Anda di halaman 1dari 10

PENATALAKSANAAN HOT FLASHES PADA PERIMENOPAUSE DI

PMB SITI AZIZAH WIJAYA, S.ST SUKOLILO BARAT

(Studi di PMB Siti Azizah Wijaya, S.ST Sukolilo Barat Bangkalan )

NASKAH PUBLIKASI

Oleh :

Zahratun Naima
NIM. 18154010059

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN STIKES NGUDIA


HUSADA MADURA
2021

HALAMAN PENGESAHAN
PENATALAKSANAAN HOT FLASHES PADA PERIMENOPAUSE DI
PMB SITI AZIZAH WIJAYA, S.ST SUKOLILO BARAT

(Studi di PMB Siti Azizah Wijaya, S.ST Sukolilo Barat Bangkalan )

NASKAH PUBLIKASI

Oleh :

Zahratun Naima
NIM. 18154010059

Telah disetujui pada tanggal:


Senin, 16 Agustus 2021

Pembimbing

Siti Rochimatul Lailiyah.,S.SiT NIDN.


0723118401
PENATALAKSANAAN HOT FLASHES PADA PERIMENOPAUSE DI
PMB SITI AZIZAH WIJAYA S.ST.Bd SUKOLILO BARAT

(Studi di PMB Siti Azizah Wijaya, S.ST Sukolilo Barat Bangkalan )


Zahratun Naima
*email: zahratunnaima314@gmail.com

Abstrak

Hot flashes umum terjadi pada wanita perimenopause, berlangsung selama 30


detik sampai beberapa menit dan kadang diikuti berkeringat dimalam hari.
Perimenopause terjadi pada usia 40 tahun, pada masa tersebut klimakterium
mengalami penurunan produktivitas hormon estrogen dan kenaikan hormon
gonadotropin, hormone ini akan tetap tinggi sampai 15 tahun setelah menopause
dan setelahnya akan menurun. Pada permulaan klimakterium kesuburan akan
menurun. Diketahui dari 2 wanita umur 40 -50 tahun yang periksa ke PMB SITI
AZIZAH WIJAYA S.ST Bd diantaranya mengalami Hot Flashes. Tujuan penelitian
bertujuan untuk mengetahui tingkat keefektifan asuhan kebidanan dalam
melakukan penelitian pelaksanaan Hot flashes pada masa perimenopause.

Metode penelitian yang digunakan yaitu deskriptif dengan metode pendekatan


studi kasus 7 langkah varney yang dilaksanakan di PMB SITI AZIZAH WIJAYA
S.ST Bd, penelitian dilaksanakan pada tanggal 11-24 Maret 2021 terdapat 2 subjek
partisipan yang mengalami masalah yang sama yaitu mengalami Hot Flashes masa
premenopause, pengumpulan data penelitian dengan menggunakan metode
observasi, wawancara dan komunikasi. Uji kevalidan data dengan menggunakan
metode triangulasi deri keluarga pasien dan tenaga kesehatan. Analisa data yang
digunakan yaitu dengan konten analitik.

Hasil pengkajian menunjukkan bahwa keluhan utama kedua partisipan sama


yaitu rasa panas pada leher sampai wajah dan insomnia. Kedua partisipan samasama
mengalami Hot Flashes. Masalah potensial pada kedua partisipan adalah gelisah.
Penatalaksanaan yang digunakan sama menganjurkan ibu untuk berolahraga.
Memberikan konseling tentang pentingnya berolahraga dan minum vitamin E.

Berdarakan hasil di atas diharapkan bidan sering mengadakan penyuluhan


tentang metode olahraga.

Kata Kunci : Hot Flashes, perimenopause

1. PENATALAKSANAAN HOT FLASHES PADA PERIMENOPAUSE DI


PMB SITI AZIZAH WIJAYA S.ST.Bd
2. Mahasiswa Diploma III Kebidanan STIKES NGUDIA HUSADA
MADURA
3. Siti Rochimatul Lailiyah., S.SiT
THE MANAGEMENT OF HOT FLASHES IN PERIMENOPAUSE AT PMB
SITI AZIZAH WIJAYA S.ST.BD

(Study at BPM Siti Azizah Wijaya, S.ST Sukolilo Barat Bangkalan)


Zahratun Naima
*email: zahratunnaima314@gmail.com

ABSTRACT

Hot flashes are common in perimenopausal women, lasting from 30 seconds to


several minutes and sometimes followed by night sweats. Perimenopause occurs at
the age of 40 years, at that time the climactterium experienced a decrease in the
productivity of the hormone estrogen and an increase in the hormone gonadotropin,
It will never be forgotten hormone not reach a level of fifteen years after menopause
and after this date were to decline. Initially, the fertility climacteric will decrease.
seen from 2 women aged 40 -50 years who checked PMB SITI AZIZAH WIJAYA
S.ST Bd of them experienced Hot Flashes. The purpose of the study aims to find
out the level of effectiveness of obstetric care in conducting research on the
implementation of Hot flashes during perimenopause.

The research method used is descriptive with the varney 7-step case study
approach method implemented at PMB SITI AZIZAH WIJAYA S. ST Bd, research
carried out on the march 11-24 2021 there are 2 the subject of participating states
who faced the same problems experiencing Hot Flashes during premenopausal, data
collection of research using observation, interview and communication methods.
Test the validity of the data using the triangulation method of the patient's family
and health workers. The data analysis used is with analytical content.

The results of the study showed that the main complaints of the two
participants were the same, namely a burning sensation in the neck to the face and
insomnia. Both participants experienced Hot Flashes. A potential problem in both
participants was restlessness. The treatment used was the same as recommending
the mother to exercise. Provide counseling about the importance of exercise and
taking vitamin E.

Based on the results above, it is hoped that midwives will often provide
counseling about exercise methods.

Keywords: Hot Flashes, Perimenopause


PENDAHULUAN menjadi pendekdan tidak teratur,
jumlah darah saat sudah tidak teratur),
Menopause merupakan periode ketidak setabilan vasomotor (hot
mensturasi terakhir yang seorang flashes dan insomnia, gangguan
wanita alami. Terjadi ketika seksual, dan terjadi gejala somatik),
hormonhormon yang mengontrol serta terjadi perubahan psikologis
siklus menstursi yang mempengaruhi (konsentrasi berkurang, perubahan
organ tubuh wanita seperti munculnya mood, iritabilitas, perubahan mood
keluhan fisik dan keluhan psikis (Fitri, depresi, cemas, gangguan psikologis)
2014). Menopause adalah akhir dari (Proverawati, 2010).
masa subur, dan kadar estrogen serta
Salah satu keluhan yang
progesterone berkurang. Turunnya
mengganggu kualitas hidup wanita
kadar hormone ini akan menyebabkan
pada usia perimenopause adalah hot
bebrapa perubahan pada tubuh. Saat
flash. terdapat penyebab hal tersebut
kadar estrogen dalam tubuh menurun,
terjadi seperti rasa tidak nyaman yang
fungsi fisiologis hormone ini akan
hilang timbul, berulang dan sering,
terganggu (Rebbecca dan Pam, 2010).
serta terjadinya rasa khawatir
Menopause memiliki tahapan dan berlebih. Pasalnya, keluhan hot
proses yang panjang, tahapan yang flashes ini juga serupa dengan keluhan
pertama adala perimenopause yang penyakit kulit, jantung, dan gangguan
merupakan fase dimana menstruasi kelenjar tiroid. Keluhan hot flashes ini
mulai tidak teratur sekitar 45-55 bisa jadi yang kedua tersering
tahun, dimana perdarahan mensturasi dikeluhkn oleh wanita usia
yang banyak. Setelah melewati perimenopause setelah siklus
tahapan yang pertama, maka akan mensturasi yang menjadi tidak teratur.
memasuki tahapan yang ke dua adalah Hingga saat ini masih ada banyak
menopause yang merupakan haid kontroversi mengenai hot flashes.
terakhir atau berhentinya mensturasi Fluktuasi kadar hormon estrogen yang
biasanya terjadi pada 56-60 tahun. diduga sebagai penyebab utama
Setelah melewati tahapan yang kedua, terjadinya hot flashes pun belum bisa
maka akan memasuki tahapan yang benar-benar dibuktikan. Tetapi ada
ketiga adalah pascamenopause banyak dugaan beberapa faktor resiko
dimana seorang wanita mampu yang kabranya mempengaruhi
menyesuaikan kondisinya setelah terjadinya hot flashes. Salah satunya
menopause biasanya pada usia 60 adalah kegemukan. Dalam beberapa
tahun (Fitri, 2010). penelitian yang telah dilakukan
Tahap-tahap diatas menunjukan selama 10 tahun terakhir ini, wanita
bahwa menopause merupakan yang lebih gemuk memiliki resiko
masalah hormon dan fisik seorang mengalami hot flashes lebih besar
wanita. Perubahan fisik dan gejalan (Enterprise, 2015).
terhadap wanita menopause Rasa panas yang ditimbulkan
berbedabeda dan tergantung dari pola dapat disebabkan karena pembuluh
gaya hidup, genetik, pola makan, darah dibawah kulit melebar membuat
olahraga, dan faktor sosial lainnya. wanita merasa tidak nyaman, rasa
Tahap panas akan dirasakan selama 3-5
perimenopause mempunyai menit, jumlah penderita hot flashes di
gejala seperti perubahan fisik dunia mencapai 40 juta wanita
(perubahan pola haid, siklus haid
pertahunnya. Frekuensi hot flashes Pada usia perimenopause terjadi
setiap wanita berbeda. Ada yang gangguan pengaturan regulasi suhu
muncul beberapa kali dalam sebulan. tubuh pada hipotalamus. Sedangkan
Tetapi ada juga yang mengalami kadar hormon juga berpengaruh pada
beberapa kali dalam satu jam. Hal ini pengaturan suhu tubuh, sehingga hal
tidak bisa diprediksi. Pada hasil ini memicu respons dari pembuluh
penelitian lain mengatakan bahwa 1 darah hingga kemudian muncul
dari 3 wanita mengalami hot flashes. flushing akibat kegagalan
Melihat hal itu, hot falshes bukan hal hipotalamus menyesuaikan tubuh
yang bisa dianggap remeh. Apalagi dengan suhu basal tubuh (Enterprise,
kalau sudah menyangkut soal 2015).
terganggunya kualitas hidup. Pada Wanita pada usia perimenopause
usia perimenopause, hot flashes dapat yang mengalami hot flashes akan
berlangsung slama satutahun saja. mengalami rasa tidak nyaman yang
Tetapi dalam salah satu penelitian di hilang timbul dengan frekuensi, dan
inggris, 25% wanita usia rasa khawatir berlebih (Enterpries,
perimenopause dapat mengalami hot 2015).
flashes selama lima tahun. Tentu ini Hot flashes yang wanita rasakan
kelihatannya mengerikan karena hot biasanya timbul tidak bisa diketahui
flashes secara tidak langsung dapat waktunya, namun bila hot flashes
mengganggu kualitas tidur timbul rata-rata sehari 2 kali yaitu
(Enterprise,2015). Cara mengukur hot siang dan malam dalam jangka waktu
flashes dengan pengisian buku harian kurang lebih 3 menit mereka
yang diisi setiap hari (Danhaure, mengatakan sulit tidur, panas bagian
2014). muka, leher, dan dada. Untuk
Keluhan hot flashes ini tidak menangani keluhan tersebut yaitu
hanya perasaan subjektif semata. dengan cara menyejukkan badan
Tetapi tubuh memang ‘kehilangan dengan menghidupkan kipas agar
kontrol’ dalam mengatur suhu tubuh. lebih nyaman sehingga keluhan hot
Perasaan panas yang mengganggu flashes berkurang.
terasa begitu menghebohkan. Menurut bidan penanganan bagi
Peningkatan suhu tubuh rasanya ibu perimenopause dengan hot flashes
seperti berkali-kali lipat daripada bisa diberikan vitamin E, vitamin E
seharusnya. Dari ujung jari kaki juga berfungsi untuk mencegah
sampai puncak kepalapun dirasa penyakit kardiovaskuler (jantung) dan
mendidih. Peningkatan suhutubuh mencegah kenaikan berat badan yang
memang dapat di buktikan dengan kerap dialami wanita menopause.
mengukur suhu di ketiak, liang Penanganan untuk keluhan hot
telinga, atau lubang dubur flashes pada perimenopause dengan
(Enterprise, 2015). cara olahraga rutin minimal 3 kali
Berdasarkan studi pendahuluan dalam seminggu dengan durasi 30-60
yang dilakukan di Kec. Labang, menit sekali latihan. Olahraga yang
Bangkalan mengambil data pada 2 dianjurkan dilakukan tergantung
wanita yang berusia 40-50 tahun yang dengan kondisi kesehatan seseorang
merasakan gejala perimenopaus yang berbeda-beda, namun olahraga
seperti hot flashes, kekeringan vagina, yang tepat yaitu senam yang bersifat
dan insomnia. aerobik contohnya jogging, renang,
bersepeda dan senam aerobik dan wajah sejak 2 hari yang lalu sampai
minimal lama berolahraga yaitu 25 terganggu tidurnya. Sedangkan
menit dengan frekuensi minimal 3 kali menurut keluarga (suami) partisipan
dalam seminggu (Griwijoyo, 2013). 2 mengetahui istrinya merasakan
Senam yang dianjurkan untuk panas dari leher sampai wajah sejak
perimenopause yaitu jenis low impact 3 hari yang lalu sampai terganggu
yang merupakan latihan tidurnya.
menggerarakkan seluruh otot perimenopause mempunyai
terutama otot besar yang digerakkan gejala seperti perubahan fisik
secara terus menerus beraturan, dan (perubahan pola haid, siklus haid
dengan benturan ringan (Yunkuro, menjadi pendekdan tidak teratur,
2016). Senam aerobic low impact jumlah darah saat sudah tidak teratur),
berpengaruh terhadap saraf vagus ketidak setabilan vasomotor (hot
yang berpengaruh terhadap kinerja flashes dan insomnia, gangguan
otak dan mempengaruhi hipotalamus seksual, dan gejala-gejala somatik),
untuk pengaturan suhu tubuh dan dan perubahan psikologis (gangguan
dapat menurunkan hot flashes psikologis, depresi, iritabilitas,
(Nygard, 2012). perubahan mood, cemas, konsentrasi
berkurang) (Proverawati, 2010).
METODE PENELITIAN
HASIL OBSERVASI
Pada penelitian ini yang DAN PEMERIKSAAN
digunakan adalah metode deskriptif FISIK
dengan pendekatan 7 langkah varney.
Sampel yang digunakan sejumlah 2 Hasil Pengkajian data objektif
partisipan. Instrument yang kedua partisipan memiliki
digunakan adalah observasi permasalahan sama yaitu dibawah
(pengamatan), wawancara, dan mata tampak menghitam, dari hasil
dokumentasi. pengkajian pada partisipan 1 dan 2
panas dari leher sampai wajah, dan
HASIL DAN PEMBAHASAN dibawah tampak menghitam.
IDENTITAS DAN HASIL Berdasarkan hasil pengkajian
ANAMNESIS data objektif yang diperoleh dari
Berdasarkan hasil pengkajian kedua partisipan tekanan darah di
kepada kedua partisipan, di dapatkan batas normal. Pencatatan dilakukan
bahwa kedua partisipan mengalami dari hasil pemeriksaan khusus
hot flashes dan insomnia. Menurut kebidanan, data penunjang hasil
keluarga pasrtisipan 1 dan partisipan laboratorium seperti VRDL, HIV,
2 ibu mengalami hot flashes dan pemeriksaan radio diagnostik,
insomnia, namun menurut bidan ataupun USG yang dilakukan sesuai
pada wanita perimenopause dapat dengan beratnya masalah (Wildan
mengalami perubahan hormon. danHidayat, 2013).
Hasil triangulasi dari kedua
partisipan, menurut keluarga (suami) INTERPRETASI DATA DASAR
partisipan 1 mengetahui istrinya
merasakan panas dari leher sampai
Berdasarkan hasil pemeriksaan
diatas pada partisipan 1 dan partisipan IDENTIFIKASI TINDAKAN
2 hampir sama. Dimana, pada kedua KEBUTUHAN SEGERA
partisipan sama-sama mengalami
panas pada wajah dan leher, hanya Berdasarkan penelitian
saja partisipan 1 mengalami insomnia didapatkan pada kedua partisipan
sedangkan partisipan 2 tidak tidak membutuhkan tindakan segera
mengalami insomnia. Hasil pada ibu perimenopause. Menurut
triangulasi keluarga mengatakan Elisabeth (2015) Mengantisipasi
panas pada wajah dan leher serta perlunya tindakan segera oleh
insomnia. bidan/dokter untuk konsultasi atau
Hot flashes umum terjadi pada ditangani bersama dengan anggota tim
wanita perimenopause dan kesehatan lain. Pada kedua partisipan
berlangsung dari 30 detik hingga membutuhkan tindakan segera yaitu
beberapa menit, terkadang disertai memberikan dukungan serta
dengan berkeringat, terutama di kenyamanan pada saat olahraga
malam hari. Lingkungan yang panas, dikarenakan dukungan dari keluarga
makan makanan atau minuman dan bidan sangat berpengaruh pada
pedas, alkohol, kafein, dan stres proses olahraga, memberikan
dapat menyebabkan hot flashes. dukungan serta rasa aman bagi ibu
Perubahan gaya hidup, olahraga dalam proses olahraga yaitu bertujuan
teratur, dan menghilangkan untuk mengantisipasi terkait
kecemasan dapat meringankan gejala komplikasi yang akan terjadi.
ini. Cara mencegahnya adalah
dengan berbicara dengan teman, INTERVENSI
tetap tenang, rileks, dan bernapas
perlahan. Hindari memakai pakaian Berdasarkan masalah yang ada,
yang tidak menyerap keringat. kedua partisipan sama-sama
Wanita yang makan secukupnya dan mendapatkan asuhan yang sama
berolahraga secara teratur rentan dengan tujuan setelah diberikan
terhadap serangan panas (Rudi asuhan kebidanan dapat mengatasi
Haryono,2016). masalah yang terjadi. Asuhan yang
diberikan pada kedua partisipan antara
MASALAH POTENSIAL lain : memberitahu hasil pemeriksaan,
menjelaskan penyebab Hot Flashes,
Berdasarkan identifikasi memberitahu cara menangani Hot
diagnosa/masalah potensial pada Flashes, memberitahu ibu untuk
partisipan 1 dan 2 yaitu tidak ada. makan dan minum agar mempunyai
Menurut Fauziyah dan sutejo (2012), tenaga saat meneran, menganjurkan
pada langkah ini mengindentifikasi keluarga untuk mendampingi selama
masalah atau diagnosa potensial lain proses olahraga berlangsung. Hal ini
berdasarkan rangkaian masalah yang berhubungan dengan pemantauan
lain juga. Langkah ini membutuhkan yang harus dilakukan agar tidak
antisipasi,bila memungkinkan terjadi komplikasi yang tidak di
ilakukan pencegahan, sambil terus inginkan (Shanti H,2018).
mengamati kondisi klien.
IMPLEMENTASI gangguan tidur, sedangkan partisipan
2 tidak memiliki keluhan lain selain
Implementasi pada partisipan 1 rasa panas pada wajah dan leher.
yaitu sesuai dengan intervensi yang
dilakukan oleh bidan bekerjasama 5.1.2 Interpretasi data dasar
dengan peneliti dan pada partisipan 2 Berdasarkan interpretasi data
yaitu sesuai dengan intervensi yang dasar pada kedua partisipan
dilakukan oleh bidan bekerjasama didapatkan bahwa kedua partisipan
dengan peneliti. sama-sama ibu perimenopause
Menurut wirakusumah (2008), dengan Hot Fleashs.
terdapat beberapa cara dalam
mengatasi hot flashes (rasa panas) 5.1.3 Masalah potensial
yaitu: Menganjurkan ibu untuk sering Masalah potensial yang akan
berolahraga, menganjurkan ibu untuk terjadi kepada kedua partisipan yaitu
mengkonsumsi yang mengandung merasa cemas.
vitamin E.
5.1.4 Identifikasi tindakan
EVALUASI kebutuhan segera
Berdasarkan penelitian
Dari evalusi diatas masalah yang didapatkan pada kedua partisipan
dialami partisipn 1 dan partisipan 2 membutuhkan tindakan segera yaitu
sama-sama teratasi. Jika rasa panas dukungan serta pengalihan rasa pnas
masih terasa maka ibu harus pada wajah dan leher dengan
melakukan olahraga lebih rutin lagi. olahraga.
Asuhan yang diberikan meliputi
pemenuhan kebutuhan akan bantuan, 5.1.5 Intervensi
dan apakah kebutuhan tersebut benar- Intervensi yang dibutuhkan
benar terpenuhi berdasarkan masalah oleh kedua partisipan yaitu
dan kebutuhan yang teridentifikasi memantau aktivitas sehari-hari.
dalam diagnosis. Jika rencana tersebut
memang efektif dalam 5.1.6 Implementasi
pelaksanaannya, maka dapat Penatalaksanaan pada kedua
dikatakan efektif. Mungkin beberapa partisipan yaitu dilakukan dengan
rencana efektif dan tidak efektif asuhan yang sudah direncanakan.
(Mufdlilah et.al 2012).
5.1.7 Evaluasi
KESIMPULLAN DAN SARAN Proses pemulihan pada
partisipan 1 dan partisipan 2 yaitu
5.1 Kesimpulan sama-sama membaik dalam waktu 2
minggu.
Berdasarkan hasil pengkajian
pada kedua partisipan mengalami 5.2 SARAN
rasa panas pada leher dan wajah. Berdasarkan kesimpulan yang
Terdapat perbedaan dari kedua didapat, maka berikut saran yang
partisipan pada keluhan penyertanya, dapat di berikan yaitu:
pada partisipan 1 mengalami
5.2.1 Teoritits Sindrom Premenopause.
Hasil penelitian ini Yogyakarta: Nuha Medika
dapat digunakan sebagai tambahan Giriwijoyo, S., S. Zafar. 2013. Ilmu
teori serta pengembangan Faal Olahraga (Fisiologi
pengetahuan terkait dengan asuhan Olahraga): Fungsi Tubuh
kebidanan pada ibu perimenopause. Manusia pada Olahraga untuk
Kesehatan dan Prestasi.
5.2.2 Praktis Bandung: PT. Remaja
Dihrapkan tenaga kesehatan Rosdakarya.
khususnya bidan dapat memberikan Mulyani S. 2013. Menopause Akhir
konseling olahraga 1 minggu 3 kali. Siklus Menstruasi Pada Wanita
di Usia Pertengahan.
5.2.3 Institusi pendidikan Yogyakarta: Nuha Medika.
Diharapkan dapat memberikan Widianti, Anggriyana Tri dan Atikah
motivasi yang lebih besar pada Proverawati. 2010. Senam
mahasiswa sehingga mampu Kesehatan, Yogyakarta: Nuha
melaksanakan pada ibu Medika.
perimenopause dengan hot flashes. Gilang, M. 2010.
Pendidikan Jasmani
5.2.4 Bagi pasien Olahraga Dan Kesehatan
Diharapkan ibu SMA. Jakarta: Ganessa
perimenopauseyang mengalami hot Excat
flashes segera ke bidan agar Willy Tjin. 2019. Perimenopause.
mendapatkan penanganan. alodokter.com. diakses 16
Februari 2021.
DAFTAR PUSTAKA https://www.alodokter.com/pe
rimenopause
Glasier, Anna & Gabbie, Ailsa, Alhamda, Syukra dan
2010. Keluarga Berencn & Sriani, Yustina. (2015). Buku
Kesehatan Reproduksi. Ajar Ilmu Kesehatan
Jakarta: EGC Masyarakat (IKM). Jakarta:
Irianto, Koes, 2015. Kesehatan Deepublish.
Reproduksi. Bandung: Mukhtar. 2013. Metode Praktis
ALFABETA Penelitian Deskriptif
Haryono, Rudi, 2016. Siap Kualitatif. Jakarta: GP Press
Menghadapi Mensturasi Group.
& Menopause. Enterprise. 2015. (Un) Complicated
Yogyakarta: PERIMENOPAUSE.
Gosyen Publishing Yogyakarta: PT Elex Media
Alif, A., Fitri, 2014. Makalah Komputindo
Klimakterium, Menopause dan
Gangguan Mensturasi. Kudus:
Akademi Kebidanan
PEMKAB Kudus
Proverawati & Silistiyawati, 2010.
Menopause Dan

Anda mungkin juga menyukai