Anda di halaman 1dari 7

BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN (KARTU PLASTIK)

DISUSUN OLEH
1. Ameliya Juliyanti (64231880)
2. Clara Sekar Maharani (64232301)
3. Deswita Rahma Dina (64231419)
4. Kurnia Dwi Handayani (64230789)
5. Lucia Freshi Rindyawati (64232151)
6. Mahesa Nurfadhli (64230207)
7. Nayshilla Azzahra (64230788)
8. Putri Nabila Sulistiana (64231895)
9. Rico Ananta Ranex Saputra (64231598)
KELAS: 64.1A.03

Prodi Manajemen
Fakultas Ekonomi Dan Bisnis
Universitas Bina Sarana Informatika
KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kehadirat Allah Swt. atas segala rahmat-Nya sehingga makalah ini
dapat tersusun sampai selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih terhadap bantuan
dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun
materi.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca
praktikkan dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah
ini.

Tangerang, 02 Oktober 2023

Penulis
BAB I LANDASAN TEORI

A. Kurs (Nilai Tukar)


1. Pengertian Kurs (Nilai Tukar)
Nilai tukar atau kurs (foreign exchange rate) antara lain dikemukakan oleh Abimanyu
adalah harga mata uang suatu negara relatif terhadap mata uang negara lain.1 Karena nilai
tukar ini mencakup dua mata uang, maka titik keseimbanganya ditentukan oleh sisi
penawaran dan permintaan dari kedua mata uang tersebut. pengertian lain dari nilai tukar
ditulis oleh Olivier Blanchard dalam bukunya Macroeconomics adalah “Nominal exchange
rate as the price of the domestic currency in term of foreign currency”.2 Frank J.M Fabozzi
dan Franco Modigliani memberikan definisi mengenai nilai tukar sebagai berikut “An
exchange rate is defined as the amount of one currency that can be exchanged per unit of
another currency, or the price of one currency in terms of another currency”.3 Dapat
disimpulkan dari beberapa definisi di atas bahwa nilai tukar adalah sejumlah uang dari suatu
mata uang tertentu yang dapat dipertukarkan dengan satu unit mata uang negara lain.

2. Sistem Nilai Tukar


Sistem nilai tukar berdasarkan pada besarnya intervensi dan cadangan devisa yang
dimiliki bank sentral suatu negara yang dipakai oleh banyak negara di dunia antara lain:
A. Sistem nilai tukar tetap (fixed exchange rate)
Dalam sistem ini otoritas moneter selalu mengintervensi pasar untuk mempertahankan
nilai tukar mata uang sendiri terhadap satu mata uang asing tertentu. Intervensi tersebut
memerlukan cadangan devisa yang relatif besar. Tekanan terhadap nilai tukar valuta asing
yang biasanya bersumber dari defisit neraca perdagangan cenderung menghasilkan kebijakan
devaluasi.
B. Sistem nilai mengambang bebas (free floating exchange rate)
Sistem ini berada pada kutub yang bertentangan dengan sistem fixed. Dalam sistem
ini otoritas moneter secara teoritis tidak perlu mengintervensi pasar sehingga sistem ini tidak
memerlukan cadangan devisa yang besar. Sistem ini berlaku di Indonesia saat ini.
C. Sistem Winder Band
Pada sistem ini nilai tukar dibiarkan mengambang atau berfluktuasi diantara dua titik,
tertinggi dan terendah. Apabila keadaan perekonomian mengakibatkan nilai tukar bergerak
melampaui batas tertinggi dan terendah tersebut, maka otoritas moneter akan melaksanakan
intervensi dengan cara membeli atau menjual rupiah sehingga nilai tukar rupiah berada
diantara kedua titik yang telah ditentukan.
D. Sistem Mengambang Terkendali (Managed Float)
Dalam sistem ini otoritas moneter tidak menentukan untuk mempertahankan satu nilai
tukar tertentu, namun otoritas moneter secara kontinu melaksanakan intervensi berdasarkan
pertimbangan tertentu, misalnya cadangan devisa yang menipis. Untuk mendorong ekspor
otoritas moneter akan melakukan intervensi agar nilai mata uang menguat.
E. Sistem Crawling Peg
Otoritas moneter dalam sistem ini mengaitkan mata uang domestik dengan beberapa
mata uang asing. Nilai tukar tersebut secara periodik dirubah secara berangsur-angsur dalam
persentase yang kecil. Sistem ini di pakai di Indonesia pada periode 1988-1995.
F. Sistem Ajustable Peg
Dalam sistem ini otoritas moneter selain berkomitmen untuk mempertahankan nilai
tukar juga berhak untuk merubah nilai tukar apabila terjadi perubahan dalam kebijakan
ekonomi.

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kurs (nilai tukar)


Keseimbangan kurs akan berubah mengikuti perubahan pada skedul permintaan dan
penawaran. Oleh karena itu, untuk dapat menjelaskan mengapa terjadi perubahan kurs, maka
harus mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi skedul permintaan dan penawaran mata
uang. Beberapa faktor yang mempengaruhi skedul permintaan dan penawaran mata uang
adalah :
A. Laju Inflasi Relatif
Secara sederhana pengaruh laju inflasi relatif dapat digambarkan sebagai berikut jika
laju inflasi di Amerika Serikat meningkat cukup besar, sementara laju inflasi di Inggris relatif
tetap. Kenaikan laju inflasi di Amerika Serikat membuat harga produk buatan Amerika
Serikat menjadi sangat mahal. Akibatnya, konsumen di Amerika Serikat akan mengalihkan
pembeliannya ke produk substitusi buatan Inggris, karena harganya relatif lebih murah. Di
lain pihak, konsumen di Inggris akan enggan membeli produk buatan Amerika Serikat,
karena harganya lebih mahal dibandingkan produk buatan Inggris. Fenomena ini memiliki
implikasi ganda. Pertama, permintaan terhadap £ akan meningkat. Karena ekspor Inggris ke
Amerika Serikat akan melonjak. Eksportir Inggris yang menerima pembayaran dari importir
Amerika Serikat akan menukarkan US$ yang diterima ke . Kedua, penawaran akan
berkurang,22 karena penurunan animo masyarakat terhadap produk Amerika Serikat akan
menurunkan impor produk dari Amerika Serikat.5 Pada umumnya negara yang mempunyai
tingkat inflasi yang tinggi mempunyai kecenderungan nilai mata uang yang melemah
(depresiasi). Ada beberapa perkecualian seperti ketika tahun 1980-an. Tingkat inflasi di
Amerika Serikat melaju lebih cepat dibandingkan dengan inflasi di Jepang, tetapi mata uang
dolar justru mengalami apresiasi terhadap mata uang yen Jepang. Dalam hal ini ada faktor
lain yang bekerja melawan arah inflasi, sehingga pengaruh inflasi menjadi tidak kelihatan.6
B. Tingkat Bunga Relatif
Kenaikan tingkat bunga di Amerika Serikat (misalnya dalam bentuk deposito)
menjadi semakin menarik, relatif jika dibandingkan dengan investasi dalam investor Inggris
(baik individu maupun perusahaan) akan mengalihkan investasinya dari £ ke US$. Sementara
itu investor Amerika Serikat akan engan menyimpan dana dalam dan menalihkannya dalam
US$.7 Fenomena ini akan menurunkan permintaan dan menaikkan penawaran terhadap .
Kurs baru yang terbentuk akan ditentukan oleh seberapa menariknya perbedaan tingkat bunga
(di Amerika Serikat dan di Inggris) di mata investor. Selain tingkat bunga nominal, analisis
juga sering menggunakan tingkat bunga rill untuk mengukur dampak perubahan kurs mata
uang.
C. Tingkat Pendapatan Relatif
Faktor yang ketiga yang mempengaruhi kurs adalah tingkat pendapatan relatif.
Misalkan tingkat pendapatan Amerika Serikat naik cukup besar, sementara tingkat
pendapatan Inggris tetap. Apa yang terjadi pada :
1) Skedul permintaan £ (Pound Sterling)
2) Skedul penawaran £ (Pound Sterling)
3) Keseimbangan kurs.
Pertama skedul permintaan terhadap £ akan bergeser keluar, dimana hal ini mencerminkan
peningkatan impor dari Inggris, karena kenaikan permintaan terhadap produk buatan Inggris.
Kedua, skedul penawaran £ tidak akan berubah.
BAB II PEMBAHASAN
2.1 SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PERUSAHAAN BANK BRI

Bank Rakyat Indonesia (BRI) adalah salah satu bank milik pemerintah
yang terbesar di Indonesia. Pada awalnya Bank Rakyat Indonesia (BRI)
didirikan di Purwokerto, Jawa Tengah oleh Raden Bei Aria Wirjaatmadja
dengan nama De. Poerwokertosche Hulp en Spaarbank der Inlandsche Hoofden
atau "Bank Bantuan dan Simpanan Milik Kaum Priyayi Purwokerto", suatu
lembaga keuangan yang melayani orang-orang berkebangsaan Indonesia
(pribumi). Lembaga tersebut berdiri tanggal 16 Desember 1895, yang kemudian
dijadikan sebagai hari kelahiran Bank BRI.
Pada periode setelah kemerdekaan RI. berdasarkan Peraturan Pemerintah
No. 1 tahun 1946 Pasal 1 disebutkan bahwa BRI adalah sebagai Bank
Pemerintah pertama di Republik Indonesia Dalam masa perang
mempertahankan kemerdekaan pada tahun 1948, kegiatan Bank BRI sempat
terhenti untuk sementara waktu dan baru mulai aktif kembali telah perjanjian
Renville pada tahun 1949 dengan berubah nama menjadi Bank Rakyat
Indonesia Serikat. Pada waktu itu melalui PERPU No. 41 tahun 1960
dibentuklah Bank Koperasi Tani dan Nelayan (BKTN) yang merupakan
peleburan dari Bank BRI, Bank Tani Nelayan dan Nederlandsche Maatschappij
(NHM). Kemudian berdasarkan Penetapan
Presiden (Penpres) No. 9 tahun 1965, BKTN diintegrasikan ke dalam
Bank Indonesia dengan nama Bank Indonesia Urusan Koperasi Tani dan
Nelayan. Setelah berjalan selama satu bulan, keluar Penpres No. 17 tahun 1965
tentang pembentukan bank tunggal dengan nama Bank Negara Indonesia.
Dalam ketentuan baru itu. Bank Indonesia Urusan Koperasi. Tani dan Nelayan
(eks BKTN) diintegrasikan dengan nama Bank Negara Indonesia unit II bidang
Rural, sedangkan NHM menjadi Bank Negara Indonesia unit II bidang Ekspor
Impor (Exim).
Berdasarkan Undang-Undang No. 14 tahun 1967 tentang Undang-undang
Pokok Perbankan dan Undang-undang No. 13 tahun 1968 tentang Undang-
undang Bank Sentral, yang intinya mengembalikan fungsi Bank Indonesia
sebagai Bank Sentral dan Bank Negara Indonesia Unit II Bidang Rular dan
Ekspor Impor dipisahkan masing-masing menjadi dua Bank yaitu Bank Rakyat
Indonesia dan Bank Ekspor Impor Indonesia. Selanjutnya berdasarkan Undang-
undang No. 21. tahun 1968 menetapkan kembali tugas-tugas pokok BRI sebagai
bank umum.
Sejak 1 Agustus 1992 berdasarkan Undang-Undang Perbankan No. 7
tahun 1992 dan Peraturan Pemerintah RI No. 21 tahun 1992 status BRI berubah
menjadi perseroan Terbatas. Kepemilikan BRI saat itu masih 100 persen di
tangan Pemerintah Republik Indonesia. Pada tahun 2003, Pemerintah Indonesia
memutuskan untuk menjual 30 persen saham bank ini, sehingga menjadi
perusahaan publik dengan nama resmi PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero)
Tbk.. yang masih digunakan sampai dengan saat ini.Perkembangan Bank
Rakyat Indonesia pada awal kemerdekaan di Purwokerto (1946-1950). Hasil
yang dicapai dalam penelitian ini adalah pada periode setelah kemerdekaan,
Indonesia harus mengalami berbagai permasalahan di berbagai bidang, salah
satunya adalah bidang sosial-ekonomi. Upaya yang dilakukan pemerintah untuk
mengatasi permasalahan tersebut ialah dengan memperdayakan peran
perbankan untuk menjaga kekuatan ekonomi Indonesia. Bank yang dipilih
pemerintah saat itu ialah Syomin Ginko untuk dinasionalisasikan menjadi Bank
Rakyat Indonesia berdasarkan PP No. 1 Tahun 1946 tentang penetapan BRI
menjadi bank pemerintah pertama sekaligus pelengkap kemerdekaan.

Anda mungkin juga menyukai