Anda di halaman 1dari 17

STRATEGI PENGELOLAAN SUMBER DAYA MANUSIA DALAM

INDUSTRI PARIWISATA DI DAYA TARIK WISATA PERMANDIAN


AIR PANAS LEJJA

OLEH:

MUH RIFAI KASIM

2148055

PROGRAM STUDI DESTINASI PARIWISATA

POLITEKNIK PARIWISATA MAKASSAR


DAFTAR ISI
BAB I ........................................................................................................................3
PENDAHULUAN .....................................................................................................3
1.1 LATAR BELAKANG ................................................................................3
1.2 RUMUSAN MASALAH .............................................................................5
1.3 TUJUAN ....................................................................................................5
BAB II ......................................................................................................................6
KONSEP PENGELOLAAN SUMBER DAYA MANUSIA .......................................6
2.1 DEFINISI ...................................................................................................6
2.2 TUJUAN ....................................................................................................7
2.3 PROSES ....................................................................................................7
BAB III .....................................................................................................................9
STRATEGI PENGELOLAAN SUMBER DAYA MANUSIA DI DAYA TARIK
WISATA PANTAI SERUNI .....................................................................................9
3.1 SELEKSI DAN REKRUTMEN .................................................................9
3.2 PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN ...................................................9
3.3 EVALUASI KINERJA ............................................................................. 10
3.4 KOMPENSASI DAN BENEFIT............................................................... 10
3.5 PEMBERIAN REWARD DAN SANKSI.................................................. 11
BAB IV ................................................................................................................... 12
TANTANGAN DALAM PENGELOLAAN SUMBER DAYA MANUSIA DALAM
INDUSTRI PARIWISATA ..................................................................................... 12
4.1 KEKURANGAN TENAGA KERJA TERAMPIL................................... 12
4.2 PERSAINGAN BISNIS YANG KETAT .................................................. 12
4.3 PERUBAHAN TEKNOLOGI .................................................................. 13
BAB V..................................................................................................................... 16
KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................................ 16
4.4 KESIMPULAN ........................................................................................ 16
4.5 SARAN .................................................................................................... 16
BAB IV ................................................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 17
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Secara umum strategi adalah alat yang digunakan untuk mencapai sebuah
tujuan. Fungsi dari strategi pada dasarnya adalah bagaimana agar strategi yang
disusun dapat diimplementasikan secara efektif. Strategi pengelolaan pariwisata
harus selalu bersinergi dengan baik. Adapun strategi merupakan perencanaan yang
komprehensif dan menjelaskan bagaimana perusahaan akan mencapai semua tujuan
yang telah ditetapkan. Secara Umum sendiri Pengelolaan dalam pariwisata
mencakup serangkaian kegiatan yang bertujuan untuk mengatur, mengembangkan,
dan mempromosikan destinasi pariwisata dengan cara yang berkelanjutan. Ini
melibatkan berbagai aspek, termasuk pengelolaan lingkungan, pengembangan
infrastruktur, pengaturan kebijakan, promosi pariwisata, pengelolaan sumber daya
manusia, dan pengawasan kegiatan pariwisata.
Permandian air panas Lejja di Soppeng merupakan salah satu destinasi
wisata yang menarik di Indonesia. Terletak di Kabupaten Soppeng, Sulawesi
Selatan, tempat ini menawarkan pengalaman unik berendam di sumber air panas
alami yang memiliki beragam manfaat kesehatan. Salah satu daya tarik utama dari
permandian air panas Lejja adalah keindahan alam sekitarnya. Kawasan ini
dikelilingi oleh pemandangan pegunungan yang memukau dan hamparan hijau
pepohonan yang menenangkan. Udara segar dan suasana yang tenang menjadikan
tempat ini cocok untuk bersantai dan melepaskan kepenatan sehari-hari. Air panas
Lejja mengandung mineral dan unsur alami seperti belerang, kalsium, magnesium,
dan seng. Kandungan-kandungan ini dipercaya memiliki manfaat kesehatan yang
beragam, seperti membantu meredakan stres, mengurangi nyeri otot dan
persendian, meningkatkan sirkulasi darah, serta menjaga kesehatan kulit. Banyak
pengunjung yang datang ke permandian air panas ini untuk merasakan manfaat
kesehatan dari air panas alami tersebut.
Di tempat ini, terdapat beberapa kolam renang alami yang diisi dengan air
panas Lejja. Kolam-kolam ini dibatasi oleh batu-batu alami yang terbentuk secara
alami oleh aliran air panas selama bertahun-tahun. Pengunjung dapat berendam dan
menikmati sensasi air panas yang menyegarkan di tengah suasana alam yang indah.
Selain berendam di kolam-kolam air panas, pengunjung juga dapat menikmati
fasilitas lainnya seperti pemandian umum, kamar mandi, dan area beristirahat.
Tempat ini telah dilengkapi dengan fasilitas yang memadai untuk kenyamanan
pengunjung. Ada pula warung makanan dan minuman yang menyajikan hidangan
khas daerah, sehingga pengunjung dapat merasakan cita rasa kuliner lokal. Selama
berkunjung ke permandian air panas Lejja, pengunjung juga dapat menjelajahi
sekitar dan melakukan aktivitas lainnya seperti hiking atau trekking. Ada beberapa
jalur pendakian yang dapat diikuti untuk mengeksplorasi keindahan alam sekitar.
Selama perjalanan, pengunjung akan disuguhi pemandangan alam yang memesona,
seperti lembah, sungai, dan hutan yang rimbun.
Tidak hanya itu, tempat ini juga memiliki keunikan budaya lokal yang
menarik. Pengunjung dapat berinteraksi dengan penduduk setempat, mengenal
kebiasaan mereka, serta menikmati keindahan tarian dan musik tradisional yang
ditampilkan di beberapa acara khusus. Pemerintah dan pihak terkait juga telah
berupaya untuk menjaga kelestarian alam dan kebersihan permandian air panas
Lejja. Upaya konservasi dilakukan untuk memastikan sumber air panas alami ini
tetap terjaga keasliannya sehingga dapat dinikmati oleh generasi mendatang atau
bersfiat Sustainable atau berkelanjutan
Salah satu tantangan dalam pengelolaan sumber daya manusia di daya tarik
wisata Permandian Air Panas Lejja ini adalah kurangnya pengetahuan dan
pendidikan kepariwisataan sehingga masyarakat tidak sepenuhnya mengerti
tentang perkembangan kepariwisataan dan sistem-sistem yang terkait di dalamnya
1.2 RUMUSAN MASALAH
• Bagaimana strategi pengelolaan sumber daya manusia terhadap daya
tarik wisata Permandian Air Panas Lejja?
• Apa tantangan dalam pengelolaan sumber daya manusia pada daya tarik
wisata Permandian air panas lejja?

1.3 TUJUAN
• Untuk mengetahui strategi pengelolaan sumber daya manusia pada daya
tarik Wisata Permandian air panas lejja.
• Untuk mengetahui apa saja tantangan dalam pengelolaan sumber daya
manusia pada daya tarik wisata Permandian air panas lejja.
BAB II
KONSEP PENGELOLAAN SUMBER DAYA MANUSIA

2.1 DEFINISI
1. Strategi
Strategi dapat didefinisikan sebagai rencana terorganisir dan terarah yang
dirancang untuk mencapai tujuan tertentu. Ini melibatkan pemilihan langkah-
langkah taktis dan alokasi sumber daya yang tepat untuk mencapai keunggulan
kompetitif atau hasil yang diinginkan dalam konteks yang ditentukan. Strategi
dapat diterapkan dalam berbagai bidang, termasuk bisnis, militer, pemasaran,
politik, dan banyak lagi. Sedangkan dalam definisi Strategi Pariwisata adalah
Strategi pariwisata mengacu pada rencana jangka panjang yang dikembangkan
oleh pemerintah atau organisasi pariwisata untuk mengoptimalkan potensi
pariwisata suatu daerah. Ini mencakup langkah-langkah yang dirancang untuk
meningkatkan pertumbuhan ekonomi, menciptakan lapangan kerja,
meningkatkan kualitas pengalaman wisatawan, dan melindungi warisan
budaya dan alam.
2. Pengelolaan Sumber Daya Manusia
Pengelolaan sumber daya manusia (SDM) merujuk pada praktik, kebijakan,
dan proses yang terkait dengan manajemen tenaga kerja dalam suatu
organisasi. Hal ini meliputi berbagai aspek seperti perekrutan, seleksi,
pelatihan, pengembangan, kompensasi, pengukuran kinerja, manajemen
karyawan, dan kebijakan terkait ketenagakerjaan. Sumber daya manusia juga
berperan penting dalam merencanakan kebutuhan tenaga kerja,
mengidentifikasi kompetensi yang diperlukan, dan memastikan ketersediaan
sumber daya manusia yang sesuai dengan kebutuhan organisasi. Selain itu,
pengelolaan sumber daya manusia juga mencakup aspek hukum
ketenagakerjaan, kebijakan kerja, dan peraturan terkait. Sedangkan dalam
Pariwisata Pengelolaan sumber daya manusia (SDM) di bidang pariwisata
adalah proses yang melibatkan perencanaan, pengadaan, pengembangan,
pengelolaan, dan penggunaan sumber daya manusia yang berkualitas untuk
mendukung keberhasilan operasional dalam industri pariwisata.
3. Industri Pariwisata Menurut Soeseno, dkk (2019:8), Industri pariwisata adalah
industri padat karya yang mampu membuka lapangan kerja, membantu siklus
kemiskinan melalui pemberdayaan dan peningkatan sumber daya manusia
serta penciptaan prospek baru untuk generasi yang akan datang. Hal terpenting
dan tidak dapat dipisahkan dari pariwisata adalah pengalaman unik yang
dirasakan oleh wisatawan. Dalam pariwisata, emosi, pemikiran irasional,
fantasi dan kenyataan bergabung menjadi satu pengalaman yang saling
memengaruhi.

2.2 TUJUAN
• Tujuan startegi ialah untuk mengendalikan atau menyelenggarakan berbagai
sumber daya secara berhasil guna untuk mencapai tujuan pertumbuhan dan
pendapatan.
• Tujuan dari pengelolaan sumber daya manusia ialah untuk memberikan
pengarahan serta pemahaman mengenai pengelolaan daya tarik wisata serta
meningkatkan keterampilan,meningkatkan kesejahteraan sumber daya manusia
baik secara jasmani maupun rohani serta menyiapkan sistem kerja yang efektif
dan memberikan kesempatan kerja yang sportif.

2.3 PROSES
Proses strategi yang baik akan dapat membawa organisasi untuk dapat
mengimplementasikan strateginya melalui perencanaan program, proses anggaran
sistem manajemen, perubahan pada struktur organisasi dan prosedur program dan
proyek. Menurut Riva’i dalam Yunus (2016:14) proses manajemen strategi secara
umum dapat dicapai melalui tiga langkah yang terdiri dari:
1. Penerapan Strategi (Formulating Strategy) Formulasi strategi meliputi
mengembangkan visi dan misi, mengidentifikasi peluang-peluang dan
ancaman-ancaman dari luar organisasi, menetapkan tujuan-tujuan (sasaran-
sasaran) jangka panjang, menghasilkan strategi-strategi tertentu untuk
dijalankan.
2. Implementasi Strategi (Implementing Strategy) Implementasi strategi
menghendaki supaya menetapkan sasaransasaran per tahun, menetapkan
kebijakan-kebijakan, memotivasi karyawan dan mengalokasikan sumber daya
agar strategi yang telah dirumuskan dapat dilaksanakan. Pengimplementasian
strategi mencakup membangun suatu budaya yang mendukung strategi,
menciptakan sebuah struktur organisasi yang efektif dan mengarahkan kembali
usaha-usaha pemasaran, menyiapkan anggaran, mengembangkan dan
menggunakan sistem informasi dan menghubungkan kompensasi karyawan
dengan kinerja organisasi.
3. Evaluasi Strategi (Evaluating Strategy) Evaluasi strategi merupakan tahap
akhir dalam manajemen strategi. Evaluasi strategi adalah alat untuk
mendapatkan informasi kapan strategi tidak dapat berjalan.
Pengelolaan sumber daya manusia yang baik diperlukan tahapan-tahapan atau
langkah dasar yang harus ditempuh :
1. Mampu menetapkan secara jelas kualitas dan kuantitas SDM.
2. Mengumpulkan data dan informasi yang lengkap mengenai SDM.
3. Mengelompokkan data dan informasi tersebut, kemudian menganalisisnya.
4. Menetapkan beberapa alternatif yang kira-kira sanggup ditempuh.
5. Memilih alternatif terbaik dari berbagai alternatif yang ada.
6. Menginformasikan rencana terpilih kepada para karyawan agar
direalisasikan.
BAB III
STRATEGI PENGELOLAAN SUMBER DAYA MANUSIA DI DAYA
TARIK WISATA PERMANDIAN AIR PANAS LEJJA

3.1 SELEKSI DAN REKRUTMEN


Identifikasi Kebutuhan SDM, yaitu Identifikasi kebutuhan tenaga kerja yang
spesifik dalam pengelolaan Kawasan Permandian Air Panas Lejja. Misalnya,
Pengetahuan Mengenai sumber daya alam, mengetahui cara melestarikan sumber
air panas yang ada di lejja, pengetahuan mengenai konservasi alam manajemen
pariwisata, atau keahlian dalam mengelola fasilitas yang ada di permandian lejja.
Selanjutnya, rekrutmen yang Efektif menerapkan proses rekrutmen yang efektif
untuk menarik kandidat yang berkualitas dan berpotensi dalam bidang yang
relevan. Hal ini dapat dilakukan melalui pemasangan iklan lowongan pekerjaan,
kerjasama dengan lembaga pendidikan lokal, atau menggunakan platform
rekrutmen online. Jadi seleksi dan perekrutan yang sesuai dengan daya tarik wisata
Permandian Air Panas Lejja ini, adalah yang paham mengenai pariwisata
khususnya wisata alam, agar dapat menjadi pengelola, serta tenaga kerja lain dalam
bidang pariwisata. Namun seleksi dan perekrutan ini lebih di fokuskan kepada
masyarakat sekitar daya tarik wisata, agar mereka tetap dapat merasakan dampak
pariwisatanya. Sehingga keberlanjutan daya tarik wisata Permandian Lejja yang
berbasis alam akan lebih dikenal dan terus dilestarikan

3.2 PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN


Pelatihan dan pengembangan merupakan bagian penting dari strategi
pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) di Permandian air panas lejja.
Tujuan dari pelatihan dan pengembangan adalah meningkatkan keterampilan,
pengetahuan, dan kompetensi individu yang terlibat dalam pengembangan SDM di
permandian tersebut. Berikut adalah penjelasan umum tentang pelatihan dan
pengembangan dalam konteks ini yaitu, melakukan analisis kebutuhan untuk
mengidentifikasi area atau keterampilan yang perlu ditingkatkan dalam
pengembangan SDM di permandian air panas lejja. Misalnya, pelatihan mengenai
konservasi lingkungan, pengetahuan tentang keanekaragaman hayati, cara
melestarikan sumber air panas atau keterampilan manajemen pariwisata,
merancang program pelatihan yang sesuai dengan kebutuhan yang telah
diidentifikasi. Ini dapat melibatkan kolaborasi dengan lembaga pendidikan atau ahli
di bidang terkait untuk mengembangkan kurikulum dan materi pelatihan,
implementasi pelatihan: Mengadakan sesi pelatihan sesuai dengan rencana yang
telah disusun. Sesi pelatihan dapat dilakukan melalui kelas, workshop, pelatihan
praktis, atau melalui media online, tergantung pada jenis pelatihan yang diberikan,
melakukan evaluasi terhadap hasil pelatihan untuk mengukur efektivitasnya.
Melalui pelatihan dan pengembangan yang efektif, individu yang terlibat dalam
pengembangan SDM di permandian air panas lejja dapat meningkatkan kompetensi
mereka, mengikuti perkembangan terbaru dalam bidang terkait, dan berkontribusi
secara maksimal dalam upaya pengembangan SDM yang berkelanjutan.

3.3 EVALUASI KINERJA


Melakukan evaluasi berkala terhadap strategi pengelolaan SDM yang telah
diterapkan dan melakukan pembaruan jika diperlukan, sesuai dengan perubahan
kebutuhan dan tuntutan di Kawasan Permandian lejja. Bagaimana pihak pengelola
mampu menerapkan secara keseluruhan strategi, baik sinergi kolaboratif dan
pengelolaan agar Permandian Air Panas Lejja menjadi daya tarik wisata unggulan
di Kabupaten Soppeng. Sekiranya hal tersebut dapat dicapai jika adanya komitmen
pemerintah, Pengelola, dan masyarakat untuk mengembangkan Permandian air
panas Lejja.

3.4 KOMPENSASI DAN BENEFIT


Kompensasi dan benefit dapat dirasakan oleh sumber daya manusia di daya
tarik wisata Permandia Lejja melalui penghasilan, penghasilan dapat berasal dari
hasil penjualan makan dan minum, jasa penyewaan fasilitas pariwisata. Masyarakat
di Pantai Seruni dapat memanfaatkan peluang bisnis dengan mendirikan usaha-
usaha lainnya baik berupa toko souvenir,dan homestay. Dengan berhasilnya usaha-
usaha pariwisata tersebut akan memberikan penghasilan tambahan kepada
masyrakat dan meningkatkan ekonomi lokal secara merata.
3.5 PEMBERIAN REWARD DAN SANKSI
Peraturan dan kebijakan terkait reward dan sanksi Permandian Air Panas lejja
ditetapkan oleh pihak pengelola, pemerintah daerah, atau pihak yang bertanggung
jawab atas pengelolaan Permandian Air Panas Lejja, seperti, pelaku industry, badan
pengelola destinasi atau pihak lainnya, sehingga pemberian reward itu adil atau
sesuai dengan kinerja sumber daya manusia masing-masing.
BAB IV
TANTANGAN DALAM PENGELOLAAN SUMBER DAYA MANUSIA
DALAM INDUSTRI PARIWISATA

4.1 KEKURANGAN TENAGA KERJA TERAMPIL


Kekurangan tenaga kerja terampil menjadi salah satu tantangan yang
dihadapi dalam pengelolaan Sumber Daya Manusia di Permandian air panas lejja.
Kurangnya tenaga kerja terampil dapat menghambat kemampuan dalam
melaksanakan berbagai kegiatan pengembangan dan pengelolaan SDM dan daya
tarik wisata yang diperlukan di permandian ini. Hal ini terbukti pada sarana dan
prasarana dalam segi perawatan pihak pengelola atau SDM masih belum berhasil
untuk merawat fasilitas yang ada, seperti fasilitas toilet, papan seluncuran, ruang
ganti yang mengalami kerusakan tapi tidak ada perbaikan. Hal ini dapat
berpengaruh kepada wisatawan yang berkunjung merasa tidak nyaman di lokasi ini.
Pengelolaan Kawasan permandian air panas lejja mungkin membutuhkan
pengetahuan dan keterampilan khusus dalam bidang mengelola, konservasi, atau
perencanaan sehingga dapat menjadi solusi dalam kekurangan yang dimiliki di
system pengelolaan Kawasan permandian ini

4.2 PERSAINGAN BISNIS YANG KETAT


Persaingan dalam bisnis pariwisata alam sangat bervariasi tergantung pada
lokasi geografis dan jenis daya tarik wisata alam yang ada. Beberapa faktor
persaingan yang umum di industri pariwisata alam meliputi:
1. Daya Tarik Wisata Serupa: Persaingan terjadi antara destinasi wisata alam
yang memiliki karakteristik serupa. Misalnya, beberapa taman nasional atau
daerah pegunungan yang menawarkan pemandangan alam yang spektakuler
dapat bersaing untuk menarik pengunjung yang memiliki minat yang sama.
Seperti halnya Permandian Air Panas, Persaingan semacam ini dapat
mendorong destinasi wisata untuk mengembangkan strategi pemasaran yang
unik dan menonjolkan keunikan mereka.
2. Infrastruktur dan Fasilitas: Daya tarik wisata alam seperti permandian yang
menawarkan infrastruktur dan fasilitas yang lebih baik, seperti akomodasi yang
nyaman, restoran, transportasi yang mudah, dan fasilitas rekreasi tambahan,
mungkin memiliki keunggulan kompetitif dalam menarik pengunjung.
Persaingan dalam membangun dan mempertahankan infrastruktur dan fasilitas
yang memadai dapat menjadi tantangan dalam bisnis pariwisata alam
terkhususnya dalam Sumber Daya Manusia yang dimiliki.
3. Kualitas Pelayanan: Kualitas pelayanan yang diberikan oleh Sumber Daya
Manusia seperti pemandu wisata yang berpengetahuan, staf yang ramah, dan
pengalaman wisata yang aman dan menyenangkan, juga dapat menjadi faktor
penentu dalam persaingan. Destinasi yang mampu memberikan pengalaman
yang tak terlupakan kepada pengunjungnya akan lebih mungkin mendapatkan
ulasan positif dan rekomendasi yang dapat meningkatkan daya tarik mereka.
4. Keberlanjutan dan Konservasi: Saat ini, kesadaran akan keberlanjutan dan
konservasi alam semakin meningkat. Daya tarik wisata alam seperti
permandian air panas yang menerapkan praktik ramah lingkungan dan
berkomitmen untuk melestarikan alam dapat menarik perhatian pengunjung
yang peduli lingkungan. Persaingan dalam mencapai standar keberlanjutan dan
mempromosikan praktik konservasi dapat menjadi faktor penting dalam
memenangkan bisnis wisata alam yang serupa
Dalam keseluruhan, persaingan bisnis di Permandian Air Panas Lejja
menimbulkan tantangan bagi pengelola dalam mengelola SDM. Dengan
memastikan ketersediaan tenaga kerja berkualitas dan berpengetahuan
meningkatkan kualitas dan keahlian karyawan, serta mempertahankan mereka
melalui lingkungan kerja yang memotivasi, Industri dapat mengatasi tantangan ini
dan tetap bersaing di pasar yang kompetitif.

4.3 PERUBAHAN TEKNOLOGI


Perubahan teknologi memberikan tantangan dan peluang bagi sumber daya
manusia di daya tarik wisata alam. Terkhususnya di Permandian Lejja Berikut
adalah beberapa tantangan yang mungkin dihadapi:
1. Peningkatan Ketergantungan pada Teknologi: Perubahan teknologi seringkali
membuat orang menjadi lebih tergantung pada perangkat dan sistem teknologi.
Hal ini dapat mengakibatkan ketergantungan yang berlebihan dan mengurangi
kemampuan manusia untuk berinteraksi langsung dengan alam. Pengunjung
mungkin lebih fokus pada pengambilan foto, penggunaan media sosial, atau
kegiatan teknologi lainnya, daripada mengalami dan menghargai keindahan
alam secara langsung.
2. Kesenjangan Pengetahuan: Perkembangan teknologi yang pesat seringkali
menyebabkan kesenjangan pengetahuan di antara sumber daya manusia yang
ada di daya tarik wisata alam. Bagi mereka yang tidak memiliki akses atau
pemahaman yang memadai terhadap teknologi, mereka mungkin kesulitan
dalam beradaptasi dengan perubahan tersebut. Kesenjangan pengetahuan ini
dapat mempengaruhi kemampuan mereka untuk memanfaatkan teknologi
secara efektif dalam mengelola dan mempromosikan daya tarik wisata alam.
3. Perubahan perilaku konsumen: Teknologi telah mengubah cara wisatawan
mencari informasi, memesan akomodasi, dan merencanakan perjalanan
mereka. Wisatawan sekarang lebih cenderung menggunakan platform daring,
seperti situs web perjalanan, aplikasi pemesanan, dan media sosial, untuk
mengakses informasi dan mengatur perjalanan mereka. Oleh karena itu,
perusahaan pariwisata perlu beradaptasi dengan menghadirkan pengalaman
yang responsif dan integrasi teknologi yang memudahkan wisatawan.
Untuk mengatasi tantangan-tantangan ini, sumber daya manusia di Permadian
Air Panas Lejja perlu melakukan pendekatan yang inklusif dan berkelanjutan
terhadap penggunaan teknologi. Beberapa tindakan yang dapat diambil termasuk:
1. Mengedepankan pendidikan dan pelatihan: Mengupayakan pendidikan dan
pelatihan yang memadai terkait dengan teknologi bagi sumber daya manusia di
Permandian Ini akan membantu mengurangi kesenjangan pengetahuan dan
meningkatkan kemampuan mereka untuk menghadapi perubahan teknologi.
2. Mendorong kesadaran dan pengalaman langsung: Mengembangkan program-
program yang mendorong pengunjung untuk mengalami alam secara langsung,
menghargai keindahannya, dan memahami pentingnya kelestariannya. Hal ini
dapat dilakukan melalui kegiatan seperti tur Alam/Permandian
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

4.4 KESIMPULAN
Strategi pengelolaan sumber daya manusia dalam industri pariwisata di
kawasan Permandian Air Panas Lejja terdiri dari beberapa tahapan yang pertama
seleksi dan rekrutmen yaitu menerapkan proses perekrutan yang efektif. Misalnya,
Pengetahuan Mengenai sumber daya alam, mengetahui cara melestarikan sumber
air panas yang ada di lejja, pengetahuan mengenai konservasi alam manajemen
pariwisata, atau keahlian dalam mengelola fasilitas yang ada di permandian lejja.
Selanjutnya menyediakan Pelatihan dan Pengembangan SDM agar dapat
meningkatkan keterampilan, pengetahuan, dan kompetensi individu yang terlibat
dalam pengembangan SDM di permandian tersebut, Pelatihan Ini meliputi
konservasi lingkungan, pengetahuan tentang keanekaragaman hayati, cara
melestarikan sumber air panas atau keterampilan manajemen pariwisata serta
Teknologi. Tantangan dalam pengelolaan sumber daya manusia dalam industri
pariwisata terdiri dari beberapa aspek yaitu kekurangan tenaga kerja terampil,
persaingan bisnis yang ketat, serta perubahan teknologi.

4.5 SARAN
Sebaiknya dalam strategi pengelolaan Daya Tarik Wisata Permandian Air
Panas Lejja Industri perlu memastikan tersedianya pendidikan dan pelatihan yang
memadai untuk mengembangkan keterampilan dan pengetahuan dalam
melestarikan keasrian alam yang ada di permandian ini, lalu dalam persaingan
bisnis yang ketat perlu menjaga atau meningkatkan kualitas yang ada dan tersedia
baik dari segi karakter daya tariknya, infrastruktur dan sarana, kualitas pelayanan,
serta keberlanjutan dan konservasi alam di permandian ini. Dan terakhir SDM perlu
belajar untuk menggunakan dan menerapkan teknologi atau pariwisata yang
berbasis digital.
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA

https://ppid.soppeng.go.id/blog/permandian-air-panas-lejja

http://eprints.polsri.ac.id/7438/3/BAB%202.pdf

Khang, H., & Mavondo, F. T. (2005). The effect of customer value, orientation on
customer service perceptions and outcome behaviors: A study of the Australian
tourism industry. Journal of Travel Research, 43(4), 437-446.

Hall, C. M., & Boyd, S. (2005). Nature-based tourism in peripheral areas:


Development or disaster? Channel View Publications.

https://www.unwto.org/

The Impact of Technology on the Future of the Hospitality Industry. Tersedia di:
https://www.lesroches.edu/blog/impact-of-technology-on-hospitality-industry/

Fauziah, L. F., Fauziah, M., Fauziah, T. Y., & ... (2020). Mengembangkan
Sumber Daya Manusia (SDM) Yang Strategis Untuk Menunjang Daya Saing
Destinasi Pariwisata Di Kabupaten Pemalang Jawa …. Prosiding Seminar …,
186–194. http://prosiding.aismuh.ac.id/index.php/irs/article/view/27

http://eprints.polsri.ac.id/7438/3/BAB%202.pdf

http://eprints.polsri.ac.id/12133/3/3.%20Bab%202.pdf

Anda mungkin juga menyukai