Login
---- SELAMAT DATANG DI WEBSITE RESMI DINAS PEKERJAAN UMUM PERUMAHAN DAN KAWASAN
PERMUKIMAN KABUPATEN KULON PROGO ----
BERITA TERBARU
BERITA: Meriahkan hari jadi Kulon Progo, DPUPKP Kabupaten Kulon Progo adakan lomba memasak nasi
goreng
BERITA: PENGAMBILAN SAMPEL AIR LIMBAH RUSUNAWA TUKSONO OLEH DINAS LINGKUNGAN HIDUP
BERITA: Penyelenggaraan Hari Jadi Ke-72 Kabupaten Kulon Progo Tahun 2023
BERITA: Pemanfaatan Teknologi Aplikasi Geo Tracker untuk Pemetaan Jaringan Perpipaan Air Bersih
53
Shares
Struktur jalan terdiri dari berbagai lapisan struktur mulai dari lapis pondasi agregat (kelas A dan B), AC-
BC, AC-WC, dan sebagainya. Setiap lapisan struktur mempunyai fungsi masing-masing dan metode
pelaksanannya juga berbeda-beda. Lapis pondasi agregat kelas A, B, dan S tidak menggunakan bahan
material aspal karena struktur tersebut termasuk dalam kategori pondasi jalan.
Lapis pondasi agregat adalah lapisan struktur yang berada di atas tanah/ sub grade yang berfungsi untuk
memberikan daya dukung pada jalan sehingga permukaan jalan tetap dalam kondisi stabil. Pondasi
memegang peranan penting dalam ketahanan suatu jalan. Sebagian besar kerusakan aspal jalan
disebabkan karena lapis pondasi agregat tidak kuat dan tidak stabil.
LPB adalah lapis pondasi agregat yang berada di atas tanah dasar/ subgrade. Tanah dasar di bawah LPB
bisa berupa tanah asli maupun tanah timbunan dan galian. Lapis pondasi agregat kelas B ini merupakan
campuran dari berbagai fraksi agregat. Komposisi campuran agregat kelas B tergantung dari Job Mix
Formula yang telah dibuat. Pembuatan JMF dimulai dengan berbagai pengujian material agregat antara
lain pengujian berat jenis, CBR, uji kekerasan batu (abrasi), dan lain sebagainya. Contoh komposisi
agregat kelas B hasil JMF adalah sebagai berikut:
Pelaksanaan agregat kelas B dilakukan setelah subgrade siap. Langkah-langkah pekerjaan agregat kelas B
dilakukan sebagai berikut:
Pekerjaan persiapan subgrade dengan melakukan pengukuran menggunakan alat ukur seperti TS,
theodolit maupun waterpass.
Proses pemecahan batu menjadi fraksi yang diinginkan menggunakan stone crusher.
Blending material mulai dari fraksi 1, 2, dan 3 sesuai komposisi JMF. Blending bisa menggunakan alat
blending plant. Jika tidak tersedia, blending bisa menggunakan excavator maupun wheel loader.
Proses pemadatan menggunakan vibro roller. Pada saat pemadatan perlu dijaga kadar air. Oleh karena
itu perlu dilakukan penyiraman menggunakan truck water tank.
Pengujian kepadatan agregat menggunakan metode sand cone. Tingkat kepadatan sampai 100%.
Pengujian CBR lapangan dan CBR laboratorium dengan nilai CBR minimal 60%.
Lapis pondasi agregat kelas A (LPA) adalah campuran agregat dengan berbagai fraksi dan material yang
digunakan untuk pondasi perkerasan aspal maupun perkerasan beton. LPA berada di atas LPB.
Perbedaan antara LPA dan LPB ada pada komposisi campuran dan kriteria pondasi. Contoh komposisi
agregat kelas pada JMF antara lain:
Pelaksanaan lapis pondasi agregat kelas A hampir sama dengan LPB, seperti berikut:
Proses pemecahan batu menjadi fraksi yang diinginkan menggunakan stone crusher.
Blending material pada fraksi 1, 2, 3, dan 4 sesuai komposisi JMF menggunakan alat blending plant atau
menggunakan excavator maupun wheel loader.
Proses pemadatan menggunakan vibro roller. Pada saat pemadatan perlu menjaga kadar air, oleh
karena itu perlu dilakukan penyiraman menggunakan truck water tank.
Pengujian kepadatan agregat menggunakan metode sand cone dengan tingkat kepadatan sampai 100%.
Pengujian CBR lapangan dan CBR laboratorium dengan nilai CBR minimal 90%.
Lapis pondasi agregat kelas S adalah perkerasan berbutir yang digunakan sebagai bahu jalan. Bahu jalan
terletak di tepi kanan dan kiri badan jalan. Biasanya lebar agregat kelas S 1,5 – 2 m dan tebal 15 cm.
Campuran yang digunakan untuk membuat LPS tergantung dari JMF yang telah dibuat. Contoh
komposisi lapis pondasi agregat kelas S adalah sebagai berikut:
Pelaksanaan lapis pondasi agregat kelas S biasa dilakukan setelah perkerasan aspal AC-WC. Berikut
adalah metode pelaksanaan LPS yang biasa dilakukan:
Proses pemecahan batu menjadi fraksi yang diinginkan menggunakan stone crusher.
Blending material mulai dari fraksi 1 dan 2 sesuai komposisi JMF. Blending bisa menggunakan alat
blending plant. Jika tidak tersedia blending bisa menggunakan excavator maupun wheel loader.
Penghamparan agregat menggunakan motor grader disesuaikan dengan kemiringan bahu jalan.
Proses pemadatan menggunakan alat berat vibro roller. Pada saat pemadatan perlu menjaga kadar air.
Oleh karena itu perlu dilakukan penyiraman menggunakan truck water tank.
Pengujian CBR lapangan dan CBR laboratorium dengan nilai CBR minimal 50%.
Proses pelaksanaan pondasi agregat harus benar-benar dilakukan sesuai dengan prosedur karena sangat
berpengaruh terhadap kualitas badan jalan.
(BM)
ARSIP
YOUTUBE
ADUAN LAPOR
PELAPORAN KINERJA
LAPORAN KERUSAKAN
GALERI
GALERI
ARSIP ARTIKEL
2023 (181)
2022 (252)
2021 (236)
2020 (223)
2019 (93)
2018 (14)
2017 (4)
2016 (1)
2015 (4)
2014 (1)
LINK
DPUPESDM DIY
KEMENTERIAN PUPR
STATISTIK
Dinas Pekerjaan Umum Perumahan dan Kawasan Permukiman Kabupaten Kulon Progo
Alamat: Jalan Sugiman, Pengasih, Pengasih, Kulon Progo, Kode Pos 55652, Telp: (0274)773060
Temukan kami di :