11. SPESIFIKASI TEKNIS Teknis yang dibutuhkan dalam kegiatan ini meliputi:
a. Ruangan pertemuan representatif (Soundsistem, infokus,
dll)
b. Makan dan minum pada saat kegiatan (dua kali snack
dan satu kali makan siang)
10. LAPORAN Laporan yang harus dibuat oleh peserta kegiatan adalah:
KEMAJUAN a. Laporan mingguan
PEKERJAAN b. Laporan bulanan program.
11. SPESIFIKASI TEKNIS Teknis yang dibutuhkan dalam kegiatan ini meliputi:
a. Ruangan pertemuan representatif (Soundsistem, infokus,
dll)
b. Makan dan minum pada saat kegiatan (dua kali snack
dan satu kali makan siang)
10. LAPORAN Laporan yang harus dibuat oleh peserta kegiatan adalah:
a. Kegiatan dibuka oleh Sekretaris Dinas Kesehatan Kota
Solok
b. Acara dihadiri oleh peserta dari Pustu, Poskeskel,
Puskesmas, Klinik dan Rumah sakit.
c. Penyampaian materi oleh naras umber yang ada
berdasarkan jadwal setiap harinya dilanjutkan dengan
diskusi dan tanya jawab.
d. Program P2M yang dilaporkan ialah P2 DBD, P2 TB, P2
Diare, P2 ISPA, P2 Kusta, P2 Cacingan, P2 Malaria, P2
PMS, P2 Suspek Rabies, dan P2 Imunisasi. Pada laporan
ini dibahas mengenai kegiatan, sasaran,target, jadwal,
pelaksana, serta data kesakitan setiap program P2M di
fasilitas Kesehatan.
e. Dalam pelaksanaan masingmasing kegiatan P2 pada
umumnya keterbatasan dana, tenaga, dan waktu masih
menjadi masalah utama. Namun untuk program P2 TB
kegiatan dapat berjalan karena adanya petugas PPTI
dan dana khusus untuk penanganan TB di Indonesia.
f. Program Surveilans yang dilaporkan dalam laporan ini
ialah surveilans terpadu puskesmas secara umum dan
surveilans khusus program Diare, Pneumonia, DBD,
dan Tuberkulosis. Kegiatn keempat surveilans ini
meliputi pengumpulan data, pengolahan data, analisis
data, dan penyebaran informasi. Selain itu juga
dilakukan pemantauan faktor risisko terhadap penderita
Diare, Pneumonia, DBD, dan TB yang disesuaikan
dengan kriteria masing-masing penyakit. Pemantauan
risiko penyakit Diare dan Pneumonia mendapat
hambatan karena petugas tidak dapat dilakukan di
lapangan. Hal inilah yang menyebabkan hasil
pemantauan khususnya yang berhubungan dengan
faktor lingkungan tidak bisa digambarkan secara nyata.
Pelaporan kasus bersumber dari masyarakat,
puskesmas pembantu, dan puskesmas induk. Pelaporan
data surveilans dilanjutkan ke Dinas Kesehatan Kota
yang dilaporkan dengan STP (Surveilans Terpadu
Puskesmas) tiap bulan dan sistem EWARS setiap
minggu untuk penyakit tertentu.
g. KLB penyakit yang ditemukan di Kota Solok diakomodir
dalam pelaporan
h. Kegiatan monitoring untuk meningkatkan kemampuan
petugas dalam melakukan pengolahan, analisis,
penyajian data baik pada program P2M dan khususnya
pada data surveilans serta KLB secara teratur sehingga
dapat bila terdapat indikasi kasus berpotensi KLB dapat
dilakukan pencegahan dan penanggulangan yang efektif
dan efisien.
i. Meningkatkan peran serta masyarakat melalui
pengaktivan kembali kader kader yang dulu pernah
dibina untuk berpartisipasi dalam pelaporan kasus di
lingkungan tempat tinggal maupun untuk
penyebarluasan informasi kesehatan melalui
keterlibatan dalam penyuluhan-penyuluhan yang
dilaksanakan oleh petugas puskesmas.
j. Meningkatkan kerja sama lintas program, dengan
pemerintah setempat, maupaun instansi terkait dalam
menanggulangi masalah kesehatan yang terjadi di
wilayah kerja.
k. Kepada petugas P2M yang melaksanakan pemantauan
lapangan diharapkan dapat mengatur jadwal antara
kegiatan di dalam gedung dan di luar gedung sehingga
hasil pemantauan faktor risiko penyakit dapat
menggambarkan kondisi yang sesungguhnya. Hal ini
penting untuk memutuskan cara penanggulangan dan
pencegahan yang tepat