Anda di halaman 1dari 3

NAMA : REGINA ELSHADDAI TIMANG

NIM : L011211048

KELAS : PENCEMARAN LAUT B

REVIEW BUKU RICARDO BEIRAS DENGAN JUDUL “MARINE POLLUTION”

- Polusi, Suatu Proses Antropogenik


Polusi kehadirannya berbagai kelas zat beracun yang tidak diinginkan dilingkungan yang
hasilkan oleh aktivitas manusia, seperti perncemaran laut karna adanya jalur sirkulasi utama di
lingkungan seringkali berakhir di laut. Saya setunu dengan pendapat kutipan beberapa para ahli
kutipan dalam buku ini bahwa “masuknya zat-zat ke dalam lingkungan laut oleh manusia yang
mengakibatkan dampak buruk seperti kerugian terhadap sumber daya hayati, bahaya terhadap
kesehatan manusia, gangguan terhadap kegiatan kelautan termasuk penangkapan ikan,
penurunan kualitas penggunaan air laut, dan pengurangan fasilitas”. Transportasi laut juga
dapat menyumbang dalam pencemaran laut seperti zat tambahan yang ada pada transportasi
laut efek jangka pendek mewakili bahaya hanya dalam skenario tertentu.
Polusi asal mulanya adalah sebuah antropogenik proses yang berasal dari aktivitas manusia.
Sedangkan peristiwa alam secara khusus di kecualikan dari definisi populasi meskipun bersifat
membahayakan lingkungan contohnya iklim, geologi ataupun oseanografi (banjur, gempa bumi,
gelombang merah, dll). oleh karena itu, tidak heran tempat yang paling tercemar yaitu tempat
menampung populasi manusia tertinggu kepadatannya. Namun karena banyak polutan fisik
dan kimia yang berasal dari kegiatan indutri, industrialisasi juga secara kuantitatif berhubungan
dengan polusi. Menurut ricardo dalam buku ini pada tahun 2013 orang amerika mengkonsumsi
energi kira-kira dua kali lipat dibandingkan eropa, 10 kali lipat dari orang india dan 100 kali lipat
dari sudan selatan. Faktor sosial lainnya yadalah kesadaran lingkungan yang berhubungan
langsung dengan tingkat budaya. Negara-negara maju environmentalisme dalam peraturan
perlindungan lingkungan menjadi lebih ketat dibandingkan negera-negara tersebut
menyebabkan banyaknya bahan kimia sehingga terdapatnya masalah pada lingkungan serta
dilarang menggunakan pestisida organoklorin yang persisten yang masih digunakan pada
negara-negara lainnya dengan standar lingkungan yang lebih longgar.
Pada tahun 2002 tambang merkuri terbesar didunia ditutup karena berbagai pembatasan
yang telah dilakukan oleh komisi eropa terhadap penggunaan logam, produksi merkuri global
di dominasikan oleh tiongkok dan 79 % emisi Hg global berlokasi asia, afrika dan amerika selatan.
Jika polusi menjadi masalah di masyarakat maju, hal ini disebabkan karena polusi merusak
lingkungan alam, mengganggu kegunaannya bagi umat manusia, dan bahkan menimbulkan
risiko bagi kesehatan manusia. Kita sekarang terbiasa dengan pembatasan lalu lintas mobil di
kota-kota besar yang disebabkan oleh tingkat partikel atmosfer yang berlebihan, atau pantai-
pantai yang ditutup untuk berenang karena masuknya air tinja yang terdeteksi.

- Klasifikasi Pollutan Menurut Asal Dan Persistensi


Hingga akhir abad ke-19 atau awal abad ke-20, praktik pembuangan limbah di dunia Barat,
berbeda dengan kemajuan yang dicapai oleh peradaban Timur di zaman kuno, sepenuhnya
ceroboh, dan mengubah sungai Thames atau Seine menjadi selokan terbuka yang menyebarkan
penyakit kolera dan banyak penyakit menular lainnya. Banyak polutan persisten ditemukan
terakumulasi dalam organisme pada konsentrasi yang jauh lebih tinggi daripada yang ditemukan
di lingkungan fisiknya, fenomena ini disebut biokonsentrasi atau bioakumulasi, yang dibahas di
Bab 11. Faktor biokonsentrasi (BCF) adalah rasio antara konsentrasi dalam organisme dan
konsentrasi di lingkungannya. Menurut sebagian besar peraturan, suatu zat dianggap
bioakumulatif jika BCF-nya melebihi batas antara tahun 2000 dan 5000. Persistensi dan
akumulasi lingkungan dalam organisme menantang pengenceran sebagai strategi efektif
melawan polusi dan menekankan perlunya pengurangan penggunaan industri dan pembuangan
limbah ke lingkungan. disebutzat PBT,dari persisten, bioakumulatif, dan beracun. Pencemaran
langsung dikaitkan dengan bahan kimia, namun menurut sifatnya, polutan dapat diklasifikasikan
menjadifisik (panas dan radioaktivitas, cahaya, kebisingan, partikel, benda plastik, bahan kimia
dan biologis). kita dapat membedakan antara limbah perkotaan, pertanian, dan industri, dan
masing-masing dapat diklasifikasikan menjadi limbah padat atau cair. Oleh karena itu, limbah
padat perkotaan, misalnya, dikelola secara khusus secara terpisah dari jenis limbah padat lain
yang lebih berbahaya seperti limbah industri yang tidak cocok untuk didaur ulang atau
digunakan kembali dan mungkin memerlukan praktik pembuangan yang lebih hati-hati. Secara
umum, semakin kita dapat memisahkan berbagai jenis limbah, semakin efisien pula
pengolahannya. Polutan yang dapat terbiodegradasiadalah mereka yang rentan terhadap
oksidasi biologis dan akhirnya mineralisasi terhadap CO2, mengurangi nitrogen dan fosfor, dan
air dalam kondisi lingkungan. Polutan yang persisten atau konservatifadalah bahan-bahan yang
tidak terlalu reaktif secara kimia dan juga tidak mudah terkena serangan mikroba. Hidrokarbon
terhalogenasi, polimer sintetik, isotop radioaktif, dan logam sisa termasuk dalam kelas ini. Secara
konvensional, suatu kontaminan dianggap persisten terhadap lingkungan bila waktu paruhnya
berada pada hitungan bulan atau bahkan tahun. Contoh zat persisten menurut kriteria ini adalah
diuron, lindane, difenil-eter polibrominasi, atau bahan tambahan plastik polifluorinasi.

- Apakah Ekosistem Terpolusi? Jawaban Ilmiah Pertama: Latar Belakang Konsentrasi Dan Faktor
Pengayaan
Setelah jenis polusi ditentukan, dan asalkan polutan tersebut merupakan zat alami, maka
tingkat polusi dapat dinilai dengan membandingkan tingkat zat tersebut di lingkungan saat ini
dengan tingkat yang ada di wilayah alami yang tidak mengalami tekanan kuat dari manusia.
Dalam bidang sedimen perairan, pendekatan ini dipelopori oleh Hakanson,6yang mengusulkan
indeks kontaminasi untuk setiap lokasi berdasarkan penjumlahan semua zat yang diukur dari
laju antara rata-rata konsentrasi terukur (C) dankonsentrasi latar belakang (BC),atau nilai
referensi, yang didefinisikan sebagai “tingkat referensi standar pra-industri”.

- Polusi Menyebabkan Efek Yang Mengembangkan: Uji Toksisitas Dan Bioassay Ekotoksikologi
potensi bahaya yang ditimbulkan oleh polusi terhadap organisme asli dari lokasi yang terkena
dampak dapat menjadi subjek studi prospektif, yang ditujukan untuk pencegahan, dan
berdasarkan uji toksisitas laboratorium dengan bahan kimia yang menjadi perhatikan atau
subjek studi retrospektif. dilakukan setelah polutan telah dibuang ke lingkungan, dengan tujuan
untuk mendiagnosis status ekologis lokasi yang terkena dampak. Yang terakhir menggunakan
bioassay ekotoksikologi dengan spesies laboratorium yang dipaparkan pada sampel lingkungan,
biomarker diukur pada populasi asli pada tingkat yang berbeda-beda organisasi. Hubungan
kuantitatif antara dosis bahan kimia dan respon biologis yang merusak pada organisme yang
terpapar dijelaskan olehdosis: kurva respon. Secara tradisional dalam toksikologi medis, kurva
tersebut diperoleh dari paparan jangka pendek (yaitu, akut) kelompok organisme uji hingga
peningkatan dosis bahan kimia yang menjadi perhatian melalui mulut atau suntikan. Dalam
toksikologi perairan, paparan lebih sering ditularkan melalui air dan organisme penguji terpapar
pada konsentrasi bahan kimia terlarut yang berbeda-beda saat mandi. Terlepas dari jalur
paparan dan model biologis, temuan empiris universal adalah bahwa kurva dosis: respons
semuanya berbentuk S (disebut bentuk sigmoid), seperti yang digambarkan untuk polutan,
spesies uji, dan desain eksperimen yang sangat berbeda.

- Kriteria Dan Standar Kualitas Lingkungan


sebagaimana dinyatakan dalam definisi formal polusi. Dengan tujuan ini kita dapat
menggunakan kriteria berbasis ekotoksikologi sebagai nilai referensi, bukan tingkat latar
belakang, dan menghitung rasio C/EQC, dimana C adalah konsentrasi polutan yang diukur. Rasio
ini lebih cocok untuk analisis lebih lanjut jika dinyatakan dalam logaritma. Pertama, konsentrasi
polutan dalam ekosistem sering kali mengikuti distribusi log-normal, sehingga memungkinkan
pengujian statistik standar. Kedua, logaritma mengambil nilai positif ketika konsentrasi terukur
melebihi kriteria dan sebaliknya negatif, sehingga sangat memudahkan untuk memvisualisasikan
hasil.

- Jalur Dan Distribusi Pollutan Di Ekosistem Pesisir


Meskipun sirkulasi lautan dan atmosfer menyebarkan polutan ke seluruh ekosistem lautan,
setidaknya ada dua alasan mengapa polusi lebih berdampak pada wilayah pesisir dibandingkan
lingkungan laut terbuka. Alasan pertama berasal dari fakta bahwa polusi, sebuah proses
antropogenik, merupakan konsekuensi langsung dari aktivitas manusia, dan sekitar 44%
populasi manusia, termasuk 8 dari 10 kota terbesar di dunia, terkonsentrasi di garis pantai. Dan
juga berasal dari pola transportasi fisik materi di lingkungan perairan. Kontaminan sebagian
besar dibawa ke laut melalui masukan air tawar di dekat pantai. Tepi laut merupakan penyaring
zat terlarut dan partikulat yang efisien. . Polusi dari sumber utama dapat dikurangi dengan
diperkenalkannya teknologi baru dan investasi dalam pengolahan air limbah, namun
pembuangan dari sumber yang tersebar jauh lebih sulit untuk dikendalikan. Misalnya, upaya
melawan hipereutrofikasi pada badan air yang disebabkan oleh kelebihan unsur hara sering kali
menargetkan fosfat, dengan menggunakan sumber titik (limbah perkotaan yang membawa
deterjen), berbeda dengan nitrat yang sumber utamanya jauh lebih tersebar, yaitu air limpasan
yang terkontaminasi oleh air di dalam daratan. penerapan pupuk pertanian. Di Eropa,
pembuangan nitrogen dan fosfor dari sumber utama telah menurun secara signifikan selama 30
tahun terakhir, terutama disebabkan oleh perbaikan pengolahan air limbah perkotaan,
penurunan kandungan fosfat dalam deterjen,

Anda mungkin juga menyukai