Anda di halaman 1dari 6

27/10/22 08.

16 Kini Indonesia memiliki laboratorium uji senyawa toxic dioxin furan - Badan Standardisasi Instrumen LHK

Kini Indonesia memiliki


laboratorium uji senyawa
toxic dioxin furan

  Fokus BSI  |0

https://bsilhk.menlhk.go.id/index.php/2022/10/11/kini-indonesia-memiliki-laboratorium-uji-senyawa-toxic-dioxin-furan/ 1/6
27/10/22 08.16 Kini Indonesia memiliki laboratorium uji senyawa toxic dioxin furan - Badan Standardisasi Instrumen LHK

Proses pembakaran yang tidak sempurna menyisakan senyawa beracun dioxin furan di udara – yang
kita hirup sehari-hari. Menyadari pentingnya kontrol dan pengendalian senyawa berbahaya dioxin
furan, Badan Standardisasi LHK – Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan kini memiliki
laboratorium ujinya. Tidak perlu melakukan pengujian ke luar negeri.

[BSILHK]_Pernahkah kita mendengar sebutan kata ini, Dioksin Furan? Apa itu dioksin furan, apakah
dampaknya berbahaya bagi manusia dan lingkungan, bagaimana mitigasinya, dan kira-kira apa
upaya kita mengatasi hal tersebut.

Dioksin Furan merupakan dua senyawa yang berbeda, dioksin berasal dari senyawa Polychlorinated
dibenzo-p-dioksin (PCDD) dan furan berasal dari senyawa polychlorinated dibenzofuran (PCDF).
Dengan ukuran senyawa yang sangat kecil sekali, dioksin furan terdeteksi dalam hampir semua
kompartemen di dalam ekosistem global. Senyawa-senyawa ini dikategorikan ke dalam partikel yang
menimbulkan pengaruh yang cukup signifikan bagi lingkungan.

Dioksin furan memiliki sifat fisik ataupun kimia yang hampir sama. Pencemaran yang terjadi akibat
dioksin furan dikategorisasi menjadi jangka panjang maupun jangka pendek. Dampaknya terhadap
kesehatan mahluk hidup ataupun lingkungan sangatlah mengkhawatirkan. Dengan sifat persisten,
akumulasi, dan beracunnya, dioksin furan dapat menyebabkan pencemaran berskala besar
terhadap lingkungan, kesehatan (sosial) dan ekonomi.

Dari sisi kesehatan, dampak yang ditimbulkan sangatlah buruk. Dalam waktu jangka panjang dioksin
furan akan menyebabkan kanker, gangguan pada sistem reproduksi dan cacat lahir. Sedangkan
jangka pendek akan menyebabkan kerusakan hati, kehilangan berat badan ataupun penurunan
sistem kekebalan tubuh. Jika kita terpapar dioksin dengan konsentrasi 1 pg/kg berat badan/hari,
maka probabilitas resiko terkena kanker adalah 1%.

https://bsilhk.menlhk.go.id/index.php/2022/10/11/kini-indonesia-memiliki-laboratorium-uji-senyawa-toxic-dioxin-furan/ 2/6
27/10/22 08.16 Kini Indonesia memiliki laboratorium uji senyawa toxic dioxin furan - Badan Standardisasi Instrumen LHK

Media sebar dioksin furan sangat beragam, melalu udara, air, dan dalam rantai makanan. Pada
media udara, dioksin furan jika sekali terlepas ke lingkungan akan mengganggu berbagai
keseimbangan komponen lingkungan. Sebagai senyawa semi-volatil, dioksin furan dapat hadir
dalam fasa gas maupun terikat dalam partikel senyawa lain. Apabila musim panas, dioksin furan
terklorinasi rendah cenderung ditemukan secara pre-dominan dalam fasa uap. Dioksin furan dalam
fasa uap dapat memicu transformasi fotokimia dengan proses deklorinasi yang membawa pada
proses yang membuat senyawa ini lebih beracun.

Dengan kelarutan dalam air yang begitu rendah, diokasin furan dapat terikat pada partikulat dan
material organik dalam tanah dan sedimen. Sedangkan pada makhluk hidup, senyawa ini
terkonsentrasi dalam jaringan lemak. Dalam rantai makanan, dioksin furan dapat terdeposit pada
permukaan tumbuhan yang nantinya akan dikonsumsi oleh manusia dan hewan ternak. Melalui
pengendapan basah, pengendapan kering dari ikatan kimia ke partikel udara, atau melalui transport
difusi fasa gas ke udara hingga ke permukaan tumbuhan. Terdapat fakta yang menjadi indikasi
bahwa input dioksin furan lebih terklorinasi dari pengendapan basah. Untuk hasil panen pertanian
berupa daun, sumber utama kontaminasi adalah pengendapan secara langsung dari udara dan
percikan tanah. Akumulasi dioksin yang terdapat pada akar dikonfirmasi hanya terdapat pada labu
dan mentimun. Sedangkan pada hewan, dioksin yang terkonsumsi banyak terakumulasi pada
jaringan lemak dan susu.

Mitigasi Dioksin Furan

Pada tingkat rumah tangga, dioksin furan dapat terjadi dari pembakaran dengan suhu rendah.
Bahan bakarannya dapat berupa limbah padat dan cair, pembakaran sampah, asap kendaraan
bermotor, asap hasil industri, kebakaran hutan, dan asap rokok. Apalagi jika dalam bahan bakaran
tersebut terdapat sampah organik yang bercampur dengan bahan-bahan sintetis seperti PVC
(pembungkus kabel, kulit sintetis, dan lantai vinil mengandung senyawa klor). Pembakaran yang
tidak sempurna pada sampah plastik akan terurai sebagai dioksin di udara. Untuk peralatan
elektronik seperti televisi dan komputer juga mengeluarkan emisi dioksin/furan sekitar 5 pikogram
dalam 5 jam penggunaan.

Paparan dioksin juga dapat terjadi pada popok bayi berbahan dari hasil pengolahan kertas dan
proses pemutihan. Jika popok ini dibakar maka akan menghasilkan dioksin yang dapat terabsorpsi
oleh tumbuhan yang selanjutnya dapat ikut termakan oleh hewan dan manusia.

Untuk dioksin furan yang bersumber dari industri skala besar. Sumber pencemaran emisi
dioksin/furan di Indonesia berasal dari pembangkit listrik dan pemanasan sebesar 66%, industri pulp
dan kertas sebesar 21%, pembakaran tak terkendali 7,7%, industri besi dan non besi sebesar 4,5%
dan lainnya berasal dari hasil pembakaran industri mineral, transportasi, dan tempat pembuangan
sampah.

Dioksin dan furan adalah hasil pembakaran limbah domestik, medis, kebakaran hutan, smelter, daur
ulang, PLTU, pabrik, dan lainnya; bahkan pembakaran sampah sehari-hari kita. Pembakaran yang
tidak sempurna menimbulkan zat sisa (residu) toxic yaitu dioxin furan. Seperti plastik harus dibakar
dengan suhu minimal 600 derajat celcius agar tidak menghasilkan dioxin dan furan. Tungku bakar
atau insinerator saat ini sedang dikembangkan. Mendampingi pelaksanaan kebijakan sampah
sebagai sumber energi – perlu dilakukan kontrol untuk dapat mengantisipasi dampak.

https://bsilhk.menlhk.go.id/index.php/2022/10/11/kini-indonesia-memiliki-laboratorium-uji-senyawa-toxic-dioxin-furan/ 3/6
27/10/22 08.16 Kini Indonesia memiliki laboratorium uji senyawa toxic dioxin furan - Badan Standardisasi Instrumen LHK

Indonesia perlu meningkatkan aksi memitigasi dampak dari dioksin furan. Salah satu upaya
pemerintah adalah melalui Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). KLHK telah
menerbitkan Peraturan Menteri LHK Nomor 75 Tahun 2019 tentang Peta Jalan Pengurangan Sampah
oleh Produsen. Peraturan ini mengatur pengurangan sampah oleh produsen dari 2020-2029 dan
juga mengangkat pembatasan penggunaan plastik sebagai salah satu material sumber dioksin furan.

Kementerian LHK menghadapi tantangan yang tidak mudah. Dilansir dari informasi dari media
online, Direktur Pengembangan Bisnis Asosiasi Industri Plastik Indonesia (INAPLAS), Budi Susanto
mengatakan konsumsi bahan baku plastik murni (virgin) pada 2025 nanti akan ada peningkatan
permintaan industri plastik nasional menjadi 8 juta ton.

Upaya lain dari KLHK adalah dengan menerbitkan Peraturan Menteri LHK Nomor 6 Tahun 2021
tentang Tata Cara dan Persyaratan Pengelolaan Limbah Berbahaya dan Beracun. Dalam Permen
LHK 6/2021 ini disebutkan bahwa untuk pengelolaan B3 untuk menghilangkan senyawa dioksin
furan setidaknya mencapai standar efisiensi minimal 99,99%. Pengelolaan limbahnya dilakukan
secara termal dengan memenuhi standar komposisi jenis limbah B3 tidak melampaui baku mutu
emisi dioxin furan. Pemenuhan standar baku mutu emisi tersebut dilakukan melalui uji laboratorium
untuk melakukan kontrol usaha-usaha yang salah satu rantai kegiatannya adalah membakar.
Memastikan pembakarannya sempurna. Memastikan usaha-usaha atau kegiatan tidak berkontribusi
mencemari udara. Mengukur konsentrasi senyawa tersebut, Badan Standardisasi Instrumen LHK –
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan kini memiliki Laboratorium uji dioxin furan. Badan
Perencanaan Pembangunan Nasional – Bappenas terus mendorong untuk meningkatkan kualitas
udara Indonesia.

https://bsilhk.menlhk.go.id/index.php/2022/10/11/kini-indonesia-memiliki-laboratorium-uji-senyawa-toxic-dioxin-furan/ 4/6
27/10/22 08.16 Kini Indonesia memiliki laboratorium uji senyawa toxic dioxin furan - Badan Standardisasi Instrumen LHK

Penulis : M. Sahri Chair

Editor : Yayuk Siswiyanti

Sumber:

Permen LHK 75/2019


Permen LHK 6/2021
https://sib3pop.menlhk.go.id/index.php/dirtydozen/view?slug=dioxin-furan
Wiwin Efrizal. Jurnal Kesehatan Lingkungan Vol. 19 No. 1, Januari 2022, Page: 23-30 DOI:
https://doi.org/10.31964/jkl.v19i1.400
Arief, Andi M. 2020. Komposisi Plastik Daur Ulang Ditambah, Ini Respons Inaplas. Diakses
darihttps://ekonomi.bisnis.com/read/20201227/257/1335793/komposisi-plastik-daur-ulang-
ditambah-ini-respons-inaplas

Klik : 195
Bagikan Berita / Artikel

 Previous: Kunjungi Bunaken, KLHK – DPR RI Next: ASOEN-33: Menguatkan Kerja Sama
Hadirkan Solusi Penyelesaian Usaha Lingkungan Di ASEAN – Menyambut
Terbangun Dalam Kawasan Hutan Tanpa Izin Indonesia Tuan Rumah 2023 

https://bsilhk.menlhk.go.id/index.php/2022/10/11/kini-indonesia-memiliki-laboratorium-uji-senyawa-toxic-dioxin-furan/ 5/6
27/10/22 08.16 Kini Indonesia memiliki laboratorium uji senyawa toxic dioxin furan - Badan Standardisasi Instrumen LHK

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Comment *

Name *

Email *

Website

Save my name, email, and website in this browser for the next time I comment.

Saya bukan robot


reCAPTCHA
Privasi - Persyaratan

Post Comment

Search

PRODUK SNI

SNI Pengelolaan

SNI Produk

SNI Teknologi dan Pengujian Kualitas

POSTINGAN TERAKHIR
https://bsilhk.menlhk.go.id/index.php/2022/10/11/kini-indonesia-memiliki-laboratorium-uji-senyawa-toxic-dioxin-furan/ 6/6

Anda mungkin juga menyukai