Anda di halaman 1dari 22

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmatNya sehingga makalah ini
dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa saya mengucapkan terimakasih
terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan
sumbangan baik pikiran maupun materinya.

Saya berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan makalah
ini bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.

Saya yakin masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena
keterbatasan pengetahuan dan pengalaman saya. Untuk itu saya sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Bukittinggi, 16 des 2019

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................................................................... i
DAFTAR ISI..................................................................................................................................................................... ii
BAB I.................................................................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN............................................................................................................................................................ 1
1. Latar Belakang.................................................................................................................................................. 1
2. Rumusan Masalah............................................................................................................................................ 2
3. Tujuan Makalah................................................................................................................................................ 2
BAB II.................................................................................................................................................................................. 3
PEMBAHASAN PAPARAN TEORI PERILAKU ORGANISASI............................................................3
1. Keragaman dalam organisasi...................................................................................................................... 3
2. Sikap dan kepuasan kerja............................................................................................................................. 5
3. Emosi dan suasana hati.................................................................................................................................. 7
4. Kepribadian dan Nilai..................................................................................................................................... 8
5. Persepsi dan pengambilan Keputusan Individu................................................................................ 10
6. Konsep Motivasi............................................................................................................................................. 12
7. Motivasi : Dari konsep menjadi Penerapan........................................................................................ 15
BAB III.............................................................................................................................................................................. 17
REALITA PERILAKU ORGANISASI YANG ADA....................................................................................17
DI BENGKEL BIARO AUTO CENTER........................................................................................................... 17
BAB IV.............................................................................................................................................................................. 19
IMPLEMENTASI PERILAKU ORGANISASI YANG IDEAL MENURUT TEORI....................19

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG

Perilaku Organisasi adalah suatu disiplin ilmu yang mempelajari tentang


perilaku tingkat individu dan tingkat kelompok dalam suatu organisasi serta
dampaknya terhadap kinerja (baik kinerja individual, kelompok, maupun
organisasi). Perilaku organisasi juga dikenal sebagai studi tentang organisasi.
Studi ini adalah sebuah bidang telaah akademik khusus yang mempelajari
organisasi,dengan memanfaatkan metode-metode dari ekonomi, sosiologi, ilmu
politik, antropologi dan psikologi.

Disiplin-disiplin lain yang terkait dengan studi ini adalah studi tentang
sumber daya manusia dan psikologi industri.Organisasi dalam pandangan
beberapa pakar seolah-olah menjadi suatu “binatang” yang berwujud banyak,
namun tetap memiliki kesamaan konseptual. Atau dengan kata lain, rumusan
mengenai organisasi sangat tergantung kepada konteks dan perspektif tertentu
dari seseorang yang merumuskan tersebut.

Setiap manusia mempunyai tujuan yang berbeda dalam hidupnya, karena


pengaruh pengetahuan dan pengalamannya yang berbeda. Namun setiap
manusia akan sama dalam satu hal yaitu ingin mempertahankan hidup dan
memenuhi kebutuhan hidupnya.

Bagi masyarakat pada era industrialisasi sekarang ini, pekerjaan merupakan


suatu aspek kehidupan yang sangat penting. Bagi masyarakat modern bekerja
merupakan suatu tuntutan yang mendasar, baik dalam rangka memperoleh
imbalan berupa uang atau jasa, ataupun dalam rangka mengembangkan dirinya.

Komunikasi mengacu pada tindakan, oleh satu orang atau lebih, yang
mengirim dan menerima pesan, terjadi dalam suatu konteks tertentu,
mempunyai pengaruh tertentu, dan ada kesempatan untuk melakukan umpan
balik. hal Ini mengandung elemen-elemen yang ada dalam setiap tindak
komunikasi, terlepas dari apakah itu bersifat intrapribadi, antarpribadi,
kelompok kecil, pidato terbuka, atau komunikasi masa. Dalam komunikasi ini
kita juga akan menyinggung sedikit tentang Perhatian, Pemahaman dan
Mengingat Informasi.

1
2. RUMUSAN MASALAH

Masalah-masalah yang akan di pecahkan dalam makalah ini yaitu sebagai


berikut:

1. Apa saja dasar – dasar perilaku individu dalam organisasi

2. Bagaimana penerapan perilaku organisasi setiap individu di bengkel


Biaro Auto Center.

3. Bagaimana cara penerapan perilaku organisasi yang baik dan benar

3. TUJUAN MAKALAH

Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :

1. untuk mengetahui dasar – dasar perilaku individu dalam organisasi


2. untuk mengetahui penerapan perilaku organisasi setiap individu di
bengkel Biaro Auto Center
3. Untuk mengetahui cara penerapan perilaku organisasi yang baik dan
benar.

2
BAB II
PEMBAHASAN PAPARAN TEORI PERILAKU
ORGANISASI

1. KERAGAMAN DALAM ORGANISASI

Keragaman adalah suatau kondisi pada kehidupan masyarakat. perbedaan


seperti itu ada pada suku bangsa, ras, agama, budaya, dan gender.
Keragaman dalam organisasi (Diversity in Organization) merupakan suatu
hal yang sangat penting saat ini, Diversity in Organization adalah
keragaman atau perbedaan didalam suatu organisasi. Dengan keragaman,
organisasi dapat memperoleh berbagai pandangan, kemampuan, dan
berbagai hal untuk mengatasi permasalahan organisasi atau perusahaan, dan
dapat juga meningkatkan efektifitas perusahaan.
Keragaman Individu dalam Organisasi diartikan sebagai :
 kumpulan dari beberapa persamaan maupun perbedaan latar
belakang individu pada dimensi nilai, keyakinan, dan opini
 suatu hal yang penting dalam proses pengambilan keputusan
organisasi/perusahaan
 dan suatu hal yang perlu dikelola dengan baik

Beberapa aspek yang termasuk dalam keragaman organisasi adalah sebagai


berikut :

 Usia
 Latar belakang personal
 Pendidikan
 Gaya hidup
 Pengalaman kerja, dsb.

Karakteristik biografis merupakan karakteristik pribadi yang terdiri dari:

a. Usia

Hubungan antara usia dan kinerja pekerjaan kemungkinan akan


menjadi masalah yang lebih penting selama dekade mendatang.
1
b. Gender atau Jenis Kelamin

Tidak ada perbedaan yang mencolok antara pria dan wanita, kecuali jika
dikaitkan dengan budaya setempat berkaitan dengan keabsenan, bahwa wanita
lebih memiliki tingkat kebasenan yang tinggi dibandingkan dengan pria, hal ini
berkaitan dengan tanggungjawab dan fungsi dari seorang wanita dirumah
tangga.

c. Status Perkawinan

Tidak terdapat hubungan antara status perkawinan dengan produktivitas,


namun hasil riset menunjukkan bahwa karyawan yang telah menikah
mempunyai tingkat pengunduruan diri yang rendah, tingkat keabsenan yang
rendah dan lebih puas dengan pekerjaannya disbanding rekan sejawat yang
belum menikah, hal ini dapat dikaitkan dengan status perkawinan yang
menuntut suatu tanggung jawab lebih besar.

Kemampuan

Yaitu merupakan suatu kapasitas individu untuk mengerjakan berbagai


tugas dalam suatu pekerjaan, diantaranya kemampuan fisik yang merupakan
kemampuan dalam melakukan tugas-tugas yang menuntut stamina, kecekatan,
kekuatan, dan keterampilan, serta kemampuan dalam hal intelektual yaitu suatu
kemampuan dalam hal mental.

Kemampuan juga mempengaruhi langsung terhadap tingkat kinerja dan


kepuasan. Pertama, suatu analisis pekerjaan akan memberikan informasi
mengenai pekerjaan-pekerjaan yang saat ini sedang dilakukan dan kemampuan
yang diperlukan individu untuk melakukan pekerjaan dengan memadai. Kedua,
keputusan promosi dan transfer yang mempengaruhi individu yang sudah
dipekerjakan dalam organisasi hendaknya mencerminkan kemampuan para
calon. Dan alternatif yang paling baik adalah dengan memberikan pelatihan
pada karyawan.

Kemampuan dibagi menjadi 2, yaitu :

1. Kemampuan fisik
Adalah kemampuan tugas-tugas yang menuntut stamina, keterampilan,
kekuatan, dan karakteristik serupa. Penelitian terhadap berbagai
persyaratan yang dibutuhkan dalam ratusan pekerjaan telah
mengidentifikasi sembilan kemampuan dasar yang tercakup dalam

2
kinerja dari tugas-tugas fisik. Setiap individu memiliki kemampuan dasar
tersebut secara berbeda-beda.
2. kemampuan intelektual
adalah kemampuan yang dibutuhkan untuk melakukan berbagai aktivitas
mental, menalar, dan memecahkan masalah. Individu dalam sebagian
besar masyarakat menempatkan kecerdasan, dan untuk alasan yang tepat,
pada nilai yang tinggi. Individu yang cerdas juga lebih mungkin menjadi
pemimpin dalam suatu kelompok.

2. SIKAP DAN KEPUASAN KERJA

 Defenisi sikap
Menjrut G.W Alport dalam (Tri Rusmi Widayatun, 1999:218) Sikap
adalah kesiapan seseorang untuk bertindak. Seiring dengan pendapat
G.W. alport di atas Tri Rusmi Widayatun memberikan pengertian sikap
adalah “ keadaan mental dan syaraf dari kesiapan , yang diatur melalui
pengalaman yang memberikan pengaruh dinamik atau terarah terhadap
respon individu pada semua obyek dan situasi yang berkaitan
dengannya”.

Ada tiga komponen yang secara bersama-sama membentuk sikap yang utuh
(total attitude) yaitu :

1) Kognitif (cognitive)

Aspek intelektual, yang berkaitan dengan apa yang diketahui manusia, berisi
kepercayaan seseorang mengenai apa yang berlaku atau apa yang benar bagi
obyek sikap. Sekali kepercayaan itu telah terbentuk maka ia akan menjadi dasar
seseorang mengenai apa yang dapat diharapkan dari obyek tertentu. (segmen
opini atau keyakinan dari sikap).

2) Afektif (affective)

Merupakan aspek emosional dari faktor sosio psikologis, didahulukan karena


erat kaitannya dengan pembicaraan sebelumnya, aspek ini menyangkut masalah
emosional subyektif seseorang terhadap suatu obyek sikap. Secara umum

3
komponen ini disamakan dengan perasaan yang dimiliki obyek tertentu.(segmen
emosional atau perasaan dari sikap).

3) Konatif (conative)

Komponen aspek vohsional, yang berhubungan dengan kebiasaan dankemauan


bertindak. Komponen konatif atau komponen perilaku dalam struktur sikap
menunjukkan bagaimana perilaku atau kecenderungan berperilaku dengan yang
ada dalam diri seseorang berkaitan dengan obyek sikap yang dihadapi
(Notoatmodjo ,1997). (niat untuk berperilaku dalam cara tertentu terhadap
seseorang atau sesuatu).

Ketiga komponen tersebut sangat berkaitan. Secara khusus, dalam banyak


cara antara kesadaran dan perasaan tidak dapat dipisahkan. Sebagai contoh,
seorang karyawan tidak mendapatkan promosi yang menurutnya pantas ia
dapatkan, tetapi yang malah mendapat promosi tersebut adalah rekan kerjanya.
Sikap karyawan tersebut terhadap pengawasnya dapat diilustrasikan sebagai
berikut : opini, (karyawan tersebut berpikir ia pantas mendapat promosi itu),
perasaan (karyawan tersebut tidak menyukai pengawasnya), dan perilaku
(karyawan tersebut mencari pekerjaan lain). Jadi, opini / kesadaran
menimbulkan perasaan yang kemudian menghasilkan perilaku ,dan pada
kenyataannya komponen-komponen ini berkaitan dan sulit untuk dipisahkan.

 Defenisi Kepuasan Kerja


Kepuasan kerja pada dasarnya merupakan sesuatu yang bersifat
individual. Setiap individu memiliki tingkat kepuasan yang berbeda-beda
sesuai dengan sistem nilai yang berlaku pada dirinya. Makin tinggi penilaian
terhadap kegiatan dirasakan sesuai dengan keinginan individu, maka makin
tinggi kepuasannya terhadap kegiatan tersebut. Kepuasan kerja
mempengaruhi tingkat kedisiplinan karyawan, artinya jika kepuasan
diperoleh dari pekerjaan, maka kedisiplinan karyawan baik. Sebaliknya jika
kepuasan kerja kurang tercapai dalam pekerjaannya maka kedisiplinan
karyawan rendah.
Kepuasan kerja adalah sikap umum terhadap pekerjaan seseorang yang
menunjukkan perbedaan antara jumlah penghargaan yag diterima pekerja
dan jumlah yang mereka yakini seharusnya mereka terima (Robbin,
2003:78).

4
3. EMOSI DAN SUASANA HATI

1. Pengertian Emosi dan suasana hati


Menurut Stephen Robbins:
 Afek (affect) adalah sebuah istilah umum yang mencakup
beragam perasaan yang dialami orang. Afek adalah sebuah
konsep yang meliputi baik emosi maupun suasana hati.
 Emosi (emotion) adalah perasaan-perasaan intens yang ditujukan
kepada seorang atau sesuatu.
 Suasana hati (mood) adalah perasaan-perasaan yang cenderung
kurang intens dibandingkan emosi dan seringkali tanpa
rangsangan konstektual.
2. Ciri – ciri Suasana hati
 Penyebabnya seringkali umum dan tidak jelas
 Berakhir lebih lama dari emosi (jam atau hari)
 Lebih umum ( dua dimensi utama afek positif dan afek negative
yang terdiri dari berbagai emosi spesifik)
 biasanya tidak diindikasikan oleh ekspresi yang jelas.
 Bersifat kognitif.
3. Ciri – ciri Emosi
 Disebabkan oleh kejadian spesifik.
 Sangat cepat dalam durasi (detik atau menit)
 Bersifat spesifik dan banyak (banyak emosi-emosi spesifik seperti
kemarahan, rasa takut,kesedihan, kebahagiaan dan rasa terkejut)
 Biasanya disertai oleh ekspresi wajah yang jelas.
 Bersifat berorientasi tindakan
4. Suasana Hati sebagai Afeksi Positif dan Negatif
 Positive Affect
Berdampak positif sebagai suasana hati yang terdiri dari positif
emosi seperti kegembiraan, keyakinan diri, dan keceriaan pada
tinggi end, dan kebosanan, kelesuan, dan kelelahan pada akhir
rendah.

 Negative Affect
Pengaruh negatif adalah suasana hati yang terdiri dari
kegelisahan, stres, dan kecemasan pada tinggi , dan relaksasi,

5
ketenangan, dan ketenangan pada akhir rendah. Perhatikan bahwa
positif dan negatif mempengaruhi adalah suasana hati.

Emosi dan suasana hati dapat mempengaruhi kinerja karyawan,


terutama emosi negatif, namun emosi positif ternyata juga dapat
meningkatkan kinerja. Emosi dan suasana hati dapat meningkatkan
rangsangan kerja dan memotifasi karyawan untuk dapat bekerja lebih
baik.Perasaan-perasaan tertentu juga dapat menjadi persuaratan sebuah
pekerjaan.

4. KEPRIBADIAN DAN NILAI

1. Pengertian Kepribadian
Para psikolog cenderung mengartikan kepribadian sebagai suatu konsep
dinamis yang mendiskripsikan pertumbuhan dan perkembangan seluruh
sistem psikologis seseorang.Definisi kepribadian yang paling sering
digunakan di buat oleh Gordon Allort. Ia mengatakan bahwa kepribadian
adalah organisasi dinamis dalam sistem psikofisiologis individu yang
menetukan caranya untuk menyesuaikan diri secara unik terhadap
lingkungannya. Kepribadian(personality) adalah keseluruhan cara
dimana seorang individu bereaksi dan berinteraksi dengan individu lain.

PENGERTIAN KEPRIBADIAN MENURUT BEBERAPA AHLI

a. Yinger
Kepribadian adalah keseluruhan perilaku dari seorang individu dengan
system kecenderungan tertentu yang berinteraksi dengan serangkaian
instruksi.
b. M.A.W Bouwer
Kepribadian adalah corak tingkah laku social yang meliputi corak
kekuatan, dorongan, keinginan, opini dan sikap-sikap seseorang.
c. Cuber
Kepribadian adalah gabungan keseluruahan dari sifat – sifat yang
tampak dapat dilihat oleh seseorang.

6
Indikator Tipe Myers-Briggs

Myers-Briggs Type Indicator (MBTI), MBTI adalah instrumen penilaian


kepribadian yang paling sering digunakan. Instrumen penilaian berisi 100
pertanyaan mengenai bagaimana individu akan merasa atau bertindak dalam
situasi tertentu. Berdasarkan jawaban-jawaban yang diberikan dalam tes
tersebut, individu diklasifikasikan kedalam karakteristik berikut :
 Ekstraver versus Introver
Individu dengan karakterisrik ekstraver digambarkan sebagai individu
yang ramah, suka bergaul, dan tegas, sedangkan individu dengan
karakteristik introver digambarkan sebagai individu yang pendiam
dan pemalu.

 Sensitif versus Intuitif


Individu dengan karakteristik sensitif digambarkan sebagai individu
yang praktis dan lebih menyukai rutinitas dan urutan. Sebaliknya,
individu dengan karakteristik intuitif mengandalkan proses-proses
tidak sadar dan melihat “gambaran umum”
 Pemikiran versus Perasa
Individu yang termasuk dalam karakteristik pemikir menggunakan
alasan dan logika untuk menangani berbagai masalah, sedangkan
individu dengan karaktristik perasa mengandalkan nilai-nilai dan
emosi pribadi meraka.
 Memahami versus Menilai
Individu yang cenderung memiliki karakteristik memahami
menginginkan kendali dan lebih suka dunia mereka teratur dan
terstruktur, sedangkan individu dengan karakteristik menilai
cenderung lebih fleksibel.
Klasifikasi-klasifikasi tersebut kemudian dikombinasikan kedalam 16 tipe
kepribadian. Untuk mengilustrasikan hal ini, kita akan mengambil contoh.
Orang-orang INTJ adalah visioner. Mereka biasanya memiliki ide orisinil
dan dorongan yang kuat untuk mewujudkan ide dan tujuan-tujuan mereka
sendiri. Orang-orang ESTJ adalah organisator. Mereka cenderung relistis,
logis, analitis, dan tegas, serta memiliki jiwa pebisnis atau mekanik alami.
Tipe ENTP adalah konseptor. Mereka cenderung inovatif, individualistis,
cakap, dan tertarik dengan ide-ide wirausaha.
Model Kepribadian Lima besar

7
MBTI mungkin kurang memiliki bukti pendukung yang valid, tetapi hal
tersebut tidak berlaku pada model lima faktor kepribadian yang biasanya
disebut Model Lima Besar (Big Five Model).
Faktor-faktor Lima Besar mencakup :
 Ekstraversi. Dimensi ekstraversi menampilkan level kenyamanan kita
di dalam hubungan. Ekstrover cenderung ekspresif, percaya diri, dan
mampu bersosialisasi. Introver cenderung pemalu, penakut, dan
tenang.
 Keramahan. Dimensi keramahan merujuk pada kecendrungan seorang
individu untuk memahami orang lain. Orang yang ramah kooperatif,
hangat, dan mempercayai.
Orang yang berskor rendah dingin, tidak ramah dan antagonis.
 Kehati-hatian. Dimensi kehati-hatian adalah sebuah ukuran reabilitas.
Orang yang sangat hati-hati bertanggunng jawab, teratur, dapat
diandalkan, dan persisten. Mereka yang berskor rendah pada dimensi
ini mudah dialihkan, tidak teratur,
 Stabilitas emosional.
 Keterbukaan pada pengalaman

5. PERSEPSI DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN INDIVIDU

Pengertian Persepsi Menurut Para Ahli :

Rakhmat Jalaludin (1998: 51) berpendapat bahwa persepsi adalah pengalaman


tentang objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan
menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan.

Menurut Ruch (1967: 300), persepsi adalah suatu proses tentang petunjuk
petunjuk inderawi (sensory) dan pengalaman masa lampau yang relevan
diorganisasikan untuk memberikan kepada kita gambaran yang terstruktur dan
bermakna pada suatu situasi tertentu.

Menurut Asrori (2009:214) pengertian persepsi adalah “proses individu dalam


menginterprestasikan, mengorganisasikan dan memberi makna terhadap
stimulus yang berasal dari lingkungan di mana individu itu berada yang
merupakan hasil dari proses belajar dan pengalaman.”

Jenis – jenis Persepsi :

8
a. Persepsi visual

Persepsi visual dari indera penglihatan yaitu mata. Persepsi ini adalah persepsi
yang paling awal berkembang pada bayi dan memengaruhi bayi dan balita
untuk memahami dunianya. Persepsi visual adalah hasil dari apa yang kita
lihat, baik sebelum kita melihat atau masih membayangkan serta sesudah
melakukan pada objek yang dituju.

b. Persepsi auditoria atau pendengaran

Persepsi auditori merupakan persepsi yang didapatkan dari indera pendengaran


yaitu telinga. Seseorang dapat mempersepsikan sesuatu dari apa yang
didengarnya.

c. Persepsi perabaan

Persepsi perabaan merupakan persepsi yang didapatkan dari indera perabaan


yaitu kulit. Seseorang dapat mempersepsikan sesuatu dari apa yang disentuhnya
atau akibat persentuhan sesuatu dengan kulitnya.

d. Persepsi penciuman

Persepsi penciuman merupakan persepsi yang didapatkan dari indera


penciuman yaitu hidung. Seseorang dapat mempersepsikan sesuatu dari apa
yang cium.

e. Persepsi pengecapan

Persepsi pengecapanatau rasa merupakan jenis persepsi yang didapatkan dari


indera pengecapan yaitu lidah. Seseorang dapat mempersepsikan sesuatu dari
apa yang mereka ecap atau rasakan.

Pengertian Pengambilan keputusan

Pengambilan keputusan dapat dianggap sebagai suatu hasil atau keluaran


dari proses mental atau kognitif yang membawa pada pemilihan suatu jalur
tindakan di antara beberapa alternatif yang tersedia. Setiap proses pengambilan
keputusan selalu menghasilkan satu pilihan final. Keputusan dibuat untuk
mencapai tujuan melalui pelaksanaan atau tindakan.

Pengertian pengambilan keputusan menurut para ahli :

9
Dee Ann Gullies (1996) menjelaskan definisi pengambilan keputusan sebagai
suatu proses kognitif yang tidak tergesa-gesa terdiri dari rangkaian tahapan
yang dapat dianalisa, diperhalus, dan dipadukan untuk menghasilkan ketepatan
serta ketelitian yang lebih besar dalam menyelesaikan masalah dan memulai
tindakan.

Definisi yang lebih sederhana dikemukakan oleh Hani Handoko (1997),


pembuatan keputusan adalah kegiatan yang menggambarkan proses melalui
mana serangkaian kegiatan dipilih sebagai penyelesaian suatu masalah tertentu.

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi persepsi, yaitu :

1. Pelaku persepsi : penafsiran seorang individu pada suatu objek yang


dilihatnya akan sangat dipengaruhi oleh karakteristik pribadinya sendiri,
diantaranya sikap, motif, kepentingan atau minat, pengalaman masa lalu,
dan pengharapan. Kebutuhan atau motif yang tidak dipuaskan akan
merangsang individu dan mempunyai pengaruh yang kuat pada persepsi
mereka.
2. Target : Gerakan, bunyi, ukuran, dan atribut-atribut lain dari target akan
membentuk cara kita memandangnya. Misalnya saja suatu gambar dapat
dilihat dari berbagai sudut pandang oleh orang yang berbeda. Selain itu,
objek yang berdekatan akan dipersepsikan secara bersama-sama pula.
3. Situasi : Situasi juga berpengaruh bagi persepsi kita. Misalnya saja, seorang
wanita yang berparas lumayan mungkin tidak akan terlalu ‘terlihat’ oleh
laki-laki bila ia berada di mall, namun jika ia berada dipasar,
kemungkinannya sangat besar bahwa para lelaki akan memandangnya.

6. KONSEP MOTIVASI

Pengertian Motivasi

Istilah motivasi (motivation) berasal dari bahasa latin yakni movere, yang
berarti “menggerakkan” (to move). Ada banyak perumusan mengenai motivasi,
menurut Mitchell dalam winardi, motivasi mewakili proses-proses psikologika,
yang menyebabkan timbulnya, diarahkanya dan terjadinya persistensi kegiatan-
kegiatan suka rela (volunter) yang diarahkan ketujuan tertentu.[1]

Selanjutnya menurut Greenberg dan Baron (1993:114) adalah suatu


proses yang mendorong, mengarahkan dan memelihara perilaku manusia

10
kearah pencapaian tujuan.[2] Menurut RA. Supriyono, motivasi adalah
kemampuan untuk berbuat sesuatu sedangkan motif adalah kebutuhan,
keinginan, dorongan untuk berbuat sesuatu.Motivasi seseorang di pengaruhi
oleh stimuli kekuatan, intrinsic yang ada pada individu yang
bersangkutan.Stimuli eksternal mungkin dapat pula mempengaruhi motivasi
tetapi motivasi itu sendiri mencerminkan reaksi individu terhadap stimuli
tersebut.

Berdasarkan beberapa pengertian diatas maka dapat diambil kesimpulan


bahwa motivasi adalah suatu proses seorang individu dalam berperilaku
sedemikian rupa sehingga mau bekerja atau bertindak demi tercapainya tujuan
organisasi. Motivasi juga merupakan kesediaan untuk mengeluarkan tingkat
upaya yang tinggi untuk tujuan organisasi yang dikondisikan oleh kemampuan
upaya itu dalam memenuhi beberapa kebutuhan individual.

Teori Motivasi Kontemporer

1. Teori Kebutuhan McClelland

Dari McClelland dikenal tentang teori kebutuhan untuk mencapai prestasi


atau Need for Acievement (N.Ach) yang menyatakan bahwa motivasi berbeda-
beda, sesuai dengan kekuatan kebutuhan seseorang akan prestasi.

2. Teori Evaluasi Kognitif

Teori ini menyatakan bahwa tujuan yang khusus dan sulit akan
mengantarkan ke kinerja yang lebih tinggi. Intensi yang diucapkan dengan
istilah tujuan yang sukar dan spesifik merupakan suatu kekuatan motivasi yang
ampuh. Pada kondisi yang tepat, intensi ini dapat mengantar ke kinerja yang
lebih tinggi. Tetapi, tidak ada bukti yang mendukung gagasan bahwa tujuan
semacam itu berkaitan dengan peningkatan kepuasan kerja.

3. Teori Penetapan Tujuan

Teori ini menyatakan bahwa tujuan yang khusus dan sulit akan
mengantarkan ke kinerja yang lebih tinggi. Intensi yang diucapkan dengan

11
istilah tujuan yang sukar dan spesifik merupakan suatu kekuatan motivasi yang
ampuh. Pada kondisi yang tepat, intensi ini dapat mengantar ke kinerja yang
lebih tinggi. Tetapi, tidak ada bukti yang mendukung gagasan bahwa tujuan
semacam itu berkaitan dengan peningkatan kepuasan kerja.

4. Teori Efektivitas Diri

Efektivitas diri yang dikenal sebagai “teori kognitif sosial” atau “teori
pembelajaran sosial”. Semakin tinggi efektivitas diri seseorang, semakin tinggi
rasa percaya diri yang ia miliki dalam kemampuannya untuk berhasil dalam
suatu tugas. Jadi, dalam situasi-situasi sulit, kita merasa bahwa individu yang
memiliki efektivitas diri rendah cenderung mengurangi usaha mereka atau
menyerah, sementara individu dengan efektivitas diri tinggi akan berusaha lebih
keras untuk mengalahkan tantangan.

5. Teori Penguatan

Teori penguatan adalah teori di mana perilaku merupakan sebuah fungsi dari
konsekuensi-konsekuensinya jadi teori tersebut mengabaikan keadaan batin
individu dan hanya terpusat pada apa yang terjadi pada seseorang ketika ia
melakukan tindakan.

6. Teori Harapan

Victor H. Vroom, dalam bukunya yang berjudul “Work And Motivation”


mengetengahkan suatu teori yang disebutnya sebagai “Teori Harapan”. Menurut
teoriini, motivasi merupakan akibat suatu hasil dari yang ingin dicapai oleh
seorang dan perkiraan yang bersangkutan bahwa tindakannya akanmengarah
kepada hasil yang diinginkannya itu. Artinya, apabila seseorang sangat
menginginkan sesuatu, dan jalan tampaknya terbuka untuk memperolehnya,
yang bersangkutan akan berupaya mendapatkannya.

7. Teori Kaitan Imbalan dengan Prestasi

Menurut model ini, motivasi seorang individu sangat dipengaruhi oleh


berbagai faktor, baik yang bersifat internal maupun eksternal. Termasuk pada
faktor internal adalah :persepsiseseorang mengenai diri sendiri, harga diri,
harapan pribadi, kebutuhan, keinginan, kepuasan kerja, dan prestasi kerja yang
dihasilkan. Sedangkan faktor eksternal mempengaruhi motivasi seseorang,
antara lain ialah ; jenis dan sifat pekerjaan, kelompok kerja dimana seseorang

12
bergabung, organisasi tempat bekerja, situasi lingkungan pada umumnya,
sistem imbalan yang berlaku dan cara penerapannya.

8. Teori Keadilan

Teori keadilan adalah teori bahwa individu membandingkan masukan-


masukan dan hasil pekerjaan mereka dengan masukan-masukan dan hasil
pekerjaan orang lain, dan kemudian merespons untuk menghilangkan
ketidakadilan. Teori ini terletak pada pandangan bahwa manusia terdorong
untuk menghilangkan kesenjangan antara usaha yang dibuat bagi kepentingan
organisasi dengan imbalan yang diterima.

7. MOTIVASI : DARI KONSEP MENJADI PENERAPAN

Menurut Munandar (2001:357) ada lima ciri-ciri intrinsik pekerjaan yang


mengatakan kaitannya dengan kepuasan kerja untuk banyak sekali macam
pekerjaan. Kelima ciri intrinsik tersebut yaitu sebagai diberikut.

1. Keragaman ketrampilan (skill variety)

Banyaknya ketrampilan yang dibutuhkan untuk melaksanakan pekerjaan. Makin


banyak ragam ketrampilan yang digunakan, makin kurang membosankan
pekerjaan.

2. Jati diri Tugas (task identity)

Tingkat sejauh mana penyelesaian pekerjaan secara keseluruhan sanggup dilihat


kesudahannya dan sanggup dikenali sebagai hasil kinerja seseorang. Tugas yang
dirasakan sebagai serpihan dari pekerjaan yang lebih besar dan yang dirasakan
tidak ialah satu kelengkapan tersendiri mengakibatkan rasa tidak puas.

3. Tugas yang penting (task significance)

13
Tingkat sejauh mana pekerjaan memiliki dampak yang berarti bagi kehidupan
orang lain, baik orang tersebut ialah rekan sekerja dalam suatu perusahaan yang
sama maupun orang lain di lingkungan sekitar. Jika kiprah dirasakan penting
dan berarti oleh tenaga kerja, maka ia cenderung memiliki kepuasan kerja.

4. Otonomi

Tingkat kebebasan pemegang kerja, yang memiliki pengertian


ketidaktergantungan dan keleluasaan yang dibutuhkan untuk menjadwalkan
pekerjaan dan memutuskan mekanisme apa yang akan dipakai untuk
menyelesaikannya. Pekerjaan yang memdiberi kebebasan, ketidaktergantungan
dan peluang mengambil keputusan akan lebih cepat mengakibatkan kepuasan
kerja.

5. Umpan balik

Tingkat kinerja aktivitas kerja dalam memperoleh gosip ihwal keefektifan


kegiatannya. Pemdiberian balikan pada pekerjaan menolong meningkatkan
tingkat kepuasan.

14
BAB III
REALITA PERILAKU ORGANISASI YANG ADA
DI BENGKEL BIARO AUTO CENTER

1. Keragaman dalam organisasi


a. Usia
Karyawan bengkel biaro auto center rata – rata berusia 20 – 40 th.
b. Gender atau jenis kelamin
Seluruh karyawan bengkel biaro auto center berjenis kelamin laki – laki.
c. Status perkawinan
Sebagian kecil sudah menikah, sebagian besar belum menikah.

Dari segi kemampuan :

a. Kemampuan fisik, semua karyawan bengkel biaro auto center tidak


mempunyai kendala di kemampuan fisik.
b. Kemampuan intelektual, latar belakang pendidikan karyawan bengkel
biaro auto center rata – rata adalah SD – SMA.

2. Sikap dan kepuasan kerja


Karyawan cukup puas bekerja di bengkel biaro auto center, mereka
sudah bekerja untuk waktu yang panjang. Dan mereka sudah memperoleh
Upah Minimum Regional (UMR), disaat banyak pekerja yang belum bisa
menerima UMR tersebut.

3. Emosi dan suasana hati


Karyawan bekerja dengan penuh semangat, tanpa masalah.

4. Kepribadian dan nilai


Latar belakang karyawan berasal dari suku minang dan sunda, bagi
karyawan yang berasal dari suku minang tidak mengalami persoalan yang
berarti, karena memang berada pada lingkungan bukittinggi agam yang
mayoritas penduduknya adalah orang minang. Dan karyawan yang berasal
dari suku sunda juga tidak mengalami persoalan yang berarti, karena
karakter orang sunda sangat sopan dan santun sehingga tidak ada persoalan
yang berarti.

15
5. Persepsi dan pengambilan keputusan
Pengambilan keputusan dilakukan oleh pemilik perusahaan dan
sekaligus pengelola.

6. Konsep motivasi
Pada waktu – waktu tertentu perusahaan memberikan kesempatan kepada
karyawan untuk berjalan – jalan ke daerah – daerah tujuan wisata yang ada
di sumatera barat.

7. Motivasi : dari konsep menjadi penerapan


Perusahaan tidak mempunyai konsep khusus dalam memotivasi
karyawan.

16
BAB IV
IMPLEMENTASI PERILAKU ORGANISASI YANG IDEAL
MENURUT TEORI

1. Keragaman dalam organisasi


a. Usia
Usia yang bekisar antara 20 – 40 th adalah kelempok usia yang sangat
ideal, karena usia tersebut adalah usia yang produktif.
b. Gender atau jenis kelamin
Sebaiknya ada variasi gender, karena tidak semua pelanggan adalah laki
– laki.
c. Status perkawinan
Karyawan yang sudah dewasa dan memang sudah di usia menikah pada
umumnya sudah menikah, dan karyawan yang belum menikah
umumnya berusia awal 20 tahuan, jadi sudah mendekati ideal.
Dari segi kemampuan :
a. Kemampuan fisik, umumnya karyawan biaro auto center mempunyai
kekuatan fisik yang sudah bagus untuk pekerjaan – pekerjaan yang
bergantung pada kekuatan fisik.
b. Kemampuan intelektual, kondisi karyawan sudah cocok dengan
kebutuhan ideal perusahaan.

2. Sikap dan kepuasan kerja


Sudah ideal karena kepuasan kerja karyawan sudah terpenuhi oleh
perusahaan.

3. Emosi dan suasana hati


Sudah ideal

4. Kepribadian dan nilai


Sudah ideal

5. Persepsi dan pengambilan keputusan


Untuk kondisi perusahaan dengan usaha menengah sudah cukup ideal

17
6. Konsep motivasi
Sudah ideal

7. Motivasi : dari konsep menjadi penerapan


Perusahan sebaiknya bisa memberika reward yang memadai untuk
karyawan berupa bonus dan insentif.

18

Anda mungkin juga menyukai