Anda di halaman 1dari 3

Mengenali dan memahami diri sbg pendidik

- Sebagai pendidik harus terus belajar agar dapat mengantarkan murid untuk berdaya
dan mernjadi manusia merdeka.
- Manusia merdeka adalah manusia yang hidupnya bersandar pada kekuatan sendiri baik
lahir maupun batin, tidak bergantung pada orang lain. KHD
- Sebagai pendidik harus membantu murid dalam hal mengenali diri sendiri, berdaya
untuk menentukan tujuan dan kebutuhan belajarnya yang relevan dan kontekstual
terhadap diri dan lingkungannya.
- Pendidik itu menuntun tumbuh atau hidupnya kekuatan kodrat yang ada pada anak-
anak agar dapat memperbaiki lakunya hidupnya dan tumbuhnya kodrat anak

Apa peran saya sebagai pendidik


- Sebagai pendidik harus menyelaraskan peran yang relevan dengan konteks murid dan
zaman
- Memberi ilmu demi kecakapan hidup anak dalam usaha mempersiapkannya untuk
segala kepentingan hidup manusia baik dalam hidup bermasyarakat maupun hidup
berbudaya dalam arti seluas-luasnya- KHD.
- Sebagai pendidik harus hadir secara utuh. Setiap hal kecil yang disampaikan di kelas
akan berkontribusi pada kecakapan hidup anak saat dewasa.
MENDIDIK DAN MENGAJAR

- Pengajaran adalah suatu cara menyampaikan ilmu atau manfaat bagi hidup anak-anak
secara lahir maupun batin
- Pengajaran merupakan salah satu bagian dari pendidikan
- Mengajar merupakan salah satu dari “mendidik”
- Pendidikan “sebagai “tuntunan” yaitu tuntutan dalam hidup tumbuhnya murid. Khd
- Sebagai pendidik harus bisa menuntun agar murid bisa bertumbuh dan berkembang
sesuai dengan kodratnya.
- Sebagai pendidik perlu cermat dalam menempatkan pendidikan pikiran murid sesuai
dengaan konteks pendidikan nasional berdasarkan garis - garis bangsanya.

Pend. selama 1 abad

Ki Hajar Dewantara menggagas perlunya sistem pendidikan yang humanis dan transformatif,
yang dapat memelihara kedamaian dunia.
Ki Hajar Dewantara memperkenalkan sistem AMONG
- Ing Ngarso Sung Tuladha
- Ing Madya Mangun Karsa
- Tut Wuri Handayani

KODRAT KEADAAN
Kodrat keadaan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari dasar pendidikan murid, kodrat
keadaan terdiri dari dua
- Kodrat alam
- Kodrat zaman
KHD mengatakan segala perubahan yang terjadi pada murid dihubungkan dengan kodrat
keadaan baik kodrat alam dan kodrat zaman.
Kodrat alam adalah dasar pendidikan murid yang berkaitan dengan sifat dan bentuk lingkungan
dimana mereka berada.
Kodrat zaman adalah bagian dasar pendidikan murid yang berhubungan dengan “isi” dan
“irama”. Isi dan Irama bergerak dinamis mengikuti zaman.

Azas Trikon
Kontinyu
Konvergen
Konsentris
Pendidik menuntun murid dengan berdasarkan kepribadian, karakter dan budaya kita sendiri
sebagai pusatnya.
KONTINYU
Pendidik menuntun murid dengan perencanaan dan pengembangan berkesinambungan,
menyatu dengan alam, masyarakat Indonesia untuk mewariskan peradaban
Konvergen
Pendidik menuntun murid dengan pemikiran terbuka terhadap segala sumber belajar,
mengambil praktik - praktik baik dari kebudayaan lain, dan menjadikan kebudayaan kita bagian
dari alam universal

Modul 4
Budi pekerti berdasarkan pemikiran Ki Hajar Dewantara
KI Hajar Dewantara menjelaskan bahwa keluarga adalah tempat utama dan paling baik dalam
melatih karakter anak. Keluarga menjadi tempat anak/murid dalam proses menyempurna
menjadi sempurna sebagai laboratorium awal terutama bagi kecerdasan budi pekerti anak agar
siap menjalani hidup dalam masyarakat.
Sebagai pendidik di sekolah ikut turut serta berperan membantu murid untuk menemukan
kecerdasan budi pekerti dengan tuntunan dan teladan yang sesuai dengan kebtuhan murid.
Sesorang yang mempunyai kecerdasan budi pekerti akan senantiasa memikirkan, merasakan,
mempertimbangkan setiap perilakunya.

Sistem Among
Ki Hajar Dewantara mengenalkan sistem AMONG untuk menekankan pada
proses ,pembelajaran yang dikenal dengan
- Ing Ngarso Sung Tuladha (di depan memberi teladan)
Guru memahami secara utuh tentang apa yang dapat ia bantu kepada murid, menjadi
teladan dalam budi pekerti dan tngkah laku.
- Ing Madya Mangun Karsa (ditengah membangun kehendak)
Guru diharapkan mampu membangkitkan semangat, berswakarsa, dan berkreasi
bersama murid dengan membuka dialog dengan murid, berperan sebagai narasumber
dan penuntun.
- Tut Wuri Handayani (dibelakang memberi dorongan)
Guru tidak sekedar memberikan motivasi tetapi juga saran dan rekomendasinya dari
hasil pengamatnnya agar murid mampu mengeksplorasi daya cipta, rasa, karsa dan
karyanya.

TRISENTRA PENDIDIKAN
KELUARGA
SEKOLAH
MASYARAKAT

Link umpan balik

https://forms.gle/4kZyjAA4ZG7AT5LbA

Anda mungkin juga menyukai