informasi dan data tentang bangunan meliputi data primer
maupun data sekunder. Data yang digunakan untuk memodelkan struktur
adan dianalisis menggunakan program ETABS V.18
1.4.3. Pemodelan 3D
Dalam memodelkan struktur dengan model 3D dibuat sesuai dengan
informasi dan data dari bangunan tersebut.
1.4.4. Hasil Analisa Struktur
Hasil analisa struktur dari program ETABS V.18 dapat digunakan untuk
merencanakan dimensi dan tulangan struktur atas dan struktur bawah.
1.5. Sistematika Penulisan
Demi memudahkan pembahasan, maka dibuat susunan penulisan yang
berisi 5 bab, setiap bab tersebut berisi inti dari pembahasan yang akan dilakukan
antara lain sebagai berikut.

3
BAB I PENDAHULUAN

Bab ini menjelaskan tentang latar belakang, tujuan dan maksud yang
inginidiperolehidalam penulisanitugasiakhir ini, batasan masalah,
metodologi Perancangan Gedung 4 Lantai Menggunakan Struktur
Komposit.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini menjelakan teori dari literatur yang dianggap membantu


dalam proses pengerjaan tugas akhir serta sebagai landasan teori
untuk analisis selanjutnya.

BAB III METODELOGI PENELITIAN

Bab ini menguraikan tentang deskripsi bangunan yang akan


dianalisa, data - data proyek, serta tahapan untuk menganalisis
struktur.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini menjelaskan mengenai permodelan, analisis struktur gedung,


dan Perencanan dimensi serta tulangan struktur dengan bantuan
program ETABS sebagai aplikasi untuk mengitung analisis
strukturnya.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini mencangkup kesimpulan yang didapat dari hasil pembahasan


bab – bab sebelumnya serta saran yang akan diperlukan berkaitan
dengan hasil kesimpulan dari Perancangan Gedung 4 Lantai
Menggunakan Struktur Komposit.

4
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Umum
Dalam perancanganistruktur bias dibilang adalah hasil campuranidari ilmu
seni dan juga ilmu pengetahuaniyang dapat dikolaborasikan dengan instingiseorang
pakar struktur terhadap dalam merancang struktur dengan didasari ilmu
pengetahuan dalam mekanika bahan, statika, dinamika, dan ianalisaistruktur, iyang
nantinya akan berguna untuk mengasilkan suatu rancangan istruktur yang ekonomis
,aman dan tahan lama. Konsep dalam perancanaan struktur adalah bagaimana cara
memilih sususan dan dimensi dariielemenistrukturisehinggaibebaniyang
nantinyaibekerja bisa ditahan dengan aman dan jika ada perpindahan yang nantinya
terjadi, masih dalam batasan – batasan yang telah ditentukan. (Setiawan, i2008).
Untuk perencanaan struktur adaibeberapaihal yang terpenting yang harus
dicermati terlenih dahulu yaitu, dalam hal pemilihan material yang nantinya akan
dipakai. Material yang umumnya dikenal dalam dunia struktur iadalahibaja, ibeton
danikayu.Bagiimaterialibajaisendiri,telahidigunakanisejakilamaidikarenakanikeungg
ulannya dalam kekuatan, ketahanan terhadap tarik, dan daktilitas yang tinggi
disbanding material yang lain. tetapi dibalik keunggulanya material baja memiliki
beberapa kelemahan, yaitu pada segi pemeliharaanya, dimana konstruksi dengan
struktur baja yang terpapar langsung dengan udara maupun air, harus dilakukannya
upaya pengecetan secara berkala untuk mengurangi terjadinya korosi. Dan juga
untuk material baja sendiri harus melakukan upaya yang lebih dalam penanganan
bahaya kebakaran, dikarenakanimaterialibaja bisaimengalamiipenurunanikekuatan
yang sangat banyak diakibatkan adanyaiperubahan suhu yang tinggi. Materialibaja
pun tidakisekuatimaterialibeton jika harus dibandingkan dengan kuat untuk
menahan gaya tekan dan juga material baja memiliki kelemahan dalam menahan
tekuk yang mana adalah fungsiidari kelangsinganisuatu penampang. iSedangkan
pada material beton bisa dikatakan bahwa material ini sangat kuat dalam menahan
kuat tekan namun tidak pada upaya untuk menahan gaya itarik (Setiawan, 2008).
Dikarenakan kelebihanidan kekuranganipadaitiap-tiap material yang ada
diatas, yakni pada materialibaja danimaterialibeton, sehinggaiterciptalahisebuah

5
gagasan ibaru, yakniistrukturikomposit antaraibaja danibeton yang nantinya akan
bersama-sama bekerja dalam menahan kuat tekan dan kuat tarik yang akan bekerja.
Komponenistrukturikompositiiniidapatimenahanibebanisekitari33%isampaii50%ileb
ihibesar dibandingkan dengan struktur dengan material baja saja, maupun beton saja
(Setiawan, 2008).
2.2. Konsep Perencanaan
2.2.1. Struktur Baja Komposit
Gabungan kerja sama antara dua material maupun lebih dan dengan sifat
yang tidak sama dan dapat menghasilkan kesatuan yang menghasilkan hasil yang
baik, disebut dengan struktur komposit. Dalam merencanakan struktur komposit
antara material baja dan beton diasumiskan bahwa aksi pada material baja dan beton
akan menahan gaya yang ada dengan bersama-sama dan harapannya bisa
menghasilkan dimensi penampang pada strukrur yang lebih kecil dan juga
ekonomis (Pujianto, 2011).
Perhitungn desain struktur komposit akan menjadi sedikit susah
dibandingkan struktur bukan komposit, dikarenakan sifat nya yang harus
imelibatkani duaimacamimaterialiyangiberbeda. Tetapi dibalikiperhitungan yang
sedikit rumit ini, akan menghasilkan keuntungan yang besar, antara lain :
a. mampu mengurangi beratiprofilibajaiyangidipakai.
b. mutu baja pada profilibajaiyangiakanidipakaiibisaidikurangi.
c. menaikan nilaiikekakuan antarilantai.
d. bisa menaikan nilai dari panjang bentang layan.
Untuk contoh umumnya pada struktur komposit dapat menghasilkan tipe
balok maupun kolom yang bermacam – macam , antara lain :
a. Kolom dengan inti baja diselimuti beton.
b. Kolom dengan inti beton diselimuti baja (persegi/persegi panjang)
c. Kolom dengan inti beton diselimuti baja (lingkaran)
d. Balok dengan inti baja diselimuti beton.
e. Balok baja yang dihubungkan dengan dek dengan bantuan penghubung
geser.

6
Gambar 2.1 Gambaran Umum Struktur Komposit
(Sumber : Alfirdaus, Putra Ade.,dkk. Evaluasi Teknis Penggunaan Kolom
Komposit Baja Beton Pada Bangunan Bertingkat Banyak, 2019)

2.2.2. Metode LRFD (Load And Resistance Factor Design)


Dalam merencanakanistrukturikomposit yang ditujukan padaibalokibaja,
pelat dek baja dan kolom komposit, dapat diperhitungkan dengan imetode LRFD
(Load and Resistance Factor Design) dimana pada metode ini akan
memperhitungkan dengan rinci tentang keadaan batas, banyaknya ragam faktor
beban, dan factor resistensi yang dibutuhkan dalam mengurangi presentasi adanya
kelebihan beban. Perencanaan untuk gedung struktur komposit ini menggunakan
peraturan pembebnan Indonesia untuk gedung 1983, kemudian untuk beban gempa
dihitung berdasarkan dengan peraturan yang ada dalamiperencanaaniketahanan
gempaiuntukistrukturibangunanigedungidaninonigedung yang tertuang dalam SNI
1762-2019. Untuk memperhitungkan struktur komposit antara material baja-beton
didasarkan pada spesfikasi untuk perencanaan bangunanistrukturibajaidengan
metodeiLRFD yang tertuang dalam SNI 03 1729-2020. Pada perhitngan analisis
struktur untuk mencariigayaidalam, berupa besarnyaimomen, igayaigeser, idan juga
gayainormalipadaistruktur yang dimodelkan dilakukan permodelan menggunakan
aplikasi ETABS V.18 sedangkan untuk menganalisis kelayakan dari dimensi
struktur komposit yang didasari oleh SNI yang digunakan dilakukan secara
manual.
2.3. Perencanaan Struktur
2.3.1. Pelat Lantai Komposit
Pada awal perkembangannya untuk struktur ikompositidimulaiidengan
adanya pemilihan dek baja gelombang sebagai bekisting pada saat proses

7
pencetakanipelatibeton, danijuga difungsikanisebagaiitulanganipositif padaipelat
beton. Untuk persyaratan padaipelatilantaiimenggunakanidekibajaigelombangidan
penghubung gesernyaiyang bekerja sama menjadiistrukturikomposit, idiaturidalam
SNI 03 1729 – 2020, yang mana syaratnya antara lain adalah :
1. Tinggiidariirusukinominalitidak diperbolehkan lebihitinggi dari 75 mm. dan
lebarirata-ratanya tidak bolehikurangidarii50 mm, tetapiitidakidiperbolehkan
menggunakaniperhitungan dariilebar bersihiminumidiidekatibagianipaling
atasidariidekibaja.
2. Pada penyambunganipelatibeton dan balok bajaidenganimenggunkaniangkur
steel heads dan dilas dengan ketebalan 19immiatauikurangidalamidiameter
(AWS D1.1/D1.1m). kemudianiangkuriharus dilas pada dek maupun pada
balok baj. Dan angkur yang telah dipasang harus dilakukan upaya
memanjangkan dengan sayarat kurangidarii13mmidariiselimutibetoniyang
telah ditentukan ketebalannya.
3. Tebal pelat beton yang akan direncanakan tidakibolehikurangidarii50imm
diatas pelatidekibaja.
4. Dek baja yang akan disambungkan dengan balok baja harus diberi angkur
atau penghubung geser dengan jarak antar angkur tidak boleh melebihi dari
460 mm. Kombinasi antaraiangkuristeel headedistudidanilasiarcispot, iatau
perangkatilainnya dapat disesuaikan dengan yangitelahidisyaratkanioleh
dokumenikontrak.

Gambar 2.2 Penampang Melintang Dek Baja Gelombang


(Sumber : Produk Super Floor Deck)
2.3.2. Tangga
Struktur skunder yang direncanakan meliputi kontruksi tangga, dan
material yang digunakan adalah material baja, dengan balok dan pelat tipis yang
mana akan menjadi faktor penentu besaran igaya-gayaidanireaksiiyanginantinya

8
akaniterjadiipadaikontruksiitangga ini. Asumsiiperletakanipada tanggaiantara lain
adalah sendi-rol, jepit-jepit, jepit sendi, dan jepit-jepit. Adanya perbedaan dari
asumsi yang ada akan mempengaruhi dari dimensi dan cara penulangan pada
keseluruhan struktur gedung. Ketentuan yang ada pada perencanaan tangga antara
lain :
1. Ketentuan dalam merencanakan injakan anakitanggaidanikemiringan
padaitanggaiyangimemenuhiisyaratiadalah :
60 cm ≤ 2t + i ≤ 62 cm dengan besar sudut
250 ≤ 𝛼 ≤ 400
Dimana :
t = tinggi injakan anak tangga ( cm )
i = lebar injakan anak tangga ( cm )
𝛼 = kemiringan tangga (0)
2. Kemiringan pada anak tangga (𝛼)
𝛼 = arc tg ( t/i )
3. Jumlah injakan anak tangga( n )
𝑛 = (perbedaan tinggi elevasi/t)
2.3.3. Balok Induk
Untuk perhitungan struktur baja, salah satu hal penting yang harus
diperhatikan dalam perancangannya adalah elemen lentur atau yang bisa disebut
sebagai elemen balok. Elemen ini berfungsi untuk menahan gaya dalam akibat
beban luar berupa momen lentur secara dominan. Pada struktur baja, profil WF
biasanya yang dipilih dalam perencanaan balok dikarenakan nilai ekonomis yang
bisa dianggap cukup tinggi daripada jenis profil baja yang lain. Selain itu, tipe kanal
juga sering dipakai untuk struktur yang ringan. Akan tetapi, jenis kanal memiliki
ketahanan terhadap beban lateral yang kecil sehingga perlu diberikan pengaku
(bracing).

1. Konsep Perencanaan Elemen Lentur (Balok)


Konsep perencanaan dari elemen lentur mengacu pada metode LRFD sesuai
dengan SNI 1729:2020, di mana :

Mu ≤ ɸbMn .................................................................................................................................... .. ............(2.1)

9
Mu adalah gaya dalam ultima (momen) yang berasal dari analisis akibata
adanya beban luar dengan beban terfaktor, sedangkan ɸbMn merupakan
kekuatan lentur desain (kapasitas penampang). Berdasarkan SNI 1729 - 2020,
kekuatan lentur desain (ɸbMn) dan kekuatan lentur izin (Mn/Ωb) dengan
dihitung menggunakan koefisien ɸb = 0,90 dan Ωb = 1,67.

2. Tahapan Pembebanan

Variasi tegangan lentur akibat adanya penambahan pembebanan dari


penampang balok di bawah baban lentur dapat disimulasikan menggunakan
Gambar 2.3.

.Gambar 2.3 Variasi dari Tegangan Lentur Akibat Penambahan


Momen pada Sumbu X.
(Sumber: Arifi, Eva dkk. Perencanaan Struktur Baja,2021.)

Berdasarkan Gambar 2.3 dapat diketahui bahwa tahapan pembebanan dan


kondisi penampang pada gambar (a) – (b) merupakan beban yang
menyebabkan penampang dala keadaan elastis, di mana regangan lenturnya
akan bervariasi secara linear dari garis netral sampai dengan serat terluar pada
balok. Berdasarkan gambar tersebut diketahui penentuan nilai tegangan,
regangan, dan momen pada tiap level pembebanan sebagai berikut :

(a) ε < εy, σ < σy, M < My ..................................................................... (2.2)

(b) ε = εy, σ = σy, M = My ..................................................................... (2.3)

10
(c) ε > εy, σ = σy, My < M < Mp ............................................................ (2.4)

(d) ε = {d} ............................................................................................. (2.4)

(e) ε > εy, M = Mp ................................................................................ (2.5)

Kemudian, akibat adanya penambahan beban maka penampang akan


berubah menjadi kondisi inelastic di mana terjadi leleh pada penampang balok.
Sedangkan kondisi yang di mana penampang secara keseluruhan mengalami
plastis [d] terjadi pada tahapan akhir. Pada kondisi tersebut akan membentuk
sendi plastis karena tidak ada momen tambahan yang dapat ditahan oleh
penampang balok, dan penambahan beban meskipun sedikit akan
menimbulkan rotasi yang besar. Momen nominal pada tahap tersebut
dinamakan momen plastis Mp, dengan besaran seperti di bawah ini (Z
merupakan modulus plastis):

Mp = Fy ꭍA y. dA = Fy.Z ............................................................................ (2.6)

3. Tegangan Lentur

Tegangan lentur adalah tegangan yang diakibatkan oleh adanya momen lentur.
𝑀.𝑦
a. fb = ............................................................................................ (2.7)
𝐼𝑥

digunakan pada kondisi elastis yang tegangan lenturnya terjadi pada


sembarang titik di ketinggian y terhadap garis netral.
𝑀.𝑐 𝑀 𝑀
b. fmax = = 𝐼𝑥 = 𝑆𝑥 .......................................................................... (2.8)
𝐼𝑥
𝑐

digunakan untuk tegangan lentur maksimum yang terletak di serat terluar


dengan nilai y = c.

Di mana:

M = nilai momen lentur yang terjadi pada penampang


y = nilai dari jarak netral ke serat yang ditinjau secara tegak lurus
c = nilai dari jarak garis netral terhadap serat terluar penampang secara
tegak lurus
Ix = momen Inersia pada sumbu utama x (in4 atau mm4)

11
Dengan Sx adalah modulus penampang elastis pada sumbu x (in 3 atau mm3), di
mana nilai maksimum tegangan lentur tidak boleh melebihi tegangan lelehnya
(fmax = fy). Sehingga My = fy Sx. Perbandingan antara modulus plastis dengan
modulus elastis disebut dengan shape factor (SF), dengan nilai SF adalah SF
= Z/S.

4. Tekuk Lokal (Local Buckling) dan Tekuk Lateral (Lateral Buckling)

Baja memiliki mutu bahan yang tinggi dibandingkan dengan beton sehingga
dalam perencanaan dimensi akan dihasilkan struktur yang langsing.
Kelenagsingan tersebut dapat dihitung berdasarkan adanya perbandingan
antara lebar terhadap tebal suatu penampang. Oleh karena itu, kemungkinan
terjadinya local buckling pada elemen yang mengalami tegangan tekan akan
lebir besar. Terjadinya tekuk tentu akan mengurangi kapasitas dari struktur
dalam hal menahan beban sehingga harus adanya perhitungan khusus dalam
analisis secara mendetail. Tekuk lateral adalah deformasi yang terjadi pada
arah lateral atau samping yang keluar bidang pembebanan pada elemen yang
dibebani momen lentur pada arah sumbu kuat penampangnya.

Berdasarkan SNI 1729 - 2020, ada tiga parameter batasan yang harus
dilakukannya analisis sehingga dapat mengetahui terjadi atau tidaknya tekuk
torsi lateral tersebut. Ketiga batasan tersebut adalah sebagai berikut:

a. Jika Lb ≤ Lp, maka tidak terjadi tekuk lateral.

b. Jika Lp < Lb ≤ Lr dan Lb > Lr, maka akan terjadi tekuk lateral yang akan
berpengaruh pada perhitungan momen nominal penampangnya seperti
yang tertera pada bab F SNI 1729 - 2020.

Faktorimodifikasiidariitekukitorsiilateral dengan nilai momen tidak seragam


ketikaikeduaisisi dikekang Cb adalah sebagai berikut:
12,5 𝑀𝑚𝑎𝑘𝑠
Cb = 2,5 𝑀𝑚𝑎𝑘𝑠+3 𝑀𝐴+4 𝑀𝐵+3 𝑀𝐶 .................................................................. (2.9)

Di mana:

Cb = 1,0 digunakan jikaimomen–momeniujungiyangisamaibesar dan

berlawanan arah (momen beragam).

12
Mmaks = momen terbesar (absolut) terhadap bagian yang tidak dikekang

(kip-in atau N-mm).

MA = momen seperempat bentang (absolut) pada bagian yang tidak

dikekang (kip-in atau N-mm).

MB = momen tengah bentang (absolut) pada bagian yang tidak

dikekang (kip-in atau N-mm).

MC = momenitiga-perempat bentang (absolut) pada bagian yang tidak

dikekang (kip-in atau N-mm).

5. Klasifikasi Profil Baja

Sebelum melakukan perencanaan struktur baja khususnya elemen lentur, maka


perlu adanya mengetahui dahulu klasifikasi elemen - elemen penyusun profil
karena akan dipakai sebagai dasar dalam perhitungan kuat lentur nominal (Mn).
Penentuan klasifikasinya mengacu pada rasio lebar terhadap ketebalan
elemennya (b/t atau λ). Berdasarkan pada SNI 1729 - 2020 yang mengacu pada
AISC 2016 terdapat tiga klasifikasi profil untuk batang lentur pada Tabel 2.1,
yaitu penampang kompak, nonkompak dan langsing. Perilaku pada setiap
klasifikasi bisa idilihatipadaigambariberikut.

Gambar 2.4 Perilaku Penampang Profil Baja Berdasarkan


Jenis Pelakunya.
(Sumber: Arifi, Eva dkk. Perencanaan Struktur Baja,2021.)

13
a. Penampang Kompak

Diklasifikasikan sebagai penampang kompak apabila semua bagian


sayap dan badan menyatu dan pada elemen tekan memiliki batasan λ ≤
λp.

b. Penampang Nonkompak

Diklasifikasikan sebagai penampang nonkompak apabila salah satu atau


semua elemen bagian elemen tekan mempunyai batasan rasio λp < λ ≤ λr.

c. Langsing

Diklasifikasikan sebagai penampang langsing apabila semua bagian


elemen tekan mempunyai rasio λ ≥ λr .

Tabel 2.1 Rasio Lebar Terhadap Tebal Elemen Tekan Komponen Struktur
yang Mengalami Aksi Tekan
Kasus Deskripsi Rasio Batas Rasio
lebar terhadap
Elemen Lebar
Tebal λr (non
terhadap langsing/langsi
ng)
Tebal

Elemen 1 Sayap profil I gilas panas, b/t 𝐸


0,56√
𝑓𝑦
pelat yang diproyeksikan dari
Tidak
profil I gilas panas,kaki berdiri
Diperkaku
bebas dari sepasang siku
disambung dengan kontak
menerus, sayap kanal dan
sayap T

2 Sayap profil I tersusun dan b/t 𝐾𝑐 𝐸


0,64√
𝑓𝑦
pelat atau kaki siku yang
diproyeksikan dari profil I
tersusun

3 Kaki siku tunggal, kaki siku b/t 𝐸


0,45√
𝑓𝑦
ganda dengan pemisah, dan
semua elemen tidak diperkaku
lainnya

14
4 Badan T d/t 𝐸
0,75√
𝑓𝑦

Elemen 5 Badan profil I simetris ganda h/tw


𝐸
Diperkaku dan penampang profil I 1,49√
𝑓𝑦
tersusun dan kanal

6 Dinding PSR persegi panjang b/t


𝐸
1,40√
𝑓𝑦

7 Pelat penutup sayap dan pelat b/t


𝐸
diafragma antara baris – baris 1,40√
𝑓𝑦
pengencang atau las

8 Semua elemen diperkaku b/t


𝐸
lainnya 1,49√
𝑓𝑦

9 PSR bulat D/t


𝐸
0,11√
𝑓𝑦

Tabel 2.2 Rasio Lebar Terhadap Tebal Elemen Tekan Komponen Struktur
yang Mengalami Lentur
Kasus Deskripsi Rasio Batas Rasio lebar terhadap
Elemen Lebar Tebal λr (non
terhadap langsing/langsing)
Tebal
λp λr

Elemen 1 Sayap profil I b/t 𝐸 1


0,38√𝑓𝑦
Diperkak gilas panas, 𝐸
, 00√𝑓𝑦
u kanal dan
sayap T

2 Sayap profil I b/t 𝐸 𝐸


0,38√𝑓𝑦 0,95√𝑓𝑦
tersusun
bentuk I
simetris

15
ganda dan
tunggal

3 Kaki siku b/t 𝐸 𝐸


0,54√𝑓𝑦 0,91√𝑓𝑦
tunggal

4 Sayap semua b/t 𝐸 1


0,38√𝑓𝑦
profil I dan 𝐸
, 00√𝑓𝑦
kanal yang
mengalami
lentur
terhadap
sumbu lemah

Elemen 5 Badan T d/t 𝐸 𝐸


0,84√𝑓𝑦 1,52√𝑓𝑦
Tidak
Diperkak 6 Badan profil h/tw 𝐸 𝐸
3,76√ 5,70√
𝑓𝑦 𝑓𝑦
u I simetris
ganda dan
kanal

7 Badan profil hc/tw ℎ𝑐 𝐸 𝐸


√ 5,70√𝑓𝑦
ℎ𝑝 𝑓𝑦
I simetris 2
𝑀𝑝
(0,54 − 0,09)
tunggal 𝑀𝑦
< λr

8 Sayap PSR b/t 𝐸 𝐸


1,12√ 1,40√
𝑓𝑦 𝑓𝑦
persegi
panjang

9 Pelat penutup b/t 𝐸 𝐸


1,12√𝑓𝑦 1,40√𝑓𝑦
sayap dam
pelat
diafragma
antara baris –
baris

16
pengencang
atau las

10 Badan PSR h/t 𝐸 𝐸


2,42√𝑓𝑦 5,70√𝑓𝑦
persegi
Panjang dan
boks

11 PSR bundar D/t 𝐸 𝐸


0,07√𝑓𝑦 0,31√𝑓𝑦

12 Sayap b/t 𝐸 𝐸
1,12√𝑓𝑦 1,49√𝑓𝑦
penampang
boks

(Sumber: SNI 1729 – 2020)


6. Perencanaan Kuat Batas Berdasarkan SNI 1729 - 2020 (AISC 2016)
Berdasarkan bab F pada SNI 1729 - 2020 tentang desain komponen struktur
yang menahan lentur, terdapat banyak rumus perhitungan yang penggunaannya
disesuaikan dengan bentuk penampang dan berdasarkan klasifikasi
penampangnya baik itu kompak, nonkompak maupun langsing.

7. ProfiliIiKompak SimetriiGandaidan ProfiliKanaliyang Melendut padaiSumbu


Kuat (F2) Nilai dari kekuatan lentur nominal (Mn) diambil berdasarkan pada
nilai terkecil dari kondisi batas leleh (Y) dan tekuk torsi lateral (LTB). Batasan
yang diberikan adalah sebagai berikut.

a. Leleh

Mn = Mp = FyZx ............................................................................... (2.9)

b. Tekuk Torsi Lateral

𝐸
Lp = 1,76 ry √𝐹𝑦...................................................................... . ...... (2.10)

𝐸 𝐽𝑐 𝐽𝑐 0,7 𝐹𝑦 2
Lr = 1,95 rts 0,7 𝐹𝑦 √(𝑆𝑥 . ) + √(𝑆𝑥 . )2 + 6,76 ( ) …...…(2.11)
ℎ𝑜 ℎ𝑜 𝐸

17
𝐼𝑦 . 𝐶𝑤
r2ts = √ .................................................................................. (2.12)
𝑆𝑥

Jika Lp < Lb ≤ Lr, maka


𝐿𝑏−𝐿𝑝
Mn = Cb [Mp – (Mp – 0,75 Fy Sx) ( ) ] ≤ Mp............................. (2.13)
𝐿𝑟−𝐿𝑝

Jika Lb < Lr, maka

Mn = Fcr Sx ≤ Mp ............................................................................. (2.14)

𝐶𝑏 . 𝜋2 𝐸 𝐽𝑐 𝐿𝑏 2
Fcr = √1 + 0,078 ( ) ......................................... (2.15)
𝐿𝑏 2 𝑆𝑥 . ℎ𝑜 𝑟𝑡𝑠
( )
𝑟𝑡𝑠

Di mana:

E = modulus elastisitas dari material baja sebesar 200.000 MPa

Fcr= tegangan kritis (ksi atau MPa)

ry = radius girasi balok terhadap sumbu y

Fy = kuat leleh minimum yang nilainya tergantung dari mutu baja (MPa)

J = konstanta torsi (in4 atau mm4) dengan (J = 1/3 x (2tf3 x b + tw3 x


h0))

ℎ0 𝐼𝑦
c = 1 (profil I simetris ganda) dan c = √𝐶𝑤 (profil kanal)
2

Sx = modulus penampang elastis terhadap sumbu x (in3 atau mm3)

ho = jarak antara titik berat elemen sayap penampang (in atau mm)

Cw = konstanta warping (in6 atau mm6), untuk profil I nilainya sebesar

Cw = Iyh02/4

Iy = momen inersia terhadap sumbu y (in4 atau mm4)

8. Kontrol Lendutan

a. Balok
𝐿
δ ijin = 360 .......................................................................................... (2.16)
5𝐿2
δ° = 48𝐸𝐼 (Ms – 0,1(Ma – Mb)) ....................................................... (2.17)

18
δ ° < δ ijin ........................................................................................... (2.18)
b. Kolom
𝐿
δ ijin = 360............................................................................................ (2.19)
5𝐿2
δ °= (Ms – 0,1(Ma – Mb)) ............................................................ (2.20)
48𝐸𝐼
δ ° < δ ijin ........................................................................................... (2.21)
9. Perencanaan Kuat Geser Nominal (Vn)

Setelah kapasitas momen lentur memenuhi ketentuan yang ada di bab F pada
SNI 1729 - 2020, maka selanjutnya dilakukan evaluasi kuat geser pada pelat
badan berdasarkan ketentuan yang ada di bab G. Secara umum, kuat geser
rencanan berdasarkan LRFD (DFBT) harus memenuhi persamaan di bawah
ini :

Vu ≤ ɸvVn................................................................................................... (2.22)

Di mana Vu adalah gaya geser batas atau gaya geser terfaktor maksimum dari
berbagai kombinasi pembebanan, ɸv adalah faktor ketehanan geser dengan nilai
0,9 (kecuali komponen badan struktur profil-I gilas panas sebesar 1,0), dan
Vnadalah kuat geser nominal balok.

Berdasarkan SNI 1729 - 2020, penentuan nilai Vn didasarkan pada bentuk


profilnya. Secara umum, terdapat dua acara desain kekuatan geser yaitu tidak
memanfaatkan kuat pelat secara tekuk (tanpa aksi medan tarik) dan
memperhitungkan aksi medan tarik. Nilai Vn pada komponen struktur profil I
ditentukan berdasarkan kedua cara desain kekuatan gesernya yaitu :

a. Tanpa Aksi Medan Tarik

Vn = 0,6FyAwCv1 .............................................................................. (2.23)

Di mana:

Aw = luas badan = d.tw (in2 atau mm2)

Cv1 = koefisien kekuatan geser badan, di mana nilainya ditentukan oleh


tipe profilnya.

 Badan profil-I dengan h/tw ≤ 2,24 √𝐸/𝐹𝑦

19
Di mana ɸv = 0,1 (DFBT), Ωv = 1,50 (DKI), Cv1 = 1,0 ................... (2.24)

 Semua komponen profil-I lain dan kanal

Jika h/tw ≤ 1,10 √𝐾𝑣 𝐸/𝐹𝑦 , maka Cv1 = 1,0 ..................................... (2.25)

1,10 √𝐾𝑣 𝐸/𝐹𝑦


Jika h/tw > 1,10 √𝐾𝑣 𝐸/𝐹𝑦 , maka Cv1 = ........................ (2.26)
ℎ/𝑡𝑤

𝐾𝑣 = 5,34 (tanpa pengaku transversal)


5
𝐾𝑣 = 5 + 𝑎 2
(dengan pengaku transversal)
( )

= 5,34 jika a/h >30


b. Dengan Aksi Medan Tarik (a/h ≤ 3,0)

Jika h/tw ≤ 1,10 √𝐾𝑣 𝐸/𝐹𝑦 , maka Vn = 0,6FyAw .............................. (2.27)

10. Kontrol Komponen Tekan


kc . L 𝑓𝑦
Pn = Ag . fc ; λc = x√ .............................................. (2.28)
𝜋 𝑖𝑦 𝐸

Untuk ; λc < 1,2 maka fcr = ( 0,658 λc2 ) fy ........................... .(2.29)


0,877
Untuk ; λc >1,2 maka fcr = ( ) fy .....................................(2.30)
λc2
11. PersamaaniInteraksiitekani-ilentur
𝑃𝑢
a. < 0,2 maka ;
ꝋPn
𝑃𝑢 𝑀𝑢
+ [ꝋMn ] ≤ 1,0 ....................................................................... (2.31)
2 x ꝋPn
𝑃𝑢
b. > 0,2 maka ;
ꝋPn
𝑃𝑢 8 𝑀𝑢
+ [ꝋMn ] ≤ 1,0 ....................................................................... (2.32)
ꝋPn 9
2.3.4. Balok Anak Komposit
Perhitungan dan kontrol yang digunakan sama dengan perhitungan balok
induk diatas namun yang membedakan adalah :
1. Lebar efektif
Dalam Perencanaan balok baja komposit, analisa kekuatan penampang
ditentukan oleh lebar efektif dari slab beton terhadap balok baja yang menumpu
seperti gambar dibawah :

20
Gambar 2.5 Lebar Efektif Penampang
(Sumber: Library.binus.ac.id)

Pada SNI 1729 - 2020 Pasal I.3 untuk menentukan nilai lebar efektif, diambil
dari nilai leber efektif terkecil dari setiap sumbu, yaitu :
a. Seperdelapan bentang balok, as ke as tumpuan
b. Setengah jarak ke sumbu balok yang berdekatan
c. Jarak ke tepi slab
2. Lebar efektif transformasi (Btr)
Komponen balok dan pelat terdiri dari dua material yang memiliki modulus
berbeda, maka untuk menentukan nilai lebar efektif harus dintransformasi
dengan rumus :
𝑏𝑒𝑓𝑓
Btr = ............................................................................................... (2.33)
𝑛

beff = bentang efektif pelat beton


n = perbandingan modulus elastisitas
3. Menentukan garis netral
Struktur komposit bisa dikatakan sebagai gabungan dari dua material atau lebih
material, yang memiliki sifat yang tidak sama, tetapi memberikan manfaat
dengan cara mebentuk satu kesatuan. Oleh karena itu sumbu netral penampang
balok komposit pun merupakan gabungan dari sumbu netral kedua material dan
dapat ditrnasformasikan dengan rumus :
𝑡 𝑝𝑒𝑙𝑎𝑡 𝑑
[(𝐴𝑡𝑟 𝑥 )]+ [𝐴 (𝑡 𝑝𝑒𝑙𝑎𝑡+ℎ𝑟+ )]
2 2
Yna= ....................................................... (2.34)
(𝐴𝑡𝑟+𝐴)

4. Menentukan nilai momen inersia

21
Momen inersia penampang balok komposit adalah :
1 𝑡 𝑝𝑒𝑙𝑎𝑡 2
Itr=[(12 𝑥 𝐵𝑡𝑟 𝑥 𝑡 𝑝𝑒𝑙𝑎𝑡 3 ) + 𝐴𝑡𝑟 (𝑌𝑛𝑎 −
2
) ]+[𝐼𝑥 + 𝐴 (𝑡 𝑝𝑒𝑙𝑎𝑡 + ℎ𝑟 + 𝑑2) − 𝑌𝑛𝑎)2 ]...(2.35)

5. Menghitung momen nominal


Rumus yang digunakan adalah :
Mn = C(d1 + d2) + T(d3 – d2) ................................................................. (2.36)
Dengan ketentuan untuk nilai d1,d2 dam d3 :

Gambar 2.6 Aksi Balok Anak Komposit


Mencari nilai dariijaraki-jarakicentroidigaya-gayaiyangibekerja :
𝐶
α = 0,85 𝑋 𝑓𝑐 ′ 𝑥 𝐵𝑒𝑓𝑓 ................................................................................... (2.37)
𝛼
d1= hr + tb - 2 ......................................................................................... (2.38)

d2 = 0 , iProfilibajaitidakimengalamiitekan .............................................. (2.39)


𝑑
d3 = 2 ....................................................................................................... (2.40)

2.3.5. Atap
Perencanaan struktur atap sendiri mengacu pada perhitungan balok induk
diatas, dikarenakan pada perhitungan struktur atap ini diasumsikan sebagai Elemen
Tekan Komponen Struktur yang Memikul Lentur.
2.3.6. Kolom
Kolom merupakan sebuah elemen yang mengalami tekan dan termasuk
kedalam struktur utama pada bangunan dan mempunyai fungsi sebagai struktur
pemikul beban vertikal, pada struktur kolom sendiri tidak mendapatkan kuat lentur
dengan langsung.

22
Dalam perencanaan kolom dengan material baja - beton komposit
terbungkus beton terdapat batasan – batasan yang harus dipenuhi yang dicantumkan
pada SNI 1729 pasal I3 yaitu :
1. Mutu beton harus memiliki kekuatan tekan (fc’) minimalnya adalah 21 MPa
dan nilai maksimalnya 69 MPa untuk beton normal kekuatan tekan (fc’)
minimalnya 21 MPa, dan nilai maksimal 41 MPa untuk beton ringan.
2. Nilai pada tegangan leleh minimum pada baja struktural yang disyaratkan
pada perhitungan kekuatan komponen struktur dengan material baja – beton
komposit tidak boleh melewati 525 MPa.
3. Untuk nilai tegangan leleh minimum terspesifikasi pada besi tulangan yang
dipakai untuk perhitungan kekuatan komponen struktur dengan material
baja – beton komposit tidak boleh melewati 550 MPa
4. Luas penampang dari inti baja harus memiliki nilai sedikitnya 1% dari luas
penampang komposit keseluruhan.
5. Pada beton yang digunakan untuk membungkus inti baja harus ditulangi
dengan tulanagan longitudinal dan tulangan sengkang sebagai pengikat
lateral atau spiral. Apabila tulangan sengkang pengikat lateral digunakan,
minimum dari batang tulangan dengan diameter 10 mm berspasi maksimum
300 mm dari as ke as,atau tulangan dengan diameter 13 mm atau dimensi
tulangan yang lebih besar dengan spasi maksimum 400 mm dari as ke as
harus menggunakan tulangan kawat ulir atau tulangan kawat yang harus
dilas dengan luas ekivalen yang diizinkan. Spasi maksimum sengkang
pengikat lateral tidak diperbolehkan melebihi dari 0,5 kali dimensi kolom.
6. Rasio tulangan minimum (ρsr) sebesar 0,004 digunakan untuk penulangan
longitudinal menerus.
𝐴𝑠𝑟
ρsr = ............................................................................................... (2.41)
𝐴𝑔

Ag = luas bruto komponen struktur komposit


Asr = luas batang tulangan menerus
a. Kuatirencanaikolom
Secara empiris untuk perhitungan kuatirencanaipadaikolomikomposit
sudah ada dalam pasal SNI 1729 - 2020 pasal I.2 hal hal yang perlu

23
direncanakan dalam perhitungan kuat elemen vertikal harus memenuhi
sejumlah kriteria yaitu :
1. Modulus penampang kolom komposit (Em)
𝐴𝑐
Em = Es + C3 x Ec ( ) ............................................................ (2.42)
𝐴𝑠

Es = 200000 MPa
Untuk profil baja diselubungi beton
C3 = 0,2
2. Tegangan Leleh gabungan
𝐴𝑟 𝐴𝑐
fmy = fy + C1 fyr ( ) + C2 fc’ ( ) ........................................ (2.43)
𝐴𝑠 𝐴𝑠

Untuk profil baja diselubungi beton


C1 = 0,7
C2 = 0,6
3. Jari jari girasi komposit
rm = 0,3 x bf .............................................................................. (2.44)
4. Inersia kolom
1
∗b∗ℎ3
12
Itr = Ix + Iy + ( ).................................................(2.45)
n
Ix = momen inersia profil baja terhadap sumbu x
Iy = momen inersia profil baja terhadap sumbu y
n = perbandingan modulus elastisitas
5. Perbandingan kekakuan rangka portal
G= (∑ Ic / Lc) / (∑ Ib / Lb) ........................................................ (2.46)
G = perbandingan kekakuan rangka portal
(∑ Ic / Lc) = jumlah momen inersia terhadap tinggi bentang
(∑ Ib / Lb) = jumlah momen inersia terhadap panjang bentang
6. Koefisien tekuk
Ketentuan nilai koefisien tekuk (kc) pada batang kolom pada struktur
portal tak bergoyang dapat ditentukan melalui nomogram pada
gambar dibawah ini :

24
Gambar 2.7 Koefisien Tekuk Portal Tak Bergoyang
Sumber: struktur.shareinspire.me

7. Parameter kelangsingan penampang


Merupakan rasio antara Panjang dan ketebalan sayap atau badan
dengan rumus :
𝐾𝑐.𝐿 𝑓𝑚𝑦
λc = 𝑟𝑚∗𝜋 √ 𝐸𝑚 .......................................................................... (2.47)

8. Faktor tekuk
Fenomena tekuk pada struktur baja disebabkan karena elemen baja
pada umumnya sangat tipis, sehingga mudah mengalami tekuk yang
akan mengurangi kapasitas dari struktur itu sendiri. Menurut SNI
1729 - 2020 nilai factor (ω) dapat diasumsikan dengan syarat :
a. λc ≤ 0,25 maka ω = 1 ............................................................ (2.48)
b. 0,25 ≤ λc ≤ maka ω = 143/(1,6 – 0,67 λc)............................. (2.49)
c. λc ≥ 1,2 maka ω = 1,25 λc2 .................................................. (2.50)

25
9. Tegangan aksial kolom
Tegangan kritis adalah tegangan yang mamou ditahan oleh kolom
tanpa menyebabkan tekukan. Secara empiris tegangan kritis kolom
baja komposit adalah sebagai berikut :
Fcr = fmy / ωx ........................................................................... (2.51)
10. Kuat nominal kolom
Kuat nominal kolom baja komposit ditentukan dengan luasan dan
besar tegangan kritisnya. Secara empiris kuat nominal kolom baja
adalah :
ꝋPn = 0,85 * Pnx ....................................................................... (2.52)
a) Momen nominal pengaruh tekuk lokal
- Penampang kompak
Mn = Mp = FyZx .................................................................... (2.53)
- Penampang tidak kompak
Mn = Cb [Mp – (Mp – 0,75 Fy Sx) ((Lb-Lp)/(Lr-Lp)) ........... (2.54)
- Penampang langsing
Mn = Fcr Sx ≤ Mp .................................................................. (2.55)
b) Interaksi axial dan momen lentur
𝑃𝑢
- Untuk ꝋPn > 0,2
𝑃𝑢 8 Mu
+ *( ) ≤ 1 ............................................................... (2.56)
ꝋPn 9 ꝋMn
𝑃𝑢
- Untuk ꝋPn < 0,2
𝑃𝑢 Mu
+ ( ꝋMn) ≤ 1 .................................................................. (2.57)
2 x ꝋPn
c) Tahan geser
Vn = 0,6 * fmy *Aw .................................................................. (2.58)
d) Interaksiigeseridanilentur
Mu Vu
+ 0,625 ∗ < 1,375 ........................................................ (2.59)
ꝋMn ꝋVn

2.4. Sambungan (tarik)


Dalam merencanakan sebuah sambungan seharusnya bisa dibuat
mengikuti atau disesuaikan pada bentuk struktur yang ada, agar jika adanya
perubahan pada struktur tidak menimbulkan suatu perubahan iyangiburuk
bagiibagian bagian struktur lainnya yang sedang dirancang.Dalam

26
perancangan sebuah sambungan wajib memenuhi syarat yang telah
ditentukanisebagaiiberikut :
 Gayaidalamiyang bekerja harus diteruskan dalamikeseimbanganidengan
gayaidalamiyang adaipadaisambungan.
 Nilaiideformasiipadaisambungan harus berada dalam batas deformasi
sambungan yang diizinkan.
 Antaraisambungan dan struktur gedung yang berdekatan seharusnya
dapat menahan gaya dalam yang bekerja dengan baik.
A. Sambunganibaut
KuatigeseriꝋRnv = ꝋ. fv. Ab. m ....................................................... (2.60)
KuatitumpuiꝋRnt = ꝋ. (1,8)𝑓𝑦. 𝑑𝑏. 𝑡𝑝 ............................................ (2.61)
Diambilihasiliyang paling kecil dari kedua persamaan diatas
𝑉𝑢
Jumlah baut, n = ꝋRn ....................................................................... (2.62)

Kontrolijarakibaut :
Jarakitepi minimal = 1.5db
Jarakitepi maksimal = (4tp + 100 mm) atau 200 mm
Jarakiminimal dari setiap baut = 3db
Jarakimaksimal dari setiap baut = 15tp atau 200 mm
Kontrol kekuatan pelat :
ꝋPn = 0,75 . 0,6 . fu . Anv .............................................................. (2.63)
Vu < ꝋPn ........................................................................................ (2.64)
B. SambunganiLas
Ru ≤ ꝋRnw ..................................................................................... (2.65)
Dengan, ꝋf . Rnw = 0,75 x te (0,6 x fuw) ) (las)
ꝋf . Rnw = 0,75 x te (0,6 x fu) ) (bahan dasar)
Keterangani: fuw =iteganganitarikiputusisambungan las
fu =iteganganitarikiputusidenganibahanidasar
te =itebaliefektifilas
2.5. Konsep Pembebanan
Pada intinya setiap struktur akan memikul gaya yang bekerja dari luar
maupun dari dalam , yang dimaksud dengan gaya dari dalam adalah setiap struktur
yang memiliki material bermassa, maka akan menahan berat sendirinya yang

27
diebabkan oleh gaya gravitasi. Gambaran pada pembebanan yang bekerja pada
konstruksi gedung bertingkat yang disyaratkan antara lain :
2.5.1. BebaniGravitasi
Bebanigravitasiiadalahibeban pada gedungiyang dipengaruhi dari gaya
gravitasiibumi. Macam–macamibebanigravitasiiyang bekerja dan nantinya harus
dipikul oleh struktur antara lain :
a. Beban hidup (LL)
Pada struktur pelat lantai memiliki fungsi utama, yakni menahan beban
hidup berupa berat dari orang , peralatan, barang, tumpukan perabotan, maupun
mesin yang berada tepat dan besentuhan dengan permukaan pelat lantai.
Beban hidup sendiri bisa dianggap ada maupun tidak pada struktur untuk
selang waktu yang telah ditentukan. Walaupun beban hidup dapat berpindah-
pindah, tetapi dapat dinyatakan bekerja dengan cara bertahap pada struktur.
Pada perhitungan pembebanan untuk beban hidup sendiri harus
memeneuhi syarat yang telah ditentukan SNI 1727 – 2020. Berikut merupakan
beban hidup yang direncanakan bekerja pada struktur gedung :
1. beban hidup lantai gedung pabrik ringan dengan nilai 6 kN/m2
2. beban hidup pada struktur atap utama dengan nilai 0,96 kN
3. beban hidup anak tangga 4,79 kN
b. Beban mati (DL)
Bebanimatiiyang dihitung pada perencaanistrukturigedungidapat berupa
struktur yang termasuk dalam katergori structural dan non structural. Cara untuk
mencari besarnya nilai dari beban mati yang akan ditumpu isuatuielemen, bisa
dilakukanidenganicara menentukaniberativsatuan dari material yang akan dipilih
berdasarkani nilai dari volume elemeni tersebut. Untuk menentukan berat satuan
pada material konstruksi yang akan dipakai, bisa ditentukan dengan mengikuti idari
peraturani yangi adai dii Indonesia, salah satunyai yaitui peraturani pembebanan
Indonesiai untuki gedung, tahun1983. Contohi berat satuani darii berbagaii macam
materiali konstruksii yangi dapati digunakani sebagaiiacuan dalami perhitungan
beban imati, antara lain :
1. Beton bertulang = 2400 kg/m
2. Baja = 7850 kg/m

28
3. Kayu = 1000 kg/m
4. Dinding ½ bata = 250 kg/m
5. Lantai keramik = 24 kg/m
6. Plafond = 18 kg/m
c. Bebanihujan (RL)
Beban dari semua air hujan yang bisa berkumpul disebabkan oleh system
drainase utama yang tertutup daniditambahkanibebanimerataiyang dipengaruhiioleh
adanyaikenaikaniair pada bagianiatasilubangimasuk padaisistemidrainaseisekunder,
harus mampu ditahan oleh setiap bagian atap dengan baik, agar tidak terjadi
kegagalan struktur. Dan diatur dalam peraturan yang ada, yakni menurut SNI 1727
- 2020 pembebanan air hujan pada atap gedung dihitung sebagai berikut :

RL = (40 – 0,8 x a°) ........................................................................................ (2.66)

2.5.2 Beban Angin (WL)


Persyaratan yang digunakan dan harus diikuti pada ipenentuanibebaniangin
yangi akani bekerjai padai gedung, menggunakan persyaratan pada SNI 1727 - 2020
adalah sebagai berikut :

a. Kecapatanianginiidasar (V)
Kecepatani angini dasari adalahi besarnya nilaii kecepatani angina rata-ratai yang
dapat terjadi pada suatu periode pada suatu wilayah.
b. Kategori Eksposur (K)
Untuk arah datangnya angin yang nantinya akani diperhitungkan, ieksposuri arah
melawan iangin didasarii padai kekasaran padai permukaani tanahi yangi dapat
ditentukan melalui jenisi topografii alam, Ivegetasi, Idan fasilitasi yang ada pada
lokasi yang akan direncanakan.
2.5.3. Beban Gempa (EL)
Gempa bumi adalah getaran yang terjadi di atas permukaan bumi yang
terjadi akibat rambatan gelombang seismic dari bawah permukaan bumi, pelepasan
energi yang timbul berasal dari pergerakan lempeng bumi atau kerak bumi .
Tumbukan antar lempeng bumi menyebabkan patahan pada kerak sehingga
terbentuknya gelombang energi yang terpantulkan menuju segala arah terutama
pada permukaan bumi yang kita ketahui sebagai gempa.

29
Beban gempa untuk desain bangunan kantor menggunakan respon
spectrum yang telah disajikan pada website resmi PU sesuai dengan peraturan
gempa SNI 1726 - 2019.

Gambar 2.8 Peta MCEg/PGA (Peak Ground Accleration)


(Sumber: puskim.pi.go.id)
Cara agar bisa mendapatkan nilai dari gaya geser yang bekerja dikarenakan
beban gempa, dibutuhkan beberapa syarat dan juga parameter yang harus dipenuhi
dan dihitung secara sistematis dan matematis, parameter dan persyaratan yang akan
digunakani dalami perancangani pembebanani gempai padai strukturi gedung ini
adalah SNI 1726 – 2019. Dan parameternya antara lain :

a. Kelas situs tanah


Dalam perumusan kriteria design seismic pada bangunan yang terletak diatas
permukaan tanah atau penentuan amplifikasi besaran percepatan gempa dari
dasar tanah hingga permukaan maka diperlukan klasifikasi kelas situs.
Tabel 2.3 Klasifikasi Situs
Kelas Situs (m/detik) atau (kPa)
SA (batuan > 1500 N/A N/A
keras)
SB (batuan) 750 sampai 1500 N/A N/A

30
SC (tanah keras, 350 sampai 750 > 50 > 100
sangat padat dan
batuan lunak)
SD (tanah 175 sampai 350 15 sampai 50 50 sampai 100
sedang)
SE (tanah lunak) < 175 < 15 < 50
Atau setiap profil tanah yang mengandung lebih dari
3 tanah dengan karakteristik sebagai berikut :
1. Indeks plastisitas, PI > 20,
2. Kadar air, w ≥ 40%
3. Kuat geser niralir < 25 kPa
SF (tanah Setiap profil lapisan tanah yang memiliki saah satu
khusus, yang atau lebih dari karakteristik sebagai berikut :
membutuhkan - Rawan dan berpontesi gagal atau runtuh
investigasi akibat beban gempa seperti mudah
geoteknik likuifaksi, lempung sangat sensitive, tanah
spesifik dan tersementasi lemah
analisis respons - Lempung sangat organik atau gambut
spesifik-situs (ketebalan H > 3 m)
yang mengikuti - Lempung berplastisitas sangat tinggi
0) (ketebalan H > 7,5 m dengan indeks
plastisitas PI > 75)
Lapisan lempung lunak/setengah teguh dengan
ketebalan H > 35 m dengan < 50 kPa

b. Koefisien amplifikasi getaran


Faktor amplifikasi getarani meliputii percepatani getarani periodei pendek (Fa)
yangi dapati dilihat pada tabeli 2.2 dan percepatan periode 1 detik (Fv) yang
dapat dlihat pada tabel 2.3

31
Tabel 2.4 Koefisien Situs, Fa
Kelas Parameter respon spektral percepatan gempa
Situs maksimum yang dipertimbangkan resiko-tertarget
(MCER) terpetakan pada periode pendek, T=0,2 detik, SS
SS ≤ SS = 0,5 SS = SS = 1,0 SS = SS ≥ 1,5
0,25 0,75 1,25
SA 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8
SB 0,9 0,9 0,9 0,9 0,9 0,9
SC 1,3 1,3 1,2 1,2 1,2 1,2
SD 1,6 1,4 1,2 1,1 1,0 1,0
SE 2,4 1,7 1,3 1,1 0,9 0,8
SF SS(a)
CATATAN :
(a) SS = Situs yang memerlukan invetigasi geoteknik spesifik dan analisis
respon situs-spesifik.
Tabel 2.5 Koefisien situs, Fv
Kelas Parameter respon spektral percepatan gempa
Situs maksimum yang dipertimbangkan resiko-tertarget
(MCER) terpetakan pada periode 1 detik, S1
S1 ≤ 0,1 S1 = 0,2 S1 = 0,3 S1 = 0,4 S1 = 0,5 S1 ≥ 0,6
SA 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8
SB 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8
SC 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,4
SD 2,4 2,2 2,0 1,9 1,8 1,7
SE 4,2 3,3 2,8 2,4 2,2 2,0
SF SS(a)
CATATAN :
(a) SS = Situs yang memerlukan invetigasi geoteknik spesifik dan analisis
respon situs-spesifik.
c. Parameteripercepataniresponispektra
Menurut SNI 1726-2019 nilai dari parameter percepatan respon spectra bisa
dikalkulasikan menggunakan persamaan dibawah ini :

32
1. SMS = Fa x Ss ......................................................................................... (2.67)
2. SM1 = FV x S1 ........................................................................................ (2.68)
Keterangan :
Ss = parameter respon spectral percepatan gempa MCE R terpetakan untuk
periode pendek
S1 = parameter respon spectral percepatan gempa MCE R terpetakan untuk
periode 1,0 detik
d. Parameteripercepataniresponidesign
Menurut SNI 1726 - 2019 nilai dari parameter percepatan respon spectra bisa
dikalkulasikan menggunakan persamaan dibawah ini:
2
1. SDS = SMS .......................................................................................... (2.69)
3
2
2. SD1 = SM1......................................................................................................................................... (2.70)
3

e. Periode getar fundamental ftruktur


SD1
T0 = 0.2 .............................................................................................. (2.71)
SMS
SD1
Ts = SMS ................................................................................................... (2.72)

f. Faktor keutamaan gempa


Tingkat keutamaan struktur berbeda Antara bangunan satu dengan yang lainya,
ini dikarenakan tergantung padaikategoriiresikoiatauikerugianijiwa jikaiterjadi
kegagalan struktur iakibati beban gempa ang terjadi. Menurut SNI 1726 - 2019
kategori resiko beban gempai untuki bangunani gedungi dani non gedungipada
tabel 2.4 berikut:
Tabel 2.6 Kategori Resiko Bangunan Gedung dan Non Gedung untuk
Beban Gempa

Jenis pemanfaatan Kategori


resiko
Gedung dan nongedung yang memiliki resiko rendah I
terhadap jiwa manusia pada saat terjadi kegagalan, termasuk,
tapi tidak dibatasi untuk, Antara lain:
- Fasilitas pertanian, perekebunan, peternakan, dan
perikanan

33
- Fasilitas sementara
- Gudang penyimpanan
- Rumah jaga dan struktur kecil lainnya
Semua gedung dan struktur lain, kecuali yang termasuk dalam II
ketegori resiko I,II,IV, termasuk, tapi tidak dibatasi untuk:
- Perumahan
- Rumah took dan rumah kantor
- Pasar
- Gedung perkantoran
- Gedung apartemen/ rumah susun
- Pusat perbelanjaan/ mall
- Bangunan industri
- Fasilitas manufaktur
- Pabrik
Gedung dan nongedung yang memiliki resiko tinggi terhadap III
jiwa manusiapada saat terjadi kegagalan, termasuk, tapi tidak
dibatasi untuk:
- Bioskop
- Gedung pertemuan
- Stadion
- Fasilitas kesehatan yang tidak memiliki unit bedah
dan unit gawat darurat
- Fasilitas penitipan anak
- Penjara
- Bangunan untuk orang jompo

Gedung dan nongedung, tidak termasuk kedalam kategori


resiko IV, yang memiliki potensi untuk menyebabkan
dampak ekonomi yang besar dan/atau gangguan massal
terhadap kehidupan masyarakat sehari-hari bila terjadi
kegagalan, termasuk, tapi tidak dibatasi untuk:
- Pusat pembangit listrik biasa

34
- Fasilitas penanganan air
- Fsilitas penanganan limbah
- Pusat telekomunikasi

Gedung dan nongedung yang tidak termasuk dalam kategori


resiko IV, (termasuk, tetapi tidak dibatasi untuk fasilitas
manufaktur proses, penanganan, penyimpanan, penggunaan
atau tempat pembuangan bahan bakar berbahaya, bahan
kimia berbahaya, limbah berbahaya, atau bahan yang mudah
meledak) yang mengandung bahan beracun atau peledak di
mana jumlah kandungan bahannya melebihi nilai batas yang
disyaratkan oleh instansi yang berwenang dan cukup
menimbulkan bahaya bagi masyarakat jika terjadi kebocoran.
Gedung dan nongedung yang dikategorikan sebagai fasilitas IV
yang penting, termasuk, tetapi tidak dibatasi untuk:
- Bangunan-bangunan monumental
- Gedung sekolah dan fasilitas pendidikan
- Rumah ibadah
- Rumah sakit dan fasilitas kesehatan lainya yang
memiliki fasilitas bedah da unit gawat darurat
- Tempat perlindungan terhadap gempa bumi, tsunami,
angina badai, dan tempat perlndungan darurat lainya
- Fasilitas kesiapan darurat, komunikasi, pusat operasi
dan fasilitas lainya untuk tanggap keadaan darurat
- Struktur tambahan (termasuk menara telekomunikasi,
tangki penyimpanan bahan bakar, menara pendingin,
struktur stasiun listrik, tangki air pemadam atau
struktur pendukung air atau material atau peralatan
pemadam kebakaran) yang diisyaratkan untuk
beroperasi pada saat keadaan darurat

35
Gedung dan non gedung yang dibutuhkan untuk
mempertahankan fungsi struktur bangunan lain yang masuk
ke dalam kategori resiko IV.

Faktor keutamaan (I) digunakan untuk memperbesar beban gempa


rencana agar struktur dapat memikul menahan beban gempa dengan periode
ulang yang lebih panjang atau lama sehingga kegagalan struktur yang akan
terjadi pada struktur bangunan dapat diminimalisir atau lebih kecil terjadi.
Faktor Keutamaan gempa dapat dilihat di SNI 1726 - 2019 pada tabel 2.5
berikut:

Tabel 2.7 Faktor Keutamaan Gempa


Kategori resiko Faktor keutamaan gempa,
Ie
I atau II 1,0

III 1,25

IV 1,50

g. Kategori resiko
Kategori resiko terjadinya gempa seismik digolongkan didarkan pada
parameter iresponsi percepatani padai periodei pendeki dani periode 1 detik , yang
bisa dilihat pada tabel berikut :
Tabel 2.8 Kategori Desain Seismik Berdasarkan Parameter Respons
Percepatan pada Periode Pendek

Kategori resiko
Nilai SDS
I atau II atau III IV
SDS < 0,167 A A
0,167 ≤ SDS < 0,33 B C
0,33 ≤ SDS < 0,5 C D
0,50 ≤ SDS D D

36
Tabel 2.9– Kategori Desain Seismik Berdasarkan Parameter Respons
Percepatan pada Periode 1 detik

Kategori resiko
Nilai SDS
I atau II atau III IV
SDS < 0,067 A A
0,067 ≤ SDS < 0,133 C C
0,133 ≤ SDS < 0,20 C D
0,20 ≤ SDS D D

h. Sistem Penahan Gaya Seismik


Jenis yang dapat dipilih sebagai penahan gaya seismic dapat dipilih dari tipe
material dan kategori resiko yang diizinkan. Dimana pada tiap jenis penahan
gaya mempunyai besaran faktor dan faktor pembesaran nilai defleksi yang
berbeda-beda.
Tabel 2.10 Sistem Pemikul Gaya Seismik

Koefisien Faktor Faktor Batasan sistem struktur


modifikasi kuat pembesaran dan batasan tinggi
Sistem pemikul gaya seismik respons, lebih defleksi, struktur, hn (m)d
Ra sistem, Cdc Kategori desain seismik
Ωob B C D
e
E
e
F
f

C. Sistem rangka pemikul momen

1.Rangka baja pemikul 8 3 5½ TB TB TB TB TB


momen khusus
2.Rangka batang pemikul 7 3 5½ TB TB 48 30 TI
momen khusus
3.Rangka baja pemikul 4½ 3 4 TB TB 10k TIk TIk
momen menengah
4.Rangka baja pemikul 3½ 3 3 TB TB TIl TIl TIl
momen biasa
5.Rangka beton bertulang 8 3 5½ TB TB TB TB TB
m
pemikul momen khusus
6.Rangka beton bertulang 5 3 4½ TB TB TI TI TI
pemikul momen menengah

37
7.Rangka beton bertulang 3 3 2½ TB TI TI TI TI
pemikul momen biasa
8.Rangka baja dan beton 8 3 5½ TB TB TB TB TB
komposit pemikul momen
khusus

Keterangan :

TB : Tidak dibatasi
TI : Tidak diijinkan
i. Periode Fundmental
Periode fundamental pendekatan (Ta) dapat dicari dengan menggunakan
persamaan dibawah ini :
Ta = Ct hnx (batas bawah) .................................................................... (2.73)
Dimana :
hn adalah niali dari ketinggian struktur bangunan (m) dari bagian paling atas
hingga bagian dasar, dengan catatan koefisien Ct dan x diperoleh dari tabel
berikut :

Ta = Cu x Ta (batas atas). ................................................................... (2.74)

Tabel 2.11 Koefesien Untuk Batas Atas pada Periode yang Dihitung

Parameter Percepatan Respons Spektral Desain Koefesien


pada 1 detik, SD1 Cu
≥ 0,4 1,4
0,3 1,4
0,2 1,5
0,15 1,6
≤ 0,1 1,7
j. Koefisien respon seismic ragam fundamaental
Koefisien respon seismik Cs harus ditentukan sesuai dengan SNI 1726 –
2019.
𝑆𝐷𝑆
Cs = 𝑅 ............................................................................................... (2.75)
( )
𝐼𝑒

Batasan :

38
𝑆𝐷𝑆
Cs max = 𝑅 ..................................................................................... (2.76)
𝑇𝑎( )
𝐼𝑒

Cs harus tidak kurang dari :


CS min = 0,044 × SDS × Ie ..................................................................... (2.77)
Maka, CS min < CS < CS max
k. Gaya Geser Dasar
Gaya geser dasar dari ragam getar ke-m struktur, Vm, pada arah tinjauan
ditentukan sesuai dengan persamaan :
V1 = Cs x W......................................................................................... (2.78)
Keterangan:
CS = koedisien respon seismik dari ragam fundamental
W = berat efektif seismic dari ragam fundamental sebagian dari beban hidup

l. Batas Simpangan Antar Lantai


Simpangan pusat massa tingkat-x (δ) (mm) harus ditentukan sesuai dengan
persamaan berikut:
𝐶𝑑𝑥𝛿𝑒
δX = ............................................................................................. (2.79)
𝐼𝑒

Tabel 2.12 Simpangan Antar Tingkat Izin

Struktur Kategori
I dan II III IV
Struktur, selain dari struktur dinding geser batu bata, 4 0,025 0,020 0,015
tingkat atau kurang dengan dinding interior, partisi, hx hx hx
langit-langit dan sistem dinding eksterior yang telah
didesain untuk mengakomodasi simpangan antar lantai
tingkat
Struktur dinding geser kantilever batu bata 0,010 0,010 0,010
hx hx hx
Struktur dinding geser lain nya 0,007 0,007 0,007
hx hx hx
Semua struktur lainya 0,020 0,015 0,010
hx hx hx
ʌijin = 0,02 x h

39
2.5.4. Pembebanan
Dalam merencanakan pembebanan terdapat kombinasi yang harus
diperhitungkan, yang mana hasil dari kombinasi pembebanan ini akan
menghasilkan efek beban terfaktor dan desain dari keseluruhan gedung harus
memiliki kekuatan desain yang sama atau lebih besae dari efek yang ditimbulkan
pada kombinasi pembebanan. Efek dari beban seismik diharuskan dikombinasikan
dengan beban-beban yang sesuai pada SNI 1727-2020 berikut :
1. 1,4 D
2. 1,2 D + 1,6 L + 0,5 (Lr tau S atau R)
3. 1,2 D + 1,6 (Lr tau S atau R) + (Lr atau 0,5 W)
4. 1,2 D + 1,0 W + L + 0,5 (Lr tau S atau R)
5. 0,9 D + 1,0 W
2.6. Perencanaan Struktur Bawah
2.6.1. Daya Dukung Ijin Tiang Group ( Pall Group)
Daya dukung ultimate fondasi (Qult)
Qult = 40 Nb x Ab + 0,5 Ns x Ap ...................................................... (2.80)
Daya dukung allowable fondasi (Qall)
Qall = Qult/sf ...................................................................................... (2.81)
2.6.2. Penentuan Jumlah Pondasi Kelompok
1. Penentuan Jumlah Pondasi Kelompok
n = Pu/Qall ..................................................................................... (2.82)
2. Kapasitas Pondasi Tiang Pancang Kelompok
a) Jarak antar as tiang (pile grup)
S = 2,5 D ~ 4 D .......................................................................... (2.83)
Syarat jarak as ke tepi tiang
S ≥ 0,5 D + 0,15 ......................................................................... (2.84)
b) Daya dukung kelompok tiang
 Efesiensi kelompok tiang
ꝋ = arc tan (d/s) ................................................................... (2.85)
ꝋ (𝑛−1)𝑚+(𝑚−1)𝑛
Eff = 1 - 90 x ( ) ............................................... (2.86)
𝑚𝑛

 Daya dukung kelompok tiang


P all group = Eff x (np x Qall) ............................................ (2.87)

40
Wc = Lx x Ly x h x wc (WEIGHT CONCRETE)...(2.88)
Wpancang = n x Ab x H x wc ............................................ (2.89)
Pv = Pu x Wc x W pancang .................................. (2.90)
Cek daya dukung terhadap gaya aksial akibat beban terfaktor
P all group > Pv
c) Beban maksimum setiap tiang pada kelompok tiang
Beban maksimum setiap tiang < Daya dukung izin tiang
Kontrol,
𝑃𝑣 𝑀𝑦 . 𝑥𝑖 𝑀𝑥 . 𝑦𝑖
Pmax = 𝑛𝑝 +- 𝑛𝑦 𝑥 . ∑ 𝑥2 +- 𝑛 . ∑ 𝑦2
≤ Q all .................................. (2.91)

2.6.3. Perencanaan Pile Cap


1. Tulangan tegangan geser 1 Arah
ds = sb + Dtul/2 ............................................................................ (2.92)
d = h – ds .................................................................................... (2.93)
Mencari nilai Vu :
∑PU = P1 + P2................................................................................. (2.94)
Tegangan geser yang dapat ditahan oleh beton (Vc)
Kuat geser pile cap 1 arah
Rasio sisi panjang dan pendek kolom
𝛽 = bx/by........................................................................................ (2.95)
Kuat geser arah x diambil nilai yang terkecil,
2
Vc1 = (1+𝛽𝑐) x √𝑓′𝑐 x b x (d/6)...................................................... (2.96)
𝑎𝑠 𝑥 𝑑
Vc2 = (1+ ) x √𝑓′𝑐 x b x (d/12) ............................................... (2.97)
𝑏

ꝋ Vc > Vux
2. Tinjauan tegangan geser 2 arah
a. Rasio sisi panjang dan pendek dimensi pile cap
= L/B .......................................................................................... (2.98)
b. Dimensi bidang kritis
 Lebar bidang geser Pons
Bx = bx + d........................................................................... (2.99)
By = by + d......................................................................... (2.100)
 Luas bidang geser Pons

41
Ap = 2 x (Bx x By) x d ....................................................... (2.101)
 Lebar bidang geser Pons
bp = 2 x (Bx + By) ............................................................ (2.102)
c. Tegangan geser Pons
Rasio sisi panjang dan pendek kolom
𝛽 = bx/by .................................................................................. (2.103)
Tegangan geser Pons (fp) diambil nilai terkecil,
2 𝑓′𝑐
fp = (1+𝛽𝑐) x √ .................................................................. (2.104)
6

𝑎𝑠 𝑥 𝑑 𝑓′𝑐
fp = (1+ ) x √ 12 .............................................................. (2.105)
𝑏𝑝

fp = 1/3 x √𝑓, 𝑐 ...................................................................... (2.106)


Vnp = Ap x fp............................................................................. (2.107)
Cek terhadap gaya geser Pons akibat beban terfaktor pada kolom
ꝋ Vnp > Pv
2.6.4. Perencanaan Penulangan Pile Cap
A. Penulangan Lentur Pile Cap
 Momen yang terjadi pada Pile Cap
cx = (Lx – bx)/2 ................................................................... (2.108)
ex = Cx –a............................................................................ (2.109)
W1 = Cx x Ly x h x wc ......................................................... (2.110)
Mu = ∑Pu x ex – W1 x (Cx/2) .............................................. (2.111)
b. Mencari batas rasio tulangan
Rasio tulangan minimum
ρ min1 = 1,4/400.................................................................... (2.112)

𝑓′ 𝑐
ρ min2 = √ x 400 .............................................................. (2.113)
4

Diambil ρ terbesar ρ min = 0,00433


Rasio tulangan kondisi balance,
0,85 𝑥 𝛽 𝑥 𝑓′𝑐 600
ρb = x 600+𝑓𝑦...................................................... (2.114)
𝑓𝑦

Rasio tulangan maksimum,


εc+fy/Es
ρb max = x ρb ........................................................... (2.115)
εc+ εc

42
c. Desain penulangan Pile Cap
 Mencari rasio tulangan,
𝑓𝑦
m = ....................................................................... (2.116)
0,85 x f’c

1 2𝑚 𝑅𝑛
Ρ = 𝑚 x (1 − √1 − ) .............................................. (2.117)
𝑓𝑦

Rn = Mu/(ꝋ x b x d2) ........................................................ (2.118)


ρ < ρmin
Desain tulangan
As min = ρ min bd
 Trial/Error
- Tulangan yang di pasang daerah tarik
As tarik = 0,25 x π x d2 x (lebar plat/jarak)…….......... (2.119)
As tarik > As min
- Tulangan yang dipasang di daerah tekan
As tekan= 0,25 x π x d2 x (lebar plat/jarak) ................. (2.120)
Nilai regangan (ε) dan faktor reduksi (ꝋ) pile cap
𝐴𝑠 𝑡𝑎𝑟𝑖𝑘 𝑥 𝑓𝑦
a = 0,85 𝑥 𝑓′ 𝑐 𝑥 𝑏 ............................................................. (2.121)

C = a/𝛽1 ....................................................................... (2.122)


εs = (d-c)/c x 0,003 ....................................................... (2.123)
εs > 0,005 ..................................................................... (2.124)
Momen Nominal
Mn = As tarik x fy x (d – a/2) ...................................... (2.125)
- Syarat jarak antar tulangan
S ≤ 3 x tebal pile cap .................................................... (2.126)

43
BAB III

METODOLOGI PENULISAN

3.1 Diagram Alur Perencanaan


Berikut ini merupakan diagram alur (flow chart) perencanaan desain untuk struktur
pabrik yang penulis rencanakan, sebagai berikut :

Mulai

Pengumpulan Data

Perhitungan beban

Input ETABS V.18

Permodelan 3D Struktur dengan ETABS V.18

Analisa Struktur dengan ETABS V.18

TIDAK
Kontrol Simpanan Antar lantai

Cek Kekuatan Menurut SNI

Kontrol Dimensi dan Penulangan

Elemen Struktur Sudah Aman

Menghitung Pondasi

Selesai

Gambar 3.1 DiagramiAluriPerencanaan Struktur Gedung Kantor Dengan Struktur


Baja Beton Komposit

44
3.2 Pendahuluan
Tugas akhir ini dibuat dengan tujuan merencanakan struktur gedung 4 lantai
menggunakan struktur komposit, metode yang dipakai dalam perencanaan struktur
ini yaitu dengan cara menghitung pembebanan manual dan di input pada program
ETABS V.18. Perhitungan dimensi struktur rangka digunakan peraturan yang
berlaku yaitu SNI antara lain :
1. Peraturan untuk pembebanan bangunan gedung adalah SNI 1727 tahun
2020 tentang beban minimum untuk perancangan bangunan gedung dan
struktur lain.
2. Persyaratan beton untuk bangunan gedung adalah SNI 2847 tahun 2019
tentang persyaratan beton struktural untuk bangunan gedung.
3. Persyaratan baja untuk bangunan gedung adalah SNI 1729 tahun 2020
tentang persyaratan beton struktural untuk bangunan gedung.
4. Persyaratan gempa untuk bangunan gedung adalah SNI 1726 tahun 2019
tentang tata cara perencanaan ketahanan gempa untuk struktur bangunan
gedung dan non gedung.
3.3 Langkah Umum Perencanaan Struktur
3.3.1 Pengumpulan Data
Dimulai dengan proses pengumpulaniinformasi perancangan yang
diperlukan meliputi :
a) Deskripsiiumumibangunan
b) Denahidanisistemistrukturibangunan
c) Wilayahigempaidiimanaibangunaniberada
d) Dataipembebanan
e) Dataitanahiberdasarkanihasilipenyelidikanitanah
f) Mutuibahaniyangidigunakan
g) Metodeianalisaidanidesainistruktur
h) Standaridanireferensiiyangidipakaiidalamiperencanaan.

3.3.2 Pemodelan Struktur


Memodelkan bangunan gedung 4 lantaiimenggunakan struktur komposit
dengan bantuan software ETABS V.18, hasil output dari perhitungan program

45
aplikasi ETABS V.18 diperoleh gaya eksternal dan internal yang timbul pada
struktur gedung 4 lantai akibat beban yang ada.

3.3.3 Perhitungan Pembebanan


Beban yang dihitung dalam perancangan antara lain atap, lalu dilanjutkan
dengan pelat, balok, kolom, dan pondasi yang menyalurkan beban struktur atas
menuju tanah dibawah. Analisa pembebanan yang lakukan sebagaiiberikut :
a)
Beban Matiiterdiriidari berat sendiri struktur.
b)
Beban Hidup adalah beban peralatan serta manusia yang pada
akhirnya menjadi beban struktur.
c) Beban Gempa diperoleh pada perhitungan berat sendiri struktur lalu
dilanjutkan dengan berbagai langkah perhitungan diperoleh hasil
gayaigempaiarahixidaniy.
d) Perhitungan Analisa Struktur
Perhitungan analisa struktur dengan software ETABS V.18. Analisa
stuktur berfungsi untuk memperoleh gaya normal, gayailintang, dan
gaya momen serta jumlahitulangan. Kemudian gayaidanijumlah
tulangan ini dibandingkanidenganitulangan yang akan dipasang dan
melakukan desain pondasi.
e) Perhitungan Dimensi
Dimensi struktur yang diperhitungkan meliputi balok, kolom, dan
penulangan.
3.3.4 Mendimensi Struktur
Pradimensi struktur menggunakan struktur komposit, bagian yang
lakukan trial and eror adalah struktur atas dan struktur bawah.
3.3.5 Perhitungan Analisa Struktur
Adanya pekembangan pada segi teknologi, secara langsung juga
berdampak pada bentuk bangunan yang bervariasi, yang mana akan menciptakan
analisis hitungan yang rumit dan memerlukan durasi pengerjaan yang lama untuk
menyelesaikannya, untuk banyak ragam cara menganalisi struktur dari bangunan
yang akan direncanakan program ETABS V.18 merupakan alat bantu untuk
mempermudah dan mempercepat perhitungan Analisa stuktur. Hasil output dari
analisa ini diperoleh gaya lintang, gaya normal dan gaya momen. Proses selanjutnya
hasil output yang diperoleh tersebut dipakai untuk menghitung tulangan dan
pondasi. Berikut ini adalah langkah dalam analisa menggunakan software ETABS
V.18 :

46
a) Penentuan satuan yang digunakan
Untuk memulai permodelan, kita harus memilih satuan yang
konsisten, sehingga dapat mengurangi resiko terjadinya keslahan dalam
tahap perencanaan.
b) Input material dan input dimensi penampang
Pada tahap ini, kita dapat memillih jenis material dan spesifikasi
yang telah disesuaikan pada peraturan yang ada, dan dapat memilih
dimensi penampang yang akan kita pakai dalam perencanaan.
c) Pemodelan struktur
Untuk tahap permodelan struktur, kita dapat memilih bagaimana
bentuk keseluruhan bangunan dan harus mengusahakan bagimana
caranya bangunan yang akan dimodelkan aman dari berbagai aspek
yang berlaku.
d) Input beban (beban mati dan beban hidup)
Dalam menghitung beban struktur menggunakan bantuan program
ETABS V.18. Bila data yang di input saat perancangan pada ETABS
V.18 akurat maka hasil output yang diperoleh menjadi lebih tepat dan
akurat. Beban mati pelat, beban sendiri struktur, beban hidup, beban
gempa statik atau dinamik pada ETABS V.18 sesuai langkah – langkah
sebagai berikut :
1. Berat sendiri
a. Input berat jenis material pada tabel material
b. Input ukuranipenampangipada tabel section
c. Menghitung berat sendiri struktur = berat jenis × A × P
2. Beban hidup merata dan beban mati
Beban hidup merata dan beban mati di input pada permodelan
sebagai beben merata pelat lantai
3. Beban gempa
a. Mendesain beban gempa statik ekuivalen seuai dengan SNI 1726
- 2019
b. Mendesain beban gempa dari respon spektrum menggunakan data
terbaru dari puskim, dan SNI 1726 - 2019
c. Mengontrol beban gempa dinamik (respon spektrum) > 100%

47
beban statik ekuivalen
e) Analisa Struktur
Suatuiproseduriminimal dalamipemeriksaan hasilianalisisistruktur
harusidilakukan:
1. Mengontrol reaksi tumpuan dan beban yang dihasilkan
2. Mengontrol dimensi dari balok, pelat dan kolom
3. Mengontrol nilai ratio pada balok dan kolom
4. Mengontrol kesetabilan dari analisis dinamik :
Berbeda dengan analisis statik yang hasilnya mengacu pada
perhitungan beban dan kekakuan struktur, hasil yang diperoleh dari
analisis dinamik mengacu pada berbagai aspek antaralain periode
getaran, mode getaran, jumlah eigen, damping ratio, drif lantai,
faktoripartisipasimassa, dan rasioibaseishear statik/dinamik.
5. Mengontrol perhitungan manual.
f) Cek kekuatan struktur
Dengan program ETABS V.18, dimensi balok dan kolom yang akan
digunakan dapat diinput dengan cara manual maupun otomatis, tetapi
jika profil yang telah didesain hasilnya tidak memenuhi dari hasil yang
ditentukan, maka harus adanya trial and error, dimana hasil yang harus
didapatkan yaitu dimensi penampang profil yang mampu untuk
memikul gaya yang dihasilkan struktur, dan juga harus dihasilkan
penampang yang ekonomis sesuai SNI yang berlaku.
3.4 Penyajian Laporan dan Format Pengambaran
Dalam penulisan laporan tugas akhir menyesuaikan dengan peraturan
penulisan tugas akhir Program Studi Teknik Sipil dalam perancangan gedung
bertingkat antara lain sistematika penulisan, tata guna Bahasa dan bentuk dari
laporan tersebut.

Format untuk gambar yang digunakan menyesuaikan aturan serta


langkah – langkah menggambar struktur bangunan dan aplikasi yang digunakan
adalah AutoCAD.

48
BAB IV

ANALISA DAN PERHITUNGAN

4.1 Tinjauan Umum


Analisis gedung pabrik baja beton komposit dilakukan dengan
menggunakan permodelanistruktur 3Didengan bantuan software ETABS18. Kolom
dan balokipada bangunan ini dimodelkanisebagaiielemeniframe sedangkan pelat
lantai (bondex) dan pelat lantai tangga dimodelkanisebagaiielemen shell. Untuk
analisisiterhadapibebanigempa, strukturigedung ini dimodelkanisebagaiistruktur
bangunan kaku dimanailantai – lantai idari bangunanidianggap sebagaiidiafragma
kaku (rigid).
4.2 Permodelan Penampang Struktur
4.2.1 Dimensi Penampang Struktur

Dimensiipenampangistruktur iniidirencanakaniberdasarkan SNI 1729 –


2020 Spesifikasi UntukiBangunaniGedung Baja Struktural dan SNI 1726 – 2019
TataiCara Perencanaan TahaniGempaiUntuk Struktur Bangunan Gedung dan Noni
Gedung.

1. PenampangiBalok
Tabel 4.1 PenampangiBalok
No Namai Baja H B T1 T2 R
Balok (mm) (mm) (mm) (mm) (mm)

1 Balok Anak IWF 300 200 8 12 18


300x200
2 Balok Induk IWF 500 300 12 20 28
Arah X 500x300
3 Balok Induk IWF 300 200 8 12 18
Arah Y 300x200
4 Balok IWF 400 200 8 13 16
Tangga 400x200

49
5 Balok IWF 400 200 8 13 16
Penumpu 400x200

Tangga

6 Balok U 150 75 6 8
Gording 150x75
7 Balok IWF 250 125 6 9 12
Separator 250x125
8 Balok IWF 250 125 6 9 12
Pengatrol 250x125
9 Balok kuda- IWF 500 200 10 16 20
kuda 500x200
10 Balok IWF 150 100 6 9 11
Bordes 150x100
11 Balok Regel IWF 300 200 8 12 18
Arah Y 300x200

2. Penampang Kolom
Tabel 4.2 Penampang Kolom Komposit
No Nama Baja H B T1 T2 R
Kolom (mm) (mm) (mm) (mm) (mm)

1 Kolom H Beam 300 300 10 15 18

Komposit 300x300
500x500
Tabel 4.3 Penampang Kolom Baja H Beam
No Nama Baja H B T1 T2 R
Kolom (mm) (mm) (mm) (mm) (mm)

1 Kolom H Beam 400 400 13 21 22


Tangga 400x400

50
3. Penampang Pelat Lantai
Tabel 4.4 PenampangiPelatiLantai
No NamaiPlatiLantai TebaliPelatiLantai (mm)

1 Bondex 3 m 130

2 Bondex 2,125 m 90

3 Pelat Anak Tangga 3


Baja

4 Pelat Bordes Baja 6

4.2.2 Permodelan Struktur

Gedung pabrik ringan 4 lantai dengan strktur baja beton komposit ini
direncanakan dengan panjang total 72 m dan lebar 42,5 meter. Tinggi total struktur
adalah 20 meter dengan atap baja WF 500 x 200 serta Gording U 150 x 75. Struktur
atas terdiri dari pelat bondex 13 cm, balok anak 300 x 200, balok induk 500 x 300,
dan kolom 300 x 300 dengan diselimuti beton 500 x 500. Struktur bawah pondasi
menggunakanitiangipancangidiameter 40 cm fc 520 MPa denganikedalamani26
meter, pile cap dengan ukuran 2300 x 2300 x 750.

Gambar 4.1 PermodelaniStrukturi3DiTampakiDepan Prespektif

51
Gambar 4.2 PermodelaniStrukturi3DiTampakiBelakang Prespektif

Gambar 4.3 PermodelaniStrukturi3DiTampakiSamping


4.2.3 Mutu Bahan Struktur

Mutu bahan yang dipakai untuk merencanakan permodelan struktur


sebagai berikut :

1. Mutuibetoniuntukistrukturipelat lantai danikolom


Fc’ = 30 MPa (K375)
2. Mutu baja tulangan yang digunakan
BJTS 420B = Fy 420 MPa, Fu 525 MPa (Ulir, d ≤ 12 imm)
BJTS 420B = Fy 420 MPa, Fu 525 MPa (Ulir, d ≥ 12 imm)

52
4.3 Pembebanan Struktur

Perencanaan Gedung Pabrik Baja Beton Komposit denganitanahisedang


iniidirencanakanidengan menggunkan beban kombinasi yangitelahiditetapkan oleh
pemerintahiIndonesia pada SNI 1726 – 2019 kombinasi pembebanan dasar pada
pasal 4.2.2.1 danikombinasiidenganipengaruhibebaniseismikidalam pasal 4.2.2.3
sebagai berikut :

1. 1,4 D
2. 1,2 D + 1,6 L + 0,5 (Lr atau R)
3. 1,2 D + 1,6 (Lr atau R) + (L atau R)
4. 1,2 D + 1,0 W + L + 0,5 (Lr atau R)
5. 0,9 D + 1,0 W
6. 1,2 D + Ev + Eh + L
7. 0,9 D - Ev + Eh
4.5.1 Beban Mati

Dalam tugas akhir ini beban yang kami input pada program ETABS V.18
hanya beban mati tambahan, dikarenakan berat mati dariimaterial dihitungisecara
otomatis berdasarkaniinputidata material dan dimensi material yangidigunakan.
perencanaan beban mati tambahan pada struktur Gedung Pabrik Baja Beton
Komposit menggunakan beban mati yang telah ditetapkan oleh pemerintah
Indonesia dalam SNI 1727 – 2020 pada tabel C3.1-1 – Beban mati desain minimum.
Pembebanan untuk beban mati tambahan sebagai berikut :

1. Beban Mati Pada PelatiLantai 1-4


Bebanimatiiyangibekerjaipadaipelatilantai 1 - 4 meliputii :
 Spesi 1 cm = 1x 0,210 kN/m2 = 0,210 kN/m2
 Keramik 1 cmi = 1 x 0,240 kN/m2 = 0,240 kN/m2
 Instalasi MEP = 0,245 kN/m2 = 0,245 kN/m2
 Plafond + Rangka = 0,180 kN/m2 = 0,180 kN/m2 +
TotaliBebanimatiipadaipelatilantai = 0,862 kN/m2

53
2. Beban Mati PadaiBalok Induk Lantaii1
Tinggi Tembok =6m
BalokiarahiX = 6 mi
BalokiarahiY = 8,5 mi
 Beban Hebel = 1,5 kN/m2
 Beban Hebel arah X = 6 x 6 x 1,5 kN/m2
= 54 kN/m2
Beban Hebel arah Y = 6 x 8,5 x 1,5i kN/m2
= 76,5ikN/m2
3. Beban Mati Pada Balok Induk Lantai 2 - 3
Tinggi Tembok =4m
BalokiarahiX = 6 mi
BalokiarahiY = 8,5 mi
 Beban Hebel = 1,5 kN/m2
 Beban Hebel arah X = 4 x 6 x 1,5 kN/m2
= 36 kN/m2
Beban Hebel arah Y = 4 x 8,5 x 1,5 kN/m2
= 51 kN/m2
4. Beban Mati Pada Balok Induk Lantai 4
Tinggi Tembok =3m
BalokiarahiX = 6 mi
BalokiarahiY = 8,5 mi
 Beban Hebel = 1,5 kN/m2
 Beban Hebel arah X = 3 x 6 x 1,5 kN/m2
= 27 kN/m2
BebaniHebel = 1,5 kN/m2
BebaniHebel arah Y = 3 x 8,5 x 1,5 kN/m2
= 38,25 kN/m2
5. Beban Mati Pada Balok Penumpu Tangga 1
Tinggi Tembok =3m
Balok arah X = 4,25 m
 Beban Hebel = 1,5 kN/m2

54
 Beban Hebel arah X = 3 x 4,25 x 1,5 kN/m2
= 19,125 kN/m2
6. Beban Mati Pada Balok Penumpu Tangga 2 dan 3
Tinggi Tembok =2m
Balok arah X = 4,25 m
 Beban Hebel = 1,5 kN/m2
 Beban Hebel arah X = 2 x 4,25 x 1,5 kN/m2
= 12,75 kN/m2
7. Beban Mati Pada Balok Separator 1 Lift
Tinggi Tembok =3m
BalokiarahiX = 2 mi
BalokiarahiY = 5,1i mi
 Beban Hebel = 1,5 kN/m2
 Beban Hebel arah X = 3 x 2 x 1,5 kN/m2
= 9 kN/m2
 Beban Hebel arah Y = 3 x 5,1 x 1,5 kN/m2
= 22,95 kN/m2
8. Beban Mati Pada Balok Separator 2 dan 3 Lift
Tinggi Tembok =2m
BalokiarahiX = 2 mi
BalokiarahiY = 5,1 mi
 Beban Hebel = 1,5 kN/m2
 Beban Hebel arah X = 2 x 2 x 1,5 kN/m2
= 6 kN/m2
 Beban Hebel arah Y = 2 x 5,1 x 1,5 kN/m2
= 15,3 kN/m2
9. Beban Mati Pada Balok Separator 4 Lift
Tinggi Tembok = 1,5 m
BalokiarahiX = 2 mi
BalokiarahiY = 5,1 mi
 Beban Hebel = 1,5 kN/m2

55
 Beban Hebel arah X = 1,5 x 2 x 1,5 kN/m2
= 4,5 kN/m2
 Beban Hebel arah Y = 1,5 x 5,1 x 1,5 kN/m2
= 11,475 kN/m2
10. Beban Mati Atap
Bebanimatiiyangibekerjaipada atap meliputii:
 Penutup Atap = 4,860 kg/m2
 Penggantung Gording = 0,026 kg/m2
 Ikat Angin = 0,508 kg/m2 +
Total Beban Mati Atap = 5,39 kg/m2
= 0,052 kN/m2
4.5.2 Beban Hidup

Perencanaan beban hidup pada struktur Gedung Pabrik Baja Beton


Komposit menggunakan beban hidup yang telah ditetapkan oleh pemerintah
Indonesia dalam SNI 1727 – 2020 pada tabel 4.3-1 – Beban hidup terdistribusi
merata minimum, Lo dan bebanihidupiterpusatiminimum. Pembebanan untuk
bebanihidup sebagai berikut :

1. Beban Hidup Pada Pelat Lantaii1 – 4 Pabrik Ringan = 6 kN/m2


2. Beban Hidup Pada Tangga = 4,79 ikN/m2
3. Beban Hidup Pada Atapi = 0,96 ikN/m2
4. Beban Hujani=i(40i–i0,8ixiα)i=i(40i–i0,8ix 50) = 0,352 kN/m2
5. Beban Angin
Beban angin 25 kg/m2 dengan ketentuan :
- Anginitekan untuk α < 650 , dikalikanikoefisien (0,02 x α – 0,4)
- Dibelakang angniuntukisemuaiα, dikalikanikoefisien -0,4
Koefisien angin tekan (0,02 x 5 – 0,4) = -0,3
Koefisien angin hisap = -0,4
Angin Tekan =i-0,3ixi25 = -0,156 kN/m
Angin Hisap = -0,4 x 25 = -0,208 kN/m

56
4.4 Analisa Desain Seismik

Pembebanan gempaipadaistrukturiiniimengacuipada SNI 1726 – 2019


dimana tedapat persyaratan dan ketentuan tentang perhitungan beban gempa mulai
dari peta gempa dan beban dinamik > statik 100%.

4.4.1 Faktor Keutamaan Gempa dan Kategori Resiko

Faktorikeutamaanigempaiditentukan dari jenis penggunaan struktur


bangunan gedung sesuaiidengan kategori resiko yang tertera pada SNI 1726 – 2029.
Kategori resiko untuk gedung pabrik tergolong kategori resiko II
denganifaktorikeutamaan gempa (Ie) = 1,0.

Tabel 4.5 Kategori ResikoiBangunaniGedungidaniNoniGedungiuntuk


Beban Gempa
Jenisipemanfaatan Kategorii
resiko
Semuaigedungidanistrukturilain, kecualiiyang termasuk dalam II
ketegori resiko I, II , IV, termasuk, tapiitidakidibatasiiuntuk:
- Perumahani
- Rumahi took danirumahikantor
- Pasari
- Gedungiperkantoran
- Gedungiapartemen/irumahisusun
- Pusatiperbelanjaan/imall
- Bangunaniindustri
- Fasilitasimanufaktur
- Pabriki

Tabel 4.6 Faktor Keutamaan Gempa


Kategoriiresiko Faktorikeutamaanigempa, Ie
I atau II 1,0
III 1,25
IV 1,50

57
4.4.2 Kelas Situs

Dalam perumusan kriteria desain seismik pada bangunan yang terletak


diatas permukaan tanah atau penentuan amplifikasi besaran percepatan gempa dari
dasar tanah hingga permukaan maka diperlukan klasifikasi kelas situs. Kelas situs
ditentukan berdasarkan data tanah dari penyelidikan lapangan atau dapat diperoleh
dari website resmi puskim, diketahui kelas situs dari lokasi bangunan Semarang
adalah SD (TanahiSedang) dikarenakanipenyusunitidakimendapatkanidataitanah
padaidaerahitersebut.

4.4.3 ParameteriResponiSpektral Ss dan S1

Percepatan Respon Spektrum (MCE) ditentukan sesuai wilayah peta


gempaidapatidilihatipadaigambaridibawahiini :

Gambar 4.4 Peta untuk Menentukan Periode Pendek 0,2 Detik (Ss)

Faktor amplifikasi seismik periode 0,2 detik untuk lokasi Semarang


diperoleh Ss 0,8 g.

58
Gambar 4.5 PetaiuntukiMenentukan Periode Pendek 1 Detik (S1)
Faktor amplikasi seismik pada periode 1 detik untuk lokasi Semarang di
peroleh S1 0,4 g.
4.4.4 ParameteriPercepataniSpectraliDesain
Tabel 4.7 KoefisieniSitusiFa
Kelas Parameter respon spektral percepatan gempa
Situs maksimum yang dipertimbangkan resiko-tertarget
(MCER) terpetakan pada periode pendek, T=0,2 detik, SS

SS ≤ 0,25 SS = 0,5 SS = 0,75 SS = 1,0 SS = 1,25 SS ≥ 1,5

SA 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8

SB 0,9 0,9 0,9 0,9 0,9 0,9

SC 1,3 1,3 1,2 1,2 1,2 1,2

SD 1,6 1,4 1,2 1,1 1,0 1,0

SE 2,4 1,7 1,3 1,1 0,9 0,8

SF SS(a)

Ss = 0,8 g dan kelas situs SD ( Tanah Sedang).

Dilakukan interpolasi linear karena nilai Ss ada diantara nilai-nilai Ss.


(𝑥− 𝑥1)
Fa [
= y1 + y2 – y1 ×
(𝑥2 − 𝑥1)
]

59
(0,8 −0,75)
[
= 1,2 + 1,1 – 1,2 ×
(1 −0,75)
]
= 1,180 g
Tabel 4.8 KoefisieniSitusiFv
Kelas Parameter respon spektral percepatan gempa
Situs maksimum yang dipertimbangkan resiko-tertarget
(MCER) terpetakan pada periode 1 detik, S1

S1 ≤ 0,1 S1 = 0,2 S1 = 0,3 S1 = 0,4 S1 = 0,5 S1 ≥ 0,6

SA 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8

SB 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8

SC 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,4

SD 2,4 2,2 2,0 1,9 1,8 1,7

SE 4,2 3,3 2,8 2,4 2,2 2,0

SF SS(a)

S1 = 0,4 g dan kelas situs SD (Tanah Sedang) maka diperoleh Fv sebesar 1,9
Didapatkaniparameteripercepatanispectraidesainiuntukiperiodeipendeki0,2
detikiSDS dengan persamaan (2.67) dan SD1 dengan persamaan (2.68) adalah sebagai
berikut :
SMS = Fa x Ss = 1,18 x 0,8 = 0,944
SM1 = FV x S1 = 1,9 x 0,4 = 0,760
Sehingga parameteripercepatan spektral desain dihitung berdasarkanipersamaan
(2.69) dan (2.70).
2 2
SDS = SMS = × 0,944 g = 0,629
3 3

2 2
SD1 = SM1 = × 0,76 g = 0,506
3 3
Untukiperiodeipendek 0,2 detik sebesar (Ss) 0,8 g daniparameter respon
spectral percepatanigempaiterpetakaniuntuk periode 1 detik (S1) sebesar 0,4 g

60
denganikelas situs SE (Tanah Sedang) di dapatkan daerah Semarang memiliki SDS
= 0,629 dan 0,506.
4.4.5 ResponiSpektrum Gempa

Untukiperiode yangilebihidari T0, Spektrumirespons percepatan desain,


Sa harusidiambilipadaipersamaan :
𝑇
Sa = SDS ( 0,4 + 0,6 )
𝑇𝑜
Untuk periode lebihibesariatau sama dengan T0 danilebihikecilidariiatau
samaidengan TS, Spektrumirespons percepatan desain, iSa diambil :
Sa = SDS

Untukiperiode lebihibesaridari TS , Spektrum respon pecepatan desain Sa


diambilidariipersamaan :
SD1
Sa =
𝑇
Perencanaaniresponispektrumipada gedung ini perencanaimenggunakan
sistemimanualidenganibantuan software Microsoft office excel 2013, untukidata
perhitungan respons spektrum manualididapatkanirespon spektrum desain sebagai
berikut :
Tabel 4.9 ResponsiSpektrumiDesain

T (s) Sa (g) T (s) Sa (g) T (s) Sa (g)


0 0,251 3 0,168 8 0,0475
0,161 0,629 4 0,126 9 0,037
0,805 0,629 5 0,101 10 0,030
1 0,506 6 0,084 11 0,025
2 0,253 7 0,062 12 0,021

61
0,7

0,6

0,5

0,4

0,3

0,2

0,1

0
0 2 4 6 8 10 12 14

Gambar 4.6 Grafik Respons Spektrum


4.4.6 KategoriiDesainiSeismik
Tabel 4.10 KategoriiDesainiSeismik BerdasarkaniParameter Respons
Percepatanipada Periode Pendek Fa 0,2 detik

Kategori resiko
Nilai SDS
I atau II atau III IV
SDS < 0,167 A A

0,167 ≤ SDS < 0,33 B C

0,33 ≤ SDS < 0,5 C D

0,50 ≤ SDS D D

Tabel 4.11 KategoriiDesainiSeismik BerdasarkaniParameteriRespons Percepatan


pada Periode 1 detik
Kategori resiko
Nilai SDS
I atau II atau III IV
SDS < 0,067 A A

0,067 ≤ SDS < 0,133 C C

0,133 ≤ SDS < 0,20 C D

0,20 ≤ SDS D D

62
Tabel 4.12 Faktor R, Cd dan Ωo

Koefisien Faktor Faktor Batasan sistem struktur


modifikasi kuat pembesaran dan batasan tinggi
Sistem pemikul gaya seismik respons, lebih defleksi, struktur, hn (m)d
Ra sistem, Cdc
Kategori desain seismik
Ωob
e e f
B C D E F

C. Sistem rangka pemikul momen

1.Rangka baja pemikul 8 3 5½ TB TB TB TB TB


momen khusus

2.Rangka batang pemikul 7 3 5½ TB TB 48 30 TI


momen khusus
3.Rangka baja pemikul 4½ 3 4 TB TB 10k TIk TIk
momen menengah
4.Rangka baja pemikul 3½ 3 3 TB TB TIl TIl TIl
momen biasa
5.Rangka beton bertulang 8 3 5½ TB TB TB TB TB
m
pemikul momen khusus
6.Rangka beton bertulang 5 3 4½ TB TB TI TI TI
pemikul momen menengah
7.Rangka beton bertulang 3 3 2½ TB TI TI TI TI
pemikul momen biasa
8.Rangka baja dan beton 8 3 5½ TB TB TB TB TB
komposit pemikul momen
khusus
Keterangan :
TB : Tidak dibatasi
TI : Tidak diijinkan
Gedung pabrik dibangun dengan menggunakaniRangkaiBaja daniBeton
KompositiPemikuliMomeniKhususidengan nilai R = 8; CD = 5,5; Ωo = 3.
4.4.7 Berat Seismik Efektif
Perencanaan massa pelat lantai ini tergantung dari Anaslisa perencana
berdasarkan beban struktur, bebanimatiitambahan , dan bebanihidup dari SNI 1726.
Berat Seismik perlantai dapatilangsungikita peroleh melalui program ETABS.

63
Tabel 4.13 Masa Struktur dan Koordinat Titik Berat Struktur
Mass X Mass Y XCM YCM Cum Mass X Cum Mass Y
Story Diaphragm
kg kg m m kg kg
Story 3 D LT 3 1005671 1005671 21,1684 36,3865 1005671 1005671
Story 2 D LT 2 1078291 1078291 21,1502 36,2992 2083962 2083962
Story 1 D LT 1 1133050 1133050 21,1437 36,3240 3217012 3217012
4.4.8 AnalisaiWaktuiGetaridaniRagamiGerakiStruktur
Permodelanianalisis waktu getar bertujuaniuntukimengetahuiiwaktuigetar
alami struktur yangiakanidigunakaniuntukiperhitungan gempa statik ekivalen dan
ragam gerak struktur yangiterjadiijikaidiberiibeban arah horizontal.

Ragam 1
T = 0,904 detik
Translasi Arah Y
Gambar 4.7 Ragam Gerak Struktur Mode 1

64
Ragam 2
T = 0,795 detik
Translasi Arah X
Gambar 4.8 Ragam Gerak Struktur Mode 2

Ragam 3
T = 0,746 detik
Translasi Arah Y
Gambar 4.9 Ragam Gerak Struktur Mode 3

Analisa bangunan Gedung Pabrik Baja Beton Komposit ini


menggunakan 12 modal ragam getar dimana iiniitelah mencukupi terhadapisyarat
dimanaipolairagamipertama danikeduaiharus bertranslasi arah orthogonal dan
memiliki 90% dinamik.

65
Tabel 4.14 ModaliLoadiParticipation Ratios

Static Dynamic
Case ItemType Item
% %
Modal Acceleration UX 99,95 96,45
Modal Acceleration UY 99,96 98,21
Modal Acceleration UZ 0 0
Diketahui ragamigerakipertama bertranslasiiarahiY denganiwaktuigetar
alami 0,988 detik, ragamigerak kedua bertranslasiiarahiX denganiwaktuigetar alami
0,96 detik, ragamigerakiketiga bertranslasiiarahiY denganiwaktuigetar alami 0,964
detikidaniragamigerak keempat rotasi denganiwaktu getar alami 0,973 detik. Detail
dapat dilihatipada tabel dibawah.

Tabel 4.15 RagamiGerakidaniWaktuiGetar Alami Struktur

Periode
Mode UX UY RZ
detik
1 0,904 0,012 0,988 0
2 0,795 0,96 0,021 0,02
3 0,746 0,032 0,964 0,004
4 0,661 0,025 0,002 0,973
5 0,339 0 0 1
6 0,332 0,001 0,998 0,002
7 0,262 0,972 0,012 0,016
8 0,25 0,024 0,947 0,029
9 0,242 0,002 0 0,997
10 0,229 0 0 1
11 0,216 0,001 0,995 0,004
12 0,212 0,04 0,126 0,834

4.4.9 Kontrol Waktu Getar Alami Fundamental

Periode fundamental pendekatani (Ta) dalamidetik harusiditentukan


dengan persamaan dibawah ini :

Ta = Ct hnx

66
Keterangan :
hn adalah ketinggian struktur bangunan dalam (m) dari atas hingga dasar, koefisien
Ct dan x diperoleh dari tabel berikut.

Tabel 4.16 Nilai Parameter Periode Pendekatan Ct dan χ


Tipe Struktur Ct χ
Sistem rangka pemikul momen di mana rangka
memikul 100 % gaya seismik yang disyaratkan dan
tidak dilingkupi atau dihubungkan dengan komponen
yang lebih kaku dan akan mencegah rangka dari
defleksi jika dikenai gaya seismik:
 Rangka baja pemikul momen
 Rangka beton pemikul momen 0,0724 0,8
0,0466 0,9
Rangka baja dengan bresing eksentris 0,0731 0,75
Rangka baja dengan bresing terkekang terhadap tekuk 0,0731 0,75
Semua sistem struktur lainnya 0,0488 0,75

Berdasarkan tabel diatas didapatkan nilai Ct = 0,0724


Maka dengan persamaan (2.73) didapatkan nilai Ta sebesar :
Ta = 0,0724 x 200,8 = 0,7953 (Batas Bawah)
Nilai yangidihasilkaniharusikurangidari hasil Cu x Ta, idimana Cu adalahikoefisien
untukibatasiatas pada periode yangidihitung.

Tabel 4.17 Koefesien UntukiBatas Atas pada Periode yangiDihitung

Parameter Percepatan Respons Koefesien


Spektral Desain pada 1 detik, SD1 Cu
≥ 0,4 1,4
0,3 1,4
0,2 1,5
0,15 1,6
≤ 0,1 1,7

67
Dimana SD1 = 0,5066 , maka diambil nilai Cu sebesar 1,4 dihitung dengan
persamaan (2.74)
Ta = Cu x Ta
= 1,4 x 0,7953
= 1,1135 (Batas Atas)
DariiperhitunganiAnalisa ETABS (Tabel 4.17) didapatkaninilaiiperiode
translasiiarahiXidaniY makaidapatidisimpulkan :

Tx = 0,7953 < 0,795 < 1,1135

Ty = 0,7953 < 0,904 > 1,1135

Karena periode waktu getar alami struktur pada arah Y didapat Ta < Tc
< Cu x Ta, makaidiambiliperhitunganiTc = 0,904 daniuntukiperiode waktu getar
alami struktur padaiarahiXididapatiTai<iTci< Cu x Ta, makaidiambil perhitungan
manual Tc = 0,795.
4.4.10 Kontrol Gaya Geser Dasar (Base Shear)

Koefisien respon seismik Cs dihitung dengan persamaan (2.75) harus


ditentukan sesuai dengan SNI 1726 – 2019. NilaiiRiyangidigunakaniuntuk sistem
rangka baja dan beton kompositipemikulimomenikhususiyaitu 8.

𝑆𝐷𝑆 0,6293
Cs = 𝑅 = 8 = 0,0786
( ) ( )
𝐼𝑒 1

Batasan pada persamaan (2.76) :


𝑆𝐷𝑆 0,6293
Cs max = 𝑅 = 8 = 0,0986
𝑇𝑎( ) 0,7953( )
𝐼𝑒 1

Csiharus tidak kurang dari persamaan (2.77) :


CS min = 0,044 × SDS × Ie = 0,044 × 0,6293 × 1 = 0,0025
Maka, CS min < CS < CS max
0,0025 < 0,0786 < 0,0926
maka nilai Cs yang digunakan adalah 0,0786
Maka pada persamaan (2.78) perhitungan geser dasar seismik :
Vx = Cs x W
= 0,0786 x 3217012,72
= 253071,667 kg

68
Vy = Cs x W
= 0,0786 x 3217012,72
= 253071,667 kg
4.4.11 DistribusiiGaya Gempa Statik TiapiLantai
Distribusiigayaigempa lateral (F) berdasarkan user defined padaisetiap
lantai dihitung sepertiidibawahiini :
F = Cv x V
Cv = wi x hik
∑wi x hik
Nilai K untuk periode desainipadairentang 0,5 T < T < 2,5 adalah :
𝑥−𝑥1
K = y1 + (y2 - y1 x 𝑥2−𝑥1 )
0,79−0,5
=1+(2–1x )
2,5−0,5

= 1,14

Tabel 4.18 Distribusi Gaya Gempa Statik Ekivalen Tiap Lantai


Story W (kg) h k h^k W x hk Cvx Fx = Fy (kg)
Story 3 1005671 14 1,14 20,67 20789452 0,464 117445

Story 2 1078291 10 1,14 14,05 15150079 0,338 85587

Story 1 1133050 6 1,14 7,81 8857619 0,197 50039


Jumlah 3217012 44797150 1 253071

4.4.12 GayaiGeser Statik Tiap Lantai


Gaya geser tiapilantai akibatibeban gempa desain merupakanikumulatif
dariipenjumlahanigayaigempaistatikiekivalen tiap lantai
Tabel 4.19 GayaiGeseriStatikiLantai
Fx Vx Fy Vy
Story
kgf kgf kgf kgf
Story 3 117445 117445 117445 117445
Story 2 85587 203032 85587 203032
Story 1 50039 253071 50039 253071
Perhitungan :
Gaya geser Story 3, V3 = F3 = 117445 kg
Gaya geser Story 2, V2 = F2 = V3 + F2 = 203032 kg

69
3

0
0 50000 100000 150000 200000 250000 300000

Series1
X Series2
Y

Gambar 4.10 Gempa Statik Arah X dan Y


4.4.13 Pembebanan Gempa Statik Otomatis Etabs
Dari hasil analisis ETABS diperoleh dengan ASCE 7-16 berdasarkan
Time Period Program Calculated didapat :

Tabel 4.20 Base Reactions Time Period Program Calculated


Output FX FY FZ MX MY MZ
Case kN kN kN kN-m kN-m kN-m
Ex -2564 0 0 -0,0000028 -28611 92641
Ey 0 -2283 0,00000286 25605 -0,0000058 -48471
Konversi Fx dan Fy dari kN ke kg, dimana 1 kN = 101,97 kg

Tabel 4.21 Perbandingan Nilai Base Shear Statik


Vx Vy
No Metode
kg kg
1 Manual 253071 253071
2 ASCE 7-16 261484 232873

4.4.14 Pembebanan Dinamik Respons Spektra


Pembebananigempaidengan respons spektra bergunaiuntuk melihat
perilaku dinamik dariipola gaya geser bangunani-ibangunanitinggiiyangidipengaruhi
olehibanyak mode/modal yangiberkontribusi. Pembebanan gempa dinamik respons
spektra dapatidianalisisilangsungimenggunakaniprogram ETABS denganiterlebih

70
dahuluimembuatikurva respons spektrum. Hasil pembebanan respons spectra dapat
dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.22 Gaya Geser Dinamik
Output FX FY FZ MX MY MZ
Case kN kN kN kN-m kN-m kN-m
Rx 2328 244,603 0,000000506 2800 26434 92557
Ry 244,603 1776 0,00000221 20378 20786 38531

4.4.15 Relasi Gempa Statik – Dinamik


Berdasarkan SNI 1726 – 2019, beban gempa dinamik tidak boleh kurang
dari 100% beban gempa statik, atau dengan kata lain V Dinamik ≥ V Statik jika
syarat tersebut tidak terpenuhi maka beban gempa dinamik harus dikalikan dengan
faktor Skala sebesari:
𝑉𝐵𝑎𝑠𝑒 𝑆𝑡𝑎𝑡𝑖𝑘
Scale Factor = 𝑉𝐵𝑎𝑠𝑒 𝐷𝑖𝑛𝑎𝑚𝑖𝑘

V Dinamik ≥ V Statik
237482,175 ≥ 253071,667
Dikarenakan nilai dari gaya gempa dinamik lebih kecil dari gaya gempa
statis, maka harus dikalikan dengan faktor skala. Gaya geser dinamik tiap ilantai
dilihat pada outputiETABS.
Tabel 4.23 Gaya Geser Dinamik – X Lantai
Elevation X-Dir Y-Dir
Story Location
m kN kN
Story3 14 Top 1098,70 118,461
Bottom 1105,24 119,132

Story2 10 Top 1852,05 196,122

Bottom 1856,54 196,58

Story1 6 Top 2327,52 244,45

Bottom 2328,94 244,604

71
Tabel 4.24 Gaya Geser Dinamik – Y Lantai
Elevation X-Dir Y-Dir
Story Location
m kN kN

Story3 14 Top 115,767 876,818

Bottom 116,459 876,818

Story2 10 Top 195,263 1424,75

Bottom 195,734 1428,02

Story1 6 Top 244,459 1775,35

Bottom 244,604 1776,36

Tabel 4.25 Gaya Geser Statik dan Dinamik Tiap Lantai


Statik Dinamik
Story Vx Vy Rx Ry
kgf kgf kg kg
Story 3 117445,450 117445,450 112701,027 89409,101
Story 2 203032,492 203032,492 189310,874 125615,130
Story 1 253071,660 253071,660 237482,175 181135,37

Tabel 4.26 Relasi Gaya Gempa Statik – Dinamik


Gaya Gempa Vx (kg) Vy (kg)
Statik 253071,660 253071,660
Dinamik 237482,175 181135,370

Berdasarkanitabelidiatas, VDINAMIK ≥ V Statik, imaka faktor skala gaya


yangiharusidiberikaniadalah :
253071,66
Scale factor arah X = 237482,175 = 1,065
253071,66
Scale factor arah Y = 181135,37 = 1,397

Nilaiifaktor skala gaya yangitelahididapat kemudianiinput ke respon


spektrum, maka geser dinamik terkoreksi.

72
Tabel 4.27 Gaya Geser Dinamik Terkoreksi
Statik Dinamik Skala Gaya Dinamik Terkoreksi
Story Vx Vy Rx Ry Rx Ry
X Y
kgf kgf kg kg kg kg
Story 3 117445 117445 112701 89409 120026 124904

Story 2 203032 203032 189310 125615 1,065 1,397 201616 203424


Story 1 253071 253071 237482 181135 252919 253045

0
0 50000 100000 150000 200000 250000 300000

x
Series1 Y
Series2

Gambar 4.11 Gempa Dinamik Terkoreksi Arah X dan Y

4.4.16 BebaniGempaiDesain

Dariihasilirelasi antara gempa static danidinamik, diperoleh menentukan


gayaigempa desain dengan distribusiiyangibaik dan sesuai sepanjangitinggiigedung.
Gaya gempa desain mempertimbangkaninilaiiantara gaya geser statikiminimal yang
diisyaratkan dan gaya gempa dariihasil dinamik respons spektra yangihasilnyaidapat
dilihatipadaitabel dibawahiini.
Tabel 4.28 GayaiGeseriDesainiTiapiLantai
Statik Dinamik Terkoreksi Gaya Geser Desain
Story Vx Vy Rx Ry Rx Ry
kgf kgf kg kg kg kg
Story 3 117445 117445 120026 124904 120026 124904
Story 2 203032 203032 201616 203424 203032 203424
Story 1 253071 253071 252919 253045 253071 253071

73
Nilai gaya geser desain di dapat dari maksimum gaya gempa static dan
gaya dinamik terkoreksi. Contoh perhitungan gaya geser desain pada story 3 adalah
sebagai berikut :
Arah X :
Gaya Geser Desain Story 3 = MAX (117445,45; 120026,939) = 120026 kg
Arah Y :
Gaya Geser Desain Story 3 = MAX (117445,45; 124904,419) = 124904 kg
3

0
0 50000 100000 150000 200000 250000 300000

Series1
Statik Series2
Dinamik Geser
Series3

Gambar 4.12 PerbandinganiGayaiGeser Desain Gaya Statikidan Dinamik Arah Y


3

0
0 50000 100000 150000 200000 250000 300000

Series1
Statik Series2
Dinamik Series3
Geser

Gambar 4.13 Perbandingan Gaya Geser Desain Gaya Statik dan Dinamik Arah Y

74
4.4.17 GayaiGempa Lateral Desain

Gaya gempa lateral desainitiapilantai didapat dari gaya geser tiap


lantaidesain hasilianalisisisebelumnya. Gayaigempaipada suatu lantaiimerupakan
selisihdari gayaigeseriantarilantai tersebut, sehinggainilainyaimasing - masingidapat
dilihatipada tabelidiibawahiini.
Tabel 4.29 GayaiGempaiDesain

Gaya Geser Desain F Gempa Desain


Vx Vy Fx Fy
kg kg kg kg
120026 124904 120026 124904
203032 203424 83005 78519
253071 253071 50039 49647
Contoh perhitungan Gaya Gempa Desain arah X (Fx)
F3 = V3 = 120026,930 kg
F2 = V2 – V3 = 120026,93 - 203032,49 = 83005,552 kg
4.4.18 KontroliDesain

Kontrolidesainistrukturidilakukaniterhadapipengecekan batas simpangan


antarilantai serta kestabilan akibat efek P-Delta.
3
SIMPANGAN ANTAR LANTAI (mm)

0
0 20 40 60 80 100 120 140
ELEVASI BANGUNAN (m)

Simpang Simpang
Series1
Lantai Series2
Ijin

Gambar 4.14 MaximumiStoryiDisplacementiAkibatiGempa EX

75
Tabel 4.30 SimpanganiMaksimumiLantaiiAkibat GempaiArah EX
Elevation X-Dir Y-Dir
Story Location
m mm mm
Story 3 14 Top 18,850 2,480
Story 2 10 Top 14,431 1,928
Story 1 6 Top 8,401 1,483

3
SIMPANGAN ANTAR LANTAI (mm)

0
0 20 40 60 80 100 120 140
ELEVASI BANGUNAN (m)

Simpang Simpang
Series1
Lantai
Series2
Ijin

Gambar 4.15 MaximumiStoryiDisplacementiAkibatiGempaiEY

Tabel 4.31 SimpanganiMaksimumiLantaiiAkibatiGempaiArah EY


Elevation X-Dir Y-Dir
Story Location
m mm mm
Story 3 14 Top 2,222 18,523
Story 2 10 Top 1,834 14,003
Story 1 6 Top 1,714 7,951

Tabel 4.32 Simpangan Antar Tingkat Ijin X


hsx δe ʌ ʌi ʌijin
Story Keterangan
(mm) (mm) (mm) (mm) (mm)
Story 3 4000 18,850 103,675 24,304 80 OK
Story 2 4000 14,431 79,370 33,165 80 OK
Story 1 6000 8,401 46,205 46,205 120 OK

76
Tabel 4.33 Simpangan Antar Tingkat Ijin Y
hsx δe ʌ ʌi ʌijin
Story Keterangan
(mm) (mm) (mm) (mm) (mm)
Story 3 4000 18,523 101,887 24,860 80 OK
Story 2 4000 14,003 77,016 33,286 80 OK
Story 1 6000 7,951 43,731 43,730 120 OK
Contohipenentuan simpangan antar tingkat/lantai i3 untukigempaiarahiY
dengan persamaan (2.79) sebagai berikut:
Cd = 5,5
Ie =1
𝐶𝑑𝑥δe15
ʌ3 =
𝐼𝑒
5,5𝑥18,523
=
1

= 101,887 mm
𝐶𝑑𝑥δe14
ʌ2 =
𝐼𝑒
5,5𝑥14,003
=
1

= 77,0165 mm
ʌi = ʌ 15 - ʌ 14
= 101,887 - 77,0165
= 33,286 mm
Bila diperoleh simpangan antar tingkat < dari simpangan ijin maka bangunan
dianggap memenuhi persyaratan batas simpangan.
Tabel 4.34 Simpangan AntariTingkatiIzin

Struktur Kategori
I dan II III IV
Struktur, selain dari struktur dinding geser batu bata, 4 0,025hx 0,020hx 0,015hx
tingkat atau kurang dengan dinding interior, partisi,
langit-langit dan sistem dinding eksterior yang telah
didesain untuk mengakomodasi simpangan antar
lantai tingkat
Struktur dinding geser kantilever batu bata 0,010 hx 0,010 hx 0,010 hx
Struktur dinding geser lain nya 0,007 hx 0,007 hx 0,007 hx
Semua struktur lainya 0,020 hx 0,015 hx 0,010 hx

77
ʌijin = 0,02 x h
= 0,02 x 200
= 40 mm
Analisisikontroliselanjutnyaiyaituipengecekan kestabilan bangunan/efek
P-Delta, idibutuhkaninilaiibeban kumulatif gravity padaitiapilantaiidengan faktor
bebaniindividuitidakimelebihii1,0. Maka kombinasi untuk pengecekan P-Delta
=1DL+0,3 LL.
Tabel 4.35 P (Gravity) Komulatif

Load P P
Story Location
Combination Kn kg
Story 3 25961 2647280
Comb P-Delta Bottom
Story 2 49086 5005385
Comb P-Delta Bottom
Story 1 73367 7481265
Comb P-Delta Bottom

Tabel 4.36 Cek Kesetabilan Akibat Gempa X


hsx ʌi P Vx
Story ꝋ ꝋ max Cek
(mm) (mm) kg kg
24,304 2647280 120026 0,02436606 0,09090909 STABIL
Story 3 4000
33,165 5005385 203032 0,037164584 0,09090909 STABIL
Story 2 4000
46,205 7481265 253071 0,041391511 0,09090909 STABIL
Story 1 6000

Tabel 4.37 Cek Kesetabilan Akibat Gempa Y


hsx ʌi P Vx
Story ꝋ ꝋ max Cek
(mm) (mm) kg kg
24,860 2647280 124904 0,023949732 0,09090909 STABIL
Story 3 4000
33,286 5005385 203424 0,037228354 0,09090909 STABIL
Story 2 4000
43,7305 7481265 253071 0,039174373 0,09090909 STABIL
Story 1 6000
Contoh perhitungan kontrol efek P-Delta Story 1 akibat gempa Y dimana
Cd sebesar 5,5 dan kategori resiko Ie sebesar 1 adalah sebagai berikut :
𝑃 𝑥 ʌi x Ie
ꝋ = 𝑉𝑥 ℎ𝑠𝑥 𝑥 𝐶𝑑
2647280 𝑥 24,86 x 1
ꝋ = 124904𝑥 400000 𝑥 5,5

ꝋ = 0,023949732

78
0,5
ꝋmax = ᴃ 𝑥 𝐶𝑑 ≤ 0,25
0,5
= 1 𝑥 5,5 ≤ 0,25

= 0,909 ≤ 0,25
Karena nilai ꝋ ≤ ꝋ maka struktur masih dalam kondisi stabil.

4.5 Hasil Analisa Struktur


Berikut merupakan hasil analisa struktur dari perencanaan Perancangan
Gedung 4 Lantai Dengan Struktur Komposit menggunakan program ETABS V.18.
4.5.1 Momen
Momen adalah hasil gaya dikali jarak. Untuk momen yang dihasilkan
pada perhitungan menggunakan program ETABS V.18 adalah :

Gambar 4.16 Nilai momen dari aplikasi ETABS V.18

4.5.2 Gaya Lintang


Gaya lintang atauigeseriadalah gaya dalam yangibekerjaitegakilurus
denganias atau sumbunya. Untuk gaya lintang yang dihasilkan pada perhitungan
menggunakan program ETABS V.18 adalah :

79
Gambar 4.17 Nilai gaya lintang dari aplikasi ETABS V.18
4.5.3 Gaya Normal
Gaya normal atau aksialiadalah gaya dalam yangibekerjaisejajaridengan
asiatau sumbunya. Untuk gaya normal yang dihasilkan pada perhitungan
menggunakan program ETABS V.18 adalah :

Gambar 4.18 Nilai gaya normal dari aplikasi ETABS V.18


4.6 Perencanaan Struktur Sekunder
4.6.1 Pelat Lantai
A. Pelat Lantai Bentang 3 m
Dari hasil perhitungan pembebanan struktur diatas, maka didapat berupa
data, yaitu :

80
- qD = 0,862 kN/m2
- qL = 6 kN/m2
Beban superimposed (berguna)
= 0,862 + 6 kN/m2
= 6,862 kN/m2
= 699,826 kg/m2
Berdasarkan tabel perencanaan praktis “super floor deck” dengan tebal
0,75 mm untuk bentangimenerusidenganitulanganinegatif dengan satu
barisipenyangga, dengan panjang bentang 3 m, didapatkan data sebagai
berikut :
- tebalipelat = 13 cm
- tulanganinegatif yang dibutuhkan (A) = 3,75 cm

Tabel 4.38 Perencanaan Struktur Sekunder

- Perencanaanitulanganinegatif
Direncanakan dengan memakaiitulanganidengan diameter 10 mm
As = 0,785 cm2
- Banyaknyaitulangan negative yang dibutuhkan dalam 1 m = A/AS 
3,75/0,785 = 4,777
Dibulatkan menjadi 5 bh
- Jarakiantaritulangani (S) = 1000/5  200imm

81
Tabel 4.39 Penulangan Bondex

tulangan negatif yang


panjang bentang (L) Tebal (cm)
dipakai (mm)
3 13 D 10 200

Gambar 4.19 Detail Pelat Lantai Bentang 3 m


A. Pelat Lantai Bentang 2,125 m
Dari hasil perhitungan pembebanan struktur diatas, maka didapat berupa
data, yaitu :
- qD = 0,86292 kN/m2
- qL = 6 kN/m2
Beban superimposed (berguna)
= 0,862 + 6 kN/m2
= 6,862 kN/m2
= 699,826 kg/m2
Berdasarkan tabel perencanaan praktis “super floor deck” dengan tebal
0,75 mm untukibentangimenerusidenganitulanganinegatifidenganisatu
barisipenyangga, dengan panjangibentangi3 m, didapatkanidataisebagai
berikut :
- tebalipelat =i9icm
- tulangan negatif yang dibutuhkan (A) = 3,08 cm

82
Tabel 4.40 Perencanaan Struktur Sekunder

- Perencanaanitulanganinegatif
Direncanakanidenganimemakaiitulanganidenganidiameter 10 mm As
= 0,785 cm2
- Banyaknyaitulanganinegativeiyangidibutuhkanidalam 1 m = A/AS
 3,08/0,78 = 3,92
Dibulatkan menjadi 4 bh
- Jarakiantaritulangani (S) i=i1000/4 i250imm
Tabel 4.41 Penulangan Bondex
tulangan negatif yang
panjang bentang (L) Tebal (cm)
dipakai (mm)
2,125 9 D 10 250

Gambar 4.20 Detail Pelat Lantai Bentang 2,125 m


4.6.1 Tangga
A. DataiPerencanaaniTanggaiLantaii1 :
Ketinggianiantarilantai : 600 cm
Tinggiibordes : 300 cm
83
Tinggiitanjakani(t) : 18 cm
Lebariinjakani(i) : 27 cm
300
Jumlahitanjakani(Σt) : = 17 buah
18

Jumlahiinjakani(Σi) : (Σt) – 1 = 17 – 1 = 16 buah


Lebar bordes : 150 cm
Lebar tangga : 212,5 cm
18
Sudut Kemiringani(α) : arc tg 27 = 34°

Persyaratan tangga :
60 cm ≤ 2t + i ≤ 65 cm
60 cm ≤ (2 x 18) + 27 ≤ 65 cm
60 cm ≤ 63 cm ≤ 65 cm (OK)
Syaratisudutikemiringan
25° ≤ α ≤ 40°
25° ≤ 34 ≤ 40°i(OK)

Gambar 4.21 Detail Perencanaan Tangga


84
1. PerencanaaniPelatiTangga
Perencanaaitebalipelatitangga
Tebalipelatianakitangga = 3 mm
Beratijenisibaja = 7850 kg/m3
MutuibajaiBji37 (Tegangan leleh baja)

Gambar 4.22 Detail Perencanaan Pelat Anak Tangga


a. Pembebanan
1. Bebanimatii:
Pelatianakitangga = 0,003 x 2,125 x 7850 = 50,043 kg/m
Totalibebanimatii(qD) = 0,490 kN/m2
2. Beban Hidup:
Tanggaidanibordesitangga
Totalibebanihidup (qL) = 4,79 kN/m2
b. Kombinasi Pembebanan
qu = (1,2 x 0,4907) + (1,6 x 4,79)
= 8,253 kN.m
Mu = (1/8) x qu x L2
= (1/8) x 0,075 x (0,27)2
= 0,075 kN.m
= 7,520 kN.cm
c. Kontrol Momen Lentur
Dengan mengacu kepada persamaan (2.7) maka nilai momen
lentur adalah :

85
Z = (1/4) x b x h2
= (1/4) x 212,5 x (0,3)2
= 4,781 cm3
Mp = Zx x fy
= 4,781 x 240
= 11475 kg/cm2
= 112,535 kN/cm2
ꝋMp= 0,9 x 112,535
= 101,281 kN.cm
ꝋMp ≥ Mu
101,281 ≥ 7,574 (OK)
Dikarenakan nilai dari faktor reduksi dikalikan dengan
momen lentur dan hasilnya lebih besar atau sama dengan nilai
momen ultimate sehingga hasilnya dikatakan aman.
d. Kontrol Lendutan
Dengan mengacu kepada persamaan (2.18) maka nilai kontrol
lendutaniadalah :
𝐿 27
δ ijini= 360 = 360 = 0,075 cm
1
Ixi = 12 x b x h3
1
= x 212.5 x 0,33
12

= 0,478 cm4
5 (𝑞𝐷+𝑞𝐿)𝑥 L′ 4
δ° = x
384 𝐸𝐼
5 (0,00539+0,0479)𝑥27′4
= x
384 200000𝑥0,478

= 0,000386 cm

δ ° < δ ijin

0,000386 < 0,075 (OK)

Dikarenakan nilai dari lendutan yang terjadi lebih kecil dari


nilai lendutan yang diizinkan sehingga hasilnya dikatakan aman.
86
2. PerencanaaniPengakuiPelatiTanggai (Support Frame)
DirencanakanimemakaiiprofiliUi65ixi65,7
W = 6,83 Kg/m Ix = 33,4 cm4 r = 9 mm
A = 8,37 cm2 Iy = 33,4 cm4 tw = 7 mm
b = 65 mm ix = 1,96 cm iy = 1,96 cm
a. Pembebanan
1. Bebanimati (i½ilebarianakitangga)

Berat pelat = 0,003 x (0,3/2) x 7850 = 3,530 kg/m


Beratiprofil = 6,830 kg/m +
Total beban mati (qD) = 10,362 kg/m
= 0,102 kN/m
VD = ½ x qD x L
= ½ x 0,1016 x 2,125
= 0,1079 kN
MD = 1/8 x qD x L2
= 1/8 x 0,1016 x 2,1252
= 0,0573 kN.m
2. Beban Hidup
Padaipelatianakitanggaiterdiriiatasiduaijenisibebanihidup,
yaituibebanihidupiterpusatidanibebanihidupiterbagiirata. Dari
duaibebaniakanidiambil eban hidup yang terbesar.

Gambar 4. 23 Sketsa Pembebanan Pelat Anak Tangga

87
a. Beban hidup terpusat
VL(terpusat) = (2 x 100)/2 =100 kg
= 0,981 kN
ML(terpusat) = 0,75 x Mmax (terpusat)
= 0,75 x {(100 x 1,062)-(100 x 0,354)
= 53,1 kgm
= 0,521 kN.m
b. Beban hidup terbagi rata
qL = 0,5 x beban hidup merata x tebal pelat
= 0,5 x 4,79 x 0,30
= 0,719 kN/m
VL (merata) = 1,2 x qL x L
= 1,2 x 0,719 x 2,125
= 0,763 kN
ML(terpusat) = 1/8 x qL x (L)2
= 1/8 x 0,719 x (2,125)2
= 0,406 kN
Jadi, dari dua pembebanan diatas, diambil hasil yang
terbesar, yaitu beban hidup terpusat sehingga :
qu = 1,2.qD + 1,6.qL
= 1,2 x (0,1016) + 1,6 x (0,9807)
= 1,272 kN/m
Vu = 1,2.VD + 1,6. VL
= (1,2 x 0,1079) + (1,6 x 0,9807)
= 1,699 kN
Mu = 1,2 MD + 1,6 ML
= (1,2 x 0,0573) + (1,6 x 0,5207)
= 0,902 kN.m
b. Kontrol penampang profil
Dengan mengacu kepada tabel (2.1) sehingga kontrol pada
penampang profil adalah :
88
Pelat sayap:
𝑏 65
λ = 𝑡𝑓 = = 9,286
7

E 200000
λp = 0,38 √Fy = 0,38√ = 10,969
240

λ < λp
9,286 < 10,969 (Penampang Kompak)
Pelat badan:
ℎ 65
= = 9,28
𝑡𝑤 7
E 200000
λp = 3,76 √Fy = 3,76√ = 108,54
240

< λp
𝑡𝑤
9,28 < 108,54 (OK) Pelat badan aman
Karenaipenampangikompak, imaka Mn = Mp
Zx = (tw x d) ½ d + (tw (b – tw)) ½ tw)
= (0,7 x 6,5) ½ 6,5 + (0,7 (6,5 – 0,7)) ½ 0,7)
= 16,2085 cm3
Mp = fy x Zx
= 2400 x 16,2085
= 38900,4 kg.cm
= 38,12 kNm
ꝋ Mn = 0,9 x 38,12
= 34,310 kN.cm
ꝋ Mn ≥ Mu
34,310 ≥ 0,902 (OK)
Dikarenakan nilai dari faktor reduksi dikalikan dengan
momen nominal dan hasilnya lebih besar atau sama dengan nilai
momen ultimate sehingga hasilnya dikatakan aman.
c. Kontrol Kuat Geser
Dengan mengacu kepada persamaan (2.22) maka nilaiikontrol
kuatigeseriadalah :
ℎ 65
= = 9,28
𝑡𝑤 7
89
E 200000
2,24√ = 2,24√ =64,663
Fy 240
ℎ E
≤ 2,24√
𝑡 Fy

9,28 ≤ 64,663 (Plastis)


Vn = 0,6 x fy x Aw
= 0,6 x 2400 x (6,4 x 0,7)
= 6552 kg
= 64,255 kN
ꝋ Vn = 0,9 x 6552
= 57,829 kN
ꝋ Vn ≥ Vu
57,829 ≥ 1,699 (OK)
Dikarenakan nilai dari faktor reduksi dikalikan dengan gaya
geser nominal dan hasilnya lebih besar atau sama dengan nilai
gaya lintang ultimate sehingga hasilnya dikatakan aman.

d. Kontrol Lendutan
Dengan mengacu kepada persamaan (2.18) maka nilai kontrol
lendutan adalah :
𝐿 212,5
δ ijin = 360 = 140
= 0,885 cm
5 (𝑞𝑈)𝑥L′ 4 3 𝑃𝑥L′ 3 𝑎 𝑎′3
δ ° = 384 x + 24 x x (𝐿 − )
𝐸𝐼 𝐸𝐼 𝐿′3
5 (0,012716)𝑥212,5′4 3 100𝑥212,5′3 65 65′3
= 384 x + 24 x 200000𝑥33,4 x( 212,5 − )
200000𝑥33,4 212,5′3

= 0,005054 + 0,497854
= 0,502908 cm
δ ° < δ ijin
0,502908 < 0,885 (OK)
Lendutan dianggap aman karena lebih kecil dari lendutan ijin
yang ditentukan.

90
3. Perencanaan Pelat Bordes

Gambar 4.24 Bagian - Bagian Tangga

- Perencanaan tebal pelat


Tebal pelat bordes = 6 mm
Panjang pelat bordes = 212,5 cm = 2,125 m
Lebaripelatibordes = 150 cm = 1,5 m
Beratijenisibaja = 7850 kg/m3
Mutuibajai37  Teganganilelehibaja = 2400 kg/cm2
a. Pembebanan
1. Bebanimati
Bebanipelat

0,006 x 2,125 x 7850 = 100,0875 kg/m

= 0,981 kN/m
2. Bebanihidup
Tangga pabrik = 4,79 kN/m
b. Kombinasi Pembebanan
qU = 1,2 qd + 1,6 ql
= 1,2 (0,981 + 1,6 (4,79) = 8,842 kN/m2
Mu = 1/8 qu L2
= 1/8 (8,842) (0,5)2

91
= 0,276 kNm
= 27,631 kNcm
c. Kontrol Momen Lentur
Dengan mengacu kepada persamaan (2.7) maka nilai momen
lentur adalah :
Z = ¼ x b x h2
= ¼ x 212,5 x (0,5)2
= 19,125 cm3
Mp = fy x Zx
= 2400 x 19,125
= 45900 kgcm
= 450,141 Kn.cm
ꝋ Mp = 0,9 x 450,141
= 405,127 kN.cm
ꝋ Mn ≥ Mu

405,127 ≥ 27,631 (OK)

Dikarenakan nilai dari faktor reduksi dikalikan dengan


momen nominal dan hasilnya lebih besar atau sama dengan
nilai momen ultimate sehingga hasilnya dikatakan aman.

d. Kontrol Lendutan

Dengan mengacu kepada persamaan (2.18) maka nilai kontrol


lendutan adalah :

𝐿 50
δ ijin = 360 = 360 = 0,138 cm

1
Ix = 12 x b x h3
1
= x 212,5 x 0,63
12

= 2,7 cm4
5 (𝑞𝐷+𝑞𝐿) 𝑥 𝐿4
δ° = 384 x 𝐸𝐼
5 (0,00981+ 0,0479)𝑥 50
δ° = x
384 200000𝑥2,7
92
δ° = 0,00087 cm
δ ° < δ ijin
0,00087 < 0,138 (OK)
Dikarenakan nilai dari lendutan yang terjadi lebih kecil dari
nilai lendutan yang diizinkan sehingga hasilnya dikatakan
aman.

4. Perencanaan Balok Bordes


Direncanakan IWF 100 x 100
W = 21,1 kg/m Tw = 6 mm Ix = 1020 cm4
A = 26,84 cm2 r = 11 mm Iy = 151 cm4
B = 100 mm h = 108 mm Sx = 138 cm3
D = 148 mm ix = 6,17 cm Sy = 30 cm3
Tf = 9 mm iy = 2,37 cm Zx = 150 cm3
Pembebanan
1. Bebanihidup
Lantai pabrik SNI 1727 – 2020 = 4,79 kN/m2
Totalibebanihidup (qL) = 0,5 x 4,79 = 2,395 kN/m2
VL = 1,2 x qL x L
= 1,2 x 2,395 x 2,125
= 2,545 kN/m2
ML = 1/8 x qL x (L)2
= 1/8 x 2,395 x (2,125)2
= 1,351 kg.m
2. BebaniMati
Beratipelat = 0,006 x 0,5 x 7850 = 23,55 kg/m
Beratiprofil = 21,1 kg/m +
= 49,115 Kg/m
Total Beban Mati (qD) = 0,438 Kn/m
VD = 0,5 x qD x L
= 1,2 x 0,438 x 2,125

93
= 0,465 kN

MD = 1/8 x qD x (L)2
= 1/8 x 0,465 x (2,125)2
= 0,247 kN.m
Kombinasiipembebanan
Vu = 1,2 VD + 1,6 VL
= 1,2 x 0,465 + 1,6 x 2,544
= 4,629 kg
Mu = 1,2 MD + 1,6 ML
= 1,2ixi0,247 + 1,6 x 1,351
= 2,460 kNm
a. Kontrol Penampang
Dengan mengacu kepada tabel (2.1) sehingga kontrol pada
penampang profil adalah :
Pelat Sayap :
𝑏 50
Λ= = = 5,555
2𝑡𝑓 9

E 200000
λp = 0,38 √Fy = 0,38√ = 108,54
240

λ < λp
5,55 < 108,54 (Penampang Kompak)
Pelat badan:
ℎ 108
= = 18
𝑡𝑤 6

E 200000
λp = 3,76 √ = 3,76√ = 108,54
Fy 240


< λp
𝑡𝑤
18 < 108,54 (OK) Pelat badan aman
Mn = Mp
Mp = Zx x fy

= 150 x 2400

94
= 360000 kgcm
= 35,28 kNm
ꝋ Mp = 0,9 x 35,28
= 31,752 kNm
ꝋ Mp ≥ MU
31,752 ≥ 2,460 (OK)
Dikarenakan nilai dari faktor reduksi dikalikan dengan
momen nominal dan hasilnya lebih besar atau sama dengan nilai
momen ultimate sehingga hasilnya dikatakan aman.
b. Kontrol Kuat Geser
Dengan mengacu kepada persamaan (2.22) maka nilai Kontrol
kuat geser adalah :
ℎ 108
= = 18
𝑡𝑤 6

E 200000
2,24√ = 2,24√ = 64,663
Fy 240

ℎ E
≤ 2,24√
𝑡 Fy

18,666 ≤ 64,663 (Plastis)

Vn = 0,6 x fy x Aw

= 0,6 x 2400 x (10,8x 0,6)

= 9331,2 kg
= 91,511 kN
ꝋ Vn = 0,9 x 91,511
= 82,359 kN
ꝋ Vn ≥ 82,359 Vu
82,359 ≥ 4,629 (OK)
Dikarenakan nilai dari faktor reduksi dikalikan dengan gaya
geser nominal dan hasilnya lebih besar atau sama dengan nilai
gaya lintang ultimate sehingga hasilnya dikatakan aman.

95
c. Kontrol Lendutan
Dengan mengacu kepada persamaan (2.18) maka nilai kontrol
lendutan adalah :
𝐿 212,5
δ ijin = 360 = = 0,59 cm
360

Ix = 1020 cm4
5 (𝑞𝐷+𝑞𝐿)𝑥 𝐿4
δ° = x
384 𝐸𝐼
5 (0,0044+0,0254)𝑥212,54
= x
384 200000𝑥1020
= 0,000369 cm
δ ° < δ ijin
0,000369 < 0,59 (OK)
Dikarenakan nilai dari lendutan yang terjadi lebih kecil dari nilai
lendutan yang diizinkan sehingga hasilnya dikatakan aman.

5. Perencanaan Balok Tangga


W = 66 kg/m r = 16 mm SX = 118,5 cm3
A = 84,1 cm2 h = 342 mm SY = 174 cm3
B = 400 mm ix = 16,8 cm Zx = 1286 cm3
H = 200 mm iy = 4,54 cm Zy = 266 cm3
tf = 13 mm Ix = 23700 cm4
tw = 8 mm Iy = 1740 cm4
a. Pembebanan
1. Anak tangga
- Bebanimatii (padaianakitangga)
Bebanipelat = 0,003 x 2,125 x 7850 = 50,04 kg/m
Berat profil balok tangga = 66 kg/m +
Total beban mati (qD) = 116,044 kg/m
= 1,138 kN/m
- Bebanihidup
Tangga SNI 1727 – 2020 Lantai pabrik = 4,79 kN/m2

96
2. Bordes
- Beban Mati (pada bordes)
Beban pelat = 0,006 x 2,125 x 7850 = 100,0875 kg/m
Berat profil balok tangga = 66 kg/m +
Total beban mati (qD) = 166,088 kg/m
= 1,629 Kn/m
- Beban Hidup
Tangga SNI 1727 – 2020
Lantai pabrik = 4,79 kN/m2
Berikut skema pembebanan yang terjadi :

Gambar 4.25 Pembebanan Struktur Tangga

b. Perhitungan gaya dalam

Perhitunganianalisaistrukturiuntukimendapatkan besaranigaya –
gayaidalamimendesainistruktuibalokitanggaidilakukanidengan
memodelkanibalokipadaiprogramiiETABSiV.18iisehinggaidiper
olehibesarnyaigaya dalam dan lendutan yang terjadi :

Momen maksimum (MU) : 52,728 kN.m


Gaya geser maksimum (VU) : 64,605 kN
Gaya aksial maksimum (PU) : 139,224 kN
c. Kontrol penampang profil

97
Dengan mengacu kepada tabel (2.1) sehingga kontrol pada
penampang profil adalah :
Pelat Sayap :
𝑏 100
λ = = = 7,69
𝑡𝑓 13
E 200000
λp = 0,38√Fy = 0,38√ = 10,969
240
λ < λp
7,69 < 10,969 (Penampang Kompak)
Pelat badan:

ℎ 208
= = 41,666
𝑡𝑤 6

E 200000
λp = 3,76 √Fy = 3,76√ = 108,54
240


𝑡𝑤
< λp

41,666 < 108,54 (Penampang Kompak)


Mn = Mp
Mp = Zx x fy
= 1286 cm2 x 2400 kg/cm3
= 3086400 kgcm
= 302,467 kNm
ꝋ Mp = 0,9 x 302,467
= 272,220 kNm
ꝋ Mp ≥ MU

272,220 ≥ 52,728 (OK)

Dikarenakan nilai dari faktor reduksi dikalikan dengan


momen nominal dan hasilnya lebih besar atau sama dengan nilai
momen ultimate sehingga hasilnya dikatakan aman.

98
d. Kontrol tekuk lateral
Dengan mengacu kepada persamaan (2.9) maka nilai Kontrol
tekuk lateral adalah :
1. Perhitungan LP
𝐸
LP = 1,76 ry √
𝐹𝑦

𝐼𝑦 1740
ry = √ =√ = 4,55 cm
𝐴 84,1
200000
LP = 1,76 4,55 √ = 231cm
240
= 2,311 m
2. Perhitungan LR

𝐸 𝐽𝑐 𝐽𝑐 2 0,7 𝐹𝑦 2
Lr = 1,95 rts √ + √( ) + 6,76 ( )
0,7 𝐹𝑦 𝑆𝑥.ℎ0 𝑆𝑥.ℎ0 𝐸

Untuk profil IWF simetri ganda, nilai c = 1


- Cw = ¼ . Iy . h2
= ¼ . 1740 . 34,22
= 508793,4
√(𝐼𝑦 .𝐶𝑤
- rts2 =
𝑆𝑥

√1740 . 508793,4
rts2 =
118,5

rts2 = 125,54
rts = 11,205 cm
1
- J =∑ bt3
3
= (1/3 x 34,2x 0,83) + (1/3 x 20 x 1,33)
= 35,13 cm4
2000000
Lr =1,95x11,205x0,7 𝑥 2400

35,13 𝑥 1 35,13 𝑥 1 2 0,7 2400 2


x√118,5 𝑥 34,2 + √(118,5 𝑥 34,2) + 6,76 ( 200000 )

= 2493,173 cm

99
Balok tangga dibagi menjadi 2, yaitu :
1. Balok tangga dibagian bordes
dengan ketentuan kuat lentur berdasarkan ketentuan L< Lp
Lp = 2,311 m
Lr = 24,93 m
Lb = 1,5 m
1,5 < 2,311 Maka Mn = Mp (Momen bentang pendek,
tekuk torsi lateral tidak berlaku)
2. Balok tangga dibagian anak tangga
ketentuan kuat lentur berdasarkan ketentuan Lb ≤ Lp
Lp = 2,311 m
Lr = 24,93 m
Lb =2m
Maka Mn = Mp (Momen bentang pendek, tekuk torsi
lateral tidak berlaku)
Mp = fy.Zx
= 2400 x 1286
= 3086400 Kg.cm
ΦMn = 0,9 x 3086400
= 2777760 Kg.cm
= 272,220 Kn.m
ΦMn ≥ Mu
272,220 Kn.m ≥ 60,425 Kn.m (OK)
Dikarenakan nilai dari faktor reduksi dikalikan
dengan momen nominal dan hasilnya lebih besar atau sama
dengan nilai momen ultimate sehingga hasilnya dikatakan
aman.
e. Kontrol kuat geser
Dengan mengacu kepada persamaan (2.22) maka nilai Kontrol
kuat geser adalah :
ℎ 348
= = 43,5
𝑡𝑤 9
100
E 200000
2,24√ = 2,24√ = 64,663
Fy 240

ℎ E
≤ 2,24√
𝑡 Fy

43,5 ≤ 64,663 (Plastis)


Vn = 0,6 x Fy x Aw x Cv1
= 0,6 x 2400 x (20 x 0,8) x 1
= 23040 kg
= 225,953 kN
ꝋ Vn = 0,9 x 225,953
= 203,357 kN
ꝋ Vn ≥ Vu
203,357 ≥64,605 (OK)
Dikarenakan nilai dari faktor reduksi dikalikan dengan gaya
geser nominal dan hasilnya lebih besar atau sama dengan nilai
gaya lintang ultimate sehingga hasilnya dikatakan aman.

f. Kontrol lendutan
Dengan mengacu kepada persamaan (2.18) maka nilai kontrol
lendutan adalah :

𝐿 540,83
δ ijin = 360 = = 1,502 cm
360

Ix = 23700 cm4
5 (𝑞𝐷+𝑞𝐿)𝑥 𝐿4
δ° = x
384 𝐸𝐼
5 (0,0113+0,0479)𝑥540,834
= x
384 200000𝑥1020
= 0,001 cm
δ ° < δ ijin
0,001 < 1,502 (OK)
Dikarenakan nilai dari lendutan yang terjadi lebih kecil dari
nilai lendutan yang diizinkan sehingga hasilnya dikatakan aman.
101
g. Persamaan interaksi tekan – lentur
Dengan mengacu kepada persamaan (2.31) maka nilai interaksi
tekan – lentur adalah :
L = 540,83 cm
Kc = 0,7 (sendi – jepit )
kc . L 𝑓𝑦
λc = x√𝐸
𝜋 𝑖𝑦
0,7 . 540,83 2400
= x √2000000
3,14 . 4,54
= 0,920
λc < 1,2 (ok)
ω = 1,25 . λc2
= 1,25 . 0,9202
= 1,058
𝐴𝑔 . 𝑓𝑦
Pn =
𝜔
84,1 . 240
= = 190796,038 kg
1,058
= 1871,136 Kn
ꝋPn = 0,85 x Pn
= 0,85 x 1871,136
= 1590,466 Kn
𝑃𝑢 139,224
= = 0,0875 < 0,2 maka
ꝋPn 1590,466
𝑃𝑢 𝑀𝑢
+ [ꝋMn ] ≤ 1,0
2 x ꝋPn
364,427 92,803
+ [252,079] 0,231 ≤ 1,0 (OK) Maka kekuatan lentur
2∗1590,466
aman karena < kekuatan lentur ijin.

6. Perencanaan Balok Tumpuan Tangga

W = 66 kg/m r = 16 mm SX = 118,5 cm3


A = 84,1 cm2 h = 342 mm SY = 174 cm3
B = 400 mm ix = 16,8 cm Zx = 1286 cm3
H = 200 mm iy = 4,54 cm

102
tf = 13 mm Ix = 23700 cm4
tw = 8 mm Iy = 1740 cm4
a. Pembebanan
1. Anak Tangga
- Bebanimati (pada anakitangga)
Bebanipelat = 0,003 x 2,125 x 7850 = 50,04 kg/m
Berat profil balok tangga = 66 kg/m +
Total beban mati (qD) = 116,044 kg/m

= 1,138 kN/m
- Bebanihidup
Tangga SNI 1727 – 2020
Lantai pabrik = 4,79 kN/m2
2. Bordes
- Bebanimati (pada bordes)
Beban pelat = 0,006 x 2,125 x 7850 = 100,0875 kg/m
Berat profil balok tangga = 66 kg/m +
Total beban mati (qD) = 166,088 kg/m
= 1,629 Kn/m
- Beban Hidup
Tangga SNI 1727 – 2020 Lantai pabrik = 4,79 kN/m2
b. Perhitungan gaya dalam
Perhitunganianalisaistrukturiuntukimendapatkanibesaran gaya –
gaya dalam mendesainistruktu balokipenumpuitanggaidilakukan
dengan memodelkanibalokipadaiprogramiETABS V.18 sehingga
diperolehibesarnyaigayaidalamidanilendutaniyangiterjadi :
Momen maksimum (MU) : 38,652 kN.m
Gaya geser maksimum (VU) : 19,684 kN
c. Kontrol penampang profil
Dengan mengacu kepada tabel (2.1) sehingga kontrol pada
penampang profil adalah :

103
Pelat Sayap :
𝑏 200
λ =2= = 7,69
13
E 200000
λp = 0,308 √Fy = 0,308 √ = 10,969
240
λ < λp
7,69 < 10,969 (Penampang Kompak)
Pelat badan:

ℎ 342
= = 42,75
𝑡𝑤 9

E 200000
λp = 3,76 √ = 3,76√ = 108,54
Fy 240


< λp
𝑡𝑤

42,75 < 108,54 (Penampang Kompak)


Mn = Mp
Mp = Zx x fy
= 1286 cm2 x 2400 kg/cm3
= 3086400 kgcm
= 302,467 kNm
ꝋ Mp = 0,9 x 302,467
= 272,220 kNm
ꝋ Mp ≥ MU
272,220 ≥ 38,652 (OK)
Dikarenakan nilai dari faktor reduksi dikalikan dengan
momen lentur dan hasilnya lebih besar atau sama dengan nilai
momen ultimate sehingga hasilnya dikatakan aman.

d. Kontrol tekuk lateral


Dengan mengacu kepada persamaan (2.9) maka nilai Kontrol
tekuk lateral adalah :
1. Perhitungan LP
𝐸
LP = 1,76 ry √
𝐹𝑦

104
𝐼𝑦 1740
ry = √ =√ = 4,55 cm
𝐴 84,1
200000
LP = 1,76 4,55 √ = 231cm
240
= 2,311 m
2. Perhitungan LR

𝐸 𝐽𝑐 𝐽𝑐 2 0,7 𝐹𝑦 2
Lr = 1,95 rts 0,7 𝐹𝑦 √𝑆𝑥.ℎ0 + √(𝑆𝑥.ℎ0) + 6,76 ( )
𝐸

Untuk profil IWF simetri ganda, nilai c = 1


- Cw= ¼ . Iy . h2
= ¼ . 1740 . 34,22
= 508793,4
√(𝐼𝑦 .𝐶𝑤
- rts2 =
𝑆𝑥

√1740 . 508793,4
rts2 =
118,5

rts2 = 125,54
rts = 11,205 cm
1
- J =∑ bt3
3

= (1/3 x 34,2x 0,83) + (1/3 x 20 x 1,33)

= 35,13 cm4

2000000
Lr =1,95x11,205x0,7 𝑥 2400

35,13 𝑥 1 35,13 𝑥 1 2 0,7 2400 2


√ + √(118,5 𝑥 34,2) + 6,76 ( 200000 )
118,5 𝑥 34,2

= 2493,173 cm
dengan ketentuan kuat lentur berdasarkan ketentuan Lb ≤ Lp
Lp = 2,311 m
Lr = 8,36 m
Lb = 2 m
Mp = fy.Zx
105
= 2400 x 1286
= 3086400 Kg.cm
ΦMn = 0,9 x 086400
= 2777760 Kg.cm
= 272,220 kN.m
ΦMn ≥ Mu
272,220 kN.m ≥ 38,652 kN.m (OK)
Dikarenakan nilai dari faktor reduksi dikalikan
dengan momen nominal dan hasilnya lebih besar atau
sama dengan nilai momen ultimate sehingga hasilnya
dikatakan aman.
e. Kontrol kuat geser
Dengan mengacu kepada persamaan (2.22) maka nilai Kontrol
kuat geser adalah :
ℎ 348
= = 43,5
𝑡𝑤 9

E 200000
2,24√ = 2,24√ = 64,663
Fy 240

ℎ E
≤ 2,24√
𝑡 Fy

43,5 ≤ 64,663 (Plastis)


Vn = 0,6 x Fy x Aw x Cv1
= 0,6 x 2400 x (20 x 0,8) x 1
= 23040 kg
= 225,953 kN
ꝋ Vn = 0,9 x 225,953
= 203,357 kN
ꝋ Vn ≥ Vu
203,357 ≥ 19,684 (OK)

106
Dikarenakan nilai dari faktor reduksi dikalikan dengan gaya
geser nominal dan hasilnya lebih besar atau sama dengan nilai
gaya lintang ultimate sehingga hasilnya dikatakan aman.

f. Kontrol lendutan
Dengan mengacu kepada persamaan (2.18) maka nilai kontrol
lendutan adalah :
𝐿 425
δ ijin = 360 = 360 = 1,180cm

δ ° < δ ijin = 0,2 < 1,180 (OK) δ °) Berdasarkan hasil dari program
ETABS V.18}
Dikarenakan nilai dari lendutan yang terjadi lebih kecil dari nilai
lendutan yang diizinkan sehingga hasilnya dikatakan aman.

B. Data – data Perencanaan Tangga Lantai 2 :


Ketinggianiantarilantai : 400 cm
Tinggiibordes : 200 cm
Tinggiitanjakan (t) : 15 cm
Lebariinjakan (i) : 35 cm
200
Jumlahitanjakan (Σt) : = 13 buah
15

Jumlahiinjakan (Σi) : (Σt) – 1 = 13 – 1 = 12 buah


Lebaribordes : 150 cm
Lebaritangga : 212,5 cm
15
Sudutikemiringan (α) : arc tg 35 = 23°

Persyaratanitangga :
60 cm ≤ 2t + i ≤ 65 cm
60 cm ≤ (2 x 15) + 35 ≤ 65 cm
60 cm ≤ 65 cm ≤ 65 cm (OK)
Syaratisudutikemiringan
23° ≤ α ≤ 40°
23° ≤ 23 ≤ 40° (OK)

107
Gambar 4.26 Detail Perencanaan Tangga
1. PerencanaaniPelatiTangga
Perencanaanitebalipelatitangga
Tebalipelatianakitangga = 3 mm
Beratijenisibaja = 7850 kg/m3
MutuibajaiBji37 (Teganganilelehibaja)

Gambar 4.27 Detail Perencanaan Pelat Anak Tangga

108
a. Pembebanan
1. Bebanimati :
Pelatianakitangga = 0,003 x 2,125 x 7850 = 50,04375 kg/m
Total Beban Mati (qD) = 0,4907 kN/m2
2. Bebanihidup:
Tanggaidanibordesitangga
Totalibebanihidup (qL) = 4,79 kN/m2
b. Kombinasi Pembebanan
qu = (1,2 x 0,4907) + (1,6 x 4,79)
= 8,253 kN.m
Mu = (1/8) x qu x L2
= (1/8) x 0,075 x (0,27)2
= 0,075 kN.m
= 7,520 kN.cm
c. Kontrol Momen Lentur
Dengan mengacu kepada persamaan (2.7) maka nilai momen lentur
adalah :
Z = (1/4) x b x h2
= (1/4) x 212,5 x (0,3)2
= 4,781 cm3
Mp = Zx x fy
= 4,781 x 240
= 11475 kg/cm2
= 112,535 kN/cm2
ꝋMp = 0,9 x 112,535
= 101,281 kN.cm
ꝋMp ≥ Mu
101,281 ≥ 7,574 (OK)
dikarenakan nilai dari faktor reduksi dikalikan dengan momen
lentur dan hasilnya lebih besar atau sama dengan nilai momen
ultimate sehingga hasilnya dikatakan aman.

109
d. Kontrol Lendutan
Dengan mengacu kepada persamaan (2.18) maka nilai kontrol
lendutan adalah :
𝐿 27
δ ijin = 360 = 360 = 0,075 cm
1
Ix = 12 x b x h3
1
= 12 x 212.5 x 0,33

= 0,478 cm4
5 (𝑞𝐷+𝑞𝐿)𝑥 L′ 4
δ° = 384 x 𝐸𝐼
5 (0,00539+0,0479)𝑥27′ 4
= 384 x 200000𝑥0,478

= 0,000386 cm
δ ° < δ ijin
0,000386 < 0,075 (OK)
Dikarenakan nilai dari lendutan yang terjadi lebih kecil dari nilai
lendutan yang diizinkan sehingga hasilnya dikatakan aman.
2. Perencanaan Pengaku Pelat Tangga (Support Frame)

b = 65 mm W = 6,83 kg/m
Ix = 33,4 cm4 A = 8,37 cm2
R = 9 mm ix = 1,96 cm
tw = 7 mm iy = 1,96 cm
Iy = 33,4 cm4
a. Pembebanan
1. Bebanimati ( ½ lebar anak tangga)
Beratipelat = 0,003 x (0,3/2) x 7850 = 3,53 kg/m
Beratiprofil = 6,83 kg/m +
Total beban mati (qD) = 10,362 kg/m
= 0,1016 kN/m
VD = ½ x qD x L
= ½ x 0,1016 x 2,125
= 0,1079 kN

110
MD = 1/8 x qD x L2
= 1/8 x 0,1016 x 2,1252
= 0,0573 kN.m

2. Beban Hidup
Padaipelatianakitanggaiterdiri atasidua jenisibebanihidup,
yaitu bebanihidupiterpusatidanibebanihidupiterbagiirata. Dari
duaibeban akan diambil eban hidup yang terbesar.

Gambar 4.28 Sketsa Pembebanan Pelat Anak Tangga


a. Beban hidup terpusat
VL(terpusat) = (2 x 100)/2 =100 kg
= 0,9807 kN
ML(terpusat) = 0,75 x Mmax (terpusat)
= 0,75 x {(100 x 1,062)-(100 x 0,354)
= 53,1 kgm
= 0,521 kN.m
b. Beban hidup terbagi rata
qL = 0,5 x beban hidup merata x tebal pelat
= 0,5 x 4,79 x 0,30
= 0,719 kN/m
VL (merata) = 1,2 x qL x L
= 1,2 x 0,719 x 2,125
= 0,763 kN
ML(terpusat) = 1/8 x qL x (L)2
= 1/8 x 0,719 x (2,125)2

111
= 0,406 kN
Jadi, dari dua pembebanan diatas, diambil hasil yang
terbesar, yaitu beban hidup terpusat sehingga :
qu = 1,2.qD + 1,6.qL
= 1,2 x (0,1016) + 1,6 x (0,9807)
= 1,272 kN/m
Vu = 1,2.VD + 1,6. VL
= (1,2 x 0,1079) + (1,6 x 0,9807)
= 1,699 kN
Mu = 1,2 MD + 1,6 ML
= (1,2 x 0,0573) + (1,6 x 0,5207)
= 0,902 kN.m
b. Kontrol penampang profil
dengan mengacu kepada tabel (2.1) sehingga kontrol pada
penampang profil adalah.
Pelat sayap:
𝑏 65
λ = 𝑡𝑓 = = 9,286
7

E 200000
λp = 0,38 √Fy = 0,38√ = 10,969
240

λ < λp
9,286 < 10,969 (Penampang Kompak)
Pelat badan:
ℎ 65
= = 9,28
𝑡𝑤 7

E 200000
λp = 3,76 √Fy = 3,76√ = 108,54
240


< λp
𝑡𝑤
9,28 < 108,54 (OK)
Karenaipenampangikompak, makaiMn = Mp
Zx = (tw x d) ½ d + (tw (b – tw)) ½ tw)
= (0,7 x 6,5) ½ 6,5 + (0,7 (6,5 – 0,7)) ½ 0,7)
= 16,2085 cm3

112
Mp = fy x Zx
= 2400 x 16,2085
= 38900,4 kg.cm
= 38,12 kNm
ꝋ Mn = 0,9 x 38,12
= 34,310 kN.cm
ꝋ Mn ≥ Mu
34,310 ≥ 0,902 (OK)
Dikarenakan nilai dari faktor reduksi dikalikan dengan momen
lentur dan hasilnya lebih besar atau sama dengan nilai momen
ultimate sehingga hasilnya dikatakan aman.
c. Kontrol Kuat Geser
Dengan mengacu kepada persamaan (2.22) maka nilai kontrol kuat
geser adalah :
ℎ 65
= = 9,28
𝑡𝑤 7

E 200000
2,24√ = 2,24√ =64,663
Fy 240

ℎ E
≤ 2,24√
𝑡 Fy

9,28 ≤ 64,663 (Plastis)


Vn = 0,6 x fy x Aw
= 0,6 x 2400 x (6,4 x 0,7)
= 6552 kg
= 64,255 kN
ꝋ Vn = 0,9 x 6552
= 57,829 kN
ꝋ Vn ≥ Vu
57,829 ≥ 1,699 (OK)
Dikarenakan nilai dari faktor reduksi dikalikan dengan gaya geser
nominal dan hasilnya lebih besar atau sama dengan nilai gaya
lintang ultimate sehingga hasilnya dikatakan aman.

113
d. Kontrol Lendutan
dengan mengacu kepada persamaan (2.18) maka nilai kontrol
lendutan adalah :
𝐿 212,5
δ ijin = 360 = = 0,885 cm
140
5 (𝑞𝑈)𝑥L′ 4 3 𝑃𝑥L′ 3 𝑎 𝑎′3
δ° = 384 x + 24 x x (𝐿 − )
𝐸𝐼 𝐸𝐼 𝐿′3
5 (0,012716)𝑥212,5′4 3 100𝑥212,5′3 65 65′3
= 384 x + 24 x 200000𝑥33,4 x( 212,5 − )
200000𝑥33,4 212,5′3

= 0,005054 + 0,497854
= 0,502908 cm
δ ° < δ ijin
0,502908 < 0,885 (OK)
Dikarenakan nilai dari lendutan yang terjadi lebih kecil dari nilai
lendutan yang diizinkan sehingga hasilnya dikatakan aman.
3. Perencanaan Pelat Bordes

Gambar 4.29 Bagian Tangga


- Perencanaan tebal pelat
Tebal pelat bordes = 6 mm
Panjang pelat bordes = 212,5 cm = 2,125 m
Lebaripelatibordes = 150 cm = 1,5 m

114
Beratijenisibaja = 7850 kg/m3
Mutuibaja 37  Teganganilelehibaja = 2400 kg/cm2
a. Pembebanan
1. Bebanimati
Bebanipelat
= 0,006 x 2,125 x 7850 = 100,0875 kg/m
= 0,981 kN/m
2. Bebanihidup
Tangga pabrik = 4,79 kN/m
b. Kombinasi Pembebanan
qU = 1,2 qd + 1,6 ql
= 1,2 (0,981 + 1,6 (4,79) = 8,842 kN/m2
Mu = 1/8 qu L2
= 1/8 (8,842) (0,5)2
= 0,276 kNm
= 27,631 kNcm
c. Kontrol Momen Lentur
Dengan mengacu kepada persamaan (2.7) maka nilai momen
lentur adalah :
Z = ¼ x b x h2
= ¼ x 212,5 x (0,5)2
= 19,125 cm3
Mp = fy x Zx
= 2400 x 19,125
= 45900 kgcm
= 450,141 kNcm
ꝋ Mp = 0,9 x 450,141
= 405,127 kN.cm
ꝋ Mn ≥ Mu
405,127 ≥ 27,631 (OK)

115
Dikarenakan nilai dari faktor reduksi dikalikan dengan momen
nominal dan hasilnya lebih besar atau sama dengan nilai momen
ultimate sehingga hasilnya dikatakan aman.

d. Kontrol Lendutan
Dengan mengacu kepada persamaan (2.18) maka nilai kontrol
lendutan adalah :

𝐿 50
δ ijin = 360 = 360 = 0,138 cm
1
Ix = 12 x b x h3
1
= 12
x 212,5 x 0,63

= 2,7 cm4
5 (𝑞𝐷+𝑞𝐿) 𝑥 𝐿4
δ ° = 384 x 𝐸𝐼
5 (0,00981+ 0,0479)𝑥 50
δ° = x
384 200000𝑥2,7

δ ° = 0,00087cm
δ ° < δ ijin
0,00087 < 0,138 (OK)
Dikarenakan nilai dari lendutan yang terjadi lebih kecil dari nilai
lendutan yang diizinkan sehingga hasilnya dikatakan aman.

4. Perencanaan Balok Bordes


Direncanakan IWF 100 x 100
W = 21,1 kg/m r = 11 mm Sx = 138 cm3
A = 26,84 cm2 h = 108 mm Sy = 30 cm3
B = 100 mm ix = 6,17 cm Zx = 150 cm3
D = 148 mm iy = 2,37 cm
Tf = 9 mm Ix = 1020 cm4
Tw = 6 mm Iy = 151 cm4
a. Pembebanan
1. Beban Hidup
Lantai pabrik SNI 1727 – 2020 = 4,79 kN/m2
Total Beban Hidup (qL) = 0,5 x 4,79 = 2,395 kN/m2

116
VL = 1,2 x qL x L

= 1,2 x 2,395 x 2,125

= 2,545 kN/m2

ML= 1/8 x qL x (L)2


= 1/8 x 2,395 x (2,125)2
= 1,351 kg.m
2. Beban Mati
Berat pelat = 0,006 x 0,5 x 7850 = 23,55 kg/m
Berat profil = 21,1 kg/m +
= 49,115 g/m
Total Beban Mati (qD) = 0,438 Kn/m
VD = 0,5 x qD x L
= 1,2 x 0,438 x 2,125
= 0,465 kN
MD = 1/8 x qD x (L)2
= 1/8 x 0,465 x (2,125)2
= 0,247 kN.m
Kombinasi Pembebanan
Vu = 1,2 VD + 1,6 VL
= 1,2 x 0,465 + 1,6 x 2,544
= 4,629 kg
Mu= 1,2 MD + 1,6 ML
= 1,2 x 0,247 + 1,6 x 1,351
= 2,460 kNm
b. Kontrol Penampang
Dengan mengacu kepada tabel (2.1) sehingga kontrol pada
penampang profil adalah :
Pelat Sayap :
𝑏 50
λ= = = 5,555
2𝑡𝑓 9

E 200000
λp = 0,38 √Fy = 0,38√ = 108,54
240

117
λ < λp
5,55 < 108,54 (Penampang Kompak)
Pelat badan:
ℎ 108
= = 18
𝑡𝑤 6

E 200000
λp = 3,76 √Fy = 3,76√ = 108,54
240


< λp
𝑡𝑤
18 < 108,54 (OK)
Mn = Mp
Mp = Zx x fy
= 150 x 2400
= 360000 kgcm
= 35,28 kNm
ꝋ Mp = 0,9 x 35,28
= 31,752 kNm
ꝋ Mp ≥ MU
31,752 ≥ 2,460 (OK)
Dikarenakan nilai dari faktor reduksi dikalikan dengan momen
lentur dan hasilnya lebih besar atau sama dengan nilai momen
ultimate sehingga hasilnya dikatakan aman.
c. Kontrol Kuat Geser
Dengan mengacu kepada persamaan (2.22) maka nilai Kontrol kuat
geser adalah :
ℎ 108
= = 18
𝑡𝑤 6

E 200000
2,24√ = 2,24√ = 64,663
Fy 240

ℎ E
≤ 2,24√
𝑡 Fy

18,666 ≤ 64,663 (Plastis)


Vn = 0,6 x fy x Aw

118
= 0,6 x 2400 x (10,8x 0,6)
= 9331,2 kg
= 91,511 kN
ꝋ Vn = 0,9 x 91,511
= 82,359 kN
ꝋ Vn ≥ 82,359 Vu
82,359 ≥ 4,629 (OK)
Dikarenakan nilai dari faktor reduksi dikalikan dengan gaya geser
nominal dan hasilnya lebih besar atau sama dengan nilai gaya
lintang ultimate sehingga hasilnya dikatakan aman.
d. Kontrol Lendutan
Dengan mengacu kepada persamaan (2.18) maka nilai kontrol
lendutan adalah :
𝐿 212,5
δ ijin = = = 0,59 cm
360 360

Ix = 1020 cm4
5 (𝑞𝐷+𝑞𝐿)𝑥 𝐿4
δ° = x
384 𝐸𝐼
5 (0,0044+0,0254)𝑥212,54
= x
384 200000𝑥1020
= 0,000369 cm
δ ° < δ ijin
0,000369 < 0,59 (OK)
Dikarenakan nilai dari lendutan yang terjadi lebih kecil dari nilai
lendutan yang diizinkan sehingga hasilnya dikatakan aman.
5. Perencanaan Balok Tangga
W = 66 kg/m r = 16 mm SX = 118,5 cm3
A = 84,1 cm2 h = 342 mm SY = 174 cm3
B = 400 mm ix = 16,8 cm Zx = 1286 cm3
H = 200 mm iy = 4,54 cm Zy = 266 cm3
tf = 13 mm Ix = 23700 cm4
tw= 8 mm Iy = 1740 cm4

119
a. Pembebanan
1. Anak Tangga
- Bebanimati (pada anakitangga)
Beban pelat = 0,003 x 2,125 x 7850 = 50,04 kg/m
Berat profil balok tangga = 66 kg/m +
Total beban mati (qD) = 116,044 kg/m
= 1,138 kN/m
- Bebanihidup
Tangga SNI 1727 – 2020
Lantaiipabrik = 4,79 kN/m2
2. Bordes
- Bebanimati (pada bordes)
Beban pelat = 0,006 x 2,125 x 7850 = 100,0875 kg/m
Berat profil balok tangga = 66 kg/m +
Total beban mati (qD) = 166,088 kg/m
= 1,629 Kn/m
- Bebanihidup
Tangga SNI 1727 – 2020
Lantai pabrik = 4,79 kN/m2
Berikut skema pembebanan yang terjadi :

Gambar 4.30 Pembebanan Struktur Tangga

120
b. Perhitungan gaya dalam
Perhitunganianalisaistrukturiuntuk mendapatkanibesaran gaya –
gayaidalam mendesain struktu balok tangga dilakukan dengan
memodelkanibalok pada program ETABS V.18 sehingga diperoleh
besarnyaigayaidalamidan lendutaniyangiterjadi adalah :
Momen maksimum (MU) : 54,55 kN.m
Gaya geser maksimum (VU) : 68,209 kN
Gaya aksial maksimum (PU) : 206,06 kN
c. Kontrol penampang profil
Dengan mengacu kepada tabel (2.1) sehingga kontrol pada
penampang profil adalah :
Pelat Sayap :
𝑏 100
λ = = = 7,69
𝑡𝑓 13

E 200000
λp = 0,38√ = 0,38√ = 10,969
Fy 240

λ < λp
7,69 < 10,969 (Penampang Kompak)Pelat badan:

ℎ 208
= = 41,666
𝑡𝑤 6
E 200000
λp = 3,76 √ = 3,76√ = 108,54
Fy 240

< λp
𝑡𝑤
41,666 < 108,54 (Penampang Kompak)
Mn = Mp
Mp = Zx x fy
= 1286 cm2 x 2400 kg/cm3
= 3086400 kgcm
= 302,467 kNm
ꝋ Mp = 0,9 x 302,467
= 272,220 kNm
ꝋ Mp ≥ MU
272,220 ≥ 54,55 (OK)

121
Dikarenakan nilai dari faktor reduksi dikalikan dengan momen
lentur dan hasilnya lebih besar atau sama dengan nilai momen
ultimate sehingga hasilnya dikatakan aman.

d. Kontrol tekuk lateral


Dengan mengacu kepada persamaan (2.9) maka nilai Kontrol tekuk
lateral adalah :
1. Perhitungan LP
𝐸
LP = 1,76 ry √
𝐹𝑦

𝐼𝑦 1740
ry = √ =√ = 4,55 cm
𝐴 84,1

200000
LP = 1,76 4,55 √ = 231cm
240
= 2,311 m
2. Perhitungan LR

𝐸 𝐽𝑐 𝐽𝑐 2 0,7 𝐹𝑦 2
Lr = 1,95 rts 0,7 𝐹𝑦 √𝑆𝑥.ℎ0 + √(𝑆𝑥.ℎ0) + 6,76 ( )
𝐸

Untuk profil IWF simetri ganda, nilai c = 1


- Cw = ¼ . Iy . h2
= ¼ . 1740 . 34,22
= 508793,4
√(𝐼𝑦 .𝐶𝑤
- rts2 =
𝑆𝑥

√1740 . 508793,4
rts2 =
118,5

rts2 = 125,54
rts = 11,205 cm
1
- J =∑ bt3
3
= (1/3 x 34,2x 0,83) + (1/3 x 20 x 1,33)
= 35,13 cm4
2000000
Lr =1,95x11,205x 0,7 𝑥 2400

122
35,13 𝑥 1 35,13 𝑥 1 2 0,7 2400 2
x√118,5 𝑥 34,2 + √(118,5 𝑥 34,2) + 6,76 ( 200000 )

= 2493,173 cm
Balok tangga dibagi menjadi 2, yaitu :
1. Balok tangga dibagian bordes
dengan ketentuan kuat lentur berdasarkan ketentuan Lb<
Lp
Lp = 2,311 m
Lr = 24,93 m
Lb = 1,5 m
1,5 < 2,311 Maka Mn = Mp (Momen bentang pendek, tekuk
torsi lateral tidak berlaku)

2. Balok tangga dibagian anak tangga


dengan ketentuan kuat lentur berdasarkan ketentuan Lb <
Lp
Lp = 2,311 m
Lr = 24,93 m
Lb =2m
Maka Mn = Mp (Momen bentang pendek, tekuk torsi lateral
tidak berlaku)
Mp = fy.Zx
= 2400 x 1286
= 3086400 Kg.cm
= 5678882,8 Kg.cm
= 3086400 sehingga dipakai nilai Mp
ΦMn = 0,9 x 3086400
= 2777760 Kg.cm
= 272,220 Kn.m
ΦMn ≥ Mu
272,220 Kn.m ≥ 27,185 Kn.m (OK)

123
Dikarenakan nilai dari faktor reduksi dikalikan dengan
momen nominal dan hasilnya lebih besar atau sama dengan
nilai momen ultimate sehingga hasilnya dikatakan aman.
e. Kontrol kuat geser
Dengan mengacu kepada persamaan (2.22) maka nilai Kontrol kuat
geser adalah :
ℎ 348
= = 43,5
𝑡𝑤 9

E 200000
2,24√ = 2,24√ = 64,663
Fy 240

ℎ E
≤ 2,24√
𝑡 Fy

43,5 ≤ 64,663 (Plastis)


Vn = 0,6 x Fy x Aw x Cv1
= 0,6 x 2400 x (20 x 0,8) x 1
= 23040 kg
= 225,953 kN
ꝋ Vn = 0,9 x 225,953
= 203,357 kN
ꝋ Vn ≥ Vu
203,357 ≥ 68,209 (OK)
Dikarenakan nilai dari faktor reduksi dikalikan dengan gaya geser
nominal dan hasilnya lebih besar atau sama dengan nilai gaya
lintang ultimate sehingga hasilnya dikatakan aman.

f. Kontrol lendutan
Dengan mengacu kepada persamaan (2.18) maka nilai kontrol
lendutan adalah :

𝐿 540,83
δ ijin = 360 = = 1,502 cm
360

Ix = 23700 cm4
5 (𝑞𝐷+𝑞𝐿)𝑥 𝐿4
δ° = x
384 𝐸𝐼

124
5 (0,0113+0,0479)𝑥540,834
= x
384 200000𝑥1020
= 0,001 cm
δ ° < δ ijin
0,001 < 1,502 (OK)
Dikarenakan nilai dari lendutan yang terjadi lebih kecil dari nilai
lendutan yang diizinkan sehingga hasilnya dikatakan aman.

g. Persamaan interaksi tekan – lentur


Dengan mengacu kepada persamaan (2.31) maka nilai interaksi
tekan – lentur adalah
L = 492,44 cm
Kc = 0,7 (sendi – jepit )
kc . L 2400
λc = x √2000000
𝜋 𝑖𝑦

0,7 . 492,44 2400


= x √2000000
3,14 . 4,54

= 0,838
λc < 1,2 (ok)
ω = 1,25 . λc2
= 1,25 . 0,8382
= 0,877
𝐴𝑔 . 𝑓𝑦
Pn =
𝜔
84,1 . 240
= = 230135,838 kg
0,877

= 2255,331 Kn
ꝋPn = 0,85 x Pn
= 0,85 x 2255,331
= 1917,032 Kn
𝑃𝑢 206,06
= = 0,1075 < 0,2 maka
ꝋPn 1917,032

𝑃𝑢 𝑀𝑢
+[ ] ≤ 1,0
2 x ꝋPn ꝋMn

125
206,06 27,185
+ [272,220 ] 0,246 ≤ 1,0 (OK)
2∗1917,032

Dikarenakan nilai perbandingan yang terjadi lebih kecil dari 1


sehingga hasilnya dikatakan aman.
6. Perencanaan Balok Tumpuan Tangga
W = 66 kg/m r = 16 mm SX = 118,5 cm3
A = 84,1 cm2 h = 342 mm SY = 174 cm3
B = 400 mm ix = 16,8 cm Zx = 1286 cm3
H = 200 mm iy = 4,54 cm
tf = 13 mm Ix = 23700 cm4
tw = 8 mm Iy = 1740 cm4
a. Pembebanan
1. Anak Tangga
- Beban Mati (pada anak tangga)
Beban pelat = 0,003 x 2,125 x 7850 = 50,04 kg/m
Berat profil balok tangga = 66 kg/m +
Total beban mati (qD) = 116,044 kg/m
= 1,138 kN/m
- Beban Hidup
Tangga SNI 1727 – 2020
Lantai pabrik = 4,79 kN/m2
2. Bordes
- Beban Mati (pada bordes)
Beban pelat = 0,006 x 2,125 x 7850 = 100,0875 kg/m
Berat profil balok tangga = 66 kg/m +
Total beban mati (qD) = 166,088 kg/m
= 1,629 Kn/m
- Beban Hidup
Tangga SNI 1727 – 2020
Lantai pabrik = 4,79 kN/m2
b. Perhitungan gaya dalam
Perhitungan analisaistrukturiuntukimendapatkanibesaran gaya –
gaya dalamimendesain struktuibalokipenumpu tanggidilakukan

126
denganimemodelkanibalokipadaiprogram ETABS V.18 sehingga
diperoleh besarnyaigayaidalamidanilendutaniyangiterjadi adalah :
Momen maksimum (MU) : 35,05 kN.m
Gaya geser maksimum (VU) : 29,578 kN
c. Kontrol penampang profil
Dengan mengacu kepada tabel (2.1) sehingga kontrol pada
penampang profil adalah :
Pelat Sayap :
𝑏 200
λ =2= = 7,69
13

E 200000
λp = 0,308 √Fy = 0,308 √ = 10,969
240

λ < λp
7,69 < 10,969 (Penampang Kompak)
Pelat badan:
ℎ 342
= = 42,75
𝑡𝑤 9

E 200000
λp = 3,76 √Fy = 3,76√ = 108,54
240


< λp
𝑡𝑤

42,75 < 108,54 (Penampang Kompak)


Mn = Mp
Mp = Zx x fy
= 1286 cm2 x 2400 kg/cm3
= 3086400 kgcm
= 302,467 kNm
ꝋ Mp = 0,9 x 302,467
= 272,220 kNm
ꝋ Mp ≥ MU
272,220 ≥ 335,05 (OK)
Dikarenakan nilai dari faktor reduksi dikalikan dengan momen
lentur dan hasilnya lebih besar atau sama dengan nilai momen
ultimate sehingga hasilnya dikatakan aman.

127
d. Kontrol tekuk lateral
Dengan mengacu kepada persamaan (2.9) maka nilai Kontrol tekuk
lateral adalah :
1. Perhitungan LP
𝐸
LP = 1,76 ry √
𝐹𝑦

𝐼𝑦 1740
ry = √ =√ = 4,55 cm
𝐴 84,1
200000
LP = 1,76 4,55 √ = 231cm
240
= 2,311 m
2. Perhitungan LR

𝐸 𝐽𝑐 𝐽𝑐 2 0,7 𝐹𝑦 2
Lr = 1,95 rts √ + √( ) + 6,76 ( )
0,7 𝐹𝑦 𝑆𝑥.ℎ0 𝑆𝑥.ℎ0 𝐸

Untuk profil IWF simetri ganda, nilai c = 1


- Cw = ¼ . Iy . h2
= ¼ . 1740 . 34,22
= 508793,4
√(𝐼𝑦 .𝐶𝑤
- rts2 =
𝑆𝑥

√1740 . 508793,4
rts2 =
118,5

rts2 = 125,54
rts = 11,205 cm
1
- J =∑ bt3
3
= (1/3 x 34,2x 0,83) + (1/3 x 20 x 1,33)
= 35,13 cm4
2000000
Lr =1,95x11,205x0,7 𝑥 2400

35,13 𝑥 1 35,13 𝑥 1 2 0,7 2400 2


x√118,5 𝑥 34,2 + √(118,5 𝑥 34,2) + 6,76 ( 200000 )

= 2493,173 cm

128
dengan ketentuan kuat lentur berdasarkan ketentuan Lb ≤
Lp
Lr = 8,36 m
Lb =2m
Maka Mn = Mp (Momen bentang pendek, tekuk torsi lateral
tidak berlaku)
Mp = fy.Zx
= 2400 x 1286
= 3086400 Kg.cm
ΦMn = 0,9 x 3086400
= 2777760 Kg.cm
= 272,220 kN.m
ΦMn ≥ Mu
272,220 kN.m ≥ 385,05 kN.m (OK)
Dikarenakan nilai dari faktor reduksi dikalikan dengan
momen nominal dan hasilnya lebih besar atau sama dengan
nilai momen ultimate sehingga hasilnya dikatakan aman.
e. Kontrol kuat geser
Dengan mengacu kepada persamaan (2.22) maka nilai Kontrol kuat
geser adalah :
ℎ 348
= = 43,5
𝑡𝑤 9

E 200000
2,24√ = 2,24√ = 64,663
Fy 240

ℎ E
≤ 2,24√
𝑡 Fy

43,5 ≤ 64,663 (Plastis)


Vn = 0,6 x Fy x Aw x Cv1
= 0,6 x 2400 x (20 x 0,8) x 1
= 23040 kg
= 225,953 kN

129
ꝋ Vn = 0,9 x 225,953
= 203,357 kN
ꝋ Vn ≥ Vu
203,357 ≥ 29,578 (OK)
Dikarenakan nilai dari faktor reduksi dikalikan dengan gaya geser
nominal dan hasilnya lebih besar atau sama dengan nilai gaya
lintang ultimate sehingga hasilnya dikatakan aman.

f. Kontrol lendutan
Dengan mengacu kepada persamaan (2.18) maka nilai kontrol
lendutan adalah :
𝐿 425
δ ijin = = = 1,180cm
360 360

δ ° < δ ijin
0,13 < 1,180 (OK) , {(δ °) Berdasarkan hasil dari program ETABS
V.18}
Dikarenakan nilai dari lendutan yang terjadi lebih kecil dari nilai
lendutan yang diizinkan sehingga hasilnya dikatakan aman.

4.6.3 Perencanaan Balok Anak


A. Sebelum Komposit
Dimensi Profil Baja 300 x 200

W = 56,82 kg/m r = 18 mm Sx = 769 cm3


A = 72,38 cm2 h = 234 mm Sy = 160 cm3
B = 200 mm ix = 12,49 cm Zx = 823 cm3
D = 294 mm iy = 4,7 cm Zy = 244 cm3
Tf = 12 mm Ix = 11300 cm
Tw = 8 mm Iy = 1600 cm4
Dimensi bondek yang dipakai
hr = 5,4 cm
wr = 16,8
t = 0,075

130
a. Pembebanan
1. Beban mati
 Bondek = 0,099051 x 0,0075 = 0,000743 kN/m
 Pelat lantai = 23,537 x 0,09 = 2,118 kN/m
 Balok anak = 0,557 kN/m
qD total = 2,67 kN/m
2. Beban hidup
Beban hidup dianggap belum bekerja,dikarenakan hanya beban
pekerja yang dianggap sangat kecil = 0 kN/m
b. Perhitungan gaya dalam

Gambar 4.31 Denah Balok Anak


Perhitunganianalisaistrukturiuntukimendapatkanibesaranigayaigaya
dalamimendesainistrukturibalokianakidilakukaniidenganimemodel
kanibalokipadaiprogramiETABSiV.18isehinggaidiperolehibesarnyi
gayaidalamidanilendutan yangiterjadi adalah :
Momen maksimum (MU) : 99,422 kN.m
Gaya geser maksimum (VU) : 59,857 kN
Lendutan maksimum : 0,19 cm
c. Kontrol penampang
Dengan mengacu kepada tabel (2.1) sehingga kontrol pada
penampang profil adalah :

𝑏 100
λ= 𝑡𝑓 = = 8,333
12

131
E 200000
λp = 0,38√Fy = 0,38√ = 10,969
240

λ < λp
8,333 < 10,969 (Penampang Kompak)
Pelat badan:

ℎ 234
= = 29,25
𝑡𝑤 8

E 200000
λp = 3,76 √Fy = 3,76√ = 108,54
240


< λp
𝑡𝑤
29,25 < 108,54 (Penampang Kompak)
Mn = Mp
Mp = Zx x fy
= 823 cm3x 2400 kg/cm3
= 1975200 kgcm
= 193,569 kNm
ꝋ Mn = 0,9 x 193,569
= 174,212 kNm
ꝋ Mn ≥ MU
174,212 ≥ 56,01 (OK)
Dikarenakan nilai dari faktor reduksi dikalikan dengan momen
nominal dan hasilnya lebih besar atau sama dengan nilai momen
ultimate sehingga hasilnya dikatakan aman.

d. Kontrol tekuk lateral


Dengan mengacu kepada persamaan (2.9) maka nilai Kontrol tekuk
lateral adalah :
1. Perhitungan LP
𝐸
LP = 1,76 ry √
𝐹𝑦
200000
LP = 1,76 47 √ = 2388 mm
240
= 2,39 m

132
2. Perhitungan LR

𝐸 𝐽𝑐 𝐽𝑐 2 0,7 𝐹𝑦 2
Lr = 1,95 rts 0,7 𝐹𝑦 √𝑆𝑥.ℎ0 + √(𝑆𝑥.ℎ0) + 6,76 ( )
𝐸

Untuk profil IWF simetri ganda, nilai c = 1


- Cw = ¼ . Iy . h2
= ¼ . 1600 . 23,42
= 219024 cm
√(𝐼𝑦 .𝐶𝑤
- rts2 =
𝑆𝑥

√1600 . 219024
rts2 =
769

rts2 = 24,34
rts = 4,9 cm
1
- J =∑ bt3
3
= (1/3 x 23,4 x 0,83) + (1/3 x 20 x 1,23)
= 20,347 cm4
2000000
Lr =1,95x4,9x0,7 𝑥 2400

20,347 𝑥 1 20,347 𝑥 1 2 0,7 24002


x√769 𝑥 29,4 + √( 769 𝑥 29,4 ) + 6,76 (2000000)

= 654,182 cm = 6,54 m
dengan ketentuan kuat lentur berdasarkan ketentuan Lb ≤ Lp
Lp = 2,39 m
Lr = 6,54 m
L = 14 cm ( jarak antar penghubung geser)
Maka Mn = Mp (Momen bentang pendek, tekuk torsi lateral tidak
berlaku)

Mp = Zx x fy
= 823 cm3x 2400 kg/cm3
= 1975200 kgcm
ΦMn = 0,9 x 1975200

133
= 1777680 Kg.cm
= 17776,8 Kg.m
= 174,337 kN.m
ΦMn ≥ Mu
174,337 kN.m ≥ 56,01 kN.m (OK)
Dikarenakan nilai dari faktor reduksi dikalikan dengan momen
nominal dan hasilnya lebih besar atau sama dengan nilai momen
ultimate sehingga hasilnya dikatakan aman.
e. Kontrol geser
Dengan mengacu kepada persamaan (2.22) maka nilai Kontrol kuat
geser adalah :

ℎ 234
= = 29,25
𝑡𝑤 8

E 200000
2,24√ = 2,24√ = 64,663
Fy 240

ℎ E
≤ 2,24√
𝑡 Fy

29,25 ≤ 64,663 (Plastis)


Vn = 0,6 x Fy x Aw x Cv1
= 0,6 x 2400 x (2,34 x 0,8) x 1
= 26956,8 kg
= 264,365 kN
ꝋ Vn = 0,9 x 264,365
= 237,928 kN
ꝋ Vn ≥ Vu
237,928 ≥ 59,857 (OK)
Dikarenakan nilai dari faktor reduksi dikalikan dengan gaya geser
nominal dan hasilnya lebih besar atau sama dengan nilai gaya
lintang ultimate sehingga hasilnya dikatakan aman.

134
f. Kontrol lendutan
Dengan mengacu kepada persamaan (2.18) maka nilai kontrol
lendutan adalah :
𝐿 600
δ ijin = 360 = 360 = 1,666 cm

δ ° < δ ijin = 0,19 < 1,180 (OK) , {(δ °) Berdasarkan hasil dari program
ETABS V.18}

Dikarenakan nilai dari lendutan yang terjadi lebih kecil dari nilai
lendutan yang diizinkan sehingga hasilnya dikatakan aman.

B. Setelah Komposit
a. Pembebanan
1. Beban mati (qD)
 Bondek = 0,099051 x 0,0075 = 0,000743 kN/m
 Pelat lantai = 23,537 x 0,09 = 2,118 kN/m
 Balok anak = 0,557 kN/m
 Plafond + rangka = 0,180 kN/m
 Instalasi MEP = 0,245 kN/m
qD total = 3,101 kN/m
2. Beban hidup (qL)
Beban hidup pabrik ringan SNI 1727 – 2020 = 4,79 kN/m2
b. Perhitungan gaya dalam
Perhitungan analisaistruktur besaran gaya – gaya dalam mendesain
strukturibalokianak kompositidilakukanidenganimemodelkanibalok
padaiprogramiETABS V.18 sehinggaidiperolehibesarnyaigayaidalam
lendutaniyangiterjadi adalah :
Momen maksimum (MU) : 97,820 kN.m
Gaya geser maksimum (VU) : 92,2778 kN
c. Menghitung momen nominal
Dengan mengacu kepada persamaan (2.31) maka nilai momen
nominal adalah :
Lebar efektif :
1. Beff ≤ 1/8 bentang balok

135
= 1/8 x 600 = 75 cm
2. Beff ≤ 1/2 jarak antar sumbu balok yang berdekatan
= 1/2 x 212,5 = 106,25 cm
Dipakai Beff = 106,25 cm
Kriteria penampang :

ℎ 234
= = 29,25
𝑡𝑤 8

E 200000
λp = 3,76 √Fy = 3,76√ = 108,54
240


< λp (OK)
𝑡𝑤
Menentukan nilai C :
Ac = Beff x t pelat = 75 * 9 = 675cm2
C1 atau T = A x Fy = 72,38 x 2400 = 173712 kg
C2 = 0,85 fc’ x Ac = 0,85 x 300 x 675 = 172125 kg
C3 = untuk desain komposit penuh,C3 tidak menentukan.
C = C terkecil = 172125 kg
Menentukan jarak – jarak dari centroid gaya – gaya yang bekerja :
𝐶 172125
α = 0,85 𝑋 𝑓𝑐 ′ 𝑥 𝐵𝑒𝑓𝑓 = 0,85 𝑋 300 𝑥 75 = 9 cm
𝛼 9
d1 = hr + tb - 2 = 5,4 + 9 - 2 = 9,9 cm

d2 = 0 , Profil baja tidak mengalami tekan


𝑑 29,4
d3 = 2 = 2
= 14,7 cm

Gambar 4.32 Aksi Komposit Balok Anak

136
Momen nominal :
Mn = C(d1 + d2) + T(d3 – d2)
Mn = 172125 (9,9 + 0) + 173712 (14,7 – 0) = 4098165 kg.cm
= 42576,039 kgm
= 417,543 kNm
ꝋMn = 0,9 x 417,543
= 375,788 kNm
Mu = 157,154 kNm
ꝋMn ≥ Mu (OK)
Dikarenakan nilai dari faktor reduksi dikalikan dengan momen
nominal dan hasilnya lebih besar atau sama dengan nilai momen
ultimate sehingga hasilnya dikatakan aman.

d. Kontrol lendutan
Dengan mengacu kepada persamaan (2.30) dan (2.18) maka nilai
kontrol lendutan adalah :
Transformasi beton ke baja
Ec = 4700 x √𝑓𝑐′ = 4700 x √30 = 25742,960 MPa
Es = 200000 MPa
n = Ec/Es
25742,960
n = = 7,769
200000

Beff = 75 cm
75
Btr = Beff / n = 7,769 = 9,65 cm

Atr = Btr x t pelat


= 9,65 x 9 = 86,882
Menentukan garis netral :
𝑡 𝑝𝑒𝑙𝑎𝑡 𝑑
[(𝐴𝑡𝑟 𝑥 )]+ [𝐴 (𝑡 𝑝𝑒𝑙𝑎𝑡+ℎ𝑟+ )]
2 2
Yna = (𝐴𝑡𝑟+𝐴)
9 29,4
[(86,882 𝑥 )]+ [72,38 (9+5,4+ )]
2 2
Yna = (86,882+72,38)

Yna = 15,679 (dari atas)

137
Menentukan nilai Momen Inersia :
1 𝑡 𝑝𝑒𝑙𝑎𝑡 2
Itr = [(12 𝑥 𝐵𝑡𝑟 𝑥 𝑡 𝑝𝑒𝑙𝑎𝑡3) + 𝐴𝑡𝑟 (𝑌𝑛𝑎 − ) ]+[𝐼𝑋 + 𝐴 (𝑡 𝑝𝑒𝑙𝑎𝑡 + ℎ𝑟 +
2

𝑑
) − 𝑌𝑛𝑎)2 ]
2

1 9 2
Itr= [(12 𝑥 9,65 𝑥 9 3 ) + 86,882 (15,679 − 2) ]+[1600 + 72,38 (9 +
29,4
5,4 + )− 15,679)2 ]
2

Itr = 13349,79711 cm4


Kontrol lendutan :
𝐿 600
δ ijin = 360 = 360 = 1,666 cm

Ix = 13349,79711 cm4
5 (𝑞𝐷+𝑞𝐿)𝑥 𝐿4
δ° = x
384 𝐸𝐼
5 (3,162+6,11)𝑥8504
= x
384 200000𝑥13349,79711

= 0,586 cm
δ ° < δ ijin
0,586 < 1,666 (OK)
Dikarenakan nilai dari lendutan yang terjadi lebih kecil dari nilai
lendutan yang diizinkan sehingga hasilnya dikatakan aman.
e. Kontrol geser
Dengan mengacu kepada persamaan (2.22) maka nilai Kontrol kuat
geser adalah :

ℎ 234
= = 29,25
𝑡𝑤 8

E 200000
2,24√ = 2,24√ = 64,663
Fy 240

ℎ E
≤ 2,24√
𝑡 Fy

29,25 ≤ 64,663 (Plastis)


Vn = 0,6 x Fy x Aw x Cv1
= 0,6 x 2400 x (2,34 x 0,8) x 1
= 26956,8 kg

138
= 264,365 kN
ꝋ Vn = 0,9 x 264,365
= 237,928 kN
ꝋ Vn ≥ Vu
237,928 ≥ 189,360 (OK)
Dikarenakan nilai dari faktor reduksi dikalikan dengan gaya geser
nominal dan hasilnya lebih besar atau sama dengan nilai gaya lintang
ultimate sehingga hasilnya dikatakan aman.

f. Perencanaan penghubung geser


Diameter stud = ¾ inch = 19,05 mm
Tinggi stud = 70 mm
fu stud = 41 MPa
Asc = ¼ π ds2 = ¼ π x 3,14 x 19,052 = 284,878 mm2
Ec = 4700 x √𝑓𝑐 = 4700 x √30 = 25742,96 Mpa
Qn = 0,5 x Asc 𝑥 √fc x Ec
= 0,5 x 284,878 𝑥 √30 x x 25742,96
= 123175,545 N
= 12517,554 kg
Qn = Rg x Rp x Asc x fu
= 1 x 0,75 x 284,878 x 41
= 79053,77 N
= 7905,377 kg
Diambil nilai Qn terkecil, yaitu = 7905,377 kg
𝑉ℎ 172125
N = = = 21,773 = Dibulatkan menjadi 22 buah
𝑄𝑛 7905,377

(*Vh = C)
2N = 2 x 22 = 44
𝐿 600
S’ = = = 13,636 cm
2𝑁 44

139
4.6.4 Perencanaan Struktur Balok Lift

Perencanaan balok lift meliputi balok penggantung lift dan juga balok
penumpu. Pada bangunan ini menggunakan lift penumpang produksi HYUNDAI
ELEVATOR. Data lift yang digunakan adalah sebagai berikut :

Tipe lift = MRL (Machine room less)


Merk = HYUNDAI

Gambar 4.33 Spesifikasi Teknis Lift

Gambar 4.34 Denah Lift


1. Perencanaan balok penggantung lift dan balok ruang mesin
Direncanakan dengan profil IWF 250 X 125

W = 29,5 kg/m tw = 6 mm Ix = 4050 cm4

A = 37,66 cm2 r = 12 mm Iy = 294 cm4

B = 125 mm h = 208 mm SX = 324 cm3

H = 250 mm ix = 10,37 cm SY = 47 cm3

tf = 9 mm iy = 2,79 cm Zx = 352 cm3

140
a. Pembebanan
Pembebanan yang di input pada ETABS V.18 pada 4 titik yaitu :
R1 = 9100 kg
R2 = 4700 kg
R3 = 1300 kg
R4 = 3100 kg
b. Perhitungan gaya dalam
Perhitunganianalisa strukturiuntukimendapatkanibesaranigaya – gaya
dalam mendesainistrukturibalokianakidilakukanidengan memodelkan
balokipadaiprogram ETABS V.18isehinggaidiperoleh besarnyaigaya
dalamidanilendutaniyangiterjadi adalah :
Momen maksimum (MU) : 8,609 kN.m
Gaya geser maksimum (VU) : 9,2373 kN
Lendutan maksimum : 0,0346 cm
c. Kontrol penampang
Dengan mengacu kepada tabel (2.1) sehingga kontrol pada
penampang profil adalah :

𝑏 125
λ = 2𝑡𝑓 = 2𝑥9 = 6,944

E 200000
λp = 0,38√ = 0,38√ = 10,969
Fy 240

λ < λp
6,944 < 10,969 (Penampang Kompak)
Pelat badan:
ℎ 208
= = 34,666
𝑡𝑤 6

E 200000
λp = 3,76 √Fy = 3,76√ = 108,54
240


< λp
𝑡𝑤
34,666 < 108,54 (Penampang Kompak)
Mn = Mp
Mp = Zx x fy

141
= 352 cm3x 2400 kg/cm3
= 844800 kgcm
= 8448 kgm
= 82,84 kNm
ꝋ Mn = 0,9 x 82,84
= 74,56 kNm
ꝋ Mn ≥ MU
74,56 ≥ 8,609 (OK)
Dikarenakan nilai dari faktor reduksi dikalikan dengan momen
nominal dan hasilnya lebih besar atau sama dengan nilai momen
ultimate sehingga hasilnya dikatakan aman.

d. Kontrol tekuk lateral


Dengan mengacu kepada persamaan (2.9) maka nilai Kontrol tekuk
lateral adalah :
Lb = 100 cm
Lp = 141,96 cm (Tabel Lp & Lr)
Lr = 446,52 (Tabel Lp & Lr)
Maka Mn = Mp (Momen bentang pendek, tekuk torsi lateral tidak
berlaku)

Mp = Zx x fy

= 352 cm3x 2400 kg/cm3

= 844800 kgcm

ΦMn = 0,9 x 844800


= 760320 Kg.cm
= 7603,2 Kg.m
= 74,564 kN.m
ΦMn ≥ Mu
74,564 kN.m ≥ 8,609 kN.m (OK)

142
Dikarenakan nilai dari faktor reduksi dikalikan dengan momen
nominal dan hasilnya lebih besar atau sama dengan nilai momen
ultimate sehingga hasilnya dikatakan aman.
e. Kontrol geser
Dengan mengacu kepada persamaan (2.22) maka nilai Kontrol kuat
geser adalah :

ℎ 203
= = 34,666
𝑡𝑤 8

E 200000
2,24√ = 2,24√ = 64,663
Fy 240

ℎ E
≤ 2,24√
𝑡 Fy

34,666 ≤ 64,663 (Plastis)


Vn = 0,6 x Fy x Aw x Cv1
= 0,6 x 2400 x (20,8 x 0,6) x 1
= 17971,2 kg
= 176,243 kN
ꝋ Vn = 0,9 x 176,243
= 158,619 kN
ꝋ Vn ≥ Vu
158,619 ≥ 9,273 (OK)
Dikarenakan nilai dari faktor reduksi dikalikan dengan gaya geser
nominal dan hasilnya lebih besar atau sama dengan nilai gaya lintang
ultimate sehingga hasilnya dikatakan aman.

f. Kontrol lendutan
Dengan mengacu kepada persamaan (2.18) maka nilai kontrol
lendutan adalah :
𝐿 255
δ ijin = 360 = 360 = 0,708 cm

δ ° < δ ijin
0,0645 < 0,0346 (OK) , {(δ °) Berdasarkan hasil dari program
ETABS}

143
Dikarenakan nilai dari lendutan yang terjadi lebih kecil dari nilai
lendutan yang diizinkan sehingga hasilnya dikatakan aman.

4.7 Perencanaan Struktur Primer


4.7.1 Perencanaan Balok Induk Arah X
Direncanakan dengan profil IWF 588 x 300

W =128,35 kg/cm tw = 11 mm Ix = 71000 cm4


A = 163,5 cm2 r = 26 mm Iy = 8110 cm4
B = 300 mm h = 400 mm SX = 2910 cm3
H = 588 mm ix = 20,84 cm SY = 541 cm3
tf = 18 mm iy = 7,04 cm Zx = 3100 cm3
Panjang balok (L) = 850 cm
Direncanakan, jarak penghubung geser praktis = 750 mm
Dimana jarak antara daerah yang tidak terkekang arah lateralnya tidak boleh
kurang dari

17500∗𝑟𝑦 17500∗27,9
, sehingga λb ≤  750 ≤ 4972,92 mm (OK)
𝑓𝑦 240

a. Perhitungan gaya dalam


Perhitungan analisa struktur untuk mendapatkan besaran gaya – gaya
dalam mendesain struktur balok induk arah X dilakukan dengan
memodelkan balok pada program ETABS V.18 sehingga diperoleh
besarnya gaya dalam dan lendutan yang terjadi adalah :
Momen maksimum (MU) : 634,936 kN.m
Gaya geser maksimum (VU) : 465,898 kN
b. Kontrol penampang
Dengan mengacu kepada tabel (2.1) sehingga kontrol pada penampang
profil adalah :

𝑏 150
λ=2= = 8,333
20

E 200000
λp = 0,38√Fy = 0,38√ = 10,969
240

λ < λp

144
8,333 < 10,969 (Penampang Kompak)
Pelat badan:
ℎ 400
= = 36,36
𝑡𝑤 11

E 200000
λp = 3,76 √Fy = 3,76√ = 108,54
240


< λp
𝑡𝑤
36,36 < 108,54 (Penampang Kompak)
Mn = Mp
Mp = Zx x fy
= 3100 cm3x 2400 kg/cm3
= 7440000 kgcm
= 729,12 kNm
ꝋ Mn = 0,9 x 729,12
= 656,208 kNm
ꝋ Mn ≥ MU
656,208 ≥ 634,936 (OK)
Dikarenakan nilai dari faktor reduksi dikalikan dengan momen nominal
dan hasilnya lebih besar atau sama dengan nilai momen ultimate
sehingga hasilnya dikatakan aman.

c. Kontrol tekuk lateral


Dengan mengacu kepada persamaan (2.9) maka nilai Kontrol tekuk
lateral adalah :
- Lb = jarak penghubung geser = 75 cm
- Perhitungan Lp
𝐸
LP = 1,76 . ry √
𝐹𝑦
200000
LP = 1,76 . 70,4 √ = 3480 mm
240
= 357,7 cm
Lb < Lp maka termasuk kategori bentang pendek. Mn =MP
Mp = Zx x fy

145
= 3100 cm3x 2400 kg/cm3
= 7440000 kgcm
= 729,12 kNm
ꝋ Mn = 0,9 x 729,12
= 656,208 kNm
ꝋ Mn ≥ MU
656,208 ≥ 634,936 (OK)
Dikarenakan nilai dari faktor reduksi dikalikan dengan momen nominal
dan hasilnya lebih besar atau sama dengan nilai momen ultimate
sehingga hasilnya dikatakan aman.
d. Kontrol geser
Dengan mengacu kepada persamaan (2.22) maka nilai Kontrol kuat geser
adalah :

ℎ 400
= = 36,36
𝑡𝑤 12

E 200000
2,24√ = 2,24√ = 64,663
Fy 240

ℎ E
≤ 2,24√
𝑡 Fy

36,36 ≤ 64,663 (Plastis)


Vn = 0,6 x Fy x Aw x Cv1
= 0,6 x 2400 x (49,8 x 1,1) x 1
= 77299,2 kg
= 758,073 kN
ꝋ Vn = 0,9 x 758,073
= 682,266 kN
ꝋ Vn ≥ Vu
682,266 ≥ 470,235 (OK)
Dikarenakan nilai dari faktor reduksi dikalikan dengan gaya geser
nominal dan hasilnya lebih besar atau sama dengan nilai gaya lintang
ultimate sehingga hasilnya dikatakan aman.

146
e. Kontrol interaksi geser dan lentur
Dengan mengacu kepada persamaan (2.59) maka nilai interaksi tekan –
lentur adalah :
𝑀𝑢 𝑉𝑢
+ 0,625 * < 1,375
ꝋMn ꝋVn
634,936 470,235
+ 0,625 * 682,266 < 1,375
656,208

1,362 < 1,375 (OK)


Dikarenakan nilai perbandingan yang terjadi lebih kecil dari 1 sehingga
hasilnya dikatakan aman.
f. Kontrol lendutan
Dengan mengacu kepada persamaan (2.18) untuki balok menerus,
defleksiipertengahanibentangipadaisituasiibiasa dariisuatuipembebanan
merataipadaisuatu batangiprismaticidenganimomen momeniujungiyang
tidakisamaidinyatakanisebagai :

Gambar 4.35 Gaya Dalam Momen Untuk Cek Lendutan

5∗𝐿2
Δ Max = x [Ms – 0,1 * (Ma + Mb)]
48∗𝐸∗𝐼𝑥
𝐿 850
δ ijin = 360 = 360 = 2,36 cm

Ix = 71000 cm4
Ms = 6004303,13 kgcm (Momen tengah bentang )
Ma = 4477624,82 kgcm (Momen ujung terbesar)
Mb = 6474545,25 kgcm (Momen ujung terkecil)

147
5∗𝐿2
δ° = x [Ms – 0,1 * (Ma + Mb)]
48∗𝐸∗𝐼𝑥
5∗8502
= x [6004303,13 – 0,1 * (4477624,82 + 6474545,25)]
48∗2000000∗71000
= 1,711 cm
δ ° < δ ijin
1,711 < 2,36 (OK)
Dikarenakan nilai dari lendutan yang terjadi lebih kecil dari nilai
lendutan yang diizinkan sehingga hasilnya dikatakan aman.

4.7.2 Perencanaan Balok Induk Arah Y


Dimensi Profil Baja IWF 300 x 200
W = 56,82 kg/m r = 18 mm Sx = 769 cm3
A = 72,38 cm2 h = 234 mm Sy = 160 cm3
B = 200 mm ix = 12,49 cm Zx = 823 cm3
D = 294 mm iy = 4,7 cm Zy = 244 cm3
Tf = 12 mm Ix = 11300 cm4
Tw = 8 mm Iy = 1600 cm4
Panjang balok (L) = 600 cm
Direncanakan, jarak penghubung geser praktis = 750 mm
Dimanaijarakiantaraidaerahiyangitidakiterkekangiarahilateralnyaitidak
bolehikurangidari

17500∗𝑟𝑦 17500∗27,9
, sehingga λb ≤  750 ≤ 4972,92 mm (OK)
𝑓𝑦 240

a. Perhitungan gaya dalam


Perhitunganianalisaistrukturiuntukimendapatkan besaranigaya – gaya
dalam mendesaini strukturi balok induk arah Yi dilakukani dengan
memodelkani baloki pada program ETABS V.18i sehinggai diperoleh
besarnyai gayai dalami dan lendutani yangi terjadi adalah :
Momen maksimum (MU) : 157,153 kN.m
Gaya geser maksimum (VU) : 189,36 Kn

148
b. Kontrol penampang
Dengan mengacu kepada tabel (2.1) sehingga kontrol pada penampang
profil adalah :
𝑏 100
λ = = = 8,333
𝑡𝑓 12

E 200000
λp = 0,38√Fy = 0,38√ = 10,969
240

λ < λp
8,333 < 10,969 (Penampang Kompak)
Pelat badan:
ℎ 234
= = 29,25
𝑡𝑤 8

E 200000
λp = 3,76 √Fy = 3,76√ 240
= 108,54


𝑡𝑤
< λp
29,25 < 108,54 (Penampang Kompak)
Mn = Mp
Mp = Zx x fy
= 823 cm3x 2400 kg/cm3
= 1975200 kgcm
= 193,5696 kNm
ꝋ Mn = 0,9 x 193, 5696
= 174,213 kNm
ꝋ Mn ≥ MU
174,213 ≥ 157,153 (OK)
Dikarenakan nilai dari faktor reduksi dikalikan dengan momen nominal
dan hasilnya lebih besar atau sama dengan nilai momen ultimate
sehingga hasilnya dikatakan aman.

c. Kontrol tekuk lateral


Dengan mengacu kepada persamaan (2.9) maka nilai Kontrol tekuk
lateral adalah :
- Lb = jarak penghubung geser = 75 cm

149
- Perhitungan Lp
𝐸
LP = 1,76 . ry √
𝐹𝑦
200000
LP = 1,76 . 68,5 √ = 3480 mm
240
= 348 cm
Lb < Lp maka termasuk kategori bentang pendek. Mn =MP
Mn = Mp
Mp = Zx x fy
= 823 cm3x 2400 kg/cm3
= 1975200 kgcm
= 193,5696 kNm
ꝋ Mn = 0,9 x 193, 5696
= 174,213 kNm
ꝋ Mn ≥ MU
174,213 ≥ 157,153 (OK)
Dikarenakan nilai dari faktor reduksi dikalikan dengan momen nominal
dan hasilnya lebih besar atau sama dengan nilai momen ultimate
sehingga hasilnya dikatakan aman.

d. Kontrol geser
Dengan mengacu kepada persamaan (2.22) maka nilai Kontrol kuat geser
adalah :

ℎ 234
= = 29,25
𝑡𝑤 8

E 200000
2,24√ = 2,24√ = 64,663
Fy 240

ℎ E
≤ 2,24√
𝑡 Fy

29,25 ≤ 64,663 (Plastis)


Vn = 0,6 x Fy x Aw x Cv1
= 0,6 x 2400 x (2,34 x 0,8) x 1
= 26956,8 kg

150
= 264,365 kN
ꝋ Vn = 0,9 x 264,365
= 237,928 kN
ꝋ Vn ≥ Vu
237,928 ≥ 189,36 (OK)
Dikarenakan nilai dari faktor reduksi dikalikan dengan gaya geser
nominal dan hasilnya lebih besar atau sama dengan nilai gaya lintang
ultimate sehingga hasilnya dikatakan aman.

e. Kontrol interaksi geser dan lentur


Dengan mengacu kepada persamaan (2.59) maka nilai interaksi geser –
lentur adalah
𝑀𝑢 𝑉𝑢
ꝋMn
+ 0,625 * ꝋVn < 1,375
157,153 189,36
+ 0,625 * 237,928 < 1,375
174,213

1,297 < 1,375 (OK)


Dikarenakan nilai perbandingan yang terjadi lebih kecil dari 1 sehingga
hasilnya dikatakan aman.
f. Kontrol lendutan
dengan mengacu kepada persamaan (2.18), iuntuk balok menerus,
defleksiipertengahanibentangipadaisituasiibiasa dariisuatuipembebanan
merataipadaisuatu batangiprismaticidenganimomenimomeniujungiyang
tidakisamaidinyatakanisebagai :

Gambar 4.36 Gaya Dalam Momen Untuk Cek Lendutan

151
5∗𝐿2
Δ Max = x [Ms – 0,1 * (Ma + Mb)]
48∗𝐸∗𝐼𝑥
𝐿 650
δ ijin = 360 = 360 = 1,666 cm

Ix = 11300 cm4
Ms = 1560899,98 kgcm (Momen tengah bentang )
Ma = 1041058,86 kgcm (Momen ujung terbesar)
Mb = 1602524,8 kgcm (Momen ujung terkecil)
5∗𝐿2
δ° = x [Ms – 0,1 * (Ma + Mb)]
48∗𝐸∗𝐼𝑥
5∗6002
= x [1560899,98 – 0,1 * (1041058,86 + 1602524,8)]
48∗2000000∗11300
= 1,203 cm
δ ° < δ ijin
1,203 < 2,36 (OK)
Dikarenakan nilai dari lendutan yang terjadi lebih kecil dari nilai
lendutan yang diizinkan sehingga hasilnya dikatakan aman.

4.7.3 Perencanaan Kolom Komposit


A. Modulus section penampang kolom

Gambar 4.37 Penampang Kolom Komposit


Direncanakan dengan profil IWF 300 x 300
W = 94,04 kg/m r = 18 mm SX = 1360 cm3
A = 119,8 cm2 h = 234 mm SY = 450 cm3
B = 300 mm ix = 13,05 cm fy = 240 MPa
H = 300 mm iy = 7,51 cm fyr = 420 MPa

152
tf = 15 mm Ix = 20400 cm4 fc’ = 30 Mpa
tw = 10mm Iy = 6750 cm4
Zx = 1465 cm3
Panjang dan lebar beton = 600 mm
Tulangan longitudinal = BJTS A420, 6D20 mm
Tulangan transversal = BJTS A420, D10 – 300 mm
Ec = 25742,96 MPa
Es = 200000 MPa
As = 119,8 cm2
Ac = 2380 cm2
Ar = 105,504 cm2
Untuk profil baja diselubungi beton
C1 = 0,7
C2 = 0,6
C3 = 0,2
1. Modulus penampang komposit
Dengan mengacu kepada persamaan (2.42) maka nilai modulus
penampang komposit adalah :
𝐴𝑐
Em = E + C3 * Ec (𝐴𝑠 )
2380,2
Em = 200000 + 0,2 * 25742,96 ( 119,8 )

Em = 302292,811 MPa
2. Tegangan leleh gabungan
Dengan mengacu kepada persamaan (2.43) maka nilai tegangan leleh
gabungan adalah :
𝐴𝑟 𝐴𝑐
fmy = fy + C1 fyr (𝐴𝑠 ) + C2 fc’ (𝐴𝑠 )
105,504 2380,2
= 240 + 0,7 ∗420 ( 119,8 ) + 0,6 * 30 ( 119,8 )

= 856,542 Mpa
3. Jari – jari girasi komposit
Dengan mengacu kepada persamaan (2.44) maka nilai jari - jari girasi
komposit adalah :

153
rm = 0,3 * b = 0,3 * 50
= 15 cm
4. Inersia kolom komposit
Dengan mengacu kepada persamaan (2.45) maka nilai inersia kolom
komposit adalah :
1
∗b∗ℎ3
12
Itr = Ix + Iy + ( )
n

1
∗ 50 ∗ 503
12
= 20400 + 6750 + ( )
200000/25742,96
= 94188,959 cm4
5. Syarat luas penampang baja
Luas penampang melintang inti baja harus terdiri atas sedikitnya 1%
dari penampang melintang komposit rotal
1% dari Ac = 23,802
As = 119,8 (OK)
B. Perhitungan analisa struktur
Perhitungan analisaistrukturiuntuk mendapatkanibesaran gaya – gaya
dalam mendesainistruktu balok penumpuitangga idilakukan dengan
memodelkanibalokipadaiprogramiETABS V.18 diperoleh besarnya gaya
dalamidan lendutaniyangiterjadiiadalah :
Momen maksimum (MU) : 641,468 kN.m
Gaya geser maksimum (VU) : 247,031 kN
Gaya aksial maksimum (PU) : 2541,492 kN
C. Koefisen tekuk

Gambar 4.38 Tampak Kolom Arah X dan Arah Y

154
Tipe kolom : KK1(lantai 1)
L kolom : 600 cm
Itr kolom : 94188,959 cm4
Tipe kolom : KK1(lantai 2)
L kolom : 400 cm
Itr kolom : 94188,959 cm4
Ix Balok 1,2 X : 118000 cm4
L balok 1,2 X : 850 cm
Ix Balok 1,2 Y : 118000 cm4
L Balok 1,2 Y : 600 cm4
GBX : 1 (Jepit)
GBY : 1 (Jepit)
1. Perbandingan rangka portal
Dengan mengacu kepada persamaan (2.46) maka nilai perbandingan
rangka portal adalah :
∑ Ic / Lc = (94188,959 / 600) + (94188,959 / 600)
= 392,453
∑ Ibx / Lbx = (Ix balok 1x/ L balok 1x)+(Ixbalok 2x/ Lbalok 2x)
= (71000 / 850) + (71000 / 850)
= 167,059
∑ Iby / Lby = (Ix balok 1y/ L balok 1y)+(Ix balok 2y/Lbalok 2y)
= (11300 / 600) + (11300 / 600)
= 37,6667
GAx = (∑ Ic / Lc) / (∑ Ibx / Lbx)
= 392,453 / 167,059
= 2,34
GAy = (∑ Ic / Lc) / (∑ Iby / Lby)
= 392,453 / 37,6667
= 10,419
Mencari nilai Kcx = 0,82

155
Gambar 4.39 Nomogrom Kolom Tak Bergoyang Arah X Mencari nilai
Kcy = 0,86

Gambar 4.40 Nomogrom Kolom Tak Bergoyang Arah Y


D. Faktor sumbu tekuk
Dengan mengacu kepada persamaan (2.47) maka nilai faktor sumbu
tekuk adalah :
a. Diketahui
Lkx = 0,82 * 6000
= 4920 mm
Lky = 0,86 * 6000
= 5160 mm
b. Parameter kelangsingan terhadap sumbu x
𝐾𝑐.𝐿 𝑓𝑚𝑦
λc = 𝑟𝑚∗𝜋 √ 𝐸𝑚

156
0,82.6000 856,542
= 150∗3,14
√302292,811

= 0,556
c. Parameter kelangsingan terhadap sumbu y
𝐾𝑐.𝐿 𝑓𝑚𝑦
λc = 𝑟𝑚∗𝜋 √ 𝐸𝑚

0,86.6000 856,542
= 150∗3,14
√302292,811

= 0,583
Dari kedua persamaan didapatkan nilai λcx,y > 0,25 dan λcx,y < 1,2
maka kolom dikategorikan sebagai kolom sedang.
E. Kelangsingan penampang kolom
Dengan mengacu kepada tabel (2.2) maka nilai Kelangsingan
penampang kolom adalah :
a. Nilai factor tekuk (ω)
ωx,y = 1,43 / (1,6 – 0,67 * λc )

= 1,43 / (1,6 – 0,67 * 0,583)


= 1,182
b. Kelangsingan penampang kolom
- Pelat sayap :
𝑏 150
λ = 𝑡𝑓 = = 10
15

E 200000
λp = 0,56√Fy = 0,56√ = 16,165
240

λ < λp (Profil kompak)


- Pelat badan :
ℎ 234
= = 23,4
𝑡𝑤 10

E 200000
λp = 1,49√Fy = 1,49√ = 43,012
240


< λp
𝑡𝑤
9,28 < 108,54 (Profil kompak)
Untuk penampang kompak, maka Mn = Mp

157
Mp = fmy x Zx
= 856,54 x 1465000
= 1254834573 N.mm
= 1254,834 kN.m
ꝋMn = 0,9 x 1254,834
= 1129,351
Mu = 641,468 kN.m
ꝋMn > Mu (OK)
Dikarenakan nilai dari faktor reduksi dikalikan dengan momen
nominal dan hasilnya lebih besar atau sama dengan nilai momen
ultimate sehingga hasilnya dikatakan aman.
F. Interaksi tegangan aksial terhadap lentur
Dengan mengacu kepada persamaan (2.51) maka nilai interaksi tegangan
aksial terhadap lentur adalah :
a. Tegangan aksial kolom
Fcrx,y = fmy / ωx
= 856,542 / 1,18
= 724,336 MPa
b. Tahanan aksial tekan
Pnx,y = A * fcrx
= 11980 * 724,336
= 8677,54 kN
c. Tahanan aksial terfaktor
ꝋPn = 0,85 * Pnx
= 0,85 * 8677,54
= 7375,915 Kn
ꝋPn > Pu = 7375,915 > 2541,492 (OK)
Dikarenakan nilai dari faktor reduksi dikalikan dengan gaya normal
nominal dan hasilnya lebih besar atau sama dengan nilai gaya normal
ultimate sehingga hasilnya dikatakan aman.

158
d. Kontrol sumbu lentur
Rasio tegangan aksial
𝑃𝑢 2541,492
= = 0,344 > 0,2 ,sehingga rumus untuk interaksi
ꝋPn 7375,915

tegangan adalah Interaksi tegangan


𝑃𝑢 8 Mu
+ * ( ꝋMn) ≤ 1
ꝋPn 9

2541,492 8 641,468
+ * (1129,351 ) = 0,849 ≤ 1
7375,915 9

Dikarenakan nilai perbandingan yang terjadi lebih kecil dari 1


sehingga hasilnya dikatakan aman.

G. Geser nominal
Dengan mengacu kepada persamaan (2.58) dan (2.59) maka nilai geser
nominal adalah :
a. Tegangan geser nominal kolom
Vn = 0,6 * fmy *Aw
= 0,6 * 856,542 * (300 *10)
= 1541776,267 N
= 1541.776 kN
ꝋVn = 0,75 * 1541.776
= 1156,332
Vu = 247,031 kN
ꝋVn > Vn (OK)
Dikarenakan nilai dari faktor reduksi dikalikan dengan gaya geser
nominal dan hasilnya lebih besar atau sama dengan nilai gaya lintang
ultimate sehingga hasilnya dikatakan aman.
b. Tegangan geser terfaktor kolom komposit

Mu Vu
+ 0,625 ∗ < 1,375
ꝋMn ꝋVn
641,468 247,031
+ 0,625 ∗ 1156,332 < 1,375
1129,351

0,783 < 1,375 (OK)


Dikarenakan nilai perbandingan yang terjadi lebih kecil dari 1
sehingga hasilnya dikatakan aman.

159
4.8 Perencanaan Atap
4.8.1 Data Perencanaan Atap
Data Konstruksi :
a. Bentang kuda – kuda = 21,25 m
b. Jarak antar kuda – kuda =6m
c. Jarak antar gording = 2,125 m
d. Sudut kemiringan atap = 5°
e. Beban penutup atap (Zincalume) = 4,86 kg/m
f. Beban gording U 150 x 75 = 21,1 kg/m
g. Beban angin = 25 kg/m2
h. Beban Hidup = 0,96 kN/m2
i. Modulus Elastisitas (Es) = 200000 MPa
j. Tegangan Ijin Baja (BJ-37)
Tegangan leleh (Fy) = 240 Mpa
Tegangan Putus (Fu) = 370 MPa

Gambar 4.41 Denah Rencana Gording


4.8.2 Perencanaan Gording
a. Analisa Beban
Beban Mati
Berat Gording = 21,1 kg/m
Berat Penutup Atap = 4,86 kg/m +
Berat Total (qd) = 25,96 kg/m

160
= 0,254 kN/m
Beban Hidup (SNI 1727 – 2020)
Beban Hidup Pabrik = 0,96 kN/m2
Beban Hujan (R)
R = (40 – 0,8 a) = (40 – 0,8 x 5°) = 36 kg/m2
= 0,352 Kn/m2
Beban Angin (W)
Beban angin = 25 kg/m2
Koefisien angin tekan (Ct) = 0,02 x a – 0,4 = -0,3
Koefisien angin hisap (Ch) = -0,4
Angin tekan (Wt) = 25 x -0,3 x 2,125 = -15,937 kg/m
= -0,156 kN/m
Angin hisap (Wh) = 25 x -0,4 x 2,125 = -21,25 kg/m
= -0,208 kN/m

Gambar 4.42 Koefisien Angin


b. Analisa Statika
Beban Mati (D)
Berat Total (qd) = 25,96 kg/m
Beban mati total di uraikan menjadi :
qx = 25,92 x sin 5° = 2,262 kg/m
qy = 25,92 x cos 5° = 25,861 kg/m
Sehingga momen (M) yang bekerja pada gording

161
Mx = 1/8 x qy x (jarak kuda-kuda)2
= 1/8 x 25,861 x (6)2
=
116,375 kg.m
Mx = 1/8 x qx x (jarak kuda-kuda)2
= 1/8 x 2,262 x (6)2
= 1,277 kg.m
Beban Hidup (L)
Beban Hidup = 97,891 kg/m
= 0,96 kN/m
Beban hidup atap diuraikan menjadi :
Px = 97,891 x sin 5° = 8,531 kg/m
Py = 97,891 x cos 5° = 97,518 kg/m
Sehingga momen (M) yang bekerja pada gording
Mx = 1/4 x Py x (jarak kuda-kuda)2
= 1/4 x 97,518 x (6)2
= 877,668 kg.m
Mx = 1/4 x Px x (jarak kuda-kuda)2
= 1/4 x 8,531 x (6)2
= 9,631 kg.m
Beban Air Hujan (R)
(R)perlu = (40 – 0,8 a) = (40 – 0,8 x 5°) = 36 kg/m
Beban hidup atap diuraikan menjadi :
Beban air hujan (R) = 2,125 x 36 = 76,5 kg/m
Beban air hujan arah x (R) = 76,5 x sin 5° = 76,208 kg/m
Beban air hujan arah y (R) = 76,5 x cos 5° = 6,667 kg/m
Sehingga momen (M) yang bekerja pada gording
Mx = 1/8 x Ry x (jarak kuda-kuda)2
= 1/8 x 6,667 x (6)2
= 30,003 kg.m
Mx = 1/8 x Rx x (jarak kuda-kuda)2
= 1/8 x 76,208 x (6)2
= 43,016 kg.m

162
Beban Angin (W)
a. Angin Tekan (Wt)
Wt = -15,937 kg/m
Beban angin dapat diuraikan menjadi :
Karena arah beban angin tegak lurus pada bidang atap, maka beban
yang bekerja adalah :
Wtx = 0
W ty = Wt = -15,937 kg/m
Sehingga momen ultimate (Mu) yang bekerja pada gording :
Mux = 1/8 x W ty x (jarak kuda-kuda)2
= 1/8 x -15,937 x (6)2
= -71,718 kg.m
Muy = 1/8 x Rx x (jarak kuda-kuda)2
= 1/8 x 0 x (6)2
= 0 kg.m
b. Angin Hisap (Wh)
Wh = -21,25 kg/m
Beban angin dapat diuraikan menjadi :
Karena arah beban angin tegak lurus pada bidang atap, maka beban
yang bekerja adalah :
Whx = 0
W hy = Wh = -21,25 Kg/m
Sehingga momen ultimate (Mu) yang bekerja pada gording :
Mux = 1/8 x W hy x (jarak kuda-kuda)2
= 1/8 x -21,25 x (6)2
= -95,625 kg.m
Muy = 1/8 x Rx x (jarak kuda-kuda)2
= 1/8 x 0 x (6)2
= 0 kg.m

163
Tabel 4.42 Momen pada Gording
Beban Beban Beban
Momen Beban Angin
Mati Hidup air hujan
Arah
(kgcm) (kgcm) Tekan (kgcm) Hisap(kgcm) (kgcm)
Mux 11637 87766 -7171 -9562 3000
Muy 127 963 0 0 4301

c. Perhitungan Gaya Dalam


Perhitunganianalisaistrukturiuntuk mendapatkanibesaran gaya – gaya
dalamimendesainistruktur gording dilakukanidenganimemodelkan
gording padaiprogram ETABS V.18i sehingga diperolehi besarnya
gaya dalamidanilendutaniyang terjadi adalah :
Momen maksimum (MU) : 2,992 kN.m
: 3,051 kg/cm
d. Kontrol Momen Lentur
Dengan mengacu kepada persamaan (2.7) maka nilai momen lentur
adalah :
Direncanakan memakai profil C 150 x 75
Data Profil :
Zx = 115 cm3 Ix = 864 cm4
Zy = 23,6 cm3 Iy = 122 cm4
Dengan :
Mn = Fy x Zx
= 2400 x 115
= 276000 kg.cm
Kontrol Terhadap Lentur
Syarat :
𝑀𝑢
<1
ꝋ𝑀𝑛
3,051
<1
0,9 𝑥 276000

0,000012 < 1 (Aman)


Kontrol Terhadap Tekuk
Syarat :
Mu < ꝋ Mn

164
3,051 < 0,9 x 276000
3,051 < 248400 (Aman)
Dikarenakan nilai dari faktor reduksi dikalikan dengan momen
nominal dan hasilnya lebih besar atau sama dengan nilai momen
ultimate sehingga hasilnya dikatakan aman.
Kontrol Terhadap Lendutan
Dengan mengacu kepada persamaan (2.18) maka nilai kontrol
lendutan adalah :
Syarat :
fijin = 1/360 x Jarak kuda – kuda
= 1/360 x 600
= 1,667 cm
𝑆 𝑆
5.𝑞𝑥.( )′4 𝑃𝑥.( )′3
2 2
f= +
384.𝐸.𝐼𝑦 48.𝐸.𝐼𝑦
5 𝑥 0,0262.(6000/2)′4 8,531.(6000/2)′3
= +
384.2000000.122 48.2000000.122

= 0,00977 + 0,0196
= 0,0294 cm
f =√𝑓′2
=√0,0294’2
= 0,0294 cm
f < fijin
0,0294 < 1,667 (OK)
Dikarenakan nilai dari lendutan yang terjadi lebih kecil dari nilai
lendutan yang diizinkan sehingga hasilnya dikatakan aman.

165
4.8.3 Perencanaan Penggantung Gording

Gambar 4.43 Letak Penggantung Gording


a. Beban Penggantung Gording
Beban mati
Beban mati gording (qd) = 25,96 kg/m
RDL = qd sin a x (L/3) x jumlah gording
= 25,96 sin 5° x (6/3) x 19
= 85,97 Kg
Beban hidup
a. Beban hidup gording akibat air hujan = 36 Kg/m
RLL = qH sin a x (L/3) x jumlah gording
= 36 sin 5° x (6/3) x 19
= 119,229 kg
b. Beban hidup akibat pekerja
PL = 97,89 kg
Px = PL sin a
= 97,89 sin 5°
= 8,532 kg
Maka beban hidup yang digunakan adalah nilai terbesar yaitu akibat
air hujan sebesar 119,229 kg.
b. Perencanaan Gaya Dalam
Rtot = 1,2 RDL + 1,6 RLL

166
= 1,2 85,97 + 1,6 119,229
= 293,939 kg
Gaya dalam yang diterima penggantung gording terakhir
Tan ᴃ = jarak miring gording/(L/3)
= 2,157/(6/3)
= 1,0789
= arc tan 1,0789
= 47,17°
Pu total = Pu/sin ᴃ
= 293,939/sin 47,17°
= 400,78 kg
c. Kontrol
1. Kontrol leleh SNI 1729 – 2020
Pu = ꝋ x fy x Ag
403,65 = 0,9 x 2400 x Ag
Ag = (0,9 x 2400)/400,78
= 0,1855 cm2
2. Kontrol putus
Pu = ꝋ x fu x (0,75 Ag) dimana ꝋ = 0,75
𝑃𝑢
Ag = ꝋ 𝑥 𝑓𝑢 𝑥 0,75
400,78
= 0,75 𝑥 3700 𝑥 0,75

= 0,141 cm2
4𝑥 𝐴𝑔
d=√ 𝑃ℎ𝑖

4𝑥 0,141
=√
3,14

= 0,424 cm dipakai 10 mm
3. Kontrol kelangsingan
Rb = √(𝐽𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑔𝑎𝑛𝑡𝑢𝑛𝑔 𝑔𝑜𝑟𝑑𝑖𝑛𝑔)′2 + (𝐽𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑚𝑖𝑟𝑖𝑛𝑔 𝑔𝑜𝑟𝑑𝑖𝑛𝑔)′2
= √(212,5)′ 2 + (215,78)′2
= 302,84 cm
Cek D > (Rb/500)

167
1 > (302,84)
1 > 0,605 (memenuhi)
Dikarenakan diameter 10 mm lebih besar dari hasil Rb/500 sehingga
dianggap memenuhi syarat.
4.8.4 Perencanaan Ikatan Angin

Gambar 4.44 Ikatan Angin


NB : jarak antar gording adalah jarak miring
Perhitungan Beban Ikatan Angin
Data perhitungan
- Tekanan angin (w) = 25 kg/m2
- Koefisien angin (c) = 0,9
Gaya yang bekerja akibat tiupan angina
R = 0,5 x w x c x A
1. Perhitungan tinggi bidang
- h1 = 0 m
- h2 = 2,125 x tan 5° = 0,185 m
- h3 = 4,25 x tan 5° = 0,371 m
- h4 = 6,375 x tan 5° = 1,124 m
- h5 = 8,5 x tan 5° = 0,743 m
- h6 = 10,625 x tan 5° = 0,929 m
- h7 = 12,75 x tan 5° = 1,115 m
- h8 = 14,875 x tan 5° = 1,301 m
- h9 = 17 x tan 5° = 1,487 m
- h10 = 19,125 x tan 5° = 1,673 m
- h11 = 22,25 x tan 5° = 1,859 m

168
2. Perhitungan luas bidang
- A1 = 0,5 (h1 + h2) = 0,195 m2
- A2 = 0,5 (h2 + h4) = 2,783 m2
- A3 = 0,5 (h14 + h6) = 4,364 m2
- A4 = 0,5 (h6 + h8) = 4,740 m2
- A5 = 0,5 (h8 + h10) = 6,321 m2
- A6 = 0,5 (h10 + h11) = 3,753 m2
3. Perhitungan gaya yang bekerja
- R1 = 0,5 x 25 x 0,9 x 0,195 = 2,222 kg
- R2 = 0,5 x 25 x 0,9 x 2,783 = 31,317 kg
- R3 = 0,5 x 25 x 0,9 x 4,364 = 49,095 kg
- R4 = 0,5 x 25 x 0,9 x 4,740 = 53,339 kg
- R5 = 0,5 x 25 x 0,9 x 6,321 = 71,111 kg
- R6 = 0,5 x 25 x 0,9 x 3,753 = 42,226 kg +
Ra = 249,303 kg
4. Perhitungan beban ikatan angin
a = arc tg (2/8,5)
= 13,2°
Ra = R1 + S1 x cos a
249,303− 2,222
S1 = cos 13,2

= 253,786 kg

5. Dimensi ikatan angin


Pu = S1 = 253,786 kg
- Kuat leleh
Pu = ꝋ x fy x Ag
𝑃𝑢
Ag = ꝋ 𝑥 𝑓𝑢
253,78
= 0,9 𝑥 2400

= 0,117 cm2
- Kuat putus
Pu = 0,75 x ꝋ x fu x Ae

169
253,786
Ag = 0,75 𝑥 0,75 𝑥 3700

= 0,121 cm2
Dipilih A terbesar yaitu 0,121 cm2
4𝑥𝐴𝑔
d= √ 𝑝ℎ𝑖

4𝑥0,121
=√ 3,14

= 0,394 cm2
-
Kontrol kelangsingan
𝐼≤
500
𝑑

I = √200′ 2 + 850′2
= 873,212 cm
𝐼
dmin = 500
873,212
=
500

= 1,746 cm dipakai d 19 mm
𝐼≤
500
𝑑
873,212 ≤
500
1,6

459,58 ≤ 500 (OK)


Dari data diatas maka besi yang digunakan sebagai ikatan angin besi polos
berdiameter 19 mm.
4.8.5 Perencanaan Kuda – Kuda
Perencanaan kuda – kuda baja menggunakan profil IWF 500 x 200 dengan
spesifikasi sebagai berikut :
a. Kelangsingan Komponen Struktur Kuda – Kuda
Spesifikasi BJ 37
fu = 3700 kg/cm2
fy = 2400 kg/cm2
fr = 800 kg/cm2
Dari data perencanaan :
Lx (Panjang sisi miring kuda – kuda ) = 2134,39 cm

170
Ly (Jarak ikatan angina) = 212,5 cm
kc = 1
Kontrol kelangsingan komponen struktur
𝑘𝑐 𝑥 𝜆𝑥 1 𝑥 2157,78
λx = = = 104,32
𝑖𝑥 20,46
𝑘𝑐 𝑥 𝜆𝑦 1 𝑥 212,5
λy = = = 49,07
𝑖𝑦 4,33

maka digunakan yang terbesar yaitu 104,32


Parameter kelangsingan komponen struktur :
𝜆 𝑓𝑦
λc =𝜋 x√𝐸

104,32 2400
= x √200000
3,14

= 1,150
Sehingga koefisien faktor tekuk struktur :
λc = 1,15
0,25 < λc < 1,2
1,43
ω = 1,6−0,67 (1,15) = 1,72

b. Kontrol Kuat Tekan Kuda – Kuda


𝑓𝑦
Pn = Ag x 𝜔
2400
= 114,2 x 1,72

= 158872,874 kg
ꝋPn = 0,85 x Pn
= 0,85 x 158872,874
= 135041,943 kg
Pu < ꝋPn
25844,755 < 135041,943 (OK)
Dikarenakan nilai dari faktor reduksi dikalikan dengan gaya normal
nominal dan hasilnya lebih besar atau sama dengan nilai gaya normal
ultimate sehingga hasilnya dikatakan aman.
c. Kontrol Local Buckling Kuda – Kuda
Dengan mengacu kepada tabel (2.1) sehingga kontrol pada penampang
profil adalah :

171
Kontrol pelat sayap

𝑏 200
λ = 2𝑡𝑓 = 2𝑥16 = 6,25

E 200000
λp = 0,38√ = 0,38√ = 10,969
Fy 240

λ < λp
6,25 < 10,969 (Penampang Kompak)
Pelat badan:
ℎ 428
= = 42,8
𝑡𝑤 10

E 200000
λp = 3,76 √ = 3,76√ = 108,54
Fy 240


< λp
𝑡𝑤
42,8 < 108,54 (Penampang Kompak)
Profil termasuk oenampang kompak, maka Mn = Mp
Terhadap sumbu x
Mn = Mpx = Zx x fy
= 2096 x 2400
= 5030400 kg.m
Terhadap sumbu y
Mn = Mpy = Zy x fy
= 332 x 2400
= 796800 kg.m
Dikarenakan nilai dari faktor reduksi dikalikan dengan momen nominal
dan hasilnya lebih besar atau sama dengan nilai momen ultimate
sehingga hasilnya dikatakan aman.

d. Kontrol Lateral Buckling Kuda – Kuda


Dengan mengacu kepada persamaan (2.9) maka nilai Kontrol tekuk
lateral adalah :
Lb = 212,5 cm
Lp = 219,94 cm (Tabel Baja)
Lr = 668,01 cm (Tabel Baja)

172
Lb < Lp
212,5 < 219,94 Tekuk torsi lateral tidak berlaku (SNI 1729 – 2020)
Maka Mn = Mp = 5030400 kg.m
Dikarenakan nilai dari faktor reduksi dikalikan dengan momen nominal
dan hasilnya lebih besar atau sama dengan nilai momen ultimate
sehingga hasilnya dikatakan aman.

e. Kontrol Interaksi Kuda – Kuda


Dengan mengacu kepada persamaan (2.59) maka nilai interaksi tekan –
lentur adalah :
Pu = 25844,755 kg
ꝋPn = 135041,9 kg
Mu = 34529,081 kg.m
Mn = 5030400 kg.m
𝑃𝑢 𝑀𝑢
= + ≤1
ꝋ𝑃𝑛 ꝋ𝑀𝑛
25844,755 34529,081
= + 0,9 𝑥 5030400 ≤ 1
135041,94

= 0,199 ≤ 1 (OK)
Dikarenakan nilai perbandingan yang terjadi lebih kecil dari 1 sehingga
hasilnya dikatakan aman.

f. Kontrol Geser
Dengan mengacu kepada persamaan (2.22) maka nilai Kontrol kuat geser
adalah :
Kuat geser balok kuda – kuda pada perbandingan antara tinggi bersih
pelat badan (h) dengan tebal pelat badan (tw)
428 1100

10 √2400

42,8 ≤ 109,73 (Plastis)


Vn = 0,6 x fy x Aw x Cv1
= 0,6 x 2400 x (50 x 1) x 1
= 72000 kg
Syarat
Vu < ꝋ Vn

173
25057,74 < 64800 (Memenuhi)
Dikarenakan nilai dari faktor reduksi dikalikan dengan gaya geser
nominal dan hasilnya lebih besar atau sama dengan nilai gaya lintang
ultimate sehingga hasilnya dikatakan aman.

g. Kontrol Lendutan Kuda – Kuda


Dengan mengacu kepada persamaan (2.18) maka nilai kontrol lendutan
adalah :

Lendutan Ijin
L/360 = 2134,39 /360 = 5,92 cm
Ms (Momen tengah bentang) = 59,814 kg.cm
Ma (Momen ujung terkecil) = 345,298 kg.cm
Mb (Momen ujung terbesar) = 115,952 kg.cm
5 𝑥 𝐿′2
Λmax = x (Ms – 0,1 (Ma + Mb))
48 𝐸𝐼
5 𝑥 2134,39
= 48𝑥2000000𝑥47800 x (59,814 – 0,1 (345,298 +115,952))

= 0,000089 cm
Lendutan max < Lendutan ijin
0,0000679 < 5,92 (OK)
Berdasarkan dari analisa struktur kuda – kuda maka profil IWF 500 x 200
dapat digunakan untuk kuda –kuda dan telah memenuhi persyaratan.

h. Kontrol Sambungan Kuda – Kuda

Gambar 4.45 Tipe Sambungan Kuda – Kuda

Sambungan A
Dari ETABS diperoleh :
Pu = 25844,755 kg

174
Vu = 5641,877 kg
Mu = 34529,081 kg.cm
1. Gaya – gaya yang diterima sambungan :
Puv = Pu sin a + Vu cos a
= 25844,755 sin 5° + 5641,877 cos 5°
= 7872,927 kg
Puh = Pu cos a + Vu sin a
= 25844,755 cos 5° + 5641,877 sin 5°
= 26143,013 kg
Mu = 34529,081 kgcm
2. Kontrol kekuatan baut sambungan A
Direncanakan
Menggunakan baut A-325
fu baut = 6200 kg/cm2
fu profil = 3700 kg/cm2
db = 16 mm
Ab = 2,01 cm2
m =1
n = 12 buah
3. Kuat Rencana Baut :
Dengan mengacu kepada persamaan (2.60) maka nilai kuat rencana
baut adalah :
- Kuat geser baut (Vd), ꝋ Rn = ꝋ . 0,5 . fu . m . Ab
= 0,75 x 0,5 x 6200 x 1 x 2,01
= 4672,32 Kg
- Kuat geser baut (Rd), ꝋ Rn = ꝋ . 2,4 db . tf . (terkecil) . fu
= 0,75 x 2,4 x 1,6 x 1,2 x 3700
= 12787,2 Kg
- Kuat geser baut (Td), ꝋ Rn = ꝋ . 0,75 . fu . Ab
= 0,75 x 0,75 x 6200 x 2,01
= 7008,48 Kg

175
4. Cara Pendekatan Titik Putar
- Kontrol Geser Baut
Puv 7872,927
Vu = = = 656,077 Kg
𝑛 12

Vu < Vd
656,077 < 4672 (OK)
Dikarenakan nilai dari kust geser ultimate lebih kecil dari nilai kuat
geser baut sehingga hasilnya dikatakan aman.
- Kontrol Tumpu Baut
Puh 26143,013
Ru = = = 7787,2 Kg
𝑛 12

Ru < Rd
7787,2 < 12787,2 (OK)
Dikarenakan nilai dari kust geser ultimate lebih kecil dari nilai kuat
geser baut sehingga hasilnya dikatakan aman.
- Kontrol Kuat Tarik Baut
Mu x dmax 345,298 x 72,1
Tu = = 2(8+18+42,1+52,1+62,1+72,1)′2 = 0,893 Kg
£𝑑′2

Tu < Td
0,893 < 7008,48 (OK)
Dikarenakan nilai dari kust geser ultimate lebih kecil dari nilai kuat
geser baut sehingga hasilnya dikatakan aman.
- Kontrol Interaksi Geser dan Puntir
Tegangan geser baut :
Vu 5641,877
Fuv = 𝐴𝑏 = 2,01
= 2807,463 Kg/cm2

= ꝋ x 0,5 x fu x m
= 0,75 x 0,5 x 6200 x 2
= 4650 Kg/cm2
2807,463 < 4650
Maka Fuv yang digunakan adalah 2807,463 Kg/cm2
Tegangan tarik baut akibat interaksi geser :
Ft = (1,3 fub – 1,5 Fuv) ≤ fub
= (1,3 x 6200 – 1,5 x 2807,463) ≤ fub
= 3848,805 Kg/cm2 ≤ 6200 Kg/cm2 (OK)

176
Maka ft yang digunakan ft = 3848,805 Kg/cm2
Kuat tarik baut akibat interaksi geser dan puntir
Td = ꝋ x ft x Ab ≥ Tu max
= 0,75 x 3848,805 x 2,01 ≥ 0,893
= 5800,919 ≥ 0,893 (OK)
Berdasarkan hasil perhitungan perencanaan baut A-325 dengan
diameter 16 mm dapat menahan gaya yang timbul pada
sambungan.
4.9 Perencanaan Sambungan
4.9.1 Sambungan Balok Induk - Balok Anak

Gambar 4.46 Sambungan Baut Balok Induk ke Balok Anak


Sambungan yang digunakan adalah sambungan baut
Vu = 46616,523 (ETABS 18)
Balok Anak = 300 x 200
Balok Induk = 600 x 300

Sambungan
Direncanakan :
Mutu baut A-325
fu = 6200 kg/cm2
db = 16 mm
Ab = 2,0096 cm2

177
r1 = 0,5 (Baut tanpa ulir pada bidang geser)
a. Sambungan Pada Badan Balok Anak
Dengan mengacu kepada persamaan (2.60) dan (2.61) maka nilai
sambungan baut adalah :
Penentuanijumlahibaut
Kekuatan 1 baut pada sayap :
Kuat geser (ꝋVn) = 0,75 x r1 x fu x Ab x m
= 0,75 x 0,5 x 6200 x 2,0096 x 2
= 9344,64 Kg
Kuat tumpu (ꝋRn) = 0,75 x 2,4 x db x tp x fu
= 0,75 x 2,4 x 1,6 x 1,1 x 3700
= 11721,6 Kg
Kuat 1 baut diambil = 9344,64 Kg
Jumlah baut yang diperlukan :
𝑉𝑢 46616,523
n= = = 4,98 buah ~ 5 buah
ꝋ𝑉𝑛 9344,64

maka baut 16 mm yang dipasang sebanyak 5 buah


b. Sambungan Pada Badan Balok Induk
Dengan mengacu kepada persamaan (2.60) dan (2.61) maka nilai
sambungan baut adalah :
Penentuanijumlahibaut
Kekuatani1ibautipadaisayap :
Kuat geser (ꝋVn) = 0,75 x r1 x fu x Ab x m
= 0,75 x 0,5 x 6200 x 2,0096 x 1
= 4672,32 Kg
Kuat tumpu (ꝋRn) = 0,75 x 2,4 x db x tp x fu
= 0,75 x 2,4 x 1,6 x 1,1 x 3700
= 8524,8 Kg
Kuati1ibautidiambil = 4672,32 Kg
Jumlahibautiyangidiperlukan :
𝑉𝑢 46616,523
n = ꝋ𝑉𝑛 = = 9,97 buah ~ 10 buah
4672,32

maka baut 16 mm yang dipasang sebanyak 10 buah

178
c. Kontrol Kekuatan Penyambung
Kontrol terhadap leleh
Ag x 0,9 x fy ≥ Vu
(17,5 x 1,5) x 0,9 x 2400 ≥ 46616,523
56700 ≥ 46616,523 (OK)
Kontrol terhadap putus
An x 0,75 x fu ≥ Vu
(Ag – d’ x tw) x 0,75 x fu ≥ Vu
((17,5 x 1,5) – ((1,6 + 0,15) x 0,8)) x 0,75 x 3700 ≥ Vu
68958 ≥ 46616,523 (OK)
Kontrolijarakibaut
Jarakikeitepi = 1,5 db s/d (4tp + 100) atau 200 mm
1,5 db = 1,5 * 1,6 = 24,4 mm
(4tp + 100) = (4 x 11 + 100) = 144 mm
Jarakiantaribauti3idbis/di15tpiataui200 mm
3 db = 3 x 16 = 48 mm
15tp = 15 x 11 = 165 mm
4.9.2 Sambungan Balok Induk – Kolom

Gambar 4.47 Sambungan Baut Balok Induk ke Kolom


BJ – 37
Fy = 2400 Kg/cm2

179
Fu = 3700 Kg/cm2
Balok Kolom = 300 x 300
Balok Induk = 600 x 300
Mu = 64948,36 Kg.cm (ETABS)
(𝑀𝑢+𝑀𝑢) (64948,36+64948,36)
Vb = = = 152,819 Kg
𝐿 850

Vu = 47949,86 Kg (ETABS)
Vu = 47949,86 + 152,819 = 48102,68 Kg
Sambungan
Direncanakan :
Mutu baut A-325
fu = 6200 kg/cm2
db = 25 mm
Ab = 4,9 cm2
r1 = 0,5 (Baut tanpa ulir pada bidang geser)
a. Sambungan Pada Badan Balok
Dengan mengacu kepada persamaan (2.60) dan (2.61) maka nilai
sambungan baut adalah :
Penentuan jumlah baut
Kekuatan 1 baut pada sayap :
Kuat geser (ꝋVn) = 0,75 x r1 x fu x Ab x m
= 0,75 x 0,5 x 6200 x 4,9 x 2
= 22814,062 Kg
Kuat tumpu (ꝋRn) = 0,75 x 2,4 x db x tp x fu
= 0,75 x 2,4 x 2,5 x 1,1 x 3700
= 18315 Kg
Kuat 1 baut diambil = 18315 Kg
Jumlahibautiyangidiperlukan :
𝑉𝑢 48102,68
n = ꝋ𝑅𝑛 = = 2,6 buah ~ 3 buah
18315

maka baut 25 mm yang dipasang sebanyak 3 buah

180
b. Sambungan Pada Sayap Kolom
Dengan mengacu kepada persamaan (2.60) dan (2.61) maka nilai
sambungan baut adalah :
Penentuanijumlahibaut
Kekuatan 1 baut pada sayap :
Kuat geser (ꝋVn) = 0,75 x r1 x fu x Ab x m
= 0,75 x 0,5 x 6200 x 4,9 x 1
= 11407,031 Kg
Kuat tumpu (ꝋRn) = 0,75 x 2,4 x db x tp x fu
= 0,75 x 2,4 x 2,5 x 1,1 x 3700
= 18315 Kg
Kuati1ibautidiambil = 11407,031 Kg
Jumlahibautiyangidiperlukan :
𝑉𝑢 48102,68
n= = = 4,21 buah ~ 5 buah
ꝋ𝑉𝑛 11407,031

maka baut 25 mm yang dipasang sebanyak 5 buah


c. Kontrol Kekuatan Penyambung
Kontrol terhadap leleh
Ag x 0,9 x fy ≥ Vu
(17,5 x 1,5) x 0,9 x 2400 ≥ 48102,68
56700 ≥ 48102,68 (OK)
Kontrol terhadap putus
An x 0,75 x fu ≥ Vu
(Ag – d’ x tw) x 0,75 x fu ≥ Vu
((17,5 x 1,5) – (3 x (2,5 + 0,2)) x 1,1) x 0,75 x 3700 ≥ Vu
55402,875 ≥ 48102,68 (OK)
Kontrolijarakibaut
Jarak ke tepi = 1,5 db s/d (4tp + 100) atau 200 mm
1,5 db = 1,5 * 25 = 37,5 mm
(4tp + 100) = (4 x 1,1 + 100) = 104,4 mm
Jarakiantaribauti3idb s/di15tpiataui200 mm
3 db = 3 x 25 = 75 mm
15tp = 15 x 11 = 165 mm

181
4.9.3 Sambungan Kolom – Kolom

Gambar 4.48 Sambungan Baut Kolom ke Kolom


Menggunakan kolom H 300 x 300 dengan data sebagai berikut :
B = 300 mm Zx = 1465 cm3 Ix = 20400 cm4
H = 300 mm Zy = 682 cm3 Iy = 6750 cm4
tf = 15 mm ix = 13,05 cm
tw = 10 mm iy = 7,51 cm
Mu = Zx x fy
= 1465 x 2400
= 3516000 Kg.cm
Fye = Ry x fy
= 1,5 x 2400
= 3600 Kg.cm
Asayap = bf x tf
= 300 x 15
= 4500 mm2
= 45 cm2
Pu = Asayap x Fye
= 45 x 3600
= 162000 Kg

182
Pembagian Beban Momen
Ibadan = Iy
= 6750 cm4
Mbadan = (Ibadan x Mu)/Iprofil
= (6750 x 3516000)/ 20400
= 1163382,353 Kg.cm
Msayap = Mu - Mbadan
= 3516000 - 1163382,353
= 2352617,647 Kg.cm
Sambungan Pada Sayap
Dengan mengacu kepada persamaan (2.60) dan (2.61) maka nilai
sambungan baut adalah :
Direncanakan :
Mutu baut A-325
fu = 6200 kg/cm2
db = 25 mm
Ab = 4,9 cm2
r1 = 0,5 (Baut tidak pada bidang geser)
𝑀𝑠𝑎𝑦𝑎𝑝 2352617,647
Tu = = = 10053,92 Kg
𝑑 234

Vu = Pu + Tu
= 162000 + 10053,92
= 172053,92 Kg
Kekuatan 1 baut pada sayap :
Dengan mengacu kepada persamaan (2.60) dan (2.61) maka nilai
sambungan baut adalah :
Kuat geser (ꝋVn) = 0,75 x r1 x fu x Ab x m
= 0,75 x 0,5 x 6200 x 4,9 x 2
= 22814,062 Kg
Kuat tumpu (ꝋRn) = 0,75 x 2,4 x db x tp x fu
= 0,75 x 2,4 x 2,5 x 1,5 x 3700
= 24975 Kg

183
Kuat 1 baut diambil = 22814,062 Kg
Jumlah baut yang diperlukan :
𝑉𝑢 172053,92
n = ꝋ𝑉𝑛 = = 7,54 buah ~ 8 buah
22814,062

maka baut 25 mm yang dipasang sebanyak 8 buah


Sambungan Pada Badan
Direncanakan tebal pelat buhul = 1 cm
Beban yang bekerja :
Vu = 25189,75 Kg (ETABS)
Mbadan = 1163382,353 Kg
Kuat geser (ꝋVn) = 0,75 x r1 x fu x Ab x m
= 0,75 x 0,5 x 6200 x 4,9 x 2
= 22814,062 Kg
Kuat tumpu (ꝋRn) = 0,75 x 2,4 x db x tp x fu
= 0,75 x 2,4 x 2,5 x 1 x 3700
= 27900 Kg
Kuat 1 baut diambil 22814,06 Kg
Momen yang bekerja pada titik berat badan :
Mu total = Mbadan + Vu x e
= 1163382,353 + 25189,75 x 7,51
= 1352557,383 Kg.cm
Perkiraan jumlah baut :
6 𝑥 𝑀𝑢
n = √ 𝑢 𝑥 𝑅𝑢

Ru = 0,7 x 1,2 x 22814,6


= 19163,812 Kg
6 𝑥 𝑀𝑢
n =√ 𝑢 𝑥 𝑅𝑢

6 𝑥 1352557,38
=√ 6 𝑥 19163,812

= 8,4 buah
= 9 buah

184
Kontrol jarak baut
Jarak ke tepi = 1,5 db s/d (4tp + 100) atau 200 mm
1,5 db = 1,5 * 25= 37,5 mm
(4tp + 100) = (4 x 10 + 100) = 140 mm
Jarak antar baut 3 db s/d 15tp atau 200 mm
3 db = 3 x 25 = 75 mm
15tp = 15 x 10 = 150 mm
4.9.4 Sambungan Pada Kolom – Base Plate
Kolom IWF 300 x 300 x 10 x 15
Dariihasili gaya yangibekerja padaidasarikolom elemen joint 42 yang
berasalidari ETABS V.18 adalahisebagaiiberikut:

Pu = 276256,206 Kg
Mux = 1615612,874 Kg.cm
Muy = 525588,248 Kg.cm
Direncanakan:
f’c = 30 MPa = 300 Kg/cm2
Mutuiangkeridirencanakan
fu = 400 MPa
Direncanakan lasidengan te = 1 cmipada daerah sisiipadaiprofil baja I/WF
sehinggaididaptkan:

Alas = 119,8 cm2


Iy = 20400 cm4
Ix = 67500 cm4
𝐼𝑥 20400
Wx = = = 2716,378 cm3
𝑦 7,51
𝐼𝑦 6750
Wy = = 13,05 = 517,241 cm3
𝑥

fulas = Ø x 0,6 x fE70xx x1


= 0,75 x 0,6 x 70 x 70,3 x 1
= 2214,45 Kg/cm2
𝑃𝑢 𝑀𝑥 𝑀𝑦
Ftotal = + +
𝐴 𝑊𝑥 𝑊𝑦

185
276256,206 1615612,874 525588,248
= + +
119,8 2716,378 517,241

= 1633,518 Kg/cm2
𝑓𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
te = x1
𝑓𝑢𝑙𝑎𝑠

= 0,737 cm
a = te/0,7 = 0,737/0,707 = 1,04 cm
Syarat–syara tebalikakiilas:
Tebal minimum pelat = 30 mm
1,41 𝑥 𝑓𝑢 𝑥 𝑡𝑝𝑒𝑙𝑎𝑡 1,41 𝑥 4000 𝑥 3
aeff = = = 3,44 cm
𝑓𝐸70𝑥𝑥 70 𝑥 70,3

Jadi, dipakai las dengan a = 3,5 cm


Perhitungan Base Plate
Arah Y
Direncanakanidiameteriangker
Menggunakaniangkeridiameter = 30 mm
h’ > we + c1
we = 1 ¾ x 3 = 5,25 cm ~ 6 cm
c1 = 27/16 inch x 2,54
= 4,29 cm ~ 4,5 cm
h’ ≥ 6 + 4,5
≥ 10,5 cm
H ≥ d + 2h’
≥ 41,7 + 2h’
≥ 62,7 cm, Jadi H = 65 cm
h = H – we = 65 – 6 = 59 cm
B = dianggap sama dnegan H karena kolom menggunakan profil I/WF
= 65 cm
Dimensi Beton:
Panjang = 50 + (2 x 2,5) = 55 cm
Lebar = 50 + (2 x 2,5) = 55 cm
𝐴 55 𝑥 55
√𝐴2 =√
50 𝑥 50
= 1,1
1

186
𝐴
𝑓𝑐𝑢′ = 0,85 x f’c x √𝐴2 = 0,85 x 300 x 1,1
1

= 280,5 Kg/cm2
𝑃𝑢 𝑥 (2ℎ−𝐻)+2 𝑀𝑢
a = h - √ℎ2 −
Ø𝑐 𝑥 𝑓′ 𝑐𝑢𝑥 𝐵

276256,206 𝑥 (2𝑥 59−65)+2𝑥 1615612,874


= 59 - √592 − 0,6 𝑥 280,5𝑥 65

= 16,02
Tu = (Øc . fcu’ . B . a) – Pu
= (0,6 x 280,5 x 65 x 16,02) - 276256,206
= -101005,416 Kg
Tidaki dibutuhkani angkeri karenaitidak terjadi gaya tariki namuni tetap
dipasangiangkeriminimalisebanyaki2 buahitiapisisinya.

Arah X
Dimensi Beton:
Panjang = 50 + (2 x 2,5) = 55 cm
Lebar = 50 + (2 x 2,5) = 55 cm
𝐴 55 𝑥 55
√𝐴2 = √50 𝑥 50 = 1,1
1

𝐴2
𝑓𝑐𝑢′ = 0,85 x f’c x √ = 0,85 x 300 x 1,1
𝐴1

= 280,5 Kg/cm2
𝑃𝑢 𝑥 (2ℎ−𝐻)+2 𝑀𝑢
a = h - √ℎ2 − Ø𝑐 𝑥 𝑓′ 𝑐𝑢𝑥 𝐵

276256,206 𝑥 (2𝑥 59−65)+2𝑥 525588,248


= 59 - √592 − 0,6 𝑥 280,5𝑥 65

= 12,815
Tu = (Øc . fcu’ . B . a) – Pu
= (0,6 x 280,5 x 65 x 12,825) - 276256,206
= -136066,514 Kg
Tidaki dibutuhkani angkeri karenaitidak terjadi gaya tariki namuni tetap
dipasangiangkeriminimalisebanyaki2 buahitiapisisinya.

187
Gambar 4.49 Sambungan Baut Kolom ke Base Plate
4.10 Perencanaan Pondasi
4.10.1 Perencanaan Pondasi Tiang Pancang
a. Data
 Mutu Beton Tiang (fc’) = 52 MPa
 Mutu beton pile cap (fc’pc) = 48 MPa
 Mutu baja tulangan (fy) = 400 MPa
 Kedalaman ujung tiang (H) = 26 m
 Diameter tiang rencana (D1) = 0,4 m
 Luas penampang ujung tiang (Ab) = π x 0,25 x 0,42
= 0,126 m2
 Luas selimut tiang (Ap) = π x 0,4 x 26
= 32,672 m2
 Berat beton bertulang (wc) = 23,65 kN/m3

b. Data Spun Pile WIKA Beton Class A2


 Daya dukung aksial yang diizinkan (Q all) = 1187,591 Kn

188
c. Daya Dukung Pondasi NSPT
Tabel 4.43 Nilai N-NSPT

Kedalaman Tebal B-1 B-2


(m) (m) N-SPT di/Ni N-SPT di/Ni
-2,00 2,00 3 0,667 6 0,333
-4,00 2,00 5 0,400 7 0,286
-6,00 2,00 9 0,222 10 0,200
-8,00 2,00 11 0,182 8 0,250
-10,00 2,00 9 0,222 4 0,500
-12,00 2,00 14 0,143 5 0,400
-14,00 2,00 13 0,154 12 0,167
-16,00 2,00 17 0,118 13 0,154
-18,00 2,00 26 0,077 13 0,154
-20,00 2,00 19 0,105 14 0,143
-22,00 2,00 27 0,074 18 0,111
-24,00 2,00 18 0,111 16 0,125
-26,00 2,00 32 0,063 32 0,063
-28,00 2,00 39 0,051 43 0,047
-30,00 2,00 54 0,037 50 0,040
Total 30,00 19,7333 2,63 16,7333 2,97

1. Nilai NSPT pada elevasi dasar tiang


 Data nilai N1 pada kedalaman 22-26 m
N (22m) = 27
N (24m) = 18
N (26m) = 32
N1 = 25,667
 Data nilai N2 pada kedalaman 24-26 m
N (24m) = 16
N (26m) = 32
N2 = 24

189
Rata – rata nilai N1 dan N2
Nb = (N1 + N2)/2
= 24,8333
2. Harga N-SPT rata-rata sepanjang tiang (Ns)
N (2m) ~ N (26 m)
Ns = (15,6154 + 12,1538)/2
= 13,886
3. Daya dukung ultimate fondasi pada persamaan (2.80) (Qult)
Qult = 40 Nb x Ab + 0,5 Ns x Ap
= 40 x 24,833 x 0,126 + 0,5 x 13,886 x 32,672
= 351,648 Ton
= 3516,489 kN
4. Daya dukung allowable fondasi pada persamaan (2.81) (Qall)
Qall = Qult/sf
= 3516,489 /3
= 1172,163 kN
d. Penentuan Jumlah Pondasi Kelompok
Hasil analisa software ETABS
Tabel 4.44 Joint Reactions

PONDASI
FZ MX MY
Story Label YANG
DIBUTUHKAN
kN kN-m kN-m (bh)
Base 1 1566,005 153,6567 -36,6141 3
Base 10 1344,378 173,179 12,1606 3
Base 11 1344,412 171,4056 12,2202 3
Base 113 768,6411 10,097 7,7826 2
Base 12 1338,795 176,7223 12,2339 3
Base 13 1336,968 173,1813 12,377 3
Base 130 1556,398 199,5333 28,5406 3
Base 14 1336,971 171,4078 12,538 3
Base 145 1556,304 172,2787 -27,2676 3
Base 146 1512,265 172,1255 -24,2502 3
Base 147 1520,984 172,1466 -24,9039 3
Base 148 1520,117 172,1587 -24,4878 3

190
Base 149 1522,042 172,1662 -24,0166 3
Base 15 1346,853 176,723 12,0124 3
Base 150 1523,453 172,1688 -23,2917 3
Base 151 1524,505 172,165 -22,8021 3
Base 152 1529,406 172,1609 -21,5334 3
Base 16 1339,99 173,1814 12,9861 3
Base 17 1340,33 171,4079 12,7815 3
Base 18 1332,487 176,773 13,8678 3
Base 19 1330,857 173,1742 12,4884 3
Base 2 566,5479 -11,6503 32,3534 2
Base 20 1329,965 171,4029 14,1787 3
Base 21 1156,772 176,712 50,2813 2
Base 22 1393,76 173,2755 17,5367 3
Base 23 1388,63 171,4597 9,2221 3
Base 24 1388,544 176,6743 41,3348 3
Base 25 961,6188 171,7061 -26,4086 2
Base 26 1215,72 169,9331 57,6896 3
Base 27 1391,4 171,6862 -10,0347 3
Base 28 2396,834 175,0799 49,4043 4
Base 29 1328,232 171,2939 14,4478 3
Base 3 1464,485 177,1124 39,271 3
Base 30 1502,652 181,3289 47,1827 3
Base 31 1344,388 171,3103 12,593 3
Base 32 1471,707 181,2975 45,5439 3
Base 33 1337,792 171,3075 13,0698 3
Base 34 1474,831 181,313 46,4693 3
Base 348 1514,741 8,312 -17,5095 3
Base 349 1586,436 179,2217 16,8956 3
Base 35 1339,314 171,3082 13,4692 3
Base 350 1600,835 173,7158 -29,0326 3
Base 351 1072,89 175,3808 23,9261 2
Base 36 1470,791 181,3262 46,874 3
Base 364 1911,713 198,1895 80,7605 3
Base 365 2029,652 169,5787 17,5256 3
Base 37 1338,638 171,3083 14,0154 3
Base 38 1491,741 181,4418 48,4822 3
Base 39 1339,019 171,3067 14,7261 3
Base 4 1465,635 173,8238 10,9588 3
Base 40 780,9998 -12,498 22,3275 2
Base 41 1344,225 171,3068 13,7738 3
Base 42 2709,191 158,4375 51,5426 4
Base 43 1351,806 171,3085 15,5924 3
Base 44 1512,639 181,34 53,6718 3

191
Base 45 1314,508 171,3851 17,8661 3
Base 46 1559,714 206,8684 116,6273 3
Base 47 1230,932 171,2236 -15,0862 3
Base 48 1312,481 181,2197 62,6545 3
Base 49 1999,986 149,6932 14,0549 3
Base 5 1466,513 172,0711 13,1147 3
Base 50 1370,003 176,6853 12,8716 3
Base 51 1191,138 174,9586 -2,7375 3
Base 52 1193,878 172,8615 34,426 3
Base 53 1526,074 176,7162 -45,7648 3
Base 54 1468,593 147,5479 23,9998 3
Base 55 1363,457 171,3759 11,0536 3
Base 6 1330,675 176,7231 10,2298 3
Base 60 1459,386 171,4335 19,7778 3
Base 7 1308,745 173,1738 12,0249 3
Base 70 1543,017 171,9785 -20,8523 3
Base 73 1999,215 151,9768 10,1635 3
Base 78 2549,903 163,623 -3,9632 4
Base 8 1308,808 171,4001 12,0651 3
Base 84 1665,535 173,2259 17,7761 3
Base 9 1346,31 176,7251 11,9585 3
Base 97 1639,127 159,0419 62,21 3
Base 98 1467,385 176,6968 14,2954 3

Diambil beban aksial terbesesar, yaitu terdapat pada joint 42


Beban aksial pada Joint 42 (Pu) = 2709,1908 kN
Q ijin Wika pertiang = 1187,591 kN
Penentuan jumlah pondasi kelompok pada persamaan (2.82)
n = Pu/Qijin
= 2709,1908 /1187,591
= 2,28 buah
Mux = 154,64 kN.m
Muy = 53,36 kN.m
n pondasi = 2,28
= 4 buah

192
e. Kapasitas Pondasi Tiang Pancang Kelompok
1. Jarak antar as tiang lingkaran pada persamaan (2.83) (pile grup) SNI
8460 - 2017
S = 2,5 D ~ 4 D
= 2,5 x 0,4 ~ 4 x 0,4
= 1 ~ 1,6
Syarat jarak as ke tepi tiang pada persamaan (2.84)
S ≥ 0,5 D + 0,15
S ≥ 0,5 0,4 + 0,15
S ≥ 0,35 (OK)
1,6 ≥ 0,35 (OK)
Dikarenakan jarak as ke-tepi tiang lebih besar dari 0,5D + 0,15
sehingga bisa dinyatakan memenuhi syarat

2. Perhitungan Kapasitas 4 tiang pancang


 Lebar kolom arah x (bx) = 0,5 m
 Lebar kolom arah y (by) = 0,5 m
 Jarak tepi tiang dan pile cap (a) = 0,35 m
 Tebal pile cap (h) =1m
 Lebar pile cap arah x (Lx) = S + (2 x S minimum)
= 1,6 + (2 x 0,35)
= 2,3 m
 Libar pile cap arah y (Ly) = S + (2 x S minimum)
= 1,6 + (2 x 0,35)
= 2,3 m
 Jarak (x) = S/2
=1,6/2
= 0,8
 Jarak y = S/2
=1,6/2
= 0,8
Tahanan aksial 1 tiang pancang digunakan Qall = 1172,163 kN

193
3. Daya dukung kelompok tiang
 Efesiensi kelompok tiang dihitung dengan persamaan (2.85) dan
(2.86)
Jumlah baris, m = 2
Jumlah tiang dalam satu baris, n = 2
ꝋ = arc tan (d/s)
= arc tan (0,4/1,2)
= 18,434
ꝋ (𝑛−1)𝑚+(𝑚−1)𝑛
Eff = 1 - 90 x ( )
𝑚𝑛
18,434 (2−1)2+(2−1)2
=1- x( )
90 2𝑥2

= 0,795
 Daya dukung kelompok tiang dihitung dengan persamaan (2.87),
(2.88), (2.89), dan (2.90).

P all group = Eff x (np x Qall)


= 0,795 x (4 x 1171,163)
= 3728,31 kN
Wc = Lx x Ly x h x wc
= 2,3 x 2,3 x 0,75 x 23,56
= 93,474 kN
Wpancang = n x Ab x H x wc
= 4 x 0,126 x26 x 23,56
= 307,9062 kN
Pv = Pu x Wc x W pancang
= 2646,858 x 93,474 x 307,9062
= 3110,571 kN
Cek daya dukung terhadap gaya aksial akibat beban terfaktor
P all group > Pv
3728,31 > 3110,571 6 (OK)

194
Dikarenakan nilai dari daya dukung kelompok tiang hasilnya lebih
besar dari nilai gaya normal ultimate sehingga hasilnya dikatakan
aman.

4. Beban maksimum setiap tiang pada kelompok tiang


Beban maksimum setiap tiang < Daya dukung izin tiang
Kontrol pada persamaan (2.91),
𝑃𝑣 𝑀𝑦 . 𝑥𝑖 𝑀𝑥 . 𝑦𝑖
Pmax = 𝑛𝑝 +- 𝑛𝑦 𝑥 . ∑ 𝑥2 +- 𝑛 . ∑ 𝑦2
≤ Q all

Dimana,
Pv = 3110,571 kN
Qall = 1172,163 kN
np =4
My = 53,36 kN.m
Mx = 154,64 kN.m
xi = 0,8 m
yi = 0,8 m
ny =2
ny =2
∑x2 = 2 x (1 x 0,82)
= 1,28 m2
∑y2 = 2 x (1 x 0,82)
= 1,28 m2
3110,571 53,36 𝑥 0,8 154,64 𝑥 0,8
P1 = - +
4 2 𝑥 1,28 2 𝑥 1,28

= 809,292 < 1172,163 (OK)


3110,571 53,36 𝑥 0,8 154,64 𝑥 0,8
P2 = + +
4 2 𝑥 1,28 2 𝑥 1,28

= 842,642 < 1172,163 (OK)


3110,571 53,36 𝑥 0,8 154,64 𝑥 0,8
P3 = + -
4 2 𝑥 1,28 2 𝑥 1,28

= 745,992 < 1172,163 (OK)


3110,571 53,36 𝑥 0,8 154,64 𝑥 0,8
P4 = - -
4 2 𝑥 1,28 2 𝑥 1,28

= 712,642 < 1172,163 (OK)

195
Diambil niali P terbesar yaitu pada P2
Pmax = 842,642 Kn
4.10.2 Perencanaan Pile Cap
1. Tulangan tegangan geser 1 Arah
a. Data
Selimut beton (sb) = 75 mm
D tul = 22 mm
b = 2300 mm
pada persamaan (2.92) dan (2.93) dapat dihitung sebagai berikut :
ds = sb + Dtul/2
= 75 + 22/2
= 86 ~ 90 mm
d = h – ds
= 0,75 – 0,09
= 0,66 m
Mencari nilai Vu pada persamaan (2.94) :
∑PU1 = P1 + P2
= 809,292 + 842,642
= 1651,935 kN
∑PU2 = P3 + P4
= 745,992 + 712,642
= 1458,635 kN
∑PU3 = P1 + P4
= 809,292 + 712,642
= 1521,935 kN
Diambil Vu terbesar, Vu = 1651,935 kN
b. Tegangan geser yang dapat ditahan oleh beton (Vc)
Kuat geser pile cap 1 arah
Rasio sisi panjang dan pendek kolom pada persamaan (2.95)
𝛽 = bx/by
= 0,5/0,5
=1

196
Kuat geser arah x diambil nilai yang terkecil pada (2.96) dan (2.97),
2
Vc = (1+𝛽𝑐) x √𝑓′𝑐 x b x (d/6)
2
= (1+1) x √48 x 2300 x (660/6)

= 5258,506 kN
𝑎𝑠 𝑥 𝑑
Vc = (1+ ) x √𝑓′𝑐 x b x (d/12)
𝑏
40 𝑥 660
= (1+ ) x √28 x 2300 x (660/12)
75,833

= 11812,586 kN
Diambil Vc terkecil 5258,506 kN
ꝋVc > Vux
0,75 x 5258,506 > 1651,935
3943,879 > 1651,935 (OK)
Dikarenakan nilai dari faktor reduksi dikalikan dengan kuat geser
nominal dan hasilnya lebih besar atau sama dengan nilai gaya lintang
ultimate sehingga hasilnya dikatakan aman.
2. Tinjauan tegangan geser 2 arah
a. Rasio sisi panjang dan pendek dimensi pile cap dapat dilihat pada
persamaan (2.98)
(L/B) = 2,3/2,3
=1
Nilai konstanta tergantung kolom bangunan :
fondasi dengan kolom dalam bangunan (as) = 40
fondasi dengan kolom tepi bangunan (as) = 30
fondasi dengan kolom sudut bangunan (as) = 20
b. Dimensi bidang kritis
 Persamaan (2.99) dan (2.100) lebar bidang geser Pons
Bx = bx + d
= 0,5 + 0,66
= 1,16 m
By = by + d
= 0,5 + 0,66
= 1,16 m

197
 Persamaan (2.101) luas bidang geser Pons
Ap = 2 x (Bx x By) x d
= 2 x (1,16 x 1,16) x 0,66
= 3,062 m2
 Persamaan (2.102) lebar bidang geser Pons
bp = 2 x (Bx + By)
= 2 x (1,16 + 1,16)
= 4,64 m
c. Tegangan geser Pons
Rasio sisi panjang dan pendek kolom pada persamaan (2.103)
𝛽 = bx/by
= 0,5/0,5
=1
Tegangan geser Pons (fp) diambil nilai terkecil pada persamaan
(2.104), (2.105), (2.106), dan (2.107).
2 𝑓′𝑐
fp = (1+𝛽𝑐) x √ 6
2 48
= (1+1) x √ 6

= 3,464 MPa
𝑎𝑠 𝑥 𝑑 𝑓′𝑐
fp = (1+ 𝑏𝑝
) x √ 12
40 𝑥 660 48
= (1+ ) x √12
4,64

= 4,439 MPa
Fp = 1/3 x √𝑓, 𝑐

= 1/3 x √𝑓, 48
= 2,30 Mpa
Diambil fp terkecil, fp 2,30 Mpa
Vnp = Ap x fp
= (3,062 x 106) x 2,3
= 7072309,857 MPa
= 7072,309 kN

198
ꝋ Vnp = 0,75 x 7072,309
= 5304,232 kN
Cek terhadap gaya geser Pons akibat beban terfaktor pada kolom
ꝋ Vnp > Pv
5304,232 > 3110,571 (OK)
Dikarenakan nilai dari faktor reduksi dikalikan dengan Tegangan
geser Pons nominal dan hasilnya lebih besar atau sama dengan nilai
gaya geser Pons akibat beban terfaktor pada kolom
sehingga hasilnya dikatakan aman.
4.10.3 Perencanaan Penulangan Pile Cap
Penulangan Lentur Pile Cap (2300 x 2300 x 1000)
1. Momen yang terjadi pada Pile Cap dihitung dengan persamaan (2.108),
(2.109), (2.110), dan (2.111).
Cx = (Lx – bx)/2
= (2,3 – 0,5)/2
= 0,9 m
ex = Cx –a
= 0,9 – 0,35
= 0,55 m
W1 = Cx x Ly x h x wc
= 0,9 x 2,3 x 0.75 x 23,56
= 36,576 kN
Mu = ∑Pu x ex – W1 x (Cx/2)
= 1651,935 x 0,55 – 36,576 x (0,9/2)
= 892,105 kN.m
b. Mencari batas rasio tulangan
Rasio tulangan minimum dihitung dengan persamaan (2.112), (2.113).
ρ min1 = 1,4/400
= 0,0035

𝑓′ 𝑐
ρ min2 =√ x 400
4

199
48
= √ 4 x 400

= 0,00433
Diambil ρ terbesar ρ min = 0,00433
Rasio tulangan kondisi balance pada persamaan (2.114),
0,85 𝑥 𝛽 𝑥 𝑓′𝑐 600
ρb = x 600+𝑓𝑦
𝑓𝑦
0,05
0,85𝑥 (0,85−(48−28)∗( )∗48 600
7
= x 600+400
400

= 0,043
Rasio tulangan maksimum pada persamaan (2.115),
εc+fy/Es
ρb max = x ρb
εc+ εc
0,003+400 𝑥 200000
= x 0,043
0,003+0,005

= 0,0723
c. Desain penulangan Pile Cap
1. Mencari rasio tulangan digunakan (2.116), (2.117), dan (2.118).
m = fy/0,85 x f’c
= 400/0,85 x 48
= 9,803
Lx = b = 2300 mm
Rn = Mu/(ꝋ x b x d2)
= 892,105 x 106 / (0,9 x 2300 x (0,91 x 1000)2
= 0,989
1 2𝑚 𝑅𝑛
ρ= x (1 − √1 − )
𝑚 𝑓𝑦

1 2 𝑥 9,803 𝑥 0,989
= x (1 − √1 − )
9,803 400

= 0,0025
ρ < ρmin
0,0025 < 0,0043
Maka digunakan ρ = ρmin yaitu 0,0043
Desain tulangan

200
As min = ρ min bd
= 0,00433 x 2300 x 660
= 6573,132 mm2
2. Trial/Error
Tulangan yang di pasang daerah tarik D 22 100
As tarik dapat dihitung dengan persamaan (2.120)
As tarik = 0,25 x π x d2 x (lebar plat/jarak)
2300
= 0,25 x 3,14 x 222 x ( 100 )

= 8738,62 mm2
As tarik > As min
8738,62 > 6573,132 (OK)
Tulangan yang dipasang di daerah tekan D 22 100
As tarik dapat dihitung dengan persamaan (2.121)
As tekan = 0,25 x π x d2 x (lebar plat/jarak)
2300
= 0,25 x 3,14 x 222 x ( )
100

= 8738,62 mm2
Nilai regangan (ε) dan faktor reduksi (ꝋ) pile cap dihitung pada
persamaan (2.121), (2.122), (2.123), dan (2.124).
𝐴𝑠 𝑡𝑎𝑟𝑖𝑘 𝑥 𝑓𝑦
a = 0,85 𝑥 𝑓′ 𝑐 𝑥 𝑏

8738,62𝑥 400
= 0,85 𝑥 48 𝑥 2300

= 37,25 mm

C = a/𝛽1
= 37,25 /0,707
= 52,686
εs = (d-c)/c x 0,003
= (((0,66 x 1000) – 52,686)/ 52,686) x 0,003
= 0,034
εs > 0,005
0,034 > 0,005 (OK)

201
Maka penampang terkendali tarik ꝋ = 0,9
Momen Nominal pada persamaan (2.125)
Mn = As tarik x fy x (d – a/2)
= (8738,62 x 400 x ((0,66 x 1000) – (37,25/2)))/106
= 2241,892 kN.m
ꝋMn = 0,9 x 2241,892
= 2017,702 kN.m
ꝋMn ≥ Mu
2017,702 ≥ 892,105 (OK)
Dikarenakan nilai dari faktor reduksi dikalikan dengan momen nominal
dan hasilnya lebih besar atau sama dengan nilai momen ultimate
sehingga hasilnya dikatakan aman.
Syarat jarak antar tulangan
Dapat dihitung dengan persaman (2.126)
S = 100 mm ≤ 3 x tebal pile cap
100 ≤ 3 x (1 x 750)
100 ≤ 2250 (Terpenuhi)
Jadi penulangan pile cap PI (2300 x 2300 x 1000) menggunakan
Tulangan tarik D 22 100
Tulangan tekan D 22 100

Gambar 4.50 Denah Pile Cap dan Potongan Melintang Pile Cap

202
4.11 Stress Rasio
Berikut merupakan hasil stress rasio dari perencanaan Gedung Pabrik
Ringan dengan Struktur Baja Beton Komposit menggunakan program ETABS
V.18. dimana hasil ratio yang diperbolehkan adalah nilai ratio dibawah satu.
4.11.1 Rasio Stress Baja

Gambar 4.51 Tampak Depan Rasio Stress Baja

Gambar 4.52 Tampak Samping Rasio Stress Baja

4.11.2 Rasio Stress Balok Komposit

Gambar 4.53 Tampak Samping Rasio Stress Balok Komposit

203
4.11.3 Rasio Stress Kolom Komposit

Gambar 4.54 Tampak Depan Rasio Stress Kolom Komposit

Gambar 4.55 Tampak Samping Rasio Stress Kolom Komposit

204
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Berdasarkanihasilianalisisiyang diperoleh dari software ETABS V.18
bisa disimpulkan laporan Tugas Akhir dengan judul “PERANCANGAN
GEDUNG 4 LANTAI MENGGUNAKAN STRUKTUR KOMPOSIT” antara
lain sebagai berikut :

1. Bangunan Gedung Pabrik Ringan ini mengalami periode getar struktur


sebagai berikut:
a. Mode 1 mengalami translasi horizontal arah Y dengan periode 0,904
b. Mode 2 mengalami translasi horizontal arah X dengan periode 0,795
c. Mode 3 mengalami translasi horizontal arah Y dengan periode 0,746
2. A. Penulanganipadaistrukturiatasimenghasilkanidesainisebagaiiberikut :
1. Penulangan bondex dengan tebal pelat beton 13 cm yaitu D10 – 200
dan penulangan bondex denganitebalipelat beton 9 cm yaitu D10 –
250.
2. Penulangan kolom menggunakan sengkang D10 – 300, tulangan
longitudinal 6D 20.
B. Penulangan pada struktur bawah menghasilkan desain sebagai berikut :
1. Penulangan pile cap tulangan tarik D22 – 75 dan Tulangan Tekan
D22 – 175.
3. Dimensi desain baja yang digunakan pada struktur sebagai berikut :
a. Balokiinduk WF 500.300.12.20
b. Balokianak WF 300.200.8.12
c. Kolom WF 300.300.10.15
d. Balok atap WF 500.200.10.16
e. Balok tangga WF 400.200.8.13
f. Balok penumpu tangga WF 400.200.8.13
g. Gording U 150.75.6.8
h. Balok separator WF 250.125.6.9
i. Balok pengatrol WF 250.125.6.9

205
5.2. Saran
Penulis berkeinginan untuk memberikan masukan yang terkait pada
perancangan struktur gedung komposit dengan menggunakan software komputer
kepada rekan-rekan lainnya:

1. Penguasaan software yang digunakanimerupakan salah satuihaliyang


penting, sebagai contoh dalam permodelan ketika melakukan input data
maupun satuan agar lebih teliti agar tidak terjadi kesalahan yang
mengakibatkan hasil analisis terjadi kesalahan.
2. Dalam perencanaan struktur bangunan bertingkat tentukan batasan yang di
isyaratkan meliputi periode fundamental (T), dan lain sebagainya.
3. Sebelum melakukan perencanaan struktur tentukan terlebih dahulu jenis
struktur yang ingin dirancang. Pada struktur tahan gempa, penentuan
struktur akan sangat mempengaruhi hasil analisis dan perancangan .

206
DAFTAR PUSTAKA

ANSI/AISC – 358. 2010. Prequalified Connections for Special and Intermediate

Steel Moment Frames for Seismic Applications, Analysis and Design of Steel and
Composite Structures, AISC, Chicago.

Asroni, Ali. 2008. Balok dan Pelat Beton Bertulang, Graha Ilmu, Jakarta.

BSN/ SNI – 1727. 2020. Beban Desain Minimum dan Kriteria Terkait Untuk
Bangunan Gedung dan Struktur Lain, BSN, Jakarta.

BSN/ SNI – 1729. 2020. Spesifikasi Untuk Bangunan Gedung Baja Struktural,
BSN, Jakarta.

BSN/ SNI – 1726. 2019. Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Struktur
Bangunan Gedung dan Non Gedung, BSN, Jakarta.

BSN/ SNI – 2847. 2019. Persyaratan Beton Struktural Untuk Bangunan Gedung,
BSN, Jakarta.

BSN/ SNI – 8640. 2017. Persyaratan Perancangan Geoteknik, BSN, Jakarta.

Utomo, Junaedi. 2008. Sambungan Momen Seismik Pelat Ujung Pada SRPMK
Dengan Kolom Dalam, Universitas Atma Jaya, Jogjakarta.

Liang, Qing Quan. 2015. Analysis and Design of Steel and Composite Structures,
CRC Press, London.

Setiawan, Haris Budi. 2015. Perencanaan Struktur Baja Komposit Pada Gedung
Hotel-Q Denpasar Bali Dengan Sistem Rangka Pemikul Momen, Universitas
Jember, Jember.

Putra, Eka Arismia. Hasan, Bagus Dwi Kusuma. Perencanaan Ulang Struktur
Gedung Laboratorium Teknik Elektro Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya Dengan Struktur Baja Metode LRFD, Institut Teknologi, Sepuluh
Nopember. Surabaya.
LAMPIRAN

FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
SEMARANG
2021
LEMBAR ASISTENSI
Nama : Anang Rizky Apriyanto (30201700019)
Brian Setiawan (30201700045)
Tugas : Tugas Akhir
Dosen Pembimbing : 1. Prof. Dr. Ir. Antonius, MT.
2. Muhammad Rusli Ahyar, ST., M.Eng

NO TANGGAL KETERANGAN PARAF


4. 14 – 6 – 2021 Perbaiki dimensi gording dengan profil C
150 x 75
Ubah sudut atap menjadi 12,5°
Sesuaikan ukuran balok anak 300 x 200 dan
balok Induk 500 x 250
Sesuaikan ukuran kolom 300 x 300 dan
beton 500 x 500
Perbaiki beban lift dan beban pekerja

5. 21 – 5 – 2021 Gunakan BJTD 42


Perbaiki permodelan mass source, serta
Titik joint kolom jepit dan balok pin
Tambahkan balok pengikat pada lantai atas

6. 14 – 7 – 2021 Gambar ragam getar diganti dengan


Tampak samping
Perbaiki 4.5 Hasil Analisa Struktur (rasio
Stress)
Beri tanda pada kedalaman tanah yang
Digunakan
Syarat jarak pondasi lingkaran 2,5 D SNI
8460 2017 pasal 9.7.1.2
Buat gambar perencanaan
NO TANGGAL KETERANGAN PARAF

7 19 Juli 2021 Tambahkan gambar detail utk baja,


dan struktur lainnya.
- tampilkan juga gambar tampak dan
potongan struktur termasuk fondasi

8 20 Juli 2021 TA Acc, bisa seminar TA


LEMBAR ASISTENSI
Nama : Anang Rizky Apriyanto (30201700019)
Brian Setiawan (30201700045)
Tugas : Tugas Akhir
Dosen Pembimbing : 1. Prof. Dr. Ir. Antonius, MT.
2. Muhammad Rusli Ahyar, ST., M.Eng

NO TANGGAL KETERANGAN PARAF


1. 23 – 5 – 2021 Kerjakan BAB I
Pastikan tujuan penelitian tema : baja
komposit bangunan pabrik, analisis
menggunakan ETABS

2. 3 – 6 – 2021 Plat
Model OK
Beban Kombinasi

3. 8 – 6 – 2021 Perbaiki model beban gempa lanjutkan


Analisis dinamik

4. 20 – 6 – 2021 Perbaiki desain atap untuk menyesuaikan


time periode
Perbaiki kolom king cross
Buat permodelan sebelum komposit

5. 17 – 7 – 2021 Perbaiki Lb
Lengkapi gambar perencanaan

6. 18 – 7 – 2021 Tambahkan gambar detail perencanaan


hingga pondasi
7. 19 – 7 – 2021 Buat kelengkapan

8. 21 – 7 - 2021 TA dapat diseminarkan


KETERANGAN

TUGAS TUGAS AKHIR

ATAP GUDANG DISETUJUI TANGGAL


ZINCALUME
1. Prof. Dr. Ir. Antonius, MT.
2. Muhammad Rusli Ahyar, ST., M.Eng
200

ATAP BAJA

SCI
300

LANTAI 4 DIPERIKSA TANGGAL


400

1. Prof. Dr. Ir. Antonius, MT.


LANTAI 3 2. Muhammad Rusli Ahyar, ST., M.Eng
400

LANTAI 2

DIGAMBAR TANGGAL
600

1. Brian Setiawan
2. Anang Rizky Apriyanto

DIKERJAKAN TANGGAL

1. Brian Setiawan

TAMPAK SAMPING 2. Anang Rizky Apriyanto

SKALA 1 : 500
JUDUL GAMBAR

TAMPAK SAMPING

NO. GAMBAR JUMLAH GAMBAR

1 39
KETERANGAN
ZINCALUME

200
ATAP BAJA

300
LANTAI 4

400
LANTAI 3

400
LANTAI 2

600
RENAULT RENAULT RENAULT

TAMPAK DEPAN
SKALA 1 : 500
TUGAS TUGAS AKHIR

DISETUJUI TANGGAL

1. Prof. Dr. Ir. Antonius, MT.


2. Muhammad Rusli Ahyar, ST., M.Eng

DIPERIKSA TANGGAL

1. Prof. Dr. Ir. Antonius, MT.


2. Muhammad Rusli Ahyar, ST., M.Eng

DIGAMBAR TANGGAL

1. Brian Setiawan
2. Anang Rizky Apriyanto

DIKERJAKAN TANGGAL

1. Brian Setiawan
2. Anang Rizky Apriyanto

JUDUL GAMBAR

TAMPAK ATAS DAN


TAMPAK DEPAN
TAMPAK ATAS NO. GAMBAR JUMLAH GAMBAR
SKALA 1 : 500
2 39
KETERANGAN

B
A

K1 K1 K1 K1 K1 K1 K1 K1 K1 K1 K1 K1 K1

8500

LOADING DOCK
WORKING AREA
B

K1 K1 K1 K1 K1 K1 K1 K1 K1 K1 K1 K1 K1

8500
C

K1
K1 K1 K1 K1 K1 K1 K1 K1 K1 K1 K1 K1 K1

A
K1
A
TUGAS TUGAS AKHIR

LIFT
42500 8500 DISETUJUI TANGGAL

1. Prof. Dr. Ir. Antonius, MT.


D

K1 K1 K1 K1 K1 K1 K1 K1 K1 K1 K1 K1 K1
2. Muhammad Rusli Ahyar, ST., M.Eng

8500
DIPERIKSA TANGGAL
E

K1 K1 K1 K1 K1 K1 K1 K1 K1 K2
K1 K2
K1 K2
K1 K1
1. Prof. Dr. Ir. Antonius, MT.
2. Muhammad Rusli Ahyar, ST., M.Eng

8500

DIGAMBAR TANGGAL
F

K1 K1 K1 K1 K1 K1 K1 K1 K1 K1 K1 K1 K1
B

1. Brian Setiawan
GENSET ROOM

2. Anang Rizky Apriyanto


MUSHOLLA

MUSHOLLA
R.WUDHU

PANTRY

DIKERJAKAN TANGGAL

1. Brian Setiawan
6000 6000 6000 6000 6000 6000 6000 6000 6000 6000 6000 6000 2. Anang Rizky Apriyanto
10

11

12

13
3
1

72000 JUDUL GAMBAR

DENAH LANTAI DASAR

DENAH LANTAI DASAR NO. GAMBAR JUMLAH GAMBAR


SKALA 1 : 500
3 39
KETERANGAN

B
A

K1 K1 K1 K1 K1 K1 K1 K1 K1 K1 K1 K1 K1

8500

WORKING AREA
B

K1 K1 K1 K1 K1 K1 K1 K1 K1 K1 K1 K1 K1

8500

TUGAS TUGAS AKHIR


C

K1
K1 K1 K1 K1 K1 K1 K1 K1 K1 K1 K1 K1 K1

A
K1
A
DISETUJUI TANGGAL

LIFT
42500 8500
1. Prof. Dr. Ir. Antonius, MT.
2. Muhammad Rusli Ahyar, ST., M.Eng
D

K1 K1 K1 K1 K1 K1 K1 K1 K1 K1 K1 K1

8500 DIPERIKSA TANGGAL

1. Prof. Dr. Ir. Antonius, MT.


2. Muhammad Rusli Ahyar, ST., M.Eng
E

K1 K1 K1 K1 K1 K1 K2
K1 K2
K1 K2
K1 K1

8500
DIGAMBAR TANGGAL

1. Brian Setiawan
F

K1 K1 K1 K1 K1 K1 K1 K1 K1 K1 K1 K1 K1
2. Anang Rizky Apriyanto
B

6000 6000 6000 6000 6000 6000 6000 6000 6000 6000 6000 6000

10

11

12

13
3
1

9
DIKERJAKAN TANGGAL
72000
1. Brian Setiawan
2. Anang Rizky Apriyanto

JUDUL GAMBAR

DENAH LANTAI 2

DENAH LANTAI 2 NO. GAMBAR JUMLAH GAMBAR


SKALA 1 : 500
4 39
KETERANGAN

B
A

K1 K1 K1 K1 K1 K1 K1 K1 K1 K1 K1 K1 K1

8500

WORKING AREA
B

K1 K1 K1 K1 K1 K1 K1 K1 K1 K1 K1 K1 K1

8500
TUGAS TUGAS AKHIR

DISETUJUI TANGGAL
C

K1
K1 K1 K1 K1 K1 K1 K1 K1 K1 K1 K1 K1 K1

A A
K1
1. Prof. Dr. Ir. Antonius, MT.

LIFT
42500 8500 2. Muhammad Rusli Ahyar, ST., M.Eng
D

K1 K1 K1 K1 K1 K1 K1 K1 K1 K1 K1 K1
DIPERIKSA TANGGAL

8500 1. Prof. Dr. Ir. Antonius, MT.


2. Muhammad Rusli Ahyar, ST., M.Eng
E

K1 K1 K1 K1 K1 K1 K2
K1 K2
K1 K2
K1 K1

DIGAMBAR TANGGAL
8500
1. Brian Setiawan
2. Anang Rizky Apriyanto
F

K1 K1 K1 K1 K1 K1 K1 K1 K1 K1 K1 K1 K1
B

6000 6000 6000 6000 6000 6000 6000 6000 6000 6000 6000 6000 TANGGAL
DIKERJAKAN

10

11

12

13
3
1

9 1. Brian Setiawan
72000 2. Anang Rizky Apriyanto

JUDUL GAMBAR

DENAH LANTAI 3

DENAH LANTAI 3 NO. GAMBAR JUMLAH GAMBAR


SKALA 1 : 500
5 39
KETERANGAN

B
A

K1 K1 K1 K1 K1 K1 K1 K1 K1 K1 K1 K1 K1

8500

WORKING AREA
B

K1 K1

8500
C

K1
K1 K1

A A
TUGAS TUGAS AKHIR
K1
DISETUJUI TANGGAL

LIFT
42500 8500
1. Prof. Dr. Ir. Antonius, MT.
2. Muhammad Rusli Ahyar, ST., M.Eng
D

K1 K1

8500
DIPERIKSA TANGGAL

1. Prof. Dr. Ir. Antonius, MT.


E

K1 K1
2. Muhammad Rusli Ahyar, ST., M.Eng

8500
DIGAMBAR TANGGAL
F

K1 K1 K1 K1 K1 K1 K1 K1 K1 K1 K1 K1 K1

1. Brian Setiawan
B

6000 6000 6000 6000 6000 6000 6000 6000 6000 6000 6000 6000 2. Anang Rizky Apriyanto

10

11

12

13
3
1

9
72000 DIKERJAKAN TANGGAL

1. Brian Setiawan
2. Anang Rizky Apriyanto

JUDUL GAMBAR

DENAH LANTAI 4

DENAH LANTAI 4 NO. GAMBAR JUMLAH GAMBAR


SKALA 1 : 500
6 39
KETERANGAN
200

TUGAS TUGAS AKHIR


400

DISETUJUI TANGGAL

1. Prof. Dr. Ir. Antonius, MT.


400

2. Muhammad Rusli Ahyar, ST., M.Eng

DIPERIKSA TANGGAL
400

1. Prof. Dr. Ir. Antonius, MT.


2. Muhammad Rusli Ahyar, ST., M.Eng
600

DIGAMBAR TANGGAL

1. Brian Setiawan
2. Anang Rizky Apriyanto

600 600 600 600 600 600 600 600 600 600 600 600
DIKERJAKAN TANGGAL

1. Brian Setiawan
2. Anang Rizky Apriyanto

POTONGAN A-A JUDUL GAMBAR


SKALA 1 : 300
POTONGAN A-A

NO. GAMBAR JUMLAH GAMBAR

7 37
KETERANGAN

200
400

TUGAS TUGAS AKHIR


400

DISETUJUI TANGGAL

1. Prof. Dr. Ir. Antonius, MT.


2. Muhammad Rusli Ahyar, ST., M.Eng
400

DIPERIKSA TANGGAL

1. Prof. Dr. Ir. Antonius, MT.


2. Muhammad Rusli Ahyar, ST., M.Eng
600

DIGAMBAR TANGGAL

1. Brian Setiawan
2. Anang Rizky Apriyanto

DIKERJAKAN TANGGAL
850 850 850 850 850
1. Brian Setiawan
2. Anang Rizky Apriyanto

POTONGAN B-B JUDUL GAMBAR


SKALA 1 : 250

POTONGAN B-B

NO. GAMBAR JUMLAH GAMBAR

8 39
KETERANGAN

13

6000
12

6000
11

6000
10

6000
9

6000

TUGAS TUGAS AKHIR


8

6000 DISETUJUI TANGGAL


7

72000 1. Prof. Dr. Ir. Antonius, MT.


2. Muhammad Rusli Ahyar, ST., M.Eng
6000
6

DIPERIKSA TANGGAL
6000
1. Prof. Dr. Ir. Antonius, MT.
5
2. Muhammad Rusli Ahyar, ST., M.Eng

6000
4
DIGAMBAR TANGGAL

1. Brian Setiawan
6000 2. Anang Rizky Apriyanto

6000 DIKERJAKAN TANGGAL

1. Brian Setiawan
2. Anang Rizky Apriyanto
6000
1

JUDUL GAMBAR
8500 8500 8500 8500 8500
A B C D E F

42500 DENAH PONDASI

DENAH PONDASI NO. GAMBAR JUMLAH GAMBAR


SKALA 1 : 500
9 35
350
400
400
D22 -100

D22-100

2300
400
1. Prof. Dr. Ir. Antonius, MT.
2. Muhammad Rusli Ahyar, ST., M.Eng

400
D22 -100 1. Prof. Dr. Ir. Antonius, MT.
2. Muhammad Rusli Ahyar, ST., M.Eng

D22-100

350
1. Brian Setiawan
2. Anang Rizky Apriyanto

350 400 400 400 400 350 1. Brian Setiawan


2. Anang Rizky Apriyanto

2300

DETAIL PC 1
SKALA 1 : 20
D22-100

750

D22-100
LANTAI KERJA 50
PASIR PADAT 100
TANAH DIPADATKAN

1. Prof. Dr. Ir. Antonius, MT.


TIANG 400 x 400 2. Muhammad Rusli Ahyar, ST., M.Eng
2600

1. Prof. Dr. Ir. Antonius, MT.


2. Muhammad Rusli Ahyar, ST., M.Eng

1. Brian Setiawan
2. Anang Rizky Apriyanto

1. Brian Setiawan
2. Anang Rizky Apriyanto

350 400 400 400 400 350


2300

POTONGAN PC 1
SKALA 1 : 20
525 700

D22-100

D22-100

350
730

605
1. Prof. Dr. Ir. Antonius, MT.
2. Muhammad Rusli Ahyar, ST., M.Eng

1610
1. Prof. Dr. Ir. Antonius, MT.

215
2. Muhammad Rusli Ahyar, ST., M.Eng
880

D22-100

440
D22-100 1. Brian Setiawan
2. Anang Rizky Apriyanto

350 525 525 350


1750 1. Brian Setiawan
2. Anang Rizky Apriyanto

DETAIL PC 2
SKALA 1 : 20
D22-100

750
D22-100
LANTAI KERJA 50
PASIR PADAT 100
TANAH DIPADATKAN

TIANG 400 x 400 1. Prof. Dr. Ir. Antonius, MT.


2. Muhammad Rusli Ahyar, ST., M.Eng
2600

1. Prof. Dr. Ir. Antonius, MT.


2. Muhammad Rusli Ahyar, ST., M.Eng

1. Brian Setiawan
2. Anang Rizky Apriyanto

1. Brian Setiawan
2. Anang Rizky Apriyanto
350 525 525 350
1750

POTONGAN PC 2
SKALA 1 : 20
D22-100

D22-100
1. Prof. Dr. Ir. Antonius, MT.
2. Muhammad Rusli Ahyar, ST., M.Eng

700
D22-100

D22-100 1. Prof. Dr. Ir. Antonius, MT.


2. Muhammad Rusli Ahyar, ST., M.Eng

350 525 525 350


1750
1. Brian Setiawan
2. Anang Rizky Apriyanto

1. Brian Setiawan
2. Anang Rizky Apriyanto

DETAIL PC 3
SKALA 1 : 20
D22-100

750
D22-100
LANTAI KERJA 50
PASIR PADAT 100
TANAH DIPADATKAN

1. Prof. Dr. Ir. Antonius, MT.


2. Muhammad Rusli Ahyar, ST., M.Eng
TIANG 400 x 400
2600

1. Prof. Dr. Ir. Antonius, MT.


2. Muhammad Rusli Ahyar, ST., M.Eng

1. Brian Setiawan
2. Anang Rizky Apriyanto

1. Brian Setiawan
2. Anang Rizky Apriyanto

350 525 525 350


1750

POTONGAN PC 3
SKALA 1 : 20
KETERANGAN

KOLOM KOMPOSIT
50 x 50 cm

3000

BALOK PENUMPU TANGGA


300
30
IWF 400 x 200 TUGAS TUGAS AKHIR

PELAT PIJAKAN ANAK TANGGA DISETUJUI TANGGAL


PENGAKU TANGGA

BOLT
1. Prof. Dr. Ir. Antonius, MT.
270 2. Muhammad Rusli Ahyar, ST., M.Eng

DIPERIKSA TANGGAL
BALOK TANGGA
IWF 400 x 200 1. Prof. Dr. Ir. Antonius, MT.
2. Muhammad Rusli Ahyar, ST., M.Eng
3000

DIGAMBAR TANGGAL
34°
1. Brian Setiawan
2. Anang Rizky Apriyanto

4500 1500

DIKERJAKAN TANGGAL

1. Brian Setiawan
2. Anang Rizky Apriyanto

JUDUL GAMBAR

DETAIL TANGGA DETAIL TANGGA

SKALA 1 : 50
NO. GAMBAR JUMLAH GAMBAR

16 39
KETERANGAN

2125

TUGAS TUGAS AKHIR

DISETUJUI TANGGAL

1. Prof. Dr. Ir. Antonius, MT.


2. Muhammad Rusli Ahyar, ST., M.Eng

DIPERIKSA TANGGAL

1. Prof. Dr. Ir. Antonius, MT.


2. Muhammad Rusli Ahyar, ST., M.Eng
2125

DIGAMBAR TANGGAL

1. Brian Setiawan
2. Anang Rizky Apriyanto

DIKERJAKAN TANGGAL

1. Brian Setiawan
2. Anang Rizky Apriyanto

JUDUL GAMBAR

DENAH TANGGA DENAH TANGGA

SKALA 1 : 50
NO. GAMBAR JUMLAH GAMBAR

17 39
KETERANGAN

B1 B1 B1 B1 B1 13

B2 BA1 BA1 B2 BA1 BA1 BA1 B2 BA1 BA1 BA1 B2 BA1 BA1 BA1 B2 BA1 BA1 B2 6000
B1 B1 B1 B1 B1 12

B1 B1 B1 B1 B1

B2 BA1 BA1 BA1 B2 BA1 BA1 BA1 B2 BA1 BA1 BA1 B2 BA1 BA1 BA1 B2 BA1 BA1 BA1 B2 6000
B1 B1 B1 B1 B1 11

B1 B1 B1 B1 B1

B2 BA1 BA1 BA1 B2 BA1 BA1 BA1 B2 BA1 BA1 BA1 B2 BA1 BA1 BA1 B2 BA1 BA1 BA1 B2 6000
B1 B1 B1 B1 B1 10

B1 B1 B1 B1 B1

B2 BA1 BA1 BA1 B2 BA1 BA1 BA1 B2 BA1 BA1 BA1 B2 BA1 BA1 BA1 B2 BA1 BA1 BA1 B2 6000
B1 B1 B1 B1 B1 9

B1 B1 B1 B1 B1

B2 BA1 BA1 BA1 B2 BA1 BA1 BA1 B2 BA1 BA1 BA1 B2 BA1 BA1 BA1 B2 BA1 BA1 BA1 B2 6000
B1
B1
B1
B1
B1
B1
B1
B1
B1
B1
8
TUGAS TUGAS AKHIR

B2 BA1 BA1 BA1 B2 BA1 BA1 BA1 B2 BA1 BA1 BA1 B2 BA1 BA1 BA1 B2 BA1 BA1 BA1 B2 6000 DISETUJUI TANGGAL

B1 B1 B1 B1 B1
B1 B1 B1 B1 B1
7

72000 1. Prof. Dr. Ir. Antonius, MT.


2. Muhammad Rusli Ahyar, ST., M.Eng

B2 BA1 BA1 BA1 B2 BA1 BA1 BA1 B2 BA1 BA1 BA1 B2 BA1 BA1 BA1 B2 BA1 BA1 BA1 B2 6000
B1 B1 B1 B1 B1
B1 B1 B1 B1 B1
6

DIPERIKSA TANGGAL
B2 BA1 BA1 BA1 B2 BA1 BA1 BA1 B2 BA1 BA1 BA1 B2 BA1 BA1 BA1 B2 BA1 BA1 BA1 B2 6000 1. Prof. Dr. Ir. Antonius, MT.
2. Muhammad Rusli Ahyar, ST., M.Eng
B1 B1 B1 B1 B1 5

B1 B1 B1 B1 B1

BA1
B2 BA1 BA1 BA1 B2 BA1 BA1 BA1 B2 BA1 BA1 BA1 B2 BA1 BA1 BA1 B2 BA1 BA1 B2 6000
DIGAMBAR TANGGAL
B1 B1 B1 B1 B1 4

B1 B1 B1 B1 B1

1. Brian Setiawan
B2 BA1 BA1 BA1 B2 BA1 BA1 BA1 B2 BA1 BA1 BA1 B2 BA1 BA1 BA1 B2 BA1 BA1 BA1 B2 6000 2. Anang Rizky Apriyanto

B1 B1 B1 B1 B1 3

B1 B1 B1 B1 B1

DIKERJAKAN TANGGAL
B2 BA1 BA1 BA1 B2 BA1 BA1 BA1 B2 BA1 BA1 BA1 B2 BA1 BA1 BA1 B2 BA1 BA1 BA1 B2 6000
B1 B1 B1 B1 B1
B1 B1 B1 B1 B1
F
1. Brian Setiawan
2. Anang Rizky Apriyanto

B2 BA1 BA1 B2 BA1 BA1 BA1 B2 BA1 BA1 BA1 B2 BA1 BA1 BA1 B2 BA1 BA1 BA1 B2 6000

B1 B1 B1 B1 B1
1

JUDUL GAMBAR
8500 8500 8500 8500 8500
A B C D E F

DENAH BALOK LT 2
42500

DENAH BALOK LT 2 NO. GAMBAR JUMLAH GAMBAR


SKALA 1 : 500
18 39
KETERANGAN

B1 B1 B1 B1 B1 13

B2 BA1 BA1 B2 BA1 BA1 BA1 B2 BA1 BA1 BA1 B2 BA1 BA1 BA1 B2 BA1 BA1 B2 6000
B1 B1 B1 B1 B1 12

B1 B1 B1 B1 B1

B2 BA1 BA1 BA1 B2 BA1 BA1 BA1 B2 BA1 BA1 BA1 B2 BA1 BA1 BA1 B2 BA1 BA1 BA1 B2 6000
B1 B1 B1 B1 B1 11

B1 B1 B1 B1 B1

B2 BA1 BA1 BA1 B2 BA1 BA1 BA1 B2 BA1 BA1 BA1 B2 BA1 BA1 BA1 B2 BA1 BA1 BA1 B2 6000
B1 B1 B1 B1 B1 10

B1 B1 B1 B1 B1

B2 BA1 BA1 BA1 B2 BA1 BA1 BA1 B2 BA1 BA1 BA1 B2 BA1 BA1 BA1 B2 BA1 BA1 BA1 B2 6000
B1 B1 B1 B1 B1 9

B1 B1 B1 B1 B1

B2 BA1 BA1 BA1 B2 BA1 BA1 BA1 B2 BA1 BA1 BA1 B2 BA1 BA1 BA1 B2 BA1 BA1 BA1 B2 6000
B1
B1
B1
B1
B1
B1
B1
B1
B1
B1
8
TUGAS TUGAS AKHIR

B2 BA1 BA1 BA1 B2 BA1 BA1 BA1 B2 BA1 BA1 BA1 B2 BA1 BA1 BA1 B2 BA1 BA1 BA1 B2 6000 DISETUJUI TANGGAL

B1 B1 B1 B1 B1
B1 B1 B1 B1 B1
7

72000 1. Prof. Dr. Ir. Antonius, MT.


2. Muhammad Rusli Ahyar, ST., M.Eng

B2 BA1 BA1 BA1 B2 BA1 BA1 BA1 B2 BA1 BA1 BA1 B2 BA1 BA1 BA1 B2 BA1 BA1 BA1 B2 6000
B1 B1 B1 B1 B1
B1 B1 B1 B1 B1
6

DIPERIKSA TANGGAL
B2 BA1 BA1 BA1 B2 BA1 BA1 BA1 B2 BA1 BA1 BA1 B2 BA1 BA1 BA1 B2 BA1 BA1 BA1 B2 6000 1. Prof. Dr. Ir. Antonius, MT.
2. Muhammad Rusli Ahyar, ST., M.Eng
B1 B1 B1 B1 B1 5

B1 B1 B1 B1 B1

BA1
B2 BA1 BA1 BA1 B2 BA1 BA1 BA1 B2 BA1 BA1 BA1 B2 BA1 BA1 BA1 B2 BA1 BA1 B2 6000
DIGAMBAR TANGGAL
B1 B1 B1 B1 B1 4

B1 B1 B1 B1 B1

1. Brian Setiawan
B2 BA1 BA1 BA1 B2 BA1 BA1 BA1 B2 BA1 BA1 BA1 B2 BA1 BA1 BA1 B2 BA1 BA1 BA1 B2 6000 2. Anang Rizky Apriyanto

B1 B1 B1 B1 B1 3

B1 B1 B1 B1 B1

DIKERJAKAN TANGGAL
B2 BA1 BA1 BA1 B2 BA1 BA1 BA1 B2 BA1 BA1 BA1 B2 BA1 BA1 BA1 B2 BA1 BA1 BA1 B2 6000
B1 B1 B1 B1 B1
B1 B1 B1 B1 B1
F
1. Brian Setiawan
2. Anang Rizky Apriyanto

B2 BA1 BA1 B2 BA1 BA1 BA1 B2 BA1 BA1 BA1 B2 BA1 BA1 BA1 B2 BA1 BA1 BA1 B2 6000

B1 B1 B1 B1 B1
1

JUDUL GAMBAR
8500 8500 8500 8500 8500
A B C D E F

DENAH BALOK LT 3
42500

DENAH BALOK LT 3 NO. GAMBAR JUMLAH GAMBAR


SKALA 1 : 500
19 39
KETERANGAN

B1 B1 B1 B1 B1 13

B2 BA1 BA1 B2 BA1 BA1 BA1 B2 BA1 BA1 BA1 B2 BA1 BA1 BA1 B2 BA1 BA1 B2 6000
B1 B1 B1 B1 B1 12

B1 B1 B1 B1 B1

B2 BA1 BA1 BA1 B2 BA1 BA1 BA1 B2 BA1 BA1 BA1 B2 BA1 BA1 BA1 B2 BA1 BA1 BA1 B2 6000
B1 B1 B1 B1 B1 11

B1 B1 B1 B1 B1

B2 BA1 BA1 BA1 B2 BA1 BA1 BA1 B2 BA1 BA1 BA1 B2 BA1 BA1 BA1 B2 BA1 BA1 BA1 B2 6000
B1 B1 B1 B1 B1 10

B1 B1 B1 B1 B1

B2 BA1 BA1 BA1 B2 BA1 BA1 BA1 B2 BA1 BA1 BA1 B2 BA1 BA1 BA1 B2 BA1 BA1 BA1 B2 6000
B1 B1 B1 B1 B1 9

B1 B1 B1 B1 B1

B2 BA1 BA1 BA1 B2 BA1 BA1 BA1 B2 BA1 BA1 BA1 B2 BA1 BA1 BA1 B2 BA1 BA1 BA1 B2 6000
B1
B1
B1
B1
B1
B1
B1
B1
B1
B1
8
TUGAS TUGAS AKHIR

B2 BA1 BA1 BA1 B2 BA1 BA1 BA1 B2 BA1 BA1 BA1 B2 BA1 BA1 BA1 B2 BA1 BA1 BA1 B2 6000 DISETUJUI TANGGAL

B1 B1 B1 B1 B1
B1 B1 B1 B1 B1
7

72000 1. Prof. Dr. Ir. Antonius, MT.


2. Muhammad Rusli Ahyar, ST., M.Eng

B2 BA1 BA1 BA1 B2 BA1 BA1 BA1 B2 BA1 BA1 BA1 B2 BA1 BA1 BA1 B2 BA1 BA1 BA1 B2 6000
B1 B1 B1 B1 B1
B1 B1 B1 B1 B1
6

DIPERIKSA TANGGAL
B2 BA1 BA1 BA1 B2 BA1 BA1 BA1 B2 BA1 BA1 BA1 B2 BA1 BA1 BA1 B2 BA1 BA1 BA1 B2 6000 1. Prof. Dr. Ir. Antonius, MT.
2. Muhammad Rusli Ahyar, ST., M.Eng
B1 B1 B1 B1 B1 5

B1 B1 B1 B1 B1

BA1
B2 BA1 BA1 BA1 B2 BA1 BA1 BA1 B2 BA1 BA1 BA1 B2 BA1 BA1 BA1 B2 BA1 BA1 B2 6000
DIGAMBAR TANGGAL
B1 B1 B1 B1 B1 4

B1 B1 B1 B1 B1

1. Brian Setiawan
B2 BA1 BA1 BA1 B2 BA1 BA1 BA1 B2 BA1 BA1 BA1 B2 BA1 BA1 BA1 B2 BA1 BA1 BA1 B2 6000 2. Anang Rizky Apriyanto

B1 B1 B1 B1 B1 3

B1 B1 B1 B1 B1

DIKERJAKAN TANGGAL
B2 BA1 BA1 BA1 B2 BA1 BA1 BA1 B2 BA1 BA1 BA1 B2 BA1 BA1 BA1 B2 BA1 BA1 BA1 B2 6000
B1 B1 B1 B1 B1
B1 B1 B1 B1 B1
F
1. Brian Setiawan
2. Anang Rizky Apriyanto

B2 BA1 BA1 B2 BA1 BA1 BA1 B2 BA1 BA1 BA1 B2 BA1 BA1 BA1 B2 BA1 BA1 BA1 B2 6000

B1 B1 B1 B1 B1
1

JUDUL GAMBAR
8500 8500 8500 8500 8500
A B C D E F

DENAH BALOK LT 4
42500

DENAH BALOK LT 4 NO. GAMBAR JUMLAH GAMBAR


SKALA 1 : 500
20 39
KETERANGAN
13

K1 K2 K1 K1 K1 K1 K2 K1

K2 K2 K2 K2

6000
12

K1 K1 K1 K1 K1 K1

6000
11

K1 K1 K1 K1 K1 K1

6000
10

K1 K1 K1 K1 K1 K1

6000
9

K1 K1 K1 K1 K1 K1

6000
8

K1 K1 K1 K1 K1 K1
TUGAS TUGAS AKHIR

6000 DISETUJUI TANGGAL

K1 K1 K1 K1 K1 K1
7

72000 1. Prof. Dr. Ir. Antonius, MT.


2. Muhammad Rusli Ahyar, ST., M.Eng
6000
6

K1 K1 K1 K1 K1 K1
DIPERIKSA TANGGAL
6000
1. Prof. Dr. Ir. Antonius, MT.
K2
5
2. Muhammad Rusli Ahyar, ST., M.Eng
K1 K1 K1 K1 K1 K1 K1 K1

K2 K2
K1 K1 6000
4
DIGAMBAR TANGGAL
K1 K1 K1 K1 K1 K1

6000 1. Brian Setiawan


2. Anang Rizky Apriyanto

K1 K1 K1 K1 K1 K1

6000 DIKERJAKAN TANGGAL


F

K1 K1 K1 K1 K1 K1
1. Brian Setiawan
2. Anang Rizky Apriyanto
6000
K2 K2
1

K1 K2 K1 K1 K1 K1 K1
JUDUL GAMBAR
8500 8500 8500 8500 8500
A B C D E F

42500 DENAH KOLOM LT 2

DENAH KOLOM LT 1 NO. GAMBAR JUMLAH GAMBAR

SKALA 1 : 20
21 39
KETERANGAN
13

K1 K2 K1 K1 K1 K1 K2 K1

K2 K2 K2 K2

6000
12

K1 K1 K1 K1 K1 K1

6000
11

K1 K1 K1 K1 K1 K1

6000
10

K1 K1 K1 K1 K1 K1

6000
9

K1 K1 K1 K1 K1 K1

6000
8

K1 K1 K1 K1 K1 K1
TUGAS TUGAS AKHIR

6000 DISETUJUI TANGGAL

K1 K1 K1 K1 K1 K1
7

72000 1. Prof. Dr. Ir. Antonius, MT.


2. Muhammad Rusli Ahyar, ST., M.Eng
6000
6

K1 K1 K1 K1 K1 K1
DIPERIKSA TANGGAL
6000
1. Prof. Dr. Ir. Antonius, MT.
K2
5
2. Muhammad Rusli Ahyar, ST., M.Eng
K1 K1 K1 K1 K1 K1 K1 K1

K2 K2
K1 K1 6000
4
DIGAMBAR TANGGAL
K1 K1 K1 K1 K1 K1

6000 1. Brian Setiawan


2. Anang Rizky Apriyanto

K1 K1 K1 K1 K1 K1

6000 DIKERJAKAN TANGGAL


F

K1 K1 K1 K1 K1 K1
1. Brian Setiawan
2. Anang Rizky Apriyanto
6000
K2 K2
1

K1 K2 K1 K1 K1 K1 K1
JUDUL GAMBAR
8500 8500 8500 8500 8500
A B C D E F

42500 DENAH KOLOM LT 3

DENAH KOLOM LT 2 NO. GAMBAR JUMLAH GAMBAR

SKALA 1 : 20
22 39
KETERANGAN
13

K1 K2 K1 K1 K1 K1 K2 K1

K2 K2 K2 K2

6000
12

K1 K1 K1 K1 K1 K1

6000
11

K1 K1 K1 K1 K1 K1

6000
10

K1 K1 K1 K1 K1 K1

6000
9

K1 K1 K1 K1 K1 K1

6000
8

K1 K1 K1 K1 K1 K1
TUGAS TUGAS AKHIR

6000 DISETUJUI TANGGAL

K1 K1 K1 K1 K1 K1
7

72000 1. Prof. Dr. Ir. Antonius, MT.


2. Muhammad Rusli Ahyar, ST., M.Eng
6000
6

K1 K1 K1 K1 K1 K1
DIPERIKSA TANGGAL
6000
1. Prof. Dr. Ir. Antonius, MT.
K2
5
2. Muhammad Rusli Ahyar, ST., M.Eng
K1 K1 K1 K1 K1 K1 K1 K1

K2 K2
K1 K1 6000
4
DIGAMBAR TANGGAL
K1 K1 K1 K1 K1 K1

6000 1. Brian Setiawan


2. Anang Rizky Apriyanto

K1 K1 K1 K1 K1 K1

6000 DIKERJAKAN TANGGAL


F

K1 K1 K1 K1 K1 K1
1. Brian Setiawan
2. Anang Rizky Apriyanto
6000
K2 K2
1

K1 K2 K1 K1 K1 K1 K1
JUDUL GAMBAR
8500 8500 8500 8500 8500
A B C D E F

42500 DENAH KOLOM LT 4

DENAH KOLOM LT 3 NO. GAMBAR JUMLAH GAMBAR

SKALA 1 : 20
23 39
KETERANGAN
13

K1 K1 K1 K1 K1 K1

6000
12

K1 K1

6000
11

K1 K1

6000
10

K1 K1

6000
9

K1 K1

6000
8

K1 K1
TUGAS TUGAS AKHIR

6000 DISETUJUI TANGGAL

K1 K1
7

72000 1. Prof. Dr. Ir. Antonius, MT.


2. Muhammad Rusli Ahyar, ST., M.Eng
6000
6

K1 K1
DIPERIKSA TANGGAL
6000
1. Prof. Dr. Ir. Antonius, MT.
5
2. Muhammad Rusli Ahyar, ST., M.Eng
K1 K1 K1 K1 K1 K1

K2
K1 K1 6000
4
DIGAMBAR TANGGAL
K1 K1

6000 1. Brian Setiawan


2. Anang Rizky Apriyanto

K1 K1

6000 DIKERJAKAN TANGGAL


F

K1 K1
1. Brian Setiawan
2. Anang Rizky Apriyanto
6000
1

K1 K1 K1 K1 K1 K1
JUDUL GAMBAR
8500 8500 8500 8500 8500
A B C D E F

42500 DENAH KOLOM LT 4

DENAH KOLOM LT 4 NO. GAMBAR JUMLAH GAMBAR

SKALA 1 : 20
24 39
KETERANGAN

BJTS420A-2D20

400
BJTS420A-2D20
500

Beton Fc' 30
BJTS420A D10 - 300
TUGAS TUGAS AKHIR
IWF 300X300
BJTS420A-2D20 DISETUJUI TANGGAL

1. Prof. Dr. Ir. Antonius, MT.


2. Muhammad Rusli Ahyar, ST., M.Eng

400
500 DIPERIKSA TANGGAL

K1 (KOLOM KOMPOSIT 500 X 500) K2 (KOLOM BAJA WF 400 X 400) 1. Prof. Dr. Ir. Antonius, MT.
2. Muhammad Rusli Ahyar, ST., M.Eng
TULANGAN ATAS BJTS420A-2D20 H 400 mm
TULANGAN BAWAH BJTS420A-2D20 B 400 mm
TULANGAN TORSI BJTS420A-2D20 tw 13 mm
DIGAMBAR TANGGAL

PROFIL INTI BAJA WF 300 X 300 tf 21 mm 1. Brian Setiawan


2. Anang Rizky Apriyanto
DIMENSI BETON 500 X 500 mm r 22 mm

DIKERJAKAN TANGGAL

1. Brian Setiawan
2. Anang Rizky Apriyanto

JUDUL GAMBAR
DETAIL KOLOM
SKALA 1 : 100 DENAH KOLOM

NO. GAMBAR JUMLAH GAMBAR

25 39
KETERANGAN

588
300
TUGAS TUGAS AKHIR

DISETUJUI TANGGAL

1. Prof. Dr. Ir. Antonius, MT.


2. Muhammad Rusli Ahyar, ST., M.Eng

200 300 DIPERIKSA TANGGAL

1. Prof. Dr. Ir. Antonius, MT.


2. Muhammad Rusli Ahyar, ST., M.Eng
BALOK ANAK,BALOK INDUK ARAH Y,BALOK REGEL BALOK INDUK ARAH Y
BA,B2 (BALOK BAJA WF 300 X 200) BA,B2 (BALOK BAJA WF 588 X 300)
DIGAMBAR TANGGAL
H 300 mm H 588 mm
1. Brian Setiawan
B 200 mm B 300 mm 2. Anang Rizky Apriyanto

tw 8 mm tw 12 mm
tf 12 mm tf 20 mm
DIKERJAKAN TANGGAL
r 18 mm r 28 mm
1. Brian Setiawan
2. Anang Rizky Apriyanto

JUDUL GAMBAR
DETAIL BALOK
SKALA 1 : 100 DETAIL BALOK

NO. GAMBAR JUMLAH GAMBAR

26 39
KETERANGAN

500
400
TUGAS TUGAS AKHIR

DISETUJUI TANGGAL

1. Prof. Dr. Ir. Antonius, MT.


2. Muhammad Rusli Ahyar, ST., M.Eng

200 200 DIPERIKSA TANGGAL

1. Prof. Dr. Ir. Antonius, MT.


2. Muhammad Rusli Ahyar, ST., M.Eng
BALOK TANGGA,BALOK PENUMPU TANGGA BALOK KUDA - KUDA
B3 (BALOK BAJA WF 300 X 200) B4 (BALOK BAJA WF 500 X 200)
DIGAMBAR TANGGAL
H 400 mm H 500 mm
1. Brian Setiawan
B 200 mm B 200 mm 2. Anang Rizky Apriyanto

tw 8 mm tw 10 mm
tf 13 mm tf 16 mm
DIKERJAKAN TANGGAL
r 16 mm r 20 mm
1. Brian Setiawan
2. Anang Rizky Apriyanto

JUDUL GAMBAR
DETAIL BALOK
SKALA 1 : 100 DETAIL BALOK

NO. GAMBAR JUMLAH GAMBAR

27 39
KETERANGAN

250

150
125 100
BALOK PENGATROL,BALOK SEPARATOR BALOK BORDES
B5 (BALOK BAJA WF 250 X 125) B6 (BALOK BAJA WF 150 X 100)

H 250 mm H 150 mm
B 125 mm B 100 mm TUGAS TUGAS AKHIR

tw 6 mm tw 6 mm
DISETUJUI TANGGAL
tf 9 mm tf 9 mm
1. Prof. Dr. Ir. Antonius, MT.
r 12 mm r 11 mm 2. Muhammad Rusli Ahyar, ST., M.Eng

150
DIPERIKSA TANGGAL

1. Prof. Dr. Ir. Antonius, MT.

75 2. Muhammad Rusli Ahyar, ST., M.Eng

BALOK GORDING DIGAMBAR TANGGAL

B7 (BALOK BAJA WF 150 X 100) 1. Brian Setiawan


2. Anang Rizky Apriyanto
H 150 mm
B 75 mm
DIKERJAKAN TANGGAL
tw 9 mm
tf 12 mm 1. Brian Setiawan
2. Anang Rizky Apriyanto

JUDUL GAMBAR
DETAIL BALOK
SKALA 1 : 100 DETAIL BALOK

NO. GAMBAR JUMLAH GAMBAR

28 39
KETERANGAN

SHEAR CONNECTOR
D3/4-750mm

TUGAS TUGAS AKHIR

DISETUJUI TANGGAL
10D - 250
SHEAR CONNECTOR 1. Prof. Dr. Ir. Antonius, MT.
2. Muhammad Rusli Ahyar, ST., M.Eng
D3/4-136 mm

6000
DIPERIKSA TANGGAL

1. Prof. Dr. Ir. Antonius, MT.


2. Muhammad Rusli Ahyar, ST., M.Eng

DIGAMBAR TANGGAL

1. Brian Setiawan
2. Anang Rizky Apriyanto
8500

DIKERJAKAN TANGGAL

1. Brian Setiawan
2. Anang Rizky Apriyanto

DETAIL PELAT BONDEK 9 cm


SKALA 1 : 100
JUDUL GAMBAR

DETAIL PLAT BONDEK 9


cm

NO. GAMBAR JUMLAH GAMBAR

29 39
KETERANGAN

TUGAS TUGAS AKHIR

DISETUJUI TANGGAL

1. Prof. Dr. Ir. Antonius, MT.


Shear connector SUPER FLOOR DECK 0,75 mm 2. Muhammad Rusli Ahyar, ST., M.Eng
D3/4inc D10-200
beton fc 30 MPa 90

DIPERIKSA TANGGAL

balok anak 1. Prof. Dr. Ir. Antonius, MT.


2. Muhammad Rusli Ahyar, ST., M.Eng
IWF 300 X 200
2125
DIGAMBAR TANGGAL

1. Brian Setiawan
2. Anang Rizky Apriyanto

DIKERJAKAN TANGGAL

1. Brian Setiawan
2. Anang Rizky Apriyanto

PENAMPANG MELINTANG PELAT LANTAI 9 CM


SKALA 1 : 20 JUDUL GAMBAR

PENAMPANG MELINTANG
PELAT 9 cm

NO. GAMBAR JUMLAH GAMBAR

30 39
KETERANGAN

TUGAS TUGAS AKHIR

DISETUJUI TANGGAL

1. Prof. Dr. Ir. Antonius, MT.


Shear connector SUPER FLOOR DECK 0,75 mm 2. Muhammad Rusli Ahyar, ST., M.Eng
D3/4inc D10-200
beton fc 30 MPa 130

DIPERIKSA TANGGAL

balok anak 1. Prof. Dr. Ir. Antonius, MT.


2. Muhammad Rusli Ahyar, ST., M.Eng
IWF 300 X 200
3000
DIGAMBAR TANGGAL

1. Brian Setiawan
2. Anang Rizky Apriyanto

DIKERJAKAN TANGGAL

1. Brian Setiawan
2. Anang Rizky Apriyanto

PENAMPANG MELINTANG PELAT LANTAI 13 CM


SKALA 1 : 20 JUDUL GAMBAR

PENAMPANG MELINTANG
PELAT 13 cm

NO. GAMBAR JUMLAH GAMBAR

31 39
KETERANGAN

kuda-kuda
IWF 500 X 200
TUGAS TUGAS AKHIR

DISETUJUI TANGGAL

1. Prof. Dr. Ir. Antonius, MT.


2. Muhammad Rusli Ahyar, ST., M.Eng

DIPERIKSA TANGGAL

1. Prof. Dr. Ir. Antonius, MT.


2. Muhammad Rusli Ahyar, ST., M.Eng

GORDING
U 150 X 75 DIGAMBAR TANGGAL

1. Brian Setiawan
2. Anang Rizky Apriyanto

DIKERJAKAN TANGGAL

1. Brian Setiawan
2. Anang Rizky Apriyanto

DENAH ATAP JUDUL GAMBAR


SKALA 1 : 500

DENAH ATAP

NO. GAMBAR JUMLAH GAMBAR

32 39
KETERANGAN

TUGAS TUGAS AKHIR

DISETUJUI TANGGAL

1. Prof. Dr. Ir. Antonius, MT.


2. Muhammad Rusli Ahyar, ST., M.Eng

DIPERIKSA TANGGAL

1. Prof. Dr. Ir. Antonius, MT.

42500
2. Muhammad Rusli Ahyar, ST., M.Eng

DIGAMBAR TANGGAL

1. Brian Setiawan
2. Anang Rizky Apriyanto

DIKERJAKAN TANGGAL

1. Brian Setiawan
2. Anang Rizky Apriyanto

DENAH ATAP JUDUL GAMBAR


SKALA 1 : 500

DENAH ATAP

NO. GAMBAR JUMLAH GAMBAR

33 39
KETERANGAN

LANTAI 3

BALOK ANAK BALOK INDUK


4000

IWF 300 X 200 IWF 500 X 300

LANTAI 2

TUGAS TUGAS AKHIR

DISETUJUI TANGGAL

1. Prof. Dr. Ir. Antonius, MT.

KOLOM KOMPOSIT 2. Muhammad Rusli Ahyar, ST., M.Eng

50 X 50 cm
6000

DIPERIKSA TANGGAL

1. Prof. Dr. Ir. Antonius, MT.


2. Muhammad Rusli Ahyar, ST., M.Eng

DIGAMBAR TANGGAL

1. Brian Setiawan
LANTAI 1 2. Anang Rizky Apriyanto

DIKERJAKAN TANGGAL

1. Brian Setiawan
2. Anang Rizky Apriyanto

8500 8500

JUDUL GAMBAR

DETAIL PORTAL
DETAIL PORTAL
SKALA 1 : 100 NO. GAMBAR JUMLAH GAMBAR

34 39
KETERANGAN

650
TUGAS TUGAS AKHIR

DISETUJUI TANGGAL

1. Prof. Dr. Ir. Antonius, MT.


2. Muhammad Rusli Ahyar, ST., M.Eng

DIPERIKSA TANGGAL

1. Prof. Dr. Ir. Antonius, MT.


2. Muhammad Rusli Ahyar, ST., M.Eng

DIGAMBAR TANGGAL

1. Brian Setiawan
2. Anang Rizky Apriyanto

DIKERJAKAN TANGGAL

1. Brian Setiawan

650
2. Anang Rizky Apriyanto

JUDUL GAMBAR

DETAIL SAMBUNGAN
BALOK KOLOM -BASE PLATE

DETAIL SAMBUNGAN KOLOM - BASE PLATE NO. GAMBAR JUMLAH GAMBAR

SKALA 1 : 50
37 39
KETERANGAN

KOLOM WF 300 X 300 Pelat 10 mm

TUGAS TUGAS AKHIR

L DISETUJUI TANGGAL

BOLT 8 M25 1. Prof. Dr. Ir. Antonius, MT.


2. Muhammad Rusli Ahyar, ST., M.Eng

L
Pelat 10 mm DIPERIKSA TANGGAL

1. Prof. Dr. Ir. Antonius, MT.


2. Muhammad Rusli Ahyar, ST., M.Eng

L DIGAMBAR TANGGAL

1. Brian Setiawan
2. Anang Rizky Apriyanto

L DIKERJAKAN TANGGAL

1. Brian Setiawan
2. Anang Rizky Apriyanto

JUDUL GAMBAR

DETAIL SAMBUNGAN
DETAIL SAMBUNGAN KOLOM - KOLOM KOLOM - KOLOM
SKALA 1 : 50 NO. GAMBAR JUMLAH GAMBAR

34 39
KETERANGAN

BOLT 5M 25

KOLOM WF 300 X 300

BALOK INDUK
IWF 500 X 300 TUGAS TUGAS AKHIR

DISETUJUI TANGGAL

1. Prof. Dr. Ir. Antonius, MT.


2. Muhammad Rusli Ahyar, ST., M.Eng

DIPERIKSA TANGGAL

1. Prof. Dr. Ir. Antonius, MT.


2. Muhammad Rusli Ahyar, ST., M.Eng

DIGAMBAR TANGGAL

1. Brian Setiawan
2. Anang Rizky Apriyanto

DIKERJAKAN TANGGAL
T 400 X 200 1. Brian Setiawan
2. Anang Rizky Apriyanto

JUDUL GAMBAR

DETAIL SAMBUNGAN
DETAIL SAMBUNGAN BALOK - KOLOM BALOK - KOLOM
SKALA 1 : 50 NO. GAMBAR JUMLAH GAMBAR

35 39
KETERANGAN

BALOK ANAK
IWF 300 X 200

BOLT 10M 16
TUGAS TUGAS AKHIR

DISETUJUI TANGGAL

1. Prof. Dr. Ir. Antonius, MT.


2. Muhammad Rusli Ahyar, ST., M.Eng

DIPERIKSA TANGGAL
BALOK INDUK
IWF 500 X 300 1. Prof. Dr. Ir. Antonius, MT.
2. Muhammad Rusli Ahyar, ST., M.Eng

DIGAMBAR TANGGAL

1. Brian Setiawan
2. Anang Rizky Apriyanto

DIKERJAKAN TANGGAL

1. Brian Setiawan
2. Anang Rizky Apriyanto

JUDUL GAMBAR

DETAIL SAMBUNGAN
DETAIL SAMBUNGAN B. ANAK - B. INDUK BALOK INDUK - KOLOM
SKALA 1 : 50 NO. GAMBAR JUMLAH GAMBAR

36 39
KETERANGAN

KOLOM WF 300 X 300 Pelat 10 mm

TUGAS TUGAS AKHIR

BOLT 8 M25 DISETUJUI TANGGAL

1. Prof. Dr. Ir. Antonius, MT.


2. Muhammad Rusli Ahyar, ST., M.Eng

DIPERIKSA TANGGAL

1. Prof. Dr. Ir. Antonius, MT.


2. Muhammad Rusli Ahyar, ST., M.Eng

DIGAMBAR TANGGAL

1. Brian Setiawan
2. Anang Rizky Apriyanto

DIKERJAKAN TANGGAL

1. Brian Setiawan
2. Anang Rizky Apriyanto

JUDUL GAMBAR

DETAIL SAMBUNGAN
DETAIL SAMBUNGAN KOLOM - KOLOM KOLOM - KOLOM
SKALA 1 : 50 NO. GAMBAR JUMLAH GAMBAR

39 39
PILE SHAPE & SPECIFICATION | PRESTRESSED CONCRETE PRETENSION SPUN PILES

JOINT PLATE JOINT PLATE


WITHOUT JOINT PLATE (UPPER PILE)

PRESTRESSING STEEL
SIZE SPIRAL

PILE LENGTH

MIDDLE / UPPER PILE SIZE

JOINT PLATE PENCIL SHOE


WITHOUT JOINT PLATE FOR SINGLE PILE

WALL (t)
SIZE
PILE SECTION

PILE LENGTH

BOTTOM / SINGLE PILE

PRESTRESSED CONCRETE PRETENSION SPUN PILES SPECIFICATION


Concrete Compressive Strength fc' = 52 MPa (Cube 600 kg/cm2)
Bending Moment
Section Unit Allowable Decompression Length
Size Thickness Cross
Section Inertia Weight Class Crack * Break Compression Tension of Pile **
( mm ) Wall ( t )
( cm2 ) ( cm4 ) ( kg/m ) ( ton.m ) ( ton.m ) ( ton ) ( ton ) (m)
300 60 452.39 34,607.78 113 A2 2.50 3.75 72.60 23.11 6 - 12
A3 3.00 4.50 70.75 29.86 6 - 13
B 3.50 6.30 67.50 41.96 6 - 14
C 4.00 8.00 65.40 49.66 6 - 15
350 65 581.98 62,162.74 145 A1 3.50 5.25 93.10 30.74 6 - 13
A3 4.20 6.30 89.50 37.50 6 - 14
B 5.00 9.00 86.40 49.93 6 - 15
C 6.00 12.00 85.00 60.87 6 - 16
400 75 765.76 106,488.95 191 A2 5.50 8.25 121.10 38.62 6 - 14
A3 6.50 9.75 117.60 45.51 6 - 15
B 7.50 13.50 114.40 70.27 6 - 16
C 9.00 18.00 111.50 80.94 6 - 17
450 80 929.91 166,570.38 232 A1 7.50 11.25 149.50 39.28 6 - 14
A2 8.50 12.75 145.80 53.39 6 - 15
A3 10.00 15.00 143.80 66.57 6 - 16
B 11.00 19.80 139.10 78.84 6 - 17
C 12.50 25.00 134.90 100.45 6 - 18
500 90 1,159.25 255,324.30 290 A1 10.50 15.75 185.30 54.56 6 - 15
A2 12.50 18.75 181.70 68.49 6 - 16
A3 14.00 21.00 178.20 88.00 6 - 17
B 15.00 27.00 174.90 94.13 6 - 18
C 17.00 34.00 169.00 122.04 6 - 19
600 100 1,570.80 510,508.81 393 A1 17.00 25.50 252.70 70.52 6 - 16
A2 19.00 28.50 249.00 77.68 6 - 17
A3 22.00 33.00 243.20 104.94 6 - 18
B 25.00 45.00 238.30 131.10 6 - 19
C 29.00 58.00 229.50 163.67 6 - 20
800 120 2,563.54 1,527,869.60 641 A1 40.00 60.00 415.00 119.34 6 - 20
A2 46.00 69.00 406.10 151.02 6 - 21
A3 51.00 76.50 399.17 171.18 6 - 22
B 55.00 99.00 388.61 215.80 6 - 23
C 65.00 130.00 368.17 290.82 6 - 24
1000 *** 140 3,782.48 3,589,571.20 946 A1 75.00 112.50 613.52 169.81 6 - 22
A2 82.00 123.00 601.27 215.16 6 - 23
A3 93.00 139.50 589.66 258.19 6 - 24
B 105.00 189.00 575.33 311.26 6 - 24
C 120.00 240.00 555.23 385.70 6 - 24
1200 *** 150 4,948.01 6,958,136.85 1,237 A1 120.00 180.00 802.80 221.30 6 - 24
A2 130.00 195.00 794.50 252.10 6 - 24
A3 145.00 217.50 778.60 311.00 6 - 24
B 170.00 306.00 751.90 409.60 6 - 24
C 200.00 400.00 721.50 522.20 6 - 24
Unit Conversion : 1 ton = 9.8060 kN
Note : *) Crack Moment Based on JIS A 5335-1987 (Prestressed Spun Concrete Piles)
**) Length of pile may exceed usual standard whenever lifted in certain position
***) Type of Shoe for Bottom Pile is Mamira Shoe
DAFTAR HADIR
DOSEN PENGUJI
SEMINAR TUGAS AKHIR
Hari Selasa
Tanggal 27 Juli 2021
Jam 09.00 WIB

Judul Tugas Akhir


Perancangan Gedung 4 Lantai Menggunakan Struktur Komposit

1 Anang Rizky Apriyanto 30201700012 1

2 Brian Setiawan 30201700045 2

NO NAMA TANDA TANGAN

1 Prof. Dr. Ir. Antonius,MT 1

2 Muhammad Rusli Ahyar,ST,M.Eng 2

3 Lisa Fitriyana,ST,M.Eng 3

Semarang, 27 Juli 2021


Ketua Program Studi Teknik Sipil

M Rusli Ahyar,ST,M.Eng
NIK. 210216089
BERITA ACARA SEMINAR TUGAS AKHIR

Nomor : 15 / A.2 / SA - T / VII / 2021


Pada hari ini, Selasa Tanggal 27 Juli 2021 telah dilaksanakan

Seminar Tugas Akhir, dengan peserta sebagai berikut :

1 Nama Anang Rizky Apriyanto 30201700012


2 Nama Brian Setiawan 30201700045

Judul TA Perancangan Gedung 4 Lantai Menggunakan Struktur Komposit

Dengan Hasil Baik, perbaiki sesuai koreksi seminar


: ………………………………………………………………………………………….

: ………………………………………………………………………………………….

: ………………………………………………………………………………………….

Demikian Berita Acara Seminar Tugas Akhir ini dibuat untuk diketahui dan pergunakan seperlunya.

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II Dosen Pembanding

Prof. Dr. Ir. Antonius,MT Muhammad Rusli Ahyar,ST,M.Eng Lisa Fitriyana,ST,M.Eng

Mengetahui ,
Ketua Program Studi Teknik Sipil

M Rusli Ahyar,ST,M.Eng
LEMBAR KOREKSI
SEMINAR TUGAS AKHIR

Nama Mahasiswa / NIM : Anang Rizky Apriyanto / 30201700019


Hari / Tanggal : Selasa, 27 Juli 2021
Judul TA : PERANCANGAN GEDUNG 4 LANTAI
: DENGAN STRUKTUR KOMPOSIT
NO

1 Perbaiki judul laporan tugas akhir menjadi "PERANCANGAN GEDUNG 4 LANTAI DENGAN
………………………………………………………………………………………………………………………..
STRUKTUR KOMPOSIT"
………………………………………………………………………………………………………………………..

………………………………………………………………………………………………………………………..

2 Rapikan penyusunan laporan tugas akhir


………………………………………………………………………………………………………………………..

………………………………………………………………………………………………………………………..

………………………………………………………………………………………………………………………..

3 Perbaiki materi presentasi dan persingkat waktu saat menyampaikan materi presentasi
………………………………………………………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………………………………………………..

………………………………………………………………………………………………………………………..

4 ………………………………………………………………………………………………………………………..

………………………………………………………………………………………………………………………..

………………………………………………………………………………………………………………………..

5 ………………………………………………………………………………………………………………………..

………………………………………………………………………………………………………………………..

………………………………………………………………………………………………………………………..

DOSEN PENGUJI

Prof. Dr. Ir.Fachruddin,MM


Antonius, MT
………………………………………………………………
Ir. H.Fauzi
LEMBAR KOREKSI
SEMINAR TUGAS AKHIR

Nama Mahasiswa / NIM : Anang Rizky Apriyanto / 30201700019


Hari / Tanggal : Selasa, 27 Juli 2021
Judul TA : PERANCANGAN GEDUNG 4 LANTAI
: DENGAN STRUKTUR KOMPOSIT
NO

1 Pada halaman 72 BAB III perlu penjelasan lebih detail lagi


……………………………………………………………………………………………………………………..

………………………………………………………………………………………………………………………..

………………………………………………………………………………………………………………………..

2 Perbaiki perhitungan pada gaya gempa statik, gaya geser tiap lantai, dan pada simpangan antar lantai
………………………………………………………………………………………………………………………..

………………………………………………………………………………………………………………………..

………………………………………………………………………………………………………………………..

3 Rasio stress bukan hasil dari analisa struktur, perbaiki susunan laporannya
………………………………………………………………………………………………………………………..

………………………………………………………………………………………………………………………..

………………………………………………………………………………………………………………………..

4 Perbaiki gambar detail dari sambungan, karena ada perbedaan antara perhitungan dan gambar
………………………………………………………………………………………………………………………..

………………………………………………………………………………………………………………………..

………………………………………………………………………………………………………………………..

5 Kesimpulan tidak ada pada laporan, tolong ditambahkan


………………………………………………………………………………………………………………………..

………………………………………………………………………………………………………………………..

………………………………………………………………………………………………………………………..

DOSEN PENGUJI

Muhammad Rusli Ahyar,ST,M.Eng


………………………………………………………………
Ir. H.Fauzi Fachruddin,MM
LEMBAR KOREKSI
SEMINAR TUGAS AKHIR

Nama Mahasiswa / NIM : Anang Rizky Apriyanto/ 30201700019


Hari / Tanggal : Selasa, 27 Juli 2021
Judul TA : PERANCANGAN GEDUNG 4 LANTAI
: DENGAN STRUKTUR KOMPOSIT
NO

1 Perbaiki abstrak dengan memperjelas SNI yang digunakan agar tidak terlihat terlalu umum
………………………………………………………………………………………………………………………..

………………………………………………………………………………………………………………………..

………………………………………………………………………………………………………………………..

2 Perbaiki halaman 50, tambahkan narasi berupa penjelasan dari konstruksi yang dibangun meliputi
………………………………………………………………………………………………………………………..

panjang dan lebar bangunan, ukuran dari pondasi serta kedalaman pondasi.
………………………………………………………………………………………………………………………..

………………………………………………………………………………………………………………………..

3 Perbaiki halaman 107, tambahkan narasai penjelasan tentang hasil kontrol pada setiap perhitungan
………………………………………………………………………………………………………………………..

………………………………………………………………………………………………………………………..

………………………………………………………………………………………………………………………..

4 Perbaiki halaman 192, berikan penjelasan mengapa digunakan joint 42 pada perhitungan jumlah
………………………………………………………………………………………………………………………..

pondasi yang digunakan


………………………………………………………………………………………………………………………..

………………………………………………………………………………………………………………………..

5 Berikan keterangan rumus pada bab 4


………………………………………………………………………………………………………………………..

………………………………………………………………………………………………………………………..

………………………………………………………………………………………………………………………..

DOSEN PENGUJI

Lisa Fitriyana, ST ,M.Eng


………………………………………………………………
Ir. H.Fauzi Fachruddin,MM
PERANCANGAN GEDUNG 4 LANTAI MENGGUNAKAN
STRUKTUR KOMPOSIT
ORIGINALITY REPORT

21 %
SIMILARITY INDEX
20%
INTERNET SOURCES
3%
PUBLICATIONS
9%
STUDENT PAPERS

PRIMARY SOURCES

1
repository.its.ac.id
Internet Source 5%
2
Submitted to University of Wales, Bangor
Student Paper 1%
3
text-id.123dok.com
Internet Source 1%
4
jpolito.zlique.org
Internet Source 1%
5
www.scribd.com
Internet Source 1%
6
eprints.umm.ac.id
Internet Source 1%
7
Submitted to Sriwijaya University
Student Paper 1%
8
Submitted to Program Pascasarjana
Universitas Negeri Yogyakarta
1%
Student Paper

doku.pub
1%
Internet Source
9

10
es.scribd.com
Internet Source <1 %
11
herbycalvinpascal.files.wordpress.com
Internet Source <1 %
12
lppm-unissula.com
Internet Source <1 %
13
Submitted to Harran Üniversitesi
Student Paper <1 %
14
repositori.usu.ac.id
Internet Source <1 %
15
journal.ipb.ac.id
Internet Source <1 %
16
pt.scribd.com
Internet Source <1 %
17
eprints.unika.ac.id
Internet Source <1 %
18
eprints.itn.ac.id
Internet Source <1 %
19
ar.scribd.com
Internet Source <1 %
20
abstrak.ta.uns.ac.id
Internet Source <1 %
21
repository.umsu.ac.id
Internet Source <1 %
22
lib.unnes.ac.id
Internet Source <1 %
23
edoc.pub
Internet Source <1 %
24
repository.ummat.ac.id
Internet Source <1 %
25
repositori.umsu.ac.id
Internet Source <1 %
26
id.123dok.com
Internet Source <1 %
27
idoc.pub
Internet Source <1 %
28
Submitted to Universitas International Batam
Student Paper <1 %
29
Submitted to Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Gadjah Mada
<1 %
Student Paper

30
repository.unissula.ac.id
Internet Source <1 %
31
repository.usu.ac.id
Internet Source <1 %
32
repository.ub.ac.id
<1 %
Internet Source

33
vsip.info
Internet Source <1 %
34
www.wika-beton.co.id
Internet Source <1 %
35
repository.unej.ac.id
Internet Source <1 %
36
pt.slideshare.net
Internet Source <1 %
37
repository.usm.ac.id
Internet Source <1 %
38
Submitted to Universitas Islam Malang
Student Paper <1 %
39
adoc.pub
Internet Source <1 %
40
docplayer.info
Internet Source <1 %
41
Submitted to Universitas Islam Indonesia
Student Paper <1 %
42
Submitted to University of Melbourne
Student Paper <1 %
43
etd.eprints.ums.ac.id
Internet Source <1 %
44
Submitted to Badan PPSDM Kesehatan
Kementerian Kesehatan
<1 %
Student Paper

45
t_handayani.staff.gunadarma.ac.id
Internet Source <1 %
46
sinta.unud.ac.id
Internet Source <1 %
47
www.nsk-corp.jp
Internet Source <1 %
48
e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id
Internet Source <1 %
49
e-journal.uajy.ac.id
Internet Source <1 %
50
eprints.undip.ac.id
Internet Source <1 %
51
journal.um-surabaya.ac.id
Internet Source <1 %
52
repository.unhas.ac.id
Internet Source <1 %
53
www.neliti.com
Internet Source <1 %
54
jurnal.abulyatama.ac.id
Internet Source <1 %
55
Submitted to Politeknik Negeri Bandung
<1 %
Student Paper

56
Torsten Höglund. "A unified method for the
design of steel beam-columns", Steel
<1 %
Construction, 2014
Publication

57
eprints.binus.ac.id
Internet Source <1 %
58
Submitted to Hoa Sen University
Student Paper <1 %
59
eprints.ums.ac.id
Internet Source <1 %
60
repository.iainpurwokerto.ac.id
Internet Source <1 %
61
Submitted to Konsorsium Turnitin Relawan
Jurnal Indonesia
<1 %
Student Paper

62
Submitted to Fakultas Ekonomi Universitas
Indonesia
<1 %
Student Paper

63
N K Varsha, K Ajith, Aadarsha Nanthakumar, R
Sandhanakrishnan, Suhashine Sukumar, S
<1 %
Pravin Kumar. "Design and Measurement of
Articulatory Conditions for Physical Vocal Fold
Models", 2020 International Conference on
Smart Electronics and Communication
(ICOSEC), 2020
Publication

64
Saeed Asil Gharebaghi, Reza Fami Tafreshi,
Nader Fanaie, Omid Sepasgozar Sarkhosh.
<1 %
"Optimization of the Double Reduced Beam
Section (DRBS) Connection", International
Journal of Steel Structures, 2021
Publication

65
eprints.uns.ac.id
Internet Source <1 %
66
Submitted to Universitas 17 Agustus 1945
Surabaya
<1 %
Student Paper

67
Submitted to Universitas Diponegoro
Student Paper <1 %
68
adoc.tips
Internet Source <1 %
69
docshare.tips
Internet Source <1 %
70
kc.umn.ac.id
Internet Source <1 %
71
repository.unika.ac.id
Internet Source <1 %
72
repository.unj.ac.id
Internet Source <1 %
73
repository.usd.ac.id
Internet Source <1 %
74
tekim.undip.ac.id
Internet Source <1 %
75
elib.unikom.ac.id
Internet Source <1 %
76
Submitted to Institut Teknologi Kalimantan
Student Paper <1 %
77
Submitted to Institut Teknologi Nasional
Malang
<1 %
Student Paper

78
Submitted to LL Dikti IX Turnitin Consortium
Student Paper <1 %
79
asat.staff.umy.ac.id
Internet Source <1 %
80
www.gradri.uniri.hr
Internet Source <1 %
81
Submitted to University of Mauritius
Student Paper <1 %
82
Submitted to University of South Australia
Student Paper <1 %
83
id.scribd.com
Internet Source <1 %
84
D. Leonardo, Juliastuti, P. Arumsari, A. A.
Pramudya. "Structure value engineering using
<1 %
ETABS for midrise building", IOP Conference
Series: Earth and Environmental Science, 2021
Publication

85
Dyah Setyati Budiningrum, Anik Kustirini.
"ANALISA DAYA DUKUNG TIANG PANCANG
<1 %
BETON RUMAH SAKIT BRAYAT MINULYA
SURAKARTA - JAWA TENGAH", Teknika, 2019
Publication

86
bacaterus.com
Internet Source <1 %
87
123dok.com
Internet Source <1 %
88
Fitria Ika Aryanti. "Pembuatan Komposit
Polimer Polipropilena/Talk/Masterbatch Hitam
<1 %
Pada Cover Tail", Jurnal Teknologi dan
Manajemen, 2021
Publication

89
G. Sridevi, Antaratana Shivaraj, Gouda
Sudarshan, Umesh Biradar. "Chapter 18
<1 %
Comparative Study on Dynamic Behaviour of
RC Building With Conventional and Flat Slab",
Springer Science and Business Media LLC,
2020
Publication

digilib.polban.ac.id
<1 %
Internet Source
90

91
docobook.com
Internet Source <1 %
92
alamsyahrizal8.blogspot.com
Internet Source <1 %
93
conference.ft.unand.ac.id
Internet Source <1 %
94
digilibadmin.unismuh.ac.id
Internet Source <1 %
95
ejournal.undip.ac.id
Internet Source <1 %
96
id.berita.yahoo.com
Internet Source <1 %
97
mahasiswa.yai.ac.id
Internet Source <1 %
98
mohammadagung62.blogspot.com
Internet Source <1 %
99
riset.unisma.ac.id
Internet Source <1 %
100
www.slideshare.net
Internet Source <1 %
101
Paul Kuff. "Tragwerke als Elemente der
Gebäude- und Innenraumgestaltung",
<1 %
Springer Nature, 2001
Publication

102
digilib.uinsby.ac.id
Internet Source <1 %
103
dspace.uphsurabaya.ac.id:8080
Internet Source <1 %
104
freedownloadscriptphp.blogspot.co.id
Internet Source <1 %
105
idr.iain-antasari.ac.id
Internet Source <1 %
106
lib.ui.ac.id
Internet Source <1 %
107
repo.itera.ac.id
Internet Source <1 %
108
www.coursehero.com
Internet Source <1 %
109
Akbar Giynasiar Fatah, Ahmad Ridwan, Sigit
Winarto. "Studi Perencanaan Bangunan Atas
<1 %
Gedung Permata Indah di Desa Kedung Dowo
Kabupaten Nganjuk", Jurnal Manajemen
Teknologi & Teknik Sipil, 2020
Publication

Exclude quotes Off Exclude matches Off

Anda mungkin juga menyukai