Anda di halaman 1dari 31

¬¬

Makalah Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi Pendidikan

PERILAKU INDIVIDU, PERILAKU ORGANISASI, DAN


PERILAKU KELOMPOK

Disusun Oleh:

Kelompok 4 Semester 1 Kelas 15 Banyuasin

1. BUDI RAHARJO ( 20236013062 )

2. YANDARIANI RISKI ( 20236013064 )


3. NYAMIDI
( 20236013067)

3. TEGUH ISWANTO ( 20236013065 )

Dosen : Dr. Hj. Nurlina, M.M

PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN


ANGKATAN 15 PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG
2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur selalu penulis panjatkan atas limpahan rahmad kepada Tuhan
Yang Maha Esa karena atas Karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini
dengan tepat waktu. Makalah yang berjudul Perilaku Individu, Perilaku Organisasi,
dan Perilaku Kelompok.
Makalah ini dibuat guna sebagai memenuhi tugas mata kuliah Kepemimpinan
dan Perilaku Organisasi Pendidikan. Pada kesempatan ini penulis juga ingin
mengucapkan banyak terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah
Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi Pendidikan ibu Dr. Hj. Nurlina, M.M telah
membimbing penulis sehingga penulis mampumenyelesaikan makalah ini.
Penulis berharap makalah ini tidak hanya bermanfaat bagi kalangan akademis
namun bermanfaat bagi masyarakat luas. Dan penulis mohon maaf yang sebesar-
besarnya apabila dalam makalah ini masih banyak kesalahan dan kekurangan karena
kesempurnaan hanyalahmilik Allah. Penulis hanya berharap semoga makalah ini
mampu menambah pengetahuan,wawasan terutama bagi penulis dan pembacanya.

Palembang, 14 Oktober 2023

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1

B. Rumusan Masalah 2

C. Tujuan Penulisan 2

BAB II PEMBAHASAN 3
A. Perilaku Individu 3

B. Perilaku Organisasi 6

C. Perilaku Kelompok 15

BAB III PENUTUP 19


A. Kesimpulan 19

B. Saran 20
DAFTAR PUSTAKA 21
BAB I
PENDAHULUA
N

A. Latar Belakang
Organisasi merupakan wadah tempat manusia untuk
mengekspresikan dirinya dan mengemukakan ide-ide yang ada didalam
pikirannya, organisasi memberikan seseorang kesempatan untuk
menciptakan ide-ide baru yang ada didalam benaknya dan
mendapatkan pengalaman lain yang belum diketahuinya, organisasi
juga bisa memenuhi kebutuhan kehidupan bagi seseorang yang telah
berjuang mengorbankan apa yang dimiliki, seperti : tenaga, pikiran,
harta dan memberikan ide-ide yang positif bagi suatu organisasi.
Dengan berorganisasi individu bisa mendpatkan imbalan baik materi
maupun non materi atau berupa suatu keputusan yang bisa memenuhi
kebutuhan dirinya dan keluarganya, sesuai dengan peraturan yang ada
didalam organisasi. Selanjutnya organisasi juga dapat menjadi tempat
interaksi kehidupan manusia yang berhubungan dengan berbagai aspek.
.
Antara organisasi dan manusia adalah dua hal yang saling
berhubungan dan tidak bisa dipisahkan, karena keduanya saling
mempengaruhi, baik itu prilaku, kebiasaan, yang nantinya bisa
menumbuhkan suatu budaya.. Perilaku organisasi merupakan suatu
ilmu yang mengkaji tentang berbagai faktor perilaku dan hubungan
manusia di dalam organisasi yang berkaitan dengan sikap dan perilaku
individu, perilaku kelompok dan struktur dalam organisasi. Perilaku
organisasi bisa juga dikatakan sebagai suatu cara berpikir untuk
memahami persoalan-persoalan yang ada di dalam organisasi serta
menjelaskan secara riil apa yang ditemukan pada tingkah laku
individumaupun kelompok dalam suatu organisasi, berikut tindakan
pemecahan yang diperlukan. Perilaku manusia pada umumnya
menekankan pada aspek-aspek psikologi dari tingkah laku manusia di
1
dalam organisasi.
Perilaku manusia dalam berorgaisasi akan mempengaruhi
organisasi, baik itu dari segi kemajuan suatu organisasi, perkembangan
organisasi, serta penentuan arah kedepan suatu organisasi. Selain itu
manusia juga sangat mentukan visi-dan misi organisasi yang
diloporinya. Seperti misal organisasi pada bisnis, Organisasi
pemerintahan, organisasi pada lembaga kemasyarakatan, organisasi di
lembaga pendidikan, organisasi lembaga sosial dan organisasi lainnya,
sesuai dengan ciri dan karakter organisasi masing-masing. Selain itu
perilaku organisasi sangat dipengaruhi oleh perilaku individu (Manusia)
yang bergelut didalam organisasi tersebut.

2
B. Rumusan Masalah

1. Apa definisi dari perilaku individu?

2. Bagaimana konsep untuk memahami perilaku individu?

3. Bagaimana indikator perilaku individu?

4. Apa definisi dari perilaku organisasi?

5. Apa pentingnya perilaku organisasi?

6. Bagaimana konsep untuk memahami perilaku organisasi?

7. Apa definisi dari perilaku kelompok?

8. Apa saja teori-teori pembentukan kelompok?

9. Bagaimana konsep untuk memahami perilaku kelompok?

C. Tujuan Penulisan

1. Mengetahui dan memahami perilaku individu

2. Mengetahui dan memahami perilaku organisasi

3. Mengetahui dan memahami perilaku kelompok

3
BAB II
PEMBAHAS
AN

A. Perilaku Individu
1. Pengertian Perilaku Individu

Perilaku Individu merupakan segala tindakan yang dilakukan


dalam pekerjaan maupun diluar pekerjaan manusia. Perilaku
Individu dalam organisasi ialah bentuk interaksi antara
karakteristik organisasi. Menurut Thoha (2007), perbedaan
perilaku manusia dilihat dari beberapa aspek mendasar sebagai
berikut :

a) Manusia berbeda perilakunya karena kemauannya tidak


sama.

b) Manusia mempunyai kebutuhan yang berbeda.


2. Indikator Prilaku Individu

a) Karakteristik biografis individu.

Karakteristik biografis yaitu karakteristik pribadi seperti


umur, jenis kelamin, dan status kawin yang objektif dan
mudah diperoleh dari rekaman pribadi. Setiap individu tentu
saja memiliki karakteristik individu yang menentukan
terhadap perilaku individu. Yang pada akhirnya
menghasilkan sebuah motivasi individu.

1) Usia, sangat berpengaruh terhadap karakteristik


biografis individu. Perbedaan usia akan membedakan
seberapa besar produktivitas individu tersebut dalam
melakukan aktivitas. Semakin tua usia individu maka
produktivitas individu tersebut akan semakin menurun.

4
Usia banyak mempengaruhi dalam individu seperti
terhadap produktivitas, kepuasan kerja, pengunduran diri,
dan tingkat keabsenan.

2) Jenis kelamin, tidak ada perbedaan yang mencolok


antara pria dan wanita, kecuali jika dikaitkan dengan
budaya setempat berkaitan dengan keabsenan, bahwa
wanita lebih memiliki tingkat kebasenan yang tinggi
dibandingkan dengan pria, hal ini berkaitan dengan
tanggungjawab dan fungsi dari seorang wanita. Wanita
memikul tanggung jawab rumah tangga dan keluarga
yang lebih besar, juga masalah kewanitaan. Tidak ada
beda yang signifikan / bermakna dalam produktifitas
kerja antara pria dengan wanita. Tidak ada bukti yang
menyatakan bahwa jenis kelamin karyawan
mempengaruhi kepuasan kerja. Beberapa studi
menjumpai bahwa wanita mempunyai tingkat keluar
yang lebih tinggi, dan studi lain menjumpai tidak ada
perbedaan antara hubungan keduanya.wanita
mempunyai tingkat absensi yang lebih tinggi (lebih
sering mangkir).

3) Status perkawinan, tidak terdapat hubungan antara


status perkawinan dengan produktivitas, namun hasil
riset menunjukkan bahwa karyawan yang telah menikah
mempunyai tingkat pengunduruan diri yang rendah,
tingkat keabsenan yang rendah dan lebih puas dengan
pekerjaannya dibanding rekan sejawat yang belum
menikah, hal ini dapat dikaitkan dengan status
perkawinan yang menuntut suatu tanggungjawab lebih
besar.

4) Masa kerja, tidak ada alasan bahwa karyawan yang lebih


lama bekerja (senior) akan lebih produktif dari pada yang
junior. Senioritas / masa kerja berkaitan secara negatif

5
dengan kemangkiran dan dengan tingkat turnover

b) Kemampuan.

Yang dimaksud dengan istilah kemampuan adalah


kapasitas seseorang untuk melaksanakan beberapa
kegiatan dalam satu pekerjaan. Pencapaian tujuan
organisasi atau manajemen yang berhasil adalah
kemampuan seorang pemimpin untuk mengeksploitasikan
kelebihan sebesar-besarnya dan menekankan
kekurangannya dari berbagai orang untuk bersamasama
meningkatkan produktifitas. Kategori dikelompokkan
menjadi dua yaitu kemampuan intelektual dan kemampuan
fisik.

1) Kemampuan intelektual adalah kemampuan yang


diperlukan untuk menjalankan kegiatan mental. Untuk
mengungkap kemampuan ini digunakan tes IQ yang
berusaha mengeksplorasi dimensi kecerdasan numeris
yaitu kemampuan berhitung dengan cepat dan tepat,
pemahaman verbal yaitu kemampuan memahami apa
yang dibaca dan didengar serta relasinya satu sama lain,
kecepatan perseptual yaitu kemampuan mengenali
kemiripan dan beda visual dengan cepat dan tepat,
penalaran induktif yaitu kemampuan mengenali suatu
urutan secara logis dalam suatu masalah dan kemdian
memecahkan masalah tersebut, penalaran deduktif yaitu
kemampuan menggunakan logika dan menilai implikasi
dari suatu argumen, visualisasi ruang yaitu kemampuan
membayangkan bagaimana suatu objek akan tampak
seandainya posisinya dalam ruang dirubah, ingatan
(memory) yaitu kemampuan menahan dan mengenang
kembali pengalaman masa lalu. Untuk pekerjaan yang
memerlukan rutinitas tinggi dan tidak memerlukan
intelektualitas tinggi, IQ tinggi tidak ada relevansinya

6
dengan kinerja. Namun pemahaman verbal, kecepatan
persepsi, visualisasi ruang dan ingatan banyak
diperlukan di berbagai bidang pekerjaan. Sehingga tes IQ
tetap diperlukan.

2) Kemampuan fisik adalah kemampuan yang diperlukan


untuk melakukan tugas-tugas yang menuntut stamina,
kecekatan, kekuatan dan keterampilan.

Karyawan yang mempunyai kemampuan intelektual dan


fisiknya tidak sesuai dengan tuntutan pekerjaan, dipastikan
akan merupakan penghambat pencapaian tujuan kinerja
atau produktifitas. Seorang pilot misalnya harus berkualitas
tinggi kemampuan visualisasi ruangnya, penjaga pantai
harus kuat kemampuan visualisasi dan koordinasi tubuhnya.

c) Pembelajaran.

Proses pembelajaran adalah bagaimana kita dapat


menjelaskan dan meramalkan perilaku, dan pahami
bagaimana orang belajar. Belajar adalah setiap perubahan
yang relatif permanen dari perilaku yang terjadi sebagai hasil
pengalaman.

d) Kepribadian.

Ketika kita berbicara tentang keperibadian, kita tidak


berbicara bahwa orang mempunyai pesona pandangan
positif terhadap kehidupan. Ketika seorang psikolog
berbicara tentang kepribadian mereka menggambarkan hal
dinamik yang menggambarkan pertumbuhan dan
perkembangan seluruh sistem psikologis seseorang. Gordon
Allport mengatakan bahwa keperibadian adalah organisasi
dinamik dalam individu dan mempunyai sistem psikologis
yang menentukan penyesuaian unik terhadap lingkungan.
Contohnya, orang yang pendiam akan dikenakan atribut
"berkepribadian pendiam". Dari pengertian yang ada,

7
kepribadian tentu sangat berpengaruh terhadap perilaku
individu dalam kesehariannya.

Keperibadian seseorang dipengaruhi oleh hasil dari


keturunan dan lingkungan. Faktor keturunan ditentukan oleh
faktor-faktor sejak lahir, misalnya ukuran fisik, daya tarik
wajah, jenis kelamin, tempramen, komposisi dan refleksi
otot merupakan sebuah ritme yang dianggap dari orang tua
yakni susunan biologis, psikologis, fisiologis inheren mereka.
Akan tetapi jika keperibadian sepenuhnya ditentukan oleh
faktor keturunan, ciri-ciri tersebut sudah ada sejak dilahirkan
dan tidak ada pengalaman yang bisa menggantikannya, yang
hal itu sangat tidak mungkin untuk merubah faktor tersebut.
Padahal faktor keperibadian tidak sepenuhnya di tentukan
oleh faktor keturunan. Diantara faktor yang memberi
tekanan pada pembentukan keperibadian adalah
kebudayaan dimana kita dibesarkan, pengkondisian awal,
keluarga, teman, kelompok sosial dan pengaruh-pengaruh
lain yang kita alami. Faktor lingkungan ini mempunyai
peranan yang penting dalam membentuk keperibadian kita.

Selain itu situasi juga mempengaruhi dampak


keturunaan dan lingkungan pada kepribadian individu,
walaupun pada umumnya stabil dan konsisten dalam situasi
yang berbedabeda, yang menimbulkan situasi aspek yang
berbeda pada seseorang, oleh karena itu sebaiknya dalam
melihat pola-pola keperibadian tidak secara terpisah.

B. Perilaku Organisasi
1. Pengertian perilaku organisasi
Perilaku organisasi yaitu terjemahan organizational behavior, yaitu
suatu studi yang berkaitan dengan aspek-aspek tingkah laku manusia
yang ada di dalam suatu organisasi ataupun didalam suatu kelompok
tertentu. Ia meliputi aspek yang timbul dari suatu pengaruh organisasi

8
kepada manusia, demikian juga aspek yang timbul dari pengaruh
manusia terhadap organisasi. Tujuan lebih mudahnya dari penelaahan
studi ini adalah untuk menentukan bagaimanakan pengaruh perilaku
manusia itu mempengaruhi dalam usaha untuk mencapai tujuan-tujuan
dari organisasi. (Thoha , 2007 : 5), (Sokarno, 2002:1) mengatakan bahwa
perilaku organisasi adalah “crucial” untuk bisa memahami, menjelaskan,
memperhitungkan serta mempengaruhi atau merubah perilaku manusia
yang ada didalam organisasi tempat mereka berada. Dari pengertian ini
ada 3 unsur yaitu; 1) perilaku organisasi mencermati tingkah laku yang
nampak jelas (kasat mata), seperti halnya diskusi dengan teman satu
lingkup Organisasi, mengoperasikan computer, menyuusun laporan.; 2)
perilaku organisasi membahas tingkah laku manusia sebagai individu
maupun sebagai anggota suatu kelompok organisasi; 3) perilaku
kelompok juga menganalisa perilaku kelompok dan organisasi itu
sendiri.( Arifin Tahir, 2014 : 28-29).
Perilaku organisasi berhubungan dengan cara manusia berinteraksi
disemua jenis dan jenjang organisasi. Dalam organisasi, orang dididik,
dilatih dan diperkerjakan, diberi informasi, dilindungi dan dikembangkan.
Dengan kata lain, maka perilaku organisasi adalah bagai man seseorang
bertindak dan bertingkah laku didalam suatu organisasi. Beberapa pakar
memberikan pengertian dan pandangan yang berbeda-beda tentang
perilaku organisasi, namun disini bersifat saling melengkapi pendapat
yang sastu dengan yang lainnya. Organisasi adalah unit sosial yang
saling sadar dikoordi-nasikan, terdiri dari 2 (dua) orang atau lebih yang
berfungsi secara relatif berkelanjutan untuk mencapai tujuan (Robbins
dan Judge, 2011:36), bersama atau serangkaiaan tujuan. Adapula yang
mengatakan bahawa organisasi adalah suatu sistem yang
dikoordinasikan secara sadar dari aktifitas 2 orang atau lebih (Keitner
dan Kinicki, 2010: 5).
Grenberg dan Baron mengemukakan organisasi yaitu suatu sistem
sosial yang tersusun (Terstruktur) terdiri dari kelompok serta individu
yang saling bekerja sama dengan tujuan meraih sasaran yang disepakati
bersama. Organisasi menurut pendapat Gibson, Ivancevich, Donelly

9
(2000: 5) yaitu sebagai suatu wujud tindakan yang memungkinkan
masyarakat bisa mendapatkan apa yang tidak dapat dicapai oleh
individu yang bertindak sendiri. Seperti halnya dengan organisasi,
pendapat di antara berbagai pakar tentang perilaku organisasi sangat
banyak ragamnya. Selanjutnya yang berpendapat bahawa perilaku
organisasi adalah suatu yang menyelidiki dampak perilaku dari suatu
individu, kelompok dan urutan (struktur) dalam organisasi, dengan
tujuan menerapkan pengetahuan yang didapat dalam upaya untuk
memperbaiki efektivitas jalannya suatu organisasi (Robbins, Judge,
2011:43).
Greenberg dan Baron dikutib Wibowo (2013:2), Perilaku organisasi
adalah penelaahan tentang apa yang orang pikirkan, rasakan serta
lakukan di dalam organisasi maupun di sekitar organisasi. Perilaku
organisasi adalah kajian tentang perilaku manusiayang ada di dalam
pengaturan sebuah organisasi, hubungan antara individu dengan
organisasi, dan organisasi itu sendiri. Perilaku (Behaviour) merupakan
sebuah fungsi dari variable-variabel yang baerkaitan dengan individual
(Individual), variabelvariabel keorganisasian (Organizational) , variabel-
variabel psikologikal individu yang ada didalam organisasi
(Psycological). (Winardi, 2014:199).
Rivai dan Mulyadi (2012: 172) secara formal pembahasan tentang
perilaku organisasi sudah dimulai sekitar tahun 1948 - 1952. Perilaku
organisasi yaitu sebagai suatu ilmu pengetahuan yang berkembang
terus untuk membantu suatu organissi dalam upaya meningkatkan
produktivitas organisasinya. Mengkaji perilaku organisasi sifatnya agak
abstrak (tidak bisa dilihat seperti apa bentuknya keran berkaitan dengan
tingkah laku tidak bisa dipastikan). Perilaku organisasi hanya bisa
dianaliasa pada saat situasi-situasi tertentu, sehingga sulit mendpatkan
prinsip yang kompleks. pengertian perilaku organisasi untuk berbagai
disiplin dapat di gambarkan dalam beberapa hal yaitu:
a) Perilaku organisasi yaitu berkaitan dengan cara seorang dalam
berfikir, perilakusama halnya dengan aktifitas dilakukan oleh
individu, kelompok, maupun organisasi organisasi.

10
b) Perilaku organisasi adalah berbagai disiplin yang mencangkup
tentang teori, metode serta prinsip-prinsip dari berbagai disiplin
ilmu.
c) Dalam organisasi terdapat suatu pengenalan kemanusiaan,
dimana disna terdapat perilaku, pandangan, perasaan, dan
kapasitas dari ilmu yang dimilikinya (kapasitas pembelajran).
d) Perilaku organisasi berkaitan pada kinerja, tujuan dari organisasi
adalah meningkatkan produktivitas, yang nnatinya berkaitan
dengan upaya bagaimana perilaku organisasi dapat mencapai
tujuan tersebut.
e) Lingkungan diluar organisasi sangat berpengaruh terhadap
perilaku organisasi.
f) Untuk mempelajari perilaku organisasi, kita perlu menggunakan
metode ilmiah, karena perilaku organisasi ini sangat tergantung
dari disiplin ilmu yang meliputinya.

Studi tentang perilaku organisasi termasuk dalam pembahasan


yang saling bairkaitan dengan tingkah laku yang berusaha untuk
menjelaskan tindakan manusia (individu) di dalam suatu organisasi.
Oleh karena saat uang merupakan tujuan dari berbagai alasan orang
untuk mendapatkan pekerjaan, maka disini aspek ekonomi tertentu
adalah relevan bagi ilmu organisasi ini. Dan juga sejak tingkah laku
manusia dipengaruhi oleh kemampuannya, maka ilmu psikologi adalah
juga relevan dalam membahasa hal ini, dan demikian pula dengan
sosiologi, ia dapat menjelaskan pengertian dari pengaruh kelompok
terhadap tingkah laku individu. Perlaku organisasi sama dengan halnya
sebagaiman suatu disiplin individu dipengaruhi oleh bagaimana
pekerjaan diatur dan siapa yang bertanggung jawab untuk
pelaksanaanya. Oleh karenanya ilmu tentang ini memperhitungkan pula
bagaman pengaruh urutan (struktur) organisasi kepada perilaku individu
yang ada pada organisasi. Walaupun dikenal adanya keunikan tertentu
pada individu, namun disini perilaku organisasi masih menekankan pada
kebutuhan seorang manajer untuk bertanggung jawab bahwa

11
keseluruhan tugas atau pekerjaan bisa dijalankan. Sehingga dapat
disimpulkan ilmu ini memberikan beberapa cara agar usaha-usaha
individu itu bisa mengatur organisasi secara efektif dalam rangka
mencapai tujuan organisasi.
Gito Sudarmo, (2000 : 4) menegemukakan bahwa perilaku
keorganisasian yaitu merupakan suatu bidang ilmu yang membahas dan
mempelajari tentang hubungan manusia yang ada di dalam organisasi,
meliputi kajian studi secara sistematis yang menyangkut tentang
perilaku, struktur (tingkatan) dan proses yang ada di dalam organisasi.
Larry L. Cummings dikutib ( Thoha, 2007:7) seorang Presiden dari
Akademi Manajemen dari Amerika Serikat mengemukakan sebuah
analisinya yang baerkaitan perbedaan antara perilaku organisasi dengan
disiplin lainnya yang sangat erat hubungannya dengan ilmu perilaku.
Menurut Cummings perbedaan di maksut disini yaitu sebagai berikut :
Perbedaan antara Perilaku Organisasi dan Psikologi Organisasi
antara lain : psikologi organisasi membatasi susunan atau menjelaskan
pada tingkat psikologi saja, sedangkan Perilaku Organisasi dijelaskan
dari berbagai disiplin. Kesaman dari keduanya itu yaitu smasama
memberikan pembahasan tentang perilaku orang-orang yang ada di
dalam suatu organisasi tertentu.
Perilaku Organisasi dengan Teori Organisasi perbedaannya yaitu
terletak pada bagian analisanya dan pusat variabel tak bebas. Perilaku
organisasi bahasan terhadap suatu kajian dari tingkah laku individu
serta kelompok yang ada di dalam suatu organisasi dan pengaplikasian
dari ilmu pengetahuan tertentu. Teori organisasi yaitu kajian yang
berkaitan tentang susunan (struktur) , proses, dan hasil yang didapat
dari organisasi dalam upaya mencapai tujuannya.
Perbedaan Perilaku Organisasi dengan Personnel and Human
Resourcer adalah bahwa Perilaku Organisasi lebih menekankan pada
pengenalan konsep, sedangkan Personnel and Human Resources
(P&HR) memusatka pada teknik dan teknologi. Variabel-variabel tak
bebas, seperti contoh tingkah laku dan kegiatan-kegiatan yang efektif
ada dalam organisasi, seringkali muncul pada keduanya. Personnel dan

12
Human Resourcer (P&HR) keliahatannya berada di atas permukaan
antara organisasi dan individu, dengan menekankan pada
pengembangan dan pelaksanaan cara pengangkatan, pengembangan,
dana motivasi individuindividu di dalam suatu organisasi. ( Arifin Tahir,
2014 : 30-31), dengan demikian berkaitan dengan perilaku organisasi
diatas maka perilaku organiassi adalah upaya yang dilakukan oleh
individu yang ada didalam organisasi tersebut untuk saling
mempengaruhi guna suatu perubahan baik itu berdasarkan kesepakatan
maupun tidak untuk mencapai tujuan yang sudah di sepakai bersama.

2. Unsur-Unsur Perilaku Organisasi


a) Orang, Person/kelompok yg membentuk organisasi Orang ~>
mahluk berjiwa, berpikiran, berperasaan, Orang-orang, membentuk
sistem sosial intern organisasi. Mereka terdiri dari orang-orang dan
kelompok, serta kelompok besar, termasuk juga kelompok kecil.
Selain dari hal tersebut ada juga kelompok yang tak resmi dan
kelompok informal, ada lagi berbagai kelompok yang lebih resmi
atau kelompok formal. Semua kelompok itu bergerak (dinamis).
Kelompok terbentuk, berubah dan tercerai berai. Orang yang ada
didalam suatu kelompok merupakan mahluk hidup yang
berrpikiran dan berperasaan yang bisa membuat suatu organisasi
sehingga bisa mencapai tujuannya. Berdasarkan penelitian
Arrafiqur Rahman (Jurnal Ilmiah Cano Ekonomos Vol.2.No.1
Januari 2013 : 17) bahwa perilaku individu ataupun seorang yang
ada didalam organisasi sangat berpengaruh terhadap
perkembangan dan kemajuan suatu organisasi, seperti persamaan
regresi linier dapat ditulis sebagai berikut: Y 27,451_ 0,196X _H .
Dari persamaan tersebut, dapat diartikan bahwa jika terjadi
perubahan pada perilaku individu sebesar 1% maka kinerja
pegawai juga akan mengalami perubahan sebesar 19,6%.
b) Struktur, Hubungaan resmi orang-orang dlm organisasi, Struktur,
menentukan hubungan resmi orangorang dalam organisasi.
Berbagai bidang pekerjaan sangat diperlukan untuk melaksankan

13
semua kegiatan dan aktivitas tanga ada didalam organisasi. Ada
manajer dan pegawai, akuntan dll. Orang-orang iuni harus
dihubungkan dengan cara tertentu yang terstruktur agar pekerjaan
mereka efektif. Dari kesemua hubungan ini nanatinya akan
menimbulkan suatu persoalan dan masalah, jika susunan struktur
kepengurusannya baik maka tujuan organisasi dapat tercapai..
Didalam organisasi juga perlu adanya komunikasi anta satu pihak
yang saling berkaitan dengan pihak lainnya dalam melakukan
aktivitas, komunikasi sesama karyawan merupakan suatu hal yang
sangat penting, interaksi yang baik antara kariayawan dapat
mengurangi dan menghidari konfik sehingga tim kerja yang ada
diperusahaan dapat diandalkan dalam mengambil keputusan
pekerjaan.( Rajagukguk, 2017:136).
c) Teknologi, Sumber daya yg digunakan orang-orang utk bekerja.
Sumberdaya teknologi ini merupakan suatu yang sangat
berpengaruh dalam suatu organisasi, tak mungkin bisa
menghasilkan sesuatu dengan tanga kosong, teknologi sangat
adalah suatu hal yang mendukung baik itu seperti mendirikan
bangunan, merancang dan merakit mesin, menciptakan proses
kerja dan merakit sumber daya. Teknologi yang dihasilkan
memberikan pengaruh yang sangat signifikan terhadap hubungan
kerja. Teknologi yang baik dan canggih sangat berguna sebagai
sarana untuk mendukung manusia melakukan berbagai hal dan
memudahkan pekerjaan dengan kualitas dan pekerjaan yang
efektif.
d) Lingkungan (tempat organisasi beroperasi): Mempengaruhi sikap
orang-orang, Mempengaruhi kondisi kerja, Menimbulkan
persaingan utk memperoleh sumber daya dan kekuasaan.
Lingkungan luar perlu dipertimbangkan ~> menelaah perilaku
orang dalam organisasi, Lingkungan, tempat beroperasinya
organisasi. Organisasi tidak terdiri sendiri. Organisasi terdiri dari
bagian sistem yang besar dan terdapat banyak unsur yang saling
berkaitan didalamnya seperti pemerintah, keluarga dan organisasi

14
lainnya. Semua unsur yang ada ini akan saling mempengaruhi
dalam suatu sistem yang rumit yang menjadi gaya hidup
sekelompok orang. Lingkungan luar memberikan pengaruh
terhadap sikap orang-orang, mempengaruhi keadaan di suatu
lingkungan kerja dan akan menimbulkan suatu persaingan untuk
bisa menghasilkan sumber daya dan kekuasaan.

Dari berbagai unsur diatas mulai dari orang, struktur, teknologi dan
lingkungan merupaka hal yang tak bisa dipisahkan satu dengan yang
lainnya karena kesemuanya akan saling memerikan pengaruh dan saling
mendukung yang nanatinya akan memberikan dampak terhadap suatu
organisasi, maju dan mundurnya suatu organisasi tergantung
bagaimana seorang pimpinan dalam memanfaatkan unsur yang ada
sebaik mungkin untuk kepentingan organisasi.

3. Model Prilaku Organisasi


Model-model yang akan dibahas disini adalah model-model yang
paling sering digunakan dalam satu abad terakhir. Model ini di pakai
sebagai acuan dalam memahami perilaku pemimimpin dan manajemen,
secara keseluruhan manajer dalam tingkat tertinggi dapat
mempengaruhi keseluruhan jalannya suatu organisasi. Model-model ini
biasanya digunakan diseluruh atau sebagian bidang dalam organisasi.
Para pim[pinan biasanya memakai model perilaku organisasi
berdasarkan SDM, teknologi yang dimiliki, keadaan lingkungan tempat
organisasi berada, dan struktur kepengurusan. Biasanya model yang
dipakai dapat berubah sewaktu-waktu menyesuikan dengan kondisi dan
keadaan tertentu.
a) Model Autokratik Model mulai dikenal selama revolusi industri
sekitar tahun 1800 sampai 1900 . model ini lebih mengutamakan
kekuatan. Manajer mempunyai kekuatan atau wewenang untuk
menempatkan pegawai pada pekerjaan sesuai kehendaknya, dan
manajer berhak memberikan sanksi jika pegawai tidak mengikuti
perintahnya.. manajer memiliki kekuasaan mutlak atas pegawai

15
atau bawahannya. Model ini dalam prakteknya pegawai harus
diarahkan dan di dorong untuk melaksanakn pekerjaannya.
Manajemen mempunyai pandangan bahwa pegawai harus
mematuhi semua peraturan yang ditetapkan oleh pimpinan. Para
pegawai di awasi secara ketat. Pada prakteknya manajer
mempunyai kekuasaan mutlak, ia bisa memecat, memanggil,
menindak lanjut pegawai sesuai keinginannya. Para kariawan
karena rasa takut bisa patuh terhadap atasan tapi belum tentu
menghormati manajemen ini. Pada dasarnya, karyawan
mendapatkan gaji minimum untuk suatu pekerjaan yang minimal.
Bawahan yang punya keterampilan rendah. Seringkali kariawan
yang bekerja pada model ini karena terdesak dengan ekonomi
pribadi atau penghidupan untuk keluarganya. Kelemahan model
seperti ini adalah adanya keterbatasan manajemen, di mana
seorang manajer mengatur seluruh hal secara detail dalam
perjalanan perusahaan sehari-hari. Manajer mengatur waktu serta
proses, bahkan sampai kepada hal kecil sekalipun. Permasalahan
yang terdapat dalam model ini dan mikro manajemen adalah
mengakibatkan rendahnya moral karyawan, pengambilan
keputusan buruk (tak ada yang berani membantah), dan biasanya
sering terjadi penggatian pegawai. Hal tersebut, memungkinkan
timbulnya rasa kesal didalam diri kariawan sehingga bisa saja
kariawan melampiaskannya di lingkungan sosial dan keluarganya.
Penerapannya model ini bisa saja tercapai akan tetapi harus
memiliki biaya serta sumber daya manusia yang tinggi. Model ini
dapat dipakai dalam situasi yang sangat membutuhkan (kritis),
atau diterapkan dalam pekerjaan jangka pendek (Newstorm: 34).
b) Model Kustodial, di akhir tahun 1800, para kariayawan menyadai,
mereka dapat dengan baik jika kebutuhan dasar mereka tercukupi,
adanya rasa aman, mempunyai mutu pekerjaan yang lebih baik, hal
ini namakan paternalisme, memberikan perlakuan kepad kariawan
dengan cara menyediakan keuntungan dan kebutuhan dasarnya
dalam memberikan perlakuan terhadap keriyawan. Pendekatan

16
model ini tergantung pada sumber daya ekonomi yang dimiliki,
modal dan upah, untuk memotivasi karyawan dalam bekerja.
Perusahaan harus memiliki keuangan yang cukup untuk bisa
menutupi kebutuhan ini. . Pada tahun 1930, sebagian besar
kariyawan menginginkan adanya program kesejahteraan, seperti ;
adanya perumahan, asuransi kesehatan, gaji lembur, uang pensiun,
dan hari liburan. Permasalahan dari model kustodial ini adalah
adanya ketergantungan perusahaan terhadap karyawan karena
keamanannya. Para pegawai suka terhadap perusaan bukan
karena perusahaannya akan tetapi karena keamanan yang didapat
dari tempat mereka bekerja sehingga mereka merasa enggan
untuk keluar. Dalam model ini para karyawan fokus untuk
mendpatkan imbalan ekonomis, mereka cukup berperan, akan
tetapi kurang termotivasi dalam bekerja, mereka hanya pasif saja.
Perusahaan yang memakai pendekatan kustodial ini biasanya
rendahnya pergantian keluar dan masuk pegawai. Namun, para
karyawan tidak mengeluarkan kemampuan terbaiknya atau tidak
termotivasi untuk mengembangkan kemampuan potensi yang
mereka miliki. Model kustodial bisa dikatakan sebagai pondasi
yang baik bagi organisasi atu perusahaan untuk lebih meningkat
kepada pendekatan kepada tahap berikutnya (Newstorm 35).
c) Model Suportif, Model suportif ini lahir dari penelitian dilakukan
pada tahun 1920 sampai 1930 . Model ini terpusat pada
kepemimpinan, berupa kekuasaan atau materi. Manajer bisa
membuat situasi dan kondisi kerja yang bisa membuat kariyawan
megembangkan kariernya. Model ini menganggap bahawa
kariyawan mau bekerja dan dan kariyawan didorong dan di
motivasi untuk menggunakan kemampuan terbaiknya. Para
kariyawan lebih besar motivasi dalam dirinya karena adanya status
atau pengakuan dan pengahargaan yang diberikan dan lebih baik
dari dua model diatas tadi. Pendekatan model bukan materi (uang),
akan tetapi bagaimana seorang manajer dalam memberikan
perlakuan terbaiknya kepada karyawan. Manajer yang suka

17
memberikan dukungan dan semangat membantu karyawan dalam
menyelesaikan masalah yang dihadapinya dalam menyelesaikan
pekerjaan.. namun demikian, beberapa pimpinan ada yang setuju
akan tetapi tidak selalu diaplikasikann dalam kenyataannya. Model
ini diaplikasikan secara luas terutama dinegara barat. karena
model ini dapat memberikan respon dan dorongan karyawan akan
kebutuhan yang kompleks. Hal seperti ini ternyata sangat berguna
bagi perusahaan produksi. Para karyawan di negara berkembang
menyadari akan hal ini dan menginginkan adanya pendekatan yang
lebih modern.
d) Model Kolegial, model ini diperkenalkan sejak sekitar lima puluh
tahun yang lalu. Kolegial yaitu keseluruhan sumber daya manusia
bekerja secara bersama-sama dan saling membantu dalam
menyelesaikan pekerjaan. Pada model ini, manajemen
membangun rasa persaudaraan dan persahabatan dengan para
karyawan. Dengan adanya suasana dilingkungan yang mempunyai
keterbukaan dan partisipasi dari berbagai sumber daya manusia.
Model kolegial yaitu lebih menekankan pada kerja sama. Manajer
sebagai orang yang melatih untuk memberikan bantuan dalam
membangun tim kerja yang lebih baik. Para pegawai merasa
bertanggung jawab antara satu sama lain agar dapat
menghasilkan kualitas pekerjaan yang lebih baik. Para pegawai
memiliki rasa disiplin terhadap diri mereka sendiri. Sebagaian
besar kariyawan merasa puas akan apa yang mereka berikan untuk
perusahaan. Hal ini membawa aktualisasi diri dan gairah yang lebih
untuk bekerja. Model seperti ini biasa digunakan dalam pekerjaan
yang membutuhkan kreativitas seperti industri kreatif. Contohnya:
komunikasi, pemasaran, atau dilingkungan yang membutuhkan
pemikiran, seperti pendidikan dan perencanaan (Newstorm 38).
e) Model Sistem, merupakan model yang lahir pada masa kini, dalam
model ini seseorang melakukan pekerjaan mengingkin hal yang
lebih bukan sekedar uang akan tetapi, keamanan dalam pekerjaan,
dan tim kerja. Abad milenial ini, kariyawan ingin kepercayaan,

18
tempat kerja yang yang mengutamakan etika (etis), pimpinan yang
perhatian serta murah hati, dan lingkungan pekerjaan yang
mengutamakan rasa persaudaraan dan saling memiliki. Model
sistem mengedepankan terhadap identifikasi perkembangan dan
memanajemen kekuatan dalam diri pegawai. Pimpinanlebih fokus
untuk membantu mengembangkan para pegawai akan harapan,
rasa yang optimis, kepercayaan diri, empati, kepercayaan, rasa
dihargai, keberhasilan, keberanian, dan kebahagiaan. Model ini
pimpinan memberikanpendidikan dan perlindungan kepada
karyawan untuk membuat budaya lingkungan kerja yang positif
untuk tercapainya kesuksesan organisasi dan komitmen dan tekat
dari para karyawan.manajer dan karyawan sama-sama memiliki
kecerdasan sosial, di mana manajer sebagai seorang fasilitatornya
(Newstors 39). Model sistem ini, manajer dan karyawan sama-
sama merasa memiliki dan sama-sama diuntungkan. Setiap orang
dalam organisasi punya rasa memiliki secara psikologis terhadap
organisasi, produk-produk, dan layanannya. Setiap orang merasa
memili, bertanggung jawab, serasa seperti berada dirumah sendiri,
(nyaman) Para karyawan memili motivasi yang kuat, kebutuhan
dan keinginan karyawan terpenuhi, para pegawai mempunyai rasa
gairah dan komitmen terhadap tujuan perusahaan, tidak hanya
terhadap keinginan dan kebutuhan diri sendiri.

4. Level Prilaku Organisasi


a) Tingkat individu, yaitu menganalisis perilaku seseorang
berdasarkan interaksi kepribadian dirinya, mulai dari sifat, sikap
dan kepribadian sampai dengan pengalaman hidupnya. Organisasi
dimana seseorang berada biasanya bisa memberikan pengaruh
yang signifikan terhadap perilaku seseorang dengan cara
mengubah satu atau lebih faktor penentu dari perilaku individu.
Semua faktor itu semua bisa dipengaruhi, Perilaku seseorang itu
ditentukan oleh banyak faktor. Ada kalanya perilaku seseorang
dipengaruhi oleh kemampuan yang dimilikinya, ada pula faktor

19
kebutuhannya, dipengaruhi oleh lingkungan dan harapan dalam
hidupnya.( Purnamasari, 2016 :160).
b) Tingkat kelompok yaitu pengaruh yang berasal dari anggota yang
ada didalam suatu kelompok tersebut baik itu berupa, aturan, nilai-
nilai, dan kebiasaan kelompok.
c) Tingkat organisasi yaitu jabatan yang ada pada seseorang didalam
suatu organisasi juga akan memberikan pengaruh interaksi yang
ada pada organisasi tersebut. Dapat kita pahami bahwa tingkatan
yang akan mempengaruhi suatu organisasi adalah ada yang
berasal dari individu, kelompok dan kepemimpinan didalam
organisasi itu sendiri, atau posisi seseorang didalam suatu
organisasi. Kesemuanya itu akan saling memberikan dampak
terhadap suatu organisasi, untuk memajukan organisasi seorang
pimpinan orang yang paling bertanggung jawab harus bisa
mengontril keadaan dan menanmkan budaya dan nilai-nilai yang
bisa membuat semua stekholder yang saling berkaitan bisa
bekerjasama dan saling memberikan keuntungan guna mencapai
tujuan bersama.

C. Perilaku Kelompok
1. Pengertian Perilaku Kelompok
Perilaku kelompok ialah seluruh aktivitas dengan adanya
komunikasi yang intens untuk dapat mencapai tujuan yang dikehendaki
dengan tetap mengikuti alur sistem yang sudah ditentukan oleh
kelompok yang dapat menjaga persepsi dari awal hingga akhir.
2. Teori-Teori Pembentukan Perilaku Kelompok
a) Teori Kedekatan
Dalam teori ini, seseorang berhubungan dengan orang lain
disebabkan oleh adanya kedekatan ruang dan daerah. Ketika
orang-orang berdekatan secara geografis, baik tempat sementara,
rumah atau berbagai aktivitas keseharian yang dilakukan maka
orang-orang tersebut akan lebih memungkinkan untuk memiliki
intensitas yang lebih tinggi satu sama lain, jika hal ini terjadi maka

20
orang-orang akan memiliki peluang yang sama untuk membentuk
suatu kelompok.
b) Teori George Homans
Teori ini memandang bahwa pembentukan kelompok
berdasarkan aktivitas-aktivitas, interaksi, dan sentimen
(perasaan/emosi). Dalam teori ini memandang 3 asumsi proses
pembentukan kelompok, yaitu :
(1) Semakin banyak aktivitas seseorang dilakukan dengan orang
lain, semakin beraneka interaksi-interaksinya, dan juga
semakin kuat tumbuhnya sentimen-sentimen mereka.
(2) Semakin banyak interaksi-interaksi di antara orang-orang,
,maka semakin banyak kemungkinan aktivitas dan sentimen
yang ditularkan pada orang lain.
(3) Semakin banyak aktivitas dan sentimen yang ditularkan
dan dipahami orang lain, maka semakin banyak
kemungkinan ditularkannya aktivitas dan interaksi-interaksi.
c) Teori Keseimbangan
Teori ini memandang bahwa seseorang tertarik kepada orang
lain dan membentuk kelompok didasarkan pada kesamaan sikap
masing-masing dalam menanggapi suatu tujuan yang relevan
satu sama lain.
d) Teori Pertukaran (Exchange Theory)
Proses pembentukan kelompok juga memungkinkan terjadi
karena adanya interaksi dan susunan sebagai berikut: hadiah-
biaya-dan hasil. Dalam prosesnya pembentukan kelompok
menurut teori ini memungkinkan terjadi karena seseorang atau
sekelompok orang memberi sesuatu kepada orang lain atau pihak
lain untuk mendapatkan sesuatu balasan dari orang atau pihak lain
tersebut.
e) Teori Alasan-alasan Praktis (Practicalitiest of Group Formalization)
Teori ini menganggap bahwa kelompok akan terbentuk karena
alasan-alasan yang bersifat praktis, yaitu ekonomi, keamanan
atau alasan-alasan sosial. Kelompok-kelompok cenderung

21
memberikan kepuasan terhadap kebutuhan-kebutuhan sosial yang
mendasar dari orang-orang yang mengelompok tersebut

3. Ciri-Ciri Umum Kelompok


a) Struktur
Dalam setiap kelompok berkembang beberapa tipe struktur;
para anggota kelompok dibedakan atas dasar faktorfaktor seperti
keahlian, kekuasaan, status dan sifat agresif. Tiap anggota
menduduki posisi tertentu dalam kelompok. Pola hubungan antara
posisi ini merupakan struktur kelompok.
b) Hirarki Status
Istilah status sangat mirip dengan posisi, sehingga kedua
istilah itu sering digunakan dalam arti yang merupakan
konsekuensi dari karakteristik tertentu yang membedakan posisi
yang satu dengan yang lainnya.
c) Peran
Setiap posisi dalam kelompok mempunyai peran yang saling
berhubungan, yang terdiri dari perilaku yang diharapkan dari
mereka yang menduduki posisi tersebut.

d) Norma atau Peraturan


Norma adalah standar yang diterima oleh anggota kelompok
yang mempunyai karakteristik tertentu atau suatu peraturan yang
tidak tertulis. Pertama, norma hanya dibentuk sehubungan dengan
hal-hal yang penting bagi kelompok.
e) Kepemimpinan
Peran kepemimpinan dalam kelompok merupakan suatu
karakteristik penting dalam kelompok.
f) Kesatupaduan
Kesatupaduan dipandang sebagai suatu kekuatan yang
memaksa para anggota untuk tetap berada dalam satu kelompok.

4. Tahap-Tahap Perkembangan Kelompok

22
a) Tahap 1 Pembentukan
Tahap pembentukan dicirikan oleh banyaknya ketidakpastian
mengenai maksud, struktur, dan kepemimpinan kelompok.
b) Tahap 2 Keributan
Tahap keributan dicirikan oleh konflik di dalam kelompok.
c) Tahap 3 Penormaan
Tahap penormaan dicirikan oleh hubungan karib dan
kekohesifan (saling tertarik).
d) Tahap 4 Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan dicirikan oleh pergeseran dari mencoba
mengert dan memahami satu sama lain ke pelaksanaan tugas.
e) Tahap 5 Reses
Tahap reses dicirikan oleh muculnya kepedulian untuk
menyelesaikan kegiatan-kegiatan daripada melaksanakan tugas.

5. Jenis-Jenis Kelompok
a) Kelompok Premier
Kelompok ini merupakan sebuah kelompok yang ditandai
dengan adanya sifat keakraban, kerjasama dan hubungan tatap
muka di antara anggota kelompok, seperti keluarga, kelompok
kolega, dan lain-lain. Kelompok primer merupakan orang-orang
yang memiliki perilaku tersendiri/khas dan cenderung
menghiraukan pengaruh lingkungan eksternal dalam upayanya
dalam mencapai tujuan.

b) Kelompok Formal dan Informal


Kelompok formal merupakan kelompok yang dengan
sengaja dibentuk untuk melaksanakan suatu tugas tertentu,
seperti divisi SDM di perusahaan, Kelompok Kerja Guru, dan lain-
lain.
Kelompok informal merupakan kelompok yang tumbuh dari
proses interaksi, daya tarik, dan kebutuhan-kebutuhan
seseorang dalam suatu kelompok formal, seperti kelompok bola

23
voly, basket, catur, dan lain-lain.
c) Kelompok Terbuka dan Tertutup
Kelompok terbuka merupakan kelompok yang secara
ajek/konsisten dan terus-menerus mempunyai rasa tanggap
terhadap perubahan dan pembaharuan yang diperlukan
organisasi untuk mencapai tujuannya. Kelompok tertutup
merupakan kelompok yang kecil kemungkinan menerima suatu
perubahan atau pembaharuan. Mereka adalah kelompok yang
jarang berinteraksi dengan lingkungan di luar kelompoknya.
Karena kurang akses terhadap kondisi eksternal atau informasi
yang berkembang inilah disebut sebagai kelompok tertutup.
d) Kelompok Referensi
Kelompok referensi adalah kelompok di mana seseorang
melakukan referensi atasnya. Seseorang mengidentifikasikan
dirinya dengan atau menginginkan sebagai bagian dari kelompok
tersebut, walaupun bukan anggota organisasi.

24
BAB III
PENUT
UP

A. Kesimpulan
Tujuan kajian perilaku organisasi pada dasarnya ada tiga, yaitu
menjelaskan, meramalkan, dan mengendalikan perilaku manusia. Perilaku
organisasi berupaya mengetahui faktor-faktor penyebab perilaku individu
atau kelompok.
Pertama, penjelasan terhadap suatu fenomena dalam manajemen
merupakan hal penting karena membantu para manajer atau pemimpin tim
dalam melakukan sasaran lain yaitu mengendalikan situasi penyebab
perilaku individu atau kelompok kerja tersebut.
Kedua, yaitu meramalkan berarti perilaku organisasi membantu
memprediksi kejadian organisasi di masa mendatang. Pengetahuan
terhadap faktor-faktor penyebab munculnya perilaku individu atau kelompok
membantu manajer meramalkan akibat-akibat dari suatu program atau
kebijakan organisasi. Hal ini membantu melakukan pengendalian preventif
terhadap perilaku individu dan kelompok dalam organisasi.
Ketiga, yaitu mengendalikan mengandung arti bahwa perilaku organisasi
menawarkan berbagai strategi dalam mengarahkan perilaku individu atau
kelompok. Berbagai strategi kepemimpinan, motivasi, dan pengembangan
tim kerja yang efektif merupakan contoh-contoh dalam mengarahkan
perilaku individu dan kelompok.
Berhasil atau tidaknya organisasi mencapai visi dan misinya juga
dipengaruhi oleh perilaku kepemimpinan dalam organisasi seperti “membuat
keputusan, menetapkan sasaran, memilih dan mengembangkan personalia,
mengadakan komunikasi, memberikan motivasi, dan mengawasi
pelaksanaan manajemen”.
Kemudian, pendidikan adalah suatu tindakan sosial yang pelaksanaanya

25
dimungkinkan melalui suatu jaringan hubungan- hubungan kemanusiaan.
Jaringan-jaringan inilah bersama dengan hubungan-hubungan dan peranan-
peranan individu yang menentukan watak pendidikan di suatu masyarakat.
Politik adalah bagian dari paket kehidupan lembaga- lembaga pendidikan.
Hal ini menegaskan bahwa pendidikan dan politik adalah dua hal yang saling
berhubungan erat dan saling mempengaruhi. Berbagai aspek pendidikan
selalu mengandung unsur- unsur politik, begitu juga sebaliknya setiap
aktivitas politik ada kaitanya dengan aspek- aspek kependidikan.
pendidikan dan politik adalah dua hal yang berhubungan erat dan saling
mempengaruhi. Dengan kata lain, berbagai aspek pendidikan senantiasa
mengandung unsur–unsur politik. Begitu juga sebaliknya, setiap aktivitas
politik ada kaitannya dengan aspek–aspek kependidikan. Terkait peran
Negara terhadap proses pendidikan secara teoritis dapat dikemukakan dua
perspektif, yaitu perspektif mikro dan perspektif studi cultural. Dalam
perspektif mikro yang dijadikan pusat perhatian ialah peserta didik dalam
proses belajar mengajar. Dalam perspektif studi cultural, sistem pendidikan
merupakan bagian yang terintegrasi dari sistem budaya, sosial, politik dan
ekonomi sebagai suatu keutuhan.

B. Saran

Alhamdulillah kami panjatkan sebagai implementasi rasa syukur


kami atas selesainya makalah Organisasi Kepemimpinan Pendidikan
tentang Perilaku Individu dan Kelompok dalam Organisasi serta
Kekuasaan dan Politik dalam Lembaga Pendidikan ini. Namun, dengan
selesainya bukan berarti telah sempurna, karena kami sebagai manusia,
sadar bahwa dalam diri kami tersimpan berbagai sifat kekurangan dan
ketidak sempurnaan yang tentunya sangat mempengaruhi terhadap
kinerja kami.

Oleh karena itu, saran serta kritik yang bersifat membangun dari
pembaca sangat kami perlukan guna penyempurnaan dalam tugas
berikutnya dan dijadikan suatu pertimbangan dalam setiap langkah
sehingga kami terus termotivasi ke arah yang lebih baik dan semoga

26
makalah kami ini bermanfaat bagi kita semua.

27
DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Tohir. 2014. Perilaku Organisasi, Cet. 1. Yogyakarta: Deepublish.


Arrafiqur, Rahman. 2013. Pengaruh perilaku individu terhadap kinerja pegawai
pada kantor wilayah departemen agama provinsi riau. Jurnal Ilmiah Cano
Ekonomos Vol.2 (1):17.
Candra, Wijaya. 2016. Perilaku Organisai. Medan: Lembaga Peduli
Pengembangan Pendidikan Indonesia (LPPPI).
Cane, Sheila. 1998. Kaizen Strategies for Winning Through People, (alih Bahasa
Martin Widjokongko). Batam: Interaksara.
Hermino, Agustinus. 2013. Assesmen Kebutuhan Organisasi Persekolahan.
Jakarta: PT. Gramedia.
Purnamasari, Hanny. 2016. Perilaku Organisasi Dalam Pelayanan Administrasi
Kependudukan (Studi Pelayanan Pembuatan Kartu Keluarga (Kk) Pada
Kantor Kecamatan Lemahabang Kabupaten Karawang. Jurnal Politikom
Indonesiana, Vol.1
No.1.
Rajagukguk, Tiur. 2017. Pengaruh Perilaku Organisasi Terhadap Prestasi
Karyawan Pada PT. Perkebunan Nusantara ii (Persero) Medan. Jurnal
Ilmiah Methonomi Vol. 3 No.2.
Sunyoto, Danang. 2013. Teori, Kuisioner,dan Proses Aalisis Data Perilaku
Organisasi. Jakarta: Center Academic Publishing Cervice.
Veitthzal, Rivai. 2012. Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi. Jakarta:
Rajawali Press. Winardi. 1990. Asas-Asas Manajemen. Bandung:
Mandara Maju

28

Anda mungkin juga menyukai