Komunikasi Bisnis
DISUSUN OLEH:
Kelompok 8
Laporan bisnis merupakan pesan-pesan objektif yang disusun secara sistematis dan
digunakan sebagai sarana penyimpanan informasi dari suatu bagian organisasi atau dari suatu
institusi atau lembaga ke lembaga yang lain guna membantu dalam proses pengambilan
keputusan atau pemecahan masalah (Himstreet, 1990).
Menurut Purwanto (2006) laporan bisnis digunakan untuk memenuhi berbagai keperluan
antara lain:
1. Untuk mengawasi dan mengendalikan operasional perusahaan.
2. Untuk mengimplementasikan kebijakan dan prosedur .
3. Untuk memenuhi persyaratan hukum dan peraturan yang berlaku bagi perusahaan.
4. Untuk mendokumentasikan prestasi kerja, baik internal maupun eksternal.
5. Untuk mendukung proses pengambilan keputusan.
6. Untuk mendapatkan sumber pembiayaan atau membuka bisnis baru.
Jenis laporan bisnis.
1. Berdasarkan fungsinya.
Dilihat dari fungsinya, laporan bisnis dibedakan berdasarkan apakah informasi bisnis
ditujuan untuk memberikan informasi bisnis atau untuk menyajikan hasil analisis
bisnis. Fungsi dari laporan bisnis sebagai pemberi informasi jika laporan tersebut
menyajikan fakta dan ranguman, kesimpulan serta rekomendasi tanpa adanya analisis.
Laporan bisnis ini berupa laporan perkembangan, laporan sementara dan laporan
triwulan. Laporan pemberi informasi jika menyajikan fakta-fakta, hasil analisis dan
interprestasinya simpulan serta rekomendasi yang diberikan.
2. Berdasarkan subeknya.
Laporan bisnis dapat dibedakan berdasarkan departemen tempat laporan. Contoh
departemen akuntansi, departemen pemasaran menyajikan laporan akuntansi,
departemen personalia menyajikan laporan personalia dan sebagainya.
3. Berdasarkan sifatnya.
Laporan bisnis dapat dibedakan berdasarkan formal atau tidaknya laporan bisnis.
Laporan formal disajikan cenderung lebih panjang, umumnya lebih dari 10 halaman,
mencakup pembahasan masalah yang lebih kompleks dan sering disebut laporan
Panjang. Laporan non formal disajikan relatif lebih singkat umumnya membuat badan
teks dan sering disebut laporan singkat.
4. Berdasarkan keasliannya
laporan bisnis dapat dibedakan berdasarkan pada apakah laporan disajikan secara
mandatory atau sukarela dan apakah laporan disajikan oleh perusahaan publik atau
perusahaan swasta. Laporan mandatory (authorized reports) merupakan laporan yang
disediakan berdasarkan pada permintaan atau ketentuan dari orang lain atau komite,
sedangkan laporan sukarela (voluntary reports) merupakan laporan yang dibuat
berdasarkan inisiatif perusahaan. Laporan yang disediakan oleh perusahaan publik
seperti lembaga pemerintahan, sekolah, rumah sakit atau lembaga lain yang dibiayai
pemerintah, umumnya bersifat nonprofit oriented, disebut sebagai laporan publik.
Sedangkan laporan yang disediakan oleh perusahaan swasta disebut sebagai laporan
swasta.
5. Berdasarkan frekuensinya.
laporan bisnis dibedakan berdasarkan apakah laporan tersebut dibuat secara berkala
ataukah secara khusus. Laporan berkala (periodic reports) biasa diterbitkan
berdasarkan periode tertentu seperi harian, mingguan, bulanan, bahkan tahunan. Disisi
lain laporan khusus disajikan sesuai dengan kebutuhan dari pihak yang menginginkan
informasi tersebut, umumnya mencakup informasi atas situasi dan kondisi tertentu
atau khusus.
6. Berdasarkan jenisnya.
dilihat dari jenis atau tampilaanya, laporan bisnis dibedakan menjadi 4 jenis laporan,
yaitu:
a. Laporan memorandum, umunya menggunakan format memo terdiri dari penerima,
pengirim, subjek dan tanggal.
b. Laporan Surat (Letter reports), umumnya menggunakan format surat dengan
penggunaan kepala surat terdiri dari alamat, salam pembuka, penutup, tanda
tangan dan bagian referensi.
c. Laporan dalam bentuk cetakan, umumnya memuat judul yang sudah tercetak,
instruksi dan baris-baris kosong.
d. Laporan formal (Formal Reports), umumnya terdiri Body text (Isi Laporan),
prefatory parts (Bagian depan laporan) dan Supplemental parts (pelengkap).
7. Menurut kegiatan proyek.
Dalam hal pelaksanaan proyek, umumnya terdapat 3 jenis laporan yang dapat dibuat
yaitu: a. Laporan pendahuluan (preliminary reports), mencakup persiapan proyek,
hasil yang diharapkan dan cara penyiapan pegawai;
b. Laporan perkembangan (progress reports), berisi tentang perkembangan proyek
secara berkala.
c. Laporan akhir (final reports), dibuat ketika proyek telah selesai dikerjakan.
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Perkembangan sebuah usaha adalah tanggung jawab dari seluruh organisasi untuk mampu
menyelesaikan tujuan organisasi sesuai dengan rencana yang telah dibuat sebelum usaha
dilaksanakan. Sebelum adanya praktek yang dilakukan oleh seluruh komponen organisasi.
Perusahaan telah menyampaikan rincian aspek yang akan dicapai dalam sebuah scenario
planning sebagai pedoman untuk setiap aspek yang hendak dilaksanakan dan akan dievaluasi
setiap satu periode pencapaian perusahaan dalam lima bulan.
Evaluasi sebagai media penilaian akan menunjukan beberapa aspek pencapaian dari
berbagai sisi lini manajerial dan pemecahan permasalahan untuk meningkatkan produktivitas
penjualan produk. Siklus kehidupan usaha juga perlu diketahui untuk mendukung kebijakan
yang diambil oleh pemimpin usaha. Perputaran faktor ekonomi secara umum akan
mempengaruhi pencapaian. Mengingat pertumbuhan usaha setara dengan tingkat
pertumbuhan pesaing, berbagai upaya harus dilakukan agar tercapai visi dan misi perusahaan.
Oleh karena itu, hal yang penting untuk membahas penulisan laporan evaluasi kinerja
perusahaan.
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN
1. Menilai hasil kinerja perusahaan dalam lima bulan terakhir (satu periode evaluasi).
2. Mengetahui kelayakan produk dari pandangan konsumen serta menanggapi setiap
masukan yang diberikan.
3. Mengetahui setiap permasalahan dari seluruh lini manajerial untuk didapatkan
solusinya.
4. Mengevaluasi sistem kerja dari berbagai aspek manajerial serta mengetahui langkah
inisiatif dari berbagai bidang manajerial dalam penyelesaian masalah.
5. Menentukan program yang akan dilaksanakan perusahaan untuk periode kedepan
sebagai pedoman dalam mengembangkan perusahaan kearah yang lebih baik lagi.
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Survei Pasar
3 Penentuan Lokasi
Usaha dan Segmentasi
Pasar
4 Persiapan Bahan Baku x X X X X x X X x X x X X
dan Bahan Lainnya
5 Proses Produksi x X X X X x X X x X x X X X
7 Pembuatan Laporan
B. MANAJEMEN OPERASI
1. Analisis Produk
1. Jenis : Barang
2. Nama Produk : Lenspro
3. Material Produk : Dinamo, Gear, Kabel, Kertas HVS, Baterai, Lampu, Fiber
Glass
4. Karakteristik : Lenspro adalah produk mainan anak-anak yang mampu
memvisualisasikan cerita menjadi bayangan di dinding. Sehingga anak akan mampu
melatih otak kanan dan kirinya sekaligus dengan mendengarkan cerita dan melihat
gambar yang terproyeksikan. Dengan konsep produk sebagai mainan, Lenspro juga
dapat digunakan sebagai hiasan rumah saat tidak digunakan.
1. Hasil Kinerja
Berdasarkan jumlah pekerja bidang operasi sebanyak 3 orang dengan sehari membuat 2
produk, maka dalam sebulan (masa produktif 20 hari) telah menghasilkan maksimal 120
produk dengan standard error of estimate 8,3%. Maka, rata-rata dalam satu bulan perusahaan
telah menghasilkan 110 produk. Jadi, 550 produk telah dihasilkan dalam 5 bulan terakhir. Hal
ini telah sesuai dengan rencana yang ditentukan oleh organisasi usaha.
1. Mengingat produk yang dihasilkan berjenis barang, proses produksi memerlukan detail
yang lebih akurat dalam menyusun setiap komponen barang. Tingkat kesulitan yang
tinggi menyulitkan pekerja untuk menyelesaikan 2 barang dalam sehari. Hal ini akan
berpengaruh pada kualitas produksi. Dalam pelaksanaannya, proses produksi
mengambil langkah untuk menambah jam kerja setiap pegawai dalam menyelesaikan
tugasnya dan atau memberikan target pada pegawai untuk menyelesaikan 110 produk
dalam satu bulan melalui kerja sama antar pegawai tersebut.
2. Penggunaan dinamo dan gear dalam produksi menyulitkan hasil kecepatan perputaran
pada setiap produk. Tenaga yang dihasilkan tidak sepadan dengan jumlah gear untuk
memperlambat laju gerak perputaran cerita diatas media panggung yang dibuat. Sejauh
ini, manajemen operasi mengambil keputusan untuk mengurangi lilitan pada dinamo
yang merupakan faktor utama penentu tenaga, sehingga kecepatan perputaran yang
dihasilkan dapat berkurang.
1. Organisasi Usaha
D. MANAJEMEN KEUANGAN
1. Analisis Biaya
Biaya Usaha
1 400.000
Biaya Promosi dan Administrasi
2 3.000.000
Komputer
3 600.000
Printer
4 60.000
Gergaji
5 150.000
Bor
6 105.000
Obeng
4.315.000
Jumlah
= Rp 4.315.000,- / 3
= Rp 1.438.334 / tahun
= Rp 119.861 / bulan
= Rp. 220.000,-
1 80 400 8 256.000
Alat Elektronik
2 10 400 8 32.000
Lampu Penerangan
288.000
Jumlah
= Rp 4.789.000,-/ bulan
1. c. Biaya Produksi
Biaya Produksi (TC) = Biaya tetap (FC) + Biaya tidak tetap (VC)
= Rp 119.861,- + Rp 4.789.000,-
= Rp 4.908.861,-/ bulan
Dalam satu bulan produksi menghasilkan 110 produk Lenspro, dengan asumsi satu bulan
masa produktif adalah 20 hari sehingga satu bulan maksimal menghasilkan 120 produk
dengan standard error estimate 8,3%.
Total produksi
= Rp 4.908.861,- / 110
= Rp 44.627,-
= Rp 79.000,-
1. Analisa keuntungan
Asumsi: dalam satu bulan, penjualan dan produksi mencapai 110 produk.
PayBack Period (PB) = Total Modal Awal / Keuntungan per tahun = Rp. 9.996.000,-
/Rp.45.373.668,- = 0,22 tahun
Artinya dalam waktu sekitar 3 bulan usaha ini telah kembali modal. Sekarang, usaha ini
sudah berada di posisi bulan ke lima dari pelaksanaan program awal. Jadi, keuntungan
perusahaan yang didapat di bulan ke lima ini:
= Rp 18.905.695,-
Dalam pelaksanaan pencatatan keuangan, tidak ada spesifikasi khusus mengenai akuntansi
manajerial maupun akuntansi biaya. Sehingga, dalam pelaksanaannya masih dijadikan dalam
satu bidang yang diurus oleh satu pegawai bidang keuangan. Akuntansi biaya dan akuntansi
manajerial sangat membantu dalam menentukan strategi pembelian yang erat kaitannya
dengan harga produksi yang cenderung selalu berubah.
E. MANAJEMEN PEMASARAN
1. Segmentation
Segmentasi pasar yang digunakan dalam hal ini adalah Atomisasi. Karena Lenspro tidak
hanya dapat digunakan untuk alat cerita saja. Penampilan yang menarik juga dapat digunakan
sebagai hiasan ruangan.
2. Targetting
Lenspro dapat merambah pasar anak-anak usia Balita dan Sekolah Dasar. Cerita dongeng
yang disajikan akan sangat mempengaruhi penjualan produk ini. Ketertarikan anak-anak
terhadap gambar dan imajinasi sangat potensial di usia tersebut.
3. Promosi
Karena produk ini masih sangat baru dan perlu untuk dipublikasikan, sehingga Lenspro
diperkenalkan dan dijual di dunia jejaring sosial, seperti facebook, tiktok, instagram, dll.
Pemasangan spanduk di lokasi usaha dan tempat-tempat strategis lain. Selain dapat
menjangkau pasar dimanapun. Produk ini juga bisa menjadi boomming terlebih dahulu ke
masyarakat dengan cara promosi secara langsung ke Kelompak Belajar dan Taman Kanak-
Kanak, dan Sekolah Dasar.
4. Kegiatan pemasaran
5. Wilayah pemasaran
Sukses mencapai tujuan untuk publikasi produk di kota Depok pada bulan pertama,
manajemen pemasaran mampu merambah kota-kota lain di sekitar kota Depok, Jakarta,
Bogor, Tangerang, serta Bekasi pada bulan berikutnya, terutama di Kelompak Belajar,
Taman Kanak-Kanak, dan Sekolah Dasar.
Pada dasarnya, kegiatan pemasaran membutuhkan sales untuk menjual barang sesuai dengan
target atau bahkan akan melampaui target. Tenaga penjualan ini yang seharusnya dijadikan
sebagai media efisiensi penjualan produk.
A. KESIMPULAN
Melihat hasil laporan dari berbagai lini dan penggambaran evaluasi perusahaan secara umum,
perusahaan telah mencapai tujuan yang telah ditentukan dengan baik. Namun, ada beberapa
hal yang masih harus diperhatikan sebagai bentuk keprofesionalitasan dalam memegang
kendali usaha. Yaitu:
1. Terdapat kekurangan dalam produksi produk. Dinamo yang digunakan kurang mampu
untuk mendongkrak kualitas produk,
2. Kurangnya tenaga kerja untuk memberikan bantuan dan pembagian tugas dalam manajer
lini sebagai bentuk kesetaraan tanggung jawab yang diterima masing-masing,
3. Sistem pengoperasian usaha belum sesuai dengan keadaan yang terjadi, sehingga banyak
terjadi tumpang-tindih dalam pelaksanaan tugas,
4. Kondisi ekonomi usaha berada pada tingkat stagnant meningkat, sehingga faktor
permintaan produk Lenspro meningkat dan belum sesuai dengan keadaan tingkat
penawaran yang diberikan perusahaan pada konsumen,
5. Komunikasi antar tingkat organisasi belum menunjukan tingkat yang baik, sehingga
program-program usaha tidak sesuai dengan jadwal namun tercapainya tujuan program
sesuai dengan jadwal yang ditentukan.
Dari kesimpulan yang didapat, kelayakan usaha telah dibuktikan dari berbagai aspek
manajerial perusahaan. Kejelasan aspek keuangan dan pengaruh permintaan yang
diperkirakan semakin meningkat, mempertegas bahwa usaha masih layak untuk dijalankan.
Namun, dalam mengembangkan usaha perlu dilakukan peningkatan dari berbagai aspek
manajerial. Sehingga, perusahaan patut untuk melakukan beberapa program berikut yang
selanjutnya akan dirangkai dalam scenario planning untuk periode selanjutnya. Program-
program tersebut adalah:
Seluruh program tersebut menjadi tanggung jawab seluruh komponen pelaku usaha serta
menjadi tujuan yang harus dicapai dalm satu periode selanjutnya.
IV. PENUTUP
Demikian laporan evaluasi ini dibuat sebagai keterangan tertulis pencapaian yang
telah dilakukan perusahaan dalam satu periode (lima bulan). Butir-butir keputusan
pelaksanaan program pada periode selanjutnya merupakan kesepakatan seluruh komponen
pelaku usaha dalam rapat evaluasi yang telah dilaksanakan. Pertimbangan laporan dari
berbagai manajer lini menghasilkan pedoman tertulis yang selanjutnya dibuat dalam Scenario
Planning.
Dafpus:
References
Pengorganisasian Isi Laporan Bisnis. (2017, Oktober 19). Retrieved from kombismibm:
http://kombismibm.blogspot.com/2017/10/pengorganisasian-isi-laporan-bisnis.html
Rozalena Agustin. 2020. Komunikasi Bisnis Konsep dan Praktik. Penerbit ANDI. Yogyakarta.