Anda di halaman 1dari 6

Dalton : J. Pend. Kim. dan Ilmu. Kim. (e-ISSN 2621-3060) Vol. 06, No.

02, 2023
DOI: http://dx.doi.org/10.31602/dl.v6i2.11357

ORIGINAL ARTICLE

DAMPAK DARI PERSISTENT ORGANIC POLLUTANTS (POPS)


TERHADAP LINGKUNGAN DAN KESEHATAN MASYARAKAT
Malfa Salsabilla Syailatussuraya

Received: 03 Juni 2023 | Accepted: 24 Juni 2023 | Published online: 25 Agustus 2023
UPT Publikasi dan Pengelolaan Jurnal Uniska-Daltonjurnal 2023

Abstrak Persistent Organic Pollutants (POPs) Prodi Kimia, Fakultas Pendidikan Matematika
merupakan senyawa organik yang dapat bertahan lama dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas
di lingkungan (persistent) serta mempunyai sifat Pendidikan Indonesia.
toksik bagi makhluk hidup. Jika senyawa ini
dikonsumsi terus-menerus oleh masyarakat, maka
akan menimbulkan masalah serius yang memiliki Abstract Persistent Organic Pollutants (POPs) are
dampak negatif bagi lingkungan dan kesehatan. Pada organic compounds that can survive for a long time in
artikel review ini, dibahas dampak yang disebabkan the environment (persistent) and have toxic properties
oleh POPs terhadap lingkungan dan kesehatan. for living things. If this compound is consumed
Metode yang digunakan yaitu metode naratif. Teknik continuously by people, it will cause serious problems
pengumpulan data secara kajian literatur dilakukan that harm the environment and health. In this article
secara luas menggunakan search engine, yaitu Google review, the discussion will be about the impact caused
Scholar, ScienceDirect, dan American Chemical by POPs on the environment and health. The method
Society. Pada lingkungan, senyawa ini dapat used is the narrative method. Data collection
menyebabkan pemanasan global, perubahan iklim, techniques by literature review are carried out widely
perubahan penggunaan lahan akibat emisi pestisida using search engines, namely Google Scholar,
organoklorin, perubahan ekologis, dan lain-lain. ScienceDirect, and the American Chemical Society. In
Dampak lain juga dapat ditimbulkan terhadap the environment, these compounds can cause global
kesehatan, seperti kanker, obesitas, penyakit warming, climate change, land use changes due to
reproduksi dan neurologis, diabetes, dan lain-lain. organochlorine pesticide emissions, ecological
Oleh karena itu, akademisi dan ilmuwan harus changes, and others. Other impacts can also be caused
mengevaluasi lebih lanjut model yang berbeda untuk on health, such as cancer, obesity, reproductive and
menentukan berbagai aspek POPs sehingga senyawa neurological diseases, diabetes, and others.
ini di masa depan dapat diturunkan risiko-risiko Therefore, academics and scientists must further
berbahaya yang ditimbulkannya. evaluate different models to determine various aspects
of POPs so that these compounds in the future can be
derived from the harmful risks they pose.
Kata kunci: Persistent Organic Pollutants ∙
Kesehatan ∙ Lingkungan
Keywords: Persistent Organic Pollutants ∙
Health ∙ Environment
This is an open-access article under the CC-BY 4.0
PENDAHULUAN
License. Copyright © 2023 by author.
Akhir-akhir ini, ekosistem bumi banyak
dikontaminasi secara terus-menerus oleh polutan-
 Malfa Salsabilla Syailatussuraya polutan yang berbeda. Ada beragam jenis polutan
malfasalsabilla@upi.edu
di berbagai tempat. Beberapa bersifat persisten
terhadap degradasi lingkungan (reaksi kimia,

Uniska PPJ-Daltonjurnal
106
Dalton : J. Pend. Kim. dan Ilmu. Kim. (e-ISSN 2621-3060) Vol. 06 No. 02, 2023

biologi, dan fotolitik) dan tentunya bertahan lama juga air (Bengtson, 2011; Beyer dkk., 2000).
(Ali, dkk dalam Alharbi dkk., 2018). Pencemar Dirty dozen yang pertama kali masuk dalam
yang ada untuk waktu yang lama di lingkungan daftar senyawa POPs, yaitu Aldrin, Chlordane,
kita disebut sebagai Persistent Organic Pollutant Endrin, Dieldrin, Hexachlorobenzene (HCB),
(POPs) (Alharbi, dkk., 2018). Senyawa ini Heptachlor, Mirex, Toxaphene, Polychlorinated
dikategorikan senyawa silent killers (pembunuh Bhipenils (PCBs), Dioxin, dan Furans. Sebagian
dalam diam). besar bahan kimia tersebut merupakan pestisida
Senyawa Persistent Organic Pollutants kecuali untuk Dioksin dan Furan sebagai bahan
(POPs) merupakan senyawa organik yang dapat kimia yang dikeluarkan secara tidak sengaja dari
bertahan lama di lingkungan (persistent) serta proses pembakaran tidak sempurna serta PCBs
mempunyai sifat toksik bagi mahluk hidup. sebagai bahan untuk transformer. Daftar
Senyawa Persistent Organic Pollutants (POPs) senyawa-senyawa POPs akan semakin
juga memiliki sifat bioakumulasi dan bertambah dengan berkembangnya pengetahuan
biokonsentrasi melalui rantai makanan, sehingga dan penelitian tentang berbagai bahan kimia yang
semakin tinggi tingkat kedudukan dalam rantai mempunyai sifat dan bahaya yang setara dengan
makanan maka akan menjadi tempat akumulasi POPs (Weber dkk, 2013).
yang paling tinggi konsentrasinya. Hal tersebut Indonesia sendiri telah ikut meratifikasi
akan memberikan dampak negatif yang serius Konvensi Stockholm yang telah disahkan dengan
terhadap kesehatan manusia (Rokhwani dan UU no 9 Tahun 2009 tentang Konvensi
Ratnaningsih, 2010). Stockholm. Pada perjanjian ini para negara
Karakteristik senyawa POPs yang dapat peserta mempunyai kewajiban untuk melakukan
memberikan dampak negatif menurut Gorman tindakan pengurangan atau penghentian dari
dan Tynan dalam Lina (2009), yaitu senyawa ini produksi dan penggunaan secara sengaja maupun
dapat terbawa jauh melalui udara dan air, terurai tidak sengaja serta tindakan mengurangi atau
sangat lambat dalam tanah, udara, air dan menghentikan pelepasan dari timbunan bahan
makhluk hidup, serta menetap dalam lingkungan kimia dan limbah. Untuk mendukung
untuk waktu yang lama. Selain itu, senyawa pelaksanaan Konvensi Stockholm, masing-
POPs dapat masuk ke dalam rantai makanan masing negara tersebut telah menyusun National
sehingga dapat terakumulasi pada jaringan lemak Implementation Plan atau NIP dalam pengelolaan
dan menjadi sukar larut dalam air. POPs. Salah satu evaluasi keberhasilan dari
Bahan kimia yang termasuk ke dalam Konvensi Stockholm dapat diidentifikasi melalui
kelompok Persistent Organic Pollutants (POPs) informasi keberadaan POPs pada lingkungan
ditentukan berdasarkan perjanjian internasional, (Ratnaningsih dkk., 2020).
yaitu konvensi Stockholm (Pozo, dkk., Schecter, Berdasarkan penjelasan yang telah
dkk dalam Ratnaningsih, dkk., 2020). Konvensi dijabarkan, masalah senyawa POPs ini dapat
ini memiliki tujuan untuk melakukan terlihat dan diketahui berbahaya serta sangat
perlindungan lingkungan dan kesehatan manusia mengancam kesehatan baik pada manusia
dari bahaya bahan kimia beracun dengan maupun lingkungan itu sendiri. Dengan
pengaturan untuk eliminasi dari produksi, demikian, tujuan penulisan artikel review ini
penggunaan, dan emisi bahan kimia POPs (L. untuk memberi pengetahuan kepada masyarakat
Nizzetto dkk., dalam Ratnaningsih dkk., 2020). terhadap bahaya senyawa POPs yang tanpa
Bahan kimia POPs yang beracun dan sulit terurai disadari berdampak pada kesehatan dan
ini mudah menyebar secara global melintasi batas lingkungan kita.
internasional dan akan tersimpan jauh dari tempat
pelepasannya melalui udara, air, atau spesies
serta terakumulasi dalam ekosistem darat dan

Uniska PPJ-Daltonjurnal
107
Dalton : J. Pend. Kim. dan Ilmu. Kim. (e-ISSN 2621-3060) Vol. 06 No. 02, 2023

METODE PENELITIAN Society. Studi dalam bahasa Indonesia dan bahasa


Metode yang digunakan dalam artikel review ini Inggris digunakan sebagai rujukan dalam artikel
adalah metode naratif. Teknik pengumpulan data ini. Penelitian dikaji oleh seorang penulis
secara kajian literatur dilakukan secara luas independen. Artikel review ini difokuskan kepada
menggunakan search engine, yaitu Google kajian dari dampak senyawa POPs terhadap
Scholar, ScienceDirect, dan American Chemical kesehatan dan lingkungan masyarakat.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Lingkungan bumi ini banyak dipengaruhi oleh iklim dan perubahan penggunaan lahan akibat
POPs melalui biotik, abiotik, sosial, budaya, dan emisi pestisida organoklorin. Pengaruh-pengaruh
gangguan teknologi. Pencemaran POPs dapat pembajakan terhadap tutupan lahan, suhu tanah,
menurunkan keseimbangan ekologis serta dan perubahan musim stabilitas lapisan udara
mengancam lingkungan dan kesehatan semua terhadap emisi juga dipelajari. Hasil
organisme. Noyes dkk dalam Alharbi dkk. (2018) menunjukkan bahwa emisi terjadi karena gaya
mengulas dampak perubahan iklim akibat POPs. kegiatan pertanian dan variasi suhu. Contoh
Perubahan pada parameter lingkungan seperti lainnya terdapat pada penelitian yang dilakukan
suhu, curah hujan, dan salinitas juga dibahas. oleh Rokhwani & Ratnaningsih (2010). Mereka
Perubahan iklim diamati pada jaring makanan, meneliti kandungan senyawa POPs dan
dinamika lipid, pencairan es dan salju, dan siklus organoklorin (DDT dan turunannya) pada
karbon organik. Beberapa ulasan lain juga beberapa lokasi pertanian di Indonesia. Hasil
membahas dampak lingkungan dari POPs. menunjukkan bahwa pada contoh uji tanah dan
Sebagian besar POPs ada di lingkungan selama sedimen masih terdeteksi kisaran konsentrasi
lebih dari 20 tahun tetapi tidak lebih dari 100 0,23 sampai dengan 54,9 ppb, sedangkan untuk
tahun. DDT, endrin, HBC, mirex, contoh uji air terdeteksi dengan konsentrasi
polychlorinated-dibenzo-p-dioxins dan furan 0,011 sampai dengan 0,56 ppb. Terdeteksinya
tetap berada di lingkungan selama 10-20 tahun senyawa-senyawa tersebut menunjukkan bahwa
(Wania & Mackay, 1999). keberadaan residu perlu diperhatikan lagi pada
Menurut Alharbi dkk (2018), efek pengujian selanjutnya guna mengetahui dampak
belalang (grasshopper effect) bertanggung jawab yang dapat ditimbulkan dari keberadaannya.
untuk penyebaran senyawa POPs. Polutan ini Untuk dampak terhadap kesehatan, hampir setiap
bermigrasi dari iklim yang lebih hangat ke tempat orang memiliki senyawa POPs di tubuhnya.
yang lebih dingin dan mengendap dalam situasi Dalam penelitian yang telah dilakukan juga
yang sangat dingin. Itulah sebabnya beberapa ditemukan janin dan embrio yang mengandung
POPs telah dilaporkan berada di Antartika dan senyawa POPs ini. Konsentrasi senyawa POPs
lingkaran Arktik. Fenomena ini dapat ditemukan pada setiap individu kelompok umur
diindikasikan sebagai salah satu alasan terhadap dengan kadar tinggi pada populasi lanjut usia
masalah pemanasan global. (Scheringer, 2009). Menurut Alharbi dkk.
Pada penelitiannya, Jenssen (2006) (2018), paparan dari polutan ini menciptakan
melakukan studi tentang bahan kimia berbagai masalah kesehatan yang serius, seperti
pengganggu endokrin dan perubahan iklim. gangguan hormon, kanker, penyakit
Jenssen dan beberapa penulis yang lain kemudian kardiovaskular, obesitas, penyakit reproduksi
menggambarkan efek dari polychlorinated dan neurologis, ketidakmampuan belajar, dan
biphenyls, dichloro-phenyl-dichloroethylene, diabetes. Selain itu, polutan ini juga
hexachlorobenzene, dan oxychlordane pada mengembangkan cacat pada embrio wanita.
gangguan hormonal terhadap mamalia arktik dan Diabetes juga dikaitkan dengan
burung laut; yang menyebabkan gangguan bioakumulasi POPs pada manusia. Pestisida
terhadap ekologis. terklorinasi dan bifenil poliklorinasi terkait
Komprda dkk (2013) menggunakan dengan perkembangan sindrom metabolik
penilaian model untuk mempelajari pengaruh (resistensi insulin). Sebuah penelitian yang
dilakukan oleh (Crinnion, 2011) di Jepang pada

Uniska PPJ-Daltonjurnal
108
Dalton : J. Pend. Kim. dan Ilmu. Kim. (e-ISSN 2621-3060) Vol. 06 No. 02, 2023

1.374 individu berusia 15-73 tahun menunjukkan Tetra Chloro Dibenzo p-Dioksin (TCDD)
prevalensi sindrom metabolik sebesar 11,6%. atau disebut juga dengan dioksin dapat berikatan
Selain itu, diamati juga hubungan antara sindrom dengan protein pada sel yang disebut reseptor Ah
metabolik dan dioksin serta senyawa POPs yang (AhR) dan membentuk senyawa kompleks
lainnya. POPs yang diamati adalah bersama dengan translocating protein. Senyawa
polychlorinated dibenzo-p-dioxins, kompleks ini nantinya akan masuk ke dalam inti
polychlorinated dibenzofurans, dan sel (nukleus), dan berikatan dengan DNA
polychlorinated biphenyls. (Deoxyribo Nucleic Acid) pada tempat yang
Diperkirakan obesitas akan menjadi salah spesifik dan diikuti dengan translokasi m-RNA
satu masalah kesehatan masyarakat yang paling (messenger-Ribose Nucleic Acid). Senyawa
serius pada abad ke-21. Amerika Serikat kompleks ini akan memengaruhi gen-gen lain,
memiliki tingkat obesitas tertinggi dengan misalnya P-450IA1. Protein berikatan dengan
persentase 74,1%. Selandia Baru, Australia, molekul asing, lalu protein tersebut
Inggris, dan Kanada secara berurutan memiliki dimetabolisme untuk dikeluarkan dari tubuh,
persentase sebesar 68,4; 67,4; 63,8; dan 61,1% terjadi translokasi pada metabolit sehingga
(Streib, L. dalam Alharbi dkk., 2018). Masalah terbentuk protein baru. Sebagian metabolit ini
pada penyakit obesitas juga dikaitkan dengan akan menjadi toksik dan sebagian lagi menjadi
bioakumulasi senyawa POPs. Pada penelitian karsinogen yang aktif. Kanker yang disebabkan
oleh Dirinck dkk (2011), ia mempelajari dioksin antara lain dapat berupa kanker paru-
kemungkinan efek obesogenik dari pestisida paru, kanker hati, dan sebagainya, senyawa ini
organoklorin dan poliklorinasi bifenil pada 98 juga dapat merusak fungsi reproduksi (Warlina,
orang gemuk dan 47 orang kurus. Mereka 2009).
menyimpulkan bahwa efek diabetogenik dari Berdasarkan seluruh penelitian yang telah
paparan dosis rendah POPs lebih rumit daripada dilakukan, maka disimpulkan bahwa senyawa
efek obesogenik sederhana. Persistent Organic Pollutants (POPs)
Selain itu, Valvi dkk (2014) meneliti merupakan senyawa yang berbahaya dan dapat
pengaruh paparan dichloro-diphenyl- berdampak kepada kesehatan maupun
dichloroethylene (DDE), hexachlorobenzene lingkungan. Pada lingkungan, senyawa ini dapat
(HCB), dan polychlorinated biphenyls (PCB menyebabkan pemanasan global, perubahan
congeners 153, 138, 180) pada pertumbuhan iklim, perubahan penggunaan lahan akibat emisi
cepat anak-anak Spanyol. Menurut penulis, 24% pestisida organoklorin, perubahan ekologis, dan
populasi menunjukkan pertumbuhan yang cepat lain-lain. Dampak lain juga dapat ditimbulkan
dengan 30% bayi memiliki kelebihan berat terhadap kesehatan, seperti kanker, obesitas,
badan. Selain itu, penulis mengamati beberapa penyakit reproduksi dan neurologis, diabetes,
indikasi bahwa jenis kelamin bayi dan pemberian dan lain-lain.
ASI eksklusif dapat mengubah pengaruh DDE Keberadaan POPs di lingkungan semakin
dan pra-kehamilan ibu. meningkat akibat adanya aktivitas industri dan
Kanker juga diketahui menjadi salah satu pertanian, serta bertambahnya populasi secara
dampak dari kontaminasi senyawa POPs. global. Jika senyawa ini dikonsumsi terus-
Hardell dkk. dalam Alharbi dkk (2018) menerus oleh masyarakat, maka akan
mempelajari tingkat POPs yang ada pada 59 menimbulkan masalah serius yang memiliki
subjek. Mereka mengamati risiko kanker dampak negatif bagi lingkungan dan kesehatan.
pankreas yang diakibatkan oleh polychlorinated Oleh karena itu, diperlukan keseriusan dalam
biphenyls (PCBs), polybrominated menghadapi senyawa POPs ini oleh berbagai
diphenylethers (PBDEs), chlordanes, dan negara. Walaupun sudah ada undang-undang dan
hexachlorobenzene (HCB). Kemudian, Ghisari konvensi yang telah dilakukan oleh beberapa
dkk. (2014) juga melakukan studi kasus untuk negara, tetapi masih banyak saja masyarakat
menyelidiki pengaruh polimorfisme pada gen yang tidak memedulikan dampak yang
selama metabolisme xenobiotik dan biosintesis diakibatkan oleh senyawa ini.
estrogen. Para penulis ini kemudian melaporkan Beberapa penulis menggunakan model
adanya risiko kanker payudara. yang berbeda untuk memprediksi perspektif

Uniska PPJ-Daltonjurnal
109
Dalton : J. Pend. Kim. dan Ilmu. Kim. (e-ISSN 2621-3060) Vol. 06 No. 02, 2023

masa depan POPs. Model-model ini bergantung dan ilmuwan harus mengevaluasi lebih lanjut
pada dasar-dasar fisik, kimia, dan mekanistik. model yang berbeda untuk menentukan berbagai
Terlepas dari beberapa makalah tentang aspek POPs sehingga senyawa ini di masa depan
pemodelan untuk perspektif masa depan, tidak dapat diturunkan risiko-risiko berbahaya yang
ada model konsensus standar untuk memprediksi ditimbulkannya.
profil risiko POPs. Oleh karena itu, akademisi

KESIMPULAN
Senyawa Persistent Organic Pollutants akan semakin banyak berada di lingkungan
(POPs) merupakan senyawa organik yang dapat seiring dengan meningkatnya populasi, aktivitas
bertahan lama di lingkungan (persistent) serta industri, dan pertanian secara global, sehingga
mempunyai sifat toksik yang akan berdampak menjadi masalah serius dan senyawa ini sedang
pada masalah kesehatan, yaitu kanker, obesitas, dikonsumsi terus-menerus oleh masyarakat. Oleh
penyakit reproduksi dan neurologis, diabetes, dan karena itu, akademisi dan ilmuwan harus
lain-lain, serta pada lingkungan, yaitu pemanasan mengevaluasi lebih lanjut model yang berbeda
global, perubahan iklim, perubahan penggunaan untuk menentukan berbagai aspek POPs
lahan akibat emisi pestisida organoklorin, sehingga senyawa ini di masa depan dapat
perubahan ekologis, dan lain-lain. Senyawa POPs diturunkan risiko-risiko berbahaya yang
ditimbulkannya.

DAFTAR PUSTAKA
Alharbi, O. M. L., Basheer, A. A., Khattab, R. A.,
& Ali, I. (2018). Health and environmental Dirinck, E., Jorens, P. G., Covaci, A., Geens, T.,
effects of persistent organic pollutants. Roosens, L., Neels, H., Mertens, I., & Van
Journal of Molecular Liquids, 263(1 Gaal, L. (2011). Obesity and persistent
Agustus 2018), 442–453. organic pollutants: Possible obesogenic
https://doi.org/10.1016/j.molliq.2018.05.0 effect of organochlorine pesticides and
29 polychlorinated biphenyls. Obesity, 19(4),
709–714.
Bengtson Nash, S. (2011). Persistent organic https://doi.org/10.1038/oby.2010.133
pollutants in Antarctica: Current and
future research priorities. Journal of Ghisari, M., Eiberg, H., Long, M., & Bonefeld-
Environmental Monitoring, 13(3), 497– Jørgensen, E. C. (2014). Polymorphisms in
504. https://doi.org/10.1039/c0em00230e Phase I and Phase II genes and breast
cancer risk and relations to persistent
Beyer, A., Mackay, D., Matthies, M., Wania, F., organic pollutant exposure: A case-control
& Webster, E. (2000). Assessing long- study in Inuit women. Environmental
range transport potential of persistent Health: A Global Access Science Source,
organic pollutants. Environmental Science 13(1), 1–14. https://doi.org/10.1186/1476-
and Technology, 34(4), 699–703. 069X-13-19
https://doi.org/10.1021/es990207w
Jenssen, B. M. (2006). Endocrine-disrupting
Crinnion, W. J. (2011). The role of persistent chemicals and climate change: A worst-
organic pollutants in the worldwide case combination for arctic marine
epidemic of type 2 diabetes mellitus and mammals and seabirds. Environmental
the possible connection to farmed atlantic Health Perspectives, 114(SUPPL.1), 76–
salmon (Salmo salar). Alternative 80. https://doi.org/10.1289/ehp.8057
Medicine Review, 16(4), 301–313.
Komprda, J., Komprdová, K., Sáňka, M., Možný,
M., & Nizzetto, L. (2013). Influence of

Uniska PPJ-Daltonjurnal
110
Dalton : J. Pend. Kim. dan Ilmu. Kim. (e-ISSN 2621-3060) Vol. 06 No. 02, 2023

climate and land use change on spatially Vizcaino, E., Sunyer, J., & Vrijheid, M.
resolved volatilization of persistent (2014). Prenatal exposure to persistent
organic pollutants (POPs) from organic pollutants and rapid weight gain
background soils. Environmental Science and overweight in infancy. Obesity, 22(2),
and Technology, 47(13), 7052–7059. 488–496.
https://doi.org/10.1021/es3048784 https://doi.org/10.1002/oby.20603

Ratnaningsih, D., Syofyan, Y., Andiri, Y., & Wania, F., & Mackay, D. (1999). The evolution
Kartiningsih, S. E. (2020). Potensi of mass balance models of persistent
Pencemaran Persistent Organic Pollutants organic pollutant fate in the environment.
Di Daerah Aliran Sungai Environmental Pollution, 100(1–3), 223–
Ciliwung. Ecolab, 14(1), 21-30. 240. https://doi.org/10.1016/S0269-
7491(99)00093-7
Rokhwani, H. P., & Ratnaningsih, Y. S. (2010).
Persistent Organik Pollutants (POPs) di Warlina, L. (2009). Persistent Organic Pollutans
Beberapa Lokasi Pertanian di Indonesia (Pops) Dan Konvensi Stockholm. Jurnal
(2010). Jurnal Ecolab, 4(2), 55–62. Matematika Sains Dan Teknologi, 10(2),
https://doi.org/10.20886/jklh.2010.4.2.55- 102–111.
62 https://doi.org/10.33830/jmst.v10i2.583.2
009
Scheringer, M. (2009). Long-range Transport of
Organic Chemicals in the Environment. Weber, R., Aliyeva, G., & Vijgen, J. (2013). The
Environmental Toxicology and need for an integrated approach to the
Chemistry, 28(4), 677–690. global challenge of POPs management.
https://doi.org/10.1897/08-324R.1 Environmental Science and Pollution
Research, 20(4), 1901–1906.
Valvi, D., Mendez, M. A., Garcia-Esteban, R., https://doi.org/10.1007/s11356-012-1247-
Ballester, F., Ibarluzea, J., Goñi, F., 8
Grimalt, J. O., Llop, S., Marina, L. S.,

Uniska PPJ-Daltonjurnal

Anda mungkin juga menyukai